• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN DI KALANGAN IBU-IBU PENGAJIAN GRIYA QUR’AN TARTIILA DUSUN MRICAN KELURAHAN GENDONGAN KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN DI KALANGAN IBU-IBU PENGAJIAN GRIYA QUR’AN TARTIILA DUSUN MRICAN KELURAHAN GENDONGAN KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd )"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI BELAJAR AL-

QUR’AN DI KALANGAN

IBU-IBU PENGAJIAN GRIYA

QUR’AN

TARTIILA

DUSUN MRICAN KELURAHAN GENDONGAN

KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA

SKRIPSI

Disusun guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan ( S.Pd )

Oleh:

DIAN MUSTIKA SARI

11113044

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

MOTIVASI BELAJAR AL-

QUR’AN DI KALANGAN

IBU-IBU PENGAJIAN GRIYA

QUR’AN

TARTIILA

DUSUN MRICAN KELURAHAN GENDONGAN

KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA

SKRIPSI

Disusun guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan ( S.Pd )

Oleh:

DIAN MUSTIKA SARI

11113044

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)
(5)
(6)
(7)

Motto

“Selalu ada harapan bagi mereka yang sering

berdo’a

Selalu ada jalan bagi mereka yang sering

berusaha”

“Kemuliaan seseorang adalah agamanya,

Harga dirinya adalah akalnya,

Ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Untuk (Alm) Bapak Bachrun dan Ibu Siti khatijah selaku orang tua saya yang

sudah meninggal ketika saya masih menempuh pendidikan SMP kelas VIII

dan MAN kelas I. Semoga Beliau bangga dengan perjuangan anaknya.

2. Kepada kakak saya Muhammad Saiful Alam dan Istrinya yang selalu

memberi dukungan do’a secara lahir dan batin. Terlebih untuk kakak saya

yang telah berjuang untuk menjadi pengganti tulang punggung keluarga

sehingga karnanya saya bisa melanjutkan keperguruan tinggi.

3. Kepada keluarga besar Yayasan Hati Beriman Griya Qur’an Tartiila yang

memberikan semangat dan motivasi.

4. Untuk kekasihku, Fahmi Aqwa terimkasih juga atas dorongan semangat

motivasi berserta semua doa dan pengertiannya.

5. Untuk teman-teman saya Indah,Intan, Suci, mba’ Aina, Ulfa, Puput, Zidni,

Farih, Heni, Santi, Lilis dll yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu yang

selalu memberikan dorongan dan semangat. Kalian sudah jadi teman yang

terbaik untuk saya.

6. Kepada teman-teman angkatan tahun 2013 terimakasih untuk semangat dan

motivasi yang telah diberikan.

7. Kepada keluarga Besar Pondok Pesantren An-Nida Kota Salatiga.

Terimakasih motivasi dan semangatnya.

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhmdulillahirobil’alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

berkat taufiq, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik dan lancar.

Shalawat dan salam adalah untuk Rosulullah, Muhammad bin’ Abdulloh yang

telah diutus Allah untuk menyampaikan syari’at yang pasti untuk jalan yang lurus

yang Allah kehendaki sebagai petunjuk bagi orang-orang yang mau mengikutinya

Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “ MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN DI

KALANGAN IBU-IBU PENGAJIAN GRIYA QUR’AN TARTIILA DUSUN

MRICAN KELURAHAN GENDONGAN KECAMATAN ARGOMULYO

SALATIGA”. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

sarjana progam studi Pendidikan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Institut

Agama Islam Negeri (IAIN).

Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai pihak,

oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Dr. Rahmad Hariyadi, M, Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga yang telah memberikan kesempatan melanjutkan Strata I.

2. Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

4. Achmad Maimun, M.Ag. Selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan,

membimbing dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

5. Segenap dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah membekali

(10)
(11)

ABSTRAK

Dian Mustika Sari. 2017. Motivasi Belajar Al-Qur’an di Kalangan Ibu-ibu

Pengajian Griya Qur’an Tartiila Dusun Mrican Kelurahan Gendongan Kecamatan Argomulyo Salatiga. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Achmad Maimun, M. Ag.

Kata Kunci: Belajar Al-Qur’an di Kalangan Ibu-ibu

Penelitian ini berjudul Motivasi Belajar Al-Qur’an di Kalangan Ibu-ibu

Pengajian Griya Qur’an Tartiila dusun Mrican Kelurahan Gendongan Kecamatan

Argomulyo Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini

adalah (1) motivasi apa yang mendorong ibu-ibu pengajian griya qur’an tartiila

dalam belajar Al-Qur’an di Dusun Mrican Kelurahan Gendongan Kecamatan

Argomulyo Salatiga? (2) bagaimana proses belajar Al-Qur’an ibu-ibu pengajian

griya qur’an tartiila ? dan (3) bagaimana problematika ibu-ibu pengajian griya

qur’an tartiila dalam belajar Al-Qur’an di Dusun Mican Kelurahan Gendongan Kecamatan Argomulyo Salatiga?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif.

Temuan penelitian ini menujukan bahwa motivasi ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an mayoritas dapat ditarik kesimpulan bahwa ibu-ibu ingin lebih lancar

dalam membaca Al-Qur’an agar mempunyai pegangan hidup yang lebih baik

dengan belajar Al-Qur’an mereka semua tidak merasa malu meski belajar di usia

tua karena menurut mereka belajar tidak mengenal batas usia. Dengan adanya

suatu wadah atau tempat untuk pembelajaran Al-Qur’an ternyata mereka

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan dan Manfaat ... 2

D. Penegasan Istilah ... 6

(13)

1. Jenis Penelitian ... 8

2. Kehadiran Peneliti ... 9

3. Lokasi Penelitian ... 9

4. Sumber Data ... 9

5. Metode Penelitian ... 10

6. Analisis Data ... 11

F.Sistematika Penulisan Skripsi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar ... 14

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 14

2. Macam –macam Motivasi ... 17

3. Fungsi Motivasi ... 18

4. Pengertian Membaca Al-Qur’an ... 18

5. Faktor Mempengaruhi Keberhasilan dalam Membaca Al-Qur’an ... 19

6. Hambatan-hambatan Belajar Al-Qur’an ... 20

7. Tujuan Belajar Al-Qur’an ... 21

B. Pembelajaran Al-Qur’an Bagi Orang Dewasa ... 22

1. Belajar Al-Qur’an Orang Dewasa. ... 22

2. Problematika Belajar Al-Qur’an ... 23

(14)

1. Gambaran Lokasi Penelitian ... 24

a. Sejarah ... 24

b. Letak Geografis ... 26

c. Kondisi ... 27

d. Sarana dan Prasarana ... 30

e. Struktur Organisasi ... 34

f. Visi dan Misi ... 36

g. Keadaan Ustadzah ... 36

h. Keadaan Peserta ... 36

i. Bentuk- bentuk Kegiatan ... 37

B. Temuan Penelitian ... 38

1. Motivasi yang Mendorong Ibu-ibu ... 38

a. Manfaat dan tujuan ... 43

2. Proses Pembelajaran Al-Qur’an ... 46

a. Penjadwalan Kegiatan ... 46

b. Pengelompokan Peserta ... 47

c. Metode Pembelajaran ... 47

d. Hasil yang diperoleh ... 48

3. Problematika Ibu-ibu dalam Belajar ... 49

a. Peran pembimbing ... 51

(15)

BAB IV ANALISI DATA

A. Motivasi yang Mendorong Ibu-ibu dalam Belajar Al-Qur’an ... 58

B. Proses Belajar Al-Qur’an dikalangan Ibu-ibu ... 64

C. Probelamtika Ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an ... 66

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan ... 71

B.Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA

(16)
(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah suatu kebutuhan yang sangat urgen bagi setiap manusia demi

kelangsungan hidup mereka. Dalam perspektif Islam, belajar merupakan kewajiban

bagi setiap individu muslimin-muslimat dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan

sehingga derajat kehidupan meningkat. Firman Allah SWT.

