MOTIVASI BELAJAR AL-
QUR’AN DI KALANGAN
IBU-IBU PENGAJIAN GRIYA
QUR’AN
TARTIILA
DUSUN MRICAN KELURAHAN GENDONGAN
KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA
SKRIPSI
Disusun guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan ( S.Pd )
Oleh:
DIAN MUSTIKA SARI
11113044
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
MOTIVASI BELAJAR AL-
QUR’AN DI KALANGAN
IBU-IBU PENGAJIAN GRIYA
QUR’AN
TARTIILA
DUSUN MRICAN KELURAHAN GENDONGAN
KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA
SKRIPSI
Disusun guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan ( S.Pd )
Oleh:
DIAN MUSTIKA SARI
11113044
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Motto
“Selalu ada harapan bagi mereka yang sering
berdo’a
Selalu ada jalan bagi mereka yang sering
berusaha”
“Kemuliaan seseorang adalah agamanya,
Harga dirinya adalah akalnya,
Ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Untuk (Alm) Bapak Bachrun dan Ibu Siti khatijah selaku orang tua saya yang
sudah meninggal ketika saya masih menempuh pendidikan SMP kelas VIII
dan MAN kelas I. Semoga Beliau bangga dengan perjuangan anaknya.
2. Kepada kakak saya Muhammad Saiful Alam dan Istrinya yang selalu
memberi dukungan do’a secara lahir dan batin. Terlebih untuk kakak saya
yang telah berjuang untuk menjadi pengganti tulang punggung keluarga
sehingga karnanya saya bisa melanjutkan keperguruan tinggi.
3. Kepada keluarga besar Yayasan Hati Beriman Griya Qur’an Tartiila yang
memberikan semangat dan motivasi.
4. Untuk kekasihku, Fahmi Aqwa terimkasih juga atas dorongan semangat
motivasi berserta semua doa dan pengertiannya.
5. Untuk teman-teman saya Indah,Intan, Suci, mba’ Aina, Ulfa, Puput, Zidni,
Farih, Heni, Santi, Lilis dll yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu yang
selalu memberikan dorongan dan semangat. Kalian sudah jadi teman yang
terbaik untuk saya.
6. Kepada teman-teman angkatan tahun 2013 terimakasih untuk semangat dan
motivasi yang telah diberikan.
7. Kepada keluarga Besar Pondok Pesantren An-Nida Kota Salatiga.
Terimakasih motivasi dan semangatnya.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhmdulillahirobil’alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
berkat taufiq, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik dan lancar.
Shalawat dan salam adalah untuk Rosulullah, Muhammad bin’ Abdulloh yang
telah diutus Allah untuk menyampaikan syari’at yang pasti untuk jalan yang lurus
yang Allah kehendaki sebagai petunjuk bagi orang-orang yang mau mengikutinya
Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “ MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN DI
KALANGAN IBU-IBU PENGAJIAN GRIYA QUR’AN TARTIILA DUSUN
MRICAN KELURAHAN GENDONGAN KECAMATAN ARGOMULYO
SALATIGA”. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
sarjana progam studi Pendidikan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Institut
Agama Islam Negeri (IAIN).
Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Dr. Rahmad Hariyadi, M, Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga yang telah memberikan kesempatan melanjutkan Strata I.
2. Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
4. Achmad Maimun, M.Ag. Selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan,
membimbing dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.
5. Segenap dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah membekali
ABSTRAK
Dian Mustika Sari. 2017. Motivasi Belajar Al-Qur’an di Kalangan Ibu-ibu
Pengajian Griya Qur’an Tartiila Dusun Mrican Kelurahan Gendongan Kecamatan Argomulyo Salatiga. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Achmad Maimun, M. Ag.
Kata Kunci: Belajar Al-Qur’an di Kalangan Ibu-ibu
Penelitian ini berjudul Motivasi Belajar Al-Qur’an di Kalangan Ibu-ibu
Pengajian Griya Qur’an Tartiila dusun Mrican Kelurahan Gendongan Kecamatan
Argomulyo Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini
adalah (1) motivasi apa yang mendorong ibu-ibu pengajian griya qur’an tartiila
dalam belajar Al-Qur’an di Dusun Mrican Kelurahan Gendongan Kecamatan
Argomulyo Salatiga? (2) bagaimana proses belajar Al-Qur’an ibu-ibu pengajian
griya qur’an tartiila ? dan (3) bagaimana problematika ibu-ibu pengajian griya
qur’an tartiila dalam belajar Al-Qur’an di Dusun Mican Kelurahan Gendongan Kecamatan Argomulyo Salatiga?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif.
Temuan penelitian ini menujukan bahwa motivasi ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an mayoritas dapat ditarik kesimpulan bahwa ibu-ibu ingin lebih lancar
dalam membaca Al-Qur’an agar mempunyai pegangan hidup yang lebih baik
dengan belajar Al-Qur’an mereka semua tidak merasa malu meski belajar di usia
tua karena menurut mereka belajar tidak mengenal batas usia. Dengan adanya
suatu wadah atau tempat untuk pembelajaran Al-Qur’an ternyata mereka
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN BERLOGO ... ii
HALAMAN JUDUL ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan dan Manfaat ... 2
D. Penegasan Istilah ... 6
1. Jenis Penelitian ... 8
2. Kehadiran Peneliti ... 9
3. Lokasi Penelitian ... 9
4. Sumber Data ... 9
5. Metode Penelitian ... 10
6. Analisis Data ... 11
F.Sistematika Penulisan Skripsi ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar ... 14
1. Pengertian Motivasi Belajar ... 14
2. Macam –macam Motivasi ... 17
3. Fungsi Motivasi ... 18
4. Pengertian Membaca Al-Qur’an ... 18
5. Faktor Mempengaruhi Keberhasilan dalam Membaca Al-Qur’an ... 19
6. Hambatan-hambatan Belajar Al-Qur’an ... 20
7. Tujuan Belajar Al-Qur’an ... 21
B. Pembelajaran Al-Qur’an Bagi Orang Dewasa ... 22
1. Belajar Al-Qur’an Orang Dewasa. ... 22
2. Problematika Belajar Al-Qur’an ... 23
1. Gambaran Lokasi Penelitian ... 24
a. Sejarah ... 24
b. Letak Geografis ... 26
c. Kondisi ... 27
d. Sarana dan Prasarana ... 30
e. Struktur Organisasi ... 34
f. Visi dan Misi ... 36
g. Keadaan Ustadzah ... 36
h. Keadaan Peserta ... 36
i. Bentuk- bentuk Kegiatan ... 37
B. Temuan Penelitian ... 38
1. Motivasi yang Mendorong Ibu-ibu ... 38
a. Manfaat dan tujuan ... 43
2. Proses Pembelajaran Al-Qur’an ... 46
a. Penjadwalan Kegiatan ... 46
b. Pengelompokan Peserta ... 47
c. Metode Pembelajaran ... 47
d. Hasil yang diperoleh ... 48
3. Problematika Ibu-ibu dalam Belajar ... 49
a. Peran pembimbing ... 51
BAB IV ANALISI DATA
A. Motivasi yang Mendorong Ibu-ibu dalam Belajar Al-Qur’an ... 58
B. Proses Belajar Al-Qur’an dikalangan Ibu-ibu ... 64
C. Probelamtika Ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an ... 66
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan ... 71
B.Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu kebutuhan yang sangat urgen bagi setiap manusia demi
kelangsungan hidup mereka. Dalam perspektif Islam, belajar merupakan kewajiban
bagi setiap individu muslimin-muslimat dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan
sehingga derajat kehidupan meningkat. Firman Allah SWT.
ال َُّللَّا ِحاسْفا ي اوُحاسْفااف ِسِلااجامْلا ِفِ اوُحَّسافا ت ْمُكال اليِق ااذِإ اوُنامآ انيِذَّلا ااهُّ ياأ ايَ
ِعافْرا ي اوُزُشنااف اوُزُشنا اليِق ااذِإاو ْمُك
ٌيرِباخ انوُلامْعا ت ااِبِ َُّللَّااو ٍتااجاراد امْلِعْلا اوُتوُأ انيِذَّلااو ْمُكنِم اوُنامآ انيِذَّلا َُّللَّا
-١١
-Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan Memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan Mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Mujadillah 58:11)
Ibu- ibu pengajian berharap agar dapat terus mengikuti proses belajar
Al-Qur’an. Dalam aktifitas tersebut diharapakn memperoleh hasil yang memuaskan.
