PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENDUKUNG
PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEKSTUAL PADA TOPIK
KUBUS DAN BALOK
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh:
Aloysia Anne Virganita Indriyani NIM: 001414011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
HALAMAN PERSEMBAHAN
Betapa baiknya Engkau Tuhan
Kasih-Mu tiada berkesudahan...
Kubersyukur Engkau amat baik...
Kupersembahkan bagi malaikat – malaikat-Nya di dunia:
Papa & Mama yang selalu mencintaiku
My beloved Sister and Brothers
My Lovely Angel
dan
Sahabat – sahabatku yang terkasih...
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 Okober 2007 Penulis
Aloysia Anne Virganita Indriyani
ABSTRAK
Aloysia Anne Virganita Indriyani, 2007. Penggunaan Media Audio Visual Untuk Mendukung Pembelajaran Matematika Kontekstual Pada Topik Kubus Dan Balok Di Sekolah Menengah Pertama Kelas VII. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media audio visual dalam mendukung Pembelajaran Matematika Kontekstual untuk siswa Sekolah Menengah Pertama kelas VII pada topik kubus dan balok, subpokok bahasan Menghitung Besaran-besaran Pada Bangun Ruang. Penggunaan adalah deskripsi efektivitas pembelajaran tersebut ditinjau dari segi pemahaman soal, ide pemecahan soal dan hasil prestasi siswa. Media audio visual yang digunakan dibuat oleh peneliti berdasarkan kompentensi Kurikulum 2004 dan strategi Pembelajaran Kontekstual.
Rancangan pembelajaran disusun dengan menggunakan strategi pembelajaran kontekstual. Hasil rancangan pembelajaran ini kemudian digunakan sebagai acuan untuk merancang media audio visual.
Penelitian dilakukan terhadap siswa-siswi SMP Tarakanita Solo Baru, kelas VIIA dan VIIB pada tanggal 7 dan 10 Mei 2005. Pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dilakukan pada kelas VIIB, sedangkan pada kelas VIIA pembelajaran dilakukan tanpa menggunakan media. Pengumpulan data dilakukan melalui lembar evaluasi dan pengamatan video.
Perbandingan hasil penelitian dari kedua kelas mengindikasikan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan media audio visual lebih dapat membantu siswa memahami soal dan mengungkapkan ide pemecahan soal. Untuk pencapaian hasil, secara umum pembelajaran matematika dengan menggunakan media audio visual ini efektif untuk digunakan.
vii
ABSTRACT
Aloysia Anne Virganita Indriyani, 2007. The Use of Audio Visual Media To Support Contextual Mathematic Teaching And Learning on The Topic Cube And Cuboid In 7th Grade of Junior High School. Teaching Mathematics Study Program, Majoring in Mathematics and Science Teaching, Education and Teaching Faculty, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
The purpose of this research is to know about the use of audio visual media on support contextual mathematics teaching and learning on the topic cube and cuboid, subtopic calculating the volume of cube and cuboid, for the seventh grade students of junior high school. The word use describe as the effectivity on three aspects, problems understanding, problem solving ideas and student achievement. The audio visual media was produced by researcher based on 2004 curriculum and CTL strategies.
The learning design was designed using CTL strategies. Then it is used to designed and produced the audio visual media.
Research was conducted on 7 and 10 May 2005. The subject were the seventh grade (VIIA and VIIB) students on Tarakanita Junior High School, Solo Baru. The classroom of VIIB was teached using the media. While the VIIA classroom was teached without it. The data about the effectivity was gathered through the evaluation sheet and video camera observation.
KATA PENGANTAR
Akan selalu ada jalan keluar untuk dilalui jika kita mau untuk melihatnya. Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala cinta kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidkan Matematika di Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian skripsi ini dapat dilakukan dengan mendapat begitu banyak bantuan berupa pikiran, waktu, tenaga, dorongan, bimbingan serta semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak M. Andy Rudhito, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing, atas bimbingan, pengarahan, kesabaran serta banyak kesempatan yang diberikan kepada penulis selama penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Terimakasih, Pak Andi, semoga Tuhan berkati.
2. Bapak Dr. Susento, MS. selaku dosen penguji yang telah memberikan bantuan dan masukan bagi skripsi ini dan juga penulis.
3. Bapak Hongki Julie, S.Pd., M.Si. yang berkenan menjadi dosen penguji atas bantuan dan bimbingannya bagi skripsi ini dan juga selama Beliau menjadi dosen pembimbing akademik bagi penulis.
4. Bapak Dr. St. Suwarsono selaku Kaprodi Pendidikan Matematika untuk bantuan dan dukungan yang diberikan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen JPMIPA yang telah membimbing penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.
6. Suster Dra. Sr. Priyati, CB selaku kepala SMP Tarakanita Solo Baru atas izin dan bantuannya bagi penulis.
7. Bapak Drs. B. Setyawahyudi selaku guru matematika SMP Tarakanita Solo Baru atas bantuannya sehingga penulis dapat melakasanakan penelitian dengan baik.
8. Keluarga besar SMP Tarakanita Surakarta, khususnya bagi siswa-siswa kelas VIIA dan VIIB TA 200/2005. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama pelaksanaan penelitian.
9. Papaku Markus Suinsanto dan Mamaku Valentine Tatiek Sulistyani tercinta yang selalu memberikan kesabaran, kepercayaan, kesempatan, dan dukungan bagiku. Terimakasih, Pa, Ma, atas semua cinta kasih dan kesabaran untuk Kakak.
10.Ketiga adikku Benedicta Piscessa Indrayani, Christianus Leonard Indriyanto dan Dionisius Aquarinaldo Indrayanto. Terima kasih atas bantuan, dorongan semangat dan dukungan yang telah diberikan padaku selama ini. Thanks to Momo Ndut atas pinjaman printernya, Si Be unuk jadi kameramen selama penelitian, dan Cici atas tenaganya untuk angkut-angkut dari rumah sampai sekolah.
11.Mamas Antonius Feri Sayit Hermawan. Terimakasih skripsi ini bisa kuselesaikan karenamu. Thank you for being My Lovely Angel for me 12.Keluarga besar Bapak dan Ibu AVH. Soegeng atas semua bantuan dan
dukungan semangatnya. Terimakasih untuk tidak bosan menanyakan kemajuan skripsiku.
13.Sahabat-sahabatku Robert, N’chris, Jeki, dan Indri. Terimakasih untuk persahabatan kita selama kuliah dan juga karena kalian tidak pernah bosan untuk menyemangati dan mendukungku bahkan di saat kalian jauh dariku. 14.Keluarga besar Harno di Sumberlawang, Eyang Kung, Eyang Ti, Bude,
Pakde, para Om dan Tante, dan para sepupuku. Terimakasih untuk dukungan doa dan semangat. Tante Lina trimakasih bantuannya selama penelitian
15.Keluarga besar Widyoatmojo di Gamping, Eyang Kakung, Eyang Putri, para Tante dan Om, serta para sepupu dan keponakanku. Terimakasih untuk dukungan doa yang telah diberikan.
16.Keluarga Om Tantyo dan Tante Mimien. Terimakasih untuk rumah yang boleh kugunakan sebagai lokasi syuting dan juga tempatku singgah selama menyelesaikan skripsi. Thank you cause i know i can always come home there
17.Saudara-saudaraku Bayu, Cessa”Ndut”, Dicky”Dingky”, Dimas ”Dimdut”, Dhita, Dhika”Jeruk” dan Gobet terimakasih untuk menjadi pemain dalam video klipku. Thanks buat perhatian, kekonyolan dan keributan kalian. Jangan khawatir, Bro! Honor kalian pasti akan kubayar walau harus dicicil.
18.Pak Narjo dan Pak Sugeng selaku staf sekretariat JPMIPA. Terimakasih sungguh untuk bantuan dan dukungan selama penulis menyelesaikan skripsi.
19.L. Teddy Suparyanto, S.Pd. atas bantuannya sehingga penulis dapat memulai skripsi ini dan belajar membuat video.
20.Teman-temanku (Andre, Beni, Pardo, Emon, Daus, Didik, Tinus, Denny) terimakasih untuk kebersamaan dan dukungan kalian selama ini.
