BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
UD. Kirana Inti Nabati adalah usaha yang bergerak dibidang
manufaktur dan dipimpin oleh Licoln Kartiko. Usaha dagang ini berfokus
pada produksi roti biji wijen dan berlokasi di Jalan Bulak Rukem Timur I
no 160, Surabaya. Usaha ini merupakan usaha turun temurun dari orang
tua, lalu dilanjutkan oleh anaknya hingga sekarang.
Sebagaimana perusahaan atau kegiatan bisnis lain, maka UD.
Kirana Nabati memiliki struktur organisasi yang mengatur garis
wewenang dan tanggung jawab antara pihak pimpinan dengan pihak
karyawannya. Berikut ini adalah struktur organisasi pada UD. Kirana
Gambar 4.1. Struktur Organisasi UD. Kirana Nabati
Keterangan:
1. Pemimpin selaku pimpinan dan pemilik bertugas untuk memimpin
jalannya perusahaan. Memiliki tanggung jawab dan wewenang yang
penuh terhadap kinerja dan jalannya perusahaan.
2. Wakil pemimpin bertindak sebagai wakil dari pimpinan perusahaan dan
membawahi bagian-bagian seperti terlihat di atas. Serta bertanggung
jawab langsung kepada pemimpin. Wewenangnya adalah mengatur
semua bagian supaya dapat bekerja sama dengan baik dan bertugas
sesuai dengan tugasnya masing-masing.
3. Bagian penjualan bertugas mengatur segala hal yang berhubungan
dengan penjualan barang atau produk perusahaan serta melakukan
promosi kepada konsumen.
4. Bagian pembelian bertugas mengatur hubungan dengan supplier atau
pemasok serta melakukan pembelian jika stock barang menipis. Juga
bertindak sebagai bagian yang menerima barang serta melakukan stock
di gudang.
5. Bagian produksi bertugas melakukan proses produksi sehingga dapat
mengolah atau memproses bahan baku (tepung) menjadi barang jadi
(roti biji wijen) untuk siap dipasarkan.
6. Bagian keuangan bertugas untuk melakukan pencatatan sehari-hari dari
mulai jurnal transaksi, nota, hingga membuat laporan keuangan
perusahaan.
4.2. Hasil Analisis dan Pembahasan
Pada penelitian ini difokuskan pada sistem pembelian, produksi,
penjualan perusahaan, dengan output laporan laba rugi dan neraca
perusahaan. Berikut ini adalah hasil dan pembahasannya:
1. Dalam proses identifikasi masalah yang ada pada UD. Kirana Nabati
ternyata ditemukan permasalahan sebagai berikut:
a. Laba rugi tidak akurat
b. Pencatatan transaksi kurang sistematis
c. Pengecekan bahan baku tidak dilakukan secara rutin oleh
d. Pencatatan hasil penjualan masih hanya menggunakan nota
kertas sehingga terkadang bagian keuangan kebingungan
apabila ada beberapa nota yang terselip
Akar penyebab adalah karena ini merupakan bisnis yang dijalankan
secara manual maka perlu dilakukan perancangan sistem informasi
penjualan baru yang tentunya dapat membuat perusahaan ini menjadi
semakin efektif dan efisien dalam melakukan proses penjualan, produksi
dan penjualan kepada konsumennya.
Tabel 4.1. Matriks Analisis Permasalahan (Matriks Sebab Akibat) Project: Sistem Informasi Akuntansi
