PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017
PEMBANGUNAN
5.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan peraturan dan perundangan terkait, antara lain:
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pem
setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yait
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
pemerintah daerah didukung sumber
Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan d
melalui Peraturan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan
Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan
Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN
PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan peraturan dan perundangan terkait, antara lain:
Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.
Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, ah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan
Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
V-1
BAB V
PEMBIAYAAN
BIDANG CIPTA KARYA
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam
: Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk erintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan u politik luar negeri, pertahanan,
Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang an Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran
kriteria teknis.
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017
pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang b
minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana d
urusan yang didesentralisasikan.
5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah
pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta
pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:
a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebi tahun sebelumnya
b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5
c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman d. tidak mempunyai tunggakan atas
pemerintah
e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang KerjasamaPemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan
& Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infras
limbah permukiman dan prasarana persampahan.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari:
a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021
pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.
Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah
pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:
total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD
memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5
persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman
tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari
pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang KerjasamaPemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010
: Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infras
limbah permukiman dan prasarana persampahan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri
: Struktur APBD terdiri dari:
rah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
V-2
pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan ersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan an prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:
h dari 75% penerimaan APBD
memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan
pengembalian pinjaman yang bersumber dari
pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang KerjasamaPemerintah dengan perubahan Perpres 13/2010
: Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017
b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran. 8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang PetunjukTeknis Penggunaan
Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur
pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah se
a. Bidang Infrastruktur Air Minum
DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman
alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/target Millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:
Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah
Tingkat kerawanan air minum b. Bidang Infrastruktur Sanitasi
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanansanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layakskala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah diperkotaan yang diselenggara
prosespemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untukprogram peningkatan derajat kesehatan masyarakat danmemenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis:
Kerawanan sanitasi
Cakupan pelayanan sanitasi
9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang PedomanP
Kementerian Pekerjaan Umum yangMerupakan Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri:Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN,Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker TetapPusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan NonVertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yangdiselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPI2
infrastruktur ke-PU-an yang telah disepakati. Gubernursebagai wakil Pemerintah
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021
Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.
PU No. 15 Tahun 2010 Tentang PetunjukTeknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:
Bidang Infrastruktur Air Minum
DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/target Millenium Development Goals (MDGs) yang
Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah Tingkat kerawanan air minum
Bidang Infrastruktur Sanitasi
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanansanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layakskala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah diperkotaan yang diselenggara
aan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untukprogram peningkatan derajat kesehatan masyarakat danmemenuhi sasaran/target MDGs yang
Kerawanan sanitasi
Cakupan pelayanan sanitasi
Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang PedomanPelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yangMerupakan Kewenanangan Pemerintah dan
:Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN,Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker TetapPusat, Satker Unit is Pusat, dan Satuan NonVertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yangdiselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPI2
an yang telah disepakati. Gubernursebagai wakil Pemerintah
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
V-3
Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.
PU No. 15 Tahun 2010 Tentang PetunjukTeknis Penggunaan
: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria
DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/target Millenium Development Goals (MDGs) yang
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanansanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layakskala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah diperkotaan yang diselenggara-kan melalui aan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untukprogram peningkatan derajat kesehatan masyarakat danmemenuhi sasaran/target MDGs yang
elaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yangMerupakan Kewenanangan Pemerintah dan
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017
mengkoordinasikan penyelenggaraa
dalam rangkaketerpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintassektor.
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkanbahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karyayang di
Cipta Karya meliputi:
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karyakepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah)serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.
2. Dana APBD Provinsi, melip
lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsiuntuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skalaprovinsi/regional.
3. Dana APBD Kabupaten/Kota
dana lainnya yang dibelanjakan pemerintahkabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman denganskala kabupaten/kota.
4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasamapemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate SocialResponsibility
5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luarnegeri.
Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan,pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun,serta rehab
yang telah ada.Olehkarena itu, dana
secaraterpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar pelayanan bidang Cipta Karya.
5.2 Profil APBD Kabupaten Lumajang
Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3
dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisa berdasarkan format Permendagri No. 13 Ta
sebagai berikut:
a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung
b. Pendapatan Daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021
mengkoordinasikan penyelenggaraanurusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangkaketerpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintassektor.
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkanbahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karyayang dibahas dalam RPI2
, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karyakepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah)serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum
, meliputi dana daerah untuk urusan bersama(DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsiuntuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skalaprovinsi/regional.
APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusanbersama (DDUB) dan innya yang dibelanjakan pemerintahkabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman denganskala kabupaten/kota.
meliputi dana yang berasal dari skema kerjasamapemerintah dan swasta
Corporate SocialResponsibility (CSR).
melalui program pemberdayaan masyarakat.
, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luarnegeri.
dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan,pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun,serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada.Olehkarena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secaraterpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar-besarnyabagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.
Profil APBD Kabupaten Lumajang
Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3
dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisa berdasarkan format Permendagri No. 13 Ta
yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung
yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
V-4
nurusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangkaketerpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintassektor.