Dengan adanya aktivitas-aktivitas keagamaan yang menjadi ciri khas dari suatu
daerah bisa membuat sebuah daerah terkenal dengan suatu ciri itu. Aktivitas-aktivitas
keagamaan yang sering terjadi di daerah-daerah adalah pengajian, baik itu pengajian
akbar ataupun pengajian rutin. Pengajian merupakan suatu kegiatan yang bisa
alam ini. Pengajian tidak harus dilakukan di dalam masjid saja, pengajian juga bisa
dilakukan atau berlangsung di lapangan, bahkan bisa juga di rumah perseorangan.
Pengajian dapat mengajarkan untuk mampu menjalin silaturohmi, karena dengan
mengikuti majelis pengajian dapat bertemu dengan orang lain yang mungkin jarang
sekali ditemui.
Motivasi belajar Al-Qur’an merupakan suatu kegiatan dengan adanya
dorongan belajar yang mana Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diturunkan
kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril, secara berangsur-angsur dan yang
membacanya merupakan ibadah. Al-Qur’an juga merupakan mukjizat Nabi
Muhammad yang terbesar diantara mukjizat-mukjizat lainya.
Al-Qur’an tidak hanya berisi tentang perintah-perintah dan larangan Allah
SWT serta kisah-kisah teladan sekligus skandal, tetapi juga berisi suatu peringatan
bagi seluruh umat manusia yang sudah mulai enggan menjalankan perintah Allah dan
mulai mengerjakan apa yang dilarang Allah. Ketika masyarakat jahiliyah mulai
melupakan Allah dan ajaran-ajarannya, maka Al-Qur’an turun untuk menjelaskan
kebenaran dan memberi peringatan. Al-Qur’an mengandung kebenaran-kebenaran
yang akan menjadi cahaya dalam hidup. Pelajaran yang penting itu ketika dapat rajin
membaca al-Qur’an dan menyimak ketika mendengar orang yang sedang
membacanya. Tapi juga harus diamalkan agar yang diperoleh tidaklah sia-sia.
Menurut Syaifulallah (2010:163) Al-Qur’an diwahyukan kepada nabi
peringatan dan petunjuk kepada penduduk Makkah yang terjerambab pada samudra
kesesatan, juga kepada seluruh penduduk diseluruh dunia. Al-Qur’an menjelaskan
tentang adanya hari kiamat, dimana seluruh alam ini akan hancur lebur
berkeping-keping, tentang yaumul hisab, dimana segala amal manusia dihitung dan
dipertanggungjawabkan, dan al-Qur’an memberi janji surga yang indah menawan
melebihi istana raja bagi manusia yang rajin beribadah dan balasan neraka paling
buruknya tepat bagi manusia yang melanggar perintahnya dan melupakan
ajaran-ajaran Allah.
Menurut Mustamir Pedak (2009:40) Rasulullah SAW menasihatkan agar kita
membaca al-Qur’an. Beliau menjanjikan pahala dan balasan yang besar dengan
membacanya itu. Pahala itu berupa ketentraman hati, ketajaman logika, dan
tercerahkannya rohani kita.
Aisyah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: orang yang membaca
al-Qur’an dan pandai membacanya ia bersama para malaikat yang mulia. Dan yang
membaca al-Qur’an dengan mengeja dan ia membacanya dengan kesulitan ia mendapat dua pahala. ( Hadis Mutafaqun’alaih dari Riwayat Muslim) .
Dua pahala ini didapatkan lantaran ia membacanya walaupun mengalami
kesulitan. Hal tersebut menunjukan kesungguhannya untuk membaca al-Qur’an dan
kekuatan semangatnya meskipun kesulitan dirasakan. Beberapa banyak orang muslim
yang berat lidahnya dalam membaca al-Qur’an namun ia terus berusaha untuk
Begitu banyak keistimewaan, motivasi dari Al-Qur’an yang telah di paparkan
pada paragaraf diatas. Namun Realita hari ini kebanyakan kaum muslimin menjauh
dari Al-Qur’an. Sedikit sekali dari mereka yang mencoba berinteraksi dengan
Al-Qur’an dengan cara membacanya. Bisa membaca Al-Qur’an merupakan suatu ciri
khas umat muslim entah apa yang menjadi sebab mengapa mereka seakan-akan lupa
akan kalam Allah yang begitu Agung tersebut.
Berangkat dari pemikiran diatas penulis ingin mengetahui bagaimana
“Motivasi Belajaran Al-Qur’an di Kalangan Ibu-ibu pada Jama’ah Pengajian
Griya Tartiila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo,
Salatiga” .
B. Rumusan Masalah
1. Motivasi apa yang mendorong ibu-ibu pengajian Griya Qur’an Tartiila dalam
belajar Al-Qur’an di Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan
Argomulyo, Salatiga?
2. Bagaimana proses belajar Al-Qur’an dikalangan ibu-ibu pengajian Griya
Qur’an Tartiila di Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan
Argomulyo, Salatiga?
3. Bagaimana problematika ibu-ibu pengajian dalam belajar Al-Qur’an Griya
Qur’an Tartiila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitaian
a. Untuk mengetahui motivasi apa yang mendorong ibu-ibu pengajian Griya
Tartiila belajar Al-Qur’an Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan,
Kecamatan Argomulyo, Salatiga
b. Untuk mengetahui proses ibu-ibu belajar Al-Qur’an di Griya Qur’an
Tartiila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo,
Salatiga
c. Untuk mengetahui bagaimana problematika ibu-ibu pengajian dalam
belajar Al-Qur’an Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan
Argomulyo, Salatiga
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Memperkaya khasanah pengetahuan, pengalaman dan wawasan terkait
dengan motivasi belajaran al-Qur’an dikalangan ibu-ibu pengajian Griya
Tartila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo,
Salatiga
b. Manfaat secara praktis
1) Bagi para Ustadz/Ustaadzah, dengan mengetahui tingkat motivasi
ibu-ibu dalam proses pembelajaran al-Qur’an, diharapkan lebih
kegiatan pembelajaran al-Qur’an yang penuh semanagat dan
menyenangkan.
2) Bagi Ibu-ibu, dengan mengetahui tingkat motivasi yang mereka
miliki, diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar al-Qur’an
agar cita-cita hidup mereka tercapai.
D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami pengertian yang
sebenarnya dari judul tersebut perlu diberikan pengesahan istilah sebagai berikut:
1. Motivasi
Kompri (2015:1) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan
bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Menurut Rusman (2015: 139) Robert M. Gagne mengatakan motivasi
adalah fase awal pada suatu pembelajaran dengan adanya dorongan untuk
melakukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu
Suprijanto (2007:12) menurut Florest seseorang akan termotivasi
untuk belajar apabila ia dapat memenuhi keinganan dasarnya. Keinginan dasar
tersebut, antara lain (1) keamanan: secara ekonomis, sosial, psikologis dan
spiritual; (2) kasih sayang atau respons: keakraban, kesuksesan berkumpul
dan bergaul atau merasa memiliki; (3) penglaman baru: petualangan, minat,
Sedangkan Motivasi menurut James Drever (1986:293) adalah bersal
dari bahasa inggris yaitu “motivation” yang berarti alasan, daya batin,
dorongan. Jadi motivasi dapat disimpulkan segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu.
Untuk memperjelas judul skripsi indikator dari motivasi itu sendiri
meliputi hal-hal sebagai berikut.
a) Kondisi ekonomi ibu rumah tangga
b) Keinginan ibu rumah tangga
c) Kualitas pengajian al-Ikhlas
Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alasan-alasan
yang menyebabkan para jamaah ibu-ibu belajar al-Qur’an di pengajian Griya
Tartila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo,
Salatiga
2. Pembelajaran Al-Qur’an
Menurut Saefullah (2016:170) belajar adalah perubahan tingkah laku
yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan latihan.