21.Teman-teman kost (Rosa, Santi, Tina, Rina, Leni, Mbak Agus) terimakasih untuk kebersamaan dalam suka duka kita selama ini. I will miss you all
22.Vega_Black terimakasih karena setia menemani dan mengantarku ke kampus selama ini, juga waktu kita harus bolak-balik Solo-Yogya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan masukkan yang membangun bagi skripsi ini. Terimakasih dan semoga Tuhan memberkati.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
ABSTRAK... vi
ABSTRACT... vii
KATA PENGANTAR... viii
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR... xv
DAFTAR DIAGRAM... xvi
DAFTAR LAMPIRAN... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah... 2
C. Pembatasan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Manfaat Penelitian... 3
F. Sistematika Penulisan... 4
BAB II LANDASAN TEORI... 6
A. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).. 6
B. Media Audio Visual dalam Pembelajaran ... 8
C. Media Audio Visual dalam Pembelajaran Matematika Kontekstual... 18
D. Materi Geometri Ruang Kelas VII... 19
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 25
A. Jenis Penelitian... 25
B. Desain Penelitian... 25
C. Subyek dan Obyek Penelitian... 40
D. Bentuk Data... 41
E. Teknik Pengumpulan Data... 41
F. Instrumen Penelitian... 42
G. Teknik Analisis Data... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 48
A. Subyek Penelitian... 48
B. Pelaksanaan Penelitian... 48
C. Hasil Analisis Data Penelitian... 67
D. Pembahasan... 77
BAB V PENUTUP... 80
A. Kesimpulan... 80
B. Saran... 82
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kurikulum 2004……… 20
Tabel 2.2. Volume Balok……….. 23
Tabel 3.1. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran……… 28
Tabel 3.2. Skor Tiap Nomor Soal……….. 44
Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Perubahan………. 46
Tabel 3.4. Klasifikasi Nilai Siswa... 47
Tabel 3.5. Tabel Kriteria Efektivitas... 47
Tabel 4.1. Rangkuman Skor Pretest Kelas VIIA... 63
Tabel 4.2. Rangkuman Skor Pretest Kelas VIIB... 64
Tabel 4.3. Rangkuman Skor Posttest Kelas VIIA... 65
Tabel 4.4. Rangkuman Skor Posttest Kelas VIIB... 66
Tabel 4.5. Analisis Data Interaksi Siswa Kelas VIIA... 67
Tabel 4.6. Analisis Data Interaksi Siswa Kelas VIIB... 68
Tabel 4.7. Tabel Tingkat Perubahan Siswa Kelas VIIA... 69
Tabel 4.8. Klasifikasi Keseluruhan Tingkat Perubahan Siswa Kelas VIIA... 70
Tabel 4.9. Tabel Tingkat Perubahan Siswa Kelas VIIB... 71
Tabel 4.10. Klasifikasi Keseluruhan Tingkat Perubahan Siswa Kelas VIIB... 72
Tabel 4.11. Hasil Posttest Kelas VIIA... 73
Tabel 4.12. Hasil Posttest Kelas VIIB... 74
Tabel 4.13. Klasifikasi Keseluruhan Hasil Posttest Kelas VIIA... 75
Tabel 4.14. Klasifikasi Keseluruhan Hasil Posttest Kelas VIIB... 75
Tabel 4.15. Tabel Penyimpulan Pemahaman Soal... 77 Tabel 4.16. Tabel Penyimpulan Ide Pemecahan Soal... 78
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Siswa Kelas VIIA Berdiskusi………. 55
Gambar 4.2. Siswa Kelas VIIA Mengemukakan Pendapat……… 56
Gambar 4.3. Siswa Kelas VIIA Mengerjakan Soal di Papan Tulis……… 58
Gambar 4.4. Siswa Kelas VIIB Mengerjakan LKS………... 60
Gambar 4.5. Siswa dari Kelompok 1 Menerangkan Pendapat………... 61
Gambar 4.6. Siswa dari Kelompok 8 Mengemukakan Pendapat……… 61
Gambar 4.7. Siswa dari Kelompok 5 Menerangkan Pendapat………... 62
xvi
DAFTAR DIAGRAM
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Kegiatan Siswa Kelas VIIA…………... 86
Lembar Kegiatan Siswa Kelas VIIB………...…….. 90
Lembar Pretest………...……… 95
Lembar Posttest………...……….. 95
Lembar Jawaban………...… 96
Kunci Jawaban………...……... 97
Lampiran 2 : Naskah Media Audio Visual... 99
Produksi Media Audio Visual………...…... 109
Lampiran 3 : Transkrip Video Pengamatan………...…… 121
Lembar Pretest Siswa………...……... 130
Lembar Posttest Siswa………...……….. 148
Lampiran 4 : Surat Keterangan Permohonan Ujicoba………...……… 166
Surat Keterangan Telah Ujicoba………...……... 167
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan pembelajaran kontekstual anak didik diajak tidak hanya mengetahui tetapi juga mengalami terhadap apa yang dipelajari. Agar mencapai maksud tersebut siswa diajak untuk memasuki lingkungan sekitarnya, sehingga secara kontekstual mereka dapat mengalami sendiri situasinya. Oleh karena itu guru harus berupaya untuk mencari variasi strategi pembelajaran yang dapat memenuhi harapan tersebut diatas dan menggunakan media pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontesktual.
kontekstual yang ada di luar kelas karena keterbatasan waktu jika harus mengajak siswa ke luar ruangan atau juga karena pengetahuan yang dimiliki tiap siswa tidak sama, misalnya dalam topik kubus dan balok ditanyakan berapa volume air dalam bak mandi yang berbentuk balok , bagi siswa yang di rumahnya memiliki bak mandi berbentuk gentong tentunya sedikit sulit untuk membayangkan pertanyaan tersebut. Di sinilah letak dari peranan media audio visual karena kita dapat menghadirkan tampilan gambar dan suara dari suatu kejadian atau situasi yang dapat ditemui siswa pada lingkungan sekitarnya tanpa siswa harus beranjak keluar dari ruangan, seperti pada contoh bak mandi di atas. Dengan demikian siswa yang memiliki bak mandi berbentuk gentong tentunya dapat membayangkan bentuk bak mandi yang dijadikan pertanyaan tersebut dan mengetahui bahwa ada ternyata ada bentuk lain dari bak mandi yang selama ini ia ketahui. Jadi penggunaan media audio visual dapat membantu merepresentasikan masalah kontekstual dari situasi yang ada di sekitar siswa dan membantu siswa untuk memahami situasi tersebut.
B. PERUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
3
C. PEMBATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Media audio visual yang digunakan dalam penelitian adalah media berupa video yang dibuat oleh peneliti dengan didasarkan pada kompetensi Kurikulum 2004 dan strategi pembelajaran konteksual.
2. Penggunaan yang dimaksud adalah deskripsi efektivitas pembelajaran dengan media audio visual tersebut di atas ditinjau dari segi pemahaman soal, ide pemecahan soal dan hasil prestasi.
D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media audio visual dalam mendukung Pembelajaran Matematika Kontekstual untuk siswa Sekolah Menengah Pertama Kelas VII pada topik Kubus dan Balok, subpokok bahasan Menghitung Besaran-besaran Pada Bangun Ruang.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penulisan skripsi ini: 1. Bagi Guru dan Calon Guru
2. Bagi Penulis
Menjadi sarana latihan bagi penulis untuk merancang pembelajaran matematika dan merancang media audio visual. Dan juga diharapkan menjadi bekal bagi penulis dalam mempersiapkan diri untuk menjadi calon guru.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan penelitian Penggunaan Media Audio Visual untuk Mendukung Pembelajaran Matematika Kontekstual pada Topik Kubus dan Balok di Sekolah Menengah Pertama Kelas VII ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Pembatasan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) B. Media Audio Visual dalam Pembelajaran
5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian
B. Desain Penelitian
C. Subyek dan Obyek Penelitian D. Bentuk Data
E. Teknik Pengumpulan Data F. Instrumen Penelitian G. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Subyek Penelitian
B. Pelaksanaan Penelitian
C. Hasil Analisis Data Penelitian D. Pembahasan
BAB II
LANDASAN TEORI
Relating Experiencing Applying Cooperating Transferring
A. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Strategi Dasar Pembelajaran Kontekstual
Berdasarkan laporan mengenai pembelajaran matematika kontekstual (Crawford, 2001) Center for Occupational Research and Development (CORD) menyampaikan lima strategi dasar dalam rangka penerapan pembelajaran kontekstual. Lima strategi dasar tersebut disebut contextual teaching strategies (strategi pembelajaran kontekstual): relating, experiencing,
applying, cooperating, dan transferring, yang kemudian disingkat menjadi
strategi REACT.
a) Relating
Relating, diartikan sebagai keterkaitan, adalah belajar dalam
konteks pengalaman hidup nyata siswa atau belajar dari pengetahuan siswa yang ada sebelumnya.
