7
7
7.1. RPJPD Kabupaten Sampang
7.1.1. Visi dan Misi
Visi Pembangunan Kabupaten Sampang Tahun 2006-2026 adalah :
“Terwujudnya Kehidupan yang Agamis sebagai Landasan Kehidupan
Masyarakat Kabupaten Sampang yang semakin Maju, Adil, dan Sejahtera
dengan Peningkatan Produktifitas dan Daya Saing Sektor Agraris dan Maritim
serta Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri dan Investasi Berdasarkan Wawasan Pembangunan Lestari”
Secara singkat :
“Masyarakat Sampang yang Agamis, Maju, Adil, dan Sejahtera Dalam Lingkungan yang Asri dan Lestari”
Misi pembangunan Kabupaten Sampang, untuk mewujudkan visi pembangunan
tersebut adalah :
1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Sampang yang Agamis, Bermoral dan
Berbudaya adalah menyuburkan nilai-nilai agama dalam rangka mendekatkan diri
setiap insan Masyarakat Kabupaten Sampang kepada Tuhan yang Maha Esa, Tuhan
Pencipta dan Pemelihara Manusianya dan alam semesta tempat huniannya
semata-mata untuk mencari keridlaan-Nya dengan mengembangkan sikap ikhlas, sabar dan
tawakal dalam berjuang (berjihad), berbuat ihsan untuk mewujudkan tatanan
kehidupan alam semesta yang dijiwai rasa cinta dan kasih saying;
2. Mewujudkan Masyarakat Sampang yang Maju adalah menciptakan kualitas
Masyarakat Kabupaten Sampang yang berwawasan keilmuan, berkepribadian,
berbudaya tinggi dan dalam kehidupan yang aman;
3. Mewujudkan Masyarakat Sampang yang Adil dan Demokratis adalah menegakkan
kehidupan demokratis dalam pengelolaan kepentingan dan aspirasi Masyarakat
Kabupaten;
4. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Sampang yang Sejahtera adalah meningkatkan
kuatitas kehidupan masyarakat;
5. Mewujudkan Peningkatan Produktifitas dan Daya Saing Sektor Agraris dan Maritim
adalah meningkatkan nilai tambah yang lebih tinggi pada produk-produk yang
dihasitkan di sektor agraris dan maritime
6. Mewujudkan Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri dan Investasi adalah
memanfaatkan peluang yang terbuka pasta pembangunan Jembatan Suramadu
(Surabaya-Madura) untuk pengembangan kawasan industri dan investasi balk bagi
investor dalam negeri maupun luar negeri yang ingin mendapatkan lahan
pembangunan industrinya dengan harga yang lebih murah dan jarak transportasi
yang dekat dan lancar ke pusat kota Surabaya atau pelabuhan internasional;
7. Mewujudkan Lingkungan yang Asri dan Sumber Daya Alam (SDA) yang Lestari
Berbasis Pembangunan Berwawasan Lingkungan hidup adalah memperbaiki
pengelolaan kawasan dan sumberdaya alam secara produktif yang bernilai
kerindangan, sehat, indah dan terbaharui;
7.1.2. Arah Pembangunan Daerah
Tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2006 - 2026 adalah mewujudkan
Masyarakat agraris, maritim, dan industri yang agamis, maju dan sejahtera sebagai landasan
bagi tahap pembangunan berikutnya menuju Masyarakat Kabupaten Sampang yang adil,
Sebagai ukiran tercapainya visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Sampang
hingga 20 tahun mendatang, yang terdiri 4 (empat) periode pembangunan jangka menengah
(PJM), diarahkan pada pencapaian secara bertahap sasaran-sasaran pokok sebagai berikut :
1. Terwujudnya Kehidupan Masyarakat Sampang yang Agamis, Bermoral dan
Berbudaya, ditunjukkan oleh :
a. Berkembangnya kegiatan dakwah, majelis-majelis taklim dan jumlah jama'ah
yang semakin banyak yang diikuti dengan semakin banyaknya para da'i yang
sejuk dan naskah-naskah kajian yang memberi turitutan yang benar dalam
beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Semakin kuatnya aqidah dalam menja[ankan syariat agama yang ditandai dengan
semakin meningkatnya jumlah tempat ibadah dan jama'ahnya yang disertai
semaraknya kegiatan ibadahnya serta meningkatnya kesadarah dan inisiatif
Masyarakat dalam penerapan syari'ah secara bijak dalam kehidupan politik,
ekonomi, sosial dan budaya Masyarakat.
c. Semakin banyaknya warga Masyarakat yang berketetapan hali bekerja istiqomah
(bekerja sungguh-sungguh, tuntas dan berkesinambungan) dalam urusan duniawi
yang dijiwai sifat syukur (memanfaatkan waktu, tenaga dan sumberdaya
sebaik-baiknya), sabar (tahan uji terhadap berbagai permasalahan untuk tetap berdaya
upaya dan mencari celahcelah atau kemungkinan-kemungkinan untuk daDat
mencapai misi tujuannya), dan tawakal (setatu menggantungkan pertolongan
dan petunjuk-Nya agar mengharapkan hash yang terbaik menurut pandangan
Yang Maha Kuasa dan senang menerima apapun bentuk hash usahanya dengan
segala akibatnya).
d. Semakin berkembangnya rasa persaudaraan sesama ummat beragama yang
disertai dengan sikap perilaku yang mencerminkan sikap kasihsayang, kejujuran
dan keterbukaan, serta kesopanan dan keramahtamahan dalam pergaulan sosial
yang disertai dengan menguatnya kegiatan gotong royong, tolong-menolong dan
meningkatnya penunaian infaq, zakal dan sedekah kepada fakir-miskin secara
melembaga.
e. Semakin menguatnya budi pekerti yang luhur (akhlaqul karimah) dalam pergaulan
dengan meningkatnya perhalian orang tua kepada pendidikan anak-anaknya baik
untuk urusan agama maupun duniawi, menguatnya kedamaian rumah tangga
yang ditandai dengan menurunnya angka talak dan perceraian, anak-anak
ter[antar dan kriminalitas remaja.
f. Terciptanya hubungan yang santun, menghargai dan toleran (emphaty) antar
ummat beragama yang ditandai dengan meningkatnya interaksi
g. antar ummat beragama dengan sikap yang simpatik, menurunnya provokasi, adu
domba dan konflik antar ummat beragama. Terus menurunnya angka
pelanggaran tindakan asusila, judi, minuman keras, kriminatitas dan
penyatahgunaan narkoba.
2. Terwujudnya Masyarakat Sampang yang Maju, yang ditunjukkan oleh:
a. Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang retatif merata dan berkesinambungan
dengan laju pertumbuhan yang tebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk
sehingga pendapatan perkapita terns meningkat secara signifikan hingga tahun
2026 dengan pengurangan tingkat pengangguran dan jumlah penduduk miskin
yang signifikan setiap periode pembangunan jangka menengah.
b. Kuatitas SDM yang makin meningkat, termasuk peran perempuan dalam
pembangunan. Secara umum peningkatan kualitas SDM ditandai dengan
meningkatnya Indeks Prestasi Murid (IPM) dan Indeks Prestasi Guru (IPG),
meningkatnya peringkat Human Development Index (HDI) secara signifikan serta
tercapainya pertumbuhan penduduk atami yang rendah dan pertumbuhan
penduduk absolut terkendati dan seimbang, serta semakin banyaknya kreatifitas
produk Masyarakat yang memperoleh hak paten.
c. Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berbasis sumberdaya lokal dan
keunggulan kompetitif di berbagai bidang strategic baik menyangkut
kelembagaannya, pelayanan publik maupun produk-produk unggulannya. Sektor
pertanian, perkebunan, kehutanan, pesisir dan kelautan yang menjadi basis
aktivitas ekonomi dikelota semakin efisien dan menghasilkan komoditi
berkualitas baik untuk kebutuhan pokok lokal maupun komoditi-komoditi
unggutan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih tugs, industri agrobis
internasional menjadi motor pengge;-ak perekonomian daerah dan semakin
intensifnya pengembangan kawasan industri dan investasi baik dalam negeri
maupun acing yang berwawasan lingkungan hidup pasta pembangunan jembatan
Suramadu.
d. Tersusunnya jaringan infrastruktur perhubungan yang terintegrasi satu sama lain,
maju, handal dan setaras dengan kebutuhan pengembangan kawasan industri
dan investasi. Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai
kebutuhan, termasuk keseluruhan elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi
pedesaan dapat terpenuhi. Terse tengga ra nya pelayanan pas, internet dan
telekomunikasi yang semakin efisien dan modern yang menjadi tandasan
semakin kuat menuju Masyarakat informasi.
e. Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan
fungsi sumber daya air, pengelotaan dan pemanfaatannya yang semakin efisien
dengan jangkauan Masyarakat yang semakin tugas, dan tercukupinya kebutuhan
air bersih layak minum untuk Masyarakat miskin dengan swakelola setiap periode
pembangunan.
f. Meningkatnya profesionalisme aparatur daerah untuk mewujudkan tata
pemerintahan (good Governance) yang baik, responsif, kemitraan, transparah dan
akuntabel dengan pelayanan publik yang prima dan mampu mendukung
pembangunan berkesinambungan Kabupaten Sampang.
