• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.1. RPJPD Kabupaten Sampang 7.1.1. Visi dan Misi - DOCRPIJM 78111afb17 BAB VIIBAB 7 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN SAMPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "7.1. RPJPD Kabupaten Sampang 7.1.1. Visi dan Misi - DOCRPIJM 78111afb17 BAB VIIBAB 7 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN SAMPANG"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

7

7

7.1. RPJPD Kabupaten Sampang

7.1.1. Visi dan Misi

Visi Pembangunan Kabupaten Sampang Tahun 2006-2026 adalah :

“Terwujudnya Kehidupan yang Agamis sebagai Landasan Kehidupan

Masyarakat Kabupaten Sampang yang semakin Maju, Adil, dan Sejahtera

dengan Peningkatan Produktifitas dan Daya Saing Sektor Agraris dan Maritim

serta Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri dan Investasi Berdasarkan Wawasan Pembangunan Lestari”

Secara singkat :

“Masyarakat Sampang yang Agamis, Maju, Adil, dan Sejahtera Dalam Lingkungan yang Asri dan Lestari”

Misi pembangunan Kabupaten Sampang, untuk mewujudkan visi pembangunan

tersebut adalah :

1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Sampang yang Agamis, Bermoral dan

Berbudaya adalah menyuburkan nilai-nilai agama dalam rangka mendekatkan diri

setiap insan Masyarakat Kabupaten Sampang kepada Tuhan yang Maha Esa, Tuhan

Pencipta dan Pemelihara Manusianya dan alam semesta tempat huniannya

semata-mata untuk mencari keridlaan-Nya dengan mengembangkan sikap ikhlas, sabar dan

tawakal dalam berjuang (berjihad), berbuat ihsan untuk mewujudkan tatanan

kehidupan alam semesta yang dijiwai rasa cinta dan kasih saying;

(2)

2. Mewujudkan Masyarakat Sampang yang Maju adalah menciptakan kualitas

Masyarakat Kabupaten Sampang yang berwawasan keilmuan, berkepribadian,

berbudaya tinggi dan dalam kehidupan yang aman;

3. Mewujudkan Masyarakat Sampang yang Adil dan Demokratis adalah menegakkan

kehidupan demokratis dalam pengelolaan kepentingan dan aspirasi Masyarakat

Kabupaten;

4. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Sampang yang Sejahtera adalah meningkatkan

kuatitas kehidupan masyarakat;

5. Mewujudkan Peningkatan Produktifitas dan Daya Saing Sektor Agraris dan Maritim

adalah meningkatkan nilai tambah yang lebih tinggi pada produk-produk yang

dihasitkan di sektor agraris dan maritime

6. Mewujudkan Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri dan Investasi adalah

memanfaatkan peluang yang terbuka pasta pembangunan Jembatan Suramadu

(Surabaya-Madura) untuk pengembangan kawasan industri dan investasi balk bagi

investor dalam negeri maupun luar negeri yang ingin mendapatkan lahan

pembangunan industrinya dengan harga yang lebih murah dan jarak transportasi

yang dekat dan lancar ke pusat kota Surabaya atau pelabuhan internasional;

7. Mewujudkan Lingkungan yang Asri dan Sumber Daya Alam (SDA) yang Lestari

Berbasis Pembangunan Berwawasan Lingkungan hidup adalah memperbaiki

pengelolaan kawasan dan sumberdaya alam secara produktif yang bernilai

kerindangan, sehat, indah dan terbaharui;

7.1.2. Arah Pembangunan Daerah

Tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2006 - 2026 adalah mewujudkan

Masyarakat agraris, maritim, dan industri yang agamis, maju dan sejahtera sebagai landasan

bagi tahap pembangunan berikutnya menuju Masyarakat Kabupaten Sampang yang adil,

(3)

Sebagai ukiran tercapainya visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Sampang

hingga 20 tahun mendatang, yang terdiri 4 (empat) periode pembangunan jangka menengah

(PJM), diarahkan pada pencapaian secara bertahap sasaran-sasaran pokok sebagai berikut :

1. Terwujudnya Kehidupan Masyarakat Sampang yang Agamis, Bermoral dan

Berbudaya, ditunjukkan oleh :

a. Berkembangnya kegiatan dakwah, majelis-majelis taklim dan jumlah jama'ah

yang semakin banyak yang diikuti dengan semakin banyaknya para da'i yang

sejuk dan naskah-naskah kajian yang memberi turitutan yang benar dalam

beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Semakin kuatnya aqidah dalam menja[ankan syariat agama yang ditandai dengan

semakin meningkatnya jumlah tempat ibadah dan jama'ahnya yang disertai

semaraknya kegiatan ibadahnya serta meningkatnya kesadarah dan inisiatif

Masyarakat dalam penerapan syari'ah secara bijak dalam kehidupan politik,

ekonomi, sosial dan budaya Masyarakat.

c. Semakin banyaknya warga Masyarakat yang berketetapan hali bekerja istiqomah

(bekerja sungguh-sungguh, tuntas dan berkesinambungan) dalam urusan duniawi

yang dijiwai sifat syukur (memanfaatkan waktu, tenaga dan sumberdaya

sebaik-baiknya), sabar (tahan uji terhadap berbagai permasalahan untuk tetap berdaya

upaya dan mencari celahcelah atau kemungkinan-kemungkinan untuk daDat

mencapai misi tujuannya), dan tawakal (setatu menggantungkan pertolongan

dan petunjuk-Nya agar mengharapkan hash yang terbaik menurut pandangan

Yang Maha Kuasa dan senang menerima apapun bentuk hash usahanya dengan

segala akibatnya).

d. Semakin berkembangnya rasa persaudaraan sesama ummat beragama yang

disertai dengan sikap perilaku yang mencerminkan sikap kasihsayang, kejujuran

dan keterbukaan, serta kesopanan dan keramahtamahan dalam pergaulan sosial

yang disertai dengan menguatnya kegiatan gotong royong, tolong-menolong dan

meningkatnya penunaian infaq, zakal dan sedekah kepada fakir-miskin secara

melembaga.

e. Semakin menguatnya budi pekerti yang luhur (akhlaqul karimah) dalam pergaulan

(4)

dengan meningkatnya perhalian orang tua kepada pendidikan anak-anaknya baik

untuk urusan agama maupun duniawi, menguatnya kedamaian rumah tangga

yang ditandai dengan menurunnya angka talak dan perceraian, anak-anak

ter[antar dan kriminalitas remaja.

f. Terciptanya hubungan yang santun, menghargai dan toleran (emphaty) antar

ummat beragama yang ditandai dengan meningkatnya interaksi

g. antar ummat beragama dengan sikap yang simpatik, menurunnya provokasi, adu

domba dan konflik antar ummat beragama. Terus menurunnya angka

pelanggaran tindakan asusila, judi, minuman keras, kriminatitas dan

penyatahgunaan narkoba.

2. Terwujudnya Masyarakat Sampang yang Maju, yang ditunjukkan oleh:

a. Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang retatif merata dan berkesinambungan

dengan laju pertumbuhan yang tebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk

sehingga pendapatan perkapita terns meningkat secara signifikan hingga tahun

2026 dengan pengurangan tingkat pengangguran dan jumlah penduduk miskin

yang signifikan setiap periode pembangunan jangka menengah.

b. Kuatitas SDM yang makin meningkat, termasuk peran perempuan dalam

pembangunan. Secara umum peningkatan kualitas SDM ditandai dengan

meningkatnya Indeks Prestasi Murid (IPM) dan Indeks Prestasi Guru (IPG),

meningkatnya peringkat Human Development Index (HDI) secara signifikan serta

tercapainya pertumbuhan penduduk atami yang rendah dan pertumbuhan

penduduk absolut terkendati dan seimbang, serta semakin banyaknya kreatifitas

produk Masyarakat yang memperoleh hak paten.

c. Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berbasis sumberdaya lokal dan

keunggulan kompetitif di berbagai bidang strategic baik menyangkut

kelembagaannya, pelayanan publik maupun produk-produk unggulannya. Sektor

pertanian, perkebunan, kehutanan, pesisir dan kelautan yang menjadi basis

aktivitas ekonomi dikelota semakin efisien dan menghasilkan komoditi

berkualitas baik untuk kebutuhan pokok lokal maupun komoditi-komoditi

unggutan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih tugs, industri agrobis

(5)

internasional menjadi motor pengge;-ak perekonomian daerah dan semakin

intensifnya pengembangan kawasan industri dan investasi baik dalam negeri

maupun acing yang berwawasan lingkungan hidup pasta pembangunan jembatan

Suramadu.

d. Tersusunnya jaringan infrastruktur perhubungan yang terintegrasi satu sama lain,

maju, handal dan setaras dengan kebutuhan pengembangan kawasan industri

dan investasi. Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai

kebutuhan, termasuk keseluruhan elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi

pedesaan dapat terpenuhi. Terse tengga ra nya pelayanan pas, internet dan

telekomunikasi yang semakin efisien dan modern yang menjadi tandasan

semakin kuat menuju Masyarakat informasi.

e. Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan

fungsi sumber daya air, pengelotaan dan pemanfaatannya yang semakin efisien

dengan jangkauan Masyarakat yang semakin tugas, dan tercukupinya kebutuhan

air bersih layak minum untuk Masyarakat miskin dengan swakelola setiap periode

pembangunan.

f. Meningkatnya profesionalisme aparatur daerah untuk mewujudkan tata

pemerintahan (good Governance) yang baik, responsif, kemitraan, transparah dan

akuntabel dengan pelayanan publik yang prima dan mampu mendukung

pembangunan berkesinambungan Kabupaten Sampang.

