• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN KARIOGENIK PADA SISWA KELAS VI SDN GUNUNG ANYAR 273 SURABAYA TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN KARIOGENIK PADA SISWA KELAS VI SDN GUNUNG ANYAR 273 SURABAYA TAHUN 2019"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No. 1 Bulan Maret 2021, ISSN: 2721-2033

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN KARIOGENIK PADA SISWA KELAS VI SDN GUNUNG ANYAR 273

SURABAYA TAHUN 2019 Miftakhul Ilma Yanfa1

Endang Purwaningsih2

Ratih Larasati3

123Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya Email : ilmayanfa28@gmail.com

ABSTRAK

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan, sehingga menjaga kesehatan gigi dan mulut juga penting dilakukan. Kesehatan gigi dan mulut adalah keadaan sehat dari penyakit jaringan keras dan jaringan lunak gigi yang memungkinkan gigi dan mulut berfungsi dengan baik tanpa adanya masalah yang dapat menganggu kehidupan individu sehingga individu dapat hidup lebih produktif.

Masalah penelitian ini adalah rendahnya persentasi angka bebas karies pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya Tahun 2019. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang makanan kariogenik pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jumlah responden 23 siswa. Metode: pengumpulan data yang digunakan adalah lembar kuesioner. Teknik analisis data yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil: dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang makanan kariogenik pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya tahun 2019 dalam kategori baik.

Kata Kunci :

Pengetahuan, Makanan Kariogenik.

ABSTRACT Key word:

Ability, Maintenance, Student Background Oral health is part of the overall health of the body, so maintaining oral health is also important. Dental and oral health is a healthy condition from hard tissue and soft tissue disease that allows teeth and mouth to function properly without any problems that can disrupt individual lives so that individuals can live more productively.

The problem of this study is the low percentage of caries-free numbers in class VI students of Gunung Anyar 273 Elementary School Surabaya in 2019. Purpose: this study is to find out the description of knowledge about cariogenic food in grade VI students of SDN Gunung Anyar 273 Surabaya in 2019. This type of research is a descriptive study with a number of respondents 23 students. Method: data collection used was a questionnaire sheet. Data analysis techniques that have been collected and presented in tabular form. Results: from this study showed that knowledge about cariogenic food in class VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya in 2019 in the good category.

PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan, sehingga menjaga kesehatan gigi dan mulut juga penting dilakukan. Kesehatan gigi dan mulut adalah keadaan sehat dari penyakit jaringan keras dan jaringan lunak gigi

(2)

yang memungkinkan gigi dan mulut berfungsi dengan baik tanpa adanya masalah yang dapat menganggu kehidupan individu sehingga individu dapat hidup lebih produktif (Kemenkes RI, 2015).

Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang menyadari besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Jadi kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang kesehatan seseorang (Rosidi, dkk 2014).

Gigi merupakan alat pencernaan dalam tubuh anak. Masalah utama kesehatan gigi dan mulut pada anak adalah karies gigi. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, menunjukkan indeks rata-rata karies gigi pada anak usia 10-12 tahun sebesar 1,89% (Riskesdas, 2018).

Anak-anak cenderung lebih menyukai makanan kariogenik yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigi. Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk karena anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang mengalami karies( Arisman, 2007 cit. Rosidi dkk, 2014).

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada bulan Oktober 2019 dengan sasaran siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya berjumlah 23 siswa, diperoleh data angka bebas karies pada siswa kelas VI 13,04% dengan perhitungan

sebagai berikut:

Menurut Pedoman UKGS tahun 2014, angka bebas karies kelas 6 ≥ 70%. Berdasarkan kategori tersebut dapat disimpulkan bahwa data angka bebas karies pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya tahun 2019 tidak sesuai dengan pedoman UKGS tahun 2014. Jadi masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya persentase angka bebas karies pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya tahun 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan tentang makanan kariogenik pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya tahun 2019.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Lokasi Penelitian dilakukan di SDN Gunng Anyar 273 Surabaya yang beralamat di Jalan Perum IKIP Gunung Anyar, Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya, Jawa Timur Kode Pos 60294. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2019. Metode pengambilan data menggunakan Kuesioner. Berdasarkan jenis penelitian diambil responden sebanyak 22 siswa. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang makanan kariogenik , menggunakan kriteria penilaian Nursalam (2017) dengan Pengetahuan termasuk dalam kategori Baik = 76% - 100%, Cukup = 56% - 75%, Buruk = ≤56%.

