BAB 1.
KONSEP DASAR DIGITAL
Materi :
1. Representasi Bentuk Digital dan Analog
2. Bentuk Sinyal Digital
3. Transmisi Serial & Paralel
4. Switch dalam Rangkaian Elektronika
5. Gerbang Logika Dasar
6. Tabel Kebenaran
Pendekatan
Æ
Representasi Numerik
Representasi ANALOG :
Besarannya dinyatakan dalam tegangan, arus atau
gerakan meter yang proporsional dengan nilai dari
besaran itu sendiri.
Contoh :
Speedometer
sepedamotor (kecepatan sepeda
motor ditunjukkan oleh gerakan jarum)
Thermostat
ruangan (temperatur ruangan ditunjukkan
oleh gerakan strip metalnya)
Representasi DIGITAL
Besarannya tidak hanya ditunjukkan dalam nilai
yang proporsional saja, tetapi juga dalam simbol
yang dinamakan digit.
Contoh :
-
Jam digital
-
Kalkulator
Beda sistim Analog dan Digital
Sistim DIGITAL
Kombinasi dari sejumlah peralatan yang didisain untuk
memanipulasi informasi logika atau besaran fisik yang
dinyatakan dalam bentuk digital; nilainya berupa nilai-nilai diskrit.
Sebagian besar berupa peralatan elektronik, juga bisa mekanik,
magnetik atau pneumatik.
Contoh : komputer, kalkulator, audio dan video digital, sistim
telepon.
Sistim ANALOG
Terdiri dari sejumlah peralatan untuk memanipulasi besaran fisik
yang dinyatakan dalam bentuk analog. Besarannya bisa
bervariasi dalam rentang nilai yang kontinyu.
Keunggulan Sistem Digital
1. Mudah dalam mendisain
2. Mudah dalam penyimpanan informasi
3. Ketepatan dan akurasi tinggi
4. Pengoperasiannya dapat diprogram
5. Lebih tahan terhadap noise
Bagaimana mem-proses sistim analog
menggunakan teknik digital ?
Ada 3 langkah :
1. Ubah input analog menjadi bentuk digital
2. Lakukan pemrosesan informasi digital
3. Ubah kembali output digital ke dalam bentuk analog
Peralatan
Ukur
A/D
Converter
Digital
Processing
D/A
Converter
Controller
Analog
Analog
Digital
Digital
Analog
temperatur
Pengaturan
temperatur
Bentuk Sinyal Digital
0 V
0,8 V
2 V
5 V
Biner ‘0’
Biner ‘1’
Tidak digunakan
t
0t
1t
2t
3t
40
0
0
1
1
4 V
t
Vo(t)
Rangkaian Digital
Didisain untuk menghasilkan output digital yang
bervariasi, yaitu ‘0’ atau ‘1’
0 V
4 V
v
iv
o5 V
0 V
t
Case 1
0,5 V
4 V
v
iv
o3,7 V
0 V
t
Case 2
Rangkaian
Digital
v
iv
oTransmisi SERIAL dan PARALEL
Salah satu aspek penting dalam sistim digital adalah
memindahkan data / informasi digital dari satu tempat ke
tempat lainnya
Æ
Transmisi
Berdasarkan jumlah circuit/kabel yang menghubungkan
kedua tempat tersebut, ada 2 jenis transmisi :
a. Transmisi
Paralel
Æ
jumlah circuit yang terhubung lebih dari 1
b. Transmisi
Serial
Æ
jumlah circuit yang terhubung hanya 1
Kelebihan/kekurangan :
Transmisi Paralel
Æ
waktu pengiriman cepat, cost mahal
Contoh : DB-25 (printer)
Transmisi Serial
Æ
waktu pengiriman lambat, cost murah
Contoh : internet (RJ-45), USB, DB 9
A
4A
3A
2A
1A
0MSB
LSB
Circuit
A
B
4B
3B
2B
1B
0Circuit
B
1
0
0
1
1
Transmisi Paralel
A
OUTCircuit
A
B
INCircuit
B
Transmisi Serial
T
0T
1T
2T
3T
40
0
1
1
1
SWITCH DALAM RANGKAIAN ELEKTRONIKA
Transisi antara level digital ‘1’ dan ‘0’ dapat dibuat dengan
men-switch dari level tegangan satu ke level tegangan
yang lain (biasanya 0V dan +5V).
Komponen-komponen yang bisa dijadikan switch :
-Dioda
-Transistor
Dioda sebagai switch
5V
Dioda
K
A
5V
arus I
Dioda
A
K
Transistor sebagai switch
RB RC 5 V 2 VV
out= 0 V
Transistor ON
Sinyal
input
RB RC 5 V 0 VV
out= 5 V
Transistor OFF
GERBANG LOGIKA DASAR
Gerbang Logika
Æ
blok dasar untuk membentuk rangkaian
elektronika digital
¾
Sebuah gerbang logika mempunyai satu terminal output
dan satu atau lebih terminal input
¾
Output-outputnya bisa bernilai HIGH (1) atau LOW (0)
tergantung dari level-level digital pada terminal inputnya.