3. Terwujudnya Masyarakat Sampang yang Adil dan Demokratis, yang ditunjukkan oleh

:

a. Meningkatnya tingkat pemerataan pendapatan, kebutuhan pokok, pelayanan

pendidikan dan kesehatan, sandang, perumahan, peluang mendapatkan

pekerjaan, pemerataan peluang memperoleh modal, saraha produksi, teknologi

dan manajerial dalam meningkatkan mutu kerja dan usaha Masyarakat.

b. Terwujudnya konsolidasi demokrasi pada berbagai aspek kehidupan politik yang

dapat diukur dengan adanya pemerintah yang berdasarkan hukum, birokrasi yang

profesional yang berpihak pada Masyarakat kecil, Masyarakat sipil, Masyarakat

(6)

c. Terciptanya supremasi hukum dan penegakan HAM yang bersumber pada

Pancasila dan UUD 1945 serta tertatanya sistem hukum yang mencerminkan

kebenaran, keadilan, akomodatif dan aspiratif tanpa diwarnai diskriminasi.

d. Meningkatnya frekuensi konsultasi dan dialog publik segenap kelembagaan

demokrasi partai politik, legislatif, eksekutif, yudikatif termasuk kepolisian dan

kejaksaan, dan media massa dalam memahami dan memperjuangkan aspirasi

Masyarakat secara adil dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

e. Meningkatnya jumlah dan aktivitas, serta interaksi positif antar lembaga swadaya

Masyarakat dalam pengelolaan urusan dan kepentingannya sendiri maupun

urusan publik pada umumnya.

f. Semakin banyaknya jumlah peraturan daerah, peraturan pemerintah daerah,

peraturan pemerintah desa yang diundangkan dengan terlebih dahulu

menyelenggarakan konsultasi publik dengan segenap pengemban kepentingan

(stakeholders) terkait. Terus meningkatnya daya tanggap aparat pemerintah,

transparansi dalam pengelolaan setiap urusan, terus meningkatnya publikasi

dasar-dasar pertimbangan yang dibuat ketika para pejabat pemerintah

mengambil penetapan kebijakan publik.

g. Media masa terus berkembang sebagai sumber informasi, baik cetak maupun

radio, televisi maupun telpon seluler, dan terus semakin banyaknya warga

Masyarakat yar.g memiliki atau berlangganan media cetak, radio, televisi, dan

telekomunikasi. Berkurangnya desas-desus campur tangan ataupun sensor atau

tekanan yang mengurangi kebebasan media menyampaikan berita yang faktual.

4. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Sampang yang Sejahtera, yang ditunjukkan

oleh:

a. Tercukupinya kebutuhan dasar Masyarakat yang meliputi pangan, sandang, dan

papan; terns meningkatnya jumlah warga Masyarakat yang dapat memenuhi

hak-haknya untuk mendapatkan penghasilan misimal sehingga dapat

menyelenggarakan kehidupan yang layak.

b. Tersedianya pusat-pusat pelayanan kesehatan yang memadai terutama

posyandu, puskesmas, dan rumah sakit sehingga dapat terpenuhi hakhak warga

(7)

kesehatan dan terbebaskannya segenap fakir miskin dari semua biaya pelayanan

kesehatan dasar termasuk obatobatan, serta terpenuhinya lingkungan hunian

dan kawasan yang sehal. Misiniatnya peristiwa wabah penyakit menutar dan

endemi; terjaminnya gizi dan kesehatan anak dan balita dari pemerintah sebagai

tanggungjawab terhadap generasi; serta tersedianya ruang publik yang semakin

memadai untuk kegiatan olah raga dan rekreasi.

c. Segenap warga masyarakat terpenuhi hak-haknya untuk mendapatkan

pendidikan dasar 9 tahun dan tersedia peluang yang memadai untuk pendidikan

lanjut dengan tercukupinya saraha dan prasaraha sekolah mulai jenjang pra

sekolah hingga sekolah lanjutan tingkat atas (SETA); semakin meningkatnya

Indeks prestasi murid (IPM) dan Indeks Prestasi guru (IPG) dan meningkatnya

peringkat HDI setiap periode pembangunan jangka menengah.

d. Telah melembaganya sistem keamanan lingkungan (siskamling) baik swakarsa

maupun swadaya setiap kawasan pemukiman, perdagangan, perkantoran,

maupun pada fasilitas-fasilitas publik ; Tenaga polisi pamong praja yang memadai

dan profesional, tersedianya pos-pos polisi secara proporsional dengan jumlah

dan sebarah masyarakat, terselenggarahya patron secara rutin dan pembinaan

polisi sipil yang efektif.

e. Tidak adanya penangkapan dan intimidasi terhadap warga Masyarakat dalam

menyalurkan kemerdekaan dalam berkreasi dan mengenlUkakan pendapat

secara sertanggungjawab.

5. Terwujudkan Peningkatan Produktifitas dan Daya Saing Sektor Agraris dan Maritim,

yang ditunjukkan oleh :

a. Meningkatnya jumlah dan kuatitas komoditi serta omset penjuatan

produk-produk unggulan yang dihasilkan di sektor agraris dan maritim dengan tingkat

yang signifikan dalam setiap periode pembangunan jangka menengah.

b. Semakin kokohnya infrastruktur ekonomi yang ditandai dengan semakin

meningkatnya jumlah lembaga keuangan dan nasabah yang dilayani terutama

bank-bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat, Koperasi Kredit dan

lembaga-lembaga keuangan mikro swadaya Masyarakat serta tersedianya perusahaan

(8)

c. Semakin meningkatnya jumlah saraha pasar dan perdagangan dalam tingkat

yang signifikan dalam setiap periode pembangunan jangka menengah.

d. Semakin kuat, dan kompetitifnya UMKM (Usaha Menengah, Kecil Dan Mikro)

didalam merespon pasar lokal, regional, nasional maupun internasional sehingga

mampu menjadi pondasi penguatan ekonomi lokal

e. Semakin kokohnya kelembagaan sistem Master di dalam pengembangan sektor

industri maupun sektor UMKM.

f. Meningkatnya jumlah lembaga-lembaga konsuttan manajemen dan teknik, dan

semakin berkembangnya telekomunikasi dan internet, serta terns meningkatnya

tenaga-tenaga profesional di berbagai'bidang dalam tingkat yang signifikan

dalam setiap periode pembangunan jangka menengah.

g. Semakin efisiennya manajemen usaha yang ditandai dengan meningkatnya nilai

keuntungan yang diperoleh, jangkauan pasar yang semakin Was, dan pendapatan

kanyawan yang semakin tinggi dalam setiap periode pembangunan jangka

menengah.

h. Meningkatnya perkembangan penggunaan teknologi maju dan tepat guna dalam

proses produksi, pelayanan jasa, dan admisistrasi secara signifikan dalam setiap

periode pembangunan jangka menengah.

6. Tercapainya Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri dan Investasi, yang

ditunjukkan oleh :

a. Adanya lembaga otoritas khusus daerah yang semakin efektif yang bertugas

menyusun kebijakan daerah dan koordinasi instansi pemerintah baik vertikal

maupun horisontal dalam pembangunan kawasan industri dan investasi yang

berwawasan lingkungan hidup pasca pembangunan jembatan Suramadu.

b. Terbitnya perda tentang pengembangan kawasan industri dan investasi yang

mengatur penetapan kawasan, prinsip-prinsip pengelotaan, hakhak, kewajiban

dan larahgan pengembang dan pengusaha pengguna, dan kesertaan Masyarakat

dalam aktivitas pengembangan dan perusahaan pengguna kawasan, serta hal-hal

(9)

c. Meningkatnya pembangunan kawasan industri dan investasi yang berwawasan

lingkungan hidup baik dari segi lugs area maupun prasaraha kawasan secara

signifikan dalam setiap periode pembangunan jangka panjang.

d. Meningkatnya nilai investasi secara signifikan dan satuan usaha industri yang di

bangun setiap periode pembangunan.

e. Meningkatnya angka partisipasi Masyarakat lokal dalam pembangunan kawasan

industri dan investasi maupun perusahaan industri yang ada di kawasan tersebut.