7
masalah yang dimaksud adalah masalah yang relevan dengan keluarga siswa, pengalaman, sekolah, tempat kerja, dan masyarakat yang memiliki arti penting bagi siswa.
b) Experiencing
Experiencing, diartikan sebagai pengalaman, adalah belajar dengan
melakukan, seperti melakukan eksplorasi, penemuan masalah, dan menghasilkan sesuatu, untuk mendapatkan pengalaman yang berarti.
Dalam pembelajaran kontekstual, pengalaman langsung di dalam kelas dapat diperoleh melalui penggunaan manipulatives (pemodelan), problem solving activities (aktivitas pemecahan masalah), dan laboratories
activities (aktivitas laboratorium).
Melalui kegiatan manipulatives, problem solving activities, dan laboratories activities, siswa diajak menggunakan keterampilan berpikir
kritis untuk mencari atau menggali suatu masalah, menemukan pemecahan masalah, dan akhirnya siswa dapat menghasilkan suatu hal baru yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, dengan berangkat dari pengalaman kehidupan nyatanya.
c) Applying
Applying, diartikan sebagai pemanfaatan, adalah belajar dengan
sesuai dengan pemanfaatannya, sehingga siswa merasakan sendiri manfaat hasil belajarnya.
d) Cooperating
Cooperating, diartikan sebagai bekerjasama, adalah belajar di
dalam konteks mengemukakan pendapat, berdiskusi, dan berkomunikasi dengan siswa lain.
Adakalanya dalam proses pembelajaran di kelas siswa menemui hambatan pada saat berusaha memecahkan masalah secara individu, akan tetapi siswa merasa malu atau tidak percaya diri jika harus bertanya di hadapan seluruh siswa yang ada di kelas.
e) Transferring
Transferring diartikan dengan pemindahan. Pemindahan yang dimaksud
adalah pengalaman atau pengetahuan baru yang didapat dari hasil proses belajar diterapkan ke dalam situasi atau konteks baru. Jadi siswa diajar untuk menyajikan suatu penerapan berdasarkan pengalaman atau pengetahuan barunya tersebut ke dalam konteks tertentu, misal di dalam masyarakat, melalui tempat kerja, atau suatu kegiatan.
B. Media Audio Visual dalam Pembelajaran
9
pesan. Beberapa batasan-batasan mengenai media yang dikemukakan para ahli (dalam Sadiman, et al, 1986) antara lain:
1. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/ Aect) di Amerika, membatasi media
sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.
2. Gagne (1970) menyampaikan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
3. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/ NEA), memberi batasan media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.
Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan-persamaan di antaranya yaitu media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
1. Media Audio Visual
Dengan istilah audio visual tersebut, maka yang dimaksudkan media audio visual adalah semua sarana dan bahan yang menyajikan gambar dan suara, dengan kombinasi-kombinasi dan kemungkinan sebagai berikut:
a. Gambar lukisan dan rekaman suara manusia atau iringan musik b. Foto dan suara musik, efek suara dan suara manusia.
c. Foto-foto yang disajikan melalui proyeksi slide dengan suara narasi.
d. Film sine dengan suara.
Selain itu ada sarana khusus lain yang disebut video. Ada perbedaan yang mendasar antara media audio visual dan video, yaitu jika media audio visual biasa menggunakan film sedangkan video menggunakan tape ataupun disc, karena itu disebut videotape atau videodisc. Pada prakteknya sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Namun tidak berarti bahwa video akan mengganti film (bdk. Soelarko, 1980).
2. Karakteristik Media Audio Visual
Dalam skripsi ini pembahasan media audio visual selanjutnya dikhususkan pada video.
a. Kelebihan Video
11
3) Memungkinkan adanya interaksi langsung antara anak didik dan lingkungannya.
4) Memberikan keseragaman pengamatan.
5) Dapat menanamkan konsep dasar yang besar, konkret dan realistis. 6) Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
7) Memberikan pengalaman yang integral dari yang konkret sampai ke abstrak.
b. Kekurangan Video
1) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktikkan.
2) Sifat komunikasinya yang satu arah harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain.
3) Memerlukan peralatan yang relatif mahal. 3. Perancangan Media Audio Visual
Sebelum membuat media audio visual terlebih dahulu dilakukan persiapan dan perencanaan. Adapun langkah-langkah persiapan dan perencanaan adalah sebagai berikut:
(a) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa (b) Merumuskan tujuan instruksional dengan operasional (c) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci (d) Merumuskankan alat pengukur keberhasilan (e) Menulis naskah media
Apabila langkah-langkah tersebut digambarkan dalam bentuk flow chart maka akan diperoleh model sebagai berikut:
gkah-langkah tersebut digambarkan dalam bentuk flow chart maka akan diperoleh model sebagai berikut:
Diagram 2.1. Perancangan Media Diagram 2.1. Perancangan Media
Perumusan Buti utir Masalah r-B
(a) Menganalisis Kebutuhan dan Karakteristik Siswa (a) Menganalisis Kebutuhan dan Karakteristik Siswa
Dalam proses belajar mengajar yang dimaksud dengan kebutuhan adalah kesenjangan antara kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa mereka miliki sekarang. Dari kesenjangan ini dapat diketahui apa yang diperlukan atau dibutuhkan siswa.
Dalam proses belajar mengajar yang dimaksud dengan kebutuhan adalah kesenjangan antara kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa mereka miliki sekarang. Dari kesenjangan ini dapat diketahui apa yang diperlukan atau dibutuhkan siswa.
Program media dibuat agar dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh siswa. Program tersebut hanya akan digunakan atau dimanfaatkan oleh siswa jika program tersebut memang mereka perlukan. Oleh karena itu dalam membuat program media, program tersebut perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Program media dibuat agar dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh siswa. Program tersebut hanya akan digunakan atau dimanfaatkan oleh siswa jika program tersebut memang mereka perlukan. Oleh karena itu dalam membuat program media, program tersebut perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Setiap kelompok siswa mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Karena itu perlu ditentukan dengan pasti dan jelas siapa siswa yang akan Setiap kelompok siswa mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Karena itu perlu ditentukan dengan pasti dan jelas siapa siswa yang akan
13
menjadi sasaran program media yang akan disusun. Sehingga bisa diperkirakan bagaimana karakteristik dan pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh siswa tersebut.
(b)Merumuskan Tujuan Instruksional dengan Operasional
Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dapat memberikan arah kepada tindakan yang kita lakukan. Selain itu tujuan juga dapat dijadikan acuan dalam mengukur apakah tindakan kita benar atau salah, ataukah tindakan kita berhasil atau gagal.
Dalam proses belajar mengajar tujuan instruksional juga merupakan faktor yang sangat penting. Tujuan ini dapat memberikan arah ke mana siswa akan pergi, bagaimana siswa harus pergi ke sana, dan bagaimana siswa akan sampai ke tempat tujuan. Dengan kata lain tujuan ini merupakan pernyataan yang menunjukkan perilaku siswa setelah ia mengikuti proses instruksional tertentu.
(c) Merumuskan Butir-Butir Materi
Setelah merumuskan tujuan instruksional dan mengetahui kemampuan serta keterampilan apa yang diharapkan dapat dimiliki siswa, langkah selanjutnya adalah merumuskan bagaimana siswa dapat memiliki kemampuan dan keterampilan tersebut. Materi apa yang harus dipelajari atau pengalaman belajar apa yang harus dilakukan siswa supaya tujuan instruksional tersebut dapat tercapai.
siswa. Kemudian dibuat struktur urutan penyajian yang logis dari daftar tersebut, dengan kata lain dari yang sederhana ke yang kompleks atau dari konkrit ke yang abstrak. Namun juga perlu diingat bahwa ada kemampuan atau keterampilan yang saling bergantung, suatu kemampuan atau keterampilan yang hendak dicapai mungkin baru dapat dipelajari setelah siswa menguasai kemampuan tertentu yang lain. Dalam hal ini kemampuan yang satu menjadi prasyarat untuk mempelajari kemampuan yang lain.
