• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata dasar untuk judul perencanaan rancangan dan konsep untuk bentukan massa dan perencanaan disekitar tapak yang digunakan oleh perancang adalah kata "Embrace atau Merangkul". Ide konsep dari kata tersebut berawal dari tujuan dari perencanaan pembangunan fasilitas tambahan pada lokasi Istana Maimun. Tentunya tujuan dari perencanaan agar dapat meningkatkan jumlah kunjungan dan minat wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke kota Medan untuk melihat salah satu bangunan bersejarah yang menjadi kebanggaan kota Medan. Tujuan lain dari perencanaan pembangunan, agar minat wisatawan yang berkunjung ke Istana Maimun tidak padam. Karena menurut perancang, setiap kali berkunjung ke Istana Maimun tidak terdapat hal yang baru (monoton). Pengunjung hanya dapat menikmati interior dan eksterior istana setiap kali berkunjung, selanjutnya pengunjung dapat meninggalkan lokasi Istana Maimun, sehingga dapat dikategorikan cukup satu hingga dua kali kunjungan wisatawan akan merasa bosan, berbeda jika terdapat suatu kepentingan seperti mengajak tamu dari luar daerah atau luar negeri untuk melihat bangunan bersejarah kota Medan, dan lain-lain.

Tentunya tujuan dari perencanaan ini agar dapat meningkatkan jumlah kunjungan dan minat wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Istana Maimun, secara tidak langsung penambahan fasilitas hotel butik dan apartemen menjadi daya tarik tersendiri pada lokasi Istana Maimun sekaligus untuk lebih meningkatkan minat wisatawan untuk datang berkunjung. Tujuan lain dari perencanaan pembangunan hotel dan apartemen agar Istana Maimun tetap "bersinar", karena pada lokasi Istana Maimun terdapat hal yang baru.

Pendekatan teori arsitektur yang digunakan dalam konsep perancangan bangunan pada lokasi Istana Maimun adalah Arsitektur Metafora. Arsitektur metafora merupakan arsitektur yang berasal dari analogi suatu objek atau benda yang kemudian diterapkan dalam bangunan sehingga ketika bangunan tersebut dilihat dengan mata secara visual terkesan berupa suatu bentuk. Menurut Anthony C. Antoniades (1990) dalam ”Poethic of

Architecture” mengatakan bahwa "Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut

sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain,menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain."

Arsitektur metafora dibagi menjadi 3 bagian yaitu Tangible Metaphors, Intangible Metaphors dan Combined Metaphors. Tangible Methaphors adalah yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas - kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya) - Intangible Metaphors adalah dapat dirasakan karakter visual atau material - Combined Metaphors adalah gabungan dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

Analogi objek atau subjek yang digunakan untuk perencanaan pada bentuk bangunan adalah kata "merangkul". Analogi yang dipakai untuk bentuk bangunan adalah tangan yang seolah-olah sedang melindungi atau merangkul Istana Maimun agar tetap bersinar dan tidak padam seperti lilin (gambar 5.1). Dari analogi yang telah disebutkan maka arsitektur metafora masuk dalam bagian Tangible Metaphors. Hal ini dikarenakan bangunan yang direncanakan akan seolah-olah melindungi atau merangkul Istana Maimun yang menjadi daya tarik minat wisatawan kota Medan.

Terdapat beberapa tahap yang dilakukan oleh perancang dalam perencanaan siteplan yaitu tahap awal pembagian zoning. Pada tahap ini perancang melihat kondisi lokasi yang simetris dimana Istana Maimun berada pada bagian tengah lokasi dengan tidak terdapat bangunan pada kanan dan kiri, perancang memutuskan untuk membagi 3 zona pada bagian belakang yaitu kanan, kiri dan tengah. Pada bagian kanan dan bagian kiri Istana Maimun direncanakan merupakan posisi bangunan hotel butik dan apartemen, sedangkan pada bagian tengah tepat dibelakang Istana Maimun akan dijadikan ruang publik yang dapat dinikmati oleh pengunjung, tamu hotel dan pemilik apartemen. Pada bagian depan Istana Maimun akan memiliki fungsi yang sama seperti sebelumnya yaitu berupa lapangan hijau, pada kondisi eksisting warung dan penjual tanaman hias direncanakan akan menjadi tempat parkir kendaraan pengunjung yang berkunjung ke Istana Maimun (gambar 5.2).