Kompri (2015:49) Pembelajaran merupakan aktivitas (proses) yang
sistematis yang terdiri banyak komponen. Masing-masing komponen
pembelajaran bersifat persial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi
berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer dan
berkesinambungan.
Jadi dapat disimpulkan Pembelajaran adalah suatu proses perubahan
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Menurut Levis (2013:29) Jenis penelitian ini adalah penelitian
ekplorasi atau bisa juga disebut dengan penelitian lapangan yang berbentuk
diskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik,
bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana
adanya dengan tidak merubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan
sehingga dalam penelitian ini peneliti menggambarkan peristiwa maupun
kejadian yang ada di lapangan tanpa mengubahnya menjadi angka maupun
simbol.
2. Kehadiran Peneliti
Untuk memperoleh data yang diperoleh yang dibutuhkan dalam
melakukan penelitian, maka peneliti hadir secara langsung di lokasi sampai
memperoleh data yang dibutuhkan.
3. Lokasi penelitian dilakukan di Griya Tartila Dusun Mrican, Kelurahan
Gendongan, Kecamatan Argomulyo, Salatiga
4. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah berbagai informasi dan keterangan yang
diperoleh langsung dari sumbernya yaitu para pihak yang dijadikan
informan penelitian. Informan yang dimaksud yaitu: Ibu-ibu pengajian
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan data yang didapat dikumpulkan peneliti
dari semua sumber yang sudah ada, dalam artian peneliti sebagai tangan
kedua. Sumber data lain yang digunakan penulis dalam peneliti ini berupa
buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi pokok
bahasan peneliti ini. Dalam penelitian ini data skunder yaitu dengan
mewawancarai perangkat desa untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan seperti dokumen-dokumen tentang daftar hadir majlis
pengajian, arsip-arsip yang diperlukan ataupun foto-foto aktivitas
keagamaan.
5. Metode Pengumpulan Data
Dalam peneliti ini, untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis
melakukan.
a. Observasi
Menurut Arikunto (2012:136) observasi adalah suatu kegiatan penelitian.
Observasi tidak terbatas hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung. Yang dimaksud dalam peneliti
ini adalah melakukan pengamatan dengan secara langsung mengenai
motivasi belajar Al-Qur’an di kalangan ibu-ibu pengajian Griya Tartila
Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo, Salatiga.
b. Wawancara
Wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab atau
(wawancara terstruktur). Dengan wawancara ini, percakapan bertujuan
memperoleh data atau informasi. Dalam penelitian ini, yang menjadi
sasaran dari wawancara yaitu ibu-ibu, ustad-ustadzah untuk menggali
motivasi belajar Al-Qur’an dikalangan ibu-ibu pengajian Griya Tartila
Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo, Salatiga.
c. Dokumentasi
Mengumpulkan data dengan mengambil data dari catatan, dokumentasi,
administrasi, yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Arsip-arsip yang
digunakan seperti jadwal pengajian, kegiatan informansi, daftar hadir. Hal
tersebut untuk mengetahui motivasi belajar al-Qur’an pada kalangan ibu
-ibu pengajian Griya Tartila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan,
Kecamatan Argomulyo, Salatiga.
6. Analisis Data
Dalam penelitian ini yang diperoleh dari hasil penelitian, baik melalui
observasi, wawancara maupun dokumentasi maka data tersebut dianalisi
untuk mendapatkan kongklusi, bentuk-bentuk dalam taknik analisis data.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam suatu proses.
Dalam analisis data penulis menggunakan kualitatif deskriptif yang terdiri
dari kegiatan, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, dan penarikan
kesimpulan atau verikasi (Hebermen, 1992:16). Jadi analisis mulai dilakukan
ketika pengumpulan data itu juga dikerjakan dan dilakukan secara intensif
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penelitian ini skripsi disusun dengan menggunakan uraian yang
sistematis unruk pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada.
Adapun sistematika dalam penulisan skipsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini pendahuluan akan dibahas mengenai
latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, pengesahan istilah dan
metode penelitian.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA Meliputi:
A. Pembelajaran Al-Qur’an yang meliputi:
1. Penjelasan pengertian Motivasi Belajar
2 Macam-macam Motivasi
3. Fungsi Motivasi
4. Pengertian Membaca Al-Qur’an
5. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
belajar Al-Qur’an
6. Hambatan Belajar Al-Qur’an
7. Tujuan Belajar Al-Qur’an
B. Pembelajaran Al-Qur’an bagi orang dewasa:
2. Problematika belajar Al-Qur’an.
BAB II I : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Akan mengkaji tentang gambaran umum pengajian
al-ikhlas meliputi letak geografis, sejarah berdiri dan
perkembangannya, keadaan ustadz dan jamaah ibu-ibu
pengajian, struktur organisasi, visi, misi dan tujuan,
sarana dan prasarana.
BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang analisis data yang
berisi motivasi belajar Al-Qur’an dan pembelajaran
Al-Qur’an bagi orang dewasa Dusun Mrican,
Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo,
Salatiga
BAB V : PENUTUP
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar Al-Qur’an
Motivasi adalah suatu perubahan energy di dalam pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Berkaitan dengan hal tersebut (Zaenal Ma’arif 2007:67) menyatakan
sebagai berikut:
Motivasi adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari
suatu kepuasan atau mencapai suatu tujuan. Atau motif adalah daya gerak
yang mendorong seseorang berbuat sesuatu. Sedangkan motivasi adalah
kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk
mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi motivasi berarti
membangkitkan motif (daya gerak) untuk berbuat sesuatu dalam mencapai
kepuasan dan tujuan seseorang.
Menurut Sardiman (2007:73) Motivasi adalah suatu dorongan untuk
melakukan suatu kegiatan atau suatu pekerjaan. Sedangkan menurut Donald
menyebutkan motivasi sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Motivasi adalah upaya yang mendorong seseorng untuk
Menurut Ma’arif ( 2007:67) motivasi adalah suatu perubahan energi
didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif ( perasaan )
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan Belajar adalah perubahan
tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan latihan
(Safullah, 2016:170).
Jadi motivasi belajar Al-Qur’an adalah suatu kegitan untuk
memperoleh perubahan tingkah laku seseorang yang ditandai dengan adanya
feeling dan adanya tujuan.
Al-Qur’an tidak akan bermakna kalau hanya dijadikan sebagai hiasan
rumah saja. Menurut Anas (2010:69) Bacalah Al-Qur’an tersebut agar hati
menjadi tenang,damai,dan hidup penuh berkah. Karena pada setiap huruf
mengalir pahala yang tak terduga asalkan membacanya dengan hati senang
dan ikhlas. Firman Allah SWT.
ْوامْلا يِيُْنَ ُنْانَ َّنَِّإ
ٍينِبُم ٍماامِإ ِفِ ُهاانْ ياصْحأ ٍءْياش َّلُكاو ْمُهاراثَآاو اوُمَّداق اام ُبُتْكاناو ىات
-١١
-Artinya “Sungguh, Kami-lah yang Menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kami-lah yang Mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami Kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh)”.(Qs. Yasin:12)
Lebih lanjut Anas (2010:81) Menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah
solusi bagi segala permasalahan hidup di dunia. Sayangnya sedikit orang yang
mau memahami Al-Qur’an. Padahal Al-Qur’an adalah mutiara yang tak
ternilai harganya. Maka jadikanlah Al-Qur’an sebgai sumber inspirasi agar
و bahasa selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, “Mengapa tidak dijelaskan ayat- ayatnya?” Apakah patut (al-Quran) dalam bahasa selain bahasa Arab sedang (rasul), orang Arab? Katakanlah, “Al-Quran adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (al-Quran) itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (Qs. Fushshilat:44)
Irfan Abdul’ Azhim dalam bukunya yang berjudul Agar Bacaan
Al-Qur’an Tak Sia-sia menjelaskan bahwa “ Orang yang membaca Al-Qur’an
akan mendapat banyak kebaikan di dunia dan di akhirat, hidupnya dinamis,
penuh gairah, jauh dari duka dan dekat Yang Maha Kuasa”. (Azhim, 2009:92
-93). Hal ini terdapat dalam hadis diriwayatkan dari ‘Ustman bin ‘Affan RA,
ia berkata:
“Rasulullah bersabda: paling baik kamu adalah orang yang
mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”. ( HR. Al-Bukhori No. 4556).