3. Terwujudnya Masyarakat Sampang yang Adil dan Demokratis, yang ditunjukkan oleh
:
a. Meningkatnya tingkat pemerataan pendapatan, kebutuhan pokok, pelayanan
pendidikan dan kesehatan, sandang, perumahan, peluang mendapatkan
pekerjaan, pemerataan peluang memperoleh modal, saraha produksi, teknologi
dan manajerial dalam meningkatkan mutu kerja dan usaha Masyarakat.
b. Terwujudnya konsolidasi demokrasi pada berbagai aspek kehidupan politik yang
dapat diukur dengan adanya pemerintah yang berdasarkan hukum, birokrasi yang
profesional yang berpihak pada Masyarakat kecil, Masyarakat sipil, Masyarakat
c. Terciptanya supremasi hukum dan penegakan HAM yang bersumber pada
Pancasila dan UUD 1945 serta tertatanya sistem hukum yang mencerminkan
kebenaran, keadilan, akomodatif dan aspiratif tanpa diwarnai diskriminasi.
d. Meningkatnya frekuensi konsultasi dan dialog publik segenap kelembagaan
demokrasi partai politik, legislatif, eksekutif, yudikatif termasuk kepolisian dan
kejaksaan, dan media massa dalam memahami dan memperjuangkan aspirasi
Masyarakat secara adil dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
e. Meningkatnya jumlah dan aktivitas, serta interaksi positif antar lembaga swadaya
Masyarakat dalam pengelolaan urusan dan kepentingannya sendiri maupun
urusan publik pada umumnya.
f. Semakin banyaknya jumlah peraturan daerah, peraturan pemerintah daerah,
peraturan pemerintah desa yang diundangkan dengan terlebih dahulu
menyelenggarakan konsultasi publik dengan segenap pengemban kepentingan
(stakeholders) terkait. Terus meningkatnya daya tanggap aparat pemerintah,
transparansi dalam pengelolaan setiap urusan, terus meningkatnya publikasi
dasar-dasar pertimbangan yang dibuat ketika para pejabat pemerintah
mengambil penetapan kebijakan publik.
g. Media masa terus berkembang sebagai sumber informasi, baik cetak maupun
radio, televisi maupun telpon seluler, dan terus semakin banyaknya warga
Masyarakat yar.g memiliki atau berlangganan media cetak, radio, televisi, dan
telekomunikasi. Berkurangnya desas-desus campur tangan ataupun sensor atau
tekanan yang mengurangi kebebasan media menyampaikan berita yang faktual.
4. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Sampang yang Sejahtera, yang ditunjukkan
oleh:
a. Tercukupinya kebutuhan dasar Masyarakat yang meliputi pangan, sandang, dan
papan; terns meningkatnya jumlah warga Masyarakat yang dapat memenuhi
hak-haknya untuk mendapatkan penghasilan misimal sehingga dapat
menyelenggarakan kehidupan yang layak.
b. Tersedianya pusat-pusat pelayanan kesehatan yang memadai terutama
posyandu, puskesmas, dan rumah sakit sehingga dapat terpenuhi hakhak warga
kesehatan dan terbebaskannya segenap fakir miskin dari semua biaya pelayanan
kesehatan dasar termasuk obatobatan, serta terpenuhinya lingkungan hunian
dan kawasan yang sehal. Misiniatnya peristiwa wabah penyakit menutar dan
endemi; terjaminnya gizi dan kesehatan anak dan balita dari pemerintah sebagai
tanggungjawab terhadap generasi; serta tersedianya ruang publik yang semakin
memadai untuk kegiatan olah raga dan rekreasi.
c. Segenap warga masyarakat terpenuhi hak-haknya untuk mendapatkan
pendidikan dasar 9 tahun dan tersedia peluang yang memadai untuk pendidikan
lanjut dengan tercukupinya saraha dan prasaraha sekolah mulai jenjang pra
sekolah hingga sekolah lanjutan tingkat atas (SETA); semakin meningkatnya
Indeks prestasi murid (IPM) dan Indeks Prestasi guru (IPG) dan meningkatnya
peringkat HDI setiap periode pembangunan jangka menengah.
d. Telah melembaganya sistem keamanan lingkungan (siskamling) baik swakarsa
maupun swadaya setiap kawasan pemukiman, perdagangan, perkantoran,
maupun pada fasilitas-fasilitas publik ; Tenaga polisi pamong praja yang memadai
dan profesional, tersedianya pos-pos polisi secara proporsional dengan jumlah
dan sebarah masyarakat, terselenggarahya patron secara rutin dan pembinaan
polisi sipil yang efektif.
e. Tidak adanya penangkapan dan intimidasi terhadap warga Masyarakat dalam
menyalurkan kemerdekaan dalam berkreasi dan mengenlUkakan pendapat
secara sertanggungjawab.
5. Terwujudkan Peningkatan Produktifitas dan Daya Saing Sektor Agraris dan Maritim,
yang ditunjukkan oleh :
a. Meningkatnya jumlah dan kuatitas komoditi serta omset penjuatan
produk-produk unggulan yang dihasilkan di sektor agraris dan maritim dengan tingkat
yang signifikan dalam setiap periode pembangunan jangka menengah.
b. Semakin kokohnya infrastruktur ekonomi yang ditandai dengan semakin
meningkatnya jumlah lembaga keuangan dan nasabah yang dilayani terutama
bank-bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat, Koperasi Kredit dan
lembaga-lembaga keuangan mikro swadaya Masyarakat serta tersedianya perusahaan
c. Semakin meningkatnya jumlah saraha pasar dan perdagangan dalam tingkat
yang signifikan dalam setiap periode pembangunan jangka menengah.
d. Semakin kuat, dan kompetitifnya UMKM (Usaha Menengah, Kecil Dan Mikro)
didalam merespon pasar lokal, regional, nasional maupun internasional sehingga
mampu menjadi pondasi penguatan ekonomi lokal
e. Semakin kokohnya kelembagaan sistem Master di dalam pengembangan sektor
industri maupun sektor UMKM.
f. Meningkatnya jumlah lembaga-lembaga konsuttan manajemen dan teknik, dan
semakin berkembangnya telekomunikasi dan internet, serta terns meningkatnya
tenaga-tenaga profesional di berbagai'bidang dalam tingkat yang signifikan
dalam setiap periode pembangunan jangka menengah.
g. Semakin efisiennya manajemen usaha yang ditandai dengan meningkatnya nilai
keuntungan yang diperoleh, jangkauan pasar yang semakin Was, dan pendapatan
kanyawan yang semakin tinggi dalam setiap periode pembangunan jangka
menengah.
h. Meningkatnya perkembangan penggunaan teknologi maju dan tepat guna dalam
proses produksi, pelayanan jasa, dan admisistrasi secara signifikan dalam setiap
periode pembangunan jangka menengah.
6. Tercapainya Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri dan Investasi, yang
ditunjukkan oleh :
a. Adanya lembaga otoritas khusus daerah yang semakin efektif yang bertugas
menyusun kebijakan daerah dan koordinasi instansi pemerintah baik vertikal
maupun horisontal dalam pembangunan kawasan industri dan investasi yang
berwawasan lingkungan hidup pasca pembangunan jembatan Suramadu.
b. Terbitnya perda tentang pengembangan kawasan industri dan investasi yang
mengatur penetapan kawasan, prinsip-prinsip pengelotaan, hakhak, kewajiban
dan larahgan pengembang dan pengusaha pengguna, dan kesertaan Masyarakat
dalam aktivitas pengembangan dan perusahaan pengguna kawasan, serta hal-hal
c. Meningkatnya pembangunan kawasan industri dan investasi yang berwawasan
lingkungan hidup baik dari segi lugs area maupun prasaraha kawasan secara
signifikan dalam setiap periode pembangunan jangka panjang.
d. Meningkatnya nilai investasi secara signifikan dan satuan usaha industri yang di
bangun setiap periode pembangunan.
e. Meningkatnya angka partisipasi Masyarakat lokal dalam pembangunan kawasan
industri dan investasi maupun perusahaan industri yang ada di kawasan tersebut.