¾
Ada 7 gerbang logika dasar : AND, OR, NOT, NAND,
NOR, Ex-OR, Ex-NOR
input
output
Gerbang
Gerbang AND
Input A
Input B
Output X
Simbol gerbang logika AND
Operasi AND :
• Jika Input A AND B keduanya
HIGH
, maka output X akan
HIGH
• Jika Input A atau B salah satu atau keduanya
LOW
maka output X
akan
LOW
A B 0 0 0 0 1 0 1 0 0 INPUT Output XTabel Kebenaran
gerbang AND – 2 input
Cara kerja Gerbang AND :
1
1
0
0
A
B
X = A.B
5 V
Analogi elektrikal gerbang AND
X=A.B
+5V
A
B
Konfigurasi Pin
QUAD 2-Input AND Gate
(7408)
1
2
3
4
5
6
7
14
13
12
11
10
9
8
V
CCGND
Quad Æ
Ada 4 gerbang AND
2 input AND gate Æ
gerbang AND 2 input
7408 Æ
(74 = TTL), (08 = nomor urut)
Gerbang AND dengan banyak Input
A
X = A.B.C.D
B
C
D
AND – 4 input
X = A.B.C.D.E.F.G.H
A
B
C
D
F
E
H
G
AND – 8 input
A B C D 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 Output X INPUTKonfigurasi Pin
DUAL 4-Input AND Gate
(7421)
TRIPLE 3-Input AND Gate
(7411)
1
2
3
4
5
6
7
14
13
12
11
10
9
8
V
CCGND
1
2
3
4
5
6
7
14
13
12
11
10
9
8
V
CCGND
Gerbang OR
Input A
Input B
Output X
Simbol gerbang logika OR
Operasi OR :
• Jika Input A OR B atau keduanya
HIGH
, maka output X akan
HIGH
• Jika Input A dan B keduanya
LOW
maka output X akan
LOW
Konfigurasi Pin
Tabel Kebenaran
gerbang OR – 2 input
QUAD 2-Input OR Gate
(7432)
A
B
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
INPUT
Output
X
1
2
3
4
5
6
7
14
13
12
11
10
9
8
V
CCGND
Cara kerja Gerbang OR :
1
0
A
X = A+B
5 V
1
0
B
Analogi elektrikal gerbang OR
X=A+B
+5V
A
B
Gerbang OR dengan banyak Input
X = A+B+C+D+E+F+G+H
A
B
C
D
F
E
H
G
OR – 8 input
A
X = A+B+C
B
C
OR – 3 input
Tabel Kebenaran OR-3 input
A B C 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 Output X INPUT
Gerbang NOT / INVERTER
Input A
Output X
Simbol gerbang logika NOT
Operasi NOT :
• Jika Input A
HIGH
, maka output X akan
LOW
• Jika Input A
LOW,
maka output X akan
HIGH
Konfigurasi Pin
Tabel Kebenaran
gerbang NOT / INVERTER
HEX Inverting Gate
(7404)
1
2
3
4
5
6
7
14
13
12
11
10
9
8
V
CCGND
0
1
1
0
INPUT
A
Output
X
Gerbang NAND
Simbol gerbang logika NAND
Input A
Input B
Output X
Input A
Input B
Output X
ATAU
Operasi NAND :
• Merupakan Inversi (kebalikan) dari operasi AND
• Jika Input A AND B keduanya
HIGH,
maka output X akan
LOW
• Jika Input A atau B atau keduanya
LOW
, maka output X akan
HIGH
Konfigurasi Pin
Tabel Kebenaran
gerbang NAND
QUAD 2-input NAND Gate
(7400)
A B 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 INPUT Output X1
2
3
4
5
6
7
14
13
12
11
10
9
8
V
CCGND
Gerbang NAND dengan banyak Input
A
X = A.B.C
B
C
NAND – 3 input
X = A.B.C.D.E.F.G.H
A
B
C
D
F
E
H
G
NAND – 8 input
Tabel Kebenaran NAND-3 input
A B C 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 Output X INPUT
Gerbang NOR
Input A
Input B
Output X
Input A
Input B
Output X
ATAU
Simbol gerbang logika NOR
Operasi NOR :
• Merupakan Inversi (kebalikan) dari operasi OR
• Jika Input A dan B keduanya
LOW,
maka output X akan
HIGH
• Jika Input A OR B salah satu atau keduanya
HIGH
, maka
output X akan
LOW
Konfigurasi Pin
QUAD 2-Input NOR Gate
(7402)
Tabel Kebenaran
gerbang NOR
1
2
3
4
5
6
7
14
13
12
11
10
9
8
V
CCGND
A B 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 INPUT Output XGerbang Ex-OR
Input A
Input B
Output X
Simbol gerbang logika Ex-OR
Operasi Ex-OR :
• Ex-OR adalah kependekan dari Exclusive OR
• Jika salah satu dari kedua inputnya HIGH (bukan kedua-duanya),
maka output X akan HIGH
• Jika kedua inputnya bernilai LOW semua atau HIGH semua,
maka output X akan LOW
Tabel Kebenaran Gerbang Ex-OR
OUTPUT A B X 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 INPUTPersamaan Logika Ex-OR
X = A + B
Berdasarkan Tabel Kebenaran di atas (yang bernilai output = 1),
Ex-OR dapat disusun dari gerbang dasar : AND, OR dan NOT
Persamaan EX-OR (dari AND, OR dan NOT) :
X = AB + AB
A
B
X
A
B
X
Konfigurasi Pin
QUAD 2-Input Exclusive OR Gate
(7486)
1
2
3
4
5
6
7
14
13
12
11
10
9
8
V
CCGND
Gerbang Ex-NOR
Input A
Input B
Output X
Simbol gerbang logika Ex-NOR
Operasi Ex-NOR :
• Ex-NOR merupakan kebalikan dari Ex-OR
• Jika salah satu dari kedua inputnya HIGH (bukan kedua-duanya),
maka output X akan LOW
• Jika kedua inputnya bernilai LOW semua atau HIGH semua,
maka output X akan HIGH
Tabel Kebenaran Gerbang Ex-NOR
OUTPUT A B X 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 INPUTPersamaan Logika Ex-NOR
X = A + B
Berdasarkan Tabel Kebenaran di atas (yang bernilai output = 1),
Ex-NOR dapat disusun dari gerbang dasar : AND, OR dan NOT
Persamaan EX-NOR (dari AND, OR dan NOT) :
X = AB + AB
A
B
X
A
B
X
RINGKASAN JENIS GERBANG LOGIKA
No NAMA
TIPE IC
Simbol Logika
Persamaan
Tabel Kebenaran
A B 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 INPUT Output X
A
B
X
AND
7408
1
X=A.B
4
3 NOT
NAND 7400
7404
2
OR
7432
A
B
X
X=A+B
A B 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 INPUT Output XA
X
0 1 1 0 INPUT A Output XX=A
A B 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 INPUT Output XA
B
X
X=A.B
RINGKASAN JENIS GERBANG LOGIKA……
cont
No NAMA
TIPE IC
Simbol Logika
Persamaan
Tabel Kebenaran
5 NOR
7402
A
B
X
X=A+B
A B 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 INPUT Output X7
6 Ex-OR
Ex-NOR
7486
OUTPUT A B X 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 INPUTA
B
X
X=A + B
X=A + B
A
B
X
OUTPUT A B X 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 INPUTTABEL KEBENARAN
•
Sebuah Tabel yang digunakan untuk menganalisa respons output
dari gerbang / rangkaian logika berdasarkan kombinasi
input-inputnya
Terdiri dari 2 bagian : Input dan Output
Bagian input bisa terdiri dua atau lebih variabel, baik variabel input
gerbang maupun variabel kontrol (mis : enable, strobe, clock)
Bagian output juga bisa terdiri dari satu atau lebih variabel
OUTPUT X Y Z W 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 INPUT
Ada 3 var. input
(n=3, yaitu X,Y,Z)
Jumlah data = 8 (=2
n)
(masing-masing 3 bit)
Ada 1 var. output, dimana
masing-masing data
ANALISA PE-WAKTU-AN
Cara penganalisaan response output terhadap kombinasi input-inputnya
pada periode waktu tertentu,
Cara penganalisaaan yang lain adalah dengan Tabel Kebenaran
Peralatan yang digunakan disebut : Timing Diagram (Diagram pe-waktu-an).