Analisis sebab-akibat Perbaikan sistem
Masalah/Problem Sebab-Akibat
5. Laba rugi tidak akurat 6. Pencatatan transaksi
kurang sistematis
7. Pengecekan bahan baku tidak dilakukan secara rutin oleh pegawainya, sehingga pengendalian internal lemah.
8. Pencatatan hasil
penjualan masih hanya menggunakan nota kertas
sehingga terkadang
bagian keuangan
kebingungan apabila ada beberapa nota yang terselip
Karena menggunakan sistem manual maka Laba rugi tidak akurat, Pencatatan transaksi kurang sistematis, Pengecekan bahan baku tidak dilakukan secara rutin, Pencatatan hasil penjualan masih hanya menggunakan nota
Menyediakan sistem informasi berbasis TI bagi manajemen, guna mengatasi permasalahan yang ada, meliputi:
1. Laba rugi tidak akurat 2. Pencatatan transaksi
kurang sistematis
3. Pengecekan bahan baku tidak dilakukan secara rutin oleh pegawainya, sehingga pengendalian internal lemah.
4. Pencatatan hasil
penjualan masih hanya
menggunakan nota
kertas sehingga
terkadang bagian
1. Kebutuhan sistem (system requirement).
Untuk mengatasi permasalahan yang telah diidentifikasi, maka
diperlukan informasi-informasi secara tepat atau akurat dan cepat.
Informasi atau output dan input yang dibutuhkan meliputi:
Tabel 4.2. Identifikasi Kebutuhan Input-Output
Masalah Input Proses Output
Laba rugi tidak akurat Pencatatan transaksi
kurang sistematis Pengecekan bahan
baku tidak dilakukan secara rutin oleh pegawainya, sehingga pengendalian internal lemah.
Pencatatan hasil penjualan masih hanya menggunakan nota kertas sehingga terkadang bagian keuangan
kebingungan apabila ada beberapa nota yang terselip
- Order Pelanggan - Form Penjualan - Form Supplier - Invoice - Form barang - Form Pembelian - Form Stock
- Pendataan Barang - Pendataan Pelanggan - Transaksi Penjualan
- Laporan pelanggan
2. Pembuatan desain logis (permodelan)
3.1. Desain data
a. ERD (Entity and Relationship Diagram)
Dalam pembuatan ERD, dilakukan tahap-tahap atau
langkah-langkah sebagai berikut:
Identifikasi entitas dan PK ini meliputi: Form
penjualan dengan PK No. Nota, Data produk dengan PK
Kode Barang, Data Pelanggan dengan PK Kode
Pelanggan. Kemudian form pembelian dengan PK nomor
faktur dan data supplier dengan PK adalah kode supplier.
Tabel 4.3. Entitas dan Primary Key (PK)
Entitas PK
Form Penjualan No. Nota
Data Barang Jadi Kode Barang Jadi
Data Pelanggan Kode Pelanggan
Data Barang Kode Barang
Proses Produksi No. Produksi
Form Pembelian No. Faktur
Data Suplier Kode Suplier
2) Identifikasi Relasi
Identifikasi relasi ini meliputi hubungan dan
kardinalitas. Hubungan antara Pelanggan dengan
Penjualan adalah one to many, artinya satu pelanggan
dilakukan banyak penjualan (membeli barang lebih dari
satu kali dari perusahaan).
Tabel 4.4. Identifikasi Relasi Pelanggan dengan Penjualan
Keterangan Arti Satu atau seorang pelanggan bisa
melakukan banyak transaksi penjualan (punya banyak transaksi penjualan)
Pelanggan bisa memiliki lebih dari satu faktur penjualan
Satu faktur penjualan dibuat untuk satu atau masing-masing pelanggan
Seorang pelanggan dapat
membeli beberapa kali transaksi penjualan dari perusahaan
Hubungan antara Penjualan dengan Barang adalah
many to many, artinya beberapa transaksi penjualan dapat
terdiri dari beberapa barang.
Tabel 4.5. Identifikasi Relasi Penjualan dengan Barang Jadi
Keterangan Arti
Satu jenis barang jadi dijual lebih dari satu kali atau banyak faktur penjualan
Beberapa faktur penjualan dapat terdiri dari barang jadi yang dijual perusahaan Satu faktur penjualan bisa
berisi lebih dari satu atau banyak barang jadi
Beberapa barang jadi yang sama dapat dicatat untuk beberapa faktur penjualan
Hubungan antara Barang dengan proses produksi
adalah many to many, artinya beberapa proses produksi
dapat menghasilkan dari beberapa barang.
