• Tidak ada hasil yang ditemukan

Signifikansi Barcelona FC-Real Madrid dalam Mengubah Pola Konflik Catalonia-Spanyol Tahun 2010-2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Signifikansi Barcelona FC-Real Madrid dalam Mengubah Pola Konflik Catalonia-Spanyol Tahun 2010-2016"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

S ign ifika n s i Ba rce lo n a FC-Re a l Ma d rid d a la m

Me n gu b a h Po la Ko n flik Ca ta lo n ia -S p a n yo l Ta h u n

2 0 10 -2 0 16

Mo h a m m a d Re za Fe rizm a n d a

Departem en H ubungan Internasion al,

Fakultas Ilm u Sosial dan Ilm u Politik, Universitas Airlan gga Em ail: ferizm andareza@gm ail.com

Abstract

Catalon ia’s separation process from Spain through referen dum in 20 14 becam e differen t because the presence of Barcelona an d Real M adrid. Their historical backgroun d as the sy m bol of Catalon ia and Spain play a sign ifican t role in the conflict process. That is because during referen dum process, their riv alry has tran sform ed not only reflects the riv alry betw een tw o clubs in the football field, but also in the political sphere through the positioning an d the usin g of both club as a iden tity con flict platform by the society and the gov ernm en t of Catalonia an d Spain as a sy m bol of their iden tity . As the result, in the con flict process betw een Catalonia and Spain , appeared a new con flict corridor w hich have n ot been con sidered previously by Spain , a con flict through a popular issues in both Catalon ia an d Spain , a football riv alry . Through this study , the authors then attem pted to see how the riv alry betw een tw o clubs as a sy m bol of the identity of these tw o areas then prov ide specific threats in the process of the con flict. By using the con structivist paradigm an d qualitative data an aly sis techn iques, the study sought to determ in e chan ges in the role of both clubs in the referen dum process, and how it giv es specific im pacts durin g the separation con flict takes place.

K e y w o r d s : Barcelona FC, R eal Madrid, Catalonia, Span y ol, Identity Con flict, Threat Perception , On thological Security

Abstrak

Upaya separasi Catalon ia dari Span yol m elalui referen dum tahun 20 14 m en jadi berbeda den gan hadirn ya Barcelon a FC dan Real Madrid. Pasaln ya, dari sisi kesejarahan , kedua klub tersebut m erupakan sim bol kewilayahan dari Catalon ia dan Span yol. Rivalitas keduan ya, El-Clasico dalam m asa referendum lan tas bertran sform asi tidak han ya m encerm inkan persain gan kedua klub di dalam lapangan sepakbola, n am un juga pada ran ah politik, bagaim an a keduan ya berupaya dikon struksikan kem bali oleh kedua wilayah sebagai platform persain gan iden titas yan g terjadi. Akibatn ya, dalam kon flik separasi yan g terjadi tersebut, m un cul koridor kon flik lain yan g selam a in i tidak pern ah dipikirkan sebelum n ya oleh Span yol m aupun Catalon ia, yaitu kon flik m elalui ran ah sepakbola yan g m enajdi isu popular di kedua wilayah. Melalui pen elitian in i, pen ulis lan tas berupaya untuk m elihat bagaim an a rivalitas kedua klub yan g m en jadi sim bol iden titas kedua wilayah tersebut lan tas m em berikan an cam an tertentu dalam proses kon flik yan g terjadi. Den gan m en ggun akan paradigm a kon struktivis dan tekn ik an alisa data kualitatif, penelitian in i berupaya un tuk m en getahui perubahan peran an kedua klub dalam proses referen dum , serta bagaim an a dam pak yan g m un cul dari adan ya keterlibatan Barcelon a FC dan Real Madrid tersebut yan g dilihat m elalui berbagai peristiwa yan g terjadi selam a kon flik separasi berlan gsun g.

(2)

Pe n d a h u lu a n

Proses referendum Catalonia tahun 20 14 m en jadi berbeda dari proses referen dum pada um um nya dengan hadirnya klub sepakbola Barcelona FC dan Real Madrid. Keberadaan kedua klub sepak bola tersebut m em iliki posisi krusial dalam proses referendum karena dalam dinam ikanya, pada dasarnya keduanya m erupakan represen tasi dari dua bangsa yang berbeda, yaitu ban gsa Catalan dan ban gsa Spanyol. Rivalitas kedua klub di lapan gan sepakbola m erupakan rivalitas terbesar dalam industri sepakbola, yang dikenal dengan julukan El-Clasico. Pem berian nam a El-Clasico sendiri terjadi bukan hanya karen a keduanya yang m erupakan klub sepakbola terbesar dunia, nam un juga karena pertan dingan antara keduanya m erupakan kon testasi antara dua klub yang m em bawa dua budaya, identitas, dan represen tasi atas dua bangsa yan g berbeda.

Penelitian ini berfokus pada upaya untuk m elihat bagaim an a rivalitas Barcelon a dan Real tersebut lan tas m em bentuk sebuah konstruksi yang kem udian m em pen garuhi proses referendum yang ada. Apakah konflik identitas an tara Catalonia dan Spanyol kem udian term anifestasikan kedalam rivalitas, atau justru lebih dari itu, rivalitas an tara Barcelona-Real m erubah pola konflik yang ada. H al tersebut m en jadi m enarik untuk dilihat karen a kedua klub tersebut telah m enjadi isu populer yan g tidak bisa dilepaskan dari kehidupan m asyarakat di kedua wilayah. Melalui hal tersebut, penulis berargum en bahwa rivalitas antara Barcelon a dan Real tidak hanya kem udian m erepresen tasikan kon flik yang terjadi, m em berikan peran tersendiri dalam proses separasi yang terjadi di Catalonia.

Untuk m elihat peran rivalitas kedua klub dalam kaitannya dengan konflik separasi yang terjadi, penulis lantas m em bagi periode penelitian m enjadi tiga, yaitu pra-referen dum , kem udian pada saat proses referendum berlan gsung, dan pos-referen dum . Den gan m enggunakan beberapa teori dan kon sep, yaitu antara

lain konsep self determ ination, relasi self dan other yang dikem ukakan oleh Cam pbell, persepsi ancam an dan keam an an ontologis dari Mitzen , penelitian ini kem udian m en em ukan beberapa hal berikut ini.