7. Terwujudnya Sampang yang Asri dan Lestari, yang ditunjukkan oleh :

a. Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan SDA dan pelestarian fungsi

lingkungan hidup yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi dan daya

dukung. dan kemampuan pemulihannya kawasan lindung dan konservasi baik di

darat maupun di laut.

b. Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan kekhasan SDA baik di darat

maupun di laut untuk mewujudkan nilai tambah dan daya saing Masyarakat, serta

modal pembangunan Kabupaten Sampang.

c. Meningkatnya kesadarah, sikap mental, dan perilaku Masyarakat dalam

pengelolaan SDA dan pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk menjaga

kenyamanan dan kualitas kehidupan.

d. Meningkatnya pemanfaatan SDA dan efisiensi pengelolaan proses produksi baik

di darat dan laut yang berwawasan lingkungan hidup dengan penerapan

teknologi organik yang semakin meluas ditandai dengan meningkatnya

kesuburan dan berkurangnya tingkat pencemarah baik di darat, sungai, maupun

laut serta meningkatnya pendapatan petani, nelayan dan para penambang.

7.2. RTRW Kabupaten Sampang

(10)

7.2.1. Tujuan dan Kebijakan Umum Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Sampang

Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Sampang adalah

“Mewujudkan Kabupaten berbasis agropolitan ditunjang industri, pariwisata, dan potensi lokal bagi pemerataan pembangunan berkelanjutan”

Berdasarkan tujuan penataan ruang tersebut, kebijakan umum penataan ruang,

adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan agropolitan, industri dan pariwisata;

2. Pemantapan struktur pusat pelayanan dan pengendalian perkembangan kawasan

perkotaan;

3. Pengembangan kelengkapan sistem sarana dan prasarana wilayah pada agropolitan,

industri dan pariwisata;

4. Pemantapan, pelestarian, dan perlindungan kawasan lindung secara berkelanjutan

berbasis kearifan lokal;

5. Pengembangan kawasan budidaya secara bersinergis dengan agropolitan, industri

berbasis pertanian, dan pariwisata;

6. Pengembangan wilayah pesisir dan pulau kecil di Kabupaten secara berkelanjutan;

7. Peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara.

Skenario pengembangan wilayah, dipaparkan menjadi 2 kelompok besar yaitu

Struktur Ruang, Pola Ruang dan Kawasan Strategis.

7.2.2. Struktur Ruang

7.2.2.1.Kondisi yang Diharapkan

Kondisi yang diharapkan pada struktur ruang Kabupaten Sampang adalah sebagai

berikut :

1. Sistem Pusat Permukiman

Pengembangan konsep growth pole dengan mengembangkan wilayah selatan

(11)

dengan harapan tercipta trickle down effect ke wilayah tengah, sehingga dapat

mengurangi kesenjangan wilayah di Kabupaten Sampang.

2. Sistem Prasarana Wilayah :

a. Peningkatan dan pengembangan jaringan jalan di wilayah utara dan selatan guna

mendukung pengembangan Jembatan Suramadu, dilengkapi dengan sarana dan

prasarana pendukung (terminal dan pelabuhan), diharapkan pula terjadi

peningkatan jalan hingga ke desa-desa;

b. Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa skala regional;

c. Mengembangkan kawasan industri dan agropolitan sesuai dengan potensi lokal

Kabupaten Sampang.

7.2.2.2.Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang

Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah terdiri atas :

1. Kebijakan pengembangan sistem pusat permukiman :

a. Mengarahkan struktur permukiman pusat perkotaan secara berhirarki dan

mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan agar tidak cenderung

memusat ke arah kawasan metropolitan di Kabupaten Sampang

b. Distribusi pemanfaatan ruang terbangun kawasan perkotaan secara merata untuk

mencegah kawasan permukiman padat

c. Pengembangan pusat-pusat perdesaan yang akan membentuk pusat-pusat

pelayanan secara mandiri

d. Peningkatan sistem perdesaan yang mendorong pembentukan pusat pelayanan

kaawasan perdesaan secara mandiri untuk mendorong peningkatan kualitas

hidup dan SDM di kawasan perdesaan.

e. Peningkatan akses pelayanan sarana dan prasarana lingkungan di pusat

permukiman kawasan perdesaan untuk mendorong peningkatan kualitas hidup

dan SDM di kawasan perdesaan.

f. Peningkatan keterkaitan antar kawasan perdesaan dengan kawasan perkotaan

(12)

mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di wilayah pedesaan, khususnya

yang berbasis pada sector pertanian dan industri.

g. Pembentukan sistem agropolitan banyuates-Sokobanah-Ketapang (Basoket) di

kawasan perdesaan.

2. Kebijakan pengembangan sistem prasarana wilayah

a. Menata sistem sarana dan prasarana wilayah secara berhirarki dan merata;

b. Mengembangkan sistem jaringan transportasi yang mendorong interaksi

kegiatan antar satuan wilayah pengembangan, mendorong pemerataan

pembangunan dan memudahkan pergerakan serta distribusi hasil produksi.

7.2.2.3.Rencana Sistem Perkotaan

Rencana untuk pembentukan pusat pelayanan yang terintegrasi dan berhirarki di

Sampang dengan :

1. Pengembangan dan pemantapan Perkotaan Sampang sebagai Pusat Kegiatan Lokal

(PKL) atau sebagai ibukota kabupaten;

2. Pengembangan perkotaan Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp), yaitu perkotaan

Kedungdung dan perkotaan Ketapang, serta;

3. Pengembangan perkotaan ibukota kecamatan yang bukan sebagai PKLp, yaitu

sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK).

Setiap kawasan perkotaan akan memiliki jangkauan pelayanan tertentu sesuai

(13)

Gambar 7.1 Pembagian Wilayah Pengembangan dan Arahan Fungsi Kegiatan

Rencana sistem perwilayahan di Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut :

1. PKL (Perkotaan Sampang)

Meliputi Kecamatan Sampang, Camplong, Sreseh, Torjun, Jrengik dan Pangarengan,

dengan perkotaan Sampang sebagai pusatnya.

Fungsi kegiatan : perdagangan skala regional dan local, pertanian, pariwisata,

perikanan, industri, jasa transportasi angkutan darat dan laut, jasa pemerintahan

umum skala regional.

Arah pengembangan WP selatan :

a. Wilayah pengembangan ini berperan sebagai pusat pertumbuhan skala regional

dengan skala pelayanan Kabupaten Sampang, terutama pada sektor

(14)

b. Pengembangan kawasan perkotaan dikonsentrasikan pada wilayah ibukota

Kabupaten Sampang dengan arah pengembangan kegiatan diarahkan ke wilayah

utara, barat dan timur keluar dari pusat kota untuk pemerataan pembangunan.

c. Pengembangan infrastruktur untuk mendukung fungsi pengembangan yang akan

menjadi kutub pertumbuhan untuk mendukung wilayah tengah. Infrastruktur

yang direncanakan diantaranya pelabuhan dan TPI (Camplong), terminal tipe B

(Torjun), pembangunan stadion olah raga (Kecamatan Sampang).

d. Pengembangan koridor kawasan perbatasan Sampang – Bangkalan yang

tentunya membutuhkan pengelolaan kegiatan koordinatif dengan Pemkab

Bangkalan, tentunya dalam pengentasan backward region (kawasan tertinggal)

yang terdapat di beberapa lokasi di wilayah Kecamatan Jrengik, Sreseh dan

Torjun, terutama dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih dan sarana

utilitas lainnya.

e. Pengembangan koridor jalan arteri primer yang menjadi akses utama antar

kabupaten di Pulau Madura dalam tujuan mengoptimalkan fungsinya sebagai

sarana kegiatan ekonomi antara wilayah.

2. PKLp I (perkotaan Ketapang)

Wilayah layanannya meliputi Kecamatan Ketapang, Banyuates dan Sokobanah.

Fungsi pengembangan utama sebagai pusat pengembangan kawasan agroindustri,

perikanan laut dan holtikultura.

Fungsi kegiatan : industri dan pergudangan skala regional, perdagangan skala

regional dan local, agroindustri, perkebunan dan holtikultura, perikanan, pariwisata,

dan jasa transportasi darat.

Arah pengembangan WP Utara :

a. Wilayah pengembangan utara memiliki peran strategis karena terletak pada

pengembangan jaaringan jalan lintas utara Madura dan terletak pada

pengembangan pelabuhan peti kemas di wilayah Bangkalan yang berskala

internasional.

b. Pengembangan kawasan agropolitan dengan mengembangkan keterhubungan

antara lokasi produksi dan lokasi pemasaran pada kawasan perkotaan dan

(15)

pengembangan sector kegiatan di kawasan ini disesuaikan dengan perencanaan

masterplan kawasan agropolitan termasuk pengembangan struktur wilayah dan

prioritas pengembangan komoditi eksotis unggulan. Direncanakan untuk

pembangunan terminal agribisnis berada pada Kecamatan Ketapang.

c. Pengembangan koridor jalan arteri primer yang menjadi akses utama antar

kabupaten di Pulau Madura dalam tujuan mengoptimalkan fungsinya sebagai

sarana kegiatan ekonomi antar wilayah di pulau ini.

d. Optimalisasi sumber daya air melalui waduk Nipah di Kecamatan Banyuates yang

menjadi sumber utama bagi kegiatan agraris di wilayah cluster ini dan

mendukung produksi untuk agropolitan.