Gambar 5.1 Analogi tema arsitektur yang digunakan

Setelah pembagian zona pada tapak, tahap selanjutnya adalah penerapan teori arsitektur ke bentuk bangunan. Objek yang digunakan oleh perancang adalah tangan, tangan sebagai analogi yang digunakan untuk pendekatan arsitektur metafora (gambar 5.3). Jika dilihat secara seksama pada gambar, tangan yang dimaksud seolah-olah merangkul Istana Maimun dan juga seakan-akan melindungi Istana Maimun agar tidak padam seperti lilin (gambar 5.4), sehingga dengan kehadiran bangunan hotel butik dan apartemen akan semakin menjaga eksistensi Istana Maimun sebagai tujuan pariwisata kota Medan.

Untuk ruang terbuka hijau yang direncanakan oleh perancang pada lokasi tapak. Tempat yang cocok dijadikan ruang terbuka hijau adalah pada bagian belakang istana yang

Gambar 5.3 Ide atau konsep bentuk dasar bangunan

bertujuan agar bangunan dan ruang publik yang nantinya direncanakan pada siteplan akan tertampak seperti menyatu (gambar 5.5). Pada area publik ini dapat dinikmati oleh seluruh kalangan karena nantinya koridor pada Sungai Deli dapat terkoneksi sehingga akan menjadi seperti Sungai Singapura dimana pejalan kaki dapat menikmati sungai disepanjang jalan yang disediakan.

Dari segi keamanan perancang akan menempatkan pos jaga pada ke dua gerbang sehingga pengunjung yang datang akan terkontrol demi kenyamanan tamu hotel dan pemilik apartemen. Jalur pedestrian akan dibedakan dengan jalur kendaraan, para pejalan kaki akan masuk melalui gerbang tengah yang akan diaktifkan kembali sehingga ketika pejalan kaki berjalan akan berjalan menuju Istana Maimun, mata pejalan kaki akan dimanjakan dengan kemegahan Istana maimun dan ke dua bangunan yang berada disebelahnya serta penataan vegetasi yang bagus. Pola bentuk jalur pejalan kaki yang akan dibuat tetap mengikuti teori arsitektur yang digunakan (gambar 5.6).

Jika dikaitkan penambahan fasilitas bangunan pada lokasi Istana Maimun dengan Mesjid Raya dan Kolam Sri Deli. Dengan penggunaan analogi yang digunakan, maka wisatawan yang berada pada lokasi tersebut secara tidak langsung jika melihat ke Istana Maimun akan merasa seperti tersambut karena bentuk bangunan yang melengkung dan Jln. Mesjid Raya yang tegak lurus (gambar 5.7) dengan Istana Maimun, sehingga wisawatan yang berada pada Mesjid Raya dan Kolam Sri Deli akan "dimanjakan" secara visual saat berjalan ke arah Istana Maimun.

Kendaraan pengunjung istana, tamu hotel dan pemilik apartemen akan masuk melalui gerbang yang telah disediakan. Hal ini dikarenakan, tujuan dari perencanaan penambahan fasilitas untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung, sehingga tidak memungkinkan untuk bagi para tamu hotel dan pemilik apartemen untuk melalui jalur yang lain (gambar 5.5). Sebab jika kendaraan masuk melalui jalur lain, maka akan terkesan tidak ada konektivitas antara Istana Maimun dengan ke 2 bangunan ini dengan awal tujuan penambahan fasilitas pada lokasi.

Struktur bangunan yang digunakan untuk ke dua bangunan ini adalah sistem struktur baja. Susunan yang digunakan untuk bangunan yang berbentuk lengkung ada susunan kolom radial dengan menggunakan satu titik acuan sebagai acuan yang kemudian menjadi dirotasi dengan jarak yang diinginkan. Untuk inti bangunan pada ke 2 bangunan ini di rencanakan akan diletakkan pada bagian tengah bangunan sehingga pengguna bangunan dengan mudah untuk diakses (gambar 5.8).