(3)

sebagai upaya un tuk m en capai keam an an ontologis atas entitasn ya.

S ign ifika s i Riva lita s B a rce lo n a -Re a l d a la m Me n gu b a h P o la Ko n flik Ca ta lo n ia S p a n yo l ( Pra -re fe -re n d u m , 2 0 10 -2 0 12 )

Keberadaan Barcelon a dan Real tidak bisa sepenuhnya dilepaskan dari kehidupan m asyarakat Catalonia dan Spanyol karena adanya sisi kesejarahan dari kedua klub yang m en jadi sim bol represen tasi identitas kedua wilayah. Rivalitas antara Barcelon a dan Real berm ula pada m asa pem erin tahan Franco (1920 -1960 ) yang m ana pada m asa itu, Fran co m en gan ut pem erintahan diktator yang banyak m en geluarkan kebijakan yang bersifat represif terhadap Catalonia. Pada m asa itu, Barcelon a digun akan oleh m asyarakat Catalonia sebagai sebuah platform untuk m elawan kebijakan Franco. Dalam m erespon hal tersebut, Franco lantas m engakuisisi klub Madrid FC dari kota Madrid dan m enggan tinya den gan n am a Real Madrid yang kem udian dijadikan sebagai klub sepakbola kerajaan Spanyol yan g digunakan sebagai alat untuk m em batasi perlawan an m asyarakat Catalonia m elalui Barcelona. Sejak saat itulah rivalitas kedua klub tersebut terus m en yim bolkan persaingan iden titas antara Catalonia dan Spanyol.

Dalam dinam ika yan g terjadi selan jutnya, utam anya pasca 1990 an ketika sepakbola di Spanyol m engalam i intern asionalisasi, term a-term a kedua klub sebagai sim bol kewilayahan lantas m en galam i degradasi karen a adanya kom ersialisasi dan globalisasi klub sebagai klub sepakbola bertaraf global, serta adan ya m asa dam ai antara Catalonia dan Span yol. H al tersebut kem udian m en jadikan peran an kedua klub sebagai sim bol yang m erepresen tasikan iden titas Catalonia dan Span yol m enjadi tidak relevan lagi apabila dikaitkan dengan nasionalism e kewilayahan (Goig, 20 0 8 ).

H al yang m enarik dari keberadaan kedua klub tersebut pada m asa referen dum

(4)

bahwa Real beserta pendukungnya m erupakan bagian integral dari Spanishness dan wilayah Span yol. Melalui hal tersebut, pendukun g Real lantas dapat dikatakan m elakukan pem batasan atau pem isahan iden titas yang jelas antara identitas Catalan dan identitas Span iard, den gan m en gkonstruksikan superioritas identitasnya atas Catalan.

Selain penggun aan kata “Im Spaniard”, terdapat pula konflik iden titas yang term anifestasikan m elalui pengibaran bendera. Dalam selebrasi kem enangan Real, sebagian besar pendukun g Real m en ggunakan Bendera Spanyol sebagai atribut un tuk m erayakan kem enangan Real. Di sisi Barcelona, pen ggunaan Bendera Catalonia, La Senyera juga seringkali m ewarn ai pertan dingan Barcelona. Pada El-Clasico J uni 20 12 ribuan pendukun g Barcelona m en gibarkan La Senyera di sepan jan g pertan dingan berlangsung. Puncaknya terjadi ketika m enit ke 17:14, Cam p Nou berubah m en jadi arena kon testasi identitas paling besar dari kein ginan referendum m ulai digaungkan pada tahun 20 10 hingga pada m asa itu m elalui pengibaran ribuan La Senyera disertai den gan teriakan “Independencia”. Selain itu, terdapat pula pengibaran bendera La Senyera di Cam p Nou yang dilakukan sebagai upaya iden tifikasi Barcelona sebagai bagian dari wilayah Catalonia.

Pada m asa konflik Catalonia-Spanyol pada m asa pra-referendum , rivalitas antara Barcelon a dan Real lantas m en jadi suatu hal yang dapat dikatakan determ in an dalam m en definisikan persaingan iden titas yang m em un gkin kan Barcelona dan Real m en geksploitasi sejarah dan warisan politik m ereka. H al tersebut terjadi karena dalam m asa kon flik yan g terjadi, pertan dingan an tara Barcelona dan Real tidak han ya m enjadi pertandingan sepakbola biasa, n am un telah digun akan oleh m asyarakat dari kedua wilayah untuk m enyuarakan kepentingan politiknya, untuk m em bentuk determ in asi identitas m asin g-m asing. Dalam m erespon penggunaan klub oleh

m asyarakat, pihak Barcelona lantas m erespon den gan m enyatakan sikap klubnya yan g m an a anggota pem ilik klub Barcelona m en yetujui penggun aan klub Barcelona sebagai fasilitas yang digunakan untuk m engkoordinasikan proses referendum wilayah Catalonia dari Spanyol. Nam un m elalui tindakannya tersebut, Barcelona lantas tidak kem udian m em berikan keterangann ya secara resm i terhadap

posisinya terkait isu referendum .Barcelona dalam keterangann ya hanya m enyebutkan

bahwa keberadaan en titasnya sangat penting dalam Catalon ia, yang m ana entitasnya selalu berkom itm en untuk m en dorong terciptanya dem okrasi dan juga m em pertahankan hak asasi yan g m en jadi bagian fun dam ental bagi m asyarakat Catalonia. H al tersebut lantas diikuti dengan serta adanya perubahan susunan placards di Cam p Nou dari yang sebelum nya berwarna m erah-biru keunguan m enjadi berwarna m erah-kuning keem asan yang m erupakan warn a bendera Catalonia serta pen ggantian jersey klub oleh Barcelona pada m usim 20 12-20 13.