(d)Merumuskan Alat Pengukur Keberhasilan
Dalam setiap kegiatan instruksional kita perlu mengkaji apakah tujuan instruksional dapat dicapai atau tidak pada akhir kegiatan instruksional itu. Untuk keperluan tersebut kita perlu mempunyai alat yang digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa.
Alat pengukur keberhasilan siswa ini perlu dirancang dan sebaiknya dirancang sebelum naskah program media ditulis atau sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Alat ini dapat berupa tes, penugasan, ataupun daftar cek perilaku.
(e) Menulis Naskah Media
15
dalam bentuk tulisan dan atau gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah program media ada bermacam-macam; tiap-tiap jenis media mempunyai bentuk naskah yang berbeda. Tetapi pada dasarnya memiliki maksud yang sama, yaitu sebagai penuntun dalam memproduksi program media tersebut, artinya menjadi penuntun pada saat pengambilan gambar dan merekam suara. Naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera serta bunyi dan suara yang harus direkam. Pada pembahasan selanjutnya akan diuraikan tahapan-tahapan dalam penulisan naskah film dan video.
Seperti halnya penulisan pada umumnya, penulisan naskah film maupun video dimulai dengan identifikasi topik atau gagasan. Dalam pengembangan instruksional, topik atau gagasan ini dirumuskan dalam tujuan khusus kegiatan pembelajaran. Konsep, gagasan, topik, maupun tujuan yang khusus ini kemudian dikembangkan menjadi program film atau video. Tahapan untuk memproduksi naskah film dan video:
1. Sinopsis: gambaran secara ringkas dan padat mengenai tema atau pokok materi yang akan dibuat. Tujuan utamanya adalah untuk mempermudah kita dalam menangkap konsep, mempertimbangkan kesesuian gagasan dengan tujuan yang ingin dicapai.
3. Storyboard: sketsa sederhana atau perangkat gambar pada katu yang melukisakan rangkaian peristiwa dalam treatment. Tujuannya untuk melihat apakah tata urutan peristiwa yang akan divisualkan telah seusai dengan garis cerita (plot), dan untuk melihat apakah kesinambungan (kontinuitas) arus cerita sudah lancar.
4. Skrip/Naskah Program: merupakan daftar rangkaian peristiwa yang akan dipaparkan gambar demi gambar dan penuturan demi penuturan menuju tujuan yang ingin dicapai, berdasarkan keterangan-keterangan yang didapat dari hasil percobaan stroyboard dengan tata urutan peristiwa yang dianggap sudah benar. Tujuannya adalah sebagai pedoman bagi sutradara dalam mengendalikan penggarapan substansi materi ke dalam suatu program. Oleh karena itu skrip yang baik akan dilengkapi dengan tujuan, sasaran, sinopsis, treatment, dan yang berperan di dalamnya.
5. Skenario: bila skrip ditujukan terutama bagi pegangan sutradara, skenario lebih merupakan petunjuk operasional dalam pelaksanaan produksi/pembuatan programnya. Dalam hal ini skenario sangat bermanfaat bagi teknisi dan kerabat produksi yang akan melaksanakannya
17
prosess editing. Kemudian terkadang tidak dibedakan antara skrip dan skenario. Sehingga hanya terdapat tiga langkah saja dalam teknik penulisan naskah video, yaitu sinopsis, treatment, dan skenario. Dalam hal demikian yang disebut skrip atau naskah program adalah keseluruhan kumpulan bahan yang tersebut di atas.
(f) Mengadakan Tes dan Revisi
Suatu penilaian terhadap media yang telah dibuat perlu dilakukan untuk mengetahui apakah media yang telah dibuat tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.
Ada dua macam bentuk pengujicobaan yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektivitas dan efisiensi bahan-bahan pembelajaran (termasuk di dalamnya media) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersngkutan agar lebih efektif dan efisien.
C. Media Audio Visual dalam Pembelajaran Matematika Kontekstual
Pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran matematika secara kontekstual dapat dijelaskan sebagai berikut:
19
kemas dalam contoh diatas, dan mengatasi batasan waktu karena siswa tidak perlu melakukan suatu perjalanan untuk melakukan pengamatan.
Media audio visual memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya. Misalnya: guru menerangkan tentang materi jual-beli. Jika materi ini di sampaikan dengan bahasa verbal maka kontak langsung antara siswa dengan obyek akan sulit terjadi. Tapi dengan menggunakan media audio visual yang menampilkan kegiatan jual-beli antara pedagang dan pembeli di pasar, memungkinkan siswa untuk berinteraksi langsung dengan obyek pelajaran.
Media audio visual memberikan keseragaman pengamatan, karena persepsi yang dimiliki setiap anak berbeda.
D. Materi Geometri Ruang Kelas VII
GEOMETRI DAN PENGUKURAN
Standar kompetensi:
Memahami dan dapat menggunkan sifat dan unsur pada garis, sudut, bangun datar dan bangun ruang dalam pemecahan masalah.
No. Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok
8. Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar
Bangun ruang
Tabel 2.1. Kurikulum 2004 8.2 Menghitung
besaran-besaran pada bangun ruang
• Menemukan rumus volume dan menghitung volume kubus dan balok
• Merancang kubus dan balok untuk volume tertentu
• Menghitung besar perubahan volume bangun kubus dan balok jika ukuran rusuknya berubah • Menyelesaikan soal yang
melibatkan kubus dan balok
1. Materi Prasyarat
Bangun-bangun ruang memiliki bidang yang membatasi bagian dalam dan bagian luar bangun ruang (tiga dimensi) yang disebut bidang sisi yang selanjutnya kita sebut bidang. Bidang-bidang suatu ruang umumnya berpotongan pada suatu garis (lurus atau lengkung) yang disebut rusuk.
Pada umumnya suatu bangun ruang memiliki pojok yang disebut juga titik sudut. Titik sudut umumnya merupakan titik potong dari beberapa rusuk,
dalam hal kubus dan balok titik sudut merupakan perpotongan dari tiga rusuk. Diagonal adalah garis yang menhubungkan dua titik sudut yang tidak
dihubungkan rusuk pada sebuah bangun datar. Diagonal sisi adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada sisi-sisi suatu bangun ruang. Diagonal ruang adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dan tidak terletak pada satu sisi suatu bangun ruang. Bidang diagonal adalah bidang yang menghubungkan rusuk-rusuk yang berhadapan,
21 a. Kubus A E F B D H G C bidang diagonal titik sudut diagonal sisi sisi diagonal ruang rusuk Unsur-unsur Kubus:
1) 6 sisi berbentuk persegi 2) 8 titik sudut
3) 12 rusuk
4) 12 diagonal sisi 5) 4 diagonal ruang 6) 6 bidang diagonal b. Balok A E F B D H G C bidang diagonal titik sudut diagonal sisi rusuk sisi diagonal ruang Unsur-unsur balok:
1) 6 sisi berbentuk persegi panjang 2) 8 titik sudut
4) 12 diagonal sisi 5) 4 diagonal ruang 6) 6 bidang diagonal
c. Luas Permukaan Bangun Ruang
1) Luas permukaan kubus
Untuk setiap kubus yang panjang rusuk-rusuknya = s, maka luas permukaan kubus: L = 2( s × s + s × s + s × s)
= 2(3s2)
L = 6 s2
2) Luas permukaan balok
Untuk setiap balok yang memiliki panjang = p, lebar = l, dan tinggi =t, maka luas permukaan balok: L = 2 × (p × l) + 2 × (l × t) + 2 × (p × t)
= 2 pl + 2 lt + 2 pt
L = 2(pl + lt + pt) 2. Materi Pembelajaran
Untuk menyatakan ukuran besar suatu bangun ruang kita gunakan
volum. Volum suatu bangun ruang ditentukan dengan membandingkan terhadap satuan pokok volum, misalnya cm3.
a. Volum Kubus
a a
a Gambar di samping memperlihatkan sebuah kubus yang
panjang, lebar, dan tingginya sama yaitu a. Volum kubus = luas alas × tinggi
23
b. Volum Balok
Pada sebuah kubus dengan panjang sisi a berlaku: Volum kubus = a3
Balok
Panjang
(p)
Lebar
(l)
Tinggi
(t)
Volum
p x l x t
3 2 1 3 ×2 × 1
3 2 2 3 ×2 × 2
3 2 3 3 ×2 × 3
Tabel 2.2. Volume Balok
Diketahui volum balok = luas alas × tinggi, sedangkan luas alas balok = p × l dan tinggi balok = t, maka volum balok = p × l × t.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media audio visual
dalam pembelajaran matematika kontekstual. Penggunaan yang dimaksud adalah
deskripsi efektivitas pembelajaran ditinjau dari segi pemahaman soal, ide
pemecahan soal dan prestasi siswa. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif dan dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang
keadaan yang berlangsung.