Kandungan hadits tersebut menegaskan bahwa orang yang belajar
Al-Qur’an dan setelah mampu, maka mengajarkannya kepada orang lain adalah
orang yang terbaik, yaitu orang yang mendapat banyak kebaikan didunia dan
diakhirat.
2. Macam-macam motivasi
1) Motif-motif bawaan adalah yang dibawa sejak lahir, jadi motif itu tanpa
dipelajari.
2) Motif-motif yang dipelajari adalah motif-motif yang timbul karena
dipelajari.
b. Motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis ( Sardiman,
1986:87)
1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk
minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk
beristirahat.
2) Motif-motif darurat. Yang termasuk jenis motif ini antara lain:
dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk
berusaha, untuk memburu. Jelasnya motif jenis ini timbul karena
adanya rangsangan dari luar.
3) Motif-motif obyektif yang menyangkut kebutuhan untukmelakukan
ekplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.
c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Motivasi jasmaniah seperti misalnya: refleks, instink otomatis, nafsu.
Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah yaitu kemampuan.
3. Fungsi Motivasi
1) Menorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai pengerak atau motor yang
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi tujuan tersebut (Sardiman,
1986:85)
4. Pengertian Membaca Al-Qur’an.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa membaca
adalah, “ Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis “. (Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 83). Dengan kata lain membaca
berarti berbuat atau melakuakan sesuatu pekerjaan atau kegiatan perbuatan
seseorang yang digunakan untuk memperoleh pesan atau informasi yang
berbentuk teks atau tulisan.
Al-Qur’an secara bahasa berasal dari kata qara’a-yaqra’u-qira’atan
qur’anan, yang berarti bacaan atau hal membaca. (Yunus, 2011:79).
Sedangkan secara terminologi, para ahli mengemukakan pengertian yang
berbeda-beda.
Al-Qur’an adalah kalam Allah merupakan mukjizat yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril ditulis dalam mushhaf
dinukilkan secara mutawatir sebagai ibadah bagi yang membacanya yang
diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas. (Budihardjo,
2012: 3-4).
Dari pengertian membaca Al-Qur’an di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa membaca Al-Qur’an adalah suatu perbuatan atau
dalam Al-Qur’an yang sudah berbentuk kitab yang merupakan suatau ibadah
bagi yang membacanya, karana Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril dan sebagai
pedoman atau petunjuk bagi manusia.
5. Faktor yang Mempengaruhi Keberhsilan Dalam Belajar Al-Qur’an
Faktor keberhasialn dalam belajar dalam membaca Al-Qur’an
diantaranya ada dua golongan, yaitu
1) Faktor Intern, yang meliputi gangguan atau kekurangan psikis yaitu:
a) Yang bersifat kognitif ( ranah cipta), antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual atau intelegensi peserta didik
b) Yang bersifat afektif ( ranah rasa) antara lain lebihnya emosi dan
sikap
c) Yang bersikap Psikomotorik ( ranah rasa), antara lain tergnggunya
alat-alat indra penglihatan dan pendengaran.
2) Faktor Ektern, meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang
tidak mendukung dalam aktivitas belajar. Dapat dibagi menjadi tiga macam:
a) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan ayah
dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
b) Lingkungan perkampungan/ masyarakat, contohnya: wilayah
perkampungan kumuh dan tempat masayarakat yang nakal
c) Lingkungan tempat belajar, contohnya: kondisi letak gedung sekitar
Sesorang dikatakan berhasil dalamsuatu pembelajaran apabila
seseorang tersebut mampu menerima ilmu pengetahuan dengan baik.
6. Hambatan-hambatan Belajar Al-Qur’an
Dalam diri seseoang memiliki intelegensi yang berbeda-beda untuk
menerima suatu ilmu pengetahuan. Sesorang yang memiliki intelegensi yang
rendah akan menemui kesulitan dalam menerima pelajaran, yang demikian
dapat menyebabkan kesulitan dalam belajar. Dalam belajar membaca
Al-Qur’an, alat indra yang memegang peranan penting adalah lisan ( alat
ucapan), mata (alat lihat), dan telinga (alat dengar). Jika alat indra ini
berfungsi kurang baik, maka hal ini akan menjadikan hambatan dan kesulitan
bagi ibu-ibu pengajian untuk menerima pengajaran dengan baik dan
sempurna.
Demikian juga seorang guru/ustadz-ustadzah juga dapat menjadi
hambatan kesulitan dalam belajar membaca Al-Qur’an, apabila:
1) Guru tidak kualifed dalam pengambilan metode yang digunakan dalam
belajar membaca Al-Qur’an. Sehingga cara menerangkan kurang jelas,
sehingga sukar dimengerti.
2) Hubungan guru dengan murid (ibu-ibu pengajian) kurang baik. hal ini
bermula pada sifat dan sikap guru yang tidak disenangi oleh
murid-muridnya, seperti: kasar, suka marah, tidak pernah senyum, tidak
pandai menerangkan, menjengkelkan, tidak adil dan lain-lain.
Seorang muslim mempelajari Al-Qur’an bertujuan untuk memperoleh
petujuk illahi. Al-Qur’an adalah petunjuk kebenaran yang selalu setia
mendampingi manusia dimana pun berada, Al-Qur’an merupakan rahmat bagi
umat muslim, sekaligus sebagai pedoman hidup manusia (Saifullah, 2010:6).
Seperti firman Allah Qs.Al-Jaatsiyah:20
ىًدُهَو ِساَّنلِل ُرِئاَصَب اَذَه
َنوُنِقوُي ِمموَقِ ل ٌةَمحَْرَو
-٠٢
-“(Al-Quran) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.”
Menurut Amrullah (2008:66)Al-Qur’an merupakan sumber hukum
dan aturan yang utama bagi umat Islam. Al-Qur’an adalah rahmat yang tdak
berbanding dalam kehidupan. Di dalamnya, terkumpul wahyu ilahi yang
menjadi petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa saja yang
mengimaninya.
Oleh karena itu, bagi orang yang beriman, kecintaanya pada
Al-Qur’an akan bertambah. Sebagai bukti cintanya, dia akan semakin
bersemangat membacanya setiap waktu, mempelajari isi kndungan dan
memahaminya. Selanjutnya akan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam hubungan dengan Allah SWT Maupun dengan
lingkungan sekitar.
B. Pembelajaran Al-Qur’an Bagi Orang Dewasa
Pembelajaran adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseoang
untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Menurut Federspie (1996:98) pentingnya Al-Qur’an bagi umat Islam
telah mendorong mereka untuk membacanya dalam bahasanya yang asli. Dan
oleh karena itu, sejak lama, membaca Al-Qur’an dengan suara nyaring dinilai
suatu ibadah baik pembaca itu memahami isi yang dibacanya maupun tidak.
Keyakinan seperti itu, yang sampai sekarang masih tetap kuat, telah
mendorong umat Islam pada umumnya untuk mebaca dan mempelajari
Al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan sebuah naskah yang sangat istimewa bagi
hambanya. Maka apabila tidak belajar untuk membaca dan memahami isi
kandungan Al-Qur’an tentulah sangat merugi. Selain pahala yang Allah
janjikan, Al-Qur’an merupakan petunjuk atau pedoman bagi manusia. Oleh
karena itu proses pembelajaran Al-Qur’an bukan hanya dilalui ketika kanak
-kanak saja malahan merupakan proses seumur hidup.
Cara belajar Al-Qur’an orang dewasa berbeda dengan anak-anak.
Kelas pembelajaran Al-Qur’an orang dewasa dijalankan pada jangka waktu
singkat. Selain itu adanya dorongan keinginan untuk mempelajarinya. Jadi
semua itu intinya kemauan diri sindiri yang timbul dari diri masing-masing
individu.
2. Problematika Belajar Al-Qur’an dikalangan Ibu-ibu
Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi
ibadah. Umat Islam wajib belajar Al-Qur’an karena merupakan petunjuk bagi
manusia untuk memperoleh suatu kehidupan dunia dan akhirat.