Bentuk Timing Diagram :
A
B
1
0
X
1
0
1
0
t1
t2
t3
t4
t5
t0
INPUT
OUTPUT
Contoh :
1. Buatlah timing diagram untuk mendapatkan output dari gerbang AND
berikut ini :
A
B
X
Jawab :
A
B
1
0
X
1
0
1
0
2. Buatlah timing diagram untuk mendapatkan output dari gerbang Ex-OR
berikut ini :
A
B
X
Jawab :
A
B
1
0
X
1
0
1
0
Soal Latihan :
1. Sebuah input data mempunyai urutan : 101110010. Gambarkan bentuk
gelombang dari data input tersebut dalam representasi sinyal digital.
2. Sebutkan 3 jenis aplikasi yang menggunakan teknologi digital.
3. Buat Tabel Kebenaran untuk gerbang AND-3 input berikut ini :
A
B
C
4. Buat Tabel Kebenaran untuk gerbang NOR-4 input berikut ini :
5. Buat Timing Diagram untuk output X dari gerbang OR-3 input berikut ini :
A
B
C
D
X
A
B
C
X
A
B
1
0
C
1
0
1
0
I. DASAR RANGKAIAN SEKUENSIAL
Tujuan :
1. Memahami perbedaan antara rangkaian kombinasional dan
sekuensial
2. Mengerti State Diagram
3. Mengerti maksud dan tujuan Elemen Penyimpan Biner
4. Dapat membuat SR Flip-flop dari gerbang NOR
5. Dapat membuat SR Flip-flop dari gerbang NAND
6. Mengerti Elemen Penyimpan dengan Clock
7. Dapat melakukan Analisa Rangkaian Sekuensial
8. Dapat melakukan Sintesa Rangkaian Sekuensial
RANGKAIAN
KOMBINASIONAL
INPUT
OUTPUT
a) Blok Diagram Rangkaian Kombinasional
RANGKAIAN
KOMBINASIONAL
OUTPUT
INPUT
Elemen
Penyimpan
Present
State
Next
State
Fungsi Delay pada Elemen Penyimpan
t
PD 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 2 7 12 3 8 13 X A B 1 2 3 3 8 1 0 1 0 4 5 13 4 9 14 5 2 3 4 1 X A B)
,
,
(
A
B
X
F
X
B
AB
XA
X
B
A
f
(
,
,
)
=
.
.
B A C D G 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5 19 6 9 12 15 18 20 7 10 13 16 19 21 8 11 14 17 20 22 9 12 15 18 21 23 G A B C D
A
B
C
Z
X
Y
)
(
).
(
)
(
)
(
).
(
)
(
t
C
t
B
t
Y
t
B
t
A
t
X
=
∆
+
=
∆
+
)
(
)
(
)
2
(
t
+
∆
=
X
t
+
∆
+
Y
t
+
∆
Z
[
(
)
(
)
]
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
t
B
t
B
t
C
t
B
t
A
t
C
t
A
+
=
+
=
0
0
0
0
1
1
1
1
5
4
7
12
10
12
15
18
20 23
23
21
A
B
C
Z
A
B
Z
nX
Y
)
(
)
(
)
2
(
t
+
∆
=
X
t
+
∆
+
Y
t
+
∆
Z
[
(
)
(
)
]
)
(
t
A
t
Z
t
B
+
=
0
0
0
1
1
1
5
4
7
14
10
12
18 21
A
B
Zn
STATE DIAGRAM
• Menggambarkan perubahan kondisi sebuah variabel (output) dari
kondisi sekarang (Present State) ke kondisi berikutnya (Next State).
• Kondisi tersebut berubah karena adanya pengaruh input dari luar
State diagram terdiri dari
a.
Lingkaran (node) yang jumlahnya satu untuk tiap-tiap keadaan.
b.
Anak panah transisi, yang meninggalkan tiap-tiap keadaan
A
B
A = Present input B = Present output
A
B
Rangkaian sekuensial
gerbang NAND
0
1
1
0
0
1
State Diagram untuk
rangkaian NAND di atas
A
B
X
Y
Z
000 001 010 100 110 111 011 101 0-,-0 -0 01 0-,-0 11 0-,-0 11 11 00 01 01 11 11 11 11 01 11 0-,-0 -0 -0xyz AB xyz = present state AB = present input
Tabel 8-1 Tabel Present state/next state untuk rangkaian gambar 8-9 Next State X(t + τ).Y(t + τ). Z(t + τ)
Present
State Present input A(t). B(t)
X(t)Y(t)Z(t) 00 01 10 11 000 001 010 011 100 101 110 111 000 000 001 001 001 001 001 001 000 010 001 011 001 011 001 011 000 000 001 001 001 001 001 001 100 110 101 111 101 111 101 111
Tabel PS/NS utk rangkaian di atas
State diagram utk
rangkaian di atas
ELEMEN PENYIMPAN BINER
Bentuk sederhana dari elemen penyimpan biner adalah sebuah
rangkaian yang dapat mengingat sebuah sinyal biner sebelumnya,
terutama nilai logika.
τ
1
S
Y
Z
τ
2
Z(t) = 0 , t
S(t) = 0 , t
≤
≤
0
0
Y(t) = 0, t
≤
0
1
0
1
0
1
2
t
4
t
3
t
2
t
1
t
1 +
τ1
t
1 +
τ1
+
τ2
S
Y
Z
NOR SR FLIP-FLOP
τ
1τ
2S
Y
R
Z
S(t) = 0
Y(t) =1
R(t) = 0
Z(t) = 0, t
≤
0
τ
1=
τ
2= 1 unit
1 0 0 1 1 0 1 0 5 10 15 20 7 6 17 16S
R
Y
Z
(
)
)
(
)
(
)
(
*
)
(
)
(
2 1t
R
t
Y
t
Z
t
S
t
Z
t
Y
+
=
+
+
=
+
τ
τ
)
(
)
(
)
(
t
+
τ
1+
τ
2=
Y
t
+
τ
1+
R
t
+
τ
1Z
)
(
)
(
)
(
+
+
+
τ
1=
Z
t
S
t
R
t
[
(
)
(
)
]
)
(
t
1Z
t
S
t
R
+
+
=
τ
Z Z 1 0
S
R
S R 1 0Z
Simbol Logika NOR SR Flip-flop
S
R
Z*
Z
Kondisi
0
0
Zn
Zn
Hold
0
1
0
1
Reset
1
0
1
0
Set
1
1
0
0
Not used
NAND SR FLIP-FLOP
S(t) = 1
R(t) = 1
Z*(t) = 1
Z(t) = 1
S R Z* Z 5 10 15 20 6 17 7 16 1 0 1 0 1 0 1 0 S R Z* ZS
R
Z
Z
S R 1 0 Z *Simbol Logika NAND SR Flip-flop
S
R
Z*
Z
Kondisi
0
0
Zn
Zn
Hold
0
1
0
1
Reset
1
0
1
0
Set
1
1
1
1
Not used
Rangk. Sekuensial 15
ELEMEN PENYIMPAN DENGAN CLOCK
Di dalam sistem digital sering terjadi beberapa buah SR flip flop yang
bekerja secara bersamaan (
synchron)
. Untuk mengatasi hal itu,
maka diperlukan suatu alat pengontrol yang bekerja untuk mengatur
proses dari rangkaian tersebut.
