31 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunkan dalam penelitian ini adalah PTK. Menurut
pandangan Hopkins dalam Muslich (2010) PTK adalah sutu bentuk kajian yang
bersifat relative, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan-tindakanya dalam melaksanakan tugas dan
memperdalam pemecahan terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.
Penelitian diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa melalui Model Pembelajaran Matematika Realistik pada mata pelajaran
Matematika. Dalam penelitian ini Peneliti tidak melakukannya sendiri melainkan
peneliti akan berkolaburasi dengan guru kelas V SD Kutowinangun 12 Salatiga.
Peneliti dan guru kelas V SD Kutowinangun 12 Salatiga akan bekerja sama
untuk membuktikan bahwa dengan menggunakan Model Pembelajaran
Matematika Realistik pada mata pelajaran Matematika akan meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SD Kutowinangun 12 Salatiga.
3.2. Subjek Penelitian
Adapun subjek pelaku tindakan adalah guru kelas V. Sedangkan subjek
Salatiga tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 39 siswa yang terdiri dari 19
siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
3.3. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif antara
peneliti dengan Guru kelas, yaitu guru kelas V SD Kutowinangun 12 Salatiga.
Penelitian dilaksanakan di kelas V semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan sejak bulan Februari hingga
bulan Maret mulai tahap persiapan sampai dengan tahap pelaksanaan
(pembelajaran di sekolah) dan tahap pelaporan.
3.4. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010) variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat.
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam
penelitian ini variabel bebasnya adalah penerapan model pembelajaran
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian variabel terikatnya
adalah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika kelas V SD
Kutowinangun 12 Salatiga semester II dengan menerapkan model
pembelajaran matematika realistik.
3. Hubungan Antar Variabel
Hubungan antar variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) yaitu
variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, dan variabel terikat
dipengaruhi oleh variabel bebas.
3.5. Rencana Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas menurut Hopkins dalam (Anonim, www.
google. co. id) dilakukan melalui proses berdaur (cyclical) yang terdiri dari 4
tahap sebagai berikut: 1). Merencanakan, 2). Melakukan tindakan, 3).
Mengamati, dan 4). Merefleksi. Apabila masalah belum teratasi, maka akan
dilakukan perencanaan ulang, melakukan tindakan ulang, mengamati dan
merefleksi ulang hingga permasalahan dapat diatasi. Dalam penelitian tindakan
kelas yang akan diadakan di SD Kutowingun 12 Salatiga terdiri dari dua siklus,
Keempat tahapan dalam siklus pelaksanaan PTK digambarkan dalam
bentuk spiral berikut .
Gambar 2. Spiral Penelitian Tindakan Kelas
Model spiral adaptasi dari Hopkins Seperti yang tertera pada gambar di
atas, memiliki empat komponen Spiral yang bermakna antara lain sebagai
berikut:
1. Pertama, rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki
atau meningkatkan perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi;
2. Kedua, tindakan apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya
perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan;
3. Ketiga, observasi, yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan
4. Keempat, refleksi, yaitu langkah peneliti mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari pelbagai
kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama dengan
guru dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal.
Dalam penelitian ini pelaksanaan tindakan terdiri dari dua siklus dan
masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,
dan refleksi. Strategi belajar mengajar yang direncanakan pada pra siklus dan
diterapkan pada siklus I dan siklus ke II sebagai upaya pemecahan masalah yaitu
sebagai berikut.
3.5.1. Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti meminta izin kepada kepala sekolah dan
guru kelas untuk melakukan observasi bagaimana kegiatan belajar
mengajar matematika di kelas V di SD Kutowinangun 12 Salatiga.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru dan murid kelas III
tentang proses belajar mengajar pada mata pelajaran Matematika.
Sehingga peneliti mendapatkan data tentang proses belajar mengajar yang
telah dilaksanakan, dan peneliti dapat merencanakan kegiatan belajar
mengajar yang akan dilaksanakan.