Namun kanyataannya masih ada masyarakat yang belum bisa
membaca Al-Qur’an, yang mana masyarakat masih mementingkan urusan
dunia sehingga ia lupa akan mengaji atau membaca Al-Qur’an. Pada
penelitian ini ibu-ibu tidak malu akan belajar Al-Qur’an, walaupun belajar
sedikit demi sedikit. Sehingga dibutuhkan usaha untuk meningkatkan kualitas
masyarakat dalam belajar Al-Qur’an. Kemampuan membaca Al-Qur’an
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data
1. Gambaran Lokasi Penelitian
a. Sejarah Berdirinya Griya Qur’an Tartiila
Griya Qur’an Tartiila berada di Dusun Mrican Kelurahan
Gendongan Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Awalnya majlis
pembelajaran Al-Qur’an ini hanya satu kelompok saja yang jumlah
pesertanya masih sedikit, kemudian seiring berjalannya waktu semakin
bertambah. Saat bertambahnya peminat dalam belajar Al-Qur’an
kemudian para asatidzah bermusyawarah untuk mengembangkan atau
membuka wadah bagi ibu-ibu yang ingin belajar mengaji. Kemudian ada
yang mengusulkan sistem pembelajarannya tidak menjadi satu melainkan
perkelas, agar yang sudah terdahulu belajar Al-Qur’an semakin bertambah
wawasannya. Dengan demikian terbentuklah Griya Qur’an Tartiila, yang
berdiri pertama kali yaitu tahun 2015 di bawah naungan Yayasan Hati
Beriman, Griya Qur’an Tartiila ketika pertama kali hanya ada 26 peserta
yang terdiri dari lima pengasuh dan saat itu hanya ada lima kelas yang
terbagi dari kelas I’dad, makhraj,tajwid, ghorib dan takmili. Pada saat
pendaftaran semua peserta melalui tahap seleksi agar lebih mudah
menempatkan kelas yang sesuai dengan kemampuannya.
Yayasan Hati Beriman mempunyai empat Devisi yaitu Devisi
(Penitisan SD Islam Hati Beriman), Devisi Usaha (Bassmart), Divisi
dakwah dan sosial Yayasan Hati Beriman Kota Salatiga yang di dalam
Devisi dakwah dan sosial tersebut meliputi Majelis Ta’lim muslimah
Qurata’ayun, Aisyah (Akademi Istri dan Ibunda Sholihah), dan yang
terakhir yaitu Griya Qur’an Tartiila yang mempunyai dua lokasi yang
pertama Griya Qur’an Tartiila 1 terletak di Jl. Jendral Sudirman Mrican,
sedangkan yang kedua terletak di Jl. Joko Tingkir. Tingkir Tengah. Yang
ditempati Griya Qur’an Tartiila merupakan suatu pinjaman dari bapak
Harjo Utomo dengan penanggung jawab putra beliau yaitu bapak Yusuf
Ahmadi.
Metode pembelajaran di Griya Qur’an Tartila yaitu menggunakan
metode Asy-Syafi’i yaitu buku panduan praktis belajar membaca Al
-Qur’an dan ilmu tajwid yang diterapkan di ma’had imam Asy-Syfi’i.
Organisasi corak keislaman para asatidzah Griya Qur’an Tartiila
yaitu menganut madzab syafi’i yang biasanya dikenal dengan corak
Nadratul Ulama. Yang mereka berpendapat bahwa aurat wanita itu di
depan lelaki ajnabi (bukan mahram) adalah seluruh tubuh. Sehingga
mereka mewajibkan wanita memakai cadar dihadapan lelaki ajnabi
b. Letak Geografis
Griya Qur’an Tartiila terletak di Dusun Mrican Kelurahan
Gendongan Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga, yang kurang lebih 500
Gambaran-gambaran dan lokasi
Mrican, Kelurahan Gendongan,
Kecamatan Argomulyo, Salatiga.
c. Sarana dan Prasarana
7 orang
a. Penerimaan peserta Menerima peserta baru setiap
b. Lokasi GQT
c. Administrasi peserta
Di tepi Jl. Jendral Sudirman 274
depan Kejaksaan Kota Salatiga,
500 meter dari pertigaan Abc
menuju Kota Salatiga.
Biaya pendaftaran Rp. 50.000,
sedangakan Rp. 30.000 per bulan
(infak)
Berikut adalah data didik peserta didik Griya Qur’an Tartiila
No Nama Pekerjaan Alamat
1. Agusta Puspitasari Swasta Tingkir
2. Akhsani Taqwim Ibu Rumah Tangga Pabelan
3. Andri Liyani Ibu Rumah Tangga Dukuh
4. Angesti Paramita Ibu Rumah Tangga Tingkir
5. Anida Husna Ibu Rumah Tangga Tingkir
6. Anisa Dewi Asmara Swasta Salatiga
7. Arum Pamintanig H Honorer Ungaran
8. Betty Dwi Rahayu Ibu Rumah Tangga Pulutan
9. Diah Susanti Swasta Dilko Salatiga
10. Dian Ayu Anggraani Ibu Rumah Tangga Kembangsari
11. Diana Lalitul Fitriyah Mahasiswa Pakis Aji Jepara
12. Diayah Indriyanti Ibu Rumah Tangga Ngaglik
13. Endang Retnowati Pensiunan Taman Pahlawan
14. Endang Supartini Ibu Rumah Tangga Brajan
15. Erika Agustina Riani Swasta Nyamat
16. Ery Septiana Yuliati Ibu Rumah Tangga Argomulyo
17. Esthi Putri Hapsari Ibu Rumah Tangga Tengaran
18. Fadhilla Ebtiana Swasta Dukuh
19. Fins Setyaningtyas Ibu Rumah Tangga Blotongan
20. Fitri Kurnia Ibu Rumah Tangga Tegalrejo
21. Fongensisca Ibu Rumah Tangga Argomulyo
22. Intan Kusumawati Ibu Rumah Tangga Perum Sidorejo
23. Irawati Trismiasih Ibu Rumah Tangga Tingkir
24. Istiani Ibu Rumah Tangga Karangpete
25. Kurniati Sarwendah Swasta Klaseman
26. Lupi Fitriyani Wiraswasta Kalibening
27. Nurfanny Suryadi Guru Salatiga
28. Nurul Anisa Wiraswasta Gendongan
29. Poniati Ibu Rumah Tangga Ujung-ujung
30. Puji Lestari Ibu Rumah Tangga Sidorejo kidul
31. Rahayu Budinigsih Pensiunan Salatiga
32. Refina Sari PNS Bidan Perum Griya
Pitaloka
33. Retno Utari Ibu Rumah Tangga Telogo Mukti
35. Siska Tusyana Ibu Rumah Tangga Tingkir
36. Siti Mukaromah Guru Dukuh
37. Siti Zuraidah PNS Ngawen
38. Sri Haryanti PNS Karangalit
39. Sri Haryati Guru Sidorejo Kidul
40. Sri Kustiah PNS Kembangarum
41. Sri Maryanti Ibu Rumah Tangga Ngaglik
42. Sri Rohmatun Wiraswasta Salatiga
43. Sri Rukoyah Ibu Rumah Tangga Cabean
44. Sri Suwarti PNS Guru Mangonsari
45. Sri Wahyuningsih Ibu Rumah Tangga Getasan
46. Supartinah Swasta Salatiga
47. Susana Hikmawati PNS Blotongan
48. Susilo Kuriawati Fisioterapis Bringin
49. Susilowati Eka Ibu Rumah Tangga Blog G1
50. Titin Suhartini Ibu Rumah Tangga Tingkir
51. Tri Suryaningsih Ibu Rumah Tangga Bugel
52. Tutut Ernawati Ibu Rumah Tangga Lowopait
53. Vera Mariam PNS Bidan Dukuh
54. Wahyuni Puji Astuti Wiraswasta Domas
55. Widarwati Pensiunan Argomas
57. Wiyarti Hapsari Swasta Kutowinangun
58. Yeni Novi Wiraswasta Jl. Osamaliki
59. Yili Parnawati Swasta Tingkir
60. Yuliani Ibu Rumah Tngga Tingkir
61. Yuliati Perawat Salatiga
62. Yumiyanti Ibu Rumah Tangga Tingkir
63. Yurita Ratna Ibu Rumah Tangga Pengilon
d. Sarana dan Prasarana
Untuk memperlancar proses belajar Al-Qur’an dan untuk
memudahkan interaksi belajar mengajar serta mencapai tujuan pengajaran
yang diharapkan, maka adanya sarana dan prasarana sangatlah penting.