Clock SR flip flop
yaitu menambahkan sinyal enable pada gerbang SR.
Tujuan dari suatu sinyal clock adalah agar user dapat
menahan
dan
mengembalikan
SR flip flop untuk berhenti sejenak (
rest state
)
selama perubahan terjadi pada input SR.
S C R Z Z* b R C S Z Z* a S R 1 0 C
Simbol Logika SR-FF dengan Clock
NAND SR-FF dengan Clock
Persamaan output untuk gerbang NOR :
Z(t +
∆
) = [R(t) + C(t)][S(t)C(t) + Z(t)]
Z(t +
∆
) = [S(t) + C(t)][R(t)C(t) +Z(t)]
Jika C(t) = 0
Z(t +
∆
) = Z(t),
Z
*(t +
∆
) = Z
*(t)
Jika C(t) = 1
Z(t +
∆
) = R(t)[S(t) + Z(t)],
Z(t +
∆
) = S(t)[R(t) + Z
*(t)]
Rangk. Sekuensial 17
ANALISA RANGKAIAN SEKUENSIAL
Digunakan untuk mendapatkan hasil keluaran dari sebuah
rangkaian sekuensial yang diketahui
Langkah-langkah melakukan analisa :
a. Tentukan persamaan logika kombinasional untuk input S dan R,
serta anggap gerbangnya dalam keadaan ideal.
b. Tentukan apakah S.R = 0
Catatan : Jika S.R
≠
0, prosedur harus dihentikan.
c. Gunakan persamaan gerbang NAND atau NOR untuk
menentukan persamaan next state.
Z(t +
∆
) = S(t) + (t)Z(t)
NAND
Z(t +
∆
) = (t)[S(t) + Z(t)]
NOR
Catatan : Jika S.R = 0, kedua persamaan ini adalah ekivalen.
R
R
Contoh 1 :
Tentukan persamaan next state dan tabel present state/next state
untuk clock SR flip flop di bawah ini.
S
R
1
0
X
C
A
B
clockJawab :
1. S(t) = A(t) , R(t) =
2. S(t) . R(t) = A(t) .
3. X(t +
∆
) = S(t) + (t)X(t)
=
A(t) + [A(t) + B(t)] X(t)
=
A(t) + B(t)X(t)
B(t)
A(t)
B(t)
A(t)
+
=
⋅
0
B(t)
A(t)
=
R
Tabel 8-8
Tabel PS/NS untuk gambar 8-20
Present Input
Present
State
Next State
A(t) B(t) X(t) X (t +
∆
)
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
Tabel Present State / Next State untuk soal contoh 1 :
0 1
X
AB
0- 1-
1-,1-00
SINTESA RANGKAIAN SEKUENSIAL
Digunakan untuk mendisain sebuah rangkaian logika sekuensial,
jika diberikan deskripsi dari fungsi rangkaian tersebut
Prosedur sintesa dengan menggunakan clock SR flip flop :
1. Dengan menggunakan persamaan next state yang diketahui,
buatlah tabel present state/next state untuk rangkaian yang
akan dibangun.
2. Tambahkan kolom pasangan eksitasi S
Xi(t) dan R
Xi(t) untuk setiap
variabel keadaan. Masukkan ke dalam kolom ini, dengan
menggunakan pasangan : [X
i(t), X
i(t +
∆
)
3. Tuliskan persamaan logika untuk kolom eksitasi S
Qi(t) dan R
Qi(t).
4. Buatlah tabel eksitasi dan persamaan outputnya.
5. Periksa kembali dan analisa setiap flip flop dengan
menggunakan persamaan umum next state, yaitu :
Q
i(t +
∆
) = S
Qi(t) +
Qi(t)Q
i(t)
Kemudian : S
(t) .
(t) = 0
R
R
Rangk. Sekuensial 21
Contoh 2 :
Rancanglah rangkaian sekuensial dengan menggunakan clock
SR flip flop dimana persamaan next statenya adalah :
X(t +
∆
) = A(t)X(t) + B(t)
Jawab :
Dengan menggunakan persamaan next state, maka dapat
dibangun tabel present state/next statenya
Tabel 8-12 Tabel present state/next state contoh 8-4 Present Input Present
State
Next
State Nilai eksitasi A(t) B(t) X(t) X(t + ∆) Sx(t) Rx(t) 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 d 0 d 1 d d 1 0 0 d 0 0 0
Mencari persamaan logika menggunakan K-Map :
X X A B A B A B A B 1 1 d d d X X A B A B A B A B 1 d d Untuk Sx Untuk RxS
x(t) = B(t)
R
x(t) =
A
(t).
B
(t)
=
A(t)
+
B(t)
Bentuk rangkaian adalah sbb :
S
R
1
0
X
C
B
A
clockALJABAR BOOLEAN
(1)
Pokok Bahasan :
1. Postulat Boolean
2. Teorema Aljabar Boolean
Tujuan Instruksional Khusus :
1.Mahasiswa dapat menjelaskan dan mengerti
Postulat dan Teorema Aljabar Boolean.
2.Mahasiswa dapat mengimplementasikan Aljabar Boolean
untuk penyederhanaan rangkaian.
3.Mahasiswa dapat menuliskan persamaan Boolean
untuk setiap gerbang logika dan rangkaian logika.
DASAR ALJABAR BOOLEAN
Dalam mengembangkan sistem Aljabar Boolean
Perlu memulainya dengan asumsi – asumsi
yakni Postulat Boolean dan Teorema Aljabar Boolean.
Postulat Boolean :
1.
0 . 0 = 0
2.
0 . 1 = 0
di turunkan dari fungsi AND
3.
1 . 0 = 0
4.
1 . 1 = 1
5.
0 + 0 = 0
6.
0 + 1 = 1
di turunkan dari fungsi OR
7.
1 + 0 = 1
8.
1 + 1 = 1
9.
0 = 1
diturunkan dari fungsi NOT
10.