(3)

HASIL PENELITIAN

Tabel.1: Distribusi Frekeunsi Pengetahuan Pengertian Tentang Makanan Kariogenik Pada Siswa Kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya Tahun 2019

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan respoden tentang makanan kariogenik pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya berkriteria baik (93,64%). Tetapi ada beberapa responden belum mengetahui tentang akibat dari terlalu sering mengkonsumsi biskuit (31,82%).

No Pernyataan Jawaban Responden Kriteria

Penilaian Benar Salah % % 1. Pengetahuan tentang pengertian jenis makanan yang menyebabkan gigi berlubang 22 100% 0 0% Baik: 76% - 100% Cukup: 56% - 75% Kurang : < 56%. (Nursalam, 2017) 2. Pengetahuan tentang

pengertian akibat dari makan makanan yang manis 22 100% 0 0% 3. Pengetahuan tentang pengertian makanan yang dapat menyebabkan gigi berlubang 22 100% 0 0% 4. Pengetahuan tentang pengertian akibat terlalu sering mengkonsumsi makanan manis 22 100% 0 0% Pengetahuan tentang pengertian akibat dari terlalu sering

mengkonsumsi biskuit

15 68,18% 7 31,82%

Rata-rata 21 93,64% 1 6,36%

(4)

Tabel.2: Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Jenis Makanan Kariogenik Pada Siswa Kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya Tahun 2019

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang jenis makanan kariogenik pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya berkriteria baik (90,90%). Tetapi ada beberapa responden belum mengetahui tentang jenis makanan es cream (31,82%).

Tabel.3: Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Perawatan Yang Dilakukan Setelah Mengkonsumsi Makanan Kariogenik Pada Siswa Kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya Tahun 2019

No Pernyataan Jawban Responden Kriteria

Penilaian

Benar Salah

 %  %

1. Pengetahuan tentang makanan yang dapat menyebabkan gigi berlubang 22 100% 0 0% Baik: 76% - 100% Cukup: 56% - 75% Kurang : < 56%. (Nursalam, 2017) 2. Pengetahuan tentang jenis makanan es cream 15 68,18% 7 31,82% 3. Pengetahuan tentang akibat dari minuman berasa 21 95,50% 1 4,50% 4. Pengetahuan tentang makanan yang menyebabkan gigi berlubang 22 100% 0 0% 5. Pengetahuan tentang akibat dari minuman bersoda

20 90,90% 2 9,10%

Rata-rata 20 90,90% 2 9,10%

Kriteria Pengetahuan Baik

No Pernyataan Jawaban Responden Kriteria

Penilaian

Benar Salah

 %  %

1. Pengetahuan tentang akibat terlalu sering mengkonsumsi makanan manis 22 100% 0 0% Baik: 76% - 100% Cukup: 56% - 75% Kurang : < 56%. (Nursalam, 2017) 2. Pengetahuan tentang perawatan setelah mengkonsumsi makanan manis 22 100% 0 0% 3. Pengetahuan tentang akibat terlalu sering mengkonsumsi permen

20 90,90% 2 9,10%

4. Pengetahuan tentang perawatan yang dilakukan saat gigi berlubang

14 63,64% 8 36,36%

(5)

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa pegetahuan responden tentang perawatan setelah mengkonsumsi makanan kariogenik pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya berkriteria baik (90,90%). Tetapi ada beberapa rsponden belum mengetahui perawatan yang dilakukan saat gigi berlubang (36,36%).

Tabel.4: Rekapitulasi Hasil Pengetahuan Tentang Makanan Kariogenik Pada Siswa Kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya Tahun 2019

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel.4 Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang makanan kariogenik pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya mempunyai kriteria baik dengan persentase 91,81%.