Griya Qur’an Tartiila memiliki sarana dan prasarana yang cukup
memadai, yaitu sebagai berikut:
Table 3
Sarana dan Prasarana
Griya Qur’an Tartiila
Tahun 2017
NO Nama Barang Banyaknya
1. Karpet merah cabe 4 m 1 buah
3. Karpet merah cabe 2,8 m 2 buah
4. Karpet merah maron 5 m 1 buah
5. Kapet hijau 6 m 1 buah
6. Karpet hijau 5 m 2 buah
7. Karpet hijau 4 m 1 buah
8. Meja kantor 2 buah
9. Rak buku 2 buah
10. Locker 2 buah
11. Kursi besi 2 buah
12. Kursi besi plastic 4 buah
13. Meja kecil 2 buah
14. Meja ngaji besar 3 buah
15. Meja ngaji kecil 3 buah
16. Printer 1 buah
17. Tape Recorder 1 buah
18. Tape Compo 1 buah
19. Salon 2 buah
20. Microphone 2 buah
21. Ember kecil 2 buah
22. Ember besar 3 buah
23. Dispenser 1 buah
25. Nampan kecil 2 buah
26. Nampan Sedang 3 buah
27. Nampan besar 2 buah
28. Sendok makan 6 buah
29. Sendok the 6 buah
30. Lap makan 1 buah
31. Gelas 10 buah
32. Krat gelas 1 buah
33. Toples 3 buah
34. Meja dispenser 1 buah
35. Sapu ijuk 2 buah
36. Sapu lidi 1 buah
37. Pel lantai 2 buah
38. Ekrak 1 buah
39. Sapu kecil 1 buah
40. Ekrak kecil 1 buah
41. Jam dinding 6 buah
42. Tempat samapah 2 buah
43. Tempat tisu 4 buah
44. Keset handuk 3 buah
45. Keset 2 buah
47. Kabel rol 2 buah
48. Pompa air 1 buah
49. Gayung 2 buah
50. Tempat sabun 2 buah
51. Tempat wudhu 1 buah
52. Penyangga tempat wudhu 1 buah
53. Taplak meja 3 buah
54. Rak sepatu 4 buah
55. Paster wudhu shalat 3 buah
56. Meja Al-Qur’an 30 buah
e. Struktur Organisasi
Griya Qur’an Tartiila memiliki 2 buah kepengurusan. Kepengurusan
Yayasan dan kepengurusan Griya Qur’an Tartiila. Bentuk struktur
organisasinya sebagai berikut.
Struktur Organisasi
Yayasan Hati Bariman
Tahun 2017
No Jabatan Keterangan
1. Pendiri Achamad Zaenudin
Bangun Sarwoedi Wibowo, Lc
Bangun Sarwoedi Wibowo, Lc
Rizal Yuliar Putrananda, Lc
Achmad Zaenudin
Arif Arinto
3. Pengawas Muhammad Qosim Myhajir, Lc
Ahmad Agus Purnawan
4. Ketua Muhammad Khoirul Huda, S.Pd.I
Tumudi, S.Pd.I
5. Sekretris Sumarjono, S.Pd.I
Arif Setiawan, S/Pd.I
6. Bendahara Yusuf Setyadi
Robbi Hasana Ibrahim, S.E.
NO Jabatan Keterangan
1. Ketua Susanti
2. Sekretaris Susanti
Nailil Ula
4. Bagian Kurikulum Fitri Nurjanah
Ika Putri
5. Pengajar (Asatidzah)
a. Kelas I’dad
b. Kelas Tajwid
c. Kelas Makhraj
d. Kelas Gharib & Takmili
Hanik Basyiroh
Tri Wahyuningsih
Dwi Puji
Nailil Ula
Taulina
Dahlia Endang Pergiwati
Fitri Nurjanah
f. Visi dan Misi Griya Qur’an Tatiila
1) Visi
Menjadi wadah Islami yang berkhidmah untuk umat
2) Misi
a) Menjalankan kegiatan keislaman yang bermanfaat untuk umat
b) Memberdayakan ekonomi umat Islam
c) Mengadakan upaya sosial kemanusiaan
3) Tujuan
Mendakwahkan Al-Qur’an dalam artian memahami serta dapat
g. Keadaan Ustadzah
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti di Griya
Qur’an Tartilla dengan bapak Sumarjono mengenai jumlah guru/
ustadzah yang mengajar di GQT mengatakan, “ bahwasannya jumlah
guru/ ustadzah yang mengajar di GQT ada 26, 5 diantaranya pegawai swasta, 2 orang berdagang dan yang lainnya adalah sebagai ibu rumah tangga” (13 April 2017)
h. Keadaan Peserta
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti di GQT
dengan bapak Sumarjono mengenai jumlah peserta yaitu:
“Bahwasannya jumlah peserta Griya Qur’an Tartiila memiliki 67 peserta, rata-rata bekerja sebagai ibu rumah tangga namun ada pula yang bekerja sebagai guru, swasta, wiraswasta bahkan PNS pun ada.” (13 April 2017)
Jadi walaupun pekerjaan ibu-ibu di luar itu banyak seperti
halnya ada yang menjadi guru, wiraswasta, PNS bidan dan tentunya
mengurus rumah tangga, namun mereka menyempatkan waktu untuk
belajar membaca Al-Qur’an.
i. Bentuk- bentuk Kegiatan
Tabel 4
Kegiatan Griya Qur’an Tartiila tahun 2017
No Hari /Waktu Kegiatan
1. Selasa, 08.30-10.30
Selasa, 15.30-17.00
Pembelajaran Al-Qur’an
2. Rabu, 08.30- 10.30 Pembelajaran Al-Qur’an
3. Kamis, 08.30- 10.30
Kamis, 15.30-17.00
Pembelajaran Al-Qur’an
Pembelajaran Al-Qur’an
4. Jumat, 08.30-10.30 Pembelajaran Al-Qur’an
Pembimbing Tahsin Griya Qur’an Tartila
No Nama Kelas
1. Hanik Basyiroh I’dad
2. Dahlia Endang Pergiwati Makhroj
3. Tri Wahyuningsih Tajwid
4. Fitri Nurjanah Ghorib dan Takmili
5. Dwi Puji Tajwid
6. Taulina Makhraj
7. Nailil Ula Tajwid
B. Temuan Penelitian
Sesuai dengan hasil wawancara dan dokumentasi di lokasi penelitian
yaitu di Griya Qur’an Tartiila, peneliti mendapatkan beberapa hal informasi
diantarannya sebagai berikut:
1. Motivasi yang Mendorong Ibu-ibu Pengajian Griya Qur’an Tartiila dalam
Belajar Al-Qur’an
menjadi bisa, peserta yang bisa menjadi lebih baik lagi. Di Griya Qur’an
Tartiila seluruh peserta mendukung satu sama lain dan memotivasi diri sendiri
dan memberi motivasi kepada yang lainnya, dengan cara seperti itu dapat
menumbuhkan rasa semangat yang tinggi dalam belajar Al-Qur’an yang ada
di Griya Qur’an Tartiila.
Griya Qur’an Tartiila mempunyai suatu kegiatan pembelajaran Al
-Qur’an yang dilakukan setiap satu minggu dua kali pertemuan. Kegiatan yang
sangat penting untuk bekal akhirat. Dengan adanya motivasi belajar
Al-Qur’an diharapkan dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta
dapat mengetahui isi kandungan Al-Qur’an. Kegiatan pembelajaran ini juga
terbagi dari lima kelas yaitu makhraj, i’dad, tajwid, gharib dan takmili.
