• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 5 Kerangka Strategis Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 5 Kerangka Strategis Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

5 - 1

5.1

POTENSI PENDANAAN APBD

Berdasarkan peraturan perundangan terkait dengan pembiayaan, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2-JM bidan Cipta Karya meliputi:

1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.

3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.

4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).

5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan

Bab 5

Kerangka

Strategis

Pendanaan

Infrastruktur

Bidang Cipta Karya

(2)

5 - 2

prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secaraterpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.

5.2

PROFIL APBD KOTA TASIKMALAYA

Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 4 tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 4 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:

a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung. b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,

dan Pendapatan Lain yang Sah.

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran

Tabel 5.1

APBD Kota Tasikmalaya Tahun 2011 sampai dengan 2014 BELANJA DAERAH 2011 2012 2013 2014 Rata-rata kenaikan Rp Rp Rp Rp Pendapatan Daerah 915.696.936.000 1.061.433.837.805 1.360.407.419.111 1.595.644.026.644 16,82 Pendapatan Asli Daerah 110.369.865.000 153.009.410.135 170.101.109.996 506.859.742.264 34,79 Pajak Daerah 249.852.154.000 44.417.025.271 56.376.291.560 253.429.871.132 -121,18 Restribusi Daerah 7.833.187.000 14.212.668.374 15.351.933.990 73.187.386.571 43,78 Hasil Pengelolaan 3.580.405.000 3.664.327.800 4.407.822.600 10.692.435.120 25,98 Kekayaan Daerah yg Dipisahkan - - - 4.937.249.923 0,00 Lain-Lain PAD 73.971.118.000 90.715.388.690 94.266.061.846 164.612.799.518 21,65 Dana Perimbangan 574.424.542.000 683.658.331.251 - 845.802.099.130 5,33 Dana Bagi Hasil 63.832.968.000 70.597.121.251 46.888.402.910 70.895.846.130 -2,37

Dana Alokasi Umum 576.087.274.000 582.124.220.000 657.021.125.000 732.508.313.000 7,58 Dana Alokasi Khusus 34.504.300.000 30.936.990.000 36.374.200.000 42.397.940.000 5,87 Lain-Lain Pendapatan 73.971.118.000 224.766.096.419 - 496.412.056.382 22,36

(3)

5 - 3

BELANJA DAERAH 2011 2012 2013 2014 Rata-rata kenaikan Rp Rp Rp Rp Daerah Yang Sah Pendapatan Hibah - - - - 0,00 Dana Darurat - - - - 0,00 DBH Pajak dari Pemda Lain 40.420.221.000 45.370.150.324 - 74.249.954.686 3,64 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 133.585.128.000 122.975.025.000 - 223.545.234.000 -2,88 Bantuan Keuangan Provinsi/Pemda Lain 56.897.178.000 - - 198.707.858.696 0,00 Pendapatan Lainnya - 56.420.921.095 - - 0,00 Pembiayaan Penerima Pembiayaan Daerah - 23.638.084.497 49.031.377.815 103.115.231.057 34,75 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya - 18.515.073.332 49.031.377.815 103.115.231.057 38,23 Pengeluaran Pembiayaan Daerah - 1.012.423.950 1.518.998.100 3.300.000.000 29,11 Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah - 1.000.000.000 750.000.000 2.300.000.000 11,35 Pembayaran Pokok Utang - 12.423.950 99.815.231.057 33,33 Pembiayaan Netto - 22.625.660.547 47.512.379.715 17,46 Belanja 917.531.043.000 1.034.891.037.728 - 1.456.076.331.987 0,00 Belanja Tidak Langsung 582.930.734.000 671.289.882.572 - 804.203.383.074 0,00 Belanja Langsung 334.600.309.000 363.601.155.156 - 651.872.948.913 0,00

(4)

5 - 4

5.3

POTENSI PENDANAAN APBN

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN. Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut.

Tabel 5.2

Tabel APBN Cipta Karya di Kota Tasikmalaya Tahun 2011 sampai dengan 2015 No Sektor Alokasi

2011 2012 2013 2014 2015 1 Pengembangan Air Minum 8.718.934 - - 359.755 -

2 Pengembangan PLP - - 1.200.000 15.476.114 2.634.478

3 Pengembangan Permukiman - 9.405.000 10.625.000 16.334.660 7.768.938

4 Penataan Bangunan dan Lingkungan 1.000.000 1.867.725 1.548.687 - 1.784.571

Total 9.718.934 11.272.725 13.373.687 32.170.529 12.187.987

Sumber : emonitoring.pu.go.id

Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat

(5)

5 - 5

berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.