PEMBAHASAN

Pengetahuan Siswa Tentang Pengertian Makanan Kariogenik Pada Siswa Kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya Tahun 2019

Berdasarkan hasil analisis data pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya menunjukkan bahwa pengetahuan siswa tentang pengertian makanan kariogenik dalam kriteria baik. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

perawatan yang dilakukan setelah mengkonsumsi makanan manis dan lengket

Rata-rata 20 90,90% 2 9,10%

Kriteria Pengetahuan Baik

No Pernyataan Jawaban Responden Kriteria

Penilaian

Benar Salah

 %  %

1. Pengetahuan tentang makanan karogenik pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya 21 93,64 1 6,36% Baik: 76% - 100% Cukup: 56% - 75% Kurang : < 56%. (Nursalam, 2017) 2. Pengetahuan tentang jenis makanan karigenik pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya

20 90,90% 2 9,10%

3. Pengetahuan tentang perawatan setelah mengkonsumsi makanan kariogenik pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya

20 90,90% 2 9,10%

Rata-rata 20,2 91,81% 1,8 8,199%

(6)

Halim, (2017). Pengetahuan siswa tentang pengertian makanan kariogenik baik, namun perilaku siswa masih saja mengkonsumsi makanan kariogenik saat istirahat dapat menyebabkan rendahnya angka bebas karies pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya.

Menurut (Sirat dkk., 2016) Makanan kariogenik adalah makanan yang kaya akan gula dan dapat memicu timbulnya kerusakan gigi. Sifat makanan kariogenik adalah lengket serta melekat pada permukaan gigi dan mudah terselip diantara celah-celah gigi seperti, coklat, permen, biskuit, roti, kue-kue, dan lain-lain.

Dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian sudah sesuai dengan teori dimana siswa sudah mengetahui pengertian tentang makanan kariogenik. Tetapi ada beberapa siswa tidak bisa menjawab pertanyaan tentang pengertian penyebab mengkonsumsi biskuit. Beberapa dari siswa tidak mengetahui jika biskuit termasuk makanan kariogenik, karena biskuit merupakan makanan refund karbohidrat yang terdiri dari karbohidrat sederhana yaitu monosakarida.

Pengetahuan Siswa Tentang Jenis Makanan Kariogenik Pada Siswa Kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya Tahun 2019

Berdasarkan hasil analisis data pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya menunjukkan bahwa pengetahuan siswa tentang jenis makanan kariogenik dalam kriteria baik. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Natalia, (2011). Pengetahuan siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya tentang jenis makanan kariogenik baik, namun siswa masih belum bisa mempraktikan hal tersebut dikarenakan perilaku siswa yang masih saja mengkonsumsi makanan kariogenik saat istirahat dan di lingkungan sekolah siswa masih terdapat pedagang yang menjual makanan yang bersifat kariogenik. Jenis-jenis makanan kariogenik yang dapat menyebabkan gigi berlubang menurut (Sirat dkk., 2016) adalah lengket serta melekat pada permukaan gigi dan mudah terselip diantara celah-celah gigi seperti, coklat, permen, biskuit, roti, kue-kue, dan lain-lain. Makanan tersebut merupakan makanan yang mengandung sukrosa. Menurut Suwelo (1992) cit. Nisita (2016) Sukrosa adalah gula yang terbanyak dan paling di sukai sebagai bahan tambahan pada pabrik makanan di seluruh dunia. Terdapat beberapa bentuk dari sukrosa yaitu putih dan coklat. Sukrosa lebih berbahaya bagi gigi karena memproduksi lebih banyak pelekat glukosa dan membuat plak dalam mulut semakin tebal dan lengket.

Dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian sudah sesuai dengan teori dimana siswa sudah mengetahui pengertian tentang jenis makanan kariogenik. Tetapi ada beberapa siswa tidak bisa menjawab pertanyaan tentang jenis es cream, penyebab dari minuman berasa, dan penyebab dari minuman bersoda. Beberapa dari siswa tidak mengetahui jika es cream, minuman berasa, dan minuman bersoda termasuk makanan kariogenik, karena ketiga minuman tersebut merupakan makanan refund sakarida yang terbuat dari sukrosa.