S ign ifika n s i Riva lita s B a rce lo n a -Re a l d a la m Me n gu b a h P o la Ko n flik Ca ta lo n ia S p a n yo l ( Pra -re fe -re n d u m , 2 0 12 -2 0 14 )

(5)

m oda eksklusi dalam rangka m em isahkan diri dari Spanyol, Spanyol lantas tidak kem udian m em bentuk m oda eksklusi atas Catalonia karena tujuannya yang in gin m em pertahankan kesatuan entitasnya sebagai self. (Guibernau, 20 13) H al ini m enjadi pentin g bagi Spanyol untuk m em pertahan kan kesatuan en titasnya, karena seperti yang dijelaskan oleh J efkin s (20 0 1), bahwa pada dasarn ya identitas m en jadi pen ting karena m em iliki keterkaitan dengan istilah autentisitas,kepribadian, serta prinsip iden tifikasi. Melalui hal tersebut, terutam a prinsip identifikasi, iden titas pada dasarnya digunakan untuk m elakukan identifikasi. Apabila hal tersebut ditarik dalam konteks Spanyol, m aka pada dasarnya Spanyol dengan kesatuan identitasn ya pada dasarnya telah m em iliki prinsip-prinsip identifikasi sendiri atas apa yang disebut sebagai Spaniard, yaitu Spanyol secara keseluruhan . Melalui konteks ini, penulis berargum en bahwa apabila Catalonia m em isahkan diri dari Spanyol dan Spanyol kehilangan Catalonia, m aka Spanyol akan kehilangan atau m en galam i perubahan pada prinsip identifikasi entitasnya yang selam a in i dilihat sebagai kesatuan Spaniard m en jadi tidak bisa lagi diidentifikasikan sebagai Spaniard. H al tersebutlah yang kem udian m en yebabkan Spanyol tidak m em bentuk m oda eksklusi atas Catalonia, untuk kem udian m em pertahankan kesatuan Spanyol sebagai Spaniard.

Dari adanya perubahan persepsi m em bentuk pola hubungan berbasis self-other, utam anya di Catalonia, m uncul upaya-upaya pem bentukan m oda eksklusi un tuk m em isahkan diri dari Spanyol. Di dalam proses pem ben tukan m oda eksklusi tersebut, Barcelona kem udian hadir m em berikan dukun gan resm in ya kepada Catalonia m elalui penan datan gan Catalan Nation al Self-Determ in ation Pact (fcbarcelona.com ). Pasca penandatan ganan Catalan Nation al Self-Determ in ation Pact, Barcelona lantas m erubah m eredefinisi identifikasi entitasnya dalam website resm i Barcelona dari yang sebelum nya

m en yatakan entitasnya sebagai klub dari Spanyol, lantas m erubahnya m en jadi klub m ilik Catalonia. Selain itu, Barcelona juga kem udian m em berikan perlindungan hukum dan gencar m elakukan prom osi Catalonia yang dilakukan m elalui pertan dingan sepakbola, m aupun dalam konteks diluar sepakbola. H al tersebut lantas m em berikan ruan g baru bagi m asyarakat Catalonia untuk kem udian m enyuarakan kepen tingan politisnya, pada suatu platform yang tidak pernah sebelum nya dipikirkan oleh pihak siapapun yaitu sepakbola. Terlebih, Barcelona yang telah m enjadi klub dengan audience global, m en jadikan Barcelona bertran sform asi tidak hanya sebagai klub sepakbola sem ata, n am un sebagai salah satu alat, sebagai m edia kon testasi identitas terbesar yang dim iliki m asyarakat Catalonia. Melalui hal tersebut, Barcelona lantas m em iliki posisi krusial sebagai en titas yang kem udian m em perjelas batasan dan m em percepat proses pem bentukan self-other yang ada di m asyarakat Catalonia den gan m em posisikan entitasnya sebagai m edia atau platform bagi ribuan m asyarakat Catalonia untuk m en un jukkan eksistensi identitasnya.

(6)

kegagalan Spanyol dan Real dalam m em pertahankan peran Real sebagai sim bol kewilayahan serta karen a posisi Spanyol yang lebih dom inan daripada Catalonia. H al tersebut terjadi karena berbeda dengan Catalonia yan g dalam proses kon flik, pihaknya diposisikan sebagai pihak yang m elakukan perlawan an terhadap Spanyol dan berupaya untuk m engkonstruksikan identitasnya sebagai identitas yang berbeda dari Spanyol, pem bentukan sim bol-sim bol di Catalonia lantas m em iliki urgensi tersen diri sebagai proses identifikasi en titasnya sebagai entitas dengan sim bol dan iden titas yang berbeda dari Spanyol. Nam un, bagi Spanyol yang berada pada posisi dom inan , pem bentukan sim bol lantas tidak m enjadi suatu urgensi yan g harus dilakukan .

Adanya kegagalan Real dalam m em pertahankan peranan klubnya sebagai sim bol kewilayahan Spanyol serta di sisi lain adan ya perkem bangan yang signifikan Barcelona bagi Catalonia dalam m asa referen dum pada akhirnya m en yebabkan di dalam din am ika referendum yan g terjadi, Barcelon a lantas m em iliki posisi sebagai aktor utam a dalam proses “dam aging the old radial structure” dalam industri sepakbola Spanyol, dan rivalitas an tara Barcleona dan Real tidak lagi relevan, karena hanya Barcelona yang terus m em berikan signifikansinya dalam proses kon flik yang terjadi.. Dalam konteks tersebut, Barcelona lantas kem udian dianggap sebagai gam baran profil nasionalis wilayah Catalonia yang dalam perkem bangannya terus m en gadopsi cen trifugal logic terhadap wilayah Spanyol. H al tersebut di dukung den gan Ortega (20 15) yang m en yebutkan, Barcelon a dalam perkem bangannya di dalam konflik identitas Catalonia-Spanyol dipan dang sebagai salah satu m anifestasi dari identitas nasional m asyarakat Catalonia yang m em ainkan peran an penting dalam proses reartikulasi dan redefinisi pola hubungan m asyarakat Spanyol diatas karena keberadaan nya yan g m am pu m em un culkan shared idea