Tabel 5.3

Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kota Tasikmalaya Tahun 2011 sampai dengan 2015

No Jenis DAK 2011 2012 2013 2014 2015 1 DAK Air Minum 686.100 729.080 772.060 1.698.572 3.288.916

2 DAK Sanitai 725.400 971.510 1.217.620 2.067.098 2.799.522

Total 1.411.500 1.700.590 1.989.680 3.765.670 6.088.438

Sumber : emonitoring.pu.go.id/dak

5.4

ALTERNATIF SUMBER PENDANAAN

Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, air limbah dan persampahan.

Kondisi Kota Tasikmalaya itu tidak memiliki sistem penyediaan air minum dan selama ini penyediaan air minum di Kota Tasikmalaya dilayani oleh PDAM Kabupaten Tasikmalaya, maka memungkinkan dibentuk lembaga pengelolanya berbentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), atau Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) SPAM, bahkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Berkaitan dengan pelayanan air bersih Kota Tasikmalaya, ada dua hal substansial yang harus segera ditangani oleh Pemerintah Kota, yaitu: (1) sumber air baku yang terbatas di wilayah Kota Tasikmalaya; dan (2) tingkat pelayanan air bersih baru mencapai 22% penduduk kota.

Saat ini PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya mampu melayani 22 kecamatan dari 49 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Jumlah Kecamatan yang terlayani sebanyak 10 Kecamatan dari total 10 Kecamatan di Kota Tasikmalaya, dengan jumlah pelanggan 25.456 SL, atau 154.710 jiwa yang terlayani dari total 646.211 jiwa jumlah penduduk Kota Tasikmalaya. Jumlah total

(6)

5 - 6

sambungan langganan yang terlayani di wilayah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya sebanyak 36.590 sambungan langganan.

Tabel 5.4

Jumlah SL PDAM Tirta Sukapura

No. Wilayah Jumlah SL Jumlah Jiwa Terlayani (Jiwa) A Kota Tasikmalaya 1 Tasikmalaya Barat 8.834 54.320 2 Tasikmalaya Timur 8.592 51.928 3 Cibereum 3.326 20.238 4 Kawalu 3.196 19.176 5 Indihiang 1.508 9.048 Jumlah 25.456 154.710 B Kabupaten Tasikmalaya 1 Singaparna 3.436 21.086 2 Lewisari 849 5.940 3 Manonjaya 1.117 7.078 4 Mangunreja 358 2.148 5 Ciawi 1.149 7.176 6 Rajapolah 340 2.322 7 Pagerageung 741 4.446 8 Salawu 521 3.126 9 Sukaraja 131 786 10 Bantarkalong 675 4.144 11 Karangnunggal 12 Cisayong 363 2.930 Jumlah 9.680 61.182 Jumlah Total 35.136 215.892

Sumber : PDAM Kab. Tasikmalaya, 2013

Jumlah penduduk yang terlayani ini memanfaatkan suplai air bersih dari PDAM Tirta Sukapura yang notabene adalah milik Kabupaten Tasikmalaya. Sumber mata air di wilayah Kota Tasikmalaya terbatas, sedangkan kualitas dan kuantitas air tanah tidak memadai untuk dijadikan sumber air bersih. Sebagian penduduk kota memanfaatkan sumber-sumber air lain yang disalurkan melalui Hidran Umum ataupun ke MCK terdekat.

Sistem pelayanan di Kota Tasikmalaya dibagi menjadi 2 sistem yaitu : 1. Sistem Regional

(7)

5 - 7

Sistem pelayanan pada sistem regional terdiri dari 6 cabang dan unit IKK yaitu : cabang Tasikmalaya, Cabang Cibeureum, Cabang Singaparna, Unit IKK Leuwisari, Unit IKK Kawalu, dan unit IKK Manonjaya.