B. Desain Penelitian
Dalam Sevilla, dkk (1993), Gay mendefinisikan metode penelitian
deskriptif sebagai kegiatan yang meliputi pengupulan data dalam rangka
menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada
waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Maka pengumpulan
data dalam penelitian ini dirancang seperti berikut:
Pemahaman soal
Kelas B Kelas A
Rancangan pembelajaran Matematika dengan media audio visual Rancangan pembelajaran Matematika
tanpa media audio visual Ide pemecahan soal Prestasi siswa
Prestasi siswa Ide pemecahan soal
Pemahaman soal
dibandingkan
Penelitian ini terdiri dari tahapan sebagai berikut:
1. Perancangan pembelajaran
2. Perancangan media audio visual
3. Pelaksanaan
1. Penyusunan Rancangan Pembelajaran Matematika
a. Prinsip Penyusunan Rancangan Pembelajaran Matematika
Setelah perencanaan awal, langkah berikutnya adalah penyiapan
materi. Materi yang dipilih adalah bangun ruang sisi datar dengan
kompentensi dasar menghitung besaran-besaran pada bangun ruang,
dengan urutan sebagai berikut:
Bangun Ruang Sisi Datar
Alasan pemilihan materi tersebut adalah karena dalam materi bangun
ruang sisi datar, sebelum siswa dapat merancang kubus dan balok Menghitung Besaran-Besaran
pada Bangun Ruang
Menemukan rumus Volume Kubus dan Balok
Merancang Kubus dan Balok Untuk Volume Tertentu
Menghitung Besar Perubahan Volume Bangun Kubus dan Balok jika Ukuran Rusuknya
Berubah
27
dengan volume tertentu maka sebelumnya siswa harus sudah memiliki
pengetahuan tentang rumus volume kubus dan balok. Demikian juga
untuk dapat menghitung besar perubahan volume kubus dan balok siswa
juga bisa menggunakan rumus volume kubus dan balok. Dan siswa
diharapkan dapat menyelesaikan soal yang melibatkan kubus dan balok
setelah melalui materi-materi sebelumnya.
b. Rancangan Pembelajaran Matematika Kontekstual
Pembelajaran di kelas akan terjadi apabila siswa memproses
informasi atau pengetahuan barunya sedemikian rupa sesuai dengan cara
belajarnya yang menurut siswa dapat dimengerti. Oleh karena itu
diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa
dalam memproses informasi atau pengetahuan barunya tersebut.
Kemudian timbul pertanyaan, bagaimana pendekatan pembelajaran
matematika secara kontekstual dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar di kelas? Pada bab II telah dijelaskan bahwa pendekatan
pembelajaran matematika secara kontekstual melibatkan lima strategi
dasar yaitu:
1. Relating (keterkaitan)
2. Experiencing (pengalaman)
3. Applying (pemanfaatan)
4. Cooperating (kerjasama)
Maka selanjutnya proses pembelajaran matematika di kelas untuk materi
besaran-besaran bangun ruang sisi datar dirancang dengan berpedoman
pada kelima strategi dasar tersebut, sehingga didapatkan hasil sebagai
berikut:
Bagian Langkah Kegiatan Strategi
I
1 Siswa diminta untuk menyebutkan nama aneka benda yang ada di kehidupan sehari-hari mereka, yang memiliki bentuk menyerupai kubus dan balok.
1,
2 Siswa diminta untuk mengamati tumpukan kubus-kubus satuan yang disusun sedemikian rupa menyerupai kubus dan atau balok.
2
3 Siswa diminta untuk menuliskan hasil pengamatan
sesuai dengan pentunjuk yang diberikan. 1, 2, 3 4 Siswa diarahkan untuk menemukan rumus volume
kubus dan balok, berdasarkan hasil pengamatan mereka pada langkah ketiga.
1, 2, 3
5 Siswa menemukan rumus volume kubus dan balok. 1, 2, 3 6 Siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan. 1, 2, 3
II
7 Siswa diminta untuk mengamati suatu wadah berbentuk balok dan sejumlah kubus-kubus satuan.
1, 2, 3
8 Siswa diberi soal berdasarkan langkah sebelumnya. 2 9 Siswa dapat merancang kubus dan balok untuk volume
tertentu.
1
III
10 Siswa diminta untuk mengamati perubahan volume air dalam suatu wadah berbentuk balok jika dipindahkan ke dalam suatu wadah lain yang juga berbentuk balok.
1
11 Siswa diberi soal untuk menghitung besar perubahan volume bangun kubus dan balok berdasarkan pengamatan pada langkah sebelumnya.
4
12 Siswa dapat menghitung besar perubahan volume yang terjadi pada kubus dan balok.
4, 5
29
Penjelasan tabel di atas diuraikan sebagai berikut:
Langkah 1. Siswa diminta untuk menyebutkan nama aneka benda
yang ada di kehidupan sehari-hari mereka, yang memiliki bentuk
menyerupai kubus dan balok.
Dengan mengenali benda-benda yang ada di dalam kehidupan mereka
sehari-hari, yang berbentuk menyerupai kubus dan balok, siswa diajak
untuk melihat adanya hubungan antara materi pelajaran yang akan
dipelajari dengan kehidupannya sehari-hari (strategi 1). Kemudian siswa
diharapakan tertarik untuk mengikuti proses belajar mengajar secara
aktif.
Langkah 2. Siswa diminta untuk mengamati tumpukan
kubus-kubus satuan yang disusun sedemikian rupa menyerupai kubus-kubus dan
atau balok.
Kepada siswa diberikan suatu kejadian untuk diamati. Kejadian tersebut
dirancang berupa tumpukan kubus-kubus satuan yang disusun
menyerupai bentuk kubus dan juga balok. Dari kegiatan ini siswa diajak
dan diarahkan kepada proses untuk menemukan rumus volume kubus
dan balok melalui hasil pengamatan yang mereka lakukan (strategi 2).
Langkah 3. Siswa diminta untuk menuliskan hasil pengamatan
sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
Setelah siswa melakukan kegiatan di atas, siswa diminta untuk mengisi
2). Petunjuk diberikan supaya pengamatan siswa dapat terarah kepada
proses menemukan rumus kubus dan balok.
Dalam kegiatan ini siswa juga diharapkan dapat mengkaitkan
pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya tentang menghitung
luas persegi panjang dan menggunakannya dalam kegiatan ini (strategi 1
dan 3).
Langkah 4 dan 5. Siswa diarahkan untuk menemukan rumus
volume kubus dan balok, berdasarkan hasil pengamatan mereka
pada langkah ketiga dan siswa menemukan rumus volume kubus
dan balok.
Setelah melakukan pengamatan dan menuliskan hasil pengamatan
mereka pada lembar kegiatan yang telah disediakan, kemudian siswa
diarahkan untuk menyadari bahwa hasil kegiatan pada langkah 2 dan 3
yang telah mereka lakukan adalah proses untuk menemukan rumus
volume kubus dan balok (strategi 1). Kemudian siswa dapat mengetahui
bagaimana cara menemukan atau menentukan rumus yang akan dipakai
untuk menghitung atau mencari volume kubus dan balok tersebut
(strategi 2).
Langkah 6. Siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan.
Pengerjaan soal-soal dan penyelesaiannya merupakan hal penting dalam
pembelajaran matematika, karena dari soal-soal inilah dapat diketahui
sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang mereka dapat. Untuk
31
pengetahuan pada langkah sebelumnya dan menggunakannya untuk
menyelesaikan soal. (strategi 1 dan 3). Selain itu siswa diajak
menggunakan ketrampilan berpikir untuk menemukan pemecahan suatu
masalah ( strategi 2).
