• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT DALAM HEALTH SEEKING BEHAVIOR (Studi Pada Masyarakat Dusun Sumber Jambe)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT DALAM HEALTH SEEKING BEHAVIOR (Studi Pada Masyarakat Dusun Sumber Jambe)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MASYARAKAT DALAM HEALTH SEEKING BEHAVIOR

(Studi Pada Masyarakat Dusun Sumber Jambe)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

ABDUL MUKAFFI

NIM : 201210420311079

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MASYARAKAT DALAM HEALTH SEEKING BEHAVIOR

(Studi Pada Masyarakat Dusun Sumber Jambe)

SKRIPSI

Disusun Oleh : ABDUL MUKAFFI NIM : 201210420311079

Di Ujikan

Pada Tanggal 6 Agustus 2016

Penguji I, Penguji II

Faqih Ruhyanuddin S.Kep.,Ns.,M.Kep,Sp.KMB. Nur Aini, S.Kep,. Ns,. M.Kep.

NIP. UMM 112.0309.0391 NIP. UMM 114.1410.0552

Penguji III, Penguji IV,

Edi Purwanto S.Kep.,Ns.,M.Ng. Nur Lailatul Masruroh S.Kep. Ns.,MNS NIP. UMM 112.0508.0426 NIP. UMM112.0501.0421

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Dalam Health Seeking Behavior (Studi Pada Masyarakat Dusun Sumber Jambe)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan dengan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep,. Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, S.Kep,. Ns,. M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Faqih Ruhyanuddin S.Kep.,Ns.,M.Kep,Sp.KMB selaku Dosen Pembimbing I

yang senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan kepada peneliti.

4. Nur Aini, S.Kep,. Ns,. M.Kep selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan kepada peneliti.

5. Kedua orang tua dan keluarga, yang selalu mendoakan, memberi dukungan moril, material, spiritual, motivasi, dan kasih sayang bagi peneliti selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat serta membantu sehingga skripsi ini dapat selesai.

(4)

iv

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Malang, 06 Agustus 2016

(5)

v ABSTRACT

ANALYSIS FACTORS AFFECTING THE SOCIETY IN HEALTH SEEKING BEHAVIOR

(Studies in Society Source Jambe Hamlet)

Abdul Mukaffi1,Faqih Ruhyanuddin, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB.2 Nur Aini, S. Kep., Ns ,. M.Kep3

Background: Health Behavior is the second largest after the environmental factors affecting the health of individuals, groups, and communities. Health behaviors are grouped into two, namely the behavior of healthy people to take action to continue to maintain their health(healthybehavior)and the behavior of people who are sick to take action to obtain healing(health-seeking behavior). Health-seeking behavior can be influenced by several factors. Therefore, this study aimed to determine the factors that affect the community in health-seeking behavior.

Methods: The design of this research is descriptive analyticapproach. cross sectional The research was conducted in April 2016 in the village of Sumber Jambe village Jambesari subjects of this study 80 samples were selected bytechnique, quota sampling the research instruments using questionnaires. The independent variable in the study was a factor of vulnerability, seriousness, benefits and barriers, signals and signs. Analysis of the data used is a multivariate analysis withanalysis. Multiple Logistic Regression

Results:Regression Multiple Logistic showed the most dominant variable affecting the health seeking behavior is perceived vulnerability factor with a value (0.009 <0.05), while the other variables no relationship .

Discussion: susceptibility factors are more dominant than the other factors because many respondents felt themselves and their families vulnerable to contracting the disease that encourages a person to adopt healthy behaviors. Expected local community understand more about the disease, so that people can deal with the disease quickly and precisely.

Keywords: Health seeking behavior, perceived vulnerability, the seriousness is felt.

