• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - PENGARUH PEMBERIAN KONSORSIUM MIKROBA DALAM BIOFERTILIZER TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - PENGARUH PEMBERIAN KONSORSIUM MIKROBA DALAM BIOFERTILIZER TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kacang tanah merupakan tanaman pangan kacang-kacangan yang menempati urutan terpenting kedua setelah kedelai. Tanaman ini dapat digunakan sebagai bahan pangan dan dapat diproses menjadi minyak. Sedangkan daunnya dapat digunakan sebagai makanan ternak (Kanisius, 1989). Kacang tanah banyak dikonsumsi oleh manusia karena dapat diolah menjadi berbagai macam makanan dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kacang tanah juga lebih tahan terhadap serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) di tiap provinsi di Indonesia, pada tahun 2009 produksi kacang tanah dari tahun ke tahun menurun seiring berkurangnya lahan pertanian. Pada tahun 2006 produksi kacang tanah sekitar 838.096 ton sedangkan pada tahun 2009 sekitar 763.507 ton. Selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 produksi kacang tanah berkurang 74.589 ton, tidak sebanding dengan makin bertambahnya penduduk Indonesia dari tahun ke tahun yang mengakibatkan volume impor kacang tanah meningkat (Rahmawati, 2012).

(2)

(Dwidjoseputro, 1986) karena berada dalam bentuk N2. Fosfor dalam tanah, 70% berada dalam keadaan tidak larut (Widawati dan Suliasih, 2006). Pada tanah yang asam, fosfor terikat pada besi dan alumunium. Sedangkan pada tanah yang alkalin, fosfor terikat pada kalsium fosfat (Rai, 2005). Kalium dan kalsium kadang berada dalam keadaan yang sulit diserap oleh tanaman karena terikat pada batuan atau senyawa tertentu.

Menurut Yuliarti (2009), tanah yang terus-menerus ditanami pasti akan berkurang kandungan unsur haranya. Kandungan unsur hara pada lapisan permukaan tanah dapat ditingkatkan dengan pemupukan, disamping tergantung pada proses-proses yang terjadi dalam pembentukan tanah. Faktor iklim, jasad hidup dan bahan-bahan lainnya sangat berpengaruh terhadap proses ini.

Azotobacter chroococcum dan Azospirillum brasilense merupakan bakteri yang dapat memfiksasi nitrogen yang ada di udara (Gardner dkk., 1991) sehingga dapat diserap oleh akar tanaman. Rhizobium leguminosarum merupakan bakteri simbiotik yang dapat membentuk bintil akar pada tanaman legum. Menurut Islami dan Utomo (1995), bintil akar ini mampu melakukan fiksasi N dari udara. Bacillus dan Pseudomonas adalah genus utama phosphorus-solubilizing bacteria. Anggota genus-genus ini seperti Bacillus megaterium dan

Pseudomonas fluorescens dapat melarutkan fosfor (Rai, 2005). Cellulomonas

cellulans merupakan bakteri dekomposer yang dapat mendegradasi bahan organik

(3)

terikat pada batuan atau senyawa lainnya. Saccharomyces cerevisiae merupakan yeast (khamir) yang dapat mendekomposisi bahan organik.

Selama ini, pemupukan kacang tanah sering menggunakan pupuk kimia. Pemakaian pupuk kimia secara berlebihan dan terus menerus dapat merusak tanah karena membuat tanah cepat mengeras, tidak gembur, dan cepat menjadi asam (Anonimus, 2010). Kelebihan mineral yang tidak diambil oleh tumbuhan adalah pemborosan karena kemungkinan tercuci secara cepat dari tanah oleh air hujan atau irigasi. Aliran mineral itu bisa memasuki air tanah dan akhirnya mencemari air sungai dan danau (Campbell dkk., 2003).

Istilah biofertilizer (pupuk hayati) digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman (Simanungkalit dkk., 2006). Pemberian konsorsium (kumpulan) mikroba dilakukan karena

masing-masing mikroba memiliki peran yang berbeda-beda. Indikator keberhasilan penggunaan biofertilizer dapat dilihat dari pertumbuhan dan produktivitas tanaman yang diberi biofertilizer tersebut.

Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran dan massa yang dapat diketahui dengan cara mengukur tinggi tanaman, berat basah ataupun berat kering tanaman. Sedangkan produktivitas merupakan kemampuan tanaman untuk menghasilkan produk yang dapat diukur setelah pemanenan seperti berat kering polong dan berat kering biji kacang tanah.