Langkah 7. Siswa diminta untuk mengamati suatu wadah berbentuk
balok dan sejumlah kubus-kubus satuan.
Pada siswa ditunjukkan suatu balok yang berisi kubus-kubus kecil.
Diberikan ketentuan bahwa wadah yang berbentuk balok dan
kubus-kubus kecil tersebut memiliki ukuran tertentu (strategi 2). Dan siswa
diharapkan melihat adanya keterkaitan dalam pemecahan suatu masalah
yang satu dengan yang lain (strategi 1). Dan siswa mendapatkan
pengetahuan yang baru dalam proses pembelajarannya (strategi 3).
Langkah 8. Siswa diberi soal berdasarkan langkah sebelumnya.
Berdasarkan langkah di atas diberikan suatu soal kepada siswa, dimana
siswa diharapkan dapat menerapkan pengetahuan barunya untuk
menggali suatu masalah (strategi 2).
Langkah 9. Siswa dapat merancang kubus dan balok untuk volume
tertentu.
Pada langkah sebelumnya siswa telah mendapatkan pengalaman atau
pengetahuan baru dimana siswa pada pemecahan masalah ini diharapkan
dapat mengaitkan pengalaman itu dengan masalah yang sedang dihadapi
(strategi 1). Dan dari pengalaman tersebut siswa diajak untuk
(strategi 2), dan diharapkan dapat menerapkannya sesuai dengan
pemanfaatannya (strategi 3).
Langkah 10. Siswa diminta untuk mengamati perubahan volume air
dalam suatu wadah berbentuk balok jika dipindahkan ke dalam
suatu wadah lain yang juga berbentuk balok.
Pada langkah ini siswa diminta melakukan pengamatan pada suatu
proses yang berbeda dan diharapkan siswa dapat menemukan keterkaitan
antara proses ini dengan masalah yang telah dihadapi sebelumnya
(strategi 1).
Langkah 11. Siswa diberi soal untuk menghitung besar perubahan
volume bangun kubus dan balok berdasarkan pengamatan pada
langkah sebelumnya.
Setelah siswa melakukan pengamatan pada langkah sebelumnya,
sekarang siswa dihadapkan pada suatu masalah, dimana pada proses ini
siswa diharapkan dapat menemukan ide pemecahannya berdasarkan
kemampuan siswa dalam melakukan pengamatan tadi (strategi 4).
Langkah 12. Siswa dapat menghitung besar perubahan volume yang
terjadi pada kubus dan balok.
Dengan berdasarkan kemampuan berpikir siswa dan adanya kerjasama
antara sesama siswa (strategi 4), maka dengan sendirinya siswa dapat
menemukan ide pemecahan dari masalah tersebut dan dapat
33
Langkah 13. Siswa diberi soal-soal latihan.
Setelah melakukan pengamatan, latihan dan menemukan rumus volume
kubus dan balok, siswa diberi soal-soal latihan lain yang bervariasi.
Variasi bentuk soal dibutuhkan supaya siswa dapat lebih meningkatkan
kemampuan mereka dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan
menggunakan pengetahuan yang telah mereka dapatkan sebelumnya
(strategi 3). Selain itu diharapkan supaya siswa juga dapat menerapkan
pengetahuan baru mereka ke dalam situasi atau konteks baru (strategi 5).
Berikut ini adalah Rancangan Pembelajaran yang disusun berdasarkan
a) Rancangan Pembelajaran tanpa media audio visual
RANCANGAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama Kelas/Semester : VII / 2
I. KOMPETENSI DASAR
Menghitung besaran-besaran bangun ruang
II. MATERI POKOK
Bangun ruang sisi datar
III.INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR
1. Menemukan rumus volume dan menghitung volume kubus dan balok
2. Merancang kubus dan balok untuk volume tertentu
IV.WAKTU
Alokasi waktu : 2 JP (2 x 45 menit)
V. ALAT DAN BAHAN
LKS, papan tulis, kapur, penghapus
VI.KEGIATAN
No. Kegiatan Waktu Keterangan
1. Pembukaan 10 menit
2. Tes awal 15 menit
3. Materi
Menemukan volume kubus dan balok
Siswa diajak untuk menemukan volume kubus dan balok dengan mengerjakan soal dari LKS
25 menit
LKS
4. Materi
Merancang kubus dan balok untuk volume tertentu
Siswa diajak untuk merancang kubus dan balok jika diketahui volumenya
25 menit
LKS
5. Penutup
- Tes akhir
- Penutup
b) Rancangan Pembelajaran dengan media audio visual
RANCANGAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama Kelas/Semester : VII / 2
I. KOMPETENSI DASAR
Menghitung besaran-besaran bangun ruang
II. MATERI POKOK
Bangun ruang sisi datar
III.INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR
1. Menemukan rumus volume dan menghitung volume kubus dan balok
2. Merancang kubus dan balok untuk volume tertentu
IV.WAKTU
Alokasi waktu : 2 JP (2 x 45 menit)
V. ALAT DAN BAHAN
Video, LKS, papan tulis, kapur, penghapus
VI.KEGIATAN
No Kegiatan Waktu Keterangan
1. Pembukaan 10 menit
2. Tes awal 15 menit
3. Materi
Menemukan volume kubus dan balok
- Tayangan video klip “Materi”
- Siswa diajak berdiskusi menemukan volume kubus dan balok
20 menit 5 15 Video klip LKS 4. Materi
Menghitung volume balok
- Tayangan video klip “Akuarium”
- Siswa diajak untuk menghitung volume balok
15 menit 5 10 Video klip LKS 5. Materi
Merancang kubus dan balok untuk volume tertentu
- Tayangan video klip “Mainan Kubus”
- Siswa diajak untuk merancang kubus dan balok dengan volume tertentu
20 menit 5 15 Video klip LKS 6. Penutup
- Tes akhir & penutup
- Penutup
2. Perancangan Media Audio Visual
Sebelum membuat media audio visual terlebih dahulu dilakukan
persiapan dan perencanaan. Adapun langkah-langkah persiapan dan
perencanaan, seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, adalah
sebagai berikut:
1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
2. Merumuskan tujuan instruksional dengan operasional
3. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci
4. Merumuskankan alat pengukur keberhasilan
5. Menulis naskah media
6. Mengadakan tes dan revisi
Maka berdasarkan langkah-langkah tersebut dibuat suatu rancangan
media audio visual sebagai berikut:
a) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
Kebutuhan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar
matematika dengan materi bangun ruang sisi datar, sub materi
besaran-besaran pada bangun ruang sisi datar ini adalah siswa dapat
menemukan rumus volume dan menghitung volume kubus dan balok;
merancang kubus dan balok untuk volume tertentu; menghitung besar
perubahan volume bangun kubus dan balok jika ukuran rusuknya
berubah; menyelesaikan soal yang melibatkan kubus dan balok.
Karakteristik siswa dalam proses belajar mengajar ini adalah siswa
37
siswa diharapkan telah memiliki kompentensi dasar mengenai materi
menjelaskan bagian-bagian kubus dan balok yaitu: (1) mengenal dan
menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang diagonal,
diagonal ruang kubus dan balok; (2) melukiskan kubus dan balok; (3)
melukiskan jaring-jaring kubus, balok, serta menghitung luas
permukaannya.
b) Merumuskan tujuan instruksional dengan operasional
Ada dua jenis tujuan instruksional, yaitu tujuan instruksional
umum dan tujuan instruksional khusus.
Tujuan instruksional umum adalah tujuan akhir dari suatu
pembelajaran, sedangkan tujuan instruksional khusus merupakan
penjabaran dari tujuan instruksional umum. Tujuan instruksional
khusus juga disebut tujuan perantara, yaitu tujuan yang menjadi
perantara untuk tercapainya tujuan instruksional umum. Karena itu
satu tujuan umum biasanya mempunyai beberapa tujuan instruksional
khusus.
Tujuan Instruksional Umum:
Siswa dapat menghitung besaran-besaran pada bangun ruang sisi
datar kubus dan balok.