3. PKLp II (perkotaan Kedungdung)

Wilayah layanannya meliputi Kecamatan Kedungdung, Robatal, Karangpenang,

Omben dan Tambelangan. Fungsi pengembangan utama wilayah adalah sebagai

pengembangan kawasan peternakan, tanaman pangan dan perkebunan, serta

industri.

Fungsi kegiatan : perdagangan skala lokal, industri kecil, peternakan, kehutanan dan

konservasi, pertanian, perkebunan dan holtikultura, pertambangan dan migas.

Arahan pengembangan WP Tengah :

a. Wilayah pengembangan ini memiliki peran sebagai penghasil komoditi

perkebunan dan holtikutura dengan komoditi yang akan dikembangkan

diantaranya kedelai, tembakau dan sorgum. Selain itu juga direncanakan sebagai

kawasna peternakan dan industry serta konservasi.

b. Pengembangan linkage system dengan bernasis pada konsep interaksi kota yang

menghubungkan antara wilayah ini dengan wilayah Kecamatan Sampang.

c. Untuk mendukung keterkaitan tersebut dibutuhkan pengembangan akses

jaringan jalan yang menghubungkan antar kecamatan di cluster ini dan antara

cluster II dengan Kecamatan Sampang, Kedungdung dan Robatal.

d. Cluster tengah Barat memiliki peranan sebagai wilayah pengembangan pada

bagian tengah sebelah barat Kabupaten Sampang dengan pusat pada IKK

(16)

e. Pengembangan perkotaan Kedungdung sebagai sentra kegiatan utama di

kawasan ini sebagai titik aglomerasi kegiatan agraris dari wilayah satelitnya.

f. Pengembangan koridor kolektor primer sampan Ketapang dalam tujuan untuk

mengoptimalkan fungsinya sebgai sarana kegiatan ekonomi di wilayah tengah

Kabupaten Sampang.

g. Optimalisasi sumberdaya di wilayah DAS Kemuning dan Waduk Klampis yang

menjadi sumber utama bagi kegiatan agraris di cluster ini.

Pengembangan linkage system kota dengan berbasis pada konsep interaksi kota yang

menghubungkan interaksi perkotaan Kedungdung dengan wilayah satelitnya.

Tabel 7.1 Klasifikasi dan Sistem Permukiman

No. Kecamatan Klasifikasi

Perkotaan

Usulan Fungsi

Perkotaan Usulan Pengembangan Sarpras

1. Sreseh Kecil PPK Peningkatan Akses ke Pangarengan

dan Jrengik

2. Torjun Cukup kecil PPK Terminal tipe B

3. Pangarengan Kecil PPK

4. Sampang Besar PKL Perdagangan dan Jasa Regional

5. Camplong Sedang PPK Pelabuhan dan TPI

6. Omben Kecil PPK perdagangan skala kecamatan dan

peningkatan akses ke Karangpenang-Omben dan Kedungdung-Karangpenang-Omben

7. Kedungdung Cukup Kecil PKLp Perdagangan dan jasa regional dan

peningkatan akses ke Tambelangan, Sub terminal

8. Jrengik Kecil PPK

9. Tambelangan Kecil PPK Peningkatan Akses ke Banyuates

10. Banyuates Cukup kecil PPK

11. Robatal Kecil PPK

12. Karangpenang Kecil PPK

13.

Ketapang Sedang PKPl Perdagangan dan jasa regional, TPI,

sub terminal

14. Sokobanah Cukup Kecil PPK

Sumber : RTRW Kabupaten Sampang 2009-2029

7.2.2.4.Rencana Sistem Perdesaan

Pengelolaan kawasan perdesaan adalah dengan meningkatkan fungsi kawasan

(17)

ekonomi berbasis pertanian. Strategi pengelolaannya tetap dengan menintensifkan

keterkaitan desa-kota melalui pengembangan kawasan agropolitan.

Kegiatan pokok yang dilakukan untuk pengelolaan kawasan perdesaan adalah:

1. Pemantapan dan pengembangan kawasan agropolitan yang strategis dan potensial.

2. Pemantapan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan perdesaan dalam

pengelolaan kegiatan pertanian, kelautan, perikanan, agribisnis dan agroindustri.

3. Konsep pengelolaannya adalah dengan pola pengembangan agropolis pada area

distrik/unit pedesaan di wilayah pusat-pusat desa pertumbuhan, dengan tetap dalam

suatu jaringan sistem kota secara regional dan disertai dengan pembangunan dan

perbaikan fasilitas perhubungan antara agropolitan distrik menuju kota-kota

disekitarnya sebagai pusat pemasaran dan distribusi barang.

7.2.3. Pola Ruang

7.2.3.1.Kondisi yang Diharapkan

Kondisi yang diharapkan pada pola ruang Kabupaten Sampang adalah sebagai

berikut :

a. Pengembangan potensi ekonomi lokal, antara lain berupa pengembangan

sumberdaya kelautan, potensi migas di Selat Madura, potensi agropolitan,

potensi pertambangan galian C (tanah liat, phosfat, batu gamping);

b. Pembangunan infrastruktur, seperti jembatan, gedung olah raga, Waduk nipah,

TPI dan pelabuhan;

c. Memaksimalkan potensi air bersih untuk mencukupi kebutuhan masa

mendatang;

d. Mereduksi bencana, seperti banjir dan abrasi, yang sering terjadi.

7.2.3.2.Kebijakan Pengembangan Pola Ruang

Untuk mencapai kondisi pola ruang sesuai deng yang diharapkan, perlu adanya

(18)

1. Kebijakan pemantapan kawasan lindung :

a. Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak

kualitas air sungai, kondisi fisik dasar sungai serta mengamankan aliran sungai.

b. Melindungi waduk dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian

fungsi waduk.

c. Melindungi kawasan sempadan pantai dari kegiatan budidaya yang dapat

mengganggu kondisi lingkungan dan kelestarian hidup biota laut di sekitar pantai.

d. Pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas

lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran.

e. Perlindungan pada kawasan rawan bencana alam untuk mengeliminasi dampak

yang ditimbulkan oleh peristiwa bencana alam.

2. Kebijakan pengelolaan kawasan budidaya :

a. Memanfaatkan hasil hutan secara terbatas yang eksploitasinya dilakukan dengan

cara tebang pilih;

b. Memanfaatkan hasil hutan, yang eksploitasinya dilakukan baik dengan cara

tebang pilih maupun tebang habis;

c. Memanfaatkan potensi hutan pada kawasan yang pemanfaatannya dapat

dialihkan untuk kegiatan lain.

d. Mengembangkan areal produksi perkebunan terutama untuk komoditas utama

dengan memanfaatkan potensi/kesesuaian lahan, serta mengembangkan

kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering.

e. Mengembangkan kawasan prioritas yang memiliki obyek wisata, dengan harapan

terjadi dampak positif bagi kawasan-kawasan lainnya.

f. Kawasan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan

fasilitas penunjang lainnya.

g. Mengembangkan kawasan permukiman kota sebagai tempat pemusatan

penduduk yang ditunjang oleh penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang

(19)

h. Mengembangkan kawasan pemukiman yang terkait dengan kegiatan budidaya

pertanian yang tersebar sesuai dengan potensi pertanian.

i. Mengembangkan kawasan yang mempunyai potensi bahan galian strategis/vital

untuk kegiatan-kegiatan penyelidikan umum, dan eksploitasi yang termasuk

dalam wilayah kuasa pertambangan.

7.2.3.3.Rencana Pola Ruang

A. Hutan Lindung

Berdasarkan data pada Kabupaten Dalam Angka Kabupaten Sampang tahun 2009 bahwa

luas kawasan hutan lindung di Kabupaten Sampang yaitu kurang lebih 58,40 Ha yang

terletak Kecamatan Torjun seluas 20,80 Hektar dan Kecamatan Jrengik seluas 37,60 Ha.

