• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI

Abstrak

Kebijaksanaan pembangunan pertanian di Sulawesi Tengah diarahkan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian, sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan. Dalam proses adopsi teknologi diperlukan keterkaitan yang erat antara berbagai unsur seperti sumber teknologi/ lembaga penelitian/pengkajian, penyuluh, petani, pengaturan dan pelayanan. Kegiatan Temu Informasi merupakan salah satu wadah untuk mempertemukan unsur-unsur tersebut agar dapat menerapkan paket teknologi sesuai kondisi sumberdaya alam.

Kegiatan temu informasi teknologi lahan kering mendukung inovasi teknologi pertanian dan diseminasi telah dilakukan pada dua desa, yang pertama di desa Jono Oge, Kecamatan Sirenja, pada tanggal 11 – 12 Agustus 2005 dan kedua di Desa Meli, Kecamatan Balaesang pada tanggal 5 – 6 Oktober 2005.

Dari kedua pertemuan tersebut disepakati bahwa paket teknologi yang diadopsikan kepada petani, akan ditransfer ke desa lain pada wilayah poor farmer yang memilki karakter dan kondisi iklim yang sama dengan desa binaan.

PENDAHULUAN

Kebijaksanaan pembangunan pertanian di Sulawesi Tengah diarahkan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian, sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan. Pembangunan pedesaan yang bertumpu pada sektor pertanian berimplikasi pada pengurangan kemiskinan. Hampir semua prgram pembangunan sasaran akhirnya adalah pemberdayaan masyarakat miskin, utamanya petani miskin.

Rendahnya adopsi dan dampak dari penggunaan teknologi pertanian disebabkan oleh perencanaan yang masih bersifat sentralistik tanpa melibatkan partisipasi petani secara aktif, yang mengakibatkan program pertanian tidak berlanjut dan menjadikan petani kurang mandiri.

Penyaluran hasil penelitian melalui kegiatan penyuluhan bukan hal yang baru tetapi semakin maju tingkat pengetahuan petani maka makin tinggi pula tuntutan permintaan teknologi untuk meningkatkan produksi usahataninya. Oleh karena itu diperlukan usaha penyampaian teknologi secara informatif, aplikatif dan efektif dari hasil

(2)

kegiatan penelitian kepada petani-nelayan untuk diterapkan pada usahataninya. (Anonim, 1999).

Dalam proses adopsi teknologi diperlukan keterkaitan yang erat antara berbagai unsur seperti sumber teknologi/ lembaga penelitian/pengkajian, penyuluh, petani, pengaturan dan pelayanan (Efendi Pasandaran dan Made Oka, 1995). Kegiatan Temu Informasi merupakan salah satu wadah untuk mempertemukan unsur-unsur tersebut agar dapat menerapkan paket teknologi sesuai kondisi sumberdaya alam.

Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan antara pihak pelayanan masyarakat, penyuluh, peneliti dan petani untuk melaksanakan program pembangunan pertanian dengan memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal untuk meningkatkan pendapatan petani dengan didasari teknologi hasil penelitian.

TUJUAN

Mendapatkan umpan balik dan dukungan dari petani, pemerintah daerah, serta unsur terkait dalam penerapan teknologi lahan kering dan sawah irigasi sebanyak dua kali.

KELUARAN

Terlaksananya pertemuan pendukung pengkajian sebanyak dua kali pada sawah irigasi dan lahan kering.

PELAKSANAAN Lokasi dan waktu pelaksanaan

Temu Informasi pertama dilaksanakan di Desa Jono Oge, Kecamatan Sirenja, pada tanggal 11 – 12 Agustus 2005 dan kedua di Desa Meli, Kecamatan Balaesang pada tanggal 5 – 6 Oktober 2005.

Peserta

Temu informasi pertama di Desa Jono Oge dihadiri oleh Bupati Kabupaten Donggala dan 150 orang peserta yang terdiri dari :

(3)

- Tim DCC - Camat

- Kepala BPP dan penyuluh - Peneliti dan penyuluh BPTP - KTNA dan Petani

Temu informasi kedua di Desa Meli dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Tengah dan jumlah peserta yang hadir sebanyak 150 orang yang terdiri dari :

- Tim DCC - Camat

- Kepala BPP dan penyuluh - Peneliti dan penyuluh BPTP - KTNA dan Petani

Materi

Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama di Desa Jono Oge adalah teknologi integrasi ternak dan kakao yang meliputi :

1. Integrasi Hulu - Hilir Usaha Kakao (Usahatani Lahan Kering) - Pemangkasan tanaman.

- Pemupukan

- Pengendalian hama dan penyakit.