Tabel 4.6. Identifikasi Barang dengan Proses Produksi
Penjualan Barang Jadi
Barang Jadi Proses
Keterangan Arti Satu jenis barang jadi berasal
dari satu kali atau banyak proses produksi
Beberapa proses produksi dapat terdiri dari barang jadi yang jadi / diproduksi Satu kali proses produksi dapat
menghasilkan lebih dari satu atau banyak barang jadi
Beberapa barang jadi yang sama dapat dicatat untuk beberapa proses produksi
Tabel 4.7. Identifikasi Relasi Supplier dengan Pembelian
Keterangan Arti
Satu atau seorang suplier bisa memiliki banyak transaksi pembelian (punya banyak transaksi pembelian)
Suplier bisa memiliki lebih dari satu faktur pembelian
Satu faktur pembelian dibuat untuk satu atau masing-masing pemasok/suplier
Seorang suplier dapat membeli beberapa kali transaksi
pembelian dengan perusahaan
Hubungan antara Pembelian dengan Suplier
adalah one to many, artinya perusahaan dapat membeli
barang yang sama dengan beberapa supplier.
Tabel 4.8. Identifikasi Relasi Pembelian dengan Barang
Pembelian Suplier
Keterangan Arti Satu jenis nota pembelian
dapat terdiri dari banyak barang
Beberapa faktur pembelian dapat terdiri dari banyak barang yang diberi perusahaan
Satu faktur pembelian bisa berisi lebih dari satu atau banyak barang
Beberapa barang yang sama dapat dicatat untuk beberapa faktur pembelian
1) Identifikasi atribut lengkap:
Identifikasi atribut lengkap adalah sebagai
berikut: Form data pelanggan memiliki PK Kode
Pelanggan dengan atribut Nama Pelanggan, Alamat dan
Telepon.
Form Penjualan memiliki PK No. Nota, dan
atribut Tanggal Transaksi, Kuantitas, Harga, Total,
Kode Pelanggan, dan Kode Barang.
Data Barang memiliki PK Kode Barang, dengan
atribut Nama Barang, Harga Jual, Stock Awal, Barang
Terjual dan Stock Akhir, serta Harga Pokok Produksi.
Tabel 4.9. Identifikasi Atribut Lengkap
Entitas PK FK Atribut
Data Pelanggan
Kode Pelanggan Nama Pelanggan
Alamat Telepon Form
Penjualan
No.Nota Kode Pelanggan
Kode Barang
Tgl. Transaksi Total
Jadi Harga Jual
Harga per unit Stock awal
Data Suplier Kode Suplier Kode Suplier
Nama Suplier Alamat Telepon 2) Identifikasi Assosiatif Entity:
Assosiatif entity adalah entitas yang terbentuk
dari suatu relasi, dan bisa terjadi jika:
- Relasi yang merekatkan dua entitas
bersifat banyak ke banyak (many to
- Biasanya berasal dari suatu relasi dimana
relasi itu memiliki makna mandiri bagi
pengguna.
Dalam hal ini perlu dibuat assosiatif entity untuk
menghubungkan antara penjualan dengan barang.
Assosiatif entity ada tiga, yaitu: Rincian faktur
penjualan, detail produksi dan rincian faktur pembelian.