Adapun arahan pengelolaan kawasan ini adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan fungsi lindung pada area yang telah mengalami alih fungsi melalui

pengembangan vegetasi tegangan tinggi yang mampu memberikan perlindungan

terhadap permukaan tanah dan mampu meresapkan air;

b. Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan;

c. Pengawasan dan pemantauan untuk pelestarian kawasan konservasi dan hutan

lindung;

d. Penetapan larangan untuk melakukan berbagai usaha dan/atau kegiatan kecuali

berbagai usaha dan/atau kegiatan penunjang kawasan lindung yang tidak

mengganggu fungsi alam dan tidak mengubah bentang alam serta ekosistem

alam;

e. Pengaturan berbagai usaha dan/atau kegiatan yang tetap dapat

mempertahankan fungsi lindung;

f. Pencegahan berkembangnya berbagai usaha dan/atau kegiatan yang

mengganggu fungsi lindung;

g. Penerapan ketentuan yang berlaku tentang Analisis Mengenai Dampak

(20)

kawasan lindung yang mempunyai dampak besar dan penting bagi lingkungan

hidup;

h. Percepatan rehabilitasi lahan milik masyarakat yang termasuk kriteria kawasan

lindung dengan melakukan penanaman pohon lindung yang dapat digunakan

sebagai perlindungan kawasan bawahannya yang dapat diambil hasil hutan

non-kayunya;

i. Percepatan rehabilitasi hutan/reboisasi hutan lindung dengan tanaman yang

sesuai dengan fungsi lindung dengan sistem strip cropping;

j. Penerapan ketentuan-ketentuan untuk mengembalikan fungsi lindung kawasan

yang telah terganggu fungsi lindungnya secara bertahap dan berkelanjutan

sehingga dapat mempertahankan keberadaan hutan lindung untuk kepentingan

hidrologis.

k. Melakukakan program pembinaan, penyuluhan kepada masyarakat dalam upaya

pelestarian kawasan lindung dan kawasan rawan bencana.

B. Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan yang berfungsi untuk melindungi kelestarian suatu manfaat atau suatu fungsi

tertentu, baik yang merupakan bentukkan alami maupun buatan.

Adapun kriteria kawasan perlindungan setempat, terdiri dari :

a. Kawasan perlindungan setempat (KPS) sekitar mata air, ditetapkan dengan radius

200 meter, dan direncanakan secara merata di seluruh Kabupaten Sampang

b. Kawasan perlindungan setempat (KPS) sekitar waduk/danau, yang lebarnya

antara 50 – 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

c. Kawasan perlindungan setempat (KPS) sekitar sempadan sungai terdiri atas

sungai di kawasan bukan permukiman sekurang-kurangnya 100 meter dan anak

sungai sekurang-kurangnya 50 meter, dan direncanakan secara merata di seluruh

wilayah Kabupaten Sampang.

d. Kawasan perlindungan setempat (KPS) sekitar sempadan pantai secara umum

ditetapkan sekurang-kurangnya 100 meter dari titik pasang tertinggi untuk

kawasan pesisir, sedangkan sekurang-kurangnya 130 x rata-rata perbedaan

(21)

e. Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) sekitar sempadan pantai berhutan bakau

minimal 130 kali rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan

diukur dari garis air surut terendah kearah darat yang merupakan habitat hutan

bakau/mangrove. Adapun kawasan perlindungan mangrove meliputi sepanjang

Pantai Selatan dikecamatan Sreseh, Jrengik, Pengarengan, Sampang dan

Kecamatan Camplong. Sedangkan kawasan sempadan pantai berada di pantai

utara berada di Kecamatan Banyuates, Kecamatan Ketapang dan Sokobanah.

f. Ruang Terbuka Hijau Perkotaan, tersebar di seluruh wilayah di Kabupaten

Sampang, dan secara umum harus dilakukan perlindungan kawasan. Dalam

beberapa kondisi atau untuk kepentingan tertentu maka sebagian kawasan

lindung ini dapat digunakan untuk kawasan budidaya, tetapi harus dilakukan

dalam batasan tertentu.

C. Kawasan Sempadan Sungai

Arahan pengelolaan sempadan sungai adalah bantaran sungai harus bebas dari bangunan

kecuali untuk bangunan inspeksi.

D. Kawasan Sempadan Pantai

Kawasan sempadan pantai di wilayah utara Kabupaten Sampang sepanjang ± 38 km

meliputi Kecamatan Sokobanah, Kecamatan Ketapang dan Kecamatan Banyuates,

sedangkan wilayah pantai selatan sejauh ± 48 km meliputi Kecamatan Camplong,

Sampang, Torjun dan Sreseh. Sehingga untuk luasan kawasan sempadan pantai di

Kabupaten Sampang seluas ± 860 Ha.

Arahan pengelolaan sempadan pantai adalah sebagai berikut :

a. Perlindungan kawasan sempadan pantai 100 meter dari pasang tertinggi dilarang

mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas pantai;

b. Pada sempadan pantai selatan dan sebagian kawasan pantai utara yang

merupakan pesisir terdapat ekosistem bakau, terumbu karang, padang lamun,

dan estuaria harus dilindungi dari kerusakan;

c. Hutan bakau yang ada di pantai selatan, alih fungsi bakau untuk tambak diijinkan

(22)

untuk dilakukan penanaman bakau, maka dilakukan penanaman sehingga

menambah area bakau di Kabupaten Sampang.

d. Pada kawasan sepanjang pantai yang termasuk sebagai kawasan lindung

memiliki fungsi sebagai kawasan budidaya seperti: permukiman perkotaan dan

perdesaan, pariwisata, pelabuhan, pertahanan dan keamanan, serta kawasan

lainnya. Pengembangan kawasan ini harus dilakukan sesuai dengan peruntukan

lahan yang telah ditentukan dalam rencana tata ruang kawasan pesisir;

e. Melakukan sistem peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya bencana;

f. Memantapkan kawasan lindung di daratan untuk menunjang kelestarian kawasan

lindung pantai;

g. Bangunan di pantai diarahkan di luar sempadan pantai, kecuali bangunan yang

harus ada di sempadan pantai seperti dermaga, tower penjaga keselamatan

pengunjung pantai;

E. Kawasan Sekitar Mata Air

Arahan kegiatan pengelolaan sekitar mata air antara lain :

a. Penetapan perlindungan pada sekitar mata air ini adalah minimum berjari-jari 200

meter dari sumber mata air tersebut jika di luar kawasan permukiman dan 100

meter jika di dalam kawasan permukiman. Terutama sungai Kemuning, sumber

mata air Omben, sumber air Prajjan di Camplong dan Sumber air di Ketapang

Timur (pajung). Dengan demikian di sekitar kawasan sumber air dapat ditanami

dengan jenis tanaman yang dapat mengikat air, sehingga kawasan di sekitar

sumber air juga dapat digunakan sebagai daerah resapan.

b. Untuk mata air yang terletak pada kawasan lindung, maka perlindungan

sekitarnya tidak dilakukan secara khusus, sebab pada kawasan lindung tersebut

sudah sekaligus berfungsi sebagai perlindungan terhadap lingkungan dan air.

F. Kawasan Sekitar Danau/Waduk

Pemantapan terhadap kawasan sekitar waduk dan mata air di wilayah Kabupaten

Sampang adalah Waduk Klampis yang terdapat di wilayah Kecamatan Kedungdung

(23)

Jrengik seluas 65,12 ha dan Torjun seluas 2,40 ha dengan demikian dapat ditentukan luas

kawasan lindung setempat disekitar waduk adalah kurang lebih 128,92 ha.

Arahan kegiatan pengelolaan waduk antara lain:

a. Perlindungan sekitar waduk/danau Klampis dan Nipah untuk kegiatan yang

menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber

air;

b. Waduk Klampis dan Waduk Nipah selain untuk irigasi, pengendali air, perikanan,

sumber energi listrik juga untuk pariwisata. Untuk itu diperlukan pelestarian

waduk beserta seluruh tangkapan air di atasnya;

c. Pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan penutup tanah

atau ground cover untuk melindungi pencemaran dan erosi terhadap air; serta

d. Membatasi dan tidak boleh menggunakan lahan secara langsung untuk bangunan

yang tidak berhubungan dengan konservasi waduk.

G. Sempadan Irigasi

Arahan pengelolaan kawasan sempadan irigasi, melalui :

a. Perlindungan sekitar saluran irigasi atau sebagai sempadan saluran irigasi

dilarang mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas

air irigasi;

b. Bangunan sepanjang sempadan irigasi yang tidak memiliki kaitan dengan

pelestarian atau pengelolaan irigasi dilarang untuk didirikan;

c. Saluran irigasi yang melintasi kawasan permukiman ataupun kawasan perdesaan

dan perkotaan yang tidak langsung mengairi sawah maka keberadaannya

dilestarikan dan dilarang untuk digunakan sebagai fungsi drainase;

d. Melestarikan kawasan sumber air untuk melestarikan debit irigasi;

e. Perlindungan sekitar mata air untuk kegiatan yang menyebabkan alih fungsi

lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air; dan

f. Pembuatan sistem saluran bila sumber dimanfaatkan untuk air minum atau

(24)

H. Cagar Alam Laut

Kawasan cagar alam laut di Kabupaten Sampang berupa kawasan perlindungan terumbu

karang terdapat hampir di sepanjang kawasan pesisir di Kabupaten Sampang khususnya

di Pulau Mandangin. Rencana kawasan cagar alam laut sebesar kurang lebih 10 ha.