Konsep tampak bangunan akan mengikuti teori arsitektural yang berhubungan dengan tangan sebagai analogi, sehingga bentuk bangunan dibagi menjadi 5 bagian (5 jari). Bentukan massa yang dibuat oleh perancang tidak mengambil susunan asli dari tangan (panjang-pendek), tetapi perancang ingin menciptakan suatu kesan "merangkul" dan sedapat mungkin ketika orang awam melihat bangunan yang dirancang dapat dirasakan secara visual (gambar 5.9).

Bentukan massa antara hotel dan apartemen yang rencanakan hampir mirip, perbedaan antara ke dua bangunan ini hanya terdapat kantilever bangunan untuk menguatkan kesan "merangkul". Pembagian lantai masing-masing bangunan akan dibuat secara seimbang (gambar 5.10).

Selanjutnya mengelaborasikan tema dan kebutuhan ruang dalam perencanaan ruang setiap lantai atau denah skematik. Pada pintu utama ke dua bangunan hotel butik dan apartemen, perancang mengambil satu acuan atau satu titik pada bagian depan bangunan Istana Maimun (tangga menuju lantai dua Istana Maimun) yang kemudian diproyeksikan, seolah-olah dari titik acuan tersebut terpecah menjadi 2 bagian yang menjadi pintu masuk bangunan dengan 2 fungsi bangunan yang berbeda (gambar 5.11). Tujuan dari perencanaan ini, karena Istana Maimun merupakan bangunan bersejarah yang harus dihormati dan perencanaan pintu masuk bangunan berasal dari Istana Maimun yang kemudian dibagi menjadi 2 bagian yang sama.

Groundplan dari perencanaan penambahan fasilitas bangunan pada lokasi Istana Maimun (gambar 5.12). Pada bagian atas merupakan bangunan apartemen dan pada bagian bawah Istana Maimun adalah bangunan hotel butik. Perancang merencanakan bahwa nantinya disepanjang Sungai Deli terdapat river walk. Pada river walk, perancang membagi menjadi 2 bagian. Pada bagian paling rendah pejalan kaki dapat menikmati view disepanjang Sungai Deli sedangkan untuk pada bagian lainnya pejalan kaki dapat menikmati view tetapi terdapat jarak. Pada river walk terdapat beberapa street furniture seperti tempat duduk, pot bunga dan lampu taman (gambar 5.13). River walk yang direncanakan akan berbatasan langsung dengan lokasi apartemen dan hotel butik, untuk menjaga tingkat privasi perancang merencanakan terdapat leveling dengan penambahan pohon. Klimaks dari river walk yang direncanakan oleh perancangkan akan berhenti pada ruang publik yang berada tepat dibagian belakang Istana Maimun.

Gambar 5.11 Titik acuan untuk pintu masuk bangunan

Pembahasan mengenai perencanaan tata letak ruang hotel butik pada lokasi Istana Maimun (lampiran 1). Untuk kendaraan, perancang membagi dalam 2 bagian yaitu untuk kendaraan pengunjung masuk melalui pintu gerbang Istana Maimun dan untuk kendaraan servis dapat diakses melalui Jl. Meriam. Pada lantai satu bangunan hotel butik,

Gambar 5.12 Ground Plan

direncanakan ketika pengunjung hotel masuk melalui pintu gerbang maka pengunjung akan berhenti pada tempat yang telah disediakan drop off dan terdapat piazza. Kemudian pengunjung akan memasuki bangunan, ketika pengunjung memasuki bangunan hotel, perancang merencanakan akan terdapat hall yang memiliki void hingga lantai 2 (gambar 5.14).

Pada lantai 1 bangunan hotel butik perancang membagi zona menjadi 2 bagian yaitu pada bagian yang berdekatan dengan ruang pubik akan diletakkan restoran, restoran ini juga dilengkapi dengan outdoor dan dapat diakses langsung dari ruang publik. Keunggulan dari peletakan restoran pada bagian ini adalah pengunjung restoran akan "dimanjakan" dengan pemandangan atau view dari ke 3 bagian. Pada bagian lainnya perancang merencanakan untuk meletakkan retail, bussiness centre, office dan bar. Peletakan lounge and bar berdekatan dengan pintu masuk utama, hal ini bertujuan agar tamu hotel dapat menikmati view Istana Maimun sambil menikmati hidangan yang disajikan pada tempat tersebut.