Tabel 4.10. Identifikasi Assosiatif Entity
Entitas FK Atribut
Harga per unit Kebutuhan Satuan Total Biaya Produksi Rincian Faktur
Pembelian
a. Data dictionary
Berikut ini adalah data dictionary yang ada pada
penelitian ini yaitu:
1) Data Pelanggan
Nama Alias Keterangan Deskripsi
Kode Pelanggan
NoPel 10 karakter Text, Number
Nama Pelanggan
Nama 10 karakter Text
Alamat Alamat 25 karakter Text, Number
Telepon Telp 12 karakter Number
2) Data Form Penjualan
Nama Alias Keterangan Deskripsi
No. Nota NoNt 5 karakter Number
Total 15 karakter Number,
Currency Kode
Pelanggan
NoPel 6 karakter Text, Number
3) Rincian Faktur Penjualan (Ass)
Nama Alias Keterangan Deskripsi
No.Nota NoNota 6 karakter Text,
Harga Jual Harga 12 karakter Number,
Currency
Jumlah terjual Qty 6 karakter Number
Satuan Satuan 10 karakter Text
Sub total Sub Ttl 15 karakter Number,
4) Data Barang Jadi
Nama Alias Keterangan Deskripsi
Kode Barang
Stock Awal StkAwal 5 karakter Number
Barang Terjual Terjual 5 karakter Number
Stok Akhir StkAkhir 5 karakter Number
Satuan Satuan 10 karakter Text
HPP HPP 8 karakter Number,
Currency
5) Proses Produksi
Nama Alias Keterangan Deskripsi
No.Produksi NoProd 5 karakter Text,
Number
JmlProd 10 karakter Number
Biaya Produksi
BiProd 15 karakter Number, Currency
6) Rincian Produksi (Ass)
Nama Alias Keterangan Deskripsi
Kode Barang Kode 5 karakter Text,
Number
Harga per unit Qty 10 karakter Number,
Currency
Kebutuhan Kebutuhan 10 karakter Number
Satuan Satuan 10 karakter Text
Total Biaya Produksi
7) Data Barang
Keterangan: data barang yang dimaksud disini
adalah data bahan baku tepung yang dibeli dari
supplier sebelum dilakukan proses produksi.
Nama Alias Keterangan Deskripsi
Kode
StkAwal 5 karakter Number
Terbeli Terbeli 5 karakter Number
Terpakai Terpakai 5 karakter Number
Stok Akhir
StkAkhir 5 karakter Number
Satuan Satuan 10 karakter Text
8) Data Suplier
Nama Alias Keterangan Deskripsi
Kode Suplier
Kode_Sup 15 karakter Text, Number
Nama Supplier
Nama_Sup 15 karakter Text
Alamat Alamat 25 karakter Text, Number
Telepon Telp 12 karakter Number
9) Data Form Pembelian
Nama Alias Keterangan Deskripsi
No. Faktur NoFktr 5 karakter Number
Kode_Sup 15 karakter Text, Number
Total Total 15 karakter Number,
10) Rincian Faktur Pembelian (Ass)
Nama Alias Keterangan Deskripsi
No. Faktur NoFktr 5 karakter Number
Kode Barang
Kode 10 karakter Number, Text
Harga per unit
Harga 5 karakter Currency
Unit
Nama Alias Keterangan Deskripsi
Kode kas
Nama Alias Keterangan Deskripsi
16) Pelunasan Hutang
Nama Alias Keterangan Deskripsi
Kode hutang
Kode1 5 karakter Number, Text
Tanggal pembayaran
Tgl 5 karakter Number
Kode supplier
Kode2 5 karakter Number, Text
Total pembayaran
hutang
Total 15 karakter Currency
Keterangan Ket 15 karakter Text
17) Pelunasan Piutang
Nama Alias Keterangan Deskripsi
No pelunasan
Kode1 5 karakter Number, Text
Tanggal pembayaran
Tgl 5 karakter Number
Kode pelanggan
Kode2 5 karakter Number, Text
No rek kas
Desain proses dilakukan dengan pembuatan DFD, langkah
pertama adalah pembuatan logical design (Contex Diagram) yang
meliputi: sistem penjualan yang berhubungan dengan supplier,
pembuatan DFD Level 0, Level 1 (Proses Transaksi), dan DFD
Level 1 (Laporan).