Arahan pengelolaan terumbu karang adalah sebagai berikut:

a. Pelestarian, perlindungan, perbaikan/rehabilitasi dan peningkatan kondisi/

kualitas ekosistem terumbu karang.

b. Meningkatkan efektifitas penegakan hukum terhadap kegiatan yang dilarang

oleh hukum (pengeboman, penggunaan alat tangkap yang tidak sesuai,

pembuangan Iimbah dan sebagainya),

c. Memantau dan mengevaluasi kondisi terumbu karang untuk melihat adanya

kecenderungan peningkatan atau penurunan prosentase karang hidup,

d. Memetakan seluruh gugusan terumbu karang,

e. Menetapkan kawasan konservasi terumbu karang,

f. Melakukan rehabilitasi terumbu karang.

g. Peningkatan partisipasi masyarakat untuk menciptakan mekanisme kerjasama,

koordinasi dan kemitraan antara pemerintah Kabupaten Sampang dengan

masyarakatnya. Program yang dapat dikerjakan sehubungan dengan strategi

tersebut adalah:

h. Meyakinkan masyarakat tentang manfaat jangka panjang yang berkelanjutan dari

konservasi dan pengelolaan terumbu karang,

i. Mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat pengguna atau yang kehidupannya

bergantung pada ekosistem terumbu karang pada upaya konservasi dan

pengelolaan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan

pengawasannya.

j. Pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pengembangan usaha ekonomi secara

terpadu. Program yang dapat dikerjakan sehubungan dengan strategi tersebut

adalah: Mengembangkan program-program penyuluhan mengenai konservasi

terumbu karang dan mengembangkan mata pencaharian alternatif yang bersifat

(25)

k. Pengembangan kapasitas dan kapabilitas pemerintah dan masyarakat daerah

dalam menyusun dan melaksanakan program-program pengelolaan ekosistem

terumbu karang berdasarkan keseimbangan antara eksploitasi sumberdaya dan

lingkungan hidup yang sesuai dengan nilai-nilai kearifan masyarakat maupun

karakteristik biofisik dan ekonomi wilayah.

I. Sempadan Hutan Bakau / Mangrove.

Kawasan perlindungan hutan bakau/ mangrove meliputi pantai selatan Kabupaten

Sampang antara lain di Kecamatan Sampang, Camplong, Kecamatan Sreseh, Kecamatan

Pengarengan, Kecamatan Jrengik.

Arahan pengelolaan sempadan Hutan Bakau adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan kawasan pantai berhutan bakau dilakukan melalui penanaman

tanaman bakau dan nipah di pantai.

b. Pengembangan kegiatan budidaya di kawasan pantai berhutan bakau

c. Kegiatan budidaya yang dikembangkan harus disesuaikan dengan karakteristik

setempat dan tetap mendukung fungsi lindungnya;

d. Untuk tetap menjaga fungsi lindungnya maka perlu adanya rekayasa teknis dalam

pengembangan kawasan pantai berhutan bakau;

e. Pengembangan kawasan pantai berhutan bakau harus disertai dengan

pengendalian pemanfaatan ruang;

f. Koefisien dasar kegiatan budidaya terhadap luas hutan bakau maksimum 30 %.

J. Pelestarian Alam

Kawasan Pelestarian Alam pada wilayah Kabupaten Sampang terdapat di Kecamatan

Sampang yaitu Kawasan wisata Goa Lebar dengan luas yang direncanakan sebesar

kurang lebih 1,5 Ha.

Arahan yang diterapkan dalam mengelola kawasan ini ditetapkan sebagai berikut :

a. Mengupayakan pengembalian fungsi lindung pada wilayah yang telah dibuka,

dengan reboisasi sesuai jenis tumbuhan dengan tegakan yang dapat memberikan

(26)

b. Pengelolaan kawasan penyangga dengan tanaman produktif dengan tegakan

yang dapat memberikan fungsi lindung, seperti durian, kapuk randu.

K. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

1. Lingkungan Bangunan Non gedung :

a. Situs Ratu Ebu di Kecamatan Sampang

b. Situs Sumur Daksan di Kecamatan Sampang

c. Pebabaran di Kecamatan Sampang

2. Lingkungan Bangunan Gedung dan Halamannya

a. Candi Mandangin di Kecamatan Sampang

Arahan pengelolaan untuk kawasan cagarbudaya adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan pelestarian pada bangunan peninggalan sejarah dan budaya.

b. Pada kawasan sekitar bangunan cagar budaya harus dikonservasi untuk

kelestarian dan keserasian benda cagar budaya, berupa pembatasan

pembangunan, pembatasan ketinggian, dan menjadikan tetap terlihat dari

berbagai sudut pandang;

c. Menetapkan pembatasan bangunan yang terdapat disekitar kawasan cagar

budaya.

d. Sebagai obyek daya tarik wisata sejarah.

L. Kawasan Rawan Bencana

1. Tanah Longsor

a. Kawasan Rawan Tanah Longsor Daerah yang rawan terhadap longsor di

Kabupaten Sampang meliputi wilayah perbukitan dengan prosentase terbesar

terdapat pada daerah perbukitan karena memiliki kelerengan yang lebih tinggi

dan sangat rentan terhadap longsor khususnya disekitar wilayah tengah

Kabupaten Sampang.

(27)

• Pencegahan yaitu segala upaya dan kegiatan yang dilaukan untuk

meniadakan sebagian atau seluruh akibat bencana.

• Mitigasi, yaitu upaya dan kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau

memperkecil ancaman bencana. Mitigasi dibedakan atas 3 (tiga) tahapan,

yaitu :

- Tahap sebelum bencana, yaitu kegiatan peringatan dini, penyebaran

informasi dan penyuluhan tentang bahaya longsor yang akan terjadi pada

suatu daerah rawan bencana longsor;

- Saat bencana, yaitu dengan memberikan pertolongan berupa

pemeriksaan longsor dan membentuk satuan tugas khusus dalam

menanggulangi bencana longsor; serta

- Sesudah bencana, yaitu pemulihan-perbaikan sarana prasarana dasar,

rehabilitasi dan rekonstruksi daerah yang terkena bencana longsor.

2. Gelombang Pasang

Di wilayah pesisir selatan Kabupaten Sampang yang mengalami abrasi adalah di

wilayah Kecamatan Camplong. Adanya abrasi ini disebabkan karena rusaknya dan

berkurangnya hutan mangrove yang menjadi barrier dari abrasi ini. Untuk

meminimalisir adanya abrasi ini maka rehabilitasi dan reboisasi hutan mangrove

sangat diperlukan.

3. Banjir

Arahan preventif dalam mengatasi masalah banjir adalah :

• Daya dukung lingkungan diupayakan seimbang dengan beban penduduk

• Tata ruang dan pembudidayaan dataran banjir disesuaikan dengan adanya

kemungkinan/resiko tergenang banjir (flood plan management). Untuk itu

diperlukan adanya peta resiko banjir pada wilayah perencanaan serta

pembagian zona/klasifikasi lahan di dataran banjir (flood plan zoning) yang

disesuaikan dengan tingkat kerawanannya terhadap genangan banjir.

• Semua kegiatan dan pembangunan fisik yang berada di dataran banjir

menyesuaikan dengan tata ruang yang telah memperhatikan adanya resiko

genangan banjir, penyesuaian antara lain meliputi: jenis peruntukan lahan,

jenis/tipe bangunan, struktur bangunan, elevasi dasar bangunan, material

(28)

Flood proofing yang dilaksanakan oleh masyarakat/swasta secara mandiri

untuk melindungiaset mereka baik secara individual maupun kolektif.

• Tata ruang dan seluruh kegiatan pembangunan dan pembudidayaan DAS

yang menunjang konservasi air dan tanah antara lain dengan penghijauan dan

reboisasi, terasering, sumur resapan, waduk/situ/kolam penampung air hujan.

• Prakiraan banjir dan peringatan dini kepada masyarakat yang tinggal di

dataran banjir

• Penetapan sempadan sungai yang diikuti dengan penegakan hukum dan pola

hidup masyarakat yang mencintai lingkungan/sungai.

• Sedangkan untuk mengatasi banjir secara menyeluruh diperlukan

upaya-upaya baik secara struktur dan secara nonstruktur.

Dalam melakukan pengendalian banjir perlu disusun strategi agar dapat dicapai hasil

yang diharapkan. Strategi pengendalian banjir meliputi :

a. Pengendalian tata ruang

Pengendalian tata ruang dilakukan dengan perencanaan penggunaan ruang

sesuai kemampuannya dengan mepertimbangkan permasalahan banjir,

pemanfaatan lahan sesuai dengan peruntukannya, penegakan hukum terhadap

pelanggaran rencana tata ruang yang telah memperhitungkan Rencana Induk

Pengembangan Wilayah Sungai

b. Pengaturan debit banjir

Pengaturan debit banjir dilakukan melalui kegiatan pembangunan dan

pengaturan: bendungan dan waduk banjir, tanggul banjir, palung sungai,

pembagi atau pelimpah banjir, daerah retensi banjir, dan sistem polder.

c. Pengaturan daerah rawan banjir

Pengaturan daerah rawan banjir dilakukan dengan cara :

• Pengaturan tata guna lahan dataran banjir (flood plain management).