m em un culkan efek hom ogenisasi sebagai satu kesatuan dalam lingkungan sosial terten tu. Ortega (20 15) m en am bahkan, dalam perm asalahan m en genai konflik, sepakbola m em iliki kem am puan untuk m enyatukan anggotanya dalam keadaan-keadaan em osional, yang dalam hal ini kem udian m en em patkan sepakbola tidak hanya bertindak sebagai sebuah m ekan ism e untuk m engekspresikan sentim en -sentim en tertentu nam un juga dapat m en jadi sebuah ideologi antagonistik yang m em bawa agenda eksklusi politik dan m en unjukkan suatu perbedaan -perbedaan den gan ideologi lainnya. H al tersebut kem udian ditam bah den gan keberadaan pendukun g yang m em iliki hubungan em osional dengan klub sepakbola dukun gan nya yan g kem udian m en yebabkan pertandingan sepakbola m en jadi sebuah aren a krusial untuk m en un jukkan sebuah diskursus dalam hubungan proses legitim asi suatu ban gsa. Dalam kasus terten tu, sepakbola berperan sebagai alat un tuk nation-building dan n ation-asserting dalam proses diferensiasi kultural dan sosial. Dalam hal ini, sepakbola dilihat sebagai suatu alat yang berfungsi tidak hanya untuk m endorong terbentuknya sebuah konstruksi dari sebuah ban gsa, nam un juga m erubah dan m em bentuk kem bali sebuah ban gsa yan g telah ada m elalui berbagai praktek sosial yang kem udian m em iliki peran besar dalam m em bentuk kem bali dan m erubah bentuk atau pola budaya dan politik dari suatu ban gsa.

S ign ifika n s i Riva lita s B a rce lo n a -Re a l d a la m Me n gu b a h P o la Ko n flik Ca ta lo n ia S p a n yo l ( Pa s ca -re fe -re n d u m , 2 0 14 -2 0 16 )

(7)

m en jadi salah satu entitas yan g turut serta dalam m em prom osikan Catalonia ke seluruh dunia. H al tersebut m enjadi penting bagi Catalonia karen a Barcelona yang telah m en jadi klub intern asional, m aka penggunaan Barcelona diharapkan akan m em berikan signifikansi tersendiri bagi Catalonia. Dalam kontrak yan g tertulis, alasan kerjasam a yang dilakukan DIPLOCAT dengan Barcelon a disebutkan karena Barcelon a m erupakan aset yan g pentin g bagi Catalonia dalam kapabilitasn ya untuk m enyebarkan identitas nasional Catalonia (fcbarcelon a.com ).

Penggun aan Barcelona di dalam proses prom osi tersebut lan tas m en jadi suatu hal yan g m enarik apabila dilihat dari sisi identitas. J efkins (20 0 1) m en yatakan bahwa identitas m en jadi aspek yang kem udian dibutuhkan untuk proses aktualisasi diri yang kem udian dari proses tersebut, identitas m em unculkan kebebasan bagi tiap individu m elalui pem ben tukan social arena dan basis afiliasi kolektif dalam m em persepsikan budaya lain . Melalui konsepsi J efkins tersebut, Barcelona dalam konteks referendum yang digunakan sebagai sim bol kewilayahan dan m edia kontestasi identitas oleh Catalonia dapat dikatakan telah bertransform asi sebagai basis afiliasi m asyarakat Catalonia yan g kem udian m em bentuk aktualisasi diri untuk m en giden tifikasikan entitasnya sebagai Catalan. Sam pai pada titik ini, m elalui berbagai peran Barcelona selam a proses referendum pen ulis berargum en bahwa dalam din am ika pasca referendum , Barcelona telah bertran sform asi dari entitas yang sebelum nya hanya m en jadi representasi konflik identitas antara Catalonia dan Spanyol, bagaim ana m asyarakat Catalonia m enunjukkan konflik iden titas m elalui Barcelona kem udian berubah m en jadi entitas yan g secara aktif turut serta dalam m em pen garuhi arah konflik identitas yang terjadi m elalui pem ben tukan m oda eksklusi yan g diwujudkan m elalui peran nya sebagai m edia atau platform baru bagi m asyarakat dan pem erintah Catalonia selain m elalui konflik den gan Spanyol

dalam konteks governm en t to govern m ent.

Merespon peran an Barcelon a yang dapat dikatakan signifikan dalam m asa referendum , dalam dinam ika yang terjadi selan jutnya, pem erintah Spanyol lantas m en geluarkan kebijakan represif terhadap Barcelona FC. H al tersebut dapat dilihat m elalui adanya ancam an dikeluarkan nya Barcelona FC dari La Liga apabila Catalonia m em isahkan diri dari Spanyol, dan m unculnya kebijakan pelarangan pengibaran Bendera Catalonia, yaitu La Sen yera oleh Spanyol pada pertandingan Barcelona FC yang dilakukan oleh ketua La Liga, J avier Tebas, dan pihak pem erintah Span yol. H al yang m en arik dari berbagai kebijakan tersebut adalah bahwa segala bentuk kebijakan tersebut dinilai terlam bat untuk dim un culkan. H al itu terjadi karena pada dasarnya pengibaran La Senyera dan keterlibatan Barcelona dalam proses referendum adalah isu lam a yan g telah terjadi sejak awal referendum berlangsung. Lantas, pem berian kebijakan m en gen ai pelarangan pengibaran Senyera dan ancam an dikeluarkann ya Barcelona yang baru diberikan pada 20 15 tersebut patut untuk dipertanyakan , karen a relevansi dan urgensinya yang seharusnya diberlakukan sejak pen gibaran Sen yera dan keterlibatan Barcelona saat konflik dim ulai. Dalam m erespon berbagai kebijakan represif tersebut, Barcelona diban tu dengan pem erintah Catalonia lantas berusaha m elawan kebijakan yang m uncul den gan m elaporkan pem erintah Spanyol ke pengadilan Spanyol atas tuduhan pelanggaran hak un tuk bersuara (fcbarcelon a.com ).