2. Sistem Unit IKK

Sistem pelayanan pada daerah studi untuk sistem unit IKK terdiri dari unit IKK Salawu, Cabang Indihiang, Unit IKK Karangninggal, Unit IKK Bantarkalong, Unit IKK Cineam, Unit IKK Rajapolah, Unit IKK Cibalong, Unit IKK Pagerageung, dan Unit IKK Ciawi. Jumlah sambungan pelanggan saat ini sebesar 30.916 sambungan, dimana jumlah sambungan rumah (SR) sebanyak 30.753 unit SR dan Hidran Umum (HU) sebanyak 163 unit HU. Sambungan rumah aktif (SR aktif) saat ini sebanyak 39.206 unit SL. Jumlah penduduk yang terlayani dengan sistem tersebut di atas ±230.381 jiwa dari jumlah penduduk daerah pelayanan sebesar ± 524.738 jiwa. Sehingga cakupan pelayanan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya saat ini mencapai sebesar ± 44 % dimana cakupan pelayanan Kota Tasik sebesar ±47.36 % dan Kabupaten Tasikmalaya sebesar ± 38 %. Jika dilihat dari jumlah penduduk Kota dan Kabupaten secara keseluruhan sesuai dengan data BPS 2006, maka cakupan pelayanan air bersih PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya baru mencapai ± 10 %. Selain dengan menggunakan SR dan HU PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya juga menggunakan tanki air untuk melayani pelanggan sesuai dengan permintaan. Untuk masyarakat daerah pelayanan yang belum tersentuh pelayanan air bersih PDAM, umumnya menggunakan sumber air tanah berupa sumur dangkal. Berdasarkan kondisi di lapangan umunya kualitas air sumur masyarakat tersebut secara visual cukup jernih dan tidak berbau/berasa.

(8)

5 - 8

Tabel 5.5

Kondisi Pelayanan Sistem Penyediaan Air Bersih PDAM Kabupaten Tasikmalaya No. Nama

Cabang/Unit Daerah Pelayanan Cakupan Pelayanan Kualitas Pelayanan

Kualitas Air Kehilangan Air Konsumsi Air (l/or/hari) 1 Cab. Tasikmalaya Unit Regional Tasikmalaya

Mencakup seluruh wilayah administrasi sebanyak 180.897 jiwa tersebar di 15 (lima belas) kelurahan.

Jumlah pelanggan berdasarkan cakupan pelayanan = 14.060 unit, yang terdiri dari Sambungan Langsung = 14.029 unit, Sambungan Kran Umum = 31 unit

Cakupan = 38%

Belum memadai sesuai harapan (5% tidak menerima air selama 24 jam)

Memenuhi syarat

54% 102,6 l/orang/hari

2 Cabang Cibeureum Jumlah penduduk wilayah administrasi sebanyak 82.036 jiwa, tersebar di 15 desa dan baru 9 desa (48.406 jiwa = 59,0%) yang masuk daerah pelayanan sistem air bersih.

Jumlah pelanggan berdasarkan cakupan pelayanan = 2.996 unit, yang terdiri dari Sambungan Langsung = 2.992 unit, Sambungan Kran Umum = 4 unit

Cakupan = 23,35%

Belum memadai Memenuhi syarat

29,77% 81,71 l/orang/hari

3 Unit Kawalu Jumlah penduduk wilayah system atratif sebanyak 134.587 jiwa, terbesar di 18 desa dan baru 9 desa (56.010 jiwa = 41,6%) yang masuk daerah pelayanan sistem air bersih

Jumlah pelanggan berdasarkan cakupan pelayanan = 1.444 unit, yang terdiri dari Sambungan Langsung = 1.442 unit, Sambungan Kran Umum = 2 unit

Belum memadai Memenuhi syarat

53,25% 91,95 l/orang/hari

(9)

5 - 9

No. Nama

Cabang/Unit Daerah Pelayanan Cakupan Pelayanan Kualitas Pelayanan

Kualitas Air Kehilangan Air Konsumsi Air (l/or/hari) Cakupan = 18,38%

4 Unit Leuwisari Jumlah penduduk wilayah sistem

atratif sebanyak 63.561 jiwa, terbesar di 15

desa dan baru 4 desa (16.901 jiwa = 26,6%) yang masuk daerah pelayanan sistem air bersih

Jumlah pelanggan berdasarkan cakupan pelayanan = 736 unit, yang terdiri dari Sambungan Langsung = 719 unit, Sambungan Kran Umum = 17 unit