1. The Student of Nursing Science, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang

2. Lecturer of Nursing Science, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang

(6)

vi ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT DALAM HEALTH SEEKING BEHAVIOR

(Studi Pada Masyarakat Dusun Sumber Jambe)

Abdul Mukaffi1, Faqih Ruhyanuddin, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB.2 Nur Aini, S.Kep., Ns,. M.Kep3

Latar Belakang: Perilaku kesehatan merupakan faktor terbesar kedua setelah lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, dan masyarakat. Perilaku kesehatan dikelompokkan menjadi dua yaitu yaitu perilaku orang yang sehat melakukan tindakan untuk terus mempertahankan kesehatannya (healthy behavior) dan perilaku orang yang sakit melakukan tindakan untuk memperoleh penyembuhan (health seeking behavior). Health seeking behavior dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam health seeking behavior.

Metode Penelitian: Desain Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2016 di dusun Sumber Jambe desa Jambsari Subyek penelitian ini sebanyak 80 sampel yang dipilih dengan teknik Quota Sampling, dengan instrumen penelitian menggunakan kuisioner. Variabel independent pada penelitian adalah faktor kerentanan, keseriusan, manfaat dan rintangan-rintangan, isyarat dan tanda-tanda. Analisis data yang digunakan yaitu analisis multivariat dengan analisis Regresi Logistik Ganda.

Hasil: Hasil uji Regresi Logistik Ganda menunjukkan variabel yang paling dominan mempengaruhi health seeking behavior adalah faktor kerentanan yang dirasakan dengan nilai (0,009 < 0,05) sedangkan variabel yang lainnya tidak ada hubungan.

Diskusi: Faktor kerentanan lebih dominan dari pada faktor-faktor yang lainnya dikarenakan banyak responden yang merasa dirinya dan keluarganya rentan untuk terkena penyakit sehingga mendorong seseorang untuk mengadopsi perilaku sehat. Diharapkan masyarakat setempat lebih memahami tentang penyakit, agar masyarakat bisa menangani penyakit tersebut dengan cepat dan tepat.

Kata Kunci: Health seeking behavior, kerentanan yang dirasakan, keseriusan yang dirasakan.

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Abstrak ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat Akademis ... 6

1.4.2 Manfaat Klinis ... 6

1.4.3 Manfaat Masyarakat ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perilaku ... 8

2.2 Bentuk Perilaku ... 9

2.3 Dasar Psikologis perilaku ... 10

2.4 Perubahan perilaku ... 11

2.4.1 Teori-Teori Perubahan perilaku ... 12

2.4.2 Bentuk Perubuhan perilaku ... 14

2.4.3 Strategi Perubahan Perilaku ... 15

2.5 Domain Perilaku ... 17

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku ... 20

2.7 Perilaku Kesehatan ... 22

2.8 Perilaku Pencarian Penyembuhan (health seeking behavior) ... 26

2.9 Model Kepercayaan Kesehatan (health belief model) ... 30

2.9.1 Pengertian Health Belief Model ... 30

2.9.2 Kerangka Teori Health Belief Model ... 34

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ... 42

3.2 Hipotesis Penelitian ... 44

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 45

4.2 Kerangka Kerja ... 46

4.3 Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel ... 47

4.3.1 Populasi ... 47

4.3.2 Teknik Sampling ... 47

4.3.3 Sampel... 47

(8)

viii

4.4.1 Variabel Independent ... 48

4.4.2 Variabel Dependent ... 48

4.5 Definisi Operasional ... 48

4.6 Tempat Penelitian ... 50

4.7 Waktu Penelitian ... 50

4.8 Instrumen Penelitian ... 51

4.8.1 Kuesioner ... 51

4.9 Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 53

4.9.1 Uji Validitas ... 53

4.9.2 Uji Reabilitas ... 54

4.10 Prosedur Pengumpulan Data ... 55

4.10.1 Tahap Pengumpulan Data ... 56

4.10.2 Tahap Pengelolahan Data ... 56

4.11 Analisa Data ... 57

4.12 Etika Penelitian ... 58

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Data Umum ... 60

5.1.1 Identitas Pribadi Responden Berdasarkan Usia Pada Masyarakat Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016 ... 60