7. Terwujudnya Sampang yang Asri dan Lestari, yang ditunjukkan oleh :
a. Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan SDA dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi dan daya
dukung. dan kemampuan pemulihannya kawasan lindung dan konservasi baik di
darat maupun di laut.
b. Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan kekhasan SDA baik di darat
maupun di laut untuk mewujudkan nilai tambah dan daya saing Masyarakat, serta
modal pembangunan Kabupaten Sampang.
c. Meningkatnya kesadarah, sikap mental, dan perilaku Masyarakat dalam
pengelolaan SDA dan pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk menjaga
kenyamanan dan kualitas kehidupan.
d. Meningkatnya pemanfaatan SDA dan efisiensi pengelolaan proses produksi baik
di darat dan laut yang berwawasan lingkungan hidup dengan penerapan
teknologi organik yang semakin meluas ditandai dengan meningkatnya
kesuburan dan berkurangnya tingkat pencemarah baik di darat, sungai, maupun
laut serta meningkatnya pendapatan petani, nelayan dan para penambang.
7.2. RTRW Kabupaten Sampang
7.2.1. Tujuan dan Kebijakan Umum Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Sampang
Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Sampang adalah
“Mewujudkan Kabupaten berbasis agropolitan ditunjang industri, pariwisata, dan potensi lokal bagi pemerataan pembangunan berkelanjutan”
Berdasarkan tujuan penataan ruang tersebut, kebijakan umum penataan ruang,
adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan agropolitan, industri dan pariwisata;
2. Pemantapan struktur pusat pelayanan dan pengendalian perkembangan kawasan
perkotaan;
3. Pengembangan kelengkapan sistem sarana dan prasarana wilayah pada agropolitan,
industri dan pariwisata;
4. Pemantapan, pelestarian, dan perlindungan kawasan lindung secara berkelanjutan
berbasis kearifan lokal;
5. Pengembangan kawasan budidaya secara bersinergis dengan agropolitan, industri
berbasis pertanian, dan pariwisata;
6. Pengembangan wilayah pesisir dan pulau kecil di Kabupaten secara berkelanjutan;
7. Peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara.
Skenario pengembangan wilayah, dipaparkan menjadi 2 kelompok besar yaitu
Struktur Ruang, Pola Ruang dan Kawasan Strategis.
7.2.2. Struktur Ruang
7.2.2.1.Kondisi yang Diharapkan
Kondisi yang diharapkan pada struktur ruang Kabupaten Sampang adalah sebagai
berikut :
1. Sistem Pusat Permukiman
Pengembangan konsep growth pole dengan mengembangkan wilayah selatan
dengan harapan tercipta trickle down effect ke wilayah tengah, sehingga dapat
mengurangi kesenjangan wilayah di Kabupaten Sampang.
2. Sistem Prasarana Wilayah :
a. Peningkatan dan pengembangan jaringan jalan di wilayah utara dan selatan guna
mendukung pengembangan Jembatan Suramadu, dilengkapi dengan sarana dan
prasarana pendukung (terminal dan pelabuhan), diharapkan pula terjadi
peningkatan jalan hingga ke desa-desa;
b. Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa skala regional;
c. Mengembangkan kawasan industri dan agropolitan sesuai dengan potensi lokal
Kabupaten Sampang.
7.2.2.2.Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang
Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah terdiri atas :
1. Kebijakan pengembangan sistem pusat permukiman :
a. Mengarahkan struktur permukiman pusat perkotaan secara berhirarki dan
mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan agar tidak cenderung
memusat ke arah kawasan metropolitan di Kabupaten Sampang
b. Distribusi pemanfaatan ruang terbangun kawasan perkotaan secara merata untuk
mencegah kawasan permukiman padat
c. Pengembangan pusat-pusat perdesaan yang akan membentuk pusat-pusat
pelayanan secara mandiri
d. Peningkatan sistem perdesaan yang mendorong pembentukan pusat pelayanan
kaawasan perdesaan secara mandiri untuk mendorong peningkatan kualitas
hidup dan SDM di kawasan perdesaan.
e. Peningkatan akses pelayanan sarana dan prasarana lingkungan di pusat
permukiman kawasan perdesaan untuk mendorong peningkatan kualitas hidup
dan SDM di kawasan perdesaan.
f. Peningkatan keterkaitan antar kawasan perdesaan dengan kawasan perkotaan
mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di wilayah pedesaan, khususnya
yang berbasis pada sector pertanian dan industri.
g. Pembentukan sistem agropolitan banyuates-Sokobanah-Ketapang (Basoket) di
kawasan perdesaan.
2. Kebijakan pengembangan sistem prasarana wilayah
a. Menata sistem sarana dan prasarana wilayah secara berhirarki dan merata;
b. Mengembangkan sistem jaringan transportasi yang mendorong interaksi
kegiatan antar satuan wilayah pengembangan, mendorong pemerataan
pembangunan dan memudahkan pergerakan serta distribusi hasil produksi.
7.2.2.3.Rencana Sistem Perkotaan
Rencana untuk pembentukan pusat pelayanan yang terintegrasi dan berhirarki di
Sampang dengan :
1. Pengembangan dan pemantapan Perkotaan Sampang sebagai Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) atau sebagai ibukota kabupaten;
2. Pengembangan perkotaan Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp), yaitu perkotaan
Kedungdung dan perkotaan Ketapang, serta;
3. Pengembangan perkotaan ibukota kecamatan yang bukan sebagai PKLp, yaitu
sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK).
Setiap kawasan perkotaan akan memiliki jangkauan pelayanan tertentu sesuai
Gambar 7.1 Pembagian Wilayah Pengembangan dan Arahan Fungsi Kegiatan
Rencana sistem perwilayahan di Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut :
1. PKL (Perkotaan Sampang)
Meliputi Kecamatan Sampang, Camplong, Sreseh, Torjun, Jrengik dan Pangarengan,
dengan perkotaan Sampang sebagai pusatnya.
Fungsi kegiatan : perdagangan skala regional dan local, pertanian, pariwisata,
perikanan, industri, jasa transportasi angkutan darat dan laut, jasa pemerintahan
umum skala regional.
Arah pengembangan WP selatan :
a. Wilayah pengembangan ini berperan sebagai pusat pertumbuhan skala regional
dengan skala pelayanan Kabupaten Sampang, terutama pada sektor
b. Pengembangan kawasan perkotaan dikonsentrasikan pada wilayah ibukota
Kabupaten Sampang dengan arah pengembangan kegiatan diarahkan ke wilayah
utara, barat dan timur keluar dari pusat kota untuk pemerataan pembangunan.
c. Pengembangan infrastruktur untuk mendukung fungsi pengembangan yang akan
menjadi kutub pertumbuhan untuk mendukung wilayah tengah. Infrastruktur
yang direncanakan diantaranya pelabuhan dan TPI (Camplong), terminal tipe B
(Torjun), pembangunan stadion olah raga (Kecamatan Sampang).
d. Pengembangan koridor kawasan perbatasan Sampang – Bangkalan yang
tentunya membutuhkan pengelolaan kegiatan koordinatif dengan Pemkab
Bangkalan, tentunya dalam pengentasan backward region (kawasan tertinggal)
yang terdapat di beberapa lokasi di wilayah Kecamatan Jrengik, Sreseh dan
Torjun, terutama dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih dan sarana
utilitas lainnya.
e. Pengembangan koridor jalan arteri primer yang menjadi akses utama antar
kabupaten di Pulau Madura dalam tujuan mengoptimalkan fungsinya sebagai
sarana kegiatan ekonomi antara wilayah.
2. PKLp I (perkotaan Ketapang)
Wilayah layanannya meliputi Kecamatan Ketapang, Banyuates dan Sokobanah.
Fungsi pengembangan utama sebagai pusat pengembangan kawasan agroindustri,
perikanan laut dan holtikultura.
Fungsi kegiatan : industri dan pergudangan skala regional, perdagangan skala
regional dan local, agroindustri, perkebunan dan holtikultura, perikanan, pariwisata,
dan jasa transportasi darat.