Cakupan = 39,84%

Cukup memadai Memenuhi syarat

46,63% 56,61 l/orang/hari

5 Unit Indihiang Jumlah penduduk wilayah sistem

atratif sebanyak 64.215 jiwa, terbesar di 13

desa dan baru 5 desa (38.254 jiwa = 59%) yang masuk daerah pelayanan sistem air bersih

Jumlah pelanggan berdasarkan cakupan pelayanan = 773 unit, yang terdiri dari Sambungan Langsung = 773 unit, Sambungan Kran Umum = 0 unit

Cakupan = 14,14%

Kurang merata Memenuhi syarat

67% 71,83 l/orang/hari

(10)

5 - 10

Cakupan pelayanan air bersih baru saat ini mencapai 28% dari seluruh penduduk Kota Tasikmalaya. Cakupan pelayanan air bersih melalui perpipaan dan suplai tangki air di Kota Tasikmalaya tahun 2030 diharapkan dapat mencapai 85%. Jaringan perpipaan air bersih ini pengembangannya saling terintegrasi antara IPA (Instalasi Pengolahan Air) yang satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk sistem jaringan tertutup (loop). Upaya pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk Kota Tasikmalaya hingga tahun 2030 dapat dipenuhi dari sumber air dari waduk yang ada melalui sistem pemompaan yang ditampung dalam reservoir sebelum didistribusikan ke masyarakat dengan kapasitas yang bervariasi disesuaikan dengan kemampuan IPA yang tersedia.

Penduduk yang belum terlayani air bersih dengan sistem perpipaan dapat memenuhi kebutuhan air bersihnya melalui penyediaan air minum nonpepipaan yang mencapai 15 %. Metode yang digunakan adalah pembuatan sumur-sumur, baik yang dikelola secara individu maupun secara komunal.

Sistem distribusi air bersih Kota Tasikmalaya menggunakan reservoir dengan penentuan kapasitas tampung reservoir sebesar 20 % dari debit maksimum harian atau minimal 1.000 m3 untuk masing-masing reservoir disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan air yang tersedia guna memenuhi kebutuhan air penduduk yang ada di wilayah pelayanannya hingga tahun 2014.

Sumber-sumber pembiayaan infrastruktur air minum di Kota Tasikmalaya berasal dari APBD Kota Tasikmalaya, APDB Provinsi, APBN, Bantuan Luar Negeri dan masyarakat. Sektor air minum, limbah dan persampahan lebih dominan di biayai oleh APBD Kota Tasikmalaya, sedangkan untuk sektor penanggulangan bencana, jalan negara, dan drainase makro pemerintah pusat lebih dominan.

Tabel 5.6

Laba/Rugi PDAM Tirta Sukapura Yang Berakhir 30 Juni 2013 Juni 2013 PERKIRAAN s/d Juni 2013 Realisasi Realisasi PENDAPATAN USAHA 2.868.411.450 Penjualan Air 16.632.289.850 158.720.397 Pendapata non air 1.007.137.570 3.027.131.847 JUMLAH PENDAPATAN USAHA 17.639.427.420

BIAYA LANGSUNG USAHA

178.893.796 Biaya intalasi sumber 756.181.025 9.999.603 Biaya Intalasi Pengolahan 93.036.843

(11)

5 - 11

Juni 2013

PERKIRAAN s/d Juni 2013 Realisasi Realisasi 646.532.498 Biaya intalasi trans&Distribusi 3.081.294.067 835.425.897 JML BIAYA LANGSUNG USAHA 3.930.511.935

2.191.705.950 LABA/RUGI USAHA 13.708.915.485 BIAYA TIDAK LANGSUNG USAHA 2.458.330.140 jumlah Biaya Administrasi Umum 10.963.003.079

(266.624.190) LABA /(RUGI) USAHA 2.745.912.406

PEND. (BIAYA) LAIN-LAIN 2.984.246 Jumlah pndapatan 40.134.447

Jumlah Biaya lain-lain 4.021.149 2.984.246 JUMLAH PEND.BIAYA LAIN-LAIN 36.113.298

(263.639.944) Laba/Rugi Bersih sebelum PPh 2.782.025.704

Sumber : PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya

Pendirian perusahaan daerah air minum (PDAM) Kabupaten Tasikmalaya didasarkan pada perda no. 7 tahun 1975 yang disahkan oleh Gubernur -Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat- dengan surat keputusan nomor 210.33/HK-011/SK/76 tanggal 14 Januari 1976.