Tujuan Instruksional Khusus:
(1) Siswa dapat menemukan rumus volume dan menghitung
(2) Siswa dapat merancang kubus dan balok untuk volume
tertentu;
(3) Siswa dapat menghitung besar perubahan volume bangun
kubus dan balok jika ukuran rusuknya berubah;
(4) Siswa dapat menyelesaikan soal yang melibatkan kubus dan
balok.
c) Merumuskan butir-butir materi
Langkah selanjutnya merumuskan bagaimana siswa dapat memiliki
kemampuan dan keterampilan untuk memahami materi. Pengalaman
belajar apa yang harus dipelajari atau dilakukan siswa supaya
kemampuan dan ketrampilan siswa mengalami peningkatan dalam hal
memahami, dan menemukan ide pemecahan pada materi yang
disajikan.
d) Merumuskan alat pengukur keberhasilan
Alat pengukur keberhasilan siswa pada kegiatan belajar mengajar
ini berupa tes tertulis dan daftar cek perilaku siswa. Hal yang diukur
atau dievaluasi ialah kemampuan, keterampilan, atau sikap siswa yang
dinyatakan dalam tujuan yang diharapkan dapat dimiliki siswa sebagai
hasil dari kegiatan belajar mengajar seperti yang telah disebutkan pada
pembahasan tujuan instruksional di atas.
e) Menulis naskah media
39
f) Mengadakan tes dan revisi
Evaluasi formatif yang akan digunakan adalah evaluasi lapangan (field
evaluation) dalam bentuk ujicoba dengan prosedur pelaksanaan
sebagai berikut:
(1) Pilih siswa-siswa yang mewakili populasi target, usahakan agar
mereka mewakili berbagai tingkat dan keterampilan suswa yang
ada. Tes kemampuan awal perlu dilakukan apabila karakteristik
siswa belum diketahui. Atas dasar itu pemilihan siswa dilakukan.
Tetapi bila kita mengenal siswa-siswa tersebut, tes tersebut tidak
perlu dilakukan;
(2) Para siswa diberi penjelasan mengenai ujicoba tersebut. Usahakan
mereka bersikap relaks dan berani mengemukakan penilaian.
(3) Berikan tes awal untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan
ketrampilan mereka terhadap materi yang dimediakan;
(4) Sajikan pembelajaran dengan media tersebut kepada mereka;
(5) Catat semua respon yang muncul dari siswa selama sajian. Begitu
pula waktu yang diperlukan;
(6) Berikan tes untuk mengukur seberapa jauh pencapaian hasil belajar
siswa setelah kegiatan pembelajaran dengan media tersebut. Hasil
tes ini dibandingkan dengan hasil tes pertama;
(7) Ringkas dan analisislah data-data yang anda peroleh dalam
Setelah langkah-langkah tersebut di atas dilakukan, maka selanjutnya
proses produksi media audio visual dimulai. Produksi media audio visual
dapat dlihat pada bagian lampiran.
3. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dalam penelitian ini peneliti akan
melaksanakan pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan pendekatan
kontekstual sesuai dengan kedua rancangan pembelajaran yang telah disusun.
Kelas yang akan dikenai penelitian ini adalah kelas VIIA dan VIIB.
Demikian juga dengan data yang diperlukan akan diambil pada tahap ini.
Data yang ada kemudian akan diolah menjadi bermanfaat.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa SMP Tarakanita Solo Baru kelas VII A
dan VII B. SMP Tarakanita merupakan sekolah yayasan Tarakanita wilayah
Sukoharjo terakreditasi A. Pembelajaran matematika di sekolah ini dilakukan
di dalam kelas namun sesekali dilakukan di laboratorium matematika. Metode
yang biasa digunakan guru adalah ceramah, guru memberikan penjelasan dan
membacakan soal, siswa mendengarkan dan menulis soal yang dibacakan,
kadang-kadang guru melakukan tanya jawab dengan murid. Selanjutnya siswa
diberi kesempatan untuk mengerjakan latihan soal. Saat siswa mengerjakan
latihan soal guru berkeliling dari bangku ke bangku untuk memantau apakah
siswa mengerjakan soal atau tidak. Setelah selesai mengerjakan soal guru
41
Latar belakang sosial ekonomi siswa bervariasi, dari golongan menengah
keatas juga menengah kebawah. Demikian juga untuk kemampuan intelektual
mayoritas siswa tergolong sedang, dan lainnya ada siswa yang tergolong
tinggi serta tergolong rendah sehingga pola mengajar guru lambat karena
disesuaikan dengan kondisi siswa.
Obyek penelitian adalah pengunaan media audio visual untuk mendukung
pembelajaran matematika kontekstual pada topik kubus dan balok di sekolah
menengah pertama kelas VII.
D. Bentuk Data
Dalam penelitian ini data utama yang digunakan adalah hasil dokumentasi
video dan hasil prestasi siswa dalam pretest dan posttest. Data-data ini akan
dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk mengetahui apakah penggunaan
media audio visual dalam pembelajaran matematika efektif ditinjau dari segi
pemahaman soal, ide pemecahan soal, dan hasil pretasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui:
1. Dokumentasi video
Proses pengamatan dilakukan dengan menggunakan dokumentasi
video. Fokus pengamatan adalah aktivitas siswa selama proses
pembelajaran di dalam kelas. Segi pemahaman soal dan ide pemecahan
2. Pretest dan posttest
Sedangkan untuk melihat hasil prestasi siswa digunakan pretest dan
posttest yang dilakukan pada awal pembelajaran dan akhir pembelajaran.
F. Instrumen Penelitian
Ada dua macam instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
instrumen untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dan instrumen
pengumpulan data.
1. Instrumen kegiatan belajar mengajar
a. Desain pembelajaran
Desain pembelajaran terdiri dari rancangan pembelajaran
matematika kontekstual dengan menggunakan media audio visual dan
rancangan pembelajaran matematika kontekstual tanpa menggunakan
media audio visual. Serta desain media audio visual terdiri dari
rancangan video klip yang disusun berdasarkan langkah-langkah
perancangan media audio visual.
b. Lembar kerja siswa
Peneliti mempersiapkan materi yang akan disajikan pada saat
penelitian dan membuat lembar kerja siswa yang akan dibagikan
kepada siswa. Dimana dalam lembar kerja siswa ini terdapat soal-soal
yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Lembar kerja siswa yang
dibuat berisi soal-soal yang sama untuk kedua kelas penelitian, tetapi
43
dengan penggunaan media audio visual dalam kegiatan belajar
mengajar.
2. Instrumen pengumpulan data
a. Kamera Video
Kamera video digunakan untuk merekam aktivitas siswa di dalam
kelas pembelajaran dengan media audio visual dan . Alat bantu yang
digunakan untuk membuat dokumentasi video adalah handycam.
b. Test
i. Pretest
Pretest dilakukan pada saat pembelajaran dimulai sebelum
pembahasan materi. Pretest dilakukan dengan tujuan agar penulis
sebagai peneliti mengetahui pemahaman siswa mengenai materi
besaran-besaran pada bangun ruang sisi datar sebelum mengikuti
pembelajaran.
ii. Posttest
Posttest dilakukan pada saat pembelajaran hampir berakhir setelah
siswa melakukan kegiatan sesuai dengan prosedur yang termuat
dalam lembar kerja siswa. Tujuannya agar penulis mengetahui
pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran.
Pretest dan posttest berisi pertanyaan-pertanyaan yang sama dan
berhubungan dengan materi yang diajarkan pada saat itu. Dibawah ini
ditampilkan sistem pemberian nilai untuk setiap jawaban yang ditulis
Nomor Soal Sub Nomor Soal Keterangan Skor Skor Maksimal Tiap Nomor Soal 1 Siswa tidak menuliskan apapun pada lembar jawab
Siswa sekedar menjawab tetapi salah. Siswa dapat menemukan nilai S.
Siswa menemukan nilai V tanpa melalui langkah-langkah. Siswa menjawab tuntas dan benar.
0 0,5 1 1,5 2 2
2 a Siswa tidak menuliskan apapun pada lembar jawab Siswa sekedar menjawab tetapi salah.