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkanbahwa lingkup bahas dalam RPI2-JM bidang
, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karyakepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah)serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum
uti dana daerah untuk urusan bersama(DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsiuntuk pembangunan infrastruktur
, meliputi dana daerah untuk urusanbersama (DDUB) dan innya yang dibelanjakan pemerintahkabupaten untuk pembangunan infrastruktur
meliputi dana yang berasal dari skema kerjasamapemerintah dan swasta
, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luarnegeri.
dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan,pengoperasian dan ilitasi dan peningkatan prasarana dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan besarnyabagi peningkatan
Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3-5 tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisa berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah
yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerima
Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008
PENDAPATAN 2008
PAD 54.974.535.912,05 Pendapatan Pajak
Daerah 9.700.909.629 Pendapatan
Retribusi Daerah 33.422.060.139 Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
2.155.812.637
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
9.695.753.507
DANA
PERIMBANGAN 632.047.464.995,00 Dana Bagi hasil 38.327.388.995,00 DAU 537.879.076.000,00 DAK 55.841.000.000,00 LAIN-LAIN
PENDAPATAN YANG SAH
32.953.700.207,53
Dana Darurat 0,00 Dana Bagi Hasil
Pajak Dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
27.460.276.289,00
Dana Penyesuaian Dan Otonomi Khusus
5.256.803.398,00
Bantuan Keuangan Dari Propinsi Atau Pemerintah Daerah Lainnya
203.197.556,00
Pendapatan
Lainnya 33.422.964,53 TOTAL
PENDAPATAN
719.975.701.114,58
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan daerah yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008, pendapatan daerah Kabupaten Lumajang mencapai 719 Milyar Rupiah dan meningkat kurang lebih 59 % menjadi 1, 145
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021
meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran
Tabel 5.1
Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008
2009 2010 2011
65.341.361.835,39 77.540.295.110,76 84.336.944.496,24
13.481.736.899 16.731.655.724 15.625.963.240
39.990.828.535 18.155.994.885 19.705.159.253
2.648.581.373 3.238.783.189 4.194.390.137
9.220.215.029 39.413.861.313 44.811.431.867
646.457.541.776,00 671.389.191.303,00 710.230.674.177,00
41.352.411.776,00 52.465.258.303,00 55.535.800.177,00 534.208.130.000,00 557.172.733.000,00 605.781.974.000,00 70.897.000.000,00 61.751.200.000,00 48.912.900.000,00
57.392.722.644,00 122.890.726.135,00 223.180.421.233,00
3.291.492.000,00 0,00
34.870.493.706,00 44.959.951.003,00 50.926.396.794,00
15.777.091.000,00 67.297.968.000,00 156.268.606.720,00
3.443.025.000,00 10.627.260.000,00 15.967.957.000,00
10.620.938,00 5.547.132,00 17.460.719,00
769.191.626.255,39 871.820.212.548,76 1.017.748.039.906,24
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan daerah yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008, pendapatan daerah Kabupaten Lumajang mencapai 719 Milyar Rupiah dan meningkat kurang lebih 59 % menjadi 1, 145
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
V-5
an dan Pembiayaan Pengeluaran
Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008-2012
2012 84.336.944.496,24 101.249.327.870,62
15.625.963.240 18.632.360.574
19.705.159.253 22.536.337.879
4.194.390.137 3.726.243.863
44.811.431.867 56.354.385.555
710.230.674.177,00 851.611.896.796,00
55.535.800.177,00 66.464.357.796,00 605.781.974.000,00 736.273.179.000,00 48.912.900.000,00 48.874.360.000,00
223.180.421.233,00 192.426.209.498,00
0,00 0,00
50.926.396.794,00 48.564.772.508,00
156.268.606.720,00 129.048.307.000,00
15.967.957.000,00 14.709.870.000,00
17.460.719,00 103.259.990,00
1.017.748.039.906,24 1.145.287.434.164,62
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017
Trilyun pada tahun 2012. terutama pada sektor Pendapatan Asli Derah yang mengalami kenaikan mencapai 2 kali lipat pada tahun 2012 dibandingkan Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2008.
Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008
BELANJA 2008
BELANJA TIDAK
LANGSUNG 467.286.987.633,39
Belanja Pegawai 351.555.403.415,85 Belanja Bunga 114.643.210,00 Belanja Subsidi 10.496.289.000,00 Belanja Hibah 17.882.890.929,23 Belanja Bantuan Sosial 11.133.993.079,31 Bantuan Keuangan 74.396.620.000,00 Belanja Tidak Terduga 1.707.148.000,00 BELANJA LANGSUNG 259.724.279.742,00 Belanja Pegawai 22.863.343.088,00 Belanja Barang & Jasa 92.666.725.850,00 Belanja Modal 144.194.210.804,00
TOTAL BELANJA 727.011.267.375,39
Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008
Tahun Penerimaan Pembiayaan Daerah
2008 93.389.596.069,56 2009 82.872.466.383,75 2010 81.267.907.339,14 2011 106.210.460.089,35 2012 127.330.125.084,79
TOTAL 491.070.554.966,59
Penjelasan lebih lanjut mengenai realisasi sumber pembiayaan adalah sebagai berikut: 1. Sumber Penerimaan Daerah
a. Dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2008
hanya diperoleh dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) total lalu sebesar Rp. 483.623.964.966,59
b. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Masyarakat sebesar Rp. c. Pencairan Dana Cadangan sebesar Rp. 2.000.000.000,00
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021
da tahun 2012. terutama pada sektor Pendapatan Asli Derah yang mengalami kenaikan mencapai 2 kali lipat pada tahun 2012 dibandingkan Pendapatan Asli Daerah pada
Tabel 5.2
Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008
2009 2010 2011
467.286.987.633,39 564.893.181.807,00 639.071.281.088,55 685.699.939.122,80
351.555.403.415,85 428.018.925.682,00 521.233.379.737,15 564.690.116.994,00 114.643.210,00 92.573.500,00 70.802.025,00 49.030.550,00 10.496.289.000,00 11.618.561.000,00 0,00
17.882.890.929,23 44.567.243.000,00 32.895.287.986,00 48.516.886.670,00 11.133.993.079,31 31.311.963.125,00 27.057.914.660,00 16.147.179.436,00 74.396.620.000,00 48.975.955.000,00 55.855.871.650,00 56.011.887.972,80 1.707.148.000,00 307.960.500,00 1.958.025.030,40 284.837.500,00 259.724.279.742,00 769.697.459.876,00 846.558.522.873,55 995.031.166.986,80 22.863.343.088,00 24.880.382.286,00 23.855.634.529,00 36.078.136.899,00 92.666.725.850,00 94.543.125.878,00 107.667.911.467,00 160.675.515.391,00 144.194.210.804,00 85.380.769.905,00 75.963.695.789,00 112.577.575.574,00 727.011.267.375,39 769.697.459.876,00 846.558.522.873,55 995.031.166.986,80
Tabel 5.3
Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008
Penerimaan Pembiayaan Daerah
Pengeluaran Pembiayaan
Daerah Pembiayaan Netto
93.389.596.069,56 4.871.750.925,00 88.517.845.144,56 82.872.466.383,75 1.387.750.924,00 81.484.715.459,75 81.267.907.339,14 1.348.250.925,00 79.919.656.414,14 106.210.460.089,35 2.661.250.924,00 103.549.209.165,35 127.330.125.084,79 26.242.751.000,00 101.087.374.084,79 491.070.554.966,59 36.511.754.698,00 454.558.800.268,59
Penjelasan lebih lanjut mengenai realisasi sumber pembiayaan adalah sebagai berikut: Penerimaan Daerah
Dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2008-2012 sumber Penerimaan Daerah hanya diperoleh dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) total lalu sebesar Rp.
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Masyarakat sebesar Rp. Pencairan Dana Cadangan sebesar Rp. 2.000.000.000,00
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
V-6
da tahun 2012. terutama pada sektor Pendapatan Asli Derah yang mengalami kenaikan mencapai 2 kali lipat pada tahun 2012 dibandingkan Pendapatan Asli Daerah pada
Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008-2012
2011 2012
685.699.939.122,80 762.252.649.414,80
564.690.116.994,00 643.254.494.425,00 49.030.550,00 27.318.725,00
0,00 0,00
48.516.886.670,00 41.209.242.600,00 16.147.179.436,00 11.807.512.160,00 56.011.887.972,80 65.411.673.472,80 284.837.500,00 542.408.032,00 995.031.166.986,80 1.100.628.855.039,27 36.078.136.899,00 36.315.107.879,00 160.675.515.391,00 165.744.930.222,00 112.577.575.574,00 136.316.167.523,47 995.031.166.986,80 1.100.628.855.039,27
Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008-2012
Pembiayaan Netto
88.517.845.144,56 81.484.715.459,75 79.919.656.414,14 103.549.209.165,35 101.087.374.084,79 454.558.800.268,59
Penjelasan lebih lanjut mengenai realisasi sumber pembiayaan adalah sebagai berikut:
2012 sumber Penerimaan Daerah hanya diperoleh dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) total lalu sebesar Rp.
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017
2. Sumber Pengeluaran Daerah
Untuk sasaran pengeluaran yang terjadi pada pembiayaan, pada perhitungan APBD tahun anggaran 2008-2012, Adapun realisasi pengeluaran tersebut terdiri:
a. Penyertaan Dana Cadangan sebesar Rp. 20.000.000.000,00
b. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah (Investasi Non Permanen) sebesar Rp. 12.308.000.000,00
c. Pembayaran Pokok Hutang Rp. 4.203.754.698,00
5.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3
bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.
5.3.1 Perkembangan Investasi Pe dalam 5 Tahun
Perkembangan investasi pembangunan Cipta Karya Kabupaten Lumajang yang bersumber dari Dana APBN mengalami fluktuatif dalam kurun waktu 5 tahun, dari tahun 2008 hingga tahun 2010, investasi bidang cip
namun meningkat pada tahun 2012 sebagaimana tabel berikut.