Arah pengembangan WP Utara :
a. Wilayah pengembangan utara memiliki peran strategis karena terletak pada
pengembangan jaaringan jalan lintas utara Madura dan terletak pada
pengembangan pelabuhan peti kemas di wilayah Bangkalan yang berskala
internasional.
b. Pengembangan kawasan agropolitan dengan mengembangkan keterhubungan
antara lokasi produksi dan lokasi pemasaran pada kawasan perkotaan dan
pengembangan sector kegiatan di kawasan ini disesuaikan dengan perencanaan
masterplan kawasan agropolitan termasuk pengembangan struktur wilayah dan
prioritas pengembangan komoditi eksotis unggulan. Direncanakan untuk
pembangunan terminal agribisnis berada pada Kecamatan Ketapang.
c. Pengembangan koridor jalan arteri primer yang menjadi akses utama antar
kabupaten di Pulau Madura dalam tujuan mengoptimalkan fungsinya sebagai
sarana kegiatan ekonomi antar wilayah di pulau ini.
d. Optimalisasi sumber daya air melalui waduk Nipah di Kecamatan Banyuates yang
menjadi sumber utama bagi kegiatan agraris di wilayah cluster ini dan
mendukung produksi untuk agropolitan.
3. PKLp II (perkotaan Kedungdung)
Wilayah layanannya meliputi Kecamatan Kedungdung, Robatal, Karangpenang,
Omben dan Tambelangan. Fungsi pengembangan utama wilayah adalah sebagai
pengembangan kawasan peternakan, tanaman pangan dan perkebunan, serta
industri.
Fungsi kegiatan : perdagangan skala lokal, industri kecil, peternakan, kehutanan dan
konservasi, pertanian, perkebunan dan holtikultura, pertambangan dan migas.
Arahan pengembangan WP Tengah :
a. Wilayah pengembangan ini memiliki peran sebagai penghasil komoditi
perkebunan dan holtikutura dengan komoditi yang akan dikembangkan
diantaranya kedelai, tembakau dan sorgum. Selain itu juga direncanakan sebagai
kawasna peternakan dan industry serta konservasi.
b. Pengembangan linkage system dengan bernasis pada konsep interaksi kota yang
menghubungkan antara wilayah ini dengan wilayah Kecamatan Sampang.
c. Untuk mendukung keterkaitan tersebut dibutuhkan pengembangan akses
jaringan jalan yang menghubungkan antar kecamatan di cluster ini dan antara
cluster II dengan Kecamatan Sampang, Kedungdung dan Robatal.
d. Cluster tengah Barat memiliki peranan sebagai wilayah pengembangan pada
bagian tengah sebelah barat Kabupaten Sampang dengan pusat pada IKK
e. Pengembangan perkotaan Kedungdung sebagai sentra kegiatan utama di
kawasan ini sebagai titik aglomerasi kegiatan agraris dari wilayah satelitnya.
f. Pengembangan koridor kolektor primer sampan Ketapang dalam tujuan untuk
mengoptimalkan fungsinya sebgai sarana kegiatan ekonomi di wilayah tengah
Kabupaten Sampang.
g. Optimalisasi sumberdaya di wilayah DAS Kemuning dan Waduk Klampis yang
menjadi sumber utama bagi kegiatan agraris di cluster ini.
Pengembangan linkage system kota dengan berbasis pada konsep interaksi kota yang
menghubungkan interaksi perkotaan Kedungdung dengan wilayah satelitnya.
Tabel 7.1 Klasifikasi dan Sistem Permukiman
No. Kecamatan Klasifikasi
Perkotaan
Usulan Fungsi
Perkotaan Usulan Pengembangan Sarpras
1. Sreseh Kecil PPK Peningkatan Akses ke Pangarengan
dan Jrengik
2. Torjun Cukup kecil PPK Terminal tipe B
3. Pangarengan Kecil PPK
4. Sampang Besar PKL Perdagangan dan Jasa Regional
5. Camplong Sedang PPK Pelabuhan dan TPI
6. Omben Kecil PPK perdagangan skala kecamatan dan
peningkatan akses ke Karangpenang-Omben dan Kedungdung-Karangpenang-Omben
7. Kedungdung Cukup Kecil PKLp Perdagangan dan jasa regional dan
peningkatan akses ke Tambelangan, Sub terminal
8. Jrengik Kecil PPK
9. Tambelangan Kecil PPK Peningkatan Akses ke Banyuates
10. Banyuates Cukup kecil PPK
11. Robatal Kecil PPK
12. Karangpenang Kecil PPK
13.
Ketapang Sedang PKPl Perdagangan dan jasa regional, TPI,
sub terminal
14. Sokobanah Cukup Kecil PPK
Sumber : RTRW Kabupaten Sampang 2009-2029
7.2.2.4.Rencana Sistem Perdesaan
Pengelolaan kawasan perdesaan adalah dengan meningkatkan fungsi kawasan
ekonomi berbasis pertanian. Strategi pengelolaannya tetap dengan menintensifkan
keterkaitan desa-kota melalui pengembangan kawasan agropolitan.
Kegiatan pokok yang dilakukan untuk pengelolaan kawasan perdesaan adalah:
1. Pemantapan dan pengembangan kawasan agropolitan yang strategis dan potensial.
2. Pemantapan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan perdesaan dalam
pengelolaan kegiatan pertanian, kelautan, perikanan, agribisnis dan agroindustri.
3. Konsep pengelolaannya adalah dengan pola pengembangan agropolis pada area
distrik/unit pedesaan di wilayah pusat-pusat desa pertumbuhan, dengan tetap dalam
suatu jaringan sistem kota secara regional dan disertai dengan pembangunan dan
perbaikan fasilitas perhubungan antara agropolitan distrik menuju kota-kota
disekitarnya sebagai pusat pemasaran dan distribusi barang.
7.2.3. Pola Ruang
7.2.3.1.Kondisi yang Diharapkan
Kondisi yang diharapkan pada pola ruang Kabupaten Sampang adalah sebagai
berikut :
a. Pengembangan potensi ekonomi lokal, antara lain berupa pengembangan
sumberdaya kelautan, potensi migas di Selat Madura, potensi agropolitan,
potensi pertambangan galian C (tanah liat, phosfat, batu gamping);
b. Pembangunan infrastruktur, seperti jembatan, gedung olah raga, Waduk nipah,
TPI dan pelabuhan;
c. Memaksimalkan potensi air bersih untuk mencukupi kebutuhan masa
mendatang;
d. Mereduksi bencana, seperti banjir dan abrasi, yang sering terjadi.
7.2.3.2.Kebijakan Pengembangan Pola Ruang
Untuk mencapai kondisi pola ruang sesuai deng yang diharapkan, perlu adanya
1. Kebijakan pemantapan kawasan lindung :
a. Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak
kualitas air sungai, kondisi fisik dasar sungai serta mengamankan aliran sungai.
b. Melindungi waduk dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian
fungsi waduk.
c. Melindungi kawasan sempadan pantai dari kegiatan budidaya yang dapat
mengganggu kondisi lingkungan dan kelestarian hidup biota laut di sekitar pantai.
d. Pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas
lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran.
e. Perlindungan pada kawasan rawan bencana alam untuk mengeliminasi dampak
yang ditimbulkan oleh peristiwa bencana alam.
2. Kebijakan pengelolaan kawasan budidaya :
a. Memanfaatkan hasil hutan secara terbatas yang eksploitasinya dilakukan dengan
cara tebang pilih;
b. Memanfaatkan hasil hutan, yang eksploitasinya dilakukan baik dengan cara
tebang pilih maupun tebang habis;
c. Memanfaatkan potensi hutan pada kawasan yang pemanfaatannya dapat
dialihkan untuk kegiatan lain.
d. Mengembangkan areal produksi perkebunan terutama untuk komoditas utama
dengan memanfaatkan potensi/kesesuaian lahan, serta mengembangkan
kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering.
e. Mengembangkan kawasan prioritas yang memiliki obyek wisata, dengan harapan
terjadi dampak positif bagi kawasan-kawasan lainnya.
f. Kawasan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan
fasilitas penunjang lainnya.
g. Mengembangkan kawasan permukiman kota sebagai tempat pemusatan
penduduk yang ditunjang oleh penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang
h. Mengembangkan kawasan pemukiman yang terkait dengan kegiatan budidaya
pertanian yang tersebar sesuai dengan potensi pertanian.
i. Mengembangkan kawasan yang mempunyai potensi bahan galian strategis/vital
untuk kegiatan-kegiatan penyelidikan umum, dan eksploitasi yang termasuk
dalam wilayah kuasa pertambangan.
7.2.3.3.Rencana Pola Ruang
A. Hutan Lindung
Berdasarkan data pada Kabupaten Dalam Angka Kabupaten Sampang tahun 2009 bahwa
luas kawasan hutan lindung di Kabupaten Sampang yaitu kurang lebih 58,40 Ha yang
terletak Kecamatan Torjun seluas 20,80 Hektar dan Kecamatan Jrengik seluas 37,60 Ha.