(8)

kebijakan yang m em batasi pergerakan Barcelona pada m asa referen dum dapat dikatakan bahwa pada m asa tersebut, Spanyol belum m en gan ggap Barcelon a sebagai sebuah an cam an yang dapat m en gan cam kesatuan iden titasnya. Adanya konstruksi ancam an dari kebijakan yang terbentuk oleh Spanyol tersebut kem udian diperkuat dari adanya keputusan Pengadilan Spanyol untuk m em bolehkan pen dukung Barcelon a m em bawa Senyera ke Pertandin gan final Copa Del Rey dengan m engatakan bahwa pelarangan Senyera m erupakan tindakan yang tidak berdasar pada konstitusi dan tidak m em iliki nilai-nilai yang kem udian dapat diasosiasikan dengan tindakan kekerasan, rasism e, xenophobia, dan segala bentuk diskrim inasi lain yan g m elawan m artabat m an usia, sesuai den gan apa yang diatur dalam konstitusi Spanyol (Burgen, 20 16). Melalui keputusan dari pengadilan Spanyol yang m em bolehkan pen ggunaan Senyera tersebut, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya penggun aan Senyera dalam pertan dingan Barcelon a tersebut tidak m en yalahi peraturan yan g ada di Spanyol. Melalui hal ini, lan tas dapat diartikan kebijakan yan g dibentuk oleh Real dan Pem erin tah Spanyol m engenai pelarangan pen ggunaan Senyera tersebut tidak lebih dari karen a adanya kem unculan konstruksi ancam an di pihak Spanyol atas penggun aan Sen yera yang diasosiasikan sebagai tindakan separatis Catalonia. H al tersebut m en un jukkan, bahwa pada dasarnya Spanyol-lah yang sebenarnya berada dalam keadaan dilem m a dan teran cam apabila Catalonia dan Barcelona keluar dari Spanyol.

Dalam konteks keterlam batan kem unculan berbagai kebijakan dari Spanyol, penulis lan tas m en yatakan bahwa hal tersebut terjadi selain karen a belum adanya persepsi m en gen ai ancam an juga terjadi karena adanya pada m asa referendum , m unculnya ancam an -an cam an sebagai hasil dari relasi self-other di Span yol belum begitu kuat. Baru kem udian ketika Barcelona m ulai gencar m em bentuk m oda eksklusi dari Spanyol, kem unculan an cam an di

Spanyol m enjadi sem akin kuat. H al tersebut sesuai den gan pernyataan Cam pbell (20 0 7), bahwa m unculn ya self-other akan berdam pak pada perluasan ancam an yang sebelum nya ancam an dipersepsikan m uncul dalam konteks to-state kem udian m en jadi state-to-“otherness”. Dalam konteks ini, m elalui adanya berbagai kebijakan Spanyol sebagai m anifestasi dari adanya self-other tersebut terbukti, bahwa dalam proses referendum Spanyol m eluaskan persepsi ancam an yan g ada di negaran ya bukan lagi ancam an dalam konteks state-to-state sem ata, nam un state-with-othern ess, yang dalam konteks ini, otherness tersebut adalah Catalonia den gan m asyarakat dan pem erintahnya, serta Barcelona.

(9)

Melalui konstruksi an cam an tersebut, Spanyol lantas sengaja m em unculkan kebijakan sebagai upaya untuk m em peroleh keam anan ontologis yang hanya bisa dicapai m elalui pengakuan identitas. H al tersebut apabila ditarik dalam kon teks Span yol, keam anan ontologis Spanyol han ya bisa dicapai apabila Spanyol m asih berdiri sebagai kesatuan Spaniard. Den gan adanya keingin an Catalonia untuk m em isahkan diri dari Spanyol, kem an an ontologis Spanyol tidak pernah tercapai jika Catalonia belum sepen uhnya kem bali

dalam n aun gan Spanyol. Oleh

karenan ya, Spanyol kem udian m em bentuk kebijakan sebagai upaya m en capai keam an an on tologisnya, yaitu m em pertahankan kesatuan identitasnya sebagai Spaniard.

Sam pai disini Barcelon a lantas dapat dilihat sem akin m em perjelas posisinya sebagai en titas yang berkepentingan untuk m em pertahankan Catalonia untuk m em isahkan diri dari Spanyol m elalui berbagai tindakan dan upaya perlawan an nya terhadap kebijakan represif Real dan Spanyol. Sedan gkan di sisi Real dan Spanyol, pasca referen dum m uncul kon struksi ancam an di Spanyol yang kem udian m ulai m em persepsikan pergerakan Barcelon a dan Catalonia sebagai entitas yang dapat m engan cam kesatuan Spanyol. H al tersebut dapat dilihat m elalui pem bentukan berbagai kebijakan yang digunakan untuk m em batasi Barcelona, serta perubahan sikap dari pem erintah Spanyol dan Real untuk lebih aktif dalam m elawan gerakan -gerakan Catalonia.

Ke s im p u la n

Melalui relasi self-other dalam teori m en genai perubahan persepsi iden titas, konstruksi ancam an dan keam an an ontologis, dapat dilihat perm asalahan rivalitas an tara Barcelona dan Real dalam m asa referendum Catalonia penuh atas berbagai konstruksi konflik iden titas dalam kaitannya pencaturan hubungan antara Catalonia dan Spanyol. Berbagai peran dan penggun aan kedua klub oleh kedua pendukun g dan m asyarakat edua

wilayah sebagai m edia kon testasi identitas, serta dipersepsikannya Barcelona dan Real sebagai sim bol kewilayahan kem bali, rivalitas an tara Barcelona dan Real lan tas dapat dikatakan m erepresen tasikan konflik identitas yang terjadi antara Catalonia dan Spanyol. Adan ya sejarah m asa lalu kedua klub yan g m enem patkan keduanya sebagai entitas yang tidak bisa dilepaskan sepenuhnya sebagai sim bol kewilayahan berupaya dikonstruksikan kem bali oleh kedua wilayah sebagai pendorong un tuk m elakukan determ in asi identitas dan pem batasan identitas en titas lainnya. Dalam kon teks ini, Barcelona kem udian m uncul sebagai aktor yan g dapat dikatakan m am pu m en em patkan entitasn ya sebagaim an a difungsikan oleh m asyarakat Catalonia sebagai sim bol identitas dan kewilayahan m asyarakat Catalonia. Sedangkan Real di m asa referendum tidak m am pu untuk kem udian m em en uhi pengharapan m asyarakat Spanyol sebagai sim bol identitas Spanyol.

(10)

dikatakan m erubah pola konflik yang terjadi antara Catalonia dan Span yol.