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dana APBN
No Uraian Kegiatan Tahun 2008
1 Pembangunan Jaringan
Air bersih (Dana DAK) 2.183.422.500
5.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD dalam 5 Tahun
Perkembangan investasi pembangunan Cipta Karya Kabupaten
bersumber dari Dana APBD Kabupaten juga tidak berbeda jauh yaitu fluktuatif dalam kurun waktu 5 tahun, meningkat pada tahun 2009 kemudian kembali rendah pada tahun beriktunya, namun dalam tiga tahun kemudian, nilai investasi meningat secara s
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dana APBD
No Uraian Kegiatan Tahun 2008 1 Pembangunan Jaringan
Air bersih
209.900.000
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021
Sumber Pengeluaran Daerah
Untuk sasaran pengeluaran yang terjadi pada pembiayaan, pada perhitungan APBD tahun 2012, Adapun realisasi pengeluaran tersebut terdiri:
Penyertaan Dana Cadangan sebesar Rp. 20.000.000.000,00
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah (Investasi Non Permanen) sebesar Rp. 12.308.000.000,00
Pembayaran Pokok Hutang Rp. 4.203.754.698,00
Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBN
Perkembangan investasi pembangunan Cipta Karya Kabupaten Lumajang yang bersumber dari Dana APBN mengalami fluktuatif dalam kurun waktu 5 tahun, dari tahun 2008 hingga tahun 2010, investasi bidang cipta karya dari dana APBN mengalami penurunan, namun meningkat pada tahun 2012 sebagaimana tabel berikut.
Tabel 5.4
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dana APBN
Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
2.183.422.500 1.888.000.000 855.600.000 934.800.000
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD
Perkembangan investasi pembangunan Cipta Karya Kabupaten
bersumber dari Dana APBD Kabupaten juga tidak berbeda jauh yaitu fluktuatif dalam kurun waktu 5 tahun, meningkat pada tahun 2009 kemudian kembali rendah pada tahun beriktunya, namun dalam tiga tahun kemudian, nilai investasi meningat secara stabil.
Tabel 5.5
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dana APBD
Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 209.900.000 1.565.020.150
111.228.000
120.650.000
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
V-7
Untuk sasaran pengeluaran yang terjadi pada pembiayaan, pada perhitungan APBD tahun
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah (Investasi Non Permanen) sebesar
Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi 5 tahun terakhir yang
mbangunan Cipta Karya Bersumber dari APBN
Perkembangan investasi pembangunan Cipta Karya Kabupaten Lumajang yang bersumber dari Dana APBN mengalami fluktuatif dalam kurun waktu 5 tahun, dari tahun ta karya dari dana APBN mengalami penurunan,
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dana APBN
Tahun 2011 Tahun 2012
934.800.000 1.432.957.273
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD
Perkembangan investasi pembangunan Cipta Karya Kabupaten Lumajang yang bersumber dari Dana APBD Kabupaten juga tidak berbeda jauh yaitu fluktuatif dalam kurun waktu 5 tahun, meningkat pada tahun 2009 kemudian kembali rendah pada tahun beriktunya,
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dana APBD
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017
5.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 tahun
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (
menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, pe
keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan.Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah
mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.
5.3.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif
melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi
costrecovery atau Corporate Social Responsibility
Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS
Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Seda
CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
5.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya 5.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan
Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021
Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 tahun
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented
menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah.Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan.Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi
Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan
Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya Proyeksi APBD 5 tahun ke depan
BD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas . Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya
rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
V-8 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 tahun
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk
social oriented) sekaligus untuk
menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan rsampahan dan air limbah.Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara satu alternatif dalam
Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan ngkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021
Proyeksi APBD Kabupaten Lumajang 5 Tahun ke Depan
NO JENIS PENDAPATAN %
1 PENDAPATAN DAERAH
1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH
1.1.1 Pajak Daerah 21.34 1.1.2 Retribusi Daerah 62.00
1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan 1.90
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 14.76
Jumlah (1) 100
1.2 DANA PERIMBANGAN
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 4.58 1.2.2 Dana Alokasi Umum 89.33 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 6.09
Jumlah (2) 100
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
1.3.1 Hibah 0.00
1.3.2 Dana Darurat 1.14
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak Dari Propinsi Dan
Pemda Lainnya 72.21
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonoi Khusus 26.65
1.3.5 Bantuan Keuangan Dari Propinsi Dan Pemda
Lainnya 0.00
Jumlah (3) 100
Jumlah Pendapatan (1)+(2)+(3) 100
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
V-9 Tabel 5.6
Proyeksi APBD Kabupaten Lumajang 5 Tahun ke Depan
2010 2011 2012
13,013,724,267.16 13,664,410,480.52 14,347,631,004.54 15,065,012,554.77 37,809,320,738.70 39,699,786,775.64 41,684,776,114.42 43,769,014,920.14
1,158,672,732.32 1,216,606,368.93 1,277,436,687.38
9,001,057,646.83 9,451,110,529.17 9,923,666,055.63 10,419,849,358.41 60,982,775,385.00 64,031,914,154.25 67,233,509,861.96 70,595,185,355.06
30,858,014,227.44 32,400,914,938.82 34,020,960,685.76 35,722,008,720.04 601,866,028,588.98 631,959,330,018.42 663,557,296,519.35 696,735,161,345.31 41,031,726,341.73 43,083,312,658.82 45,237,478,291.76 47,499,352,206.35 673,755,769,158.15 707,443,557,616.06 742,815,735,496.86 779,956,522,271.70
0.00 0.00 0.00
359,100,000.00 377,055,000.00 395,907,750.00
22,746,150,000.00 23,883,457,500.00 25,077,630,375.00 26,331,511,893.75
8,394,750,000.00 8,814,487,500.00 9,255,211,875.00
0.00 0.00 0.00
31,500,000,000.00 33,075,000,000.00 34,728,750,000.00 36,465,187,500.00 766,238,544,543.15 804,550,471,770.31 844,777,995,358.82 887,016,895,126.76
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
2013 2014
15,065,012,554.77 15,818,263,182.51 43,769,014,920.14 45,957,465,666.14
1,341,308,521.75 1,408,373,947.83
10,419,849,358.41 10,940,841,826.33 70,595,185,355.06 74,124,944,622.81
35,722,008,720.04 37,508,109,156.05 696,735,161,345.31 731,571,919,412.58 47,499,352,206.35 49,874,319,816.66 779,956,522,271.70 818,954,348,385.29
415,703,137.50 436,488,294.38
26,331,511,893.75 27,648,087,488.44
9,717,972,468.75 10,203,871,092.19
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017
5.4.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum
menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah.Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan.Pembiayaan dari perusahaan
mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.