ال َُّللَّا ِحاسْفا ي اوُحاسْفااف ِسِلااجامْلا ِفِ اوُحَّسافا ت ْمُكال اليِق ااذِإ اوُنامآ انيِذَّلا ااهُّ ياأ ايَ

ِعافْرا ي اوُزُشنااف اوُزُشنا اليِق ااذِإاو ْمُك

ٌيرِباخ انوُلامْعا ت ااِبِ َُّللَّااو ٍتااجاراد امْلِعْلا اوُتوُأ انيِذَّلااو ْمُكنِم اوُنامآ انيِذَّلا َُّللَّا

-١١

-Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah

kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan Memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan Mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Mujadillah 58:11)

Ibu- ibu pengajian berharap agar dapat terus mengikuti proses belajar

Al-Qur’an. Dalam aktifitas tersebut diharapakn memperoleh hasil yang memuaskan.

Dengan adanya aktivitas-aktivitas keagamaan yang menjadi ciri khas dari suatu

daerah bisa membuat sebuah daerah terkenal dengan suatu ciri itu. Aktivitas-aktivitas

keagamaan yang sering terjadi di daerah-daerah adalah pengajian, baik itu pengajian

akbar ataupun pengajian rutin. Pengajian merupakan suatu kegiatan yang bisa

(18)

alam ini. Pengajian tidak harus dilakukan di dalam masjid saja, pengajian juga bisa

dilakukan atau berlangsung di lapangan, bahkan bisa juga di rumah perseorangan.

Pengajian dapat mengajarkan untuk mampu menjalin silaturohmi, karena dengan

mengikuti majelis pengajian dapat bertemu dengan orang lain yang mungkin jarang

sekali ditemui.

Motivasi belajar Al-Qur’an merupakan suatu kegiatan dengan adanya

dorongan belajar yang mana Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diturunkan

kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril, secara berangsur-angsur dan yang

membacanya merupakan ibadah. Al-Qur’an juga merupakan mukjizat Nabi

Muhammad yang terbesar diantara mukjizat-mukjizat lainya.

Al-Qur’an tidak hanya berisi tentang perintah-perintah dan larangan Allah

SWT serta kisah-kisah teladan sekligus skandal, tetapi juga berisi suatu peringatan

bagi seluruh umat manusia yang sudah mulai enggan menjalankan perintah Allah dan

mulai mengerjakan apa yang dilarang Allah. Ketika masyarakat jahiliyah mulai

melupakan Allah dan ajaran-ajarannya, maka Al-Qur’an turun untuk menjelaskan

kebenaran dan memberi peringatan. Al-Qur’an mengandung kebenaran-kebenaran

yang akan menjadi cahaya dalam hidup. Pelajaran yang penting itu ketika dapat rajin

membaca al-Qur’an dan menyimak ketika mendengar orang yang sedang

membacanya. Tapi juga harus diamalkan agar yang diperoleh tidaklah sia-sia.

Menurut Syaifulallah (2010:163) Al-Qur’an diwahyukan kepada nabi

(19)

peringatan dan petunjuk kepada penduduk Makkah yang terjerambab pada samudra

kesesatan, juga kepada seluruh penduduk diseluruh dunia. Al-Qur’an menjelaskan

tentang adanya hari kiamat, dimana seluruh alam ini akan hancur lebur

berkeping-keping, tentang yaumul hisab, dimana segala amal manusia dihitung dan

dipertanggungjawabkan, dan al-Qur’an memberi janji surga yang indah menawan

melebihi istana raja bagi manusia yang rajin beribadah dan balasan neraka paling

buruknya tepat bagi manusia yang melanggar perintahnya dan melupakan

ajaran-ajaran Allah.

Menurut Mustamir Pedak (2009:40) Rasulullah SAW menasihatkan agar kita

membaca al-Qur’an. Beliau menjanjikan pahala dan balasan yang besar dengan

membacanya itu. Pahala itu berupa ketentraman hati, ketajaman logika, dan

tercerahkannya rohani kita.

Aisyah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: orang yang membaca

al-Qur’an dan pandai membacanya ia bersama para malaikat yang mulia. Dan yang

membaca al-Qur’an dengan mengeja dan ia membacanya dengan kesulitan ia mendapat dua pahala. ( Hadis Mutafaqun’alaih dari Riwayat Muslim) .

Dua pahala ini didapatkan lantaran ia membacanya walaupun mengalami

kesulitan. Hal tersebut menunjukan kesungguhannya untuk membaca al-Qur’an dan

kekuatan semangatnya meskipun kesulitan dirasakan. Beberapa banyak orang muslim

yang berat lidahnya dalam membaca al-Qur’an namun ia terus berusaha untuk

(20)

Begitu banyak keistimewaan, motivasi dari Al-Qur’an yang telah di paparkan

pada paragaraf diatas. Namun Realita hari ini kebanyakan kaum muslimin menjauh

dari Al-Qur’an. Sedikit sekali dari mereka yang mencoba berinteraksi dengan

Al-Qur’an dengan cara membacanya. Bisa membaca Al-Qur’an merupakan suatu ciri

khas umat muslim entah apa yang menjadi sebab mengapa mereka seakan-akan lupa

akan kalam Allah yang begitu Agung tersebut.

Berangkat dari pemikiran diatas penulis ingin mengetahui bagaimana

“Motivasi Belajaran Al-Qur’an di Kalangan Ibu-ibu pada Jama’ah Pengajian

Griya Tartiila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo,

Salatiga” .

B. Rumusan Masalah

1. Motivasi apa yang mendorong ibu-ibu pengajian Griya Qur’an Tartiila dalam

belajar Al-Qur’an di Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan

Argomulyo, Salatiga?

2. Bagaimana proses belajar Al-Qur’an dikalangan ibu-ibu pengajian Griya

Qur’an Tartiila di Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan

Argomulyo, Salatiga?

3. Bagaimana problematika ibu-ibu pengajian dalam belajar Al-Qur’an Griya

Qur’an Tartiila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan

(21)

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitaian

a. Untuk mengetahui motivasi apa yang mendorong ibu-ibu pengajian Griya

Tartiila belajar Al-Qur’an Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan,

Kecamatan Argomulyo, Salatiga

b. Untuk mengetahui proses ibu-ibu belajar Al-Qur’an di Griya Qur’an

Tartiila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo,

Salatiga

c. Untuk mengetahui bagaimana problematika ibu-ibu pengajian dalam

belajar Al-Qur’an Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan

Argomulyo, Salatiga

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Memperkaya khasanah pengetahuan, pengalaman dan wawasan terkait

dengan motivasi belajaran al-Qur’an dikalangan ibu-ibu pengajian Griya

Tartila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo,

Salatiga

b. Manfaat secara praktis

1) Bagi para Ustadz/Ustaadzah, dengan mengetahui tingkat motivasi

ibu-ibu dalam proses pembelajaran al-Qur’an, diharapkan lebih

(22)

kegiatan pembelajaran al-Qur’an yang penuh semanagat dan

menyenangkan.

2) Bagi Ibu-ibu, dengan mengetahui tingkat motivasi yang mereka

miliki, diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar al-Qur’an

agar cita-cita hidup mereka tercapai.

D. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami pengertian yang

sebenarnya dari judul tersebut perlu diberikan pengesahan istilah sebagai berikut:

1. Motivasi

Kompri (2015:1) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan

bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar

atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Menurut Rusman (2015: 139) Robert M. Gagne mengatakan motivasi

adalah fase awal pada suatu pembelajaran dengan adanya dorongan untuk

melakukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu

Suprijanto (2007:12) menurut Florest seseorang akan termotivasi

untuk belajar apabila ia dapat memenuhi keinganan dasarnya. Keinginan dasar

tersebut, antara lain (1) keamanan: secara ekonomis, sosial, psikologis dan

spiritual; (2) kasih sayang atau respons: keakraban, kesuksesan berkumpul

dan bergaul atau merasa memiliki; (3) penglaman baru: petualangan, minat,

(23)

Sedangkan Motivasi menurut James Drever (1986:293) adalah bersal

dari bahasa inggris yaitu “motivation” yang berarti alasan, daya batin,

dorongan. Jadi motivasi dapat disimpulkan segala sesuatu yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu.