(7)

Pengetahuan Siswa Tentang Perawatan Yang Dilakukan Setelah Mengkonsumsi Makanan Kariogenik Pada Siswa Kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya Tahun 2019

Berdasarkan hasil analisis data pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya menunjukkan bahwa pengetahuan siswa tentang perawatan yang dilakukan setelah mengkonsumsi makanan kariogenik dalam kriteria baik. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Natalia, (2011). Pengetahuan siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya tentang perawatan setelah mengkonsumsi makanan kariogenik baik, namun mereka masih tidak bisa mempraktikkannya secara langsung. Adapun Faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut, adalah faktor kebiasaan. Apabila siswa dibiasakan sejak dini jika setelah mengkonsumsi makanan kariogenik berkumur, maka tidak akan terjadi karies. Menurut (Budiningrum, 2017) Menyikat gigi langsung setelah makan dapat menyebabkan permukaan email yang pori-porinya sedang melebar akibat kondisi mulut yang sedang asam, menjadi lebih mudah terkikis oleh efek mekanik dari penyikatan gigi. Setelah makan, sebaiknya berkumur-kumur terlebih dahulu. Tunggu setengah hingga satu jam, hingga kondisi mulut kembali netral oleh efek buffer dari air liur (saliva), kemudian dilakukan penyikatan gigi.

Dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian sudah sesuai dengan teori dimana siswa sudah mengetahui tindakan yang dilakukan setelah mengkonsumsi makanan kariogenik. Tetapi ada beberapa siswa tidak bisa menjawab pertanyaan tentang akibat sering mengkonsumsi makanan manis dan tidak membersihkannya, dan perawatan yang dilakukan saat gigi berlubang. Kurangnya pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut mengakibatkan siswa tidak mengetahui apa yang sebaiknya dilakukan setelah mengkonsumsi makanan manis dan lengket. Mereka juga beranggapan apabila gigi berlubang sebaiknya dicabut tidak dirawat.

Pengetahuan Tentang Makanan Kariogenik Pada Siswa Kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya Tahun 2019

Berdasarkan hasil analisis data pengetahuan tentang makanan kariogenik pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya berkriteria baik, persentase yang diperoleh berada pada batas atas persentase kriteria penilaian baik. Pengetahuan responden tentang makanan kariogenik yang berkriteria baik masih saja menimbulkan masalah berupa rendahnya persentase angka bebas karies, hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan siswa tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sehingga dapat mempengaruhi status kesehatan responden. Tingkat pengetahuan responden sebatas tahap tahu (know) yang berarti pengetahuan responden hanya sebagai recall (memanggil) memori yang ada akan tetapi tidak memahami dan tidak mengaplikasikannya sehingga mempengaruhi perilaku atau kebiasaan responden yaitu berupa mengkonsumsi makanan kariogenik. Menurut Arisman (2007 cit. Sirat dkk., 2016) , usia anak sekolah sangat rentan terkena karies gigi karena mereka memiliki kegemaran mengkonsumsi makanan yang manis. Kurangnya pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi dibanding orang dewasa yang mempengaruhi mereka dalam membersihkan gigi, sedangkan pola makan yang menyebabkan terjadinya karies gigi yaitu makanan yang mengandung gula yang melekat di permukaan gigi.

(8)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Penelitian Tentang Pengetahuan Makanan Kariogenik Pada Siswa Kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya Tahun 2019 , dapat disimpulkan: 1) Pengetahuan tentang pengertian makanan kariogenik pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya berkriteria baik. 2) Pengetahuan tentang jenis makanan pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya berkriteria baik. 3) Pengetahuan tentang perawatan gigi setelah mengkonsumsi makanan kariogenik pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya berkriteria baik. 4) Pengetahuan tentang makanan kariogenik pada siswa kelas VI SDN Gunung Anyar 273 Surabaya berkriteria baik.

