• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prodi DIII Keperawatan Pekalongan VISI M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prodi DIII Keperawatan Pekalongan VISI M"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Prodi DIII Keperawatan

Pekalongan

VISI DAN MISI PRODI

DIII KEPERAWATAN

PEKALONGAN

MODUL PEMBELAJARAN

KEPERAWATAN ANAK:

SISTEM PERNAPASAN

(BRONKIOLITIS)

MODUL PEMBELAJARAN

KEPERAWATAN ANAK:

SISTEM PERNAPASAN

(BRONKIOLITIS)

Tim Penyusun :

Kelompok 4

1. Deni Kinasih

P1337420316002

2. Bardan Maula F P

P1337420316031

3. Animatur Rosyi

P1337420316032

4. Suhalimah

P1337420316054

(2)

VISI:

Menjadikan

Prodi

Keperawatan

Pekalongan yang menghasilkan tenaga

keperawatan unggul dalam keperawatan gawat

darurat berbasis kearifan lokal dan diakui

internasional 2025

MISI:

1. Meaksanakan tri dharma perguruan tinggi sesuai perkembangan dan kebutuhan masyarakat berdasarkan sistem penjamin mutu poltekkes kemenkes semarang

2. Melaksanakan, mengembangkan pengelolaan program studi secara terus menerus dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas, berdaya saing tingi dan berbudi pekerti luhur 3. Menghasilkan lulusan D III Keperawatn yang

kompeten yang unggul dalam pengelolaan keparawatan kegawat daruratan

4. Mengembangkan jejaring dengan pengguna lulusan, baik berskala lokal, regional, nasional maupun internasional.

SASARAN MUTU:

Sarmut I

(3)

b. Terselenggaranya pengembangan SDM

Sarmut II

a. Terlaksananya kegiatan penelitian kesehatan oleh setiap dosen minimal sekali dalam satu tahun

b. Keikutsertaan kegiatan proceeding penelitian baik tingkat nasional minimal setahun sekali

c. Terselenggaranya sosialisasi hasil penelitian dan implementasinya kepada mahasiswa dan masyarakat

d. Tersusunnya roadmap penelitian program studi

Sarmut III

a. Tersusunnya rencana program pengabdian kepada masyarakat

b. Terlaksananya kegiatan pengabdian kepada masyarakat minimal sekali setiap semester c. Terbangunnya kerjasama lintas program dan

sektoral dalam program pemerintah untuk pembangunan kesehatan masyarakat

d. Mengadakan pelatihan workshop terkait hasil penelitian pada kegiatan pengabdian masyarakat

(4)

a. Terciptanya kegiatan pembelajaran dengan aman, tertib, bebas dari suasana keributan / kebisingan

b. Meningkatnya motivasi belajar mahasiswa di lingkungan kampus

c. Berjalannya kegiatan kemahasiswaan yang dapat meng-akomodir terhadap kreativitas mahasiswa

d. Tersedianya sistem keamanan dan keselamatan bagi seluruh civitas akademika e. Terciptanya pegaulan sosial akademik yang

menyenangkan bagi seluruh civitas akademik.

KATA PENGANTAR

(5)

dapat diselesaikan. Modul pembelajaran ini disusun untuk memfasilitasi pebelajar dalam membantu dan mengarahkan belajar mahasiswa sehingga memiliki kemampuan internal untuk belajar secara mandiri.

Modul pembelajaran ini akan mengkondisikan mahasiswa belajar secara mandiri karena dikemas secara interaktif yang didalamnya tersedia alat ukur (soal-soal latihan dan tugas uji kompetensi dan sekaligus

ber-feedback langsung terhadap kesalahan yang dijawabkan mahasiswa dan mampu mengoreksi secara cepat berkenaan seberapa tinggi keberhasilan mahasiswa dalam mempelajari unit materi tertentu.

Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan modul ini. Akhirnya, penulis berharap modul pembelajaran ini dapat digunakan untuk mendukung belajar mahasiswa secara optimal dan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Pekalongan, 22 Agustus 2017

Penulis

DAFTAR ISI

(6)

Materi Inti Modul ………. ...