5.1.2 Karakteristik Responden ... 61

5.2 Data Khusus ... 62

5.2.1 Faktor Kerentanan Yang Dirasakan Masyarakat Di Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016 ... 62

5.2.2 Faktor Keseriusan Yang Dirasakan Mayarakat Di Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016 ... 63

5.2.3 Faktor Manfaat Dan Rintangan-Rintangan Yang Dirasakan Masyarakat Di Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016 ... 64

5.2.4 Faktor Isyarat Atau Tanda-Tanda Dalam Masyarakat Di Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016 ... 66

5.2.5 Health Seeking Behavior Dalam Masyarakat Di Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016 ... 67

5.3 Pengujian Hubungan Faktor-Faktor Health Belief Model Masyarakat Dalam Health Seeking Behavior Di Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016... 70

5.3.1 Faktor Kerentanan Yang Dirasakan Pada Masyarakat Dalam Health Seeking Behavior Di Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016 ... 70

(9)

ix

Dirasakan Masyarakat Dalam Health Seeking Behavior

Di Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April

Tahun 2016 ... 73

5.3.4 Faktor Isyarat Atau Tanda-Tanda Yang Dirasakan Masyarakat Dalam Health Seeking Behavior Di Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016 ... 74

5.4 Faktor-Faktor Paling Dominan Yang Mempengaruhi Masyarakat Dalam Health Seeking Behavior Di Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016... 76

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Gambaran Faktor-Faktor Health Belief Model Masyarakat Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016 ... 78

6.2 Health Seeking Behavior Masyarakat Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016 ... 83

6.3 Hubungan Faktor-Faktor Health Belief Model Dalam Health Seeking Behavior Masyarakat Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016 ... 84

6.4 Faktor-Faktor Yang Dominan Mempengaruhi Masyarakat Dalam Health Seeking Behavior Di Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April 2016 ... 89

6.5 Keterbatasan Penelitian... 90

6.6 Implikasi Keperawatan... 90

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan ... 92

7.2 Saran ... 93

Daftar Pustaka ... 94

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 49 Tabel 4.2 Kisi – Kisi Pertanyaan ... 52 Tabel 5.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia Pada Masyarakat

Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016 ... 60 Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin,

Pendidikan, Agama, Pekerjaan, Dan Suku Bangsa Di

Dusun Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016 ... 61 Tabel 5.3 Penjabaran kuesioner faktor kerentanan yang dirasakan

masyarakat di dusun Sumber Jambe pada bulan April

tahun 2016 ... 62 Tabel 5.4 Penjabaran kuesioner faktor keseriusan yang dirasakan

masyarakat di dusun Sumber Jambe pada bulan

April tahun 2016 ... 64 Tabel 5.5 Penjabaran kuesioner faktor manfaat dan rintangan

-rintangan yang dirasakan masyarakat di dusun

Sumber Jambe pada bulan April tahun 2016 ... 65 Tabel 5.6 Penjabaran kuesioner faktor isyarat atau tanda-tanda

dalam masyarakat di dusun Sumber Jambe pada

bulan April tahun 2016 ... 67 Tabel 5.7 Penjabaran kuesioner health seeking behavior Dalam

masyarakat di dusun Sumber Jambe pada bulan

April tahun 2016 ... 68 Tabel 5.8 Tabulasi Silang Antara Faktor Kerentanan Yang

Dirasakan Masyarakat Dalam Health Seeking Behavior

(11)

xi

Tabel 5.9 Chi Square Test Faktor Kerentanan Yang Dirasakan Pada Masyarakat Dalam Health Seeking Behavior Di Dusun

Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016 ... 71 Tabel 5.10 Tabulasi Silang Antara Faktor Keseriusan Yang Dirasakan

Masyarakat Terhadap Health Seeking Behavior Di Dusun

Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016 ... 71 Tabel 5.11 Chi Square Test Faktor Keseriusan Yang Dirasakan