Pada bagian belakang bangunan terdapat private garden, pada private garden dilengkapi dengan bar kecil, panggung dan kolam air. Taman ini diperuntukkan untuk tamu hotel agar dapat menikmati suasana luar bangunan dan direncanakan pada taman ini, juga dapat disewakan kepada pihak luar ketika terdapat acara-acara atau pesta dalam skala kecil. Inti bangunan diletakkan pada bagian tengah bangunan, pada inti bangunan terdapat lift untuk pengujung, lift servis, shaft elektrikal, shaft sampah, ruang AHU, shaft air dan tangga kebakaran. Inti bangunan ini berdekatan dengan loading dock dan gudang. Pada lantai dasar hotel butik juga disediakan tangga yang dapat diakses langsung ke lantai dua.

Pada lantai 2 bangunan hotel butik, perancang membagi menjadi 2 bagian. Pada bagian kiri bangunan diletakkan coffee shop. Peletakan ruang ini bertujuan agar pengunjung coffee shop dapat menikmati view ruang publik dan Sungai Deli. Sedangkan pada bagian kanan direncanakan peletakan ballroom. Sebelum menuju ballroom pengunjung atau tamu undangan akan melewati pre-function hall. Peletakan ballroom pada bagian kanan bangunan karena ballroom tidak memerlukan view dan ruangan pada ballroom tertutup. Akses menuju lantai dua selain menggunakan lift terdapat tangga. Pada lantai 2 terdapat

void yang cukup besar sehingga ketika tamu hotel masuk akan merasakan kemegahan dari hotel butik ini (gambar 5.15).

Perancang merencanakan ruang-ruang yang akan diletakkan pada lantai 3 (Gambar 5.16) merupakan fasilitas dari hotel butik. seperti kolam renang, loker dan fitness centre. Keluar dari lift, tamu hotel akan dihadapkan dengan resepsionis untuk mengambil handuk. Pada area resepsionis ini merupakan area kering. Setelah mengambil handuk maka tamu hotel akan menuju loker yang disediakan. Dari loker, tamu hotel dapat langsung mengakses menuju kolam renang dan fitness centre tanpa harus melewati resepsionis. Kolam renang yang direncanakan merupakan kolam renang elevated. Keuntungan dari penggunaan kolam renang jenis ini adalah pada bagian bawah kolam renang terdapat ruangan yang dibisa digunakan tanpa terganggu aktivitasnya.

Untuk kamar hotel yang memiliki 4 tipe ruangan, perancang meletakkan ruangan-ruangan yang dibutuhkan dari lantai 4 hingga lantai 10 pada setiap lantai terdapat roof garden. Penyediaan fasilitas ini dikarenakan agar tamu hotel dapat menikmati suasana luar

kamar hotel dengan 4 tipe kamar (tabel 4.1). Pada setiap dua lantai bangunan akan terdapat coakan masuk dan keluar, sehingga pada bagian denah per 2 (dua) lantai akan berbeda (gambar 5.17).

Pada setiap kamar hotel berdapat balkon sehingga tamu hotel dapat menikmati suasana luar bangunan dari kamar hotel masing-masing. Empat detail arsitektural kamar butik hotel, yaitu Standart Room(gambar 5.18), Deluxe Room (gambar 5.19), Executive Room (gambar 5.20) dan Suite Room (gambar 5.21).

Gambar 5.18 Denah Arsitektural (Standart Room)

Sama seperti bangunan hotel butik, terdapat 2 jalur kendaraan yaitu kendaraan penghuni apartemen masuk melalui pintu gerbang., sedangkan untuk jalur servis akan melalui jalan samping yang berbatasan langsung dengan pemukiman penduduk. Kendaraan pribadi penghuni apartemen setelah melewati gerbang masuk penghuni apartemen akan turun dari kendaraan pada tempat yang telah disediakan drop off atau piazza. Penghuni apartemen ketika setelah melewati pintu masuk akan berada pada ruangan hall. Pada hall apartemen juga terdapat resepsionis dan tempat duduk yang ditujukan kepada penghuni yang sedang menunggu jemputan (gambar 5.12).