Untuk memperjelas judul skripsi indikator dari motivasi itu sendiri

meliputi hal-hal sebagai berikut.

a) Kondisi ekonomi ibu rumah tangga

b) Keinginan ibu rumah tangga

c) Kualitas pengajian al-Ikhlas

Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alasan-alasan

yang menyebabkan para jamaah ibu-ibu belajar al-Qur’an di pengajian Griya

Tartila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo,

Salatiga

2. Pembelajaran Al-Qur’an

Menurut Saefullah (2016:170) belajar adalah perubahan tingkah laku

yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan latihan.

Kompri (2015:49) Pembelajaran merupakan aktivitas (proses) yang

sistematis yang terdiri banyak komponen. Masing-masing komponen

pembelajaran bersifat persial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi

berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer dan

berkesinambungan.

Jadi dapat disimpulkan Pembelajaran adalah suatu proses perubahan

(24)

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Menurut Levis (2013:29) Jenis penelitian ini adalah penelitian

ekplorasi atau bisa juga disebut dengan penelitian lapangan yang berbentuk

diskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik,

bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana

adanya dengan tidak merubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan

sehingga dalam penelitian ini peneliti menggambarkan peristiwa maupun

kejadian yang ada di lapangan tanpa mengubahnya menjadi angka maupun

simbol.

2. Kehadiran Peneliti

Untuk memperoleh data yang diperoleh yang dibutuhkan dalam

melakukan penelitian, maka peneliti hadir secara langsung di lokasi sampai

memperoleh data yang dibutuhkan.

3. Lokasi penelitian dilakukan di Griya Tartila Dusun Mrican, Kelurahan

Gendongan, Kecamatan Argomulyo, Salatiga

4. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah berbagai informasi dan keterangan yang

diperoleh langsung dari sumbernya yaitu para pihak yang dijadikan

informan penelitian. Informan yang dimaksud yaitu: Ibu-ibu pengajian

(25)

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan data yang didapat dikumpulkan peneliti

dari semua sumber yang sudah ada, dalam artian peneliti sebagai tangan

kedua. Sumber data lain yang digunakan penulis dalam peneliti ini berupa

buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi pokok

bahasan peneliti ini. Dalam penelitian ini data skunder yaitu dengan

mewawancarai perangkat desa untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan seperti dokumen-dokumen tentang daftar hadir majlis

pengajian, arsip-arsip yang diperlukan ataupun foto-foto aktivitas

keagamaan.

5. Metode Pengumpulan Data

Dalam peneliti ini, untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis

melakukan.

a. Observasi

Menurut Arikunto (2012:136) observasi adalah suatu kegiatan penelitian.

Observasi tidak terbatas hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan

secara langsung maupun tidak langsung. Yang dimaksud dalam peneliti

ini adalah melakukan pengamatan dengan secara langsung mengenai

motivasi belajar Al-Qur’an di kalangan ibu-ibu pengajian Griya Tartila

Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo, Salatiga.

b. Wawancara

Wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab atau

(26)

(wawancara terstruktur). Dengan wawancara ini, percakapan bertujuan

memperoleh data atau informasi. Dalam penelitian ini, yang menjadi

sasaran dari wawancara yaitu ibu-ibu, ustad-ustadzah untuk menggali

motivasi belajar Al-Qur’an dikalangan ibu-ibu pengajian Griya Tartila

Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo, Salatiga.

c. Dokumentasi

Mengumpulkan data dengan mengambil data dari catatan, dokumentasi,

administrasi, yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Arsip-arsip yang

digunakan seperti jadwal pengajian, kegiatan informansi, daftar hadir. Hal

tersebut untuk mengetahui motivasi belajar al-Qur’an pada kalangan ibu

-ibu pengajian Griya Tartila Dusun Mrican, Kelurahan Gendongan,

Kecamatan Argomulyo, Salatiga.

6. Analisis Data

Dalam penelitian ini yang diperoleh dari hasil penelitian, baik melalui

observasi, wawancara maupun dokumentasi maka data tersebut dianalisi

untuk mendapatkan kongklusi, bentuk-bentuk dalam taknik analisis data.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam suatu proses.

Dalam analisis data penulis menggunakan kualitatif deskriptif yang terdiri

dari kegiatan, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, dan penarikan

kesimpulan atau verikasi (Hebermen, 1992:16). Jadi analisis mulai dilakukan

ketika pengumpulan data itu juga dikerjakan dan dilakukan secara intensif

(27)

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam penelitian ini skripsi disusun dengan menggunakan uraian yang

sistematis unruk pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada.

Adapun sistematika dalam penulisan skipsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini pendahuluan akan dibahas mengenai

latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, pengesahan istilah dan

metode penelitian.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA Meliputi:

A. Pembelajaran Al-Qur’an yang meliputi:

1. Penjelasan pengertian Motivasi Belajar

2 Macam-macam Motivasi

3. Fungsi Motivasi

4. Pengertian Membaca Al-Qur’an

5. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam

belajar Al-Qur’an

6. Hambatan Belajar Al-Qur’an

7. Tujuan Belajar Al-Qur’an

B. Pembelajaran Al-Qur’an bagi orang dewasa:

(28)

2. Problematika belajar Al-Qur’an.

BAB II I : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Akan mengkaji tentang gambaran umum pengajian

al-ikhlas meliputi letak geografis, sejarah berdiri dan

perkembangannya, keadaan ustadz dan jamaah ibu-ibu

pengajian, struktur organisasi, visi, misi dan tujuan,

sarana dan prasarana.

BAB IV : PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang analisis data yang

berisi motivasi belajar Al-Qur’an dan pembelajaran

Al-Qur’an bagi orang dewasa Dusun Mrican,

Kelurahan Gendongan, Kecamatan Argomulyo,

Salatiga

BAB V : PENUTUP

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar Al-Qur’an

Motivasi adalah suatu perubahan energy di dalam pribadi seseorang

yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai

tujuan. Berkaitan dengan hal tersebut (Zaenal Ma’arif 2007:67) menyatakan

sebagai berikut:

Motivasi adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari

suatu kepuasan atau mencapai suatu tujuan. Atau motif adalah daya gerak

yang mendorong seseorang berbuat sesuatu. Sedangkan motivasi adalah

kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk

mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi motivasi berarti

membangkitkan motif (daya gerak) untuk berbuat sesuatu dalam mencapai

kepuasan dan tujuan seseorang.

Menurut Sardiman (2007:73) Motivasi adalah suatu dorongan untuk

melakukan suatu kegiatan atau suatu pekerjaan. Sedangkan menurut Donald

menyebutkan motivasi sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan. Motivasi adalah upaya yang mendorong seseorng untuk

(30)

Menurut Ma’arif ( 2007:67) motivasi adalah suatu perubahan energi

didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif ( perasaan )

dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan Belajar adalah perubahan

tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan latihan

(Safullah, 2016:170).

Jadi motivasi belajar Al-Qur’an adalah suatu kegitan untuk

memperoleh perubahan tingkah laku seseorang yang ditandai dengan adanya

feeling dan adanya tujuan.

Al-Qur’an tidak akan bermakna kalau hanya dijadikan sebagai hiasan

rumah saja. Menurut Anas (2010:69) Bacalah Al-Qur’an tersebut agar hati

menjadi tenang,damai,dan hidup penuh berkah. Karena pada setiap huruf

mengalir pahala yang tak terduga asalkan membacanya dengan hati senang

dan ikhlas. Firman Allah SWT.

ْوامْلا يِيُْنَ ُنْانَ َّنَِّإ

ٍينِبُم ٍماامِإ ِفِ ُهاانْ ياصْحأ ٍءْياش َّلُكاو ْمُهاراثَآاو اوُمَّداق اام ُبُتْكاناو ىات

-١١

-Artinya “Sungguh, Kami-lah yang Menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kami-lah yang Mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami Kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh)”.(Qs. Yasin:12)

Lebih lanjut Anas (2010:81) Menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah

solusi bagi segala permasalahan hidup di dunia. Sayangnya sedikit orang yang

mau memahami Al-Qur’an. Padahal Al-Qur’an adalah mutiara yang tak

ternilai harganya. Maka jadikanlah Al-Qur’an sebgai sumber inspirasi agar

(31)

و bahasa selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, “Mengapa tidak dijelaskan ayat- ayatnya?” Apakah patut (al-Quran) dalam bahasa selain bahasa Arab sedang (rasul), orang Arab? Katakanlah, “Al-Quran adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (al-Quran) itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (Qs. Fushshilat:44)

Irfan Abdul’ Azhim dalam bukunya yang berjudul Agar Bacaan

Al-Qur’an Tak Sia-sia menjelaskan bahwa “ Orang yang membaca Al-Qur’an

akan mendapat banyak kebaikan di dunia dan di akhirat, hidupnya dinamis,

penuh gairah, jauh dari duka dan dekat Yang Maha Kuasa”. (Azhim, 2009:92

-93). Hal ini terdapat dalam hadis diriwayatkan dari ‘Ustman bin ‘Affan RA,

ia berkata:

“Rasulullah bersabda: paling baik kamu adalah orang yang

mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”. ( HR. Al-Bukhori No. 4556).