Masyarakat Dalam Health Seeking Behavior Di Dusun

Sumber Jambe Pada Bulan April Tahun 2016 ... 72 Tabel 5.12. Tabulasi Silang Antara Faktor Manfaat Dan Rintangan

-Rintangan Yang Dirasakan Masyarakat Terhadap

Health Seeking Behavior Di Dusun Sumber Jambe

Pada Bulan April Tahun 2016 ... 73 Tabel 5.13. Chi Square Test Faktor Manfaat Dan Rintangan

-Rintangan Yang Dirasakan Masyarakat Dalam

Health Seeking Behavior Di Dusun Sumber Jambe

Pada Bulan April Tahun 2016 ... 74 Tabel 5.14. Tabulasi Antara Faktor Isyarat Atau Tanda-Tanda

Yang Dirasakan Masyarakat Terhadap Health Seeking Behavior Di Dusun Sumber Jambe Pada Bulan

April Tahun 2016 ... 74 Tabel 5.15. Chi Square Test Faktor Isyarat dan Tanda-Tanda Yang

Dirasakan Masyarakat Dalam Health Seeking Behavior

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Health Belief Model ... 34 Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 42 Gambar 4.1 Kerangka Kerja ... 46 Gambar 5.1 Frekuensi faktor kerentanan yang dirasakan masyarakat

di dusun Sumber Jambe pada bulan April tahun 2016 ... 62 Gambar 5.2 Diagram frekuensi faktor keseriusan yang dirasakan

masyarakat di dusun Sumber Jambe pada bulan April

tahun 2016 ... 63 Gambar 5.3 Frekuensi faktor manfaat dan rintangan-rintangan yang

dirasakan masyarakat di dusun Sumber Jambe pada bulan

April tahun 2016 ... 65 Gambar 5.4 Frekuensi faktor kerentanan yang dirasakan masyarakat

di dusun Sumber Jambe pada bulan April tahun 2016 ... 66 Gambar 5.5 Frekuensi faktor manfaat dan rintangan-rintangan yang

dirasakan masyarakat di dusun Sumber Jambe pada bulan

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Studi Pendahuluan Dan Penelitian Lampiran 2 Lembar Penjelasan Menjadi Responden Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 Lembar Kuesioner

Lampiran 5 Validitas Dan Rehabilitas Lampiran 6 Tabulasi Data

Lampiran 7 Hasil Uji Chi-Square Lampiran 8 Hasil Uji Regresi Logistik

Lampiran 9 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 10 Lembar konsultasi bimbingan

(14)

95

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, A,.Baar, A.V,. Fischer, R,. Bomu, G,. Gona J.K,. Newton, C.R,. (2013). Socio-cultural determinants of health-seeking behaviour on the kenyan coast: A qualitative study. Health seeking behavior at the kenyan coast, 8 (11).

Akompab, D.A., Bi, P., Williams. S., Grant, J., Walker I.A., & Augoustinos, M. (2013) Heat waves and climate change: applying the health belief model to identify predictors of risk perception and adaptive behaviours in adelaide, australia. International journal of environmental research and public health., 10.

Cao, Z. J., Chen, Y., & Wang, S.M. (2014). Health belief model based evaluation of school health education programme for injury prevention among high school students in the community context. Laboratory of public health safety , 14 (26). Hanaa, A. A. Yossif & Hend, A. EL Sayed. (2014). Effect of self learning package

based on health belief model on cervical cancer prevention among female university students. IOSR journal of nursing and health science, 3 (6).

Kholid, A. (2012). Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, Dan Aplikasinya. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Naghashpour, M., Shakerinejad, G., Lourizadeh, M.R., Hajinajaf, S., & Jarvandi, F. (2014). Nutrition education eased on health belief model improves dietary calcium intake among female students of junior high schools.Nutrition education and calcium intake, 32 (3).