Modul Materi : Bronkhiolitis

Deskripsi singkat...

Tujuan/Kompetensi ... ...

Indikator belajar ...

Kegiatan Pembelajaran...

Uraian Materi ...

Pokok Bahasan & Sub Pokok Bahasan

Latihan ...

Rangkuman ... ... ...

Tes Fomatif ... ...

Daftar referensi ... .

Senerai/Glosary...

TINJAUAN UMUM MK

(7)

Keperawatan anak berfokus pada keluarga, setiap anggota keluarga berhak untuk menampilkan kemampuan dan mengembangkan kemampuannya dalam keluarga untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarga.

- Memperkokoh (Empowerment) : Interaksi perawat – keluarga untuk mempertahankan atau mendapatkan kontrol positif pada keluarga dalam pengambilan keputusan untuk anak dan keluarga.

- Atraumatic care : Tindakan perawatan terapeutik untuk meminimalkan distress fisik dan psikologik yang dialami anak dan keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan

- Distress fisik : kurang tidur, immobilisasi, gangguan rangsang sensori (nyeri).

- Distress psikologis : ansietas, takut, marah, kecewa, malu sedih.

- Primary care Perawatan fungsional perawatan primer

- Masalah : Pengaturan jadwal

- Perawat – anak : memberikan intervensi suportif yang konsistent bagi anak dan berfokus pada keluarga sebagai bagian dari perencanaan dan implementasi tindakan perawatan.

Prinsip utama dari keperawatan anak adalah Mencegah atau meminimalkan perpisahan anak dari keluarga, meningkatkan kontrol diri, mencegah atau meminimalkan cedera tubuh.

Peran, fungsi perawat dan Tugas perawat adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).

(8)

MATERI INTI

MODUL

Bronkiolitis adalah infeksi saluran napas yang menyebabkan terjadinya radang dan penyumbatan di dalam bronkiolus atau saluran pernapasan kecil di dalam paru-paru. Kondisi ini umumnya dialami oleh bayi sampai anak-anak usia dua tahun ke bawah. Pada awalnya, seorang anak yang terkena bronkiolitis akan terlihat seperti sedang sakit pilek biasa dengan gejala batuk ringan dan hidung meler. Beberapa hari kemudian, gejala akan berkembang. Anak akan sering mengalami batuk kering disertai mengi dan demam. Selain itu, dia akan menjadi susah makan.

Sejumlah virus bisa menyebabkan penyakit bronkiolitis, termasuk virus flu dan pilek. Namun jenis virus yang paling sering menyebabkan kondisi ini (terutama pada anak-anak yang masih berusia kurang dari dua tahun) adalah respiratory syncytial virus (RSV). Anak-anak biasanya tertular virus ketika berada di dekat penderita dan terpapar oleh percikan liur dari batuk atau bersin penderita. Selain itu, penularan juga bisa terjadi lewat perantara, misalnya mainan. Ketika barang-barang yang sudah terkontaminasi virus dipegang anak-anak dan tangan mereka menyentuh mulut atau hidung, maka kemungkinan besar akan terjadi penularan.

MODUL MATERI

BRONKHIOLITIS

(9)

Modul ini memberikan kemampuan dan pengarahan kepada mahasiswa untuk mempraktekkan dan memahami Keperawatan Anak pada Bronkiolitis.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan umum :

Setelah memplajai modul asuhan keperawatan trimester II diharapkan mahasiswa dapat memahami dan dapat melaksanakan asuhan keperawatan trimester II

Tujuan khusus :

Setelah memplajai modul asuhan persalinan II ( Intranatal) diharapkan mahasiswa dapat: didahului serangkaian kegiatan berupa pre-test, diskusi, role play, dan berbagai penelusuran sumber pengetahuan.