3.2.1. Konteks Diagram
Konteks diagram menggambarkan tentang sistem
penjualan, pembelian dan produksi pada UD. Kirana Nabati, yang
mempunyai relasi pada pihak konsumen dan manajemen, supplier.
Dekomposisi
Gambar 4.4. Dekomposisi
Pada tahap dekomposisi ini terdiri dari: Sistem pembelian,
produksi, penjualan dan sistem pelaporan. Sistem pembelian terdiri
dari data barang, penerimaan faktur dan pendataan suplier. Sistem
produksi terdiri dari pendataan barang dan barang selesai
diproduksi. Sistem penjualan terdiri dari penerimaan order,
pembuatan faktur . Pada laporan meliputi: data barang, data
pelanggan, dan penjualan. Sedangkan pada pelaporan terdiri dari
data barang jadi, data supplier, data pelanggan, pembelian dan
penjualan.
4. Laporan 4.1 Laporan barang jadi
4.2 Laporan Supplier 4.3 Laporan penjualan 4.4 Laporan Pelanggan 4.5 Laporan Produksi 3.Penjualan
3.1 Penerimaan order 3.2 Pendataan pelanggan
3.3 Pembuatan faktur 1.Pembelian
3.2.2. DFD Level 0
Dalam DFD level 0 ini terdapat beberapa proses, yaitu
proses proses pembelian, proses penjualan, penerimaan barang,
dan proses laporan. Proses pembelian adalah pembelian bahan
baku dari supplier untuk melakukan proses produksi. Jadi
perusahaan melakukan pesanan bahan baku kepada supplier,
kemudian supplier mengirim bahan baku dan supplier menerima
bukti penerimaan barang. Pada proses penjualan, disini bila
pelanggan melakukan order, maka perusahaan akan memberikan
surat jalan kepada pelanggan sebagai bukti order barang.
Untuk proses penerimaan barang terdiri dari bagian
penerimaan kemudian menerima barang dari supplier dan mencatat
harga pokok serta melakukan stock.
Sedangkan pada proses laporan, merupakan tugas akhir
bagian administrasi, yaitu membuat laporan-laporan yang meliputi
laporan barang, laporan penjualan, laporan pembelian, laporan
supplier, dan laporan pelanggan yang nantinya diserahkan kepada
manajemen perusahaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 4.5. DFD Level 0 1.2.3. DFD Level 1 Proses Pembelian
Pada proses pembelian ini, pihak perusahaan memesan
faktur pembelian kepada perusahaan. Setelah barang dikirim dan
diterima maka pihak perusahaan harus melakukan pembayaran
kepada pihak supplier. Karena merupakan perusahaan perorangan
maka terdapat perangkapan fungsi yaitu yang memesan juga
menerima barang tersebut, sekaligus melakukan pembayaran.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.6. DFD Level 1 Proses Pembelian
1.2.4. DFD Level 1 Proses Produksi
Dalam proses produksi ini, dilakukan pencatatan terhadap
data barang yang dibeli pada saat proses pembelian barang yang
dilakukan pada proses produksi, serta proses pendataan barang juga
memberikan informasi pada bagian pembelian sehingga dapat
mengetahui apakah barang yang butuh untuk dibeli dan manakah
yang tidak. Untuk lebih jelasnya ada pada gambar berikut ini:
Gambar 4.7. DFD Level 1 Proses Produksi
Perhitungan untuk HPP atau biaya produksi menggunakan metode
perpetual yaitu average (rata-rata). Jika misalnya terjadi kenaikan
untuk harga beli bahan baku, maka harga yang baru dirata-rata
dengan harga lama dibagi dua, sehingga dikatakan menggunakan
sistem perhitungan HPP average. Output untuk biaya produksi
(pada desain interface) menggunakan output per batch bukan per
3.2.5. DFD Level 1 Proses Penjualan
Dalam proses penjualan ini, pelanggan meminta barang
kepada bagian penjualan kemudian surat order tersebut diberikan
kepada bagian pemasaran, dan bagian pemasaran membuat surat
jalan dan faktur yang diajukan ke bagian administrasi, dan tanda
terima tersebut diberikan kepada pelanggan. Setelah surat order
selesai, bagian penjualan segera mengirim barang tersebut ke
pelanggan. Setelah barang sampai ke pelanggan, baru mencetak
semua laporan selama transaksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
3.2.6. DFD Level 1 Proses Laporan
Setelah semua transaksi selesai dilakukan, bagian keuangan
membuat semua laporan, dari laporan supplier, laporan pembelian,
laporan barang, laporan penjualan dan laporan pelanggan yang
akan diserahkan ke manajemen perusahaan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 4.8. berikut ini:
3.3. Desain interface
Pada tahap akhir ini, desain menghasilkan output atau
keluaran akhir dari tahap-tahap sebelumnya yaitu berupa form akhir,
seperti form pelanggan, penjualan, form suplier, form pembelian, dan
data barang, serta form proses produksi.