Di sisi lain , dalam kaitannya dengan rivalitas Barcelona dan Real yang kem udian m em pen garuhi pola konflik Catalonia-Spanyol, n yatanya Real hanya diwakilkan oleh pendukungnya diawal konflik dengan m en em patkan Real sebagai sim bol iden titas m ereka. Nam un dalam dinam ika yang terjadi selan jutnya, Real sen diri tidak m em berikan kontribusin ya dalam proses referen dum . Berbeda dengan hal tersebut, Barcelona lantas tidak hanya m erepresentasikan konflik sem ata, n am un juga m erubah pola konflik yan g terjadi m elalui pem ben tukan m edia atau platform konflik bagi m asyarakat dan pem erintah Catalonia untuk m en yuarakan kepen tingan politisnya m elalui sepakbola. Akibatnya, selam a m asa referendum , Catalonia lantas m em iliki dua m edia konflik utam a, yaitu govern m ent-to-governm ent, dan kedua konflik yan g term anifestasikan dalam sepakbola. Melalui titik ini, Spanyol lantas gagal dalam m en gan tisipasi keberadaan dari Barcelona yang kem udian m en yebabkan selam a proses referendum berlangsung, Catalonia den gan Barcelona yang selam a ini dilabelkan den gan pem berontak lantas dipandan g sebagai entitas yang kem udian lebih populer dan dom inan diban ding den gan Spanyol. Melalui sudut pandang identitas, hal tersebut lantas m enjadi an cam an bagi Spanyol terutam a dalam kaitann ya dengan

kepen tingan nya dalam m em pertahankan eksistensi identitasnya.

Penjelasan m en genai pola rivalitas Barcelona-Real dalam m em pengaruhi pola konflik Catalonia-Spanyol dapat

dikatakan m erupakan bentuk baru dari self-determ ination. H al tersebut terjadi karena belum ada proses separasi yang kem udian m em anfaatkan isu populer, terutam a sepakbola yan g ada di m asyarakat sebagai basis pergerakan untuk m elakukan separasi. Melalui adan ya rivalitas Barcelona-Real diatas penulis lantas berusaha untuk m en eliti keterkaitan antara industri sepakbola di Spanyol dengan proses referen dum , terlebih karen a adanya m asa lalu Spanyol yan g tidak bisa dilepaskan dari sepakbola. Melalui pen elitian ini penulis ingin m en unjukkan bahwasan nya dalam dinam ika self-determ ination yan g dilakukan di era kekinian ban yak cara-cara baru yang kem udian digun akan m asyarakat untuk m endeterm inasikan hubungannya dengan entitas lain nya, yang tidak hanya m elulu dalam konteks gerakan separatis yang serin gkali berkonotasi negatif dengan m en ggunakan sarana dan cara-cara kekerasan di dalam nya.

Den gan adanya keterlibatan Barcelona dan Real, utam an ya Barcelona dalam proses referendum Catalonia, dapat dilihat bahwa perm asalahan isu popular yang ada di m asyarakat, seperti persaingan sepakbola dalam konteks ini rivalitas Barcelona dan Real dalam El-Clasico n yatanya dapat m en jadi alat berm uatan an cam an yang kem udian m em pen garuhi pola konflik dalam proses separasi m elalui pem anfaatan entitas tersebut sebagai suatu platform untuk m elakukan kontestasi identitas dan m ewujudkan gerakan separasi suatu wilayah. Akibatnya, isu popular tersebut dapat kem udian m enjadi isu sentral yang bahkan dapat m enem patkan sebuah entitas non -state sebagai suatu bentuk ancam an dalam ruang lingkup ken egaraan.

D a fta r Pu s ta ka

Buku

[1]Balcells, Ramon Tremosa. The View From

Brussels. Dalam Castro, Liz. “What’s Up Catalonia”,Massachusetts: Catalonia Press,2013.

[2]Bel, Germa, “Strangers in Our Own Land”,

Tersedia dalam Castro, Liz.“What’s Up Catalonia”,Massachusetts: Catalonia Press,2013.

[3]Billings et, al, “Sport and National Identity”, Communication and Sport: Surveying the Field. 2012.

[4]Cardus, Salvador,“What has happened to us

(11)

Catalonia”,Massachusetts: Catalonia Press,2013.

[5]Castro, Liz. What’s Up Catalonia.Catalonia Press, Ashfield, Massachusetts, USA, 2013.

[6]Lluis, Carme Forcadell,“Catalonia, a New

State In Europe”, Tersedia dalam Castro, Liz. “What’s Up Catalonia”,Massachusetts: Catalonia Press,2013.

[7]Levy, Jack S. “Qualitative Methods in International Relations”, in Frank P. Harvey and Michael Brecher (ed.), Evaluating Methodology in International Studies. Ann Harbor: the University of Michigan Press, 2002.

[8]Mas I Gavvaro, Artur. 2013. Prologue: A

new path for Catalonia. Tersedia dalam Castro, Liz.“What’s Up

Catalonia”,Massachusetts: Catalonia Press,2013.

[9]Partal, Vincent.“Our place in the world: the country of Barcelona”, Tersedia dalam Castro, Liz.“What’s Up

Catalonia”,Massachusetts: Catalonia Press,2013.

Jurnal dan Publikasi

[10]Barcelo, Joan et all. “National identity, social institutions and political values.The case of FC Barcelona and Catalonia from an intergenerational comparison”, Departament de Ciències Polítiques i Socials, Universitat Pompeu Fabra, Barcelona, Spain, 2014.

[11]Bartkus Viva O, “The dynamic of

Secession”, Cambridge Studies in International Relations, 1999.

[12]Campbell D, “Global Inscription: How

Foreign Policy Constitutes the United States”, Alternatives: Global, Local, Political, Vol. 15, No. 3, Sage Publications Inc, 1990.

[13]Crameri, Kathryn, “Political Power and Civil Counterpower: The Complex Dynamics of the Catalan Independence Movement”, University of Glasgow: Routledge, 2015.

[14]Flick, Uwe, “Qualitative and Quantitative Research”, in An Introduction to Qualitative Research, London: SAGE, 2006.