- Rehabilitasi tanaman kakao dewasa

- Penanaman ulang tanaman kakao yang telah mati.

2. Integrasi Horizontal Kambing, kakao dan Hijauan Pakan - Pembuatan Kandang Sederhana

- Seleksi Calon Induk dan pejantan - Perbaikan Pakan

- Penanaman Leguminosa dan Rumput Unggul - Sistem Pemeliharaan

- Pembuatan Kompos dari Kotoran (Feses) Kambing

Materi yang disampaikan pada pertemuan kedua di Desa Meli adalah Sistem Usahatani Padi dan Ikan di Lahan Sawah Irigasi Sulawesi Tengah, yang meliputi :

(4)

1. Pembuatan pematang sawah

2. Persiapan lahan dan pengolahan tanah 3. Penebaran benih ikan

4. Sistem pengaturan air 5. Pemberian pakan ikan 6. Panen dan Pasca penen

HASIL KEGIATAN

Pertemuan pertama di Desa Jono Oge menghasilkan beberapa kesepakatan antara petani, peneliti, penyuluh dan penentu kebijakan, yaitu :

1. Paket Teknologi Integrasi Ternak - kakao yang ditawarkan oleh BPTP Sulawesi Tengah disepakati sebagai acuan kegiatan Demplot di desa P4Mi di Kabupaten Donggala, yaitu :

a. Pemangkasan

- Pemangkasan bentuk untuk tanaman belum menghasilkan

- Pemangkasan produksi (pemeliharaan) untuk yanaman menghasilkan b. Pemupukan

- Dosis Urea, SP36 dan KCl masing masing 250, 150, 150 gr/pohon

- Pemberian pupuk dilakukan 2 kali yaitu awal dan akhir musim hujan, masing–

masing setengah dosis.

- Pupuk dibenamkan melingkari pohon dengan jari – jari 50-75 cm c. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama utama dilakukan dengan pengendalian terpadu (PHT) dengan komponen pengendalian biologi menggunakan semut hitam (Dolichoderus thoracichus), cara kultur teknik dengan panen sering dan sanitasi, penyarungan buah, dan penggunaan insektisida

d. Rehabilitasi Tanaman Kakao Dewasa - sambung-samping

- sambung-pucuk

2. Kegiatan Pengkajian yang dilakukan oleh BPTP Sulawesi Tengah di Desa Jono Oge dan Tondo akan dimasukan dalam kegiatan Komisi Investasi Desa (KID) untuk

(5)

proses replikasi ke desa - desa wilayah Poor Farmer dengan menggunakan dana ID (Inventarisasi Desa) dari desa yang bersangkutan. Untuk penerapan pemeliharaan kakao di tingkat petani secara luas Bupati Donggala telah mencanangkan Gerakan Massal Pakasampu Sipa (Pemangkasan, Sanitasi, Pemupukan, Sarungisasi, Integrasi dan Pasca Panen) yang artinya satu pohon tanaman yang teringtegrasi dari beberapa sistim pertanaman menjadi satu, sehingga dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani..

Sedangkan hasil pertemuan kedua di Desa Meli, Kecamatan Balaesang adalah : 1. Teknologi sistem usahatani padi dan ikan di lahan sawah irigasi manfaatnya telah

dirasakan oleh petani yaitu : siklus hama dan penyakit tanaman padi dapat terpotong, tanah menjadi subur dan gembur selain itu kotoran ikan menjadi pupuk tanaman padi, sehingga teknologi ini akan dikembangkan pada daerah – daerah yang menpunyai irigasi teknis di wilayah poor farmer.

2. Peranan pemerintah dalam memobilisasi dan memfasilitasi kekuatan pelaku agribisnis dan mensinergikanya untuk dapat melakukan efisiensi dan meningkatkan nilai tambah, sangat dibutuhkan.

3. Walaupun terjadi kenaikan produksi padi (beras) yang dapat mengindikasikan perbaikan kinerja pemerintah dan petani, namun perlu diingat bahwa dari segi mutu produksi yang dihasilkan belum sesuai dengan keinginan, sehingga diharapkan peran BPTP (Badan Litbang Pertanian) membantu menyediakan teknologi perbaikan mutu beras.