Kandungan hadits tersebut menegaskan bahwa orang yang belajar

Al-Qur’an dan setelah mampu, maka mengajarkannya kepada orang lain adalah

orang yang terbaik, yaitu orang yang mendapat banyak kebaikan didunia dan

diakhirat.

2. Macam-macam motivasi

(32)

1) Motif-motif bawaan adalah yang dibawa sejak lahir, jadi motif itu tanpa

dipelajari.

2) Motif-motif yang dipelajari adalah motif-motif yang timbul karena

dipelajari.

b. Motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis ( Sardiman,

1986:87)

1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk

minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk

beristirahat.

2) Motif-motif darurat. Yang termasuk jenis motif ini antara lain:

dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk

berusaha, untuk memburu. Jelasnya motif jenis ini timbul karena

adanya rangsangan dari luar.

3) Motif-motif obyektif yang menyangkut kebutuhan untukmelakukan

ekplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.

c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Motivasi jasmaniah seperti misalnya: refleks, instink otomatis, nafsu.

Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah yaitu kemampuan.

3. Fungsi Motivasi

1) Menorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai pengerak atau motor yang

(33)

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi tujuan tersebut (Sardiman,

1986:85)

4. Pengertian Membaca Al-Qur’an.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa membaca

adalah, “ Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis “. (Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 83). Dengan kata lain membaca

berarti berbuat atau melakuakan sesuatu pekerjaan atau kegiatan perbuatan

seseorang yang digunakan untuk memperoleh pesan atau informasi yang

berbentuk teks atau tulisan.

Al-Qur’an secara bahasa berasal dari kata qara’a-yaqra’u-qira’atan

qur’anan, yang berarti bacaan atau hal membaca. (Yunus, 2011:79).

Sedangkan secara terminologi, para ahli mengemukakan pengertian yang

berbeda-beda.

Al-Qur’an adalah kalam Allah merupakan mukjizat yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril ditulis dalam mushhaf

dinukilkan secara mutawatir sebagai ibadah bagi yang membacanya yang

diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas. (Budihardjo,

2012: 3-4).

Dari pengertian membaca Al-Qur’an di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa membaca Al-Qur’an adalah suatu perbuatan atau

(34)

dalam Al-Qur’an yang sudah berbentuk kitab yang merupakan suatau ibadah

bagi yang membacanya, karana Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril dan sebagai

pedoman atau petunjuk bagi manusia.

5. Faktor yang Mempengaruhi Keberhsilan Dalam Belajar Al-Qur’an

Faktor keberhasialn dalam belajar dalam membaca Al-Qur’an

diantaranya ada dua golongan, yaitu

1) Faktor Intern, yang meliputi gangguan atau kekurangan psikis yaitu:

a) Yang bersifat kognitif ( ranah cipta), antara lain seperti rendahnya

kapasitas intelektual atau intelegensi peserta didik

b) Yang bersifat afektif ( ranah rasa) antara lain lebihnya emosi dan

sikap

c) Yang bersikap Psikomotorik ( ranah rasa), antara lain tergnggunya

alat-alat indra penglihatan dan pendengaran.

2) Faktor Ektern, meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang

tidak mendukung dalam aktivitas belajar. Dapat dibagi menjadi tiga macam:

a) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan ayah

dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

b) Lingkungan perkampungan/ masyarakat, contohnya: wilayah

perkampungan kumuh dan tempat masayarakat yang nakal

c) Lingkungan tempat belajar, contohnya: kondisi letak gedung sekitar

(35)

Sesorang dikatakan berhasil dalamsuatu pembelajaran apabila

seseorang tersebut mampu menerima ilmu pengetahuan dengan baik.

6. Hambatan-hambatan Belajar Al-Qur’an

Dalam diri seseoang memiliki intelegensi yang berbeda-beda untuk

menerima suatu ilmu pengetahuan. Sesorang yang memiliki intelegensi yang

rendah akan menemui kesulitan dalam menerima pelajaran, yang demikian

dapat menyebabkan kesulitan dalam belajar. Dalam belajar membaca

Al-Qur’an, alat indra yang memegang peranan penting adalah lisan ( alat

ucapan), mata (alat lihat), dan telinga (alat dengar). Jika alat indra ini

berfungsi kurang baik, maka hal ini akan menjadikan hambatan dan kesulitan

bagi ibu-ibu pengajian untuk menerima pengajaran dengan baik dan

sempurna.

Demikian juga seorang guru/ustadz-ustadzah juga dapat menjadi

hambatan kesulitan dalam belajar membaca Al-Qur’an, apabila:

1) Guru tidak kualifed dalam pengambilan metode yang digunakan dalam

belajar membaca Al-Qur’an. Sehingga cara menerangkan kurang jelas,

sehingga sukar dimengerti.

2) Hubungan guru dengan murid (ibu-ibu pengajian) kurang baik. hal ini

bermula pada sifat dan sikap guru yang tidak disenangi oleh

murid-muridnya, seperti: kasar, suka marah, tidak pernah senyum, tidak

pandai menerangkan, menjengkelkan, tidak adil dan lain-lain.

(36)

Seorang muslim mempelajari Al-Qur’an bertujuan untuk memperoleh

petujuk illahi. Al-Qur’an adalah petunjuk kebenaran yang selalu setia

mendampingi manusia dimana pun berada, Al-Qur’an merupakan rahmat bagi

umat muslim, sekaligus sebagai pedoman hidup manusia (Saifullah, 2010:6).

Seperti firman Allah Qs.Al-Jaatsiyah:20

ىًدُهَو ِساَّنلِل ُرِئاَصَب اَذَه

َنوُنِقوُي ِمموَقِ ل ٌةَمحَْرَو

-٠٢

-“(Al-Quran) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.”

Menurut Amrullah (2008:66)Al-Qur’an merupakan sumber hukum

dan aturan yang utama bagi umat Islam. Al-Qur’an adalah rahmat yang tdak

berbanding dalam kehidupan. Di dalamnya, terkumpul wahyu ilahi yang

menjadi petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa saja yang

mengimaninya.

Oleh karena itu, bagi orang yang beriman, kecintaanya pada

Al-Qur’an akan bertambah. Sebagai bukti cintanya, dia akan semakin

bersemangat membacanya setiap waktu, mempelajari isi kndungan dan

memahaminya. Selanjutnya akan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan

sehari-hari, baik dalam hubungan dengan Allah SWT Maupun dengan

lingkungan sekitar.

B. Pembelajaran Al-Qur’an Bagi Orang Dewasa

(37)

Pembelajaran adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseoang

untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Menurut Federspie (1996:98) pentingnya Al-Qur’an bagi umat Islam

telah mendorong mereka untuk membacanya dalam bahasanya yang asli. Dan

oleh karena itu, sejak lama, membaca Al-Qur’an dengan suara nyaring dinilai

suatu ibadah baik pembaca itu memahami isi yang dibacanya maupun tidak.

Keyakinan seperti itu, yang sampai sekarang masih tetap kuat, telah

mendorong umat Islam pada umumnya untuk mebaca dan mempelajari

Al-Qur’an.

Al-Qur’an merupakan sebuah naskah yang sangat istimewa bagi

hambanya. Maka apabila tidak belajar untuk membaca dan memahami isi

kandungan Al-Qur’an tentulah sangat merugi. Selain pahala yang Allah

janjikan, Al-Qur’an merupakan petunjuk atau pedoman bagi manusia. Oleh

karena itu proses pembelajaran Al-Qur’an bukan hanya dilalui ketika kanak

-kanak saja malahan merupakan proses seumur hidup.