DAFTAR PUSTAKA

Andayasari, L. dan Anorital (2016) ‘Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status Kesehatan Gigi Anak Taman Kanak-Kanak di Provinsi Banten dan Daerah Istimewa Jogjakarta Tahun 2014’, prosding SNaPP2016 Kesehatan, 6(1), pp. 40–47.

Budiman., Riyanto, Agus. (2013). Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta.

Budiningrum, D. (2017) Gambaran Konsumsi Makanan Kariogenik Dan Karies Gigi Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jember. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.

Halim,F.A. (2017). Gambaran Pengetahuan Tentang Makanan Kariogenik Pada Siswa Kelas VI SDN Jemurwonosari 2/525 Surabaya. Poltekkes Kemenkes Surabaya Jurusan Keperawatann Gigi. Karya Tulis Ilmiah

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Gigi dan Mulut (RISKESDAS GILUT) Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta. Diakses 16 September 2019.

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2015 Tentang Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut. Notoatmodjo, S. (2014) Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2012) Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Nisita, A. A. (2016) ‘Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik Dengan Tingkat Keparahan Karies Gigi’, pp. 12–36.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendektan Praktis. Ed ke-4. Penerbit Salemba Medika. Jakarta.

(9)

Noor, F. Subekti,A.Yodong, Sutomo, B.(2015) ‘Penyebab Tingginya Karies Gigi Pada Wanita Usia 15 – 44 Tahun Di Desa Gondosari Wilayah Kerja Puskesmas Gondosari Kabupaten Kudus’, Jurnal Kesehatan Gigi, 2(01), pp. 38–46

Natalia, D. (2011) Gambaran Pengetahuan Siswa kelas VI SD Rahmat Surabaya

Tentang Makanan Kariogenik. Surabaya. Poltekkes Kemenkes

SurabayaJurusan Keperawatan Gigi. Karya Tulis Ilmiah

Pasaribu, RF. (2016) Pengaruh Pemberian Informasi Terhadap Kecemasan Wanita Yang Menghadapi Menopause, pp. 27-48.

Rosidi, A., Haryani, S. dan Aimayanti, E. (2014) ‘HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MAKANAN KAR I OGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI’, pp. 299–305.

Sirat, N. M., Senjaya, A. A. dan Wirata, I. N. (2016) ‘Hubungan Pola Jajan Kariogenik dengan Karies pada Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas III Denpasar Selatan , Bali 2016’, Jurnal Intisari Sains Medis, 8(3), pp. 193–197. doi: 10.1556/ism.v8i3.146.

Siregar, N. S. (2014) ‘Staf Edukatif Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED’, Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13(2), pp. 38–44.

Tarigan, R. (2016). Karies Gigi. Ed ke-2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Tarigan, R. (2012). Karies Gigi. Ed ke-2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

dengan menggunakan strategi The Power Of Two motivasi siswa lebih tinggi jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, yaitu 77,16% &gt; 66,89%. Adapun penelitian yang

Hasil Tugas Akhir menunjukkan bahwa model Mixture Exponential lebih baik karena memiliki nilai VaR lebih besar dan pelanggaran yang lebih sedikit dibandingkan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan oleh Pegadaian Syariah Cabang Majapahit Semarang dalam meningkatkan jumlah nasabah dan

Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan model latihan yang dapat digunakan dalam proses latihan kids athte#cs ataupun pembelajaran atletik khususnya

Dusun Lamuk, Desa Kalibening RT 12 dan 13 Kegiatan dilakukan oleh enam orang kolektor nyamuk, disebabkan pada bulan Juni tahun 2005 pada kedua RT tiga orang sebagai

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Merancang Kapal, yang merupakan salah satu syarat

• Pengertian dari kerja sama adalah kemampuan seseorang untuk bekerja bersama – sama dengan orang lain atau secara kelompok dalam rangka menyelesaikan suatu tugas atau.. kegiatan

MANDIRI INVESTA EKUITAS SYARIAH mempunyai target komposisi portofolio investasi minimum 80% (delapan puluh persen) dan maksimum 100% (seratus persen) dari Nilai Aktiva Bersih pada