Siswa hanya membuat sketsa saja
Siswa hanya menjawab ½ langkah saja dan benar Siswa menjawab benar
0 0,5 1 1,5 2 4 b Siswa tidak menuliskan apapun pada lembar jawab
Siswa sekedar menjawab tetapi salah. Siswa baru ½ langkah menjawab
Siswa menemukan rumus benar tapi jawaban tidak lengkap Siswa menjawab tuntas dan benar
0 0,5
1 1,5 2 3 a Siswa tidak menuliskan apapun pada lembar jawab
Siswa sekedar menjawab tetapi salah. Siswa menemukan rumus Volum (V)
Siswa dapat menemukan nilai V tapi belum membuat sketsa Siswa menjawab tuntas dan benar
0 0,5 1 1,5 2 4 b Siswa tidak menuliskan apapun pada lembar jawab
Siswa sekedar menjawab tetapi salah. Siswa menemukan rumus V
Siswa dapat menemukan nilai V tanpa menyertakan sketsa Siswa menjawab tuntas dan benar
0 0,5
1 1,5
2 Skor Total untuk semua nomor soal 10 Tabel 3.2. Skor Tiap Nomor Soal
Nilai Siswa = (N1 + N2 + N3) × 100
Prosentase Nilai Siswa = 1+ 2+ 3×100 ST
N N N
45
Keterangan :
N1 = Skor untuk soal nomor 1
N2 = Skor untuk soal nomor 2
N3 = Skor untuk soal nomor 3
ST = Skor total untuk semua nomor soal
G. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini akan dianalisis menurut jenisnya:
1. Data pengamatan
Data pengamatan yang diambil dengan kamera kemudian dianalisis
melalui tiga tahap:
a. Pereduksian data
Data yang telah didapat melalui pengamatan dan handycam kemudian
disederhanakan menjadi bentuk transkrip. Selanjutnya melalui seleksi
dan pemfokusan transkrip diolah menjadi informasi yang bermakna.
Jadi akan diseleksi manakah aktivitas siswa yang termasuk dalam segi
pemahaman soal dan ide pemecahan soal.
b. Paparan data
Data ditampilkan secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif
dan disajikan dalam bentuk tabel data.
c. Penyimpulan data
Penyimpulan berdasar pada data yang telah diolah menjadi informasi
Kesimpulan diambil dengan melihat apakah pembelajaran matematika
dengan menggunakan media audio visual lebih efektif ditinjau dari
segi pemahaman soal dan ide pemecahan soal.
2. Data prestasi
Setelah siswa mengikuti proses pembelajaran diharapkan ada
perubahan pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan. Perubahan
yang berupa peningkatan atau penurunan dilihat dari selisih hasil pretest
dan posttest siswa. Adanya perubahan yang kurang dari nol ( <0 ) disebut
penurunan dan perubahan yang lebih besar dari nol ( >0 ) disebut
peningkatan, sedangkan jika selisih sama dengan nol ( =0 ) disebut tetap
atau tidak ada perubahan. Klasifikasi interval perubahan, baik peningkatan
maupun penurunan, ditentukan dengan kriteria pada tabel di bawah ini:
Interval Nilai Keterangan
0 – 49 Rendah 50 – 79 Sedang 80 – 100 Tinggi
Tabel 3.3. Kriteria Tingkat perubahan
Soal posttest yang sudah dikerjakan oleh siswa dinilai dengan
sistem skoring yang sudah ditentukan. Selanjutnya diklasifikasikan
menurut kelompok ketercapaiannya berdasarkan kriteria yang sudah
ditentukan seperti pada tabel 3.3 di bawah ini.
Kemudian dari keseluruhan hasil posttest siswa, pada tiap kelas
47
klasifikasi nilai cukup, tinggi, dan sangat tinggi. Selanjutnya jumlah siswa
yang berhasil dibagi dengan banyaknya siswa dalam tiap kelas kemudian
dikalikan dengan 100%.
Skor (%) Klasifikasi
80 – 100 Sangat Tinggi 66 – 79 Tinggi 56 – 65 Cukup 41 – 55 Rendah
≤ 40 Sangat Rendah
Tabel 3.4. Klasifikasi Nilai Siswa
Untuk mengetahui tingkat efektivitas pembelajaran pada
masing-masing kelas digunakan kriteria yang dipakai oleh Fr. Budi Kartika dalam
Widya Dharma(2005). Kriteria itu adalah sebagai berikut:
Jumlah Siswa yang Berhasil(%)
Kriteria Efektivitas
76 - 100 Sangat Efektiv
56 - 75 Efektiv
50 - 55 Kurang Efektiv 0 - 49 Tidak Efektiv
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Subyek Penelitian
Penelitian diadakan di kelas VII SMP Tarakanita Solo Baru, yang dilaksanakan tanggal 7 dan 10 Mei 2005 pada semester II tahun ajaran 2004/2005. Kelas yang dikenai tindakan dalam penelitian ini kelas VIIA dan kelas VIIB, dimana jumlah siswa kelas VIIA adalah 36 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan. Dan jumlah siswa kelas VIIB adalah 36 orang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Materi yang disajikan adalah bangun ruang sisi datar, sub pokok bahasan besaran-besaran pada bangun ruang.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali, dengan perincian setiap kelas satu kali pertemuan. Pada awal kegiatan pembelajaran dilakukan pretest untuk melihat dan mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan. Dan pada akhir kegiatan pembelajaran dilakukan posttest untuk mengetahui prestasi setelah mengikuti pembelajaran.
49
1. Deskripsi Kegiatan Belajar Mengajar
Pelaksanaan pembelajaran dalam Penelitian ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu kegiatan belajar mengajar di kelas Non Media Audio Visual (kelas VIIA) dan kegiatan belajar mengajar di kelas Media Audio Visual (kelas VIIB). Setiap kegiatan belajar mengajar tersebut dilakukan dalam satu kali pertemuan. Hasil pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diuraikan sebagai berikut :
a. KBM di kelas tanpa media audio visual
1) Persiapan
Peneliti mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal yang perlu disiapkan sebelum diadakan kegiatan belajar mengajar sebagai berikut: menyiapkan lembar soal test awal, menyiapkan lembar jawaban, menyiapkan lembar LKS, menyiapkan lembar soal test akhir, lembar pengamatan dan video dokumentasi.
2) Pelaksanaan
dikumpulkan. Setelah itu peneliti mengambil langkah –langkah sebagai berikut :
(a) Pembagian kelompok. Kegiatan ini dilakukan peneliti sebelum masuk dalam materi yang akan disajikan. Kegiatan peneliti selama kegiatan belajar mengajar adalah menjelaskan mengenai model pembelajaran dimana nanti para siswa akan dibagi dalam 9 kelompok. Tiap 1 kelompok terdiri dari 4 siswa, tapi sebelumnya peneliti sudah membagikan LKS pada tiap siswa. Peneliti menekankan bahwa siswa harus benar-benar memahami materi yang ada dalam LKS agar dapat mengerjakanya dengan benar. (b) Kegiatan belajar mengajar. Siswa mulai belajar dan mengerjakan
51
(c) Test. Sebelum kegiatan belajar mengajar berakhir, peneliti memberikan test akhir. Siswa mengerjakan test ini dengan tenang, peneliti berkeliling melihat proses pengerjaaan beberapa siswa. Bel hampir berbunyi, peneliti segera meminta siswa untuk segera mengumpulkan lembar jawab mereka.
b. KBM di kelas dengan media audio visual
1) Persiapan
Untuk kegiatan belajar mengajar ini peneliti mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan seperti VCD player, TV, lembar soal test awal, lembar jawaban tes awal, lembar LKS, lembar soal test akhir, lembar jawaban test akhir, lembar pengamatan dan video dokumentasi
2) Pelaksanaan
mengamati dan memahami secara sungguh-sungguh materi yang akan ditayangkan melalui media audio visual tersebut. (b) Kegiatan belajar mengajar. Peneliti menghidupkan TV dan
53
penjelasan materi terlebih dahulu melalui media audio visual yang ditayangkan di TV. Setiap soal materinya akan ditayangkan sendiri-sendiri dan penayangannya tahap demi tahap.
(c) Test. Sebelum kegiatan belajar mengajar berakhir, peneliti memberikan test akhir. Siswa mengerjakan test ini dengan tenang, peneliti berkeliling melihat proses pengerjaaan beberapa siswa. Bel hampir berbunyi, peneliti segera meminta siswa untuk segera mengumpulkan lembar jawab mereka. 2. Data Dokumentasi Video
Data yang telah diperoleh melalu