Sedangkan pengendalian inputnya (input validation control)
untuk masing-masing field-nya adalah sebagai berikut:
1) Form Data Pelanggan
Field Pengendalian Keterangan Contoh
Kode Pelanggan
Field Check Alfabet, numeric check P-001
Completeness Check
Kode tidak boleh kosong
Redundant Check Tidak boleh ada duplikat kode pelanggan
Nama Pelanggan
Field Check Alfabet Ari
Alamat Field Check Alfabet, numeric check Jl. Mataram
132
Telepon Field Check Numeric check 8532221
2) Form Transaksi Penjualan
Field Pengendalian Keterangan Contoh
No. Nota Field Check Alfabet, numeric check A-001
Completeness Check Kode tidak boleh kosong Redundant Check Tidak boleh ada duplikat
nomer nota Tanggal
Transaksi
Field Check Numeric check 7/7/2016
Harga Jual Field Check Numeric check 1.000 Total
penjualan
Field Check Numeric check 200.000
Kode Pelanggan
Field Check Alfabet, numeric check B-003
Completeness Check Kode tidak boleh kosong Redundant Check Tidak boleh ada duplikat
kode pelanggan
3) Form Barang Jadi
Field Pengendalian Keterangan Contoh
Kode Barang Jadi
Field Check Alfabet, numeric check C-01
Completeness Check
Kode tidak boleh kosong
Redundant Check Tidak boleh ada duplikat kode barang jadi
Nama Barang Jadi
Field Check Numeric check Roti Biji
Wijen
Harga Jual Field Check Numeric check Rp33.750
Stock Awal Field Check Numeric check 20
Barang Terjual
Field Check Numeric check 5
Stok Akhir Field Check Numeric check 15
Satuan Field Check Alfabet check Pak
HPP Field Check Numeric check Rp26.175
Completeness Check
Kelengkapan apakah semua data telah dimasukkan
4) Form Proses Produksi
Field Pengendalian Keterangan Contoh
No_Prod Field Check Alfabet, numeric check Sept-001
Redundant Check Tidak boleh ada duplikat nomor produksi
Tanggal Field Check Numeric check 02/09/2016
Kode Field Check Alfabet, numeric check AR-01 Completeness
Check
Kode tidak boleh kosong
Redundant Check Tidak boleh ada duplikat kode barang jadi
Jumlah produksi
Field Check Numeric check 100
Biaya produksi
Field Check Numeric check Rp236.750
Completeness Check
Kelengkapan apakah semua data telah dimasukkan
5)Form Data Barang
Field Pengendalian Keterangan Contoh
Kode Barang
Field Check Alfabet, numeric check K-01
Completeness Check
Kode tidak boleh kosong
Redundant Check Tidak boleh ada duplikat kode barang
Nama Field Check Alfabet Tepung
Redundant Check Tidak boleh ada duplikat nama barang
Harga per unit
Field Check Numeric check Rp350
Stock awal Field Check Numeric check 2000
Terbeli Field Check Numeric check 500
Terpakai Field Check Numeric check 300
Stock Akhir Field Check Numeric check 2200
Completeness Check