Adapun arahan pengelolaan kawasan ini adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan fungsi lindung pada area yang telah mengalami alih fungsi melalui
pengembangan vegetasi tegangan tinggi yang mampu memberikan perlindungan
terhadap permukaan tanah dan mampu meresapkan air;
b. Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan;
c. Pengawasan dan pemantauan untuk pelestarian kawasan konservasi dan hutan
lindung;
d. Penetapan larangan untuk melakukan berbagai usaha dan/atau kegiatan kecuali
berbagai usaha dan/atau kegiatan penunjang kawasan lindung yang tidak
mengganggu fungsi alam dan tidak mengubah bentang alam serta ekosistem
alam;
e. Pengaturan berbagai usaha dan/atau kegiatan yang tetap dapat
mempertahankan fungsi lindung;
f. Pencegahan berkembangnya berbagai usaha dan/atau kegiatan yang
mengganggu fungsi lindung;
g. Penerapan ketentuan yang berlaku tentang Analisis Mengenai Dampak
kawasan lindung yang mempunyai dampak besar dan penting bagi lingkungan
hidup;
h. Percepatan rehabilitasi lahan milik masyarakat yang termasuk kriteria kawasan
lindung dengan melakukan penanaman pohon lindung yang dapat digunakan
sebagai perlindungan kawasan bawahannya yang dapat diambil hasil hutan
non-kayunya;
i. Percepatan rehabilitasi hutan/reboisasi hutan lindung dengan tanaman yang
sesuai dengan fungsi lindung dengan sistem strip cropping;
j. Penerapan ketentuan-ketentuan untuk mengembalikan fungsi lindung kawasan
yang telah terganggu fungsi lindungnya secara bertahap dan berkelanjutan
sehingga dapat mempertahankan keberadaan hutan lindung untuk kepentingan
hidrologis.
k. Melakukakan program pembinaan, penyuluhan kepada masyarakat dalam upaya
pelestarian kawasan lindung dan kawasan rawan bencana.
B. Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan yang berfungsi untuk melindungi kelestarian suatu manfaat atau suatu fungsi
tertentu, baik yang merupakan bentukkan alami maupun buatan.
Adapun kriteria kawasan perlindungan setempat, terdiri dari :
a. Kawasan perlindungan setempat (KPS) sekitar mata air, ditetapkan dengan radius
200 meter, dan direncanakan secara merata di seluruh Kabupaten Sampang
b. Kawasan perlindungan setempat (KPS) sekitar waduk/danau, yang lebarnya
antara 50 – 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
c. Kawasan perlindungan setempat (KPS) sekitar sempadan sungai terdiri atas
sungai di kawasan bukan permukiman sekurang-kurangnya 100 meter dan anak
sungai sekurang-kurangnya 50 meter, dan direncanakan secara merata di seluruh
wilayah Kabupaten Sampang.
d. Kawasan perlindungan setempat (KPS) sekitar sempadan pantai secara umum
ditetapkan sekurang-kurangnya 100 meter dari titik pasang tertinggi untuk
kawasan pesisir, sedangkan sekurang-kurangnya 130 x rata-rata perbedaan
e. Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) sekitar sempadan pantai berhutan bakau
minimal 130 kali rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan
diukur dari garis air surut terendah kearah darat yang merupakan habitat hutan
bakau/mangrove. Adapun kawasan perlindungan mangrove meliputi sepanjang
Pantai Selatan dikecamatan Sreseh, Jrengik, Pengarengan, Sampang dan
Kecamatan Camplong. Sedangkan kawasan sempadan pantai berada di pantai
utara berada di Kecamatan Banyuates, Kecamatan Ketapang dan Sokobanah.
f. Ruang Terbuka Hijau Perkotaan, tersebar di seluruh wilayah di Kabupaten
Sampang, dan secara umum harus dilakukan perlindungan kawasan. Dalam
beberapa kondisi atau untuk kepentingan tertentu maka sebagian kawasan
lindung ini dapat digunakan untuk kawasan budidaya, tetapi harus dilakukan
dalam batasan tertentu.
C. Kawasan Sempadan Sungai
Arahan pengelolaan sempadan sungai adalah bantaran sungai harus bebas dari bangunan
kecuali untuk bangunan inspeksi.
D. Kawasan Sempadan Pantai
Kawasan sempadan pantai di wilayah utara Kabupaten Sampang sepanjang ± 38 km
meliputi Kecamatan Sokobanah, Kecamatan Ketapang dan Kecamatan Banyuates,
sedangkan wilayah pantai selatan sejauh ± 48 km meliputi Kecamatan Camplong,
Sampang, Torjun dan Sreseh. Sehingga untuk luasan kawasan sempadan pantai di
Kabupaten Sampang seluas ± 860 Ha.
Arahan pengelolaan sempadan pantai adalah sebagai berikut :
a. Perlindungan kawasan sempadan pantai 100 meter dari pasang tertinggi dilarang
mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas pantai;
b. Pada sempadan pantai selatan dan sebagian kawasan pantai utara yang
merupakan pesisir terdapat ekosistem bakau, terumbu karang, padang lamun,
dan estuaria harus dilindungi dari kerusakan;
c. Hutan bakau yang ada di pantai selatan, alih fungsi bakau untuk tambak diijinkan
untuk dilakukan penanaman bakau, maka dilakukan penanaman sehingga
menambah area bakau di Kabupaten Sampang.
d. Pada kawasan sepanjang pantai yang termasuk sebagai kawasan lindung
memiliki fungsi sebagai kawasan budidaya seperti: permukiman perkotaan dan
perdesaan, pariwisata, pelabuhan, pertahanan dan keamanan, serta kawasan
lainnya. Pengembangan kawasan ini harus dilakukan sesuai dengan peruntukan
lahan yang telah ditentukan dalam rencana tata ruang kawasan pesisir;
e. Melakukan sistem peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya bencana;
f. Memantapkan kawasan lindung di daratan untuk menunjang kelestarian kawasan
lindung pantai;
g. Bangunan di pantai diarahkan di luar sempadan pantai, kecuali bangunan yang
harus ada di sempadan pantai seperti dermaga, tower penjaga keselamatan
pengunjung pantai;
E. Kawasan Sekitar Mata Air
Arahan kegiatan pengelolaan sekitar mata air antara lain :
a. Penetapan perlindungan pada sekitar mata air ini adalah minimum berjari-jari 200
meter dari sumber mata air tersebut jika di luar kawasan permukiman dan 100
meter jika di dalam kawasan permukiman. Terutama sungai Kemuning, sumber
mata air Omben, sumber air Prajjan di Camplong dan Sumber air di Ketapang
Timur (pajung). Dengan demikian di sekitar kawasan sumber air dapat ditanami
dengan jenis tanaman yang dapat mengikat air, sehingga kawasan di sekitar
sumber air juga dapat digunakan sebagai daerah resapan.
b. Untuk mata air yang terletak pada kawasan lindung, maka perlindungan
sekitarnya tidak dilakukan secara khusus, sebab pada kawasan lindung tersebut
sudah sekaligus berfungsi sebagai perlindungan terhadap lingkungan dan air.
F. Kawasan Sekitar Danau/Waduk
Pemantapan terhadap kawasan sekitar waduk dan mata air di wilayah Kabupaten
Sampang adalah Waduk Klampis yang terdapat di wilayah Kecamatan Kedungdung
Jrengik seluas 65,12 ha dan Torjun seluas 2,40 ha dengan demikian dapat ditentukan luas
kawasan lindung setempat disekitar waduk adalah kurang lebih 128,92 ha.
Arahan kegiatan pengelolaan waduk antara lain:
a. Perlindungan sekitar waduk/danau Klampis dan Nipah untuk kegiatan yang
menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber
air;
b. Waduk Klampis dan Waduk Nipah selain untuk irigasi, pengendali air, perikanan,
sumber energi listrik juga untuk pariwisata. Untuk itu diperlukan pelestarian
waduk beserta seluruh tangkapan air di atasnya;
c. Pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan penutup tanah
atau ground cover untuk melindungi pencemaran dan erosi terhadap air; serta
d. Membatasi dan tidak boleh menggunakan lahan secara langsung untuk bangunan
yang tidak berhubungan dengan konservasi waduk.