Tujuan khusus :

Setelah mengikuti modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk :

1. Memahami faktor risiko dan patofisiologi terjadinya bronkiolitis pada anak

2. Menegakkan diagnosis bronkiolitis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

3. Menatalaksana medis bronkiolitis pada anak

4. Mencegah, mendiagnosis, dan tata laksana komplikasi bronkiolitis pada anak

(10)

Indikator Pembelajaran

e. Menjelaskan tandadan gejala Bronkiolitis

f. Membuat pengkajian keperawatan Bronkiolitis

g. Mendiagnose kepetawatan Bronkiolitis

h. Membuat tujuan dan intervensi keperawatan Bronkiolitis

1. Mempelajari tujuan Keperawatan Anak pada Bronkiolitis.

2. Melakukan praktek dan memahami Prosedur Keperawatan Anak pada Bronkiolitis .

3. Merangkum dan mengevaluasi tindakan Keperawatan Anak pada Bronkiolitis.

(11)

menimbulkan obtruksi jalan nafas (Keperawatan Pediatri, 2002)

Bronkiolitis adalah penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran nafas kecil (Bronkiolus), terjadi pada anak berusia kurang dari 2 tahun dengan insiden tertinggi sekitar usia 6 bulan (Mansjoer, 2000). Bronkiolitis akut adalah suatu sindrom obtruksi bronkiolus yang sering diderita bayi atau anak berumur kurang dari 2 tahun, paling sering pada usia 6 bulan (Ngastiyah, 1997)

Dari ketiga pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pengertian bronkiolitis adalah penyakit infeksi saluran pemafasan yang ditandai oleh obtruksi inflamasi saluran nafas kecil (Bronkiolus), Sering mengenai anak usia dibawah 2 tahun.

B. ETIOLOGI

Bronkiolitis pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh Respiratory Syncitial Virus (RSV) 50% sampai 90%. Penyebab lain adalah parainfluenza virus, mikroplasma, adenovirus dan beberapa virus lain (Mansjoer, 2000).

C. PATOFISIOLOGI

Bronkiolitis biasanya didahului oleh suatu infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan virus, parainfluenza, dan bakteri. Bronkiolitis akut ditandai obstruksi bronkiole yang disebabkan oleh edema, penimbunan lendir serta debris- jebris seluler. Karena tahanan terhadap aliran udara di dalam tabung berbanding terbalik dengan pangkat tiga dari tabung tersebut, maka penebalan kecil yang pada dinding brokiolus pada bayi akan mengakibatkan pengaruh besar atas aliran udara. Tekanan udara pada lintasan udara kecil akan meningkat baik selama fase inspirasi maupun selama fase ekspirasi, karena

(12)

jari suatu saluran nafas mengecil selama ekspirasi, maka obstruksi pernafasan akan mengakibatkan terperangkapnyaudara serta pengisian udara yang berlebihan. Proses patologis yang terjadi akan mengganggu pertukaran gas normal di dalam paru-paru. Ventilasi yang semakin menurun pada alveolus akan mengakibatkan terjadinya hipoksemia dini. Retensi karbon dioksida (hiperkapnia) biasanya tidak terjadi kecuali pada penderita yang terserang 3 hebat. Pada umumnya semakin tinggi pernafasan, maka semakin rendah tekanan oksigen arteri. Hiperkapnia biasanya tidak dijumpai hingga kecepatan pernafasan melebihi 60 x / menit yang kemudian meningkat sesuai dengan takipne yang terjadi, (Behrman, 1994).

D. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinik dari bronkiolitis akut biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas, disertai dengan batuk pilek

beberapa hari, biasanya disertai kenaikan suhu atau hanya subfebris. Anak mulai menderita sesak nafas. makin lama makin berat,

pernafasan dangkal dan cepat, disertai serangan batuk. Terlihat juga pernafasan cuping hidung disertai retraksi interkostal dan

suprasternal, anak menjadi gelisah dan sianotik. Pada pemeriksaan terdapat suara perkusi hipersonor, ekspirium memenjang disertai dengan mengi (Wheezing). Ronchi nyaring halus kadang-kadang terdengar pada akhir ekpirasi atau permulaan ekpirasi. Pada keadaan yang berat sekali, suara pernafasan tidak terdengar karena

kemungk:inan obtruksi hampir total. Foto rontgen menunjukkan paru-paru dalam keadaan hipererasi dan diameter antero posterior

(13)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang untuk bronkiolitis adalah :

1. Pemeriksaan darah menunjukkan leukositosis dengan predominan polimorfonuklear atau dapat ditemukan leukopenia yang menandakan prognosis buruk, dapat ditemukan anemia ringan atau sedang.

2. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gambaran darah tepi dalam batas normal, kimia darah menunjukkan gambaran asidosis respiratorik maupun metabolik. Usapan nasofaring menunjukkan flora bakteri normal.

3. Pemeriksaan radiologis : Foto dada anterior posterior, hiperinflasi paru, pada foto lateral, diameter anteroposterior membesar dan terlihat bercak honsolidasi ,yang tersebar.

4. Analisa gas darah : Hiperkarbia sebagai tanda air trapping, asidosis metabolik, atau respiratorik ( Raharjoe, 1994).

F. PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Oksigen 1 – 2 L / menit

2. IVFD dextrose 10 %; Na Cl 0,9 % = 3 : 1 + KCl 10 mq / 500 ml cairan

3. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feading drip.

4. Jika sekresi lendir berlebih dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transpor mukosilier. 5. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

6. Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan : a. Untuk kasus bronkiolitis community base :

1) Ampicillin 100 mg / Kg BB / hari dalam 4 hari pemberian.

2) Chloramfenikol 75 mg / Kg BB / hari dalam 4 kali pemberian b. Untuk kasus bronkiolitis hospital base :

1) Cefotaxim 100 mg / Kg BB / hari dalam 2 hari pemberian.

(14)

G. PATHWAY

(15)

H. FOKUS INTERVENSI

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan terjadinya obstruksi, inflamasi, peningkatan sekresi dan nyeri (Wong, 2003) Tujuan : - Memelihara jalan nafas yang baik

- Pengeluaran sekret secara adekuat Intervensi :

a. Berikan posisi yang sesuai untuk memperlancar pengeluaran sekret

b. Lakukan cuction pada saluran nafas bila diperlukan

c. Posisikan badan terlentang dengan kepala agak terangkat 30° d. Bantu anak mengeluarkan sputum

e. Lakukan fisioterapi dada

f. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antibiotik

2. Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas, prosedur yang belum dikenal dan lingkungan yang tidak nyaman (Wong, 2003). Tujuan : Cemas berkurang sampai dengan hilang

Intervensi :

a. Jelaskan prosedur tindakan yang belum dipahami oleh orang tua dan anak

b. Berikan suasana dan lingkungan yang tenang c. Berikan terapi bermain sesuai umur

d. Berikan aktivitas sesuai kemampuan dan kondisi klien e. Hindari tindakan yang membuat anak tambah cemas

3. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan asupan O2 yang tidak adekuat (Carpenito, 2000).

Tujuan : - Frekuensi pernafasan efektif

- Adanya perbaikan pertukaran gas pada paru Intervensi :

a. Kaji pola dan status nafas b. Observasi tanda-tanda vital

c. Beri lingkungan yang aman dan nyaman d. Diskusikan adanya penyebab

(16)

4. Hipertermi berhubungan dengan peradangan bronkiolus (Carpenito, 1999).

Tujuan : Gangguan pengaturan suhu tubuh tidak terjadi. Intervensi :

a. Kaji faktor penyebab b. Pantau tanda-tanda vital

c. Pantau adanya takikardi, takipnea

d. Pertahankan cairan parenteral sesuai indikasi e. Kolaborasi pemberian antipireti

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi (Carpenito, 1999).