Pada tanggal 15 Agustus 2003 berdasarkan SK Bupati No. 539/Kep.234-EK/PDAM/2002 PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya ditetapkan namanyasebagai

“PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya”

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Nomor 3 tahun 1977 Seri C. Saat ini kantor pusat PDAM Kabupaten Tasikmalaya berlokasi di Jalan Raya Singaparna, dengan jumlah pegawai 270 orang dengan komposisi Pimpinan, Direktur Utama dibantu Direktur Umum dan Direktur Teknik. Selain kantor pusat, PDAM Kabupaten Tasikmalaya dibantu oleh 3 (tiga) cabang dan 17 unit IKK dengan 2 unit IKK sudah tidak aktif.

PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya memiliki Visi, yaitu : Menjadikan PDAM Tasikmalaya sebagai penyedia Air Bersih yang terbaikmelalui pengelolaan dan pelayanan yang profesional.

(12)

5 - 12

Sedangkan misi dari PDAM Kota Tasikmalaya adalah : 1. Memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat

2. Meningkatkan pelayanan penyediaan air bersih bagi masyarakat 3. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia

4. Menyediakan salah satu sarana penunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Berdasarkan struktur organisasi dan tata kerja yang ditetapkan dengan surat keputusan bupati nomor 5 tahun 1989 tanggal 21 desember. Perusahaan air minum Kabupaten Tasikmalaya dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang bertanggung jawab langsung kepada Bupati melalui Badan Pengawas. Dalam menjalankan tugasnya, Direktur Utama dibantu oleh:

a. Direktur Umum b. Direktur Teknik

c. Satuan Pengawas Intern d. Unit Pengolahan Data e. Kepala Bagian

f. Kepala Cabang g. Kepala Unit IKK

Berikut adalah struktur organisasi dan tata kerja yang berlaku berdasarkan peraturan Direksi PDAM Tirta sukapura kabupaten Tasimalaya Nomor 064/54/XI/2011 tanggal 30 november 2011.

Tabel 5.7

Struktur Organisasi PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya No Bagian pegawai perusahaan pensiun PP Tenaga Profesional CPP/PTT Jumlah Total 1 DIREKSI a.Direktur Utama 1 1 b.Direktur Umum 1 1 c.Direktur Teknik 1 1

2 satuan pengawasan intern 8 8

3 Bagian Umum 27 27

4 Bagian Keuangan 9 9

5 Bagian Hubungan Masyarakat

11 11

6 Bagian Program & Prc. 7 7

7 Bagian Produksi dan distribusi

10 10

(13)

5 - 13

No Bagian pegawai perusahaan pensiun PP Tenaga Profesional CPP/PTT Jumlah Total Jumlah I 79 1 2 82 10 Cabang-Cabang a.Tasikmalaya Timur 27 27 b.Tasikmalaya Barat 25 25 c.Singaparna 20 20 d.Cibereum 20 20 e.indihiang 15 15 f.Kawalu 20 20 g.Ciawi 11 11 Jumlah II 138 138 11 Unit IKK a.Manonjaya 6 1 7 b.Parereageung 5 5 c.Rajapolah 4 4 d.Leuwisari 6 6 e.Salawu 5 5 f.Karangnunggal g.Taraju h.Cineam 3 3 i.Bantarkalong 6 6 j.Sukaraja 2 2 k.Cigalontang i.Cisayong 3 3 m.Mangunreja 3 3 n.Cikalong Jumlah III 43 1 44 Total 260 1 2 1 264

Untuk persampahan, Kota Tasikmalaya sudah memiliki tempat pembuangan akhir sendiri, yaitu Area TPA Ciangir dengan luas 8 Ha, terletak di Kecamatan Tamansari dengan sistem Controled Landfill. Untuk pelayanan dalam Kota Tasikmalaya direncanakan penambahan lokasi TPS, baik yang permanen (bak tertutup atau terbuka, dan lokasi kontainer dengan landasan) maupun temporer (lokasi peletakan sementara kontainer), sesuai dengan perkembangan fisik terbangun yang akan dilayani. Pengangkutan dari TPS ke TPA ini dilakukan dengan kontainer dan dilaksanakan oleh

(14)

5 - 14

unit kerja Kantor LHPK (Lingkungan Hidup dan Pelayanan Kebersihan) yang bertugas untuk itu, sementara pengangkutan sampah dari perumahan atau fasilitas ke TPS dilakukan dengan gerobak sampah dan ditangani oleh masyarakat sendiri, yang dikelola pada umumnya oleh perangkat tingkat RT/RW.