G. Sempadan Irigasi
Arahan pengelolaan kawasan sempadan irigasi, melalui :
a. Perlindungan sekitar saluran irigasi atau sebagai sempadan saluran irigasi
dilarang mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas
air irigasi;
b. Bangunan sepanjang sempadan irigasi yang tidak memiliki kaitan dengan
pelestarian atau pengelolaan irigasi dilarang untuk didirikan;
c. Saluran irigasi yang melintasi kawasan permukiman ataupun kawasan perdesaan
dan perkotaan yang tidak langsung mengairi sawah maka keberadaannya
dilestarikan dan dilarang untuk digunakan sebagai fungsi drainase;
d. Melestarikan kawasan sumber air untuk melestarikan debit irigasi;
e. Perlindungan sekitar mata air untuk kegiatan yang menyebabkan alih fungsi
lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air; dan
f. Pembuatan sistem saluran bila sumber dimanfaatkan untuk air minum atau
H. Cagar Alam Laut
Kawasan cagar alam laut di Kabupaten Sampang berupa kawasan perlindungan terumbu
karang terdapat hampir di sepanjang kawasan pesisir di Kabupaten Sampang khususnya
di Pulau Mandangin. Rencana kawasan cagar alam laut sebesar kurang lebih 10 ha.
Arahan pengelolaan terumbu karang adalah sebagai berikut:
a. Pelestarian, perlindungan, perbaikan/rehabilitasi dan peningkatan kondisi/
kualitas ekosistem terumbu karang.
b. Meningkatkan efektifitas penegakan hukum terhadap kegiatan yang dilarang
oleh hukum (pengeboman, penggunaan alat tangkap yang tidak sesuai,
pembuangan Iimbah dan sebagainya),
c. Memantau dan mengevaluasi kondisi terumbu karang untuk melihat adanya
kecenderungan peningkatan atau penurunan prosentase karang hidup,
d. Memetakan seluruh gugusan terumbu karang,
e. Menetapkan kawasan konservasi terumbu karang,
f. Melakukan rehabilitasi terumbu karang.
g. Peningkatan partisipasi masyarakat untuk menciptakan mekanisme kerjasama,
koordinasi dan kemitraan antara pemerintah Kabupaten Sampang dengan
masyarakatnya. Program yang dapat dikerjakan sehubungan dengan strategi
tersebut adalah:
h. Meyakinkan masyarakat tentang manfaat jangka panjang yang berkelanjutan dari
konservasi dan pengelolaan terumbu karang,
i. Mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat pengguna atau yang kehidupannya
bergantung pada ekosistem terumbu karang pada upaya konservasi dan
pengelolaan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan
pengawasannya.
j. Pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pengembangan usaha ekonomi secara
terpadu. Program yang dapat dikerjakan sehubungan dengan strategi tersebut
adalah: Mengembangkan program-program penyuluhan mengenai konservasi
terumbu karang dan mengembangkan mata pencaharian alternatif yang bersifat
k. Pengembangan kapasitas dan kapabilitas pemerintah dan masyarakat daerah
dalam menyusun dan melaksanakan program-program pengelolaan ekosistem
terumbu karang berdasarkan keseimbangan antara eksploitasi sumberdaya dan
lingkungan hidup yang sesuai dengan nilai-nilai kearifan masyarakat maupun
karakteristik biofisik dan ekonomi wilayah.
I. Sempadan Hutan Bakau / Mangrove.
Kawasan perlindungan hutan bakau/ mangrove meliputi pantai selatan Kabupaten
Sampang antara lain di Kecamatan Sampang, Camplong, Kecamatan Sreseh, Kecamatan
Pengarengan, Kecamatan Jrengik.
Arahan pengelolaan sempadan Hutan Bakau adalah sebagai berikut :
a. Pengelolaan kawasan pantai berhutan bakau dilakukan melalui penanaman
tanaman bakau dan nipah di pantai.
b. Pengembangan kegiatan budidaya di kawasan pantai berhutan bakau
c. Kegiatan budidaya yang dikembangkan harus disesuaikan dengan karakteristik
setempat dan tetap mendukung fungsi lindungnya;
d. Untuk tetap menjaga fungsi lindungnya maka perlu adanya rekayasa teknis dalam
pengembangan kawasan pantai berhutan bakau;
e. Pengembangan kawasan pantai berhutan bakau harus disertai dengan
pengendalian pemanfaatan ruang;
f. Koefisien dasar kegiatan budidaya terhadap luas hutan bakau maksimum 30 %.
J. Pelestarian Alam
Kawasan Pelestarian Alam pada wilayah Kabupaten Sampang terdapat di Kecamatan
Sampang yaitu Kawasan wisata Goa Lebar dengan luas yang direncanakan sebesar
kurang lebih 1,5 Ha.
Arahan yang diterapkan dalam mengelola kawasan ini ditetapkan sebagai berikut :
a. Mengupayakan pengembalian fungsi lindung pada wilayah yang telah dibuka,
dengan reboisasi sesuai jenis tumbuhan dengan tegakan yang dapat memberikan
b. Pengelolaan kawasan penyangga dengan tanaman produktif dengan tegakan
yang dapat memberikan fungsi lindung, seperti durian, kapuk randu.
K. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
1. Lingkungan Bangunan Non gedung :
a. Situs Ratu Ebu di Kecamatan Sampang
b. Situs Sumur Daksan di Kecamatan Sampang
c. Pebabaran di Kecamatan Sampang
2. Lingkungan Bangunan Gedung dan Halamannya
a. Candi Mandangin di Kecamatan Sampang
Arahan pengelolaan untuk kawasan cagarbudaya adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan pelestarian pada bangunan peninggalan sejarah dan budaya.
b. Pada kawasan sekitar bangunan cagar budaya harus dikonservasi untuk
kelestarian dan keserasian benda cagar budaya, berupa pembatasan
pembangunan, pembatasan ketinggian, dan menjadikan tetap terlihat dari
berbagai sudut pandang;
c. Menetapkan pembatasan bangunan yang terdapat disekitar kawasan cagar
budaya.
d. Sebagai obyek daya tarik wisata sejarah.
L. Kawasan Rawan Bencana
1. Tanah Longsor
a. Kawasan Rawan Tanah Longsor Daerah yang rawan terhadap longsor di
Kabupaten Sampang meliputi wilayah perbukitan dengan prosentase terbesar
terdapat pada daerah perbukitan karena memiliki kelerengan yang lebih tinggi
dan sangat rentan terhadap longsor khususnya disekitar wilayah tengah
Kabupaten Sampang.
• Pencegahan yaitu segala upaya dan kegiatan yang dilaukan untuk
meniadakan sebagian atau seluruh akibat bencana.
• Mitigasi, yaitu upaya dan kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau
memperkecil ancaman bencana. Mitigasi dibedakan atas 3 (tiga) tahapan,
yaitu :
- Tahap sebelum bencana, yaitu kegiatan peringatan dini, penyebaran
informasi dan penyuluhan tentang bahaya longsor yang akan terjadi pada
suatu daerah rawan bencana longsor;
- Saat bencana, yaitu dengan memberikan pertolongan berupa
pemeriksaan longsor dan membentuk satuan tugas khusus dalam
menanggulangi bencana longsor; serta
- Sesudah bencana, yaitu pemulihan-perbaikan sarana prasarana dasar,
rehabilitasi dan rekonstruksi daerah yang terkena bencana longsor.
2. Gelombang Pasang
Di wilayah pesisir selatan Kabupaten Sampang yang mengalami abrasi adalah di
wilayah Kecamatan Camplong. Adanya abrasi ini disebabkan karena rusaknya dan
berkurangnya hutan mangrove yang menjadi barrier dari abrasi ini. Untuk
meminimalisir adanya abrasi ini maka rehabilitasi dan reboisasi hutan mangrove
sangat diperlukan.
3. Banjir
Arahan preventif dalam mengatasi masalah banjir adalah :
• Daya dukung lingkungan diupayakan seimbang dengan beban penduduk
• Tata ruang dan pembudidayaan dataran banjir disesuaikan dengan adanya
kemungkinan/resiko tergenang banjir (flood plan management). Untuk itu
diperlukan adanya peta resiko banjir pada wilayah perencanaan serta
pembagian zona/klasifikasi lahan di dataran banjir (flood plan zoning) yang
disesuaikan dengan tingkat kerawanannya terhadap genangan banjir.
• Semua kegiatan dan pembangunan fisik yang berada di dataran banjir
menyesuaikan dengan tata ruang yang telah memperhatikan adanya resiko
genangan banjir, penyesuaian antara lain meliputi: jenis peruntukan lahan,
jenis/tipe bangunan, struktur bangunan, elevasi dasar bangunan, material
• Flood proofing yang dilaksanakan oleh masyarakat/swasta secara mandiri
untuk melindungiaset mereka baik secara individual maupun kolektif.
• Tata ruang dan seluruh kegiatan pembangunan dan pembudidayaan DAS
yang menunjang konservasi air dan tanah antara lain dengan penghijauan dan
reboisasi, terasering, sumur resapan, waduk/situ/kolam penampung air hujan.