Berdasarkan wawancara dengan ER mengenai motivasi apa yang
mendorong ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an dapat diperoleh bahwa ER selaku
peserta kelas I’dad mengatakan:
“usia saya sudah 64 tahun dan saya dulunya bekerja di Rumah Sakit kurang lebih 32 tahun karena banyaknya pekerjaan saya samapai tidak sempat untuk mengaji. Sebenarnya saya malu dan menyesal mengapa saya baru belajar mengaji di usia yang sudah cukup tua, tetapi hal tersebut tidak mmbuat saya putus asa justru saya bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk belajar terlebih waktu yang saya miliki sekarang banyak karena sudah tidak punya tanggungan bekerja sehingga waktu untuk belajar lebih luas. Motivasi yang mendorong saya dalam belajar Al-Qur’an yaitu agar mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar beserta memahami isinya serta sebagai bekal di akhirat kelak” (11 April 2017).
Hal yang sama diutarakan oleh PN Mengenai motivasi yang
“motivasi yang mendorong saya untuk belajar Al-Qur’an adalah ingin bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, supaya dapat mengajarkan kepada anak-anak saya bagaimana mengenal Allah melalui Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an adalah kalam Allah untuk umat Islam sehingga menurut saya orang isalam wajib bisa membaca Al-Qur’an dan sebaik-baik orang adalah yang bisa memberi manfaat untuk orang lain.” (13 April 2017)
Alasan hampir sama dikemukakan oleh DLF sebagai berikut:
“motivasi yang mendorong saya dalam belajar Al-Qu’an yaitu saya ingin memberikan mahkota kepada orang tua saya di akhirat nanti, karena saya ingin menjadi seorang hafidzoh maka saya harus belajar cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, selain itu sebagai perempuan tentunnya akan menjadi ibu. Bagi saya ibu adalah madrasah aula bagi anaknya, kalau bukan ibunnya yang mengajarkan anaknya untuk membaca Al-Qur’an lantas siapa lagi” (18 Mei 2017). Selain itu ESY juga mengemukakan:
“motivasi saya belajar Al-Qur’an yaitu pengen bisa membaca Al -Qur’an yang benar, sebelumnya saya pernah belajar membaca Al -Qur’an tapi ketika waktu kecil dengan guru privat mungkin bagi saya kurang intensive belajarnya karena hanya belajar membaca saja tidak mengetahui hukum-hukumnya dan saya pengen bisa banget alasannya karna saya punya anak harapan saya kalau saya ditanya anak saya bisa menjawab” (22 Mei 2017).
Ulasan yang lain dikemukakan oleh AP:
“motivasi yang mendorong saya yaitu karna saya mualaf jadi saya sangat ingin bisa membaca Al-Qur’an dengan benar saya belajar di Griya Qur’an Tartila sudah kurang lebih dua tahun saya langsung dimasukan di kelas makhraj yaitu kelas yang sudah bisa membaca membaca Al-Qur’an, sebelum saya belajar di Griya Qur’an Tartiila saya mengundang guru privat untuk mengajari saya mengaji. Alasan lain motivasi yang mendorong saya yaitu karena saya bekerja sebagai pengajar PAUD jadi saya ingin bisa menjadi contoh dan membenarkan bacaan anak-anak ketika mengaji” (22 Mei 2017). Sedangkan DI mengatakan:
dikeluarga saya sendiri juga masih banyak yang belum bisa membaca Al-Qur’an jadi harapan saya, saya bisa berbagi ilmu terlebih kepada sesame keluarga saya”(28 Mei 2017).
Pendapat yang sama dikatakan oleh Y:
“motivasi saya belajar Al-Qur’an yaitu agar bisa belajar Al-Qur’an dengan benar, dengan tepat sesuai dengn makhraj-makhrajnya, sifat-sifatnya, karena yang namanya belajar itu tidak pandang usia jadi memang Al-Qur’an itu memang di turunkan dengan tartiila jadi kita harus berusaha belajar dank arena belajar juga wajib bagi setiap muslim” (28 Mei 2017).
Perkataan yang sama disampaikan oleh ibu R:
“saya ingin sekali bisa membaca Al-Qur’an sesuai dengan tajwidnya, sebenarnya saya bisa membaca tetapi cara membaca saya masih terbata-bata kadang mau berikutnya juga masih mikir dulu ini tajwidnya sudah benar atau belum” (28 Mei 2017).
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh IT:
“motivasi saya belajar Al-Qur’an yaitu supaya saya membaca dengan benar lancar membacanya secara tajwid karena itu hukumnya fardhu ain kalau misalnya kita membaca Al-Qur’an harus benar-benar sesuai tajwidnya, tartil, makhrajnya bagus terus anak saya kan sekolah di SD IT, dan mereka itu lebih kritis menegur saya karena ada bacaan yang salah, kemudian dari hal tersebut saya termotivasi untuk belajar Al-Qur’an, mengapa tidak mulai belajar dari sekarang karena yang namanya mencari ilmu itu kan tidak ada batasannya seperti hadisnya saja ilmu itu diajarkan dari buaian sampai liang kubur. Selagi masih diberi Allah kesempatan waktu luang saya lebih banyak dan ahamdulilah diberi kesehatan ya dimulai dengan bismilah niat belajar” (29 Mei 2017).
Selain itu penulis juga mewawancari para ustadzahnya mengenai
motivasi apa yang mendorong ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an. Berdasarkan
wawancara dengan ustdzah Dahlia, selaku pengajar di Griya Qur’an Tartiila,
berikut data yang penulis dapatkan dari apa yang diketahui mengenai motivsi
“Di Griya Qur’an Tartiila yang dapat mendorong ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an yaitu dengan memberikan motivasi-motivasi mengenai keutamaan belajar membaca Al-Qur’an, manfaat belajar Al-Qur’an serta faedah dari belajar Al-Qur’an. Karena motivasi belajar Al-Qur’an adalah sebagai mengeces iman dan taqwa seseorang. Belajar itu tidak hanya dengan menerima saja, namun bisa dengan menularkan kepada orang lain sehingga apa yang diperoleh dapat bermnfaat” ( 11 April 2017).
Ustadzah Nailil Ula juga berpendapat yaaitu:
“motivasi belajar Al-Qur’an adalah suatu penyemangat agar belajar Al-Qur’an tidak malas-malasan melainkan kebutuhan untuk diri sendiri, kemudian motivasi yang mendorong ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an yaitu dengan mengetahui isi Al-Qur’an karena Al-Qur’an adalah sebagai pedoman bagi hambanya” ( 11 April 2017).
Ustadah Tri Wahyuningsih mengatakan:
“motivasi belajar Al-Qur’an adalah memberi semangat pada peserta didik agar dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Adapun upaya untuk mendorong motivasi ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an yaitu dengan memotivasi mengenai keutamaan dari belajar Al-Qur’an karena ibu bukan hanya sebgai ibu rumah tangga saja melainkan sebagai wadah bagi anak-anaknya, untuk itu belajar Al-Qur’an sangat penting agar dapat mengajari anak-anaknya. Selain itu Al-Qur’an merupakansuatu pedoman bagi manusia” (11 April 2017).
Jadi kesimpulannya dalam kegiatan belajar Al-Qur’an tersebut para
ustadzah serta pengurus selalu berperan aktif dan memantau seluruh peserta
didik dalam pelaksanaan kegiatan agar telaksana dengan baik. Motivasi
belajar Al-Qur’an adalah suatu kegiatan tanda bersyukur karena diberi
kesempatan dalam belajar Al-Qur’an, kemudian untuk memotivasi ibu-ibu
pengajian Griya Qur’an Tartiila yaitu dengan memberikan motivasi
Al-Qur’an. Dengan belajar Al-Qur’an dapat memberi pelajaran pada generasi
selanjutnya”.
Selain kegiatan motivasi belajar Al-Qur’an penulis juga mendapatkan
manfaat dan tujuan serta respon peserta dalam mengikuti kegiatan belajar
Al-Qur’an tersebut.
a) Manfaat dan tujuan
Berikut manfaat dan tujuan belajar Al-Qur’an bagi peserta setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran Al-Qur’an di Griya Qur’an Tartiila, data
yang berhasil dihimpun oleh peneliti dan hasil wawancara dari pengajar dan
peserta didik.