Cara belajar Al-Qur’an orang dewasa berbeda dengan anak-anak.

Kelas pembelajaran Al-Qur’an orang dewasa dijalankan pada jangka waktu

singkat. Selain itu adanya dorongan keinginan untuk mempelajarinya. Jadi

semua itu intinya kemauan diri sindiri yang timbul dari diri masing-masing

individu.

2. Problematika Belajar Al-Qur’an dikalangan Ibu-ibu

Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi

(38)

ibadah. Umat Islam wajib belajar Al-Qur’an karena merupakan petunjuk bagi

manusia untuk memperoleh suatu kehidupan dunia dan akhirat.

Namun kanyataannya masih ada masyarakat yang belum bisa

membaca Al-Qur’an, yang mana masyarakat masih mementingkan urusan

dunia sehingga ia lupa akan mengaji atau membaca Al-Qur’an. Pada

penelitian ini ibu-ibu tidak malu akan belajar Al-Qur’an, walaupun belajar

sedikit demi sedikit. Sehingga dibutuhkan usaha untuk meningkatkan kualitas

masyarakat dalam belajar Al-Qur’an. Kemampuan membaca Al-Qur’an

(39)

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Gambaran Lokasi Penelitian

a. Sejarah Berdirinya Griya Qur’an Tartiila

Griya Qur’an Tartiila berada di Dusun Mrican Kelurahan

Gendongan Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Awalnya majlis

pembelajaran Al-Qur’an ini hanya satu kelompok saja yang jumlah

pesertanya masih sedikit, kemudian seiring berjalannya waktu semakin

bertambah. Saat bertambahnya peminat dalam belajar Al-Qur’an

kemudian para asatidzah bermusyawarah untuk mengembangkan atau

membuka wadah bagi ibu-ibu yang ingin belajar mengaji. Kemudian ada

yang mengusulkan sistem pembelajarannya tidak menjadi satu melainkan

perkelas, agar yang sudah terdahulu belajar Al-Qur’an semakin bertambah

wawasannya. Dengan demikian terbentuklah Griya Qur’an Tartiila, yang

berdiri pertama kali yaitu tahun 2015 di bawah naungan Yayasan Hati

Beriman, Griya Qur’an Tartiila ketika pertama kali hanya ada 26 peserta

yang terdiri dari lima pengasuh dan saat itu hanya ada lima kelas yang

terbagi dari kelas I’dad, makhraj,tajwid, ghorib dan takmili. Pada saat

pendaftaran semua peserta melalui tahap seleksi agar lebih mudah

menempatkan kelas yang sesuai dengan kemampuannya.

Yayasan Hati Beriman mempunyai empat Devisi yaitu Devisi

(40)

(Penitisan SD Islam Hati Beriman), Devisi Usaha (Bassmart), Divisi

dakwah dan sosial Yayasan Hati Beriman Kota Salatiga yang di dalam

Devisi dakwah dan sosial tersebut meliputi Majelis Ta’lim muslimah

Qurata’ayun, Aisyah (Akademi Istri dan Ibunda Sholihah), dan yang

terakhir yaitu Griya Qur’an Tartiila yang mempunyai dua lokasi yang

pertama Griya Qur’an Tartiila 1 terletak di Jl. Jendral Sudirman Mrican,

sedangkan yang kedua terletak di Jl. Joko Tingkir. Tingkir Tengah. Yang

ditempati Griya Qur’an Tartiila merupakan suatu pinjaman dari bapak

Harjo Utomo dengan penanggung jawab putra beliau yaitu bapak Yusuf

Ahmadi.

Metode pembelajaran di Griya Qur’an Tartila yaitu menggunakan

metode Asy-Syafi’i yaitu buku panduan praktis belajar membaca Al

-Qur’an dan ilmu tajwid yang diterapkan di ma’had imam Asy-Syfi’i.

Organisasi corak keislaman para asatidzah Griya Qur’an Tartiila

yaitu menganut madzab syafi’i yang biasanya dikenal dengan corak

Nadratul Ulama. Yang mereka berpendapat bahwa aurat wanita itu di

depan lelaki ajnabi (bukan mahram) adalah seluruh tubuh. Sehingga

mereka mewajibkan wanita memakai cadar dihadapan lelaki ajnabi

b. Letak Geografis

Griya Qur’an Tartiila terletak di Dusun Mrican Kelurahan

Gendongan Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga, yang kurang lebih 500

(41)

Gambaran-gambaran dan lokasi

Mrican, Kelurahan Gendongan,

Kecamatan Argomulyo, Salatiga.

c. Sarana dan Prasarana

7 orang

a. Penerimaan peserta Menerima peserta baru setiap

(42)

b. Lokasi GQT

c. Administrasi peserta

Di tepi Jl. Jendral Sudirman 274

depan Kejaksaan Kota Salatiga,

500 meter dari pertigaan Abc

menuju Kota Salatiga.

Biaya pendaftaran Rp. 50.000,

sedangakan Rp. 30.000 per bulan

(infak)

Berikut adalah data didik peserta didik Griya Qur’an Tartiila

No Nama Pekerjaan Alamat

1. Agusta Puspitasari Swasta Tingkir

2. Akhsani Taqwim Ibu Rumah Tangga Pabelan

3. Andri Liyani Ibu Rumah Tangga Dukuh

4. Angesti Paramita Ibu Rumah Tangga Tingkir

5. Anida Husna Ibu Rumah Tangga Tingkir

6. Anisa Dewi Asmara Swasta Salatiga

7. Arum Pamintanig H Honorer Ungaran

8. Betty Dwi Rahayu Ibu Rumah Tangga Pulutan

9. Diah Susanti Swasta Dilko Salatiga

10. Dian Ayu Anggraani Ibu Rumah Tangga Kembangsari

11. Diana Lalitul Fitriyah Mahasiswa Pakis Aji Jepara

12. Diayah Indriyanti Ibu Rumah Tangga Ngaglik

13. Endang Retnowati Pensiunan Taman Pahlawan

(43)

14. Endang Supartini Ibu Rumah Tangga Brajan

15. Erika Agustina Riani Swasta Nyamat

16. Ery Septiana Yuliati Ibu Rumah Tangga Argomulyo

17. Esthi Putri Hapsari Ibu Rumah Tangga Tengaran

18. Fadhilla Ebtiana Swasta Dukuh

19. Fins Setyaningtyas Ibu Rumah Tangga Blotongan

20. Fitri Kurnia Ibu Rumah Tangga Tegalrejo

21. Fongensisca Ibu Rumah Tangga Argomulyo

22. Intan Kusumawati Ibu Rumah Tangga Perum Sidorejo

23. Irawati Trismiasih Ibu Rumah Tangga Tingkir

24. Istiani Ibu Rumah Tangga Karangpete

25. Kurniati Sarwendah Swasta Klaseman

26. Lupi Fitriyani Wiraswasta Kalibening

27. Nurfanny Suryadi Guru Salatiga

28. Nurul Anisa Wiraswasta Gendongan

29. Poniati Ibu Rumah Tangga Ujung-ujung

30. Puji Lestari Ibu Rumah Tangga Sidorejo kidul

31. Rahayu Budinigsih Pensiunan Salatiga

32. Refina Sari PNS Bidan Perum Griya

Pitaloka

33. Retno Utari Ibu Rumah Tangga Telogo Mukti

(44)