Dalam perencanaan ruangan apartemen (lampiran 2) terdapat mini market dan laundry yang akan di tempatkan pada lantai satu apartemen. Perancang mengabungkan entrance antara penghuni apartemen dan food court, tetapi memiliki suatu batasan (sekat kaca). Peletakan antara food court, mini market dan laundry yang dibuat berdekatan sehingga jalur servis yang direncanakan sejalur dan tidak terpisah (Gambar 5.22).

Pada lantai satu apartemen, pada bagian kanan direncanakan merupakan food court sehingga berdekatan dengan jalur service. Pada bagian kiri yang berdekatan dengan pintu masuk bangunan apartemen merupakan kantor yang mengurus administrasi apartemen. Kotak surat diletakkan berdekatan dengan resepsionis sehingga petugas lebih mudah untuk mengaksesnya. Penghuni apartemen yang akan menuju unit apartemen akan melewati pintu yang hanya dapat diakses menggunakan kartu. Setelah melewati pintu tersebut penghuni apartemen akan berada foyer untuk menunggu lift. Pada inti bangunan apartemen terdapat lift penumpang, lift servis, shaft sampah, shaft elektrikal, shaft air kebakaran dan tangga kebakaran.

Tingkat privasi yang tinggi direncanakan oleh perancang. Hal ini dikarenakan agar penghuni apartemen dapat nyaman tinggal diapartemen yang telah dibeli. Pada bagian belakang bangunan apartemen (gambar 5.22), kolam renang yang hanya dapat diakses oleh penghuni hotel. Kolam renang ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu dewasa dan anak- anak. Sistem kolam renang pada apartemen dibuat sama dengan kolam renang hotel

Pada bagian belakang bangunan apartemen terdapat bar yang akan menjual minuman dan makanan ringan yang diperuntukkan untuk para penghuni apartemen yang sedang melakukan aktivitas seperti berolahraga dan berenang. Disekitar area bar terdapat tempat duduk untuk beristirahat setelah melakukan aktifitas. Pada apartemen disediakan jogging track dalam skala kecil yang akan digunakan oleh penghuni hotel. Berdekatan dengan kolam renang perancang merencanakan terdapat fasilitas fitness center dan massage room untuk penguhuni hotel. Ruang fitness center diletakkan berdekatan dengan kolam renang sehingga ketika beraktifitas didalam ruangan tersebut dapat melihat view ke ruang publik yang direncanakan. Loker yang akan digunakan untuk semua aktifitas pada bagian belakang bangunan akan digabung untuk memudahkan dalam bagian servis (gambar 5.22).

Perancang merencakan pada lantai 2 hingga lantai 12 (gambar 5.23 dan gambar 5.24) merupakan unit apartemen, dikarenakan ruangan-ruangan yang direncanakan untuk fasilitas penunjang pada lantai 1 telah dapat memenuhi semua kebutuhan yang direncanakan. Pada lantai 2 hingga lantai 12 terdapat 3 unit kamar, yaitu: tipe studio, tipe 2 kamar tidur dan tipe 3 kamar tidur (tabel 4.2). Tiap unit apartemen akan dilengkapi

dengan balkon dan sistem pengkondisian udara untuk apartemen adalah AC split. Pemilihan AC Split pada setiap unit apartemen karena fungsi dari apartemen dan hotel yang berbeda dan tingkat kebutuhan yang berbeda.

Detail arsitektural pada bangunan apartemen yaitu 3 tipe unit (gambar 5.25), tipe 2 kamar tidur (gambar 5.26) dan tipe 3 kamar tidur (gambar 5.27).

Gambar 5.25 Detail Arsitektural (Tipe studio)

Gambar 5.27 Detail Arsitektural (tipe 3 kamar) Gambar 5.26 Detail Arsitektural (Tipe 2 kamar)

Potongan site Istana Maimun beserta bangunan butik hotel dan apartemen (gambar 5.12). Pada potongan site A-A (gambar 5.28), garis potongan yang dibuat berada tepat dipertengahan lokasi sehingga pada potongan dapat dilihat dari depan terdapat gapura, tanaman hijau, fountain, Istana Maimun, ruang publik dan river walk. Bangunan yang terlihat pada potongan A-A merupakan bangunan apartemen yang memiliki ketinggian sekitar 43,5 meter (12 lantai).