Noorkasiani,. Heryanti,. & Ismail, Rita. (2009). Sosiologi keperawatan. Jakarta:EGC. Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ____________ . (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

____________ .(2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed.Rev. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Ed.II.

Jakarta selatan : Selemba medika.

Orji, R., Vassileva, J., & Mandryk, R. (2012). Towards an effective health interventions design: an extension of the health belief model. Online journal of public health informatics ,4 (3).

Poortaghi, S,. Ralesifar, A,. Bozorgzad, P,. Golzari, S.E.J, Golzari,. Parvizy, S,. & Rafii, F,. (2015). Evolutionary concept analysis of health seeking behavior in nursing: a systematic review. School of nursing & midwifery, 15 (523).

Priyoto. (2014). Teori Sikap & Perilaku Dalam Kesehatan Dilengkapi Contoh Kuesioner. Jakarta : Nuha Medika.

(15)

96

Putrie, M.V., Ruslami, R,. & Apriani, L. (2012). Health seeking behavior among patients with tuberculosis in Dr.Hasan Sadikin general hospital Bandung. Althea medical journal, 2 (3).

Setiadi. (2013). Konsep dan praktik penulisan riset keperawatan. Ed.II. Yogyakarta : Graha ilmu.

Siddiqui, K. (2013). Heuristics for sample size determination in multivariate statistical techniques. World applied sciences journal, 27 (2).

Susila, S. (2015). Metodelogi penelitian cross sectional kedokteran dan kesehatan. Klaten Selatan : Bossscript.

Wawan,A., Dewi,M. (2011). Teori & Pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku maunisa. Yogyakarta : Nuha medika.

Widyastuti, P. (2008) Metode pendidikan kesehatan masyarakat. Ed II. Jakarta :EGC. Zhao, J., Song, F., Ren, S., Wang, Y., Wang, L., Liu, W,. Wan, Y., Xu, H., Zhou, T.,

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah kebutuhan dasar manusia seperti dijelaskan pada UU

No.36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual,

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial

dan ekonomi. Menurut pengertian ini, kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan

yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial, yang merupakan suatu

keadaan yang dinamis, dimana individu menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan

eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan

kesehatannya dan salah satu indikator yang mencerminkan kesehatan pada

masyarakat adalah perilaku kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri

(Purwoastuti & Walyani, 2015).

Perilaku kesehatan merupakan faktor terbesar kedua setelah lingkungan

yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, dan masyarakat, oleh karena itu

pentingnya mengetahui perilaku kesehatan yang ada pada masyarakat. Perilaku

kesehatan dikelompokkan menjadi dua, yaitu perilaku orang yang sehat melakukan

tindakan untuk terus mempertahankan kesehatannya (healthy behavior) dan perilaku

orang yang sakit melakukan tindakan untuk memperoleh penyembuhan (health seeking

behavior) (Notoatmodjo, 2012).

Data profil kesehatan Indonesia 2007 yang dikutip didalam Notoadmodjo

(17)

2

penyembuhan di dapatkan pola pencarian pengobatan yang dilakukan masyarakat

sesuai urutan paling tinggi adalah puskesmas dengan persentase 33,50%, kemudian

praktek dokter 25,38%, petugas kesehatan lainnya 23,55%, rumah sakit 9,83% dan

kemudian didapatkan hasil 6,23% masyarakat Indonesia masih memilih untuk

berobat secara tradisional atau dukun menjadi pilihan masyarakat pada waktu mereka

sakit. Kemudian dari salah satu penelitian yang dilakukan di RS.Hasan Sadikin

tentang “health seeking behavior among patients with tuberculosis” pada bulan November

tahun 2012, dari 32 responden sebanyak 57% berusaha untuk pengobatan awal

dengan pergi ke perawatan kesehatan profesional, sisanya mencari pengobatan

tradisional 7% , selftreatment 29% , dan 7% tidak melakukan pengobatan apapun

sebelum ke rumah sakit (Putrie et al, 2015).