(4)

bahwa pemberian biofertilizer tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Puspitasari, 2010). Penelitian pemberian biofertilizer yang berisi bakteri Streptomyces, Lactobacillus delbrueckii, Bacillus megaterium, B. polymyxa, Nitrosomonas, Nitrobacter, Cellulomonas, Alcaligenes, Azotobacter,

Azospirillum, Pseudomonas dan fungi Trichoderma, Saccharomyces, Candida

serta Aspergillus telah dilakukan pada tanaman padi dan memberikan hasil bahwa pemberian biofertilizer dapat meningkatkan berat kering tanaman, berat basah gabah dan berat kering gabah (Purwantoro, 2009). Pada penelitian Puspitasari (2010), penggunaan bakteri pelarut fosfat saja sebagai biofertilizer tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi jagung. Sedangkan pada penelitian Purwantoro (2009), penggunaan konsorsium mikroba dengan jenis yang lebih banyak dalam biofertilizer dapat memberikan pengaruh terhadap berat kering tanaman, berat basah gabah dan berat kering gabah. Penelitian ini menggunakan jenis mikroba yang lebih banyak dari yang digunakan dalam penelitian Puspitasari tetapi lebih sedikit dari yang digunakan dalam penelitian Purwantoro. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman dengan biaya yang lebih murah.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka pada penelitan ini diujicobakan pemberian konsorsium mikroba yang terdiri atas Azotobacter chroococcum,

Azospirillum brasilense, Rhizobium leguminosarum, Bacillus megaterium,

Pseudomonas fluorescens, Cellulomonas cellulans, dan Saccharomyces cerevisiae

(5)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:

(1) Apakah pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, berat basah bintil akar dan berat kering tanaman) kacang tanah (Arachis hypogaea L.) ?

(2) Apakah pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda berpengaruh terhadap produktivitas (berat kering polong dan berat kering biji) kacang tanah (Arachis hypogaea L.) ?

1.3. Asumsi Penelitian

Azotobacter chroococcum, Azospirillum brasilense, dan Rhizobium

leguminosarum merupakan mikroba yang mampu memfiksasi nitrogen atmosfer

sehingga mudah diserap tumbuhan. Pseudomonas fluorescens dan Bacillus megaterium mampu melarutkan fosfat. Cellulomonas cellulans dan

Saccharomyces cerevisiae mampu mendekomposisi bahan organik. Pemberian

(6)

1.4. Hipotesis Penelitian 1.4.1. Hipotesis kerja

Jika pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas kacang tanah (Arachis hypogaea L.), maka pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap pertumbuhan dan produktivitas kacang tanah.

1.4.2. Hipotesis statistik

Ho1 : Tidak ada pengaruh pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda terhadap tinggi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.).

Ha1 : Ada pengaruh pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda terhadap tinggi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.).

Ho2 : Tidak ada pengaruh pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda terhadap berat basah bintil akar kacang tanah (Arachis hypogaea L.).

Ha2 : Ada pengaruh pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda terhadap berat basah bintil akar kacang tanah (Arachis hypogaea L.).

(7)

Ha3 : Ada pengaruh pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda terhadap berat kering tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.).

Ho4 : Tidak ada pengaruh pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda terhadap berat kering polong kacang tanah (Arachis hypogaea L.).

Ha4 : Ada pengaruh pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda terhadap berat kering polong kacang tanah (Arachis hypogaea L.).

Ho5 : Tidak ada pengaruh pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda terhadap berat kering biji kacang tanah (Arachis hypogaea L.).

Ha5 : Ada pengaruh pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda terhadap berat kering biji kacang tanah (Arachis hypogaea L.).

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

(8)

2. Mengetahui pengaruh pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda terhadap produktivitas (berat kering polong dan berat kering biji) kacang tanah (Arachis hypogaea L.).

1.6. Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya uji reliabilitas dapat dilihat masing-masing nilai cronbach alpha dari keseluruhan variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi

PENGARUH PERMAINAN SOCCER LIKE GAMES TERHAD AP KERJASAMA SISWA D ALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN SEPAKBOLA KELAS XI SMAN I BALEEND AH.. Universitas Pendidikan Indonesia

bahwasanya saat ini beredar sms di kalangan mahasiswa dengan mengatasnamakan Direktur Poltekkes Surakarta (Satino,SKM,MSc.N) yang menginformasikan adanya dana beasiswa

administrator, (4) supervisor, (5) pemimpin, (6) pencipta iklim ke j a , (7) wiraushawan, ketujuh peran itu yang perlu dijalankan oleh kepala sekolah dalam

1) Pemanfaatan media Internet yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah upaya guru dalam mempergunakan media internet sebagai media pembelajaran untuk

Menu Bar Produksi berisi Ribbon Kode Akun, Jenis Barang, Data Produk dan Bahan Baku, Bill of Materials, Supplier, Pelanggan, Saldo Awal Produk Jadi, Saldo Awal Bahan Baku, Saldo

Perusahaan cenderung untuk menawarkan jenis produk atau jasa yang lebih terbatas dibandingkan kompetitornya, dan berusaha untuk memproteksi domainnya dengan menawarkan kualitas

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas tentang peranan dan pengaruh pendidikan agama Islam terhadap peningkatan moral siswa dengan menggunakan jenis penelitian