Pada potongan site B-B (gambar 5.28), dapat dikatakan sebagai tampak site dari jalan raya. Pendekatan arsitektural yang digunakan untuk penyelesaian ke dua bangunan ini menggunakan pendekatan arsitektur metafora, sehingga perancang ingin menciptakan secara visual bahwa bangunan butik hotel dan apartemen seolah-olah sedang melindungi atau merangkul Istana Maimun sebagai bangunan bersejarah dan ke dua bangunan ini akan mendukung Istana Maimun untuk meningkatkan jumlah peminat dan kunjungan

Pada potongan site C-C (gambar 5.29), garis potongan berada pada bangunan apartemen sehingga bangunan apartemen terpotong. Pada bagian belakang bangunan apartemen (berdekatan dengan sungai) merupakan area privat yang direncanakan oleh perancang. Pada area tersebut merupakan area kolam renang yang sengaja direncanakan, hal ini dikarenakan jumlah unit apartemen yang banyak sehingga memerlukan luasan yang cukup luas agar yang menggunakan fasilitas pada bangunan apartemen nyaman menggunakan. Sedangkan, pada potongan site D-D (gambar 5.29), garis potongan berada pada bangunan butik hotel sehingga bangunan butik hotel terpotong. Pada bagian belakang sama seperti bangunan apartemen, pada area ini dibuat menjadi area privat yang berupa taman. Perencanaan taman privat bertujuan untuk agar tamu hotel dapat menikmati suasana ruang luar butik hotel dan taman privat direncanakan dapat disewa oleh pihak luar untuk dibuat acara-acara atau pesta.

Perancang merencanakan river walk disepanjang Sungai Deli khususnya pada bagian Istana Maimun (gambar 5.13). Pada river walk, perancang membagi 2 jalur dengan tujuan pada jalur yang lebih rendah (yang lebih dekat sungai), para pejalan kaki akan dapat

menikmati view Sungai Deli dan pada jalur ini penjalan kaki dapat duduk untuk menikmati view Sungai Deli. Sedangkan pada jalur yang lebih tinggi, pejalan kaki dapat berjalan langsung (dengan cepat) dan menikmati view Istana Maimun tetapi pejalan kaki memiliki jarak (ketinggian) untuk menikmati view Sungai Deli. Disepanjang jalan yang direncanakan oleh perancang akan terdapat tanaman hias dan pohon sehingga pejalan kaki nyaman untuk berjalan pada jalur yang telah direncanakan.

Pada hotel butik dan apartemen menggunakan stuktur yang sama dan modul kolom yang sama. Penggunaan material pada bangunan apartemen dan hotel butik yang sama. Hal ini dikarenakan analogi yang digunakan adalah jari tangan manusia yang memiliki bentuk sama. Pada ke dua bangunan ini menggunakan teknologi kolom baja I dan pada bagian kantilever menggunakan sistem trus.

Kantilever pada bangunan apartemen dan hotel butik memiliki bentang yang sama yaitu sekitar 16 meter. Perancang memutuskan untuk menggunakan sistem truss sebagai penyelesaian pada bagian kantilever bangunan. Truss tersebut akan menjadi pengaku pada bagian kantilever dan akan dibebankan pada kolom utama bangunan dengan ukuran yang berbeda. Sama seperti studi banding Neo Bankside (gambar 3.8) dimana sistem pengaku dipakai pada bagian luar sedangkan pada bangunan apartemen dan hotel butik penggunaaan sistem trus ini akan digunakan di dalam bangunan sehingga pada tampak bangunan tidak terlihat dan akan ditutup oleh curtain wall (gambar 5.30).

Pada potongan bangunan butik hotel A-A (gambar 5.31) pada bagian lantai 1 merupakan lobby dari hotel, ketika tamu hotel masuk, tamu hotel akan merasakan kemegahan karena pada area ini terdapat void hingga lantai 2 (gambar 5.32). Pada lantai 2 bangunan butik hotel merupakan pre-function hall untuk menuju ke ballroom sedangkan diujung lain terdapat coffee shop yang akan memfasilitasi sarapan pagi untuk tamu hotel yang

Dokumen terkait