35. Siska Tusyana Ibu Rumah Tangga Tingkir

36. Siti Mukaromah Guru Dukuh

37. Siti Zuraidah PNS Ngawen

38. Sri Haryanti PNS Karangalit

39. Sri Haryati Guru Sidorejo Kidul

40. Sri Kustiah PNS Kembangarum

41. Sri Maryanti Ibu Rumah Tangga Ngaglik

42. Sri Rohmatun Wiraswasta Salatiga

43. Sri Rukoyah Ibu Rumah Tangga Cabean

44. Sri Suwarti PNS Guru Mangonsari

45. Sri Wahyuningsih Ibu Rumah Tangga Getasan

46. Supartinah Swasta Salatiga

47. Susana Hikmawati PNS Blotongan

48. Susilo Kuriawati Fisioterapis Bringin

49. Susilowati Eka Ibu Rumah Tangga Blog G1

50. Titin Suhartini Ibu Rumah Tangga Tingkir

51. Tri Suryaningsih Ibu Rumah Tangga Bugel

52. Tutut Ernawati Ibu Rumah Tangga Lowopait

53. Vera Mariam PNS Bidan Dukuh

54. Wahyuni Puji Astuti Wiraswasta Domas

55. Widarwati Pensiunan Argomas

(45)

57. Wiyarti Hapsari Swasta Kutowinangun

58. Yeni Novi Wiraswasta Jl. Osamaliki

59. Yili Parnawati Swasta Tingkir

60. Yuliani Ibu Rumah Tngga Tingkir

61. Yuliati Perawat Salatiga

62. Yumiyanti Ibu Rumah Tangga Tingkir

63. Yurita Ratna Ibu Rumah Tangga Pengilon

d. Sarana dan Prasarana

Untuk memperlancar proses belajar Al-Qur’an dan untuk

memudahkan interaksi belajar mengajar serta mencapai tujuan pengajaran

yang diharapkan, maka adanya sarana dan prasarana sangatlah penting.

Griya Qur’an Tartiila memiliki sarana dan prasarana yang cukup

memadai, yaitu sebagai berikut:

Table 3

Sarana dan Prasarana

Griya Qur’an Tartiila

Tahun 2017

NO Nama Barang Banyaknya

1. Karpet merah cabe 4 m 1 buah

(46)

3. Karpet merah cabe 2,8 m 2 buah

4. Karpet merah maron 5 m 1 buah

5. Kapet hijau 6 m 1 buah

6. Karpet hijau 5 m 2 buah

7. Karpet hijau 4 m 1 buah

8. Meja kantor 2 buah

9. Rak buku 2 buah

10. Locker 2 buah

11. Kursi besi 2 buah

12. Kursi besi plastic 4 buah

13. Meja kecil 2 buah

14. Meja ngaji besar 3 buah

15. Meja ngaji kecil 3 buah

16. Printer 1 buah

17. Tape Recorder 1 buah

18. Tape Compo 1 buah

19. Salon 2 buah

20. Microphone 2 buah

21. Ember kecil 2 buah

22. Ember besar 3 buah

23. Dispenser 1 buah

(47)

25. Nampan kecil 2 buah

26. Nampan Sedang 3 buah

27. Nampan besar 2 buah

28. Sendok makan 6 buah

29. Sendok the 6 buah

30. Lap makan 1 buah

31. Gelas 10 buah

32. Krat gelas 1 buah

33. Toples 3 buah

34. Meja dispenser 1 buah

35. Sapu ijuk 2 buah

36. Sapu lidi 1 buah

37. Pel lantai 2 buah

38. Ekrak 1 buah

39. Sapu kecil 1 buah

40. Ekrak kecil 1 buah

41. Jam dinding 6 buah

42. Tempat samapah 2 buah

43. Tempat tisu 4 buah

44. Keset handuk 3 buah

45. Keset 2 buah

(48)

47. Kabel rol 2 buah

48. Pompa air 1 buah

49. Gayung 2 buah

50. Tempat sabun 2 buah

51. Tempat wudhu 1 buah

52. Penyangga tempat wudhu 1 buah

53. Taplak meja 3 buah

54. Rak sepatu 4 buah

55. Paster wudhu shalat 3 buah

56. Meja Al-Qur’an 30 buah

e. Struktur Organisasi

Griya Qur’an Tartiila memiliki 2 buah kepengurusan. Kepengurusan

Yayasan dan kepengurusan Griya Qur’an Tartiila. Bentuk struktur

organisasinya sebagai berikut.

Struktur Organisasi

Yayasan Hati Bariman

Tahun 2017

No Jabatan Keterangan

1. Pendiri Achamad Zaenudin

Bangun Sarwoedi Wibowo, Lc

(49)

Bangun Sarwoedi Wibowo, Lc

Rizal Yuliar Putrananda, Lc

Achmad Zaenudin

Arif Arinto

3. Pengawas Muhammad Qosim Myhajir, Lc

Ahmad Agus Purnawan

4. Ketua Muhammad Khoirul Huda, S.Pd.I

Tumudi, S.Pd.I

5. Sekretris Sumarjono, S.Pd.I

Arif Setiawan, S/Pd.I

6. Bendahara Yusuf Setyadi

Robbi Hasana Ibrahim, S.E.

NO Jabatan Keterangan

1. Ketua Susanti

2. Sekretaris Susanti

(50)

Nailil Ula

4. Bagian Kurikulum Fitri Nurjanah

Ika Putri

5. Pengajar (Asatidzah)

a. Kelas I’dad

b. Kelas Tajwid

c. Kelas Makhraj

d. Kelas Gharib & Takmili

Hanik Basyiroh

Tri Wahyuningsih

Dwi Puji

Nailil Ula

Taulina

Dahlia Endang Pergiwati

Fitri Nurjanah

f. Visi dan Misi Griya Qur’an Tatiila

1) Visi

Menjadi wadah Islami yang berkhidmah untuk umat

2) Misi

a) Menjalankan kegiatan keislaman yang bermanfaat untuk umat

b) Memberdayakan ekonomi umat Islam

c) Mengadakan upaya sosial kemanusiaan

3) Tujuan

Mendakwahkan Al-Qur’an dalam artian memahami serta dapat

(51)

g. Keadaan Ustadzah

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti di Griya

Qur’an Tartilla dengan bapak Sumarjono mengenai jumlah guru/

ustadzah yang mengajar di GQT mengatakan, “ bahwasannya jumlah

guru/ ustadzah yang mengajar di GQT ada 26, 5 diantaranya pegawai swasta, 2 orang berdagang dan yang lainnya adalah sebagai ibu rumah tangga” (13 April 2017)

h. Keadaan Peserta

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti di GQT

dengan bapak Sumarjono mengenai jumlah peserta yaitu:

“Bahwasannya jumlah peserta Griya Qur’an Tartiila memiliki 67 peserta, rata-rata bekerja sebagai ibu rumah tangga namun ada pula yang bekerja sebagai guru, swasta, wiraswasta bahkan PNS pun ada.” (13 April 2017)

Jadi walaupun pekerjaan ibu-ibu di luar itu banyak seperti

halnya ada yang menjadi guru, wiraswasta, PNS bidan dan tentunya

mengurus rumah tangga, namun mereka menyempatkan waktu untuk

belajar membaca Al-Qur’an.

i. Bentuk- bentuk Kegiatan

Tabel 4

Kegiatan Griya Qur’an Tartiila tahun 2017

No Hari /Waktu Kegiatan

1. Selasa, 08.30-10.30

Selasa, 15.30-17.00

Pembelajaran Al-Qur’an

(52)

2. Rabu, 08.30- 10.30 Pembelajaran Al-Qur’an

3. Kamis, 08.30- 10.30

Kamis, 15.30-17.00

Pembelajaran Al-Qur’an

Pembelajaran Al-Qur’an

4. Jumat, 08.30-10.30 Pembelajaran Al-Qur’an

Pembimbing Tahsin Griya Qur’an Tartila

No Nama Kelas

1. Hanik Basyiroh I’dad

2. Dahlia Endang Pergiwati Makhroj

3. Tri Wahyuningsih Tajwid

4. Fitri Nurjanah Ghorib dan Takmili

5. Dwi Puji Tajwid

6. Taulina Makhraj

7. Nailil Ula Tajwid

B. Temuan Penelitian

Sesuai dengan hasil wawancara dan dokumentasi di lokasi penelitian

yaitu di Griya Qur’an Tartiila, peneliti mendapatkan beberapa hal informasi

diantarannya sebagai berikut:

1. Motivasi yang Mendorong Ibu-ibu Pengajian Griya Qur’an Tartiila dalam

Belajar Al-Qur’an

(53)

menjadi bisa, peserta yang bisa menjadi lebih baik lagi. Di Griya Qur’an

Tartiila seluruh peserta mendukung satu sama lain dan memotivasi diri sendiri

dan memberi motivasi kepada yang lainnya, dengan cara seperti itu dapat

menumbuhkan rasa semangat yang tinggi dalam belajar Al-Qur’an yang ada

di Griya Qur’an Tartiila.