• Prakiraan banjir dan peringatan dini kepada masyarakat yang tinggal di
dataran banjir
• Penetapan sempadan sungai yang diikuti dengan penegakan hukum dan pola
hidup masyarakat yang mencintai lingkungan/sungai.
• Sedangkan untuk mengatasi banjir secara menyeluruh diperlukan
upaya-upaya baik secara struktur dan secara nonstruktur.
Dalam melakukan pengendalian banjir perlu disusun strategi agar dapat dicapai hasil
yang diharapkan. Strategi pengendalian banjir meliputi :
a. Pengendalian tata ruang
Pengendalian tata ruang dilakukan dengan perencanaan penggunaan ruang
sesuai kemampuannya dengan mepertimbangkan permasalahan banjir,
pemanfaatan lahan sesuai dengan peruntukannya, penegakan hukum terhadap
pelanggaran rencana tata ruang yang telah memperhitungkan Rencana Induk
Pengembangan Wilayah Sungai
b. Pengaturan debit banjir
Pengaturan debit banjir dilakukan melalui kegiatan pembangunan dan
pengaturan: bendungan dan waduk banjir, tanggul banjir, palung sungai,
pembagi atau pelimpah banjir, daerah retensi banjir, dan sistem polder.
c. Pengaturan daerah rawan banjir
Pengaturan daerah rawan banjir dilakukan dengan cara :
• Pengaturan tata guna lahan dataran banjir (flood plain management).
• Penataan daerah lingkungan sungai seperti: penetapan garis sempadan
sungai, peruntukan lahan dikiri kanan sungai, penertiban bangunan
disepanjang aliran sungai.
Peningkatan peran masyarakat dalam pengendalian banjir diwujudkan dalam
:
- Pembentukan forum peduli banjir sebagai wadah bagi masyarakat untuk
berperan dalam pengendalian banjir.
- Bersama dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam menyusun
dan mensosialisasikan program pengendalian banjir.
- Mentaati peraturan tentang pelestarian sumberdaya air antara lain tidak
melakukan kegiatan kecuali dengan ijin dari pejabat yang berwenang
untuk :
o Mengubah aliran sungai;
o Mendirikan, mengubah atau membongkar bangunan-bangunan di
dalam atau melintas sungai.
o Membuang benda -benda / bahan-bahan padat dan atau cair ataupun
yang berupa limbah ke dalam maupun di sekitar sungai yang
diperkirakan atau patut diduga akan mengganggu aliran,
o Pengerukan atau penggalian bahan galian golongan C dan atau bahan
lainnya.
d. Pengaturan untuk mengurangi dampak banjir terhadap masyarakat
Pengaturan untuk mengurangi dampak banjir terhadap masyarakat dilakukan
dengan :
• Penyediaan informasi dan pendidikan
• Rehabilitasi, rekonstruksi dan atau pembangunan fasilitas umum
• Melakukan penyelamatan, pengungsian dan tindakan darurat lainnya;
• Penyesuaian pajak;
• Asuransi banjir.
e. Pengelolaan Daerah Tangkapan Air
Pengelolaan daerah tangkapan air dalam pengendalian banjir antara lain dapat
dilakukan melalui kegiatan:
• Pengaturan dan pengawasan pemanfaatan lahan (tata guna hutan, kawasan
budidaya dan kawasan lindung);
• Konservasi tanah dan air baik melalui metoda vegetatif, kimia, maupun
mekanis;
• Perlindungan/konservasi kawasan-kawasan lindung.
f. Penyediaan Dana
Penyediaan dana dapat dilakukan dengan cara :
• Pengumpulan dana banjir oleh masyarakat secara rutin dan dikelola sendiri
oleh masyarakat pada daerah rawan banjir.
• Penggalangan dana oleh masyarakat umum di luar daerah yang rawan banjir
• Penyediaan dana pengendalian banjir oleh Pemerintah dan Pemerintah
Daerah.
M. Kawasan Lindung Geologi
Kawasan rawan bencana alam geologi di Kabupaten Sampang terdiri dari kawasan rawan
bencana gerakan tanah dan kawasan rawan bencana abrasi pantai.
Kawasan rawan bencana gerakan tanah meliputi: Kecamatan Omben; Kecamatan
Kedungdung; Kecamatan Jrengik; Kecamatan Tambelangan; Kecamatan Ketapang; dan
Kecamatan Sokobanah.
Kawasan rawan bencana abrasi pantai meliputi: Kecamatan Camplong; Kecamatan
Sampang; Kecamatan Sokobanah; dan Kecamatan Ketapang.
N. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Air Tanah
Luas kawasan perlindungan air tanah diperkirakan kurang lebih 30.560 Ha dimana
terdapat pada 4 kecamatan antara lain Kecamatan Sampang, Kecamatan Omben,
Kedungdung dan Robatal.
Arahan pada kawasan ini berupa prinsip pengendalian antara lain:
• Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan rawan longsor dilakukan dengan
mencermati konsistensi kesesuaian antara pemanfaatan ruang dengan
rencana tata ruang kawasan strategis atau rencana detail tata ruang.
• Dalam peruntukan ruang kawasan rawan longsor harus memperhitungkan
• Tidak diizinkan atau dihentikan kegiatan yang mengganggu fungsi lindung
kawasan rawan longsor dengan tingkat risiko tinggi terhadap kawasan
demikian mutlak dilindungi dan dipertahankan fungsi lindungnya.
O. Kawasan Lindung Lainnya
Kawasan perlindungan lainnya di Kabupaten Sampang adalah kawasan terumbu karang.
Penetapan kawasan konservasi sumberdaya ikan berupa terumbu karang ditetapkan di
sekitar Pulau Mandangin yang berada di Selat Madura.
Arahan pengelolaan kawasan terumbu karang melalui:
• Perlindungan sekitar kawasan sumberdaya ikan untuk kegiatan yang
menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas
sumberdaya alam tersebut.
• Membatasi dan tidak boleh menggunakan lahan secara langsung untuk
bangunan yang tidak berhubungan dengan konservasi sumberdaya ikan.
7.2.4. Kawasan Strategis
Kebijakan penetapan kawasan strategis di wilayah Kabupaten Sampang adalah sebagai
berikut :
1. Pelestarian dan peningkatan fungsi sesuai dengan daya dukung lingkungan hidup
sehingga terwujud pemanfaatan ruang yang berkelanjutan mendukung kehidupan di
wilayah Kabupaten Sampang.
2. Peningkatan dan pemantapan kawasan agar dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi wilayah dan mendorong peran wilayah Kabupaten Sampang dalam
perkembangan wilayah propinsi dan nasional.
3. Pengembangan kawasan tertinggal untuk mewujudkan pemerataan pembangunan
dan mengurangi kesenjangan antar wilayah di Kabupaten Sampang, meningkatkan
7.3. RPJMD Kabupaten Sampang 2013 – 2018
7.3.1. Visi dan Misi
Untuk memadukan gerak langkah setiap unsur organisasi dan masyarakat untuk
mengarahkan dan menggerakkan segala sumber daya yang ada dalam menciptakan
Kabupaten Sampang sebagaimana yang dicita-citakan, Visi Kabupaten Sampang Tahun 2013 – 2018 adalah :
“Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat”
Sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata segenap komponen
penyelenggara pemerintahan dalam mewujudkan visi, Misi Kabupaten Sampang Tahun 2013
– 2018 adalah :
1. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Profesional.
2. Meningkatkan Pelayanan Dasar yang BerkualitasdanTerjangkau.
3. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah sesuai daya dukung lingkungan.
4. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas.
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan.
Artikulasi dan keterkaitan antara Visi dan Misi terpapar di atas diuraikan lebih rinci
pada Tabel 7.3.
7.3.2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan pembangunan daerah ini ditetapkan untuk memberikan arah terhadap
program pembangunan Kabupaten secara umum. Sementara sasaran merupakan hasil yang
diharapkan dari suatu tujuan (goal) yang telah ditetapkan.