1 = 0
TEOREMA ALJABAR BOOLEAN
T1. COMMUTATIVE LAW :
a. A + B = B + A
b. A . B = B . A
T2. ASSOCIATIVE LAW :
a. ( A + B ) + C = A + ( B + C )
b. ( A . B) . C = A . ( B . C )
T3. DISTRIBUTIVE LAW :
a. A. ( B + C ) = A . B + A . C
b. A + ( B . C ) = ( A+B ) . ( A+C )
T4. IDENTITY LAW:
a. A + A = A
b. A . A = A
T5. NEGATION LAW:
a.( A’ ) = A’
b. ( A’’ ) = A
T6. REDUNDANCE LAW :
a. A + A. B = A
b. A .( A + B) = A
T8. :
a. A’ + A = 1
b. A’ . A = 0
T9. :
a. A + A’ . B = A + B
b. A.( A’ + B ) = A . B
T7. :
a. 0 + A = A
b. 1 . A = A
c. 1 + A = 1
d. 0 . A = 0
10. DE MORGAN’S THEOREM:
a. (A + B ) = A . B
b. (A . B ) = A + B
PEMBUKTIAN TEOREMA T6(a)
TABEL KEBENARAN UNTUK A + A . B = A
A B
A . B
A + A.B
0 0
0 1
1 0
1 1
0
0
0
1
0
0
1
1
PEMBUKTIAN TEOREMA T9(a)
TABEL KEBENARAN UNTUK A + A’ B = A+B
A B
A’ . B A + A’B A + B
0 0
0 1
1 0
1 1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
Aplikasi soal Aljabar Boole
Dari Postulat dan Teorema Aljabar Boolean diatas
tujuan utamanya adalah untuk penyederhanaan :
- Ekspresi Logika
- Persamaan Logika
- Persamaan Boolean (Fungsi Boolean)
yang inti-intinya adalah untuk mendapatkan
Rangkaian Logika(Logic Diagram) yang paling sederhana.
Contoh 1
Sederhanakan A . (A . B + C)
Penyelesaian
A . (A . B + C)
= A . A . B + A . C
(T3a)
= A . B + A . C
(T4b)
Contoh 2
Sederhanakan A’. B + A . B + A’ . B’
Penyelesaian
A’ . B + A . B + A’ . B’ = (A’ + A) . B + A’ . B’
(T3a)
= 1 . B + A’ . B’
(T8a)
= B + A’ . B’
(T7b)
= B + A’
(T9a)
Contoh 3
Sederhanakan A + A . B’ + A’ . B
Penyelesaian
A + A . B’ + A’ . B = (A + A . B’ ) + A’ . B
= A + A’ . B
(T6a)
Contoh 2
Sederhanakan A’. B + A . B + A’ . B’
Penyelesaian
A’ . B + A . B + A’ . B’ = (A’ + A) . B + A’ . B’
(T3a)
= 1 . B + A’ . B’
(T8a)
= B + A’ . B’
(T7b)
= B + A’
(T9a)
Contoh 3
Sederhanakan A + A . B’ + A’ . B
Penyelesaian
A + A . B’ + A’ . B = (A + A . B’ ) + A’ . B
= A + A’ . B
(T6a)
Soal Latihan I :
Sederhanakan ekspresi logika dibawah dengan
Aljabar Boolean :
1. AB’ + BC + C’A
2. A’(BC + AB + BA’)
3. ABC + AB +A
4. (A’ + AB ) (A’B)
Soal Latihan II :
BUATLAH TABEL KEBENARAN DARI PERSAMAAN
LOGIKA DIBAWAH:
(a) X . Y + X’ . Y + X’ . Y’ = X’ + Y
(b) A . B . C + A . C + B . C = A + B + C
(c) ( X’ . Y + Y’ . X ) + X . Y = ( X . Y’ )
FUNGSI CANNONICAL
Pokok Bahasan :
1. Komplemen, Duality, Lateral dan Term
2. Maxterm dan Minterm
3. Bentuk SOP dan POS
Tujuan Instruksional Khusus :
1.Mahasiswa dapat menjelaskan tentang komplemen,
maxterm dan minterm serta bentuk SOP dan POS
2.Mahasiswa dapat mengimplementasikan ke dalam bentuk
rangkaian.
3.Mahasiswa dapat menuliskan persamaan dan membuat
diagram logika dalam bentuk SOP dan POS.
FUNGSI BOOLEAN
PERSAMAAN ( EKSPRESI ) ALJABAR YANG DIBENTUK DARI VARIABEL
- VARIABEL BINER, OPERATOR BINER (OR DAN AND) , OPERATOR UNARY (NOT) , DAN TANDA SAMA DENGAN ( = ).
Contoh :
F = AB’C
F : fungsi Boolean
F : bernilai 1 jika A , B dan C = 1 ,
dan F=0 pada A , B’dan C yang
lain.
DUALITY :
METODE YANG BISA DILAKUKAN PADA PERSAMAAN BOOLEAN, DENGAN MENGGANTI NILAI ATAU OPERATOR :
‘0’ MENJADI ‘1’ ATAU ‘1’ MENJADI ‘0’
‘AND’ MENJADI ‘OR’ ATAU ‘OR’ MENJADI ‘AND’
CONTOH :
X . 1 = X duality-nya X + 0 = X
LATERAL & TERM
Lateral
= menyatakan input – input sebuah gerbang logika
Term
= menyatakan operasi yang dilakukan dalam sebuah gerbang
Contoh :
F = ABC’ + A’DE
Persamaan Boolean di atas mempunyai 5 input (ada 5 lateral :
A, B, C,D dan E)
Ada 5 Term ( AND untuk ABC’, AND untuk A’DE, NOT untuk C,
NOT untuk A dan OR untuk F), berarti ada 5 gerbang yang
diperlukan.
Komplemen dari sebuah fungsi didasarkan pada aturan De
Morgan dan prinsip Duality, dimana Fungsi NAND mempunyai
nilai yang sama dengan fungsi OR dari komplemen variabel
-variabelnya, dan Fungsi NOR mempunyai nilai yang sama
dengan fungsi AND dari komplemen variabel – variabelnya.