3.5.2. Siklus Tindakan 1. Rencana Siklus I
a. Identifikasi Masalah
Identifikasi dan klarifikasi perencanaan kegiatan oleh
peneliti.
b. Menyusun RPP, alat dan bahan percobaan, LKS, alat
evaluasi akhir siklus.
c. Menyampaikan rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran
kepada guru kelas V di SD Kutowinangun 12 Salatiga.
B. Tindakan
Sesuai dengan apa yang diinginkan peneliti, maka
rencana penelitian ini berupa prosedur kerja penelitian tindakan
yang dilaksanakan di dalam kelas. Pelaksanaan atau tindakan
siklus I sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan, yaitu:
Guru membuka pelajaran dengan doa dilanjutkan dengan salam tegur sapa.
Guru kelas V melaksanakan pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Mengkondisikan siswa untuk siap belajar dan memberikan motivasi
Menjelaskan konsep pelajaran Matematika dengan metode ceramah dan tanya jawab, dengan menerapkan Model
Pembelajaran matematika Realistik dilanjutkan pembagian
soal-soal latihan.
Memberikan kesempatan siswa untuk berperan aktif selama proses pembelajaran seperti bertanya, mengungkapkan
pendapat dan menyampaikan hasil dari materi yang telah
disampaikan.
Pada akhir siklus guru memberikan soal tes siklus I. Guru memberikan soal berupa pekerjaan rumah. C. Pengamatan
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data
aktifitas pembelajaran, baik data pembelajaran guru maupun data
pembelajaran siswa.
D. Refleksi
Data dikumpulkan kemudian dianalisis oleh peneliti.
Analisis dilakukan dengan cara mengukur baik secara kuantitatif.
Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian disimpulkan
bagaimana hasil belajar siswa dan bagaimana hasil pembelajaran
guru. Kemudian direfleksikan hasil analisis yang telah
dikerjakan.
2. Rencana Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka diadakan
perencanaan ulang yang meliputi :
a. Identifikasi masalah
Masalah siklus I yang belum berhasil diverifikasi kemudian
dianalisis.
b. Rencana tindakan
Menyusun strategi belajar mengajar mengajar dengan Model
Pembelajaran Matematika Realistik dengan penekanan yang
lebih baik lagi terutama memotivasi siswa dalam proses
belajar mengajar, serta memberikan reward pada siswa.
c. Menyusun RPP, alat dan bahan percobaan, LKS, alat evaluasi
akhir siklus.
d. Menyampaikan rancangan pelaksanaan kegiatan pembelajaran
pada guru kelas V SD Kutowinangun 12 Salatiga.
B. Tindakan
Pelaksanaan atau tindakan siklus II sesuai dengan
perencanaan yang diprogramkan, yaitu:
a. Melaksanakan tindakan sebagaimana pada siklus I, hanya saja
yang perlu di tambahkan dalam siklus II ini adalah dalam
menyampaikan kegiatan pelajaran guru menambahkan
kelompok dengan menggunakan alat peraga agar dalam
proses kegiatan belajar mengajar siswa dapat memahami
materi dengan maksimal.
b. Mengontrol siswa yang kurang aktif dengan pendekatan dan
bimbingan khusus.
c. Guru membagi LKS per kelompok.
d. Memberikan reward pada siswa untuk membangkitkan
motivasi siswa agar siswa aktif.
e. Guru mengadakan bimbingan dengan mengamati
kesalahan-kesalahan dan kesulitan yang dihadapi siswa.
f. Guru memberikan soal tes pad akhir siklus II.
C. Pengamatan
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data
aktifitas pembelajaran, baik data pembelajaran guru maupun data
pembelajaran siswa.
D. Refleksi
Peneliti menganalisis semua tindakan pada siklus I dan
siklus II, kemudian melakukan refleksi terhadap strategi yang
dilakukan dalam tindakan kelas dan diharapkan siswa
oleh siswa belum sesuai yang diharapkan, maka peneliti
merencanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
3.6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah :
1. Peneliti
Peneliti sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis,
penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya. Peneliti
juga ikut membantu guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
2. Lembar Observasi Penilaian Praktik Pembelajaran
Observasi diperlukan untuk mengobservasi guru dan siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
3. Wawancara
Wawancara disusun untuk menanyakan dan megetahui hal-hal yang
tidak dapat/kurang jelas diamati pada saat observasi. Selain itu, untuk
mempermudah peneliti dalam melakukan tanya jawab tentang bagaimana
tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.
4. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses
dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Dalam
pengumpulan data alat yang digunakan berupa soal test sesuai dengan materi.
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.7.1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukuran dikatakan memiliki
validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,
atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan
pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut
merupakan besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan
sesungguhnya dari apa yang diukur (Djalali, Muljono: 2008).
1. Uji Validitas Isi (Content Validity)
Meurut Gregory dalam Djaali dan Muljono (2008) validitas isi
menunjukkan sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam tes atau
instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional
perilaku sampel yang dikenai tes tersebut. Artinya tes mewakili
keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya
Menurut Djaali dan Muljono (2008) untuk memperbaiki
validitas suatu tes, maka isi suatu tes harus diusahakan agar mencakup
semua pokok atau sub-pokok bahasan yang hendak diukur. Kriteria
untuk menentukan proporsi masing-masing pokok atau sub-pokok
bahasan yang tercakup dalam suatu tes ialah berdasarkan banyaknya
isi (materi) masing-masing pokok atau sub-bahasan, yang dapat dilihat
dari jumlah halaman isi (materi) dan jumlah jam pertemuan untuk
masing-masing pokok atau sub-pokok bahasan seperti tercantum
dalam kurikulum Garis-garis Besar Program Pembelajaran.
Menurut Sugiyono (2011) untuk instrumen yang berbentuk test,
pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara
isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Secara
teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu
dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan
instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator
sebagai tolok ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan
dalam indikator.
Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat
dilakukan dengan mudah dan sistematis. Dalam penelitian ini kisi-kisi
soal instrumen disajikan dalam bentuk tabel, tabel kisi-kisi soal
2. Uji Validitas Konstruksi (Construct Validity)
Menurut Djaali dan Muljono (2008) Validitas Konstruk
(Construct validity) adalah validitas yang mempermasalahkan
seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa yang benar-benar
hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual
yang telah ditetapkan.
Menurut Sugiyono (2011) untuk menguji validitas konstruksi,
dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Dalam hal ini
setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur
dengan berlandasan teori tertentu, maka selanjutnya dikonstruksikan
dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang
telah disusun itu. Mungkin para ahli akan memberi keputusan:
instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan
mungkin dirombak total. Tenaga ahli dalam penelitian ini adalah guru
kelas V SD Kutowinangun 12 Salatiga.
Menurut Sugiyono (2011) secara teknis pengujian validitas
konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan
kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi-kisi-kisi
itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan
nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan dalam indikator. Hasil
Salatiga disajikan dalam bentuk tabel dan dapat dilihat pada lampiran
A.
Berdasarkan hasil review kisi-kisi soal instrumen dari guru
kelas V SD Kutowinangun 12 Salatiga yang disajikan dalam bentuk
tabel. Dari 20 soal terdapat 19 soal yang sesuai dengan indikator yang
tidak sesuai dengan indikator ialah item soal nomer 18. Kemudian 14
soal dinyatakan layak, yaitu item nomer; 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13,
14, 15, 16, dan 19. Dan yang dinyatakan belum layak yang artinya
perlu adanya perbaikan berjumlah 6 soal dengan item soal nomer; 4, 5,
10, 17, 18 dan 20.