5.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang CK
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan seca
melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi
costrecovery atau Corporate Social Responsibility
Dasar hukum pembiayaan dengan
Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruk
CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
5.5 Analisa Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
5.5.1 Analisa Kemampuan Keuangan Daerah
Untuk memproyeksikan belanja periode 2009 yang di dasarkan pada kondisi pada periode 2004
dalam memproyeksikan belanja periode 2010 s/d 2014 adalah seba
a. Komposisi belanja tidak langsung dan belanja langsung berdasarkan urusan pemerintahanadalah sebagai berikut:
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021
Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented
menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan rti di sektor air minum, persampahan dan air limbah.Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan.Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.
Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang CK
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi
Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan
Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang
Kemampuan Keuangan Daerah
Untuk memproyeksikan belanja periode 2009 – 2014 menggunakan asumsi
yang di dasarkan pada kondisi pada periode 2004 – 2008. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam memproyeksikan belanja periode 2010 s/d 2014 adalah sebagai berikut :
Komposisi belanja tidak langsung dan belanja langsung berdasarkan urusan pemerintahanadalah sebagai berikut:
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
V-10
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk
social oriented) sekaligus untuk
menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan rti di sektor air minum, persampahan dan air limbah.Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, ra aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan tur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25
Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang
2014 menggunakan asumsi-asumsi asumsi yang digunakan gai berikut :
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017
No Urusan Pemerintahan Daerah
1. URUSAN WAJIB 1 Pendidikan 2 Kesehatan 3 Pekerjaan Umum 4 Perumahan Rakyat 5 Penataan Ruang
6 Perencanaan Pembangunan 7 Perhubungan
8 Pertanahan 9 Lingkungan Hidup
10 Kependudukan dan Catatan Sipil
11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
13 Sosial
14 Ketenagakerjaan
15 Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
16 Penanaman Modal 17 Kebudayaan
18 Kepemudaan dan Olah Raga
19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 21 Ketahanan Pangan
22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 23 Statistik
24 Kearsipan
25 Komunikasi dan Informatika 26 Perpustakaan
2. URUSAN PILIHAN 1 Pertanian 2 Kehutanan 3 Pariwisata
4 Kelautan dan Perikanan 5 Perdagangan
6 Industri 7 Ketransmigrasian
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021
Urusan Pemerintahan Daerah Belanja Tidak
Langsung
Perencanaan Pembangunan 0.34 %
0.59 % 0.00 % 1.05 % Kependudukan dan Catatan Sipil 0.35 % Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 0.00 % Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 0.71 %
0.07 % 0.34 %
dan Menengah 0.22 %
0.00 % 0.00 %
Kepemudaan dan Olah Raga 0.09 %
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 1.28 % Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 35.14 % 0.14 % Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 0.29 %
0.00 % 0.00 %
Komunikasi dan Informatika 0.00 %
0.21 %
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017
b. Belanja bunga di dasarkan pada skedul pembayaran yang sudah pasti sampai dengan tahun 2013
c. Belanja bagi hasil pendapatan kepada pemerintah desa tidak diprediksikan, mengingat selama ini hanya bantuan keuangan kepada pemerintah desa yang
d. Rata-rata prosentase komposisi jenis belanja tidak langsung terhadap total belanja tidak langsung sebagai berikut:
- Belanja Pegawai - Belanja Subsidi - Belanja Hibah
- Belanja Bantuan Sosial
- Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa - Belanja Tidak Terduga
e. Rata-rata prosentase komposisi jenis belanja langsung terhadap total b sebagai berikut:
- Belanja Pegawai
- Belanja Barang Dan Jasa - Belanja Modal
f. Kenaikan belanja tidak langsung dan belanja langsung diasumsikan sebesar 5
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut di atas proyeksi belanja untuk periode 2010 s/d 2014 sebagaimana tampak pada tabel
Estimasi Belanja Tidak Langsung
NO PEMERINTAHAN URUSAN
DAERAH 2010
1. URUSAN WAJIB 569,572,542,487.36 1 Pendidikan 285,206,726,448.18 2 Kesehatan 34,373,488,738.59 3 Pekerjaan Umum 10,065,985,390.57 4 Perumahan Rakyat
5 Penataan Ruang
6 Perencanaan Pembangunan 2,024,688,660.21 7 Perhubungan 3,439,762,897.58 8 Pertanahan
9 Lingkungan Hidup 6,158,980,216.77
10 Kependudukan dan Catatan Sipil 2,055,950,216.77
11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
12
Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera 4,178,446,820.96
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021
Belanja bunga di dasarkan pada skedul pembayaran yang sudah pasti sampai dengan
Belanja bagi hasil pendapatan kepada pemerintah desa tidak diprediksikan, mengingat selama ini hanya bantuan keuangan kepada pemerintah desa yang direalisasikan
rata prosentase komposisi jenis belanja tidak langsung terhadap total belanja tidak
77,79% 0,92% 4,90% 4,30% Kepada Pemerintah Desa 11,51%
0,58% rata prosentase komposisi jenis belanja langsung terhadap total b
9,58% Belanja Barang Dan Jasa 38,05%
52,37% Kenaikan belanja tidak langsung dan belanja langsung diasumsikan sebesar 5
asumsi tersebut di atas proyeksi belanja untuk periode 2010 s/d 2014 sebagaimana tampak pada tabel berikut.
Tabel 5.7
Estimasi Belanja Tidak Langsung Berdasaran Urusan Pemerintahan Daerah Tahun 2010 – 2014
2011 2012 2013
569,572,542,487.36 598,025,858,037.70 627,902,987,587.00 659,274,939,909.40 285,206,726,448.18 299,467,062,770.59 314,440,415,909.12 330,162,436,704.57 34,373,488,738.59 36,092,163,175.51 37,896,771,334.29 39,791,609,901.00 10,065,985,390.57 10,569,284,660.10 11,097,748,893.10 11,652,636,337.76
0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
2,024,688,660.21 2,125,923.093.22 2.232,219,247.89 2,343,830,210.28 3,439,762,897.58 3,611,751,042.46 3,792,338,594.58 3,981,955,524.31
0.00 0.00 0.00
6,158,980,216.77 6,466,755,141.74 6,790,092,898.83 7,129,597,543.77
2,055,950,216.77 2,158,747,727.60 2,266,685,113..98 2,380,019,369.68
0.00 0.00 0.00
4,178,446,820.96 4,387,369,162.00 4,606,737,620.10 4,837,074,501.11 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
V-12
Belanja bunga di dasarkan pada skedul pembayaran yang sudah pasti sampai dengan
Belanja bagi hasil pendapatan kepada pemerintah desa tidak diprediksikan, mengingat direalisasikan
rata prosentase komposisi jenis belanja tidak langsung terhadap total belanja tidak
rata prosentase komposisi jenis belanja langsung terhadap total belanja langsung
Kenaikan belanja tidak langsung dan belanja langsung diasumsikan sebesar 5%
asumsi tersebut di atas proyeksi belanja untuk periode 2010 s/d
Berdasaran Urusan Pemerintahan Daerah
2013 2014
659,274,939,909.40 692,232,924,920.53 330,162,436,704.57 346,670,558,539.80 39,791,609,901.00 41,781,190,396.05 11,652,636,337.76 12,235,268,154.64
0.00 0.00
0.00 0.00
2,343,830,210.28 2,461,021,720.79 3,981,955,524.31 4,181,053,300.52
0.00 0.00
7,129,597,543.77 7,486,077,420.96
2,380,019,369.68 2,499,020,338.17
0.00 0.00
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017 NO PEMERINTAHAN URUSAN
DAERAH 2010
13 Sosial 392,250,048.50 14 Ketenagakerjaan 1,986,882,374.73
15 Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 1,302,672,609.32 16 Penanaman Modal
17 Kebudayaan
18 Kepemudaan Olah Raga dan 511,880,023.60
19
21 Ketahanan Pangan 850,507,345.27
22
25 Komunikasi Informatika &
26 Perpustakaan 1,205,587,167.28 2. URUSAN PILIHAN 18,250,738,607.51 1 Pertanian 8,817,908,334.43 2 Kehutanan 2,678,158,438.40 3 Pariwisata
4 Kelautan Perikanan dan 1,559,355,875.61 5 Perdagangan 4,034,589,533.12 6 Industri 1,160,459,426.50 7 Ketransmigrasian
T O T A L 587,823,281,094.97
Estimasi Belanja Langsung Berdasaran Urusan Pemerintahan Daerah
No Urusan Pemerintahan Daerah 2010
1. URUSAN WAJIB 224,374,693,668.03 1 Pendidikan 19,570,682,972.75 2 Kesehatan 39,727,667,969.99 3 Pekerjaan Umum 80,595,460,375.52 4 Perumahan Rakyat 8,075,599.18 5 Penataan Ruang 420,110,042.93 6 Perencanaan Pembangunan 2,199,076,005.69 7 Perhubungan 2,281,639,142.03 8 Pertanahan 5,984,323,121.39 9 Lingkungan Hidup 177,645,563.69