contoh :
F = (A+B+C)
maka
F’ = (A+B+C)’ = A’ . B’. C’
( A + B + C + D + ….. + Z )’ = A’ . B’ . C’ . D’… .Z’
( A . B . C . D…Z )’
= A’ + B’ + C’ + D’… +Z’
KOMPLEMEN
MINTERM DAN MAXTERM
n variabel yang membentuk operasi AND menghasilkan
suatu bentuk persamaan yang disebut
MINTERM
atau
standart product
contoh :
XYZ
A’BC
Minterm (dgn 3 variabel)
n variabel yang membentuk operasi OR menghasilkan
suatu bentuk persamaan yang disebut
MAXTERM
atau
standart sum
contoh :
X + Y + Z’
A’ + B’ + C’
1
1
1
1
7
0
0
1
1
6
1
1
0
1
5
0
0
0
1
4
0
1
1
0
3
0
0
1
0
2
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
Y
C
B
A
Map ValueA’B’C’
A’B’C
AB’C
ABC
(A+B’+C)
(A+B’+C’)
(A’+B+C)
(A’+B’+C)
MINTERM
MAXTERM
Tabel Kebenaran
MINTERM DAN MAXTERM
Bentuk SOP (Sum of Product) dari Tabel diatas adalah :
A’B’C’
A’B’C
AB’C
ABC
Y
(A,B,C)=
+
+
+
atau
Y
(A,B,C)=
Σ
( 0, 1, 5, 7)
B’
A
C’
A’
C
B’
B’
A
C
A
C
B
Y
Rangkaian
Bentuk SOP
Persamaan
Bentuk SOP
Bentuk POS (Product of Sum) dari Tabel diatas adalah :
Y
(A,B,C)= (A+B’+C) . (A+B’+C’) . (A’+B+C) . (A’+B’+C)
atau
Y
(A,B,C)=
π
( 2, 3, 4, 6)
A
B’
C’
A’
B
C
A’
B’
C
A
B’
C
Y
Rangkaian
Bentuk POS
Persamaan
Bentuk SOP
Buat Tabel Kebenaran dari fungsi di bawah ini dan ekspresikan setiap fungsi menjadi SOP dan POS : F = ( xy + z ).( y + xz ) Jawab : F = Σ ( 3, 5, 6, 7 ) F = π ( 0, 1, 2, 4 ) atau atau
F = x’yz + xy’z + xyz’ + xyz F = (x+y+z)(x+y+z’)(x+y’+z)(x’+y+z) ` SOP POS x y z F 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 (xy + z) (y + xz)
Ekspresikan persamaan dibawah ini menjadi Sum of Product ( SOP ) dan Product of Sum ( POS )
F(A, B, C, D ) = B’D + A’D + BD
Jawab :
Persamaan diatas bernilai ‘1’ untuk nilai BD = 01, AD = 01, BD = 11. Berdasarkan Tabel Kebenaran 4 variabel ( A, B, C, D ) maka output ‘1’
berlaku untuk minterm-minterm :
A’B’C’D, A’B’CD, A’BC’D, A’BCD, AB’C’D, AB’CD, ABC’D, ABCD SOP : F ( A, B, C, D ) = Σ( 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15 )
= A’B’C’D + A’B’CD + A’BC’D + A’BCD + AB’C’D + AB’CD + ABC’D + ABCD
POS : F ( A, B, C, D ) = π( 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14 )
= ( A+B+C+D)(A+B+C’+D)(A+B’+C+D)(A+B’+C+D’) (A’+B+C+D)(A’+B+C’+D)(A’+B’+C’+D)
LANGKAH - LANGKAH DI DALAM PROSES DISAIN :
f = u’xy + ux’y + uxy’ + uxy
f = u’xy + ux’y + uxy’ + uxy
= u’xy + uxy + ux’y + uxy + uxy’ + uxy = xy(u’ + u) + uy(x’ + x) + ux(y’ + y) = xy + uy + ux
y
x
u f
1. Buat Tabel Kebenarannya
2. Tulis minterm-minterm pada output yang bernilai ‘1’ 3. Tulis persamaan SOP untuk output
4. Sederhanakan persamaan output
5. Implementasikan dalam bentuk rangkaian
Latihan Soal I :
Buat ekspresi logika dibawah kedalam bentuk SOP dan
bentuk POS, serta gambar rangkaian logikanya :
(a)
F
(a, b, c, d )= AC’ + C’D + B’D’
(b)
F
(x, y, z )= X (Y’ +Z’) + Y+ Y’Z
Latihan Soal II :
Buat Tabel Kebenaran dari fungsi di bawah ini dan ekspresikan
setiap fungsi menjadi SOP dan POS , serta rangkaian
logikanya:
F1=A(C’D+BD’).D(A’C+BD’)
F2=(AC’+CD’).B(C’+AD)
BAB 5. MULTIVIBRATOR
Materi :
1. Dasar rangkaian Clock / Multivibrator
2. Jenis-jenis multivibrator
3. Laju Pengisian dan Pengosongan Kapasitor
4. Multivibrator Astabil dari IC 555
5. Multivibrator Monostabil dari IC 555
6. IC Multivibrator Monostabil 74121
7. Crystal Oscillator
1. PRINSIP DASAR MULTIVIBRATOR
1. Multivibrator merupakan osilator.
2. Sedangkan osilator adalah rangkaian elektronika yang menghasilkan perubahan keadaan
pada sinyal output.
3. Osilator dapat menghasilkan clock / sinyal pewaktuan untuk sistem digital seperti komputer.
4. Osilator juga bisa menghasilkan frekuensi dari pemancar dan penerima pada radio.
Pada dasarnya ada 3 tipe dari multivibrator, yaitu :
1. Multivibrator astabil
2. Multivibrator monostabil
3. Multivibrator bistabil
2. LAJU PENGISIAN DAN PENGOSONGAN KAPASITOR
Prinsip kerja dari sebuah rangkaian multivibrator dapat dijelaskan dengan
model pengisian dan pengosongan kapasitor yang berulang-ulang
E + _ 1 2 3 +_ R C VC SW Saat pengisian Saat pengosongan a VC Waktu b VC Waktu c
a. Rangkaian dasar RC saat pengisian
dan pengosongan tegangan kapasitor
b. Kurva saat pengisian
(
1
e
t/RC)
E
Δ
v
=
−
−Diketahui :
dimana :
Δ
v = perubahan tegangan kapasitor.
E = perbedaan tegangan antara tegangan kapasitor yang pertama dan tegangan total.
e = ketetapan yang bernilai log (2,718)
t = waktu saat pengisian kapasitor
R = resistansi , ohm
C = kapasitansi , farad
Dari penurunan persamaan di atas, akan didapatkan nilai waktu pengisian kapasitor,
t
, yaitu :
⎟⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − = E Δv 1 1 ln RC t
Contoh soal :
5 V + _ 1 2 3 R C 10 ΚΩ 0,047 μF1. Berdasarkan gambar di atas, anggap bahwa mulanya tegangan pada kapasitor berisi sebesar 1 V. Berapa lama waktu yang dibutuhkan setelah saklar dirubah dari posisi 2 ke posisi 1 dan
tegangan kapasitor menuju 3 V. Jawab : Δv = 3 V − 1 V = 2 V
E = 5 V − 1 V = 4 V,
kemudian gunakan persamaan t:
⎟⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − = E Δv 1 1 ln RC t
(
) (
)
⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⋅ = 4 2 1 1 ln F 0,047 10KΩ t μBentuk grafik dari tegangan kapasitor tersebut adalah:
t = 0,326 ms 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 0 Toward +5 V t = 0.326 ms E = 4.0 V v kap (V) v = 2.0 V
2. Berdasarkan gambar yang sama, anggap bahwa mulanya tegangan kapasitor berisi sebesar 4,2 V. Berapa lama waktu yang dibutuhkan jika saklar dirubah dari posisi 2 ke posisi 3 dan menyebabkan tegangan pada kapasitor drop menjadi 1,5 V.