Hasil studi pendahuluan melalui wawancara kepada perawat poliklinik desa

Jambesari pada tanggal 10 Desember 2015 bahwa dari 2100 kepala keluarga atau

terdiri dari 6838 masyarakat desa Jambesari kurang lebih 30% masyarakat yang ada di

desa Jambesari tidak memperhatikan perilaku kesehatan yang tepat dalam pencarian

pengobatan ketika sakit (health seeking behavior). Desa Jambesari dibagi menjadi tiga

dusun, yaitu dusun Sumber Jambe, dusun Sumber sari, dan dusun Pabrikan.

Masyarakat tersebut melakukan pencarian pengobatan untuk memperoleh

penyembuhan dengan pergi ke dukun, yang dimaksudkan dukun disini adalah dukun

yang mengkaitkan penyakit dengan hal-hal yang gaib dan cara penyembuhan yang

tidak masuk akal seperti menyediakan sesajen dan lain sebagainya. kemudian jika

pengobatan tidak berhasil dilakukan di tempat dukun tersebut, barulah masyarakat

sekitar memilih pergi ke tempat pelayanan kesehatan yang ada di desa yaitu poliklinik

(18)

3

sering mengobati keluarganya yang sakit ke dukun, dengan alasan penyakitnya lebih

cepat disembuhkan oleh dukun dari pada menggunakan pelayanan kesehatan.

Perilaku memperoleh penyembuhan atau pengobatan (health seeking

behavior) adalah perilaku orang atau masyarakat yang sedang mengalami sakit atau

masalah kesehatan lain untuk memperoleh pengobatan sehingga sembuh atau teratasi

masalah kesehatannya, perilaku memperoleh penyembuhan ini dipengaruhi oleh

gejala penyakit dan durasi penyakit mereka, sehingga masyarakat melakukan perilaku

pencarian penyembuhan atau pengobatan yang dapat meningkatan status kesehatan

yang dianggap dapat menyelesaikan masalah kesehatannya (Abubakar et al, 2013).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam health

seeking behavior dengan menggunakan salah satu pendekatan model pelayanan

kesehatan yaitu model kepercayaan kesehatan (health belief model) karena didalamnya

terdapat faktor-faktor atau variabel-variabel kunci yang berkaitan tentang health seeking

behavior. Health belief model adalah suatu bentuk penjabaran dari model sosio-psikologis,

munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem-problem kesehatan

ditandai oleh kegagalan-kegagalan orang atau masyarakat untuk menerima

usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh provider

dan menurut teori health belief model, apabila individu bertindak untuk melawan atau

mengobati penyakitnya, terdapat empat faktor atau sub variabel kunci yang terlibat

didalam tindakan tersebut, yakni kerentanan yang dirasakan terhadap suatu penyakit,

keseriusan yang dirasakan, manfaat yang diterima dan rintangan yang dialami dalam

tindakannya melawan penyakitnya, dan isyarat atau tanda-tanda (Notoatmodjo, 2010).

Faktor-faktor yang terdapat didalam health belief model sangat berpengaruh

(19)

4

yang mengalami sakit atau gangguan kesehatan, pengunaan health belief model ini adalah

salah satu yang paling banyak digunakan dan dikembangkan untuk memahami

perilaku kesehatan, model ini menyatakan bahwa pasien memiliki pilihan dan mampu

membuat keputusan yang sesuai dengan kesehatan mereka (Naghashpour et al, 2014).

Berdasarkan uraian masalah yang telah disebutkan di atas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

masyarakat dalam health seeking behavior (studi pada masayarakat dusun Sumber

Jambe)”, yang berada di desa Jambesari, kecamatan Poncokusumo, kabupaten

Malang. Karena diharapkan dari penelitian ini didapatkan hasil yang dapat membantu

tenaga kesehatan yang ada di desa Jambesari agar bisa mengatasi faktor-faktor yang

melatar belakangi masalah dalam pencarian pengobatan atau penyembuhan yang ada

pada masyarakat desa Jambesari.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perilaku masyarakat dusun Sumber Jambe dalam melakukan health

seeking behavior.