Tabel 7.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Sampang Tahun 2013 - 2018
No Misi Tujuan Sasaran
1. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan
Meningkatkan tata kelola pemerintahan
1. Meningkatnya efektifitas kelembagaan
pemerintahan
No Misi Tujuan Sasaran
3. Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan daerah
4. Meningkatnya peran legislatif dalam tugas
pemerintahan
5. Meningkatnya kualitas pengelolaan
keuangan dan aset daerah
6. Meningkatnya pengelolaan pertanahan
7. Meningkatnya kualitas perencanaan,
penganggaran dan pengendalian program
8. Tersedianya dokumen statistik daerah
9. Meningkatnya Pengelolaan arsip Pemerintah
daerah yang tertib, rapi dan handal
10.Meningkatnya kenyamanan, ketertiban dan
keamanan lingkungan
1. Meningkatnya pemerataan dan kualitas
pendidikan pada semua jenjang pendidikan
2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
3. Meningkatnya penanganan penyandang
masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
4. Meningkatnya cakupan pena-nganan korban
bencana alam
5. Meningkatnya kualitas pelayanan
administrasi kependudukan
6. Meningkatnya pelayanan transmigrasi
7. Meningkatnya Sarana dan Prasarana
Infrastruktur Daerah
8. Meningkatnyaketersediaan air baku dan
irigasi
9. Tersedianya akses air minum
10.Meningkatnya rekonstruksi sarana dan
prasarana akibat bencana alam
11.Meningkatnya penataan kawasan sesuai
dengan RTRW
12.Cakupan layanan informasi dan komunikasi.
13.Meningkatnya pelayanan bidang
perhubungan
14.Meningkatnya perumahan sehat dan layak
huni
15.Terpeliharanya kesenian dan kebudayaan
daerah
16.Meningkatnyaorganisasi kepemudaan dan
olah raga daerah
17. Meningkatnya minat baca masyarakat
18.Tertanganinya korban perdagangan manusia
dan KDRT
No Misi Tujuan Sasaran
pemerintahan dan pembangunan
20.Meningkatnya pelayanan KB dan KS
21.Meningkatnya ketersediaan, aksesibilitas,
penganekaragaman dan keamanan pangan 3. Mengoptimalkan
1. Meningkatnya pemanfaatan lahan produksi
2. Meningkatnya pemanfaatan teknologi yang
mendorong pertambahan nilai potensi wilayah
3. Meningkatnya kualitas pengelolaan LH
4. Meningkatnya pengelolaan energi dan
sumber daya mineral
5. Menurunnya luas lahan kritis
4. Meningkatkan
1. Meningkatnya nilai investasi
2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas
Koperasi & UMKM
3. Meningkatnya partisipasi angkatan kerja
4. Meningkatnya kontribusi sektor indutri
5. Meningkatnya produksi sektor pertanian,
peternakan, dan perkebunan
6. Meningkatnya kinerja sektor perdagangan
7. Meningkatnya jumlah kunjungan wisata
8. Meningkatnya produksi hasil kelautan dan
perikanan
9. Meningkatnya produksi hasil hutan
5. Meningkatkan
1. Meningkatnya program pemberdayaan
masyarakat
2. Terpenuhinya perda yang dilakukan
konsultasi publik
3. Meningkatnya pengelolaan pemerintahan
Tabel 7.3 Artikulasi dan Keterkaitan antara Visi dan Misi
No Uraian Penjelasan Visi Misi Penjelasan Misi
1. Birokrasi
sehat Birokrasi yang mampu melaksanakan fungsi–fungsinya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan secara efektif, efisien, dan ekonomis
Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Profesional
Pemerintahan yang responsive terhadap perubahan lingkungan strategis dan berorientasi pada
kepentingan masyarakat. Perbaikan/Penyempurnaan menyangkut aspek kelembagaan, manajemen sumberdaya manusia, system dan prosedur baik pada tingkat Pemerintah Kabupaten Sampang maupun Satuan Kerja Perangkat Daerah
2. Masyarakat
kuat Masyarakat yang memiliki kemandirian secara sosial dan ekonomi, serta senantiasa mampu beradaptasi dengan terjadinya perubahan lingkungan strategis (pada tingkat tertentu, mampu menjadi subyek dari perubahan)
Meningkatkan
Pelayanan Dasar yang Berkualitas dan Terjangkau
Upaya Pemerintah Kabupaten Sampang untuk memenuhi layanan dasar yang berkualitas dan terjangkau yang menjadi hak masyarakat, khususnya layanan pendidikan, kesehatan, danpenyediaan infrastruktur. Berbagai program pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini belum sepenuhnya berhasil memberikan pelayanan dasar tersebut secara merata dan berkeadilan, baik dari aspek kuantititas maupun kualitas sehingga upaya-upaya peningkatan perlu dilakukan secara berkelanjutan.
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas
Pembangunan pada bidang perekonomian daerah bersifat simultan dan sinergis antara upaya–upaya meningkatkan pertumbuhan yang tinggi dan pemerataan. Upaya-upaya dalam memperbesar kapasitas perekonomian daerah (pertumbuhan yang tinggi) dilakukan bersamaan dengan upaya-upaya pemerataan manfaatnya bagi masyarakat
Meningkatkan
Kemampuan masyarakat berpartisipasi aktif
No Uraian Penjelasan Visi Misi Penjelasan Misi
3. Lingkungan
bersahabat Lingkungan fisik dan non fisik yang mendukung terwujudnya perikehidupan yang aman dan nyaman sehingga setiap elemen masyarakat dapat mengembangkan potensi dan
kapasitasnya.
Mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah sesuai daya dukung lingkungan
Memanfaatkan potensi wilayah yang dimiliki lebih menjamin keberlanjutan upaya pembangunan
dibandingkan berbasis sumberdaya dari luar betapapun dalam jangka waktu tertentu mungkin memberikan manfaat jauh lebih besar
4. Bermartaba
7.4. Skenario Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Sampang
Sebagaimana diketahui, RPIJMD merupakan penjabaran lebih lanjut dan pengisian dari
RPJMD. Progam Investasi Jangka Menengah merupakan penjabaran lebih lanjut dan
pengisian dari RPJMD. RPIJMD diterjemahkan secara Teknis dan Finansial dalam bentuk
Program Investasi Jangka Menengah.
Skenario pembangunan infrastruktur Kabupaten Sampang dikompilasi dari usulan
kegiatan untuk rencana program jangka menengah di dalam Lampiran Dokumen RPJMD,
yang penyusunannya telah mengacu pada RTRWK Sampang dan RPJPD Sampang.
Mengingat sumber dari skenario yang tersusun dalam bentuk pentahapan ini adalah
menurut SKPD penanggung jawab, yang mana kegiatan yang dirumuskan masih bersifat
indikatif, maka perlu kiranya untuk dikaji lebih lanjut. Aspek kelayakan yang menyangkut
aspek teknis, pendanaan, dampak dan kelembagaan sangat menentukan kesiapan
pelaksanaan dari program/kegiatan tersebut.
Sesuai dengan pemahaman Visi Kabupaten Sampang Tahun 2013 – 2018, yakni :
“Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat,” maka skenario pembangunan infrastruktur
Tabel 7.4 Skenario Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Sampang
SKPD Penanggung
Jawab
Program Kegiatan Tujuan Satuan Target
SKPD Penanggung
Jawab
Program Kegiatan Tujuan Satuan Target
SKPD Penanggung
Jawab
Program Kegiatan Tujuan Satuan Target
2018 yang bersih, indah dan sejuk.
Pemeliharaan dekorasi kota
Gerakan Sampang Kotaku
kebijakan bid. Lingkungan hidup
SKPD Penanggung
Jawab
Program Kegiatan Tujuan Satuan Target
2018
Pagu Indikatif
2015 2016 2017 2018
Peningk. Konservasi daerah
tangkapan air & sumber air
Pengendalian & pengawasan
pemanfaatan sumber daya alam
Perenc. & penyusunan prog. Pemb.pengend. SDA & lingk. Hidup
polusi & pencemaran
Peningkatan Kinerja Aparatur Pengelolaan Persampahan dan Lingkungan
Mediasi, ekspos, sosialisasi dan pertemuan dengan seluruh
Pemeliharaan RTH Taman kota Terciptanya lingkungan yang bersih,Indah dan sejuk
ha 1,7932
Penambahan tanaman
peghijauan 235 pohon Pohon
4.350
prasarana jalan lingkungan Peningkatan kualitas
SKPD Penanggung
Jawab
Program Kegiatan Tujuan Satuan Target
2018
prasarana air bersih Ltr/dtk 168879,6
Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar terutama bagi Masyarakat Miskin (DAK)
Melakukan kajian dan evaluasi terhadap kegiatan berjalan dan sebelumnya evaluasi perijinan jasa konstruksi
Tertatanya bangunan dan lingkungan dengan baik
Badan
SKPD Penanggung
Jawab
Program Kegiatan Tujuan Satuan Target
2018
Pagu Indikatif
2015 2016 2017 2018
Pengelolaan &
Pengembangan Taman
Pemeliharaan PJU
Terciptanya lingkungan yang terang dan indah di sepanjang jalan tersebar seluruh kabupaten Sampang
Titik
lampu 3.700
Penambahan PJU 140 MC, 140 TL
Titik