Jawab : soal ini merupakan prinsip dari laju pengosongan tegangan pada kapasitor.
Δv = 4,2 V − 1,5 V = 2,7 V E = 4,2 V − 0 V = 4,2 V, gunakan persamaan t: ⎟⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − = E Δv 1 1 ln RC t
(
) (
)
⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⋅ = 4,2 2,7 1 1 ln F 0,047 10KΩ t μBentuk grafik dari tegangan kapasitor tersebut adalah :
t = 0,484 ms 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.0 2.0 3.0 4.0 0 Toward 0 V t = 0.484 ms E = 4.2 V v kap (V) Waktu (ms) v = 2.7 V 5.0
9 Multivibrator astabil adalah suatu rangkaian yang mempunyai dua state dan yang berosilasi secara
kontinu guna menghasilkan bentuk gelombang persegi atau pulsa di outputnya.
9 Pada multivibrator astabil, outputnya tidak stabil pada setiap state, tapi akan berubah secara kontinu dari 0 ke 1 dan dari 1 ke 0.
9 Prinsip ini sama dengan rangkaian osilator dan kondisi ini sering disebut dengan free running.
3. JENIS MULTIVIBRATOR
3a. MULTIVIBRATOR ASTABIL
Saat
pengisian Saat pengosongan
Vout = 5 V/ 0 V R
C 74HC14
multivibrator 8 Operasi dari osilator seperti pada gambar Rangkaian Multivibrator Astabil Schmitt Trigger adalah : 1. Tegangan supply IC dalam keadaan hidup / ON, sehingga Vkap adalah 0 V dan Vout akan tinggi /
sama dengan tegangan IC ≈ 5 V.
2. Kapasitor akan mulai mengisi yang sama dengan tegangan Vout.
3. Ketika Vkap menuju tegangan positif (VT+) dari schmitt trigger yaitu sebesar 5 V, maka output
dari Schmitt akan berubah menjadi rendah (≈ 0 V).
4. Karena Vout≈ 0 V, maka akan terjadi pengosongan kapasitor terhadap 0 V.
5. Ketika Vkap drop menuju tegangan negatif (VT-), maka output Schmitt akan kembali menjadi tinggi.
6. Kejadian seperti ini akan terus berulang, dimana saat pengisian tegangan kapasitor menjadi VT+ dan saat pengosongan tegangan kapasitor turun menjadi VT-.
Bentuk gelombang dari Vout dan Vkap dapat dilihat pada gambar di bawah.
0 V VT -VT + VO H V Vout Vkap VC C
multivibrator 9
Contoh Soal :
a. Buatlah bentuk gelombang dari rangkaian multivibrator astabil Schmitt trigger berdasarkan rangkaian Scmitt Trigger yang mempunyai spesifikasi CMOS 74HC14 (VCC = 5 V).
VOH = 5 V, VOL = 0 V
VT+ = 2,75 V, VT- = 1,67 V
b.Hitunglah waktu yang dibutuhkan saat pengisian tegangan kapasitor (tHI), pengosongan tegangan kapasitor (tLO), duty cycle dan rekuensi jika R = 10 KΩ dan C = 0,022 μF. Jawab:
a.Bentuk gelombang dari rangkaian Schmitt Trigger Multivibrator Astabil adalah :
0 V 1,67 V 2,75 V 5 V 5 V 0 V Vout Vkap
b. Untuk mencari tHI adalah :
ΔV = VT+ −
VT-ΔV = 2,75 V − 1,67 V = 1,08 V E = 5 V − 1,67 V = 3,33 V
tHI = RC ln = (10 KΩ).(0,022 μF) ln = 86,2 μs Untuk mencari tLO adalah :
ΔV = 2,75 V − 1,67 V = 1,08 V E = 2,75 V − 0 V = 2,75 V
tLO = RC ln = (10 KΩ).(0,022 μF) ln = 110 μs
Untuk mencari duty cycle (perbandingan antara lebar waktu saat kondisi high/tinggi dengan
total perioda suatu gelombang) adalah :
D = = = 0,439 = 43,9 %
Untuk mencari frekuensi adalah :
f = = = 5,10 KHz ⎟⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎝ ⎛ −ΔvE 1 1 ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ −1,08V3,33V 1 1 ⎟⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎝ ⎛ −ΔvE 1 1 ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ −1,08V2,75V 1 1 LO HI HI t t t + 86,286,2+110 LO HI t t 1 + 86,2 110 1 +
9 Multivibrator monostabil ini sering disebut dengan one shot.
9 Multivibrator monostabil adalah suatu rangkaian yang banyak dipakai untuk membangkitkan pulsa output yang lebarnya dan amplitudonya tetap.
9 Pulsa pada outputnya akan dihasilkan jika diberikan sebuah trigger pada inputnya.
9 Multivibrator monostabil ini dapat dibuat dengan menggunakan komponen-komponen tersendiri atau dapat diperoleh dalam paket terintegrasi.
3b. MULTIVIBRATOR MONOSTABIL
1 2 Q Q C R Vcc Pt. D 74HC00 A (Input trigger)Multivibrator monostabil yang dibangun dari gerbang NAND
Cara kerja rangkaian tersebut adalah :
1. Ketika tegangan diberikan, anggaplah bahwa dalam keadaan tinggi, Q = rendah, = tinggi dan pada C terjadi pengosongan tegangan, sehingga titik D = tinggi.
2. Jika diberikan pulsa negatif pada , maka Q menjadi tinggi dan = rendah.
3. Tegangan kapasitor akan berubah dengan segera dan titik D akan drop menjadi 0 V.
4. Karena pada titik d = 0 V, maka akan menyebabkan salah satu input pada gerbang 1 menjadi rendah, meskipun ditrigger menjadi tinggi. Oleh karena itu Q tetap dalam keadaan tinggi dan = rendah. 5. Beberapa lama kemudian akan terjadi pengisian kapasitor terhadap VCC. Ketika tegangan kapasitor
pada titik D menuju level tegangan input (VIH) dari gerbang 1 dalam keadaan tinggi, maka Q akan menjadi rendah dan menjadi tinggi.
6. Rangkaian kembali pada state yang stabil, sampai munculnya sinyal trigger dari . dan pada kapasitor terjadi lagi pengosongan tegangan ≈ 0 V.