Griya Qur’an Tartiila mempunyai suatu kegiatan pembelajaran Al

-Qur’an yang dilakukan setiap satu minggu dua kali pertemuan. Kegiatan yang

sangat penting untuk bekal akhirat. Dengan adanya motivasi belajar

Al-Qur’an diharapkan dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta

dapat mengetahui isi kandungan Al-Qur’an. Kegiatan pembelajaran ini juga

terbagi dari lima kelas yaitu makhraj, i’dad, tajwid, gharib dan takmili.

Berdasarkan wawancara dengan ER mengenai motivasi apa yang

mendorong ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an dapat diperoleh bahwa ER selaku

peserta kelas I’dad mengatakan:

“usia saya sudah 64 tahun dan saya dulunya bekerja di Rumah Sakit kurang lebih 32 tahun karena banyaknya pekerjaan saya samapai tidak sempat untuk mengaji. Sebenarnya saya malu dan menyesal mengapa saya baru belajar mengaji di usia yang sudah cukup tua, tetapi hal tersebut tidak mmbuat saya putus asa justru saya bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk belajar terlebih waktu yang saya miliki sekarang banyak karena sudah tidak punya tanggungan bekerja sehingga waktu untuk belajar lebih luas. Motivasi yang mendorong saya dalam belajar Al-Qur’an yaitu agar mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar beserta memahami isinya serta sebagai bekal di akhirat kelak” (11 April 2017).

Hal yang sama diutarakan oleh PN Mengenai motivasi yang

(54)

“motivasi yang mendorong saya untuk belajar Al-Qur’an adalah ingin bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, supaya dapat mengajarkan kepada anak-anak saya bagaimana mengenal Allah melalui Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an adalah kalam Allah untuk umat Islam sehingga menurut saya orang isalam wajib bisa membaca Al-Qur’an dan sebaik-baik orang adalah yang bisa memberi manfaat untuk orang lain.” (13 April 2017)

Alasan hampir sama dikemukakan oleh DLF sebagai berikut:

“motivasi yang mendorong saya dalam belajar Al-Qu’an yaitu saya ingin memberikan mahkota kepada orang tua saya di akhirat nanti, karena saya ingin menjadi seorang hafidzoh maka saya harus belajar cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, selain itu sebagai perempuan tentunnya akan menjadi ibu. Bagi saya ibu adalah madrasah aula bagi anaknya, kalau bukan ibunnya yang mengajarkan anaknya untuk membaca Al-Qur’an lantas siapa lagi” (18 Mei 2017). Selain itu ESY juga mengemukakan:

“motivasi saya belajar Al-Qur’an yaitu pengen bisa membaca Al -Qur’an yang benar, sebelumnya saya pernah belajar membaca Al -Qur’an tapi ketika waktu kecil dengan guru privat mungkin bagi saya kurang intensive belajarnya karena hanya belajar membaca saja tidak mengetahui hukum-hukumnya dan saya pengen bisa banget alasannya karna saya punya anak harapan saya kalau saya ditanya anak saya bisa menjawab” (22 Mei 2017).

Ulasan yang lain dikemukakan oleh AP:

“motivasi yang mendorong saya yaitu karna saya mualaf jadi saya sangat ingin bisa membaca Al-Qur’an dengan benar saya belajar di Griya Qur’an Tartila sudah kurang lebih dua tahun saya langsung dimasukan di kelas makhraj yaitu kelas yang sudah bisa membaca membaca Al-Qur’an, sebelum saya belajar di Griya Qur’an Tartiila saya mengundang guru privat untuk mengajari saya mengaji. Alasan lain motivasi yang mendorong saya yaitu karena saya bekerja sebagai pengajar PAUD jadi saya ingin bisa menjadi contoh dan membenarkan bacaan anak-anak ketika mengaji” (22 Mei 2017). Sedangkan DI mengatakan:

(55)

dikeluarga saya sendiri juga masih banyak yang belum bisa membaca Al-Qur’an jadi harapan saya, saya bisa berbagi ilmu terlebih kepada sesame keluarga saya”(28 Mei 2017).

Pendapat yang sama dikatakan oleh Y:

“motivasi saya belajar Al-Qur’an yaitu agar bisa belajar Al-Qur’an dengan benar, dengan tepat sesuai dengn makhraj-makhrajnya, sifat-sifatnya, karena yang namanya belajar itu tidak pandang usia jadi memang Al-Qur’an itu memang di turunkan dengan tartiila jadi kita harus berusaha belajar dank arena belajar juga wajib bagi setiap muslim” (28 Mei 2017).

Perkataan yang sama disampaikan oleh ibu R:

“saya ingin sekali bisa membaca Al-Qur’an sesuai dengan tajwidnya, sebenarnya saya bisa membaca tetapi cara membaca saya masih terbata-bata kadang mau berikutnya juga masih mikir dulu ini tajwidnya sudah benar atau belum” (28 Mei 2017).

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh IT:

“motivasi saya belajar Al-Qur’an yaitu supaya saya membaca dengan benar lancar membacanya secara tajwid karena itu hukumnya fardhu ain kalau misalnya kita membaca Al-Qur’an harus benar-benar sesuai tajwidnya, tartil, makhrajnya bagus terus anak saya kan sekolah di SD IT, dan mereka itu lebih kritis menegur saya karena ada bacaan yang salah, kemudian dari hal tersebut saya termotivasi untuk belajar Al-Qur’an, mengapa tidak mulai belajar dari sekarang karena yang namanya mencari ilmu itu kan tidak ada batasannya seperti hadisnya saja ilmu itu diajarkan dari buaian sampai liang kubur. Selagi masih diberi Allah kesempatan waktu luang saya lebih banyak dan ahamdulilah diberi kesehatan ya dimulai dengan bismilah niat belajar” (29 Mei 2017).

Selain itu penulis juga mewawancari para ustadzahnya mengenai

motivasi apa yang mendorong ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an. Berdasarkan

wawancara dengan ustdzah Dahlia, selaku pengajar di Griya Qur’an Tartiila,

berikut data yang penulis dapatkan dari apa yang diketahui mengenai motivsi

(56)

“Di Griya Qur’an Tartiila yang dapat mendorong ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an yaitu dengan memberikan motivasi-motivasi mengenai keutamaan belajar membaca Al-Qur’an, manfaat belajar Al-Qur’an serta faedah dari belajar Al-Qur’an. Karena motivasi belajar Al-Qur’an adalah sebagai mengeces iman dan taqwa seseorang. Belajar itu tidak hanya dengan menerima saja, namun bisa dengan menularkan kepada orang lain sehingga apa yang diperoleh dapat bermnfaat” ( 11 April 2017).

Ustadzah Nailil Ula juga berpendapat yaaitu:

“motivasi belajar Al-Qur’an adalah suatu penyemangat agar belajar Al-Qur’an tidak malas-malasan melainkan kebutuhan untuk diri sendiri, kemudian motivasi yang mendorong ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an yaitu dengan mengetahui isi Al-Qur’an karena Al-Qur’an adalah sebagai pedoman bagi hambanya” ( 11 April 2017).

Ustadah Tri Wahyuningsih mengatakan:

“motivasi belajar Al-Qur’an adalah memberi semangat pada peserta didik agar dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Adapun upaya untuk mendorong motivasi ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an yaitu dengan memotivasi mengenai keutamaan dari belajar Al-Qur’an karena ibu bukan hanya sebgai ibu rumah tangga saja melainkan sebagai wadah bagi anak-anaknya, untuk itu belajar Al-Qur’an sangat penting agar dapat mengajari anak-anaknya. Selain itu Al-Qur’an merupakansuatu pedoman bagi manusia” (11 April 2017).