• Penataan daerah lingkungan sungai seperti: penetapan garis sempadan

sungai, peruntukan lahan dikiri kanan sungai, penertiban bangunan

disepanjang aliran sungai.

(29)

Peningkatan peran masyarakat dalam pengendalian banjir diwujudkan dalam

:

- Pembentukan forum peduli banjir sebagai wadah bagi masyarakat untuk

berperan dalam pengendalian banjir.

- Bersama dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam menyusun

dan mensosialisasikan program pengendalian banjir.

- Mentaati peraturan tentang pelestarian sumberdaya air antara lain tidak

melakukan kegiatan kecuali dengan ijin dari pejabat yang berwenang

untuk :

o Mengubah aliran sungai;

o Mendirikan, mengubah atau membongkar bangunan-bangunan di

dalam atau melintas sungai.

o Membuang benda -benda / bahan-bahan padat dan atau cair ataupun

yang berupa limbah ke dalam maupun di sekitar sungai yang

diperkirakan atau patut diduga akan mengganggu aliran,

o Pengerukan atau penggalian bahan galian golongan C dan atau bahan

lainnya.

d. Pengaturan untuk mengurangi dampak banjir terhadap masyarakat

Pengaturan untuk mengurangi dampak banjir terhadap masyarakat dilakukan

dengan :

• Penyediaan informasi dan pendidikan

• Rehabilitasi, rekonstruksi dan atau pembangunan fasilitas umum

• Melakukan penyelamatan, pengungsian dan tindakan darurat lainnya;

• Penyesuaian pajak;

• Asuransi banjir.

e. Pengelolaan Daerah Tangkapan Air

Pengelolaan daerah tangkapan air dalam pengendalian banjir antara lain dapat

dilakukan melalui kegiatan:

• Pengaturan dan pengawasan pemanfaatan lahan (tata guna hutan, kawasan

budidaya dan kawasan lindung);

(30)

• Konservasi tanah dan air baik melalui metoda vegetatif, kimia, maupun

mekanis;

• Perlindungan/konservasi kawasan-kawasan lindung.

f. Penyediaan Dana

Penyediaan dana dapat dilakukan dengan cara :

• Pengumpulan dana banjir oleh masyarakat secara rutin dan dikelola sendiri

oleh masyarakat pada daerah rawan banjir.

• Penggalangan dana oleh masyarakat umum di luar daerah yang rawan banjir

• Penyediaan dana pengendalian banjir oleh Pemerintah dan Pemerintah

Daerah.

M. Kawasan Lindung Geologi

Kawasan rawan bencana alam geologi di Kabupaten Sampang terdiri dari kawasan rawan

bencana gerakan tanah dan kawasan rawan bencana abrasi pantai.

Kawasan rawan bencana gerakan tanah meliputi: Kecamatan Omben; Kecamatan

Kedungdung; Kecamatan Jrengik; Kecamatan Tambelangan; Kecamatan Ketapang; dan

Kecamatan Sokobanah.

Kawasan rawan bencana abrasi pantai meliputi: Kecamatan Camplong; Kecamatan

Sampang; Kecamatan Sokobanah; dan Kecamatan Ketapang.

N. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Air Tanah

Luas kawasan perlindungan air tanah diperkirakan kurang lebih 30.560 Ha dimana

terdapat pada 4 kecamatan antara lain Kecamatan Sampang, Kecamatan Omben,

Kedungdung dan Robatal.

Arahan pada kawasan ini berupa prinsip pengendalian antara lain:

• Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan rawan longsor dilakukan dengan

mencermati konsistensi kesesuaian antara pemanfaatan ruang dengan

rencana tata ruang kawasan strategis atau rencana detail tata ruang.

• Dalam peruntukan ruang kawasan rawan longsor harus memperhitungkan

(31)

• Tidak diizinkan atau dihentikan kegiatan yang mengganggu fungsi lindung

kawasan rawan longsor dengan tingkat risiko tinggi terhadap kawasan

demikian mutlak dilindungi dan dipertahankan fungsi lindungnya.

O. Kawasan Lindung Lainnya

Kawasan perlindungan lainnya di Kabupaten Sampang adalah kawasan terumbu karang.

Penetapan kawasan konservasi sumberdaya ikan berupa terumbu karang ditetapkan di

sekitar Pulau Mandangin yang berada di Selat Madura.

Arahan pengelolaan kawasan terumbu karang melalui:

• Perlindungan sekitar kawasan sumberdaya ikan untuk kegiatan yang

menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas

sumberdaya alam tersebut.

• Membatasi dan tidak boleh menggunakan lahan secara langsung untuk

bangunan yang tidak berhubungan dengan konservasi sumberdaya ikan.

7.2.4. Kawasan Strategis

Kebijakan penetapan kawasan strategis di wilayah Kabupaten Sampang adalah sebagai

berikut :

1. Pelestarian dan peningkatan fungsi sesuai dengan daya dukung lingkungan hidup

sehingga terwujud pemanfaatan ruang yang berkelanjutan mendukung kehidupan di

wilayah Kabupaten Sampang.

2. Peningkatan dan pemantapan kawasan agar dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi wilayah dan mendorong peran wilayah Kabupaten Sampang dalam

perkembangan wilayah propinsi dan nasional.

3. Pengembangan kawasan tertinggal untuk mewujudkan pemerataan pembangunan

dan mengurangi kesenjangan antar wilayah di Kabupaten Sampang, meningkatkan

(32)

7.3. RPJMD Kabupaten Sampang 2013 – 2018

7.3.1. Visi dan Misi

Untuk memadukan gerak langkah setiap unsur organisasi dan masyarakat untuk

mengarahkan dan menggerakkan segala sumber daya yang ada dalam menciptakan

Kabupaten Sampang sebagaimana yang dicita-citakan, Visi Kabupaten Sampang Tahun 2013 – 2018 adalah :

“Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat”

Sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata segenap komponen

penyelenggara pemerintahan dalam mewujudkan visi, Misi Kabupaten Sampang Tahun 2013

– 2018 adalah :

1. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Profesional.

2. Meningkatkan Pelayanan Dasar yang BerkualitasdanTerjangkau.

3. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah sesuai daya dukung lingkungan.

4. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas.

5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan.

Artikulasi dan keterkaitan antara Visi dan Misi terpapar di atas diuraikan lebih rinci

pada Tabel 7.3.

7.3.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan pembangunan daerah ini ditetapkan untuk memberikan arah terhadap

program pembangunan Kabupaten secara umum. Sementara sasaran merupakan hasil yang

diharapkan dari suatu tujuan (goal) yang telah ditetapkan.

Tabel 7.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Sampang Tahun 2013 - 2018

No Misi Tujuan Sasaran

1. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan

Meningkatkan tata kelola pemerintahan

1. Meningkatnya efektifitas kelembagaan

pemerintahan

(33)

No Misi Tujuan Sasaran

3. Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas

penyelenggaraan pemerintahan daerah

4. Meningkatnya peran legislatif dalam tugas

pemerintahan

5. Meningkatnya kualitas pengelolaan

keuangan dan aset daerah

6. Meningkatnya pengelolaan pertanahan

7. Meningkatnya kualitas perencanaan,

penganggaran dan pengendalian program

8. Tersedianya dokumen statistik daerah

9. Meningkatnya Pengelolaan arsip Pemerintah

daerah yang tertib, rapi dan handal

10.Meningkatnya kenyamanan, ketertiban dan

keamanan lingkungan

1. Meningkatnya pemerataan dan kualitas

pendidikan pada semua jenjang pendidikan

2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

3. Meningkatnya penanganan penyandang

masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

4. Meningkatnya cakupan pena-nganan korban

bencana alam

5. Meningkatnya kualitas pelayanan

administrasi kependudukan

6. Meningkatnya pelayanan transmigrasi

7. Meningkatnya Sarana dan Prasarana

Infrastruktur Daerah

8. Meningkatnyaketersediaan air baku dan

irigasi

9. Tersedianya akses air minum

10.Meningkatnya rekonstruksi sarana dan

prasarana akibat bencana alam

11.Meningkatnya penataan kawasan sesuai

dengan RTRW

12.Cakupan layanan informasi dan komunikasi.