Jumlah sampah yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas yang ada di Kota Tasikmalaya yaitu sebanyak 1.306 m3/hari, berasal dari aktivitas pasar sebanyak 163,5 m3/hari, permukiman 870,46 m3/hari, 108,92 m3/hari, industri 108,66 m3/hari, jalan 54,46 m3/hari. Jenis sampah yang teridentifikasi yaitu sampah yang teridentifikasi yaitu sampah organic dan non-organik (Sumber : Dinas LHPK, 2006).

Sarana penanganan sampah yang dilakukan yaitu pola komunal (umum/TPSS), roda sampah (28 roda), dan individu (tempat sampah rumah), dan koleksikan di TPSS (78 unit) dan Transfer Depo (6 unit) dengan menggunakan dump truk (19 truk), container (18 unit). Selanjutnya sampah yang terkumpul diangkut ke TPA di Ciangir Kecamatan Tamansari seluas 8 Ha.

Sistem pelayanan air limbah domestik di Kota Tasikmalaya secara teknis dilayani oleh system setempat (on site system). Adapun teknologi pengolahan yang ada adalah tangki septic yang dilanjutkan dengan pengolahan lumpur tinja di IPLT. IPLT Kota Tasikmalaya berada di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu.

IPLT Singkup pada saat ini kondisinya rusak (tidak dapat digunakan), dimana unit-unit yang ada di IPLT Singkup tidak dipergunakan untuk pengolahan lumpur tinja. Saat dilakukan kunjungan ke IPLT Singkup diperoleh beberapa informasi bahwa sampai saat ini IPLT Singkup masih menerima pembuangan lumpur tinja dari truk lumpur tinja dengan ritasi antara 2 – 3 kali sehari. Lumpur tinja tersebut tidak masuk kedalam unit pengolahan, melainkan dibuang kelahan kosong yang ada di IPLT Singkup tersebut.

5.5

PROYEKSI APBD 5 (LIMA) TAHUN KEDEPAN

Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir

(15)

5 - 15

menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.

Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta karya terhadap APBD sama dengan eksisting maka diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta karya dalam lima (5) tahun kedepan.

Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut dapat ditampilkan pada tabel berikut.

(16)

5 - 16

Tabel 5.8

Realisasi dan Proyeksi APBD Kota Tasikmalaya

Komponen APBD Realisasi Persentase Pertumbuhan Proyeksi 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Pendapatan Asli Daerah 1.061.433.837.805 1.360.407.419.111 1.595.644.026.644 16,82 1.863.974.885.816 2.132.305.744.988 2.400.636.604.160 2.668.967.463.332 2.937.298.322.504 Dana Perimbangan 683.658.331.251 - 845.802.099.130 5,33 890.849.049.251 935.895.999.372 980.942.949.493 1.025.989.899.614 1.071.036.849.735 DAU 582.124.220.000 657.021.125.000 732.508.313.000 7,58 788.036.893.362 843.565.473.724 899.094.054.086 954.622.634.448 1.010.151.214.810 DBH 70.597.121.251 46.888.402.910 70.895.846.130 -2,37 72.578.398.644 72.578.398.642 70.895.846.128 69.213.293.614 67.530.741.100 DAK 652.721.341.251 703.909.527.910 803.404.159.130 9,83 882.363.184.789 961.322.210.448 1.040.281.236.107 1.119.240.261.766 1.198.199.287.425 - DAK Air Minum 729.080.000 772.060.000 1.698.572.000 8,98 1.851.027.812 2.003.483.625 2.155.939.437 2.308.395.249 2.460.851.062 - DAK Sanitasi 971.510.000 1.217.620.000 2.067.098.000 30,65 2.700.741.867 3.334.385.734 3.968.029.602 4.601.673.469 5.235.317.336 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 224.766.096.419 - 496.412.056.382 22,36 607.425.900.732 718.439.745.082 829.453.589.432 940.467.433.782 1.051.481.278.132 Total APBD 3.277.001.537.977 2.770.216.154.931 4.548.432.170.416 5.109.780.082.274 5.669.445.441.615 6.227.428.248.445 6.785.411.55.274 7.343.393.862.104