Jadi kesimpulannya dalam kegiatan belajar Al-Qur’an tersebut para

ustadzah serta pengurus selalu berperan aktif dan memantau seluruh peserta

didik dalam pelaksanaan kegiatan agar telaksana dengan baik. Motivasi

belajar Al-Qur’an adalah suatu kegiatan tanda bersyukur karena diberi

kesempatan dalam belajar Al-Qur’an, kemudian untuk memotivasi ibu-ibu

pengajian Griya Qur’an Tartiila yaitu dengan memberikan motivasi

(57)

Al-Qur’an. Dengan belajar Al-Qur’an dapat memberi pelajaran pada generasi

selanjutnya”.

Selain kegiatan motivasi belajar Al-Qur’an penulis juga mendapatkan

manfaat dan tujuan serta respon peserta dalam mengikuti kegiatan belajar

Al-Qur’an tersebut.

a) Manfaat dan tujuan

Berikut manfaat dan tujuan belajar Al-Qur’an bagi peserta setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran Al-Qur’an di Griya Qur’an Tartiila, data

yang berhasil dihimpun oleh peneliti dan hasil wawancara dari pengajar dan

peserta didik.

Adapun peserta yang bernama ER mengatakan sebagai berikut:

“dengan adannya kegiatanbelajar Al-Qur’an selain dapat menambah wawasasan dan memperbaiki bacaan, manfaat lainnya yaitu dapat mengenali hal-hal yang belum diketahui dari Al-Qur’an, menjadi mempunyai banyak teman sehingga menambah persaudaraan” (13 April 2017).

Sedangkan PN mengatakan hal yang sama yaitu sebagai berikut:

“dengan membaca Al-Qur’an hati akan menjadi terasa lebih damai, karena Al-Qur’an sebagi penyejuk hati bagi siapa saja yang membacanya, selain itu Al-Qur’an merupakan sebagai pedoman hidup manusia untuk menuntun kepada jalan kebaikan, kebenaran dan keselamatan. Selain itu Al-Qur’an menjadi sebagai pelindung diri bagi siapa saja yang membacanya dari tiap ayat yang dibacanya”(13 April 2017).

Alasan lain dikemukakan oleh DLF yaitu:

(58)

Ibu ESY juga mengatakan:

“tujuan saya belajar Al-Qur’an sekilas gini ya mba, kebetulan kehidupan saya mungkin sedang di uji anak saya ada empat yang semuanya alhamdulilah normal, saya waktu itu sama suami kerja di kontraktor yang alahamdulillah lancar-lancar saja kemudian tiga tahun mendekat ini saya ingin berhijrah untuk mencari yang halal karena ketika di kontraktor banyak yang bertentangan batin, setelah saya belajar mempelajari saya bisa mengetaui bagamana seharusnya, bagaimana hidup saya, bagaimana hidup muamalah saya, karena anak saya juga di pondok jadi sepertinya saya pelan-pelan dituntun belajar Al-Qur’an harapan saya agar saya bisa lebih mengenal bangaimana saya belajar hidup dengan Al-Qur’an, sedangkan manfaat yang saya peroleh selama belajar di Griya Qur’an Tartiila saya menjadi mengerti, sebelumnya saya disini kan mempunyai jamaah pengajian yang di bikin oleh suami saya sehingga artinya saya mempunyai bekal untuk menjawab pertanyaan sehingga saya jawabnya tidak asal-asalan” (22 Mei 2017).

Begitu juga yang dikatakan AP yaitu:

“tujuan dari belajar Al-Qur’an bagi saya yaitu untuk lebih tahu agar dapat membenarkan bacaan karena terlebih saya ini juga guru paud jadi harus sebagai contoh untuk anak-anak didik saya, sedangkan manfaatnya kita jadi tahu dari yang belum benar jadi benar, dan benar-benar ternyata ngaji sesuai dengan makhraj sesuai dengan sifat-sifatnya enak banget walaupun belajarnya harus pelan-pelan atau sedikit demi sedikit” (22 Mei 2017).

Pendapat yang sama dikatakan oleh DI:

“manfaat belajar Al-Qur’an bagi saya sekarang jadi lebih tahu cara yang benar membaca Al-Qur’an, kalau kemarin-kemarin hanya sekedar membaca-baca saja namun sekarang bisa lebih berhati-hati. Sedangkan tujuan saya belajar Al-Qur’an agar lebih baik cara baca Al-Qur’an” (28 Mei 2017)

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Y:

(59)

Ibu R juga mengatakan tentang motivasi dan tujuan belajar Al-Qur’an:

“manfaatnya bagi saya ilmu semkin bertambah, tambah teman juga karena saya benar-benar asli ibu rumah tangga sehingga yang saya tau teman-temannya hanya sekeliling rumah saja namun di Griya Qur’an Tartiila mnjadi tambah teman. Yang mana tujuan belajar saya di Griya Qur’an Tartiila benar-benar untuk diri sendiri saya sangat ingin belajar dan membenarkan bacaan Al-Qur’an” (28 Mei 2017). Ibu IT juga mengatakan hal yang sama:

“manfaatnya sangat besar yaitu saya bisa mengetahui ilmunya Al -Qur’an ada makhraj yang seperti apa, huruf-huruf hijaiyah itu keluarnya dari mana, ada sifat-sifatnya yang berbeda-beda. Ketika saya melihat hafidz Indonesia kemudian ada dewan juri yang menanyakan mengenai sifat-sifat dari situ saya ingin sekali mempunyai wadah untuk belajar mengaji yang benar-benar dari sumbernya dan insyallah bacaanya menjadi lebih bagus dari sebelumnya dan juga menjadi tambah teman. Dan tujuan saya ingin berbagi ilmu dengan yang lain Alhamdulillah disini ada TPA yang mana bisa saya ajarkan kepada anak-anak didik saya” (28 Mei 2017).

Ustadzah Hanik Basyiroh selaku pengajar di Griya Qur’an Tartiila

mengatakan bahwa “Agar seluruh peseta dapat mengusai bagaimana cara

membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar” (11 April 2017).

Sedangkan yang bernama ustadzah Nailil Ula sebagai pengurus dan

pengajar di Griya Qur’an Tartiila mengatakan bahwa “tujuan diadakannya belajar Al-Qur’an yaitu untuk banyak dapat membaca Al-Qur’an dengan benar atau dapat membaguskan bacaannya” ( 11 April 2017)

Ustadzah Dahlia mengatakan bahwa “tujuan diadakannya belajar

Al-Qur’an adalah sebagai wadah untuk ibu-ibu dalam belajar Al-Qur’an agar lebih termotivasi” (11 April 2017).

(60)

“belajar Al-Qur’an bertujuan agar dapat membaca dengan baik, karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya sehingga belajar Al-Qur’an wajib untuk disampaikan kepada orang lain minimal keluargannya sendiri. Selain itu dengan membaca Al-Qur’an dan membaca artinya tentu tambah pula manfaatnya karena seua masalah yang ada di dunia ini sudah tertulis di dalam Al-Qur’an.” (11 April 2017).

2. Proses Pembelajaran Al-Qur’an dikalangan Ibu-Ibu Pengajian

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang untuk

mencapai tujuan yang di inginkan. Adapun proses pembelajaran dapat

diartikan sebuah kegiatan dimana terjadi sebuah penyampaian materi

pembelajaran dari seorang tenaga pendidik atau guru kepada para peserta.

Dengan belajar seseorang akan menambah wawasan dari hal yang belum

diketahui samapai akhirnya mengeri atau mengetahuinya. Kemudian proses

pembelajaran di Griya Qur’an Tartiila dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Penjadwalan Kegiatan

Adapun jadwal pembelajaran di Griya Qur’an Tartiila yaitu:

No Hari Jam

Tahsin Al-Qur’an ibu-ibu kelas pagi

1. Selasa 09.00-10.30 WIB

2. Kamis 09.30-20.30 WIB

Tahsin Al-Qur’an Ibu-ibu kelas sore

1. Selasa 16.00-17.30 WIB

2. Kamis 16.00-17.30 WIB

(61)

1. Senin & Rabu 19.30-21.00 WIB

2. Selasa & Jum’at 19.30-21.00 WIB

Belajar Bahasa Arab

1. Senin & Rabu 15.30-17.00 WIB

b. Pengelompokan Peserta

Berdasarkan wawancara yang diperoleh penulis mengenai

pengelompokan peserta bersama pengurus yang