13.Meningkatnya pelayanan bidang

perhubungan

14.Meningkatnya perumahan sehat dan layak

huni

15.Terpeliharanya kesenian dan kebudayaan

daerah

16.Meningkatnyaorganisasi kepemudaan dan

olah raga daerah

17. Meningkatnya minat baca masyarakat

18.Tertanganinya korban perdagangan manusia

dan KDRT

(34)

No Misi Tujuan Sasaran

pemerintahan dan pembangunan

20.Meningkatnya pelayanan KB dan KS

21.Meningkatnya ketersediaan, aksesibilitas,

penganekaragaman dan keamanan pangan 3. Mengoptimalkan

1. Meningkatnya pemanfaatan lahan produksi

2. Meningkatnya pemanfaatan teknologi yang

mendorong pertambahan nilai potensi wilayah

3. Meningkatnya kualitas pengelolaan LH

4. Meningkatnya pengelolaan energi dan

sumber daya mineral

5. Menurunnya luas lahan kritis

4. Meningkatkan

1. Meningkatnya nilai investasi

2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas

Koperasi & UMKM

3. Meningkatnya partisipasi angkatan kerja

4. Meningkatnya kontribusi sektor indutri

5. Meningkatnya produksi sektor pertanian,

peternakan, dan perkebunan

6. Meningkatnya kinerja sektor perdagangan

7. Meningkatnya jumlah kunjungan wisata

8. Meningkatnya produksi hasil kelautan dan

perikanan

9. Meningkatnya produksi hasil hutan

5. Meningkatkan

1. Meningkatnya program pemberdayaan

masyarakat

2. Terpenuhinya perda yang dilakukan

konsultasi publik

3. Meningkatnya pengelolaan pemerintahan

(35)

Tabel 7.3 Artikulasi dan Keterkaitan antara Visi dan Misi

No Uraian Penjelasan Visi Misi Penjelasan Misi

1. Birokrasi

sehat Birokrasi yang mampu melaksanakan fungsi–fungsinya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan secara efektif, efisien, dan ekonomis

Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Profesional

Pemerintahan yang responsive terhadap perubahan lingkungan strategis dan berorientasi pada

kepentingan masyarakat. Perbaikan/Penyempurnaan menyangkut aspek kelembagaan, manajemen sumberdaya manusia, system dan prosedur baik pada tingkat Pemerintah Kabupaten Sampang maupun Satuan Kerja Perangkat Daerah

2. Masyarakat

kuat Masyarakat yang memiliki kemandirian secara sosial dan ekonomi, serta senantiasa mampu beradaptasi dengan terjadinya perubahan lingkungan strategis (pada tingkat tertentu, mampu menjadi subyek dari perubahan)

Meningkatkan

Pelayanan Dasar yang Berkualitas dan Terjangkau

Upaya Pemerintah Kabupaten Sampang untuk memenuhi layanan dasar yang berkualitas dan terjangkau yang menjadi hak masyarakat, khususnya layanan pendidikan, kesehatan, danpenyediaan infrastruktur. Berbagai program pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini belum sepenuhnya berhasil memberikan pelayanan dasar tersebut secara merata dan berkeadilan, baik dari aspek kuantititas maupun kualitas sehingga upaya-upaya peningkatan perlu dilakukan secara berkelanjutan.

Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

Pembangunan pada bidang perekonomian daerah bersifat simultan dan sinergis antara upaya–upaya meningkatkan pertumbuhan yang tinggi dan pemerataan. Upaya-upaya dalam memperbesar kapasitas perekonomian daerah (pertumbuhan yang tinggi) dilakukan bersamaan dengan upaya-upaya pemerataan manfaatnya bagi masyarakat

Meningkatkan

Kemampuan masyarakat berpartisipasi aktif

(36)

No Uraian Penjelasan Visi Misi Penjelasan Misi

3. Lingkungan

bersahabat Lingkungan fisik dan non fisik yang mendukung terwujudnya perikehidupan yang aman dan nyaman sehingga setiap elemen masyarakat dapat mengembangkan potensi dan

kapasitasnya.

Mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah sesuai daya dukung lingkungan

Memanfaatkan potensi wilayah yang dimiliki lebih menjamin keberlanjutan upaya pembangunan

dibandingkan berbasis sumberdaya dari luar betapapun dalam jangka waktu tertentu mungkin memberikan manfaat jauh lebih besar

4. Bermartaba

(37)

7.4. Skenario Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Sampang

Sebagaimana diketahui, RPIJMD merupakan penjabaran lebih lanjut dan pengisian dari

RPJMD. Progam Investasi Jangka Menengah merupakan penjabaran lebih lanjut dan

pengisian dari RPJMD. RPIJMD diterjemahkan secara Teknis dan Finansial dalam bentuk

Program Investasi Jangka Menengah.

Skenario pembangunan infrastruktur Kabupaten Sampang dikompilasi dari usulan

kegiatan untuk rencana program jangka menengah di dalam Lampiran Dokumen RPJMD,

yang penyusunannya telah mengacu pada RTRWK Sampang dan RPJPD Sampang.

Mengingat sumber dari skenario yang tersusun dalam bentuk pentahapan ini adalah

menurut SKPD penanggung jawab, yang mana kegiatan yang dirumuskan masih bersifat

indikatif, maka perlu kiranya untuk dikaji lebih lanjut. Aspek kelayakan yang menyangkut

aspek teknis, pendanaan, dampak dan kelembagaan sangat menentukan kesiapan

pelaksanaan dari program/kegiatan tersebut.

Sesuai dengan pemahaman Visi Kabupaten Sampang Tahun 2013 – 2018, yakni :

“Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat,” maka skenario pembangunan infrastruktur

(38)

Tabel 7.4 Skenario Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Sampang

SKPD Penanggung

Jawab

Program Kegiatan Tujuan Satuan Target

(39)

SKPD Penanggung

Jawab

Program Kegiatan Tujuan Satuan Target

(40)

SKPD Penanggung

Jawab

Program Kegiatan Tujuan Satuan Target

2018 yang bersih, indah dan sejuk.

Pemeliharaan dekorasi kota    

Gerakan Sampang Kotaku

kebijakan bid. Lingkungan hidup 

(41)

SKPD Penanggung

Jawab

Program Kegiatan Tujuan Satuan Target

2018

Pagu Indikatif

2015 2016 2017 2018

Peningk. Konservasi daerah

tangkapan air & sumber air 

Pengendalian & pengawasan

pemanfaatan sumber daya alam 

Perenc. & penyusunan prog. Pemb.pengend. SDA & lingk. Hidup

polusi & pencemaran 

Peningkatan Kinerja Aparatur Pengelolaan Persampahan dan Lingkungan

Mediasi, ekspos, sosialisasi dan pertemuan dengan seluruh

Pemeliharaan RTH Taman kota Terciptanya lingkungan yang bersih,Indah dan sejuk

ha 1,7932    

Penambahan tanaman

peghijauan 235 pohon Pohon

4.350

prasarana jalan lingkungan Peningkatan kualitas

(42)

SKPD Penanggung

Jawab

Program Kegiatan Tujuan Satuan Target

2018

prasarana air bersih Ltr/dtk 168879,6

Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar terutama bagi Masyarakat Miskin (DAK)

   

Melakukan kajian dan evaluasi terhadap kegiatan berjalan dan sebelumnya evaluasi perijinan jasa konstruksi

Tertatanya bangunan dan lingkungan dengan baik

Badan

(43)

SKPD Penanggung

Jawab

Program Kegiatan Tujuan Satuan Target

2018

Pagu Indikatif

2015 2016 2017 2018

Pengelolaan &

Pengembangan Taman

Pemeliharaan PJU

Terciptanya lingkungan yang terang dan indah di sepanjang jalan tersebar seluruh kabupaten Sampang

Titik

lampu 3.700   

Penambahan PJU 140 MC, 140 TL

Titik

(44)

Gambar

Gambar 7.1 Pembagian Wilayah Pengembangan dan Arahan Fungsi Kegiatan
Tabel 7.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Sampang
Tabel 7.3 Artikulasi dan Keterkaitan antara Visi dan Misi
Tabel 7.4 Skenario Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Sampang

Referensi

Dokumen terkait

1) Besar kecilnya pemberian kompensasi, dapat mempengaruhi tegaknya disiplin. Para karyawan akan memepengaruhi segala peraturan yang berlaku, bila ia merasa

Bila hal ini ingin lebih dicermati, sebenarnya dapat dilakukan estimasi yang lebih cermat dengan melakukan pendekatan dengan perhitungan statistik untuk pengujian

Dapat dikatakan tidak ada seorangpun yang dapat terhindar dari gejala stres, baik itu balita, remaja, orang dewasa, apalagi para lanjut usia, demikian pula pada mahasiswa yang

Dalam Pasal 82 dan Pasal 83 dapat disimpulkan bahwa korporasi (dalam hal ini perusahaan perfilman yang berstatus badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang usaha

Dilihat dari sisi sumber pertumbuhan, tiga penyumbang kontraksi tertinggi pada triwulan I-2015 adalah kategori pertanian, kehutanan dan perikanan (-1,40%); industri pengolahan

Dengan diketahuinya media pembelajaran mana yang lebih baik. untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka penggunaannya

Jika siswa S:MA mempunyai tujuan dalam masa depannya berkaitan juga dengan jurusan kuliah yang akan diambil setelah lulus S:MA, maka siswa S:MA tersebut

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi terhadap perjanjian keija bersama (PKB) dengan motivasi berprestasi