Tujuan : - Tidak terjadi kesalahpahaman

- Keluarga mengerti penyakit pada anaknya. Intervensi :

a. Kaji tingkat pengetahuan dan pemahaman keluarga. b. Jelaskan setiap melakukan prosedur tindakan. c. Lakukan hubungan saling percaya.

d. Beri penyuluhan keluarga tentang penyakit anaknya. e. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.

f. Minta pada keluarga untuk mengulang kembali penjelasan perawat.

(17)

LATIHAN

SOAL :

1. Apa yang dimaksud dengan bronkiolitis ?

2. Apa saja yang dapat menyebabkan bronkiolitis ?

3. Apa saja dan jelaskan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada bronkiolitis ?

JAWABAN :

1. Bronkiolitis adalah penyakit infeksi saluran pemafasan yang ditandai oleh obtruksi inflamasi saluran nafas kecil (Bronkiolus), Sering mengenai anak usia dibawah 2 tahun.

2. Bronkiolitis pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh Respiratory Syncitial Virus (RSV) 50% sampai 90%. Penyebab lain adalah parainfluenza virus, mikroplasma, adenovirus dan beberapa virus lain (Mansjoer, 2000).

3. Pemeriksaan Penunjang :

a. Pemeriksaan darah menunjukkan leukositosis dengan predominan polimorfonuklear atau dapat ditemukan leukopenia yang menandakan prognosis buruk, dapat ditemukan anemia ringan atau sedang.

b. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gambaran darah tepi dalam batas normal, kimia darah menunjukkan gambaran asidosis respiratorik maupun metabolik. Usapan nasofaring menunjukkan flora bakteri normal.

c. Pemeriksaan radiologis : Foto dada anterior posterior, hiperinflasi paru, pada foto lateral, diameter anteroposterior membesar dan terlihat bercak honsolidasi ,yang tersebar.

(18)

RANGKUMAN

Bronkiolitis adalah penyakit infeksi saluran pemafasan yang ditandai oleh obtruksi infla.masi saluran nafas kecil (Bronkiolus), Sering mengenai anak usia dibawah 2 tahun.

Bronkiolitis pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh Respiratory Syncitial Virus (RSV) 50% sampai 90%. Penyebab lain adalah parainfluenza virus, mikroplasma, adenovirus dan beberapa virus lain (Mansjoer, 2000).

Manifestasi klinik dari bronkiolitis akut biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas, disertai dengan batuk pilek beberapa hari, biasanya disertai kenaikan suhu atau hanya subfebris.

Bronkiolitis biasanya didahului oleh suatu infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan virus, parainfluenza, dan bakteri.

Pemeriksaan penunjang untuk bronkiolitis adalah : 1. Pemeriksaan darah

2. Pada pemeriksaan laboratorium 3. Pemeriksaan radiologis

(19)

Setelah anda membaca seluruh materi, selanjutnya kerjakan soal berikut ini.

Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar jawaban yang telah disediakan!

2. Faktor predisposisi terjadinya bronkiolitis: a. BBLR

b. Prematuritas

c. Penyakit Jantung bawaan d. Jenis kelamin laki-laki e. Semua benar

3. Temuan klinis bayi yang mengalami bronkiolitis: a. Inspiratory effort, ronki, infiltrat luas, hipoksemia b. Inspiratory effort, wheezing, infiltrat luas, hipoksemia c. Expiratory effort, wheezing, emfisematous, hiperkapnia d. Expiratory effort, ronki, hiperaerasi, asidodis metabolik e. BSSD

(20)

5. Apa pemeriksaan penunjang pada penyakit Bronkiolitis? Kecuali

a. Pemeriksaan darah

b. Pada pemeriksaan laboratorium c. Pemeriksaan radiologis

d. Pemeriksaan kepala e. Analisa gas darah

Kunci jawaban : 1. A

(21)

http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/ Bronkiolitis. Diakses pada tanggal 16 Agustus 2017 Pukul 21.00

http://eprints.ums.ac.id/ Bronkiolitis. Diakses pada tanggal 16 Agustus 2017 Pukul 21.20

http://www.alodokter.com/ Bronkiolitis. Diakses pada tanggal 16 Agustus 2017 Pukul 21.30

(22)

A.