Namun dengan bimbingan guru kelas V SD kutowinangun 12
Salatiga dari 6 soal yang dinyatakan belum layak dan sebelum soal
tersebut di ujikan kepada SD Kutowinangun 03 Salatiga soal-soal
tersebut diperbaiki terlebih dahulu untuk kemudian diuji validitasnya
dengan menggunakan perhitungan statistik. (Hasil reviwer kisi-kisi
soal tes siklus I dan II dapat dilihat pada lampiran A)
Adapun beberapa kendala yang peneliti alami dalam
pembuatan soal. Menurut guru kelas V SD Kutowinangun 12 Salatiga
adalah, dari sebagian besar soal-soal yang dinyatakan belum layak
peneliti masih kesulitan dalam menyusun kalimat perintah, agar siswa
tersebut hal ini terlihat mencolok pada item soal pada nomer 20 hasil
reviwer menyatakan bahwa kalimat perintah dan soal cerita tersebut
terlalu berbelit-belit. Kemudian khusus pada nomor 18 soal yang
diberikan belum sesuai dengan indikator.
3. Uji Validitas Menggunakan Perhitungan Statistika
Menurut Sugiyono dalam Muljono (2008) untuk menentukan
suatu item tertentu valid atau tidak digunakan pedoman tabel r (r-tabel)
Suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki nilai
korelasi lebih dari sama dengan koefisien corrected item to total
correlation yaitu tabel r = 0,456. Koefisien korelasi ditentukan
berdasarkan jumlah responden (N), sesuai dengan tabel r jika jumlah
responden 19 maka nilai koefisien adalah ≥ 0,456. Validitas dihitung
menggunakan SPSS 16.0 for Windows.
Tabel 3.1. R-Tabel
N Taraf Signif N Taraf Signif N Taraf Signif
5% 1% 5% 1% 5% 1% 3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345 4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330 5 0,878 0,950 29 0,387 0,470 65 0,244 0,317 6 0,811 0,917 30 0,361 463 70 0,235 0,306 7 0,754 0,874 31 0,355 456 75 0,227 0,296 8 0,707 0,834 32 0,349 449 80 0,220 0,288 9 0,688 0,798 33 0,344 442 85 0,213 0,278 10 0,632 0,765 34 0,339 436 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 35 0,334 430 95 0,202 0,263 12 0,576 0,708 36 0,328 424 100 0,195 0,256 13 0,553 0,684 37 0,325 416 125 0,176 0,230 14 0,532 0,661 38 0,320 413 150 0,159 0,210 15 0,514 0,641 39 0,316 408 175 0,148 0,194 16 0,497 0,623 40 0,312 403 200 0,136 0,181 17 0,482 0,606 41 0,308 398 300 0,113 0,148 18 0,468 0,590 42 0,304 393 400 0,096 0,128 19 0,456 0,575 43 0,301 389 500 0,088 0,115 20 0,444 0,581 44 0,297 384 600 0,080 0,105 21 0,433 0,549 45 0,294 380 700 0,074 0,097 22 0,423 0,537 46 0,291 376 800 0,070 0,091 23 0,413 0,526 47 0,288 372 900 0,065 0,086 24 0,404 0,515 48 0,284 368 1000 0,062 0,081 25 0,396 0,505 49 0,281 364 26 0,388 0,496 50 0,279 361
Sebelum soal-soal evaluasi di evaluasikan siswa kelas V SD
Kutowinangun 12 pada akhir siklus (siklus 1 dan siklus 2), setelah
soal-soal tersebut diuji validitas isi dan validitas konstruknya maka
soal-soal tersebut terlebih dahulu harus diuji kepada siswa kelas V SD
Kutowinangun 03 Salatiga sebanyak 20 soal dan soal tersebut
berbentuk uraian.
Uji validitas soal tersebut dilaksanakan pada tanggal 2 februari
2012 hingga 4 februari 2012. Uji validitas tersebut dilaksanakan dua
pertama masih banyak soal yang belum mencapai 0,456 yang artinya
bahwa jika nilai korelasi ≤ 0,456 maka soal tersebut dinyatakan tidak
valid. Sebaliknya, jika nilai korelasi ≥ 0,456 maka soal tersebut
dinyatakan valid. Adapun hasil uji validitas pertemuan kedua yang
dilakukan di SD Kutowinangun 03 Salatiga melalui program komputer
SPSS for windows versi 16.0 dapat dilihat pada lampiran B.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
keajegan instrumen dari variabel yang hendak diukur. Pengukuran
reabilitas instrumen dalam penelitian ini dengan menggunakan George
dan Mallery (1995 ) sebagai berikut :
≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < ≤ 0,8 : dapat diterima 0,8 < ≤ 0,9 : reliabilitas bagus > 0,9 : reliabilitas memuaskan
Setelah soal diuji validitasnya dan mengikutsertakan
soal-soal yang dinyatakan tidak valid maka dicari reliabilitas soal-soal-soal-soal evaluasi
tersebut. Reliabilitas merupakan instrumen yang dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat keajegan instrumen dari variabel yang hendak diukur.
Dalam penelitian ini dari 20 soal yang diujikan terdapat 17 soal
tersebut untuk mengetahui tingkat keajegan soal-soal yang valid maka
pengukuran reabilitas instrumen diukur dengan menggunakan program
komputer SPSS versi 16.0. Adapun data yang diperoleh dalam SPSS
tersebut dapat dilihat pada lampiran C.
3.8. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akan dijadikan acuan penelitian, peneliti
menggunakan tehnik :
1. Metode Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran
dengan menggunakan Model Pembelajaran Matematika Realistik untuk
mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran tersebut. Observasi
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keaktifa belajar siswa
yang telah dipersiapkan.
2. Metode Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap guru dan siswa.
Wawancara untuk mengungkap data yang sulit dicari/ditemukan pada saat
observasi serta untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran matematika dengan Model Pembelajaran Matematika
3. Dokumentasi
Dokumen yang digunakan berupa LKS, daftar kelompok siswa,
daftar nilai siswa, foto kegiatan pembelajaran, dan rekaman. Dokumentasi
dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dari observasi.
Dokumentasi foto dan rekaman untuk memberikan gambaran secara lebih
nyata mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasana
kelas ketika aktivitas belajar berlangsung.
4. Tes
digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses
belajar mengajar yang dilakukan akhir kegiatan tiap-tiap siklus (post tes)
dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Dalam
pengumpulan data alat yang digunakan berupa soal test sesuai dengan
materi.
3.9. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan dapat digunakan sebagai dasar penentu
keberhasilan penelitian, data perlu diolah dan dianalisis. Data-data yang berupa
angka (data kuantitatif) diolah untuk mencari rata-rata, nilai tertinggi dari tes
evaluasi pada tiap siklus, nilai terendah dari tes evaluasi pada tiap siklus, jumlah
ketuntasan pembelajarannya, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Nilai Rata-rata =
Nilai rata-rata merupakan perbandingan antara jumlah skor perolehan tes
oleh siswa dibanding dengan banyaknya siswa yang mengikuti tes.
Persentase Ketuntasan =
%
Persentase ketuntasan merupakan hasil perbandingan banyaknya siswa
tuntas dibanding dengan jumlah total siswa yang mengikuti tes dan dikalikan
dengan seratus persen.
Data kualitatif diolah dengan menghitung frekuensi dari skor pada item
lembar observasi dan persentase dari data-data yang sejenis. Setelah itu, hasil
pengolahan data diuji dengan membandingkan kondisi awal, kondisi pada/
setelah siklus I dan kondisi pada/ setelah siklus II. Dari uji data tersebut dapat
mata pelajaran Matematika yang dilakukan oleh guru yang diperlihatkan oleh
siswa sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan.
3.10. Indikator Kinerja
Hasil Belajar siswa dinyatakan meningkat dan penelitian di anggap
berakhir jika, rata-rata nilai mata pelajaran Matematika kelas V SD
Kutowinbangun 12 Salatiga pada akhir siklus persentase ketuntasan kelasnya
mencapai 80% dengan nilai rata-rata kelas 80 dan KKM 65. Pada penelitian ini
KKM sebesar 65 sesuai dengan KKM di SD Kutowinangun 12 Salatiga. Dalam
artian jika hasil belajar siswa masih ≤ 65 maka dinyatakan tidak tuntas, dan
sebaliknya jika nilai hasil belajar siswa ≥ 65 maka hasil belajar siswa dinyatakan