Adapun peserta yang bernama ER mengatakan sebagai berikut:
“dengan adannya kegiatanbelajar Al-Qur’an selain dapat menambah wawasasan dan memperbaiki bacaan, manfaat lainnya yaitu dapat mengenali hal-hal yang belum diketahui dari Al-Qur’an, menjadi mempunyai banyak teman sehingga menambah persaudaraan” (13 April 2017).
Sedangkan PN mengatakan hal yang sama yaitu sebagai berikut:
“dengan membaca Al-Qur’an hati akan menjadi terasa lebih damai, karena Al-Qur’an sebagi penyejuk hati bagi siapa saja yang membacanya, selain itu Al-Qur’an merupakan sebagai pedoman hidup manusia untuk menuntun kepada jalan kebaikan, kebenaran dan keselamatan. Selain itu Al-Qur’an menjadi sebagai pelindung diri bagi siapa saja yang membacanya dari tiap ayat yang dibacanya”(13 April 2017).
Alasan lain dikemukakan oleh DLF yaitu:
Ibu ESY juga mengatakan:
“tujuan saya belajar Al-Qur’an sekilas gini ya mba, kebetulan kehidupan saya mungkin sedang di uji anak saya ada empat yang semuanya alhamdulilah normal, saya waktu itu sama suami kerja di kontraktor yang alahamdulillah lancar-lancar saja kemudian tiga tahun mendekat ini saya ingin berhijrah untuk mencari yang halal karena ketika di kontraktor banyak yang bertentangan batin, setelah saya belajar mempelajari saya bisa mengetaui bagamana seharusnya, bagaimana hidup saya, bagaimana hidup muamalah saya, karena anak saya juga di pondok jadi sepertinya saya pelan-pelan dituntun belajar Al-Qur’an harapan saya agar saya bisa lebih mengenal bangaimana saya belajar hidup dengan Al-Qur’an, sedangkan manfaat yang saya peroleh selama belajar di Griya Qur’an Tartiila saya menjadi mengerti, sebelumnya saya disini kan mempunyai jamaah pengajian yang di bikin oleh suami saya sehingga artinya saya mempunyai bekal untuk menjawab pertanyaan sehingga saya jawabnya tidak asal-asalan” (22 Mei 2017).
Begitu juga yang dikatakan AP yaitu:
“tujuan dari belajar Al-Qur’an bagi saya yaitu untuk lebih tahu agar dapat membenarkan bacaan karena terlebih saya ini juga guru paud jadi harus sebagai contoh untuk anak-anak didik saya, sedangkan manfaatnya kita jadi tahu dari yang belum benar jadi benar, dan benar-benar ternyata ngaji sesuai dengan makhraj sesuai dengan sifat-sifatnya enak banget walaupun belajarnya harus pelan-pelan atau sedikit demi sedikit” (22 Mei 2017).
Pendapat yang sama dikatakan oleh DI:
“manfaat belajar Al-Qur’an bagi saya sekarang jadi lebih tahu cara yang benar membaca Al-Qur’an, kalau kemarin-kemarin hanya sekedar membaca-baca saja namun sekarang bisa lebih berhati-hati. Sedangkan tujuan saya belajar Al-Qur’an agar lebih baik cara baca Al-Qur’an” (28 Mei 2017)
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Y:
Ibu R juga mengatakan tentang motivasi dan tujuan belajar Al-Qur’an:
“manfaatnya bagi saya ilmu semkin bertambah, tambah teman juga karena saya benar-benar asli ibu rumah tangga sehingga yang saya tau teman-temannya hanya sekeliling rumah saja namun di Griya Qur’an Tartiila mnjadi tambah teman. Yang mana tujuan belajar saya di Griya Qur’an Tartiila benar-benar untuk diri sendiri saya sangat ingin belajar dan membenarkan bacaan Al-Qur’an” (28 Mei 2017). Ibu IT juga mengatakan hal yang sama:
“manfaatnya sangat besar yaitu saya bisa mengetahui ilmunya Al -Qur’an ada makhraj yang seperti apa, huruf-huruf hijaiyah itu keluarnya dari mana, ada sifat-sifatnya yang berbeda-beda. Ketika saya melihat hafidz Indonesia kemudian ada dewan juri yang menanyakan mengenai sifat-sifat dari situ saya ingin sekali mempunyai wadah untuk belajar mengaji yang benar-benar dari sumbernya dan insyallah bacaanya menjadi lebih bagus dari sebelumnya dan juga menjadi tambah teman. Dan tujuan saya ingin berbagi ilmu dengan yang lain Alhamdulillah disini ada TPA yang mana bisa saya ajarkan kepada anak-anak didik saya” (28 Mei 2017).
Ustadzah Hanik Basyiroh selaku pengajar di Griya Qur’an Tartiila
mengatakan bahwa “Agar seluruh peseta dapat mengusai bagaimana cara
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar” (11 April 2017).
Sedangkan yang bernama ustadzah Nailil Ula sebagai pengurus dan
pengajar di Griya Qur’an Tartiila mengatakan bahwa “tujuan diadakannya belajar Al-Qur’an yaitu untuk banyak dapat membaca Al-Qur’an dengan benar atau dapat membaguskan bacaannya” ( 11 April 2017)
Ustadzah Dahlia mengatakan bahwa “tujuan diadakannya belajar
Al-Qur’an adalah sebagai wadah untuk ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an agar lebih termotivasi” (11 April 2017).
“belajar Al-Qur’an bertujuan agar dapat membaca dengan baik, karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya sehingga belajar Al-Qur’an wajib untuk disampaikan kepada orang lain minimal keluargannya sendiri. Selain itu dengan membaca Al-Qur’an dan membaca artinya tentu tambah pula manfaatnya karena seua masalah yang ada di dunia ini sudah tertulis di dalam Al-Qur’an.” (11 April 2017).
2. Proses Pembelajaran Al-Qur’an dikalangan Ibu-Ibu Pengajian
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang untuk
mencapai tujuan yang di inginkan. Adapun proses pembelajaran dapat
diartikan sebuah kegiatan dimana terjadi sebuah penyampaian materi
pembelajaran dari seorang tenaga pendidik atau guru kepada para peserta.
Dengan belajar seseorang akan menambah wawasan dari hal yang belum
diketahui samapai akhirnya mengeri atau mengetahuinya. Kemudian proses
pembelajaran di Griya Qur’an Tartiila dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Penjadwalan Kegiatan
Adapun jadwal pembelajaran di Griya Qur’an Tartiila yaitu:
No Hari Jam
Tahsin Al-Qur’an ibu-ibu kelas pagi
1. Selasa 09.00-10.30 WIB
2. Kamis 09.30-20.30 WIB
Tahsin Al-Qur’an Ibu-ibu kelas sore
1. Selasa 16.00-17.30 WIB
2. Kamis 16.00-17.30 WIB
1. Senin & Rabu 19.30-21.00 WIB
2. Selasa & Jum’at 19.30-21.00 WIB
Belajar Bahasa Arab
1. Senin & Rabu 15.30-17.00 WIB
b. Pengelompokan Peserta
Berdasarkan wawancara yang diperoleh penulis mengenai
pengelompokan peserta bersama pengurus yang bernama Nailil Ula
mengatakan:
“Pengajian Griya Qur’an Tartiila dulunya hanya terdapat satu kelas yang kemudian dengan murid yang semakin bertambah dan datangnya murid tidak sama sehingga pembelajaran harus selalu diulang karena jika ditambah akan menyebabkan yang baru merasa tertinggal, namun para ustadzah juga memikirkan untuk peserta yang telah belajar lama akan terasa kasihan karena pelajaran yang diperoleh tidah bertambah sehingga ustadzah memutuskan untuk dibuat kelompok sehingga akan lebih mudah mengetahi saapai mana yang sudah mereka bisa. Pengelompokan ini terbagi atas lima kelas yaitu kelas I’dad, Makhraj, Tajwid, Gharib dan Takmili” (11 April 2017)
c. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh para
pendidik sebagai media untuk mempeoleh suatu tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Adapun metode yang digunakan di Griya Qur’an Tartiila
yaitu mengunakan metode Asy-Syafi’I yang pengarangnya adalah Abu Ya’la
Qurnaidi Al-hafidz sebagai rujukan untuk pembelajaran tajwid yang