Bentuk gelombang pada gambar dibawah menunjukkan karakteristik input/output dari rangkaian dan akan digunakan untuk membangun suatu persamaan untuk menentukan tw.
Pada kondisi state stabil ( = tinggi ), tegangan pada titik D akan sama dengan VCC.
A Q A Q A Q Q A Q
0 V VCC A VCC VCC V1H 0 V 0 V tw tw 2 1 3 4 5 Q D
3c. MULTIVIBRATOR BISTABIL
9 Multivibrator ini disebut juga dengan flip flop atau latch (penahan) yang mempunyai dua state.
9 Flip flop merupakan elemen dasar dari rangkaian logika sekuensial.
9 Output dari flip flop tergantung dari keadaan rangkaian sebelumnya.
9 Output dari flip flop terdiri dari Q dan . Dimana keadaan berlawanan dengan Q.
9 Salah satu contoh dari triggered flip flop adalah RS flip flop. Q
1 2 3 1 2 3
Flip flop
Diagram menunjukkan trigger pulsa 3 buah
input.Sesudah pulsa ke tiga outputnya tetap tinggi
4. MULTIVIBRATOR ASTABIL DARI IC 555
+ -+ Comp. 1 Comp. 2 RA RB 5 k 5 k 5 k 0.01 µF R S Q Output Output buffer (IOL=IOH=200ma) Discharge Transistor Reset GND VCC (4.8 V to 18 V) C Discharge Path Charging Path VCC FF Treshold Control Voltage Trigger Discharge 555 (7) (6) (5) (2) (8) (1) (4) (3)¾IC pewaktu 555 sudah banyak dikenal sebagai suatu IC pewaktu yang general purpose.
¾555 berasal dari tiga buah resistor yang terdapat pada rangkaian tersebut yang masing-masing nilainya adalah 5 KΩ.
¾Resistor ini akan membentuk rantai pembagi tegangan dari VCC ke ground.
¾Ada tegangan sebesar 1/3 VCC pada komparator 1 yang melewati resistor 5 KΩ yang pertama. dan tegangan 2/3 VCC pada komparator 2 yang melewati resistor 5 KΩ yang kedua.
¾Komparator disini berfungsi untuk menunjukkan tinggi atau rendahnya output berdasarkan perbandingan level tegangan analog pada input.
¾Jika input positif lebih besar dari input negatif maka outputnya akan bernilai tinggi.
¾Sebaliknya jika input positif lebih kecil dari input negatif maka outputnya akan bernilai rendah.
VC C - 1 .5 V Vo u t 0 .1 V 0 VC C 1 /3 VC C VC 2 /3 VC C tL O tH I VC trig g e r k o m p a ra to r 2 VC tr ig g e r k o m p a ra to r 1 τD= RB .C τ = ( R A + RB) .C C
Untuk menentukan
t
LO:
t
LO= 0,693 . R
B.C
Untuk menentukan
t
HI:
t
HI=
0,693 . (R
A+ R
B)C
Untuk menentukan Duty Cycle (D) dan frekuensi :
D =
f =
LO HI HI t t t + LO HI t t 1 +Contoh Soal :
Tentukan tHI, tLO, duty cycle dan frekuensi untuk rangkaian multivibrator 555 berdasarkan gambar di bawah ini :
R A RB 4.7 k 10 k 680 pF C VCC = 6 V 1 5 3 2 7 6 8 4 555 VOUT 0.01 µF Jawab : a. tLO = 0,693 . RBC = 0,693 . (10 KΩ) . 680 pF = 4,71 μs b. tHI = 0,693 .(RA+ RB)C = 0,693 . (4,7 KΩ + 10 KΩ) . 680 pF = 6,93 μs c. duty cycle = = = 59,5 % d. frekuensi = = = 85,9 KHz LO HI HI t t t + s s μ μ μ 71 , 4 93 , 6 s 6,93 + LO HI t t 1 + 71 , 4 93 , 6 1 +
RA 10 k Trigger C VCC 1 5 6 2 4 8 555 (Thres.) 3 7 (Disch.) 0.01µF
5. MULTIVIBRATOR MONOSTABIL DARI IC 555
Hubungan pin IC pewaktu 555 dengan
6. IC MULTIVIBRATOR MONOSTABIL 74121
T Q Q A1 A2 B Rint 2 kΩ Rext Cext 1 5 4 3 11 10 9 6 Blok Diagram IC 74121 A1 A2 B Q Q L X H L H X L H L H X X L L H H H X L H H H H H H L X X L Tabel FungsiLebar pulsa output :
2
ln
ext ext wR
C
t
=
Contoh Soal :
Disain sebuah rangkaian menggunakan 74121 yang mengubah sebuah gelombang kotak 50 kHz, 80 % duty cycle, ke gelombang kotak 50 kHz, 50 % duty cycle.
Jawab :
Pertama kali, gambarkan gelombang kotak asal :
kHz t 50 1 = = 20 μs, t HI = 80 % x 20 μs = 16 μs 16 μs 20 μs 4 μs T Q Q A1 A2 B OUT Rext Cext 1 1 IN VCC 14,4 kΩ 0,01 μF 16 μs 4 μs IN (A1) 10 μs 10 μs OUT (Q) ) 2 ln( ext ext w R C t = ) 693 , 0 ( 10μs = RextCext s C Rext ext =14,4μ F s Rext μ μ 001 , 0 4 , 14 =
Anggap Cext = 0,001 μF, maka :
1
Karnaugh MAP (K-Map)
Pokok Bahasan :
1. K-map 2 variabel
2. K-map 3 variabel
3. K-map 4 variabel
4. Penyederhanaan rangkaian dengan k-map
Tujuan Instruksional Khusus :
1.Mahasiswa dapat menerangkan dan memahami cara
membuat k-map 2, 3, 4 variabel.
2.Mahasiswa dapat menerangkan dan memahami cara
peng-cover-an minterm dalam sebuah k-map..
3.Mahasiswa dapat menyederhanakan persamaan logika
melalui metode k-map.
Karnaugh Map (K-Map)
•Suatu peralatan grafis yang digunakan untuk menyederhanakan
persamaan logika atau mengkonversikan sebuah tabel kebenaran
menjadi sebuah rangkaian logika.
•Salah satu metode yang paling mudah untuk penyederhanaan
Rangkaian Logika.
3 Map Value
A
B
Y
0
0
0
A’B’
1
0
1
A’B
2
1
0
AB’
3
1
1
AB
Karnaugh Map 2 Variabel :
( A dan B )
Tabel Kebenaran
A
AB
3A’B
1AB’
2A’B’
00
1
0
1
B
Model II
AB
3AB’
2A’B
1A’B’
00
1
0
1
A
B
Model I
Map Value
Desain Pemetaan K- Map 2
Variabel
0
1
0
1
A
B
A’
A
B’
B
5