2. Faktor health belief model (Kerentanan yang dirasakan terhadap suatu penyakit,

keseriusan yang dirasakan, manfaat yang diterima dan rintangan yang dialami

dalam tindakan melawan penyakit, isyarat atau tanda-tanda) apa saja

mempengaruhi health seeking behavior pada masyarakat dusun Sumber Jambe.

3. Faktor health belief model manakah yang paling dominan dalam

(20)

5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor health belief model (Kerentanan yang dirasakan

terhadap suatu penyakit, keseriusan yang dirasakan, manfaat yang diterima dan

rintangan yang dialami dalam tindakan melawan penyakit, isyarat atau tanda-tanda)

yang mempengaruhi perilaku kesehatan pada masyarakat dalam health seeking behavior,

sehingga perawat dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran faktor-faktor health belief model pada masyarakat dusun

Sumber Jambe yang meliputi:

a. Kerentanan yang dirasakan terhadap suatu penyakit.

b. Keseriusan yang dirasakan.

c. Manfaat yang diterima dan rintangan yang dialami dalam tindakan

melawan penyakit.

d. Isyarat atau tanda-tanda.

2. Mengetahui gambaran health seeking behavior pada masyarakat dusun Sumber

Jambe.

3. Menganalisis hubungan faktor-faktor health belief model pada masyarakat

dusun Sumber Jambe yang meliputi:

a. Menganalisis hubungan faktor kerentanan yang dirasakan terhadap

suatu penyakit dengan health seeking behavior.

b. Menganalisis hubungan faktor keseriusan yang dirasakan dengan

(21)

6

c. Menganalisis hubungan faktor manfaat yang diterima dan rintangan

yang dialami dalam tindakan melawan penyakit dengan health seeking

behavior.

d. Menganalisis hubungan faktor isyarat atau tanda-tanda dengan health

seeking behavior.

4. Mengetahui faktor-faktor helath belief model yang paling dominan dalam

mempengaruhi health seeking behavior.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan mahasiswa

untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor health belief model (Kerentanan yang

dirasakan terhadap suatu penyakit, keseriusan yang dirasakan, manfaat yang diterima

dan rintangan yang dialami dalam tindakan melawan penyakit, isyarat atau

tanda-tanda) dalam health seeking behavior yang ada pada masyarakat sehingga dapat menjadi

bekal ilmu saat tugas dikemudian hari.

1.4.2 Manfaat Klinis

1. Sebagai bahan masukan pelayanan kesehatan yang ada di desa Jambesari

agar dapat mengetahui pengaruh faktor-faktor health belief model dalam health

seeking behavior masyarakat yang ada di sekitarnya.

2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan pelayanan

kesehatan agar dapat mengoptimalkan pemberian pelayanan kesehatan

(22)

7

1.4.3 Manfaat Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat dapat mengetahui pengaruh

faktor-faktor health belief model dalam health seeking behavior dan masyarakat dapat

merubah perilaku yang dapat mengurangi perilaku kesehatan dalam health seeking

Referensi

Dokumen terkait

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( field research ), dengan menggunakan jenis penelitian ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Bahasan yang menarik untuk dikaji dalam ruang b-metrik diantaranya adalah mengenai konvergensi barisan serta teorema titik tetap.. Untuk mendapatkan teorema titik tetap dalam

Sistem ini menetapkan kode surat berdasarkan nomor yang ditetapkan untuk surat yang bersangkutan.Yang diperlukan dalam sistem ini adalaha. Perlengkapan yang

“Pengaruh Nilai Tukar Kurs USD/IDR, Tingkat Suku Bunga SBI, Inflasi Dan Jumlah Uang Yang Beredar M2 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Di Bursa Efek Indonesia BEI.” Akademika

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga