• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Diseminasi Inovasi Microgreens di Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Diseminasi Inovasi Microgreens di Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis UNS Ke 43 Tahun 2019

“Sumber Daya Pertanian Berkelanjutan dalam Mendukung Ketahanan dan Keamanan Pangan Indonesia pada Era Revolusi Industri 4.0”

Strategi Diseminasi Inovasi Microgreens di Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP)

Uswatun Nurul Ashofah1, Nurul Wahidah Rahmatika1, Sofiah Rohmania Ulfa1 , Sulis Setyorini1 dan Eksa Rusdiyana2

1

Mahasiswa Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta

2 Dosen Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Email : uswatunnurrul@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan strategi diseminasi inovasi microgreens yang dilakukan oleh Balai Besar Pengkajan dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). Microgreens merupakan tanaman yang dipanen pada umur 7-14 hari setelah berkecambah. Oleh karenanya, microgreens menjadi salah satu inovasi yang dapat diadopsi oleh semua khalayak baik anak-anak sampai orang dewasa. Hal ini yang mendorong dalam penyusunan strategi diseminasi microgreens di BBP2TP. Metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara, foto, observasi dan dokumentasi. Validitas data ditentukan melalui triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik khalayak sasaran berpengaruh pada strategi diseminasi microgrees, dimana materi inovasi disampaikan secara berbeda menurut kelompok usia. Dua strategi dalam desiminasi inovasi microgreens dilakukan dengan kunjungan dan media sosial.

Kata kunci: Diseminasi, Inovasi, Microgreens, Strategi

Pendahuluan

Pangan menjadi kebutuhan dasar yang harus terpenuhi bagi setiap manusia karena berkaitan dengan kelangsungan hidup pertumbuhan dan perkembangan manusia. Baliwati (2004) menyatakan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia paling utama, karena itu pemenuhan pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia (individu). Pemenuhan pangan juga sangat penting sebagai komponen dasar untuk untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Ketersediaan pangan yang beragam sepanjang waktu dalam jumlah yang cukup dan harga terjangkau bagi semua rumah tangga sangat menentukan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan tingkat konsumsi di tingkat keluarga. Hal ini berdampak pada semakin beratnya masalah kekurangan gizi masyarakat terutama pada kondisi ibu, bayi dan anak. Oleh karena itu, pemerintah

(2)

membuat program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang dapat diadopsi oleh seluruh masyarakat.

Menurut Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 62/Kpts/RC.110/J/12/2017 tentang Petunjuk Teknis Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari Tahun 2018, bahwa Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) adalah kegiatan penganekaragaman pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sesuai potensi dan kearifan lokal guna mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif yang dilakukan melalui pemanfaatan lahan pekarangan. KRPL bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, peran, dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi pangan yang Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA). Dalam mewujudkan B2SA salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan inovasi baru yang mendukung program KRPL yaitu microgreens. Microgreens merupakan tanaman sayuran dengan yang dapat dipanen dalam usia 7-14 hari setelah berkecambah dan memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dibanding tanaman dewasa dalam jumlah yang sama. Tingginya kandungan nutrisi dalam microgreens dapat membantu mencukupi kebutuhan gizi keluarga.

Microgreens yang merupakan inovasi baru di bidang pertanian belum banyak di kenal oleh masyarakat secara luas, sehingga inovasi tersebut perlu disebarluaskan kemasyarakat salah satunya

melalui display inovasi di Taman Agro Inovasi (Tagrinov). Penyebarluasan inovasi microgreens

melalui Tagrinov di perlukan adanya strategi diseminasi yang tepat. Strategi diseminasi inovasi sangat penting dalam penyebarluasan informasi dan teknologi inovasi kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Lionberger dan Gwin (1982) menyatakan bahwa pentingnya strategi ini karena diseminasi mengandung unsur kesengajaan yaitu dengan sengaja mengintroduksikan suatu teknologi ke dalam suatu sistem sosial untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, penting fasilitator untuk menyusun strategi diseminasi di Taman Agro Inovasi dalam mendiseminasikan program atau inovasi dan teknologi di sektor pertanian.

Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan secara deskriptif. Pemilihan

lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu di Taman Agro Inovasi (Tagrinov) Balai Besar

Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dari hasil wawancara, sedangkan sekunder yang dikumpulkan pada penelitian ini diperoleh dari dari setiap kegitan diseminasi microgreens yang dilaksanakan di Taman Agro Inovasi (Tagrinov). Teknik Pengumpulan Data dilakukan melalui wawancara, observasi, FGD dan dokumentasi. Sedangkan validitas data dilakukan melalui triangulasi metode dan sumber data.

(3)

Hasil dan Pembahasan Inovasi Microgreens

Microgreens merupakan sayuran yang dipanen pada usia yang sangat belia, berkisar 7-14 hari setelah semai. Benih pada dasarnya mengandung semua nutrisi, vitamin dan mineral yang dibutuhkannya untuk tumbuh, melindungi diri agar tetap tejaga dan kuat sampai proses perkecambahan dimulai. Saat benih disemai maka tunas akan muncul dan mulai menggunakan semua nutrisi yang disimpan di dalam benih untuk mulai membentuk batang, akar dan daun pertama. Enzim-enzim yang ada di dalam benih mulai aktif bekerja.

Microgreens merupakan makanan yang mulai populer yang mempunyai keunggulan dari tanaman dewasa nilai nutrisinya lebih besar 30% dari tanaman dewasa, tekstur lebih renyah serta kandungan vitamin C, E, K tinggi dan merupakan tanaman masa depan yang dapat berkembang

terus seiring dengan kebutuhan dan keinginan pasar. Microgreens memiliki jenis antara lain : red

rainbow radish, cinnamon basil, red amaranth, Italian sweet basil ada juga microherb seperti coriander. Microgreens ini merupakan tanaman sehat untuk konsumsi karena kandungan nutrisinya yang lengkap baik untuk kesehatan, sayuran ini juga mempunyai cita rasa yang khas hingga diburu para kuliner dan pencinta sayuran. Microgreens dapat di jadikan bahan salad, sandwich, atau sup, microgreens juga tampil sebagai garnish.

Diseminasi Inovasi Microgreens

Kegiatan kunjungan edukasi yang ada di Taman Agro Inovasi (Tagrinov) merupakan salah satu upaya pelayanan dalam membantu proses akselerasi diseminasi teknologi dari Badan Litbang Pertanian. Fungsi pelayanan di Tagrinov berjalan optimal karena managemen yang baik sehingga perlu adanya mekanisme layanan kunjungan di Taman Agro Inovasi seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Alur Permohonan Layanan Kunjungan

Kegiatan kunjungan edukasi pertanian dimaksudkan untuk memberikan informasi terkait sektor pertanian hulu-hilir dan juga pelatihan berkaitan dengan teknologi pertanian yang ada di

(4)

Taman Agro Inovasi. Target kunjungan edukasi di tagrinov tidak terbatas pada pelajar dan mahasiswa, tetapi juga dapat di kunjungi oleh ibu rumah tangga, PKK, pensiunan, swasta dan masyarakat umum lainnya. Kegiatan kunjungan dapat dilakukan sesuai dengan jam kerja di Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP), yakni pada hari Senin – Kamis pukul 08.00 – 16.00 WIB sedangkan hari Jumat kunjungan dapat dilaksanakan pada pukul 08.00-16.30 WIB

Inovasi microgreens disebarluaskan melalui berbagai cara dan berbagai sasaran baik untuk sasaran SMP sampai dengan Kelompok Wanita Tani (KWT). Hal ini dikarenakan microgreens sangat mudah untuk dibudidayakan dan dapat menjadi pendorong anak-anak untuk dapat belajar budidaya sayuran. Untuk itu perlu adanya penyusunan strategi diseminasi berdasarkan karakteristik sasaran yang berguna untuk keberhasilan pendiseminasian. Penyebaran atau diseminasi inovasi teknologi pada dasarnya merupakan transfer teknologi dari hasil-hasil penelitian kepada pengguna. Proses penyebaran inovasi tentunya sangat tergantung dari beberapa hal, termasuk kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Salah satu pra kondisi yang diperlukan dalam percepatan diseminasi inovasi teknologi adalah dengan penguatan terhadap pemanfaatan potensi sumber daya lokal (Lionberger dan Gwin, 1982). Diseminasi inovasi microgreens di BBP2TP berdasarkan karakteristik sasaran dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Strategi Diseminasi Microgreens di BBP2TP Berdasarkan Karakteristik Sasaran

No Sasaran Karakteristik Strategi Penyampaian

Pesan

Media

Umur (th) Pendidikan

1. Pelajar 13-15 SMP Penyampaian pesan

dikemas dengan

pemutaran video terkait materi dan demontrasi di lapang

Video, prototype

2. KWT > 40 tahun SMP-SMA Penyampaian pesan

dilakukan melalui

kegiatan penyuluhan dan pelatihan

Video, prototype, folder, banner, ppt

Sumber: Analisis Data, 2019

Penggunaan strategi diseminasi bertujuan untuk mendorong percepatan dan perluasan adopsi inovasi teknologi pertanian. Pemilihan penggunaan media diseminasi, memperhatikan lima hal yaitu, (1) tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan diseminasi yang merupakan tujuan perilaku yang ingin dicapai terhadap sasaran/pengguna inovasi pertanian (efek kognitif, afektif, behavioral), (2) karakteristik sasaran (umur, pendidikan, latar belakang budaya, sosial ekonomi), (3) isi yang jenis inovasi pertanian atau isi pesan yang akan didiseminasikan, (4) ketersediaan biaya karakteristik wilayah, dan (5) strategi pesan/materi dalam media (Sudaryanto dan Ekaningtyas 2008). Pelaksanaan diseminasi inovasi microgreens melalui kunjungan edukasi di Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) dari gambat berikut:

(5)

Penggunaan media juga mempengaruhi dalam proses diseminasi suatu inovasi. Diseminasi inovasi pertanian menggunakan media dan komunikasi yang tepat diharapkan dapat meningkatkan adopsi inovasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Berlo (1960) bahwa media merupakan salah satu elemenkomunikasi yang digunakan untukmenyampaikan pesan dari sumber ke penerima. Media menjadi salah satu pendorong keberhasilan dalam pendiseminasian microgreens yang dilakukan oleh BBP2TP. Media yang digunakan yaitu media sosial dan media cetak. Media sosial yang dilakukan dalam kaitannya penyebarluasan inovasi microgreens yaitu instagram. Hal ini sebagaimana dimaksudkan untuk dapat dijangkau oleh banyak khalayak karena saat ini instagram lebih banyak diminati oleh masyarakat dan kalangan muda. Sedangkan media cetak dilakukan untuk membantu dalam penyebarluasan inovasi secara langsung. Media cetak yang dipilih yaitu banner dan folder.

Gambar 4. Media Banner Gambar 5. Media Folder

Gambar 2. Kunjungan Edukasi Inovasi Microgreens KWT

Gambar 3. Kunjungan Edukasi Inovasi Microgreens Pelajar SMP

(6)

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Penyebarluasan inovasi microgreens di Taman Agro Inovasi menggunakan 2 strategi yakni kunjungan edukasi dan media massa. Strategi diseminasi yang digunakan dalam kunjungan edukasi memperhatikan karakteristik sasaran, dimana sasaran yang dituju adalah pelajar dan Kelompok Wanita Tani (KWT). Media digunakan dalam strategi diseminasi adalah media sosial melalui Instagram dan media cetak melalui banner dan folder.

Saran

Berdasarkan kesimpulan, saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya penggunaan media massa dalam kegiatan diseminasi inovasi mikrogreens lebih di gencarkan baik melalui media cetak maupun media sosial dan lebih diperluas lagi mengingat banyaknya manfaat dan kandungan nutrisi yang tinggi serta mudahnya budibaya tanaman tersebut.

Ucapan Terimakasih

Penulis menyampaikan terimakasih atas segala bantuan dan sumbangan baik berupa sumbangan pikiran, kesempatan dan berbagai pengalaman sehingga pdapat menyelesaikan tulisan ini. Ucapan terimakasih ini penyusun tujukan kepada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) dan tim Tagrinov yang telah membantu kegiatan kami.

Daftar Pustaka

Baliwati YF, Khomsan A, Dwiriani CM. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar Swadaya.

Berlo DK. 1960. The process of communication: An introduction to theory and practice. New York (US): Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Lionberger, H.F., and Gwin, Paul H., 1982. Strategi Komunikasi: Pedoman Bagi Penyuluhan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Menteri Pertanian RI. 2017. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 62/Kpts/RC.110/J/12/2017 tentang Petunjuk Teknis Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari Tahun 2018. Jakarta: Keputusan Menteri Pertanian RI.

Sudaryanto Bambang, Ekaningtyas K. 2008. Strategi dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi Umbi-Umbian di Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Kacangan-Kacangan dan Umbi-Umbian: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah.

Gambar

Gambar 1. Alur Permohonan Layanan Kunjungan
Tabel 1. Strategi Diseminasi Microgreens di BBP2TP Berdasarkan Karakteristik Sasaran
Gambar 4. Media Banner  Gambar 5. Media Folder

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kepada tujuan peneltiian dan kerangka pemikiran, yang dijadikan sebagai variabel penelitian dari peneltiian ini adalah SDM yang bertujuan untuk mengetahui

Peran tersebut dapat mendukung tercapainya tujuan pembangunan pertanian periode 2015-2019 yang ingin dicapai yaitu: (1) Meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi untuk

Penyesuaian dan penajaman Rencana Strategis BBP2TP 2010-2014 yang merupakan perwujudan dari visi, misi, program dan kegiatan BBP2TP dalam kegiatan pengkajian dan pengembangan

Pada tahun 2016, BPTP Papua Barat telah menetapkan lima sasaran strategis untuk dicapai yaitu: (1) Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi komoditas strategis; (2)

Salah satu sistem diseminasi atau penyebaran informasi teknologi yang sudah dihasilkan untuk mempercepat alih teknologi kepada petani dan pengguna adalah dengan menggunakan

Kegiatan temu informasi teknologi lahan kering mendukung inovasi teknologi pertanian dan diseminasi telah dilakukan pada dua desa, yang pertama di desa Jono Oge, Kecamatan

Pada Tahun Anggaran 2020, BPTP Riau telah menetapkan 6 sasaran strategis yang dicapai melalui satu program prioritas, yaitu: Pengkajian dan Percepatan Diseminasi

Penyesuaian dan penajaman Rencana Strategis BPTP Bali 2020-2024 yang merupakan perwujudan dari visi, misi, program dan kegiatan BPTP Bali dalam kegiatan pengkajian