10 Kependudukan Catatan Sipil dan 901,167,094.60
11 Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak 349,228,380.76 12 Keluarga Berencana 2,215,686,231.36
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021
2011 2012 2013
392,250,048.50 411,862,550.93 432,455,678.47 454,078,462.40 1,986,882,374.73 2,086,226,493.46 2,190,537,818.14 2,300,064,709.04
1,302,672,609.32 1,367,806,239.78 1,436,196,551.77 1,508,006,379.36
0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
511,880,023.60 537,474,024.78 564,347,726.02 592,565,112.32
7,537,846,761.28 7,914,739,099.34 8,310,476,054.31 8,752,999,857.02
206,601,837,838.10 216,906,618,155.97 227,727,785,711.19 239,090,977,939.79
850,507,345.27 893,032,712.54 937,684,348.16 984,568,565.57
1,679,214,725.74 1,763,175,462.02 1,851,334,235.12 1,943,900,946.88
0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
1,205,587,167.28 1,265,866,525.65 1,329,159,851.93 1,395,617,844.52 18,250,738,607.51 19,163,275,537.99 20,121,439,314.89 21,127,511,280.63 8,817,908,334.43 9,258,803,751.15 9,721,743,938.71 10,207,831,135.64 2,678,158,438.40 2,812,066,360.32 2,952,669,678 3,100,303,162.25
0.00 0.00 0.00
1,559,355,875.61 1,637,323,669.39 1,719,189,852.86 1,805,149,345.51 4,034,589,533.12 4,236,602,509.77 4,448,432,635.26 4,670,854,267.03 1,160,459,426.50 1,218,479,247.36 1,279,403,209.72 1,343,373,370.21
0.00 0.00 0.00
587,823,281,094.97 617,189,133,575.69 648,024,426,901.89 680,402,451,190.03
Tabel 5.8
Estimasi Belanja Langsung Berdasaran Urusan Pemerintahan Daerah Tahun 2010 – 2014
2011 2012 2013
224,374,693,668.03 235,593,428,351.43 247,373,099,769.00 259,741,754,757.45 19,570,682,972.75 20,549,217,121.39 21,576,677,977.46 22,655,511,876.33 39,727,667,969.99 41,714,051,368.48 43,799,753,936.91 45,989,741,633.75 80,595,460,375.52 84,625,233,394.30 88,856,495,064.02 93,299,319,817.22 8,075,599.18 8,479,379.14 8,903,348.09 9,348,515.50 420,110,042.93 441,115,545.08 463,171,322.33 486,329,888.45
2,199,076,005.69 2,309,029,805.98 2,424,481,296.28 2,545,705,361.09 2,281,639,142.03 2,395,721,099.13 2,515,507,154.09 2,641,282,511.80 5,984,323,121.39 6,283,539,277.46 6,597,716,241.34 6,927,602,053.40 177,645,563.69 186,527,841.88 195,854,233.97 205,646,945.67
901,167,094.60 946,225,449.33 993,536,721.79 1,043,213,557.88
349,228,380.76 366,689,799.80 385,024,289.79 404,275,504.28 2,215,686,231.36 2,326,470,542.93 2,442,794,070.07 2,564,933,773.58 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
V-13
Estimasi Belanja Langsung Berdasaran Urusan Pemerintahan Daerah
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017 No Urusan Pemerintahan Daerah 2010
dan Keluarga Sejahtera
13 Sosial 640,431,337.36 14 Ketenagakerjaan 1,413,715,202.30
15 Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 624,145,033.48 16 Penanaman Modal
17 Kebudayaan 155,349,830.08
18 Kepemudaan dan Olah Raga 1,009,722,500.95
19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 2,192,376,889.72
20
21 Ketahanan Pangan 565.141,122.45
22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 3,926,558,122.87 23 Statistik
24 Kearsipan 35,869,196.52
25 Komunikasi Informatika dan
26 Perpustakaan 665,578,566.85
2. URUSAN PILIHAN 11,659,431,156.72
1 Pertanian 5,087,370,363.81 2 Kehutanan 1,244,879,074.45 3 Pariwisata
4 Kelautan dan Perikanan 2,543,923,862.60 5 Perdagangan 2,205,449,572.02 6 Industri 577,808,283.84 7 Ketransmigrasian
T O T A L 236,034,124,824.75
5.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Investasi infrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan.Ketersediaan infrastruktur mencerminkan adanya investasi dan investasi yang merata mencerminkan adanya pembangunan infrastruktur yang memadai dan mampu melayani pergerakan ekonomi. Dalam konteks ini, Pemerintah dinilai banyak pihak, salah satunya KADIN, belum cukup serius dalam membangun infrastruktur apabila dilihat dari indikator alokasi anggaran infrastruktur dari total PDB
Investasi infrastruktur di Indonesia berkisar antara 5,0 hingga 7,0% dari total PDB pada paruh pertama tahun 1990
krisis moneter Asia sejak 1997, menjadi 2 hingga 3% saja dalam tahun
Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menjadi sangat menjanjikan (diatas 6,0%) apabila investasi infrastruktur dapat dinaikkan hingga sekurang
halnya negara-negara Asia lainnya seperti Filipina (3,6%), Vietnam (9,9%),bahkan India dan