(17)

5 - 17

5.6

Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Dalam rangka pencapaian pembangunan bidang Cipta Karya di daerah, dan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2-JM, Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya telah menyusun strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Yang meliputi beberapa aspek antara lain :

1. Strategi peningkatan DDUB, meliputi:

▪ Meningkatkan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar perhitungan pembagian dalam Dana Perimbangan

▪ Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi dalam pelaksanaan Dana Perimbangan

2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran, meliputi:

▪ Membenahi manajemen data penerimaan PAD

▪ Meningkatkan penerimaan pendapatan non-konvensional

▪ Melakukan evaluasi dan revisi secara berkala peraturan daerah pajak dan retribusi yang perlu disesuaikan

▪ Menetapkan target penerimaan berdasarkan potensi penerimaan

▪ Mengembangkan kelembagaan pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan kebutuhan daerah

▪ Menetapkan sumber pendapatan daerah unggulan yang bersifat elastis terhadap perkembangan basis pungutannya dan less distortive terhadap perekonomian

▪ Melakukan optimalisasi sumber pendapatan asli daerah lainnya

▪ Penataan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan Pendapatan Daerah

▪ Peningkatan Pendapatan Daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi ▪ Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah dengan

Pemerintah Pusat, Provinsi, dan SKPD Penghasil

▪ Meningkatkan kemitraan Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Lembaga Keuangan lainnya dalam rangka meningkatkan PAD

(18)

5 - 18

▪ Meningkatkan pelayanan serta pembangunan infrastruktur dasar bagi masyarakat sebagai upaya mewujudkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dan retribusi pajak

▪ Meningkatkan kualitas pengelolaan aset dan keuangan daerah 3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah, meliputi:

▪ Meningkatkan manajemen keuangan berdasarkan prinsip-prinsip yang sehat dan rasional

4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya, meliputi:

▪ Deregulasi peraturan daerah untuk dapat meningkatkan minat berinvestasi di Kota Tasikmalaya

▪ Kerjasama investasi antara Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya dengan pihak swasta atau dengan pihak government/pemerintah lain dengan perjanjian yang disepakati

▪ Mendorong peningkatan investasi langsung oleh masyarakat lokal

▪ Penyelenggaraan Perijinan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) yang merupakan wujud pelayanan publik dalam tata pemerintahan

▪ Meningkatkan koordinasi program melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

▪ Kegiatan investasi diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana investasi ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan peran masyarakat luas seperti sektor pertanian, sektor industri berbasis pertanian, industri pengolahan, dan industri manufaktur

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam Suryadi (1993:20-25) diceritakan bahwa Zamzami dan Marlaini adalah kakak beradik yang tinggal di Bukittinggi, terlunta-lunta setelah ayahnya beristri muda

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kontribusi peserta, claim , dan hasil investasi secara simultan dan parsial terhadap surplus

Uang Leges adalah Biaya legalisasi yang dinyatakan dalam bentuk surat berharga berupa materai leges yang ditempelkan pada Surat-surat Izin, Surat

(1) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan

Hasil penelitian mengenai gambaran tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap keputihan yang dilakukan di SMA Negeri 2 Pontianak menunjukkan bahwa

Tujuan dalam penelitian ini : (1) Untuk mengetahui penggunaan lahan di Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari pada tahun 2012; (2) Untuk mengetahui kesesuaian

Saat ini banyak perangkat yang bisa digunakan untuk berbagi Koneksi, tapi rata-rata pengguna setidaknya menguasai teknik pemrogaraman/konfigurasi yang pada orang

DIHASILKAN OLEH BALAI PENELITIAN DAN PEMULIA TANAMAN YAITU SEBAGAI PRODUSEN BENIH SUMBER PALAWIJA YAITU DARI BENIH PENJENIS KE BENIH DASAR DAN DARI BENIH DASAR KE BENIH POKOK (OLEH