[15]Garcia, Cesar,“Nationalism, Identity, and Fan Relationship Building in Barcelona Football Club”, International Journal of Sport Communication, 2012.

[16]Guba, Egon,The Paradigm Dialog.

University of Indiana. SAGE Publications, 1990.

[17]Guibernau, Montserrat. “Prospects for an Independent Catalonia”, Department of Politics and International Relations, Queen Mary University of London, Mile End Road, London E1 4NS, UK, 2013.

[18]Goig, Ramon Llopis,“Identity, nation‐state and football in Spain.the evolution of nationalist feelings in Spanish

Football”,Department of Sociology and Sosial Anthropology, Faculty of Sosial Sciences, University of Valencia,2008.

[19]Hansen, Lene,“Security as Practice Discourse analysis and the Bosnian war”,The new International Relations. Routledge 270 Madison Avenue, New York, NY 10016, 2006.

[20]Lopez, Jessica,“Real Madrid and FC

Barcelona: A new narrative of football rivalry in 1930s Spain”, Departmental Honors in History and Hispanic Literatures and Cultures. Wesleyan University, 2015. [21]Jenkins, Richards,“The limits of identity:

ethnicity, conflict, and politics”, Sheffield University, United Kingdom, 2001. [22]Lehning Percy B. “Theories of

Secession”,New York: Taylor & Francis, ISBN 0-203-98128-6, 2005.

[23]Mitzen, Jennifer. “Ontological Security in World Politics: State Identity and the Security Dilemma”, Ohio State University. European Journal of International Relations. SAGE Publications and ECPR-European Consortium for Political Research, Vol. 12, 2006.

[24]Oberschall, A. “Conflict Theory”, Handbook

of Politics: State and Society in Global Perspective, 2010.

[25]O’Brien Jim,“El Clasico and the demise of tradition in Spanish club football:

perspectives on shifting patterns of cultural identity”, The LMcM Research Institute, Southampton Solent University,

Southampton, UK, 2013.

[26]Ortega, Vicente Rodriguez,“Soccer, nationalism and the media in contemporary Spanish society: La Roja, Real Madrid & FC Barcelona”, Soccer & Society,

DOI:10.1080/14660970.2015.1067793, 2015.

[27]Petithomme, Mathieu, and Alicia Fernandez

Garcia, “Catalonian nationalism in Spain’s time of crisis: From asymmetrical federalism to independence?”, The Federal Idea, 2013

[28]Ranachan. Emma. K. “Cheering for Barça:

FC Barcelona and the shaping of Catalan identity”, Department of Art History and Communication Studies McGill University Montréal, Quebec, Canada, 2008.

[29]Rousseau, David L. Identity, Power, and threat Perception. Department of Political Science University at Albany (SUNY), New York, 2007.

[30]Stein, J Gross. “Threat Perception in International Relations”,The Oxford Handbook of Political Psychology. Oxford: Oxford University Press, 2013.

[31]Tkac. John. The Role of Bullfighting and FC Barcelona in the Emancipation of Catalonia from Spain. Department of Foreign

Languages, Literatures and Cultures, James Madison University (USA)

[32]Vila, F Xavier.“It’s always Been There”, Dalam Castro, Liz. “What’s Up

Catalonia”,Massachusetts: Catalonia Press,2013.

[33]Walt, Michael C,“The Implementation Of

(12)

Democracy And Peace And The Unesco Centre Of Catalonia, 1999.

[34]Wendt, Alexander, “Anarchy is What State's

Make of It', International Organization, Vol. 46, No. 2, 1992.

Online

[35]Anonim, “Room for everyone' at FC

Barcelona says Josep Maria Bartomeu”, 2015,

https://www.fcbarcelona.com/club/news/201 5-2016/room-for-everyone-at-fc-barcelona-says-josep-maria-bartomeu(diakses pada 22/12/2016)

[36]Anonim, Spanish attitudes to Catalan political identity [online] tersedia dalam http://www.cataloniavotes.eu/en/spanish-

attitudes-to-catalan-political-identity/(diakses pada 23/11/2016) [37]Anonim, “Results of the participation

process”,

2014,http://www.participa2014.cat/resultats/ dades/en/escr-tot.html(diakses pada 30 September 2016)

[38]Anonim. “Major interest in FC Barcelona

and Catalonia in Salisbury”,

2013,https://www.fcbarcelona.com/club/new s/2012-2013/major-interest-in-fc-barcelona-and-catalonia-in-salisbury(diakses pada 19/12/2016)

[39]Anonim, “Barcelona will fight second Uefa

fine for Catalonia independence flags”, 2015,https://www.theguardian.com/football/ 2015/oct/19/barcelona-fight-second-uefa-catalonia-fine(diakses pada 22/12/2016) [40]Anonim, “Catalan diversity, Spanish

centralism”,http://www.cataloniavotes.eu/en

/catalan-diversity-spanish-centralism/(diakses pada 20/11/2016)

[41]Anonim. “FC Barcelona sign Catalan

National Pact for Self –Determination”, 2014https://www.fcbarcelona.com/club/new s/2014-2015/fc-barcelona-sign-catalan-national-pact-for-self-determination (diakses pada 7/12/2016)

[42]Anonim. “FC Barcelona demands respect”

2015,https://www.fcbarcelona.com/club/new s/2015-2016/fc-barcelona-pleads-for-respect(diakses pada 23/12/2016)

[43]Anonim, “FC Barcelona, the member’s

Club”,

2014,https://www.fcbarcelona.com/club/car d/fc-barcelona-the-members-club(diakses pada 8/12/2016)

[44]Anonim. “Football in Spain”,

2013,https://www.justlanded.com/english/Sp

ain/Articles/Culture/Football-in-Spain(diakses pada 30 September 2016) [45]Anonim. “Full English Translation of

Mariano Rajoy’s Response to Catalan Separatist”,

[46]Anonim. “Generalitat and FC Barcelona

Renew Contract to Promote Catalonia as

Tourist Destination”,

2014,https://www.fcbarcelona.com/club/new s/2014-2015/generalitat-and-fc-barcelona- renew-contract-to-pomote-catalonia-as-a-tourist-destination(diakses pada 19/12/2016) [47]Anonim. “In pictures: Catalonia rally attracts