Kelengkapan apakah semua data telah dimasukkan
Satuan Field Check Alfabet check Lembar
6) Form Data Supplier
Field Pengendalian Keterangan Contoh
Completeness Check
Kode tidak boleh kosong
Redundant Check Tidak boleh ada duplikat kode supplier
Nama_Sup Field Check Alfabet PT Andi
Enterprise Redundant Check Tidak boleh ada duplikat
nama supplier
Alamat Field Check Alfabet, numeric check Jl. Barito 34
Telp Field Check Numeric check 67450247
Completeness Check
Kelengkapan apakah semua data telah dimasukkan
7) Form Pembelian
Field Pengendalian Keterangan Contoh
NoFktr Field Check Alfabet, numeric check F_031
Completeness Check
Kode tidak boleh kosong
Redundant Check Tidak boleh ada duplikat nomor faktur
Tgl Field Check Numeric check 1/7/2016
Redundant Check Tidak boleh ada tanggal yang melebihi misalnya tgl.32, dst
Qty Field Check Numeric check 150
Kode_Sup Field Check Alfabet, numeric check PT Andi
Enterprise Redundant Check Tidak boleh ada duplikat
kode supplier
Total Field Check Numeric check 300.000
Completeness Check
Kelengkapan apakah semua data telah dimasukkan
Berikut ini adalah gambar tampilan untuk desain prototype sistem
Gambar 4.17. Kas Masuk
Gambar 4.22. Pelunasan Piutang
Metode FIFO – sistem perpetual
Tanggal Diterima Dikeluarkan Saldo
95 Sebagai ilustrasi yang lebih lengkap, maka berikut ini akan disajikan
contoh perhitungan dengan menggunakan sistem periodik (fisik) dan perpetual,
pencatatan jurnal, serta laba ruginya.
Berikut ini data penjualan, pembelian dan persediaan barang perusahaan, untuk
periode tahun buku yang berakhir pada tgl 31 Desember 2016 sebagai berikut:
- Persediaan awal 1500 unit @ Rp. 450
- Pembelian, 2000 unit @ Rp. 450
- BTUD 3500 unit
- Penjualan 2250 unit @ Rp. 750
- Persediaan Akhir 1250 unit
Dari kasus di atas, maka jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:
Uraian Jurnal Transaksi
Sistem perpetual
Pembelian 2000 unit @ Rp 450 Persd. Brg dag. 900.000 Utang dagang 900.000 Penjualan 2250 unit @ Rp 750 Piutang dagang 1.687.500
Penjualan 1.687.500 HPP 1.012.500 Pers Brg Dag. 1.012.500
Berikut ini adalah output yang berupa Laporan Laba Rugi dan Neraca UD.
96 LAPORAN LABA/RUGI
UD. KIRANA NABATI (Dalam Rupiah)
Keterangan Desember 2016
Pendapatan 42,000,000
HPP 20,000,000
Laba kotor 22,000,000
Bi. Operasional 5,750,000
Laba Bersih Sebelum Pajak 16,250,000
Pajak (1,625,000)
Laba Bersih Setelah Pajak 14,625,000
NERACA
UD. KIRANA NABATI (Dalam Rupiah)
Keterangan Desember 2016
Aktiva:
Aktiva Lancar:
Kas 100.000.000
Perlengkapan 10.000.000
Persediaan barang 150.000.000
Total Aktiva Lancar: 260.000.000
Aktiva Tetap
Mesin 50.000.000
Akumulasi penyusutan (25.000.000)