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021
2011 2012 2013
640,431,337.36 672,452,904.23 706,075,549.44 741,379,326.91 1,413,715,202.30 1,484,400,962.42 1,558,621,010.54 1,636,552,061.07
624,145,033.48 655,352,285.15 688,119,899.41 722,525,894.38
0.00 0.00 0.00
155,349,830.08 163,117,321.58 171,273,187.66 179,836,847.04
1,009,722,500.95 1,060,208,626.00 1,113,219,057.30 1,168,880,010.16
2,192,376,889.72 2,301,995,734.20 2,417,095,520.91 2,537,950,296.96
58,715,043,365.56 61,650,795,533.84 64,733,335,310.53 67,970,002,076.05
565.141,122.45 593,398,178.57 623,068,087.50 654,221,491.87
3,926,558,122.87 4,122,886,029.01 4,329,030,330.46 4,545,481,846.98
0.00 0.00 0.00
35,869,196.52 37,662,656.34 39,545,789.16 41,523,078.62
0.00 0.00 0.00
665,578,566.85 698,857,495.19 733,800,369.95 770,490,388.45 11,659,431,156.72 12,242,402,714.56 12,854,522,850.29 13,497,248,992.80 5,087,370,363.81 5,341,738.882.00 5,608,825,826.10 5,889,267,117.41 1,244,879,074.45 1,307,123,028.17 1,372,479,179.58 1,441,103,138.56
0.00 0.00 0.00
2,543,923,862.60 2,671,120,055.73 2,804,676,058.52 2,944,909,861.44 2,205,449,572.02 2,315,722,050.63 2,431,508,153.16 2,553,083,560.82 577,808,283.84 606,698,698.03 637,033,632.93 668,885,314.58
0.00 0.00 0.00
236,034,124,824.75 247,835,831,065.99 260,227,622,619.29 273,239,003,750.25
Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Investasi infrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan.Ketersediaan infrastruktur mencerminkan adanya investasi dan investasi yang merata mencerminkan adanya pembangunan infrastruktur yang memadai dan mampu melayani pergerakan ekonomi. Dalam konteks ini, Pemerintah dinilai banyak pihak, salah satunya KADIN, belum cukup serius dalam membangun infrastruktur apabila dilihat dari indikator alokasi anggaran infrastruktur dari total
PDB-Investasi infrastruktur di Indonesia berkisar antara 5,0 hingga 7,0% dari total PDB paruh pertama tahun 1990-an, namun prosentase ini berkurang secara tajam setelah krisis moneter Asia sejak 1997, menjadi 2 hingga 3% saja dalam tahun-tahun belakangan ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menjadi sangat menjanjikan (diatas 6,0%) apabila investasi infrastruktur dapat dinaikkan hingga sekurang-kurangnya5,0% dari PDB, seperti negara Asia lainnya seperti Filipina (3,6%), Vietnam (9,9%),bahkan India dan
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
V-14
Investasi infrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan.Ketersediaan infrastruktur mencerminkan adanya investasi dan investasi yang merata mencerminkan adanya pembangunan infrastruktur yang memadai dan mampu melayani pergerakan ekonomi. Dalam konteks ini, Pemerintah dinilai banyak pihak, salah satunya KADIN, belum cukup serius dalam membangun infrastruktur
-nya.
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017
China berada di atas 10%, yang membuat keduanya sebagai kontributor utama per Asia yang mengesankan.
Investasi infrastruktur yang rendah juga menjadi penyebab merosotnya daya saing dan daya tarik investasi Indonesia dibandingkan negara tetangga dan negara lainnya secara global. Dalam hal daya saing global tersebut, maka Wor
menempatkan Indonesia pada ranking 54 dari 55 negara berkembang dan maju yang disurvai. Dengan demikian, tantangan pembangunan infrastruktur ke depan adalah bagaimana untuk terus meningkatkan investasi dalam pembangunan inf
kinerjanya semakin dapat diandalkan agar daya tarik dan daya saing Indonesia dalam konteks global dapat membaik.
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021
China berada di atas 10%, yang membuat keduanya sebagai kontributor utama per
Investasi infrastruktur yang rendah juga menjadi penyebab merosotnya daya saing dan daya tarik investasi Indonesia dibandingkan negara tetangga dan negara lainnya secara global. Dalam hal daya saing global tersebut, maka World Competitiveness Yearbook 2007 menempatkan Indonesia pada ranking 54 dari 55 negara berkembang dan maju yang disurvai. Dengan demikian, tantangan pembangunan infrastruktur ke depan adalah bagaimana untuk terus meningkatkan investasi dalam pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan kinerjanya semakin dapat diandalkan agar daya tarik dan daya saing Indonesia dalam konteks
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
V-15
China berada di atas 10%, yang membuat keduanya sebagai kontributor utama pertumbuhan