Dari kedua kegiatan tersebut diperoleh umpan balik pada saat pertemuan, diantaranya :

1. Petani sangat mengharapkan informasi paket teknologi pemeliharaan tanaman cengkeh.

2. Paket teknologi perbaikan mutu beras

3. Dalam penerapan teknologi permasalahan yang dihadapi oleh penyuluh dilapangan dirasakan pertemuan dengan petani masih sangat kurang dikarenakan oleh luasnya wilayah kerja penyuluh pertanian.

(6)

KESIMPULAN

1. Telah dilakukan Temu Informasi Teknologi Pertanian sebanyak dua kali dengan materi integrasi kambing kakao dan sawah irigasi padi sawah dengan jumlah peserta sebanyak 300 orang.

2. Ada beberapa umpan balik dari petani terhadap inovasi teknologi terutama teknologi yang dibutuhkan yaitu usahatani cengkeh dan mutu beras.

3. Perlu pertemuan yang terjadwal antara pemerintah dan pelaku agribisnis.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim , 1999. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian, Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian.

Kasryno, F., 1997. Meningkatkan Pemanfaatan Sumberdaya Pertanian dan Pengembangan Sistim Usahatani Pertanian Menuju Era Globalisasi Ekonomi.

Prosiding Agribisnis Dinamika dan Pengembangan Sistem Usaha Pertanian.

Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Bogor.

Tahlim, S dan Erizal, J., 2002. Pengembangan Informasi dan Teknologi Pertanian Mendukung Ketahanan Pangan dan Agribisnis. Di muat dalam monograf Berseri:

Analisis Kebijakan : Pendekatan Pembangunan dan Kebijaksanaan Pengembangan Agribisnis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

(7)

LAPORAN

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN DI SULAWESI TENGAH

OLEH

Zaenaty Sannang, dkk.

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH

2005

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ……… i

KATA PENGANTAR ………. ii

PENDAHULUAN ……… 1

TUJUAN ……….. 2

KELUARAN ……… 2

MANFAAT ……….. 2

METODOLOGI 1. Lokasi dan waktu Pelaksanaan ……….. 3

2. Peserta ……… 3

3. Materi ……… 3

HASIL KEGIATAN ………….……… 4

DAFTAR PUSTAKA ……….. 6 LAMPIRAN

Materi

SK. Pelaksanaan Sambutan Bupati Sambutan Gubernur Daftar Hadir

Foto - foto

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat dan bimbingannya, kegiatan Temu Informasi Teknologi Lahan Kering Mendukung Inovasi Teknologi Pertanian Dan Diseminasi, T.A. 2005, yang dilaksanakan di desa Jono Oge, Kecamatan sirenja, Kabupaten Donggala telah terlaksana dengan baik.

Diharapkan rumusan hasil kesepakatan pertemuan ini dapat dijadikan pedoman untuk menerapkan paket teknologi pertanian yang direkomendasi kepada petani.

Pada kesempatan ini di ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini.

Palu, November 2005

Penanggungjawab Kegiatan,

Ir. Zaenaty Sannang NIP. 080 077 783

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan penelitian adalah mengembangkan sis- tem informasi untuk pengambilan keputusan (decision support system) berbasis GIS dalam pengembangan inovasi teknologi yang

Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah, Jl. Tentara Pelajar No. Lahan kering di Indonesia cukup potensial untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian ditinjau

Pemerintah Kota Pekalongan melalui Kantor Riset, Teknologi dan Inovasi Kota Pekalongan memfasitasi proses Diseminasi dari hasil penelitian, pengembangan dan

Pengembangan pertanian di lahan kering iklim kering diutamakan untuk memanfaatkan potensi sumber daya air yang tersedia dengan teknologi yang sederhana dan murah,

Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah, Jl. Tentara Pelajar No. Lahan kering di Indonesia cukup potensial untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian ditinjau

Uraian tentang memilih dan membatasi jumlah teknologi pertanian yang diperkenalkan, menurut Bunch (2001) 11 memberikan pelajaran bahwa diseminasi teknologi pertanian

Inovasi teknologi lahan rawa yang utama dan penting untuk keberlanjutannya dalam mendukung peningkatan produksi padi meliputi tujuh komponen teknologi meliputi (1)

Salah satu kegiatan diseminasi yang sering dilakukan dan dapat menyentuh orang banyak adalah melalui penyebaran informasi inovasi teknologi dalam bentuk berbagai media, baik