1.5 million people”,2012,

http://www.bbc.com/news/world-europe-19565464(diakses pada 1 Oktober 2016)

[48]Badcock, James. “Spanish government bans

Catalan independence flags at football final”,

2016,http://www.telegraph.co.uk/news/2016 /05/18/spanish-government-bans-catalan-independence-flags-at-football-f/(diakses pada 1/10/2016)

[49]Burgen, Stephen. “Barcelona fans can wave

Catalan flags at cup final in Madrid, says judge”,

2016,https://www.theguardian.com/world/20 16/may/20/barcelona-fans-can-wave- catalan-flags-copa-del-rey-madrid-says-judge(diakses pada 22/12/2016)

[50]Critchley, Mark.“Barcelona will be excluded from La Liga if Catalonia becomes

independent, says Spanish league president Javier Tebas”,

2015,http://www.independent.co.uk/sport/fo otball/european/barcelona-will-be-excluded-

from-la-liga-if-catalonia-becomes- independent-says-spanish-league-10512424.html(diakses pada 20/12/2016) [51]Dutton, James. “Barcelona cancel contract

of new signing Sergi Guardiola after discovering anti-Catalonia tweets sent two years ago”,

2015,http://www.dailymail.co.uk/sport/footb all/article-3376871/Barcelona-cancel- contract-new-signing-Sergi-Guardiola- discovering-anti-Catalonia-tweets-sent-two-years-ago.html(diakses pada 23/12/2016) [52]Esecson, Austin et all. “El Clásico as

Spanish History,” Soccer Politics Pages, Soccer Politics Blog, Duke

University,2013,http://sites.duke.edu/wcwp/r esearch-projects/spain//why-el-clasico-matters/(diakses pada 30 September 2016)

[53]Florentino Pérez Accuses Barcelona Of Sour

Grapes, 2013, [online] tersedia dalam http://www.huffingtonpost.co.uk/2013/06/11

/perez-accuses-barca_n_3419986.html(diakses pada 10/12/2016)

[54]Flores, Hecko, FC Barcelona: a weapon for

independence,

2015,http://www.dw.com/en/fc-barcelona-a-

weapon-for-independence/a-18848965(diakses pada 5 November 2016)

[55]Goodman, Al. “Catalans to link up in human

chain today in their call for secession from Spain”,

2013,http://edition.cnn.com/2013/09/11/worl d/europe/spain-human-chain/(diakses pada 28/11/2016)

[56]Jenson, Pete. “Barcelona fans to fly 10,000 Scottish flags at Copa del Rey final after Spain's government bans Catalan equivalent from the game”,

(13)

all/article-3600854/Scottish-Saltire-flown- Barcelona-fans-Copa-del-Rey-final- government-ban-Catalan-flag-game.html(diakses pada 1/10/2016) [57]Jenson, Pete. “Barcelona to be excluded

from La Liga if Catalonia gains independence from Spain, warns league president Javier Tebas”, 2015,

http://www.dailymail.co.uk/sport/football/art icle-3243745/Barcelona-excluded-La-Liga- Catalonia-gains-independence-Spain-warns-league-president-Javier-Tebas.html(diakses pada 20/12/2016)

[58]Jenson, Pete. “Barcelona versus Real Madrid: Catalan flag to fly at El Clasico”, 2012,http://www.independent.co.uk/sport/fo otball/european/barcelona-versus-real- Madrid-catalan-flag-to-fly-at-el-clasico-8200160.html(diakses pada 30 September 2016)

[59]Job, Vermeulen, “El Parlament acorda

iniciar el procés per fer efectiu el dret de decidir, amb 85 vots a favor, 41 en contra I 2 abstencions” Parliament Catalonia, 23 Januari 2013 [online] tersedia dalam http://www.parlament.cat/web/actualitat/noti cies?p_id=129656021(diakses pada 16 April 2016)

[60]Jones, Matt. “Real Madrid Reportedly to Stop Barcelona Fans Bringing Esteladas to El Clasico”,

2015,http://bleacherreport.com/articles/2590 204-real-Real-reportedly-to-stop-barcelona-

fans-bringing-esteladas-to-el-clasico#(diakses pada 20/12/2016)

[61]Quiroga, Alejandro. “The symbolism in

Spanish football illustrates that Catalan and Spanish identities are not necessarily incompatible”,

2013,http://blogs.lse.ac.uk/europpblog/2013/ 10/25/the-symbolism-in-spanish-football- illustrates-that-catalan-and-spanish-

identities-are-not-necessarily-incompatible/(diakses pada 6/12/2016)

[62]Ozanian, Mike. “The Business Of Soccer”,

2016, http://www.forbes.com/soccer-valuations/ (diakses pada 30 September 2016)

[63]Vasilogambros, Matt. “The yellow- and

Referensi

Dokumen terkait

Koefisien regresi variabel jumlah tanggungan keluarga bernilai negatif yaitu -2,871 hal ini berarti bila jumlah tanggungan bertambah satu satuan maka dapat mempengaruhi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan apa saja yang di manfaatkan oleh masyarakat Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, serta

Pengujian tahanan kontak merupakan pertemuan dari beberapa konduktor  menyebabkan suatu hambatan tahan terhadap arus yang melaluinya sehinga akan terjadi panas

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan mengkaji nilai depresiasi dan kerugian ekonomi sumberdaya perikanan, yang hilang sebagai akibat aktivitas produksi (tangkapan) dan

• Perusahaan memiliki aktiva lancar diatas hutang lancar maka perusahaan memiliki net working capital • Penggunaan modal kerja, semakin besar current assets dapat menutupi

Pada pendekatan kuantitatif lebih mengutamakan nilai-nilai matematis, terencana dan keakuratan dalam memecahkan permasalahan serta membuktikan hipotesis penelitian

Menimbang, bahwa dalam pertimbangan dan putusannya Dalam Pokok Perkara, baik dalam Gugatan Konpensi maupun dalam Gugatan Rekonpensi Majelis Hakim tingkat pertama

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Kelurahan Watu Watu Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari mengenai Pemberdayaan Masyarakat Miskin Perkotaan, program