Amikasin: salah satu obat antibiotik aminoglikosida yang memiliki fungsi membunuh dan menghambat perkembangan bakteri penyebab infeks

Ampicillin: alah satu jenis antibiotik golongan penisilin yang digunakan untuk mengatasi infeksi berbagai jenis bakteri, seperti infeksi pada saluran pernapasan, saluran kemih, dan telinga.

Antipiretik: obat yang berkhasiat menurunkan suhu tubuh, dari suhu yang tinggi mejadi kembali normal.

Asidosis: kondisi dimana kadar pH darah lebih rendah dari nilai normal yang berarti bahwa memiliki sifat asam, sedangkan alkalosis adalah kebalikannya.

Cefotaxim: alah satu obat antibiotik sefalosporin yang berfungsi untuk membunuh bakteri yang memicu infeksi.

Chloramfenikol: merupakan suatu golongan antibiotik yang menghambat pertumbuhan bakteri.

Cuping: bagian yang tidak bertulang pd daun telinga dan hidung.

Hiperkapnia: kondisi dimana kadar karbon dioksida dalam tubuh

Inflamasi: upaya tubuh untuk perlindungan diri

Leukopenia: penyakit berkurangnya jumlah sel darah putih dalam darah yaitu kurang dari atau sama dengan 5.000 /mm3.

Nasogastrik: proses medis yaitu memasukkan selang plastik ( selang nasogastrik, NGT) melalui hidung, melewati tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung.

(23)

Polimorfonuklear: el darah putih dengan multilobed inti dan sitoplasmik butiran.

Prognosis: yang digunakan dalam menyampaikan suatu tindakan untuk memprediksi perjalanan penyakit yang didasarkan pada informasi diagnosis yang tersedia.

Respiratorik: keadaan turunnya pH darah yang disebabkan oleh proses abnormal pada paru-paru.

Respiratory Syncitial Virus (RSV) : virus yang menyebabkan infeksi paru-paru dan saluran pernapasan.

Retraksi: Gejala penyakit infeksi saluran napas pneumonia.

Sianotik: salah satu bentuk PJB (penyakit jantung bawaan) yang disertai dengan sianosis.

Takipne: Suatu kondisi yang mengambarkan pernapasan yang cepat dan dangkal karena ketidakseimbangan antara karbon dioksida dan oksigen di dalam tubuh.

Referensi

Dokumen terkait

Kelemahan teori ini yaitu hasil analisis sangat tergantung pada tingkat kesejahteraan individu mana yang dipilih dan tingkat kesejahteraan mana yang mula- mula dipilih;

Pasal 13 (1) Retribusi menjadi terutang terhitung pada saat Wajib Retribusi memperoleh pelayanan jasa kepelabuhanan termasuk fasilitas lainnya di lingkungan pelabuhan

Faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh nyata terhadap adopsi teknologi padi sawah adalah pendidikan formal, pengalaman berusahatani, luas lahan garapan, jumlah tenaga

1 Senin 29-Mei-17 08.00 TIF523 Analisis dan Desain Sistem Informasi A 3 Warsun Najib, S.T., M.Sc.. Lukito Edi Nugroho,

Menurut Kurniasih dan Sani (2014), permasalahan dalam implementasi Kurikulum 2013 antara lain: a) Guru banyak salah, beranggapan bahwa dengan Kurikulum 2013 tidak

Pembelajaran (RPP), metode pembelajaran, media pembelajaran serta instrumen evaluasi atau penilaian. Perangkat pembelajaran yang telah disiapkan praktikan kemudian

Camat juga berperan sebagai kepala wilayah (wilayah kerja, namun tidak memiliki daerah dalam arti daerah kewenangan), karena melaksanakan tugas umum pemerintahan di wilayah

Hasil analisis dari penelitian ini adalah nilai tukar rupiah tidak mempengaruhi secara parsial terhadap return saham, tetapi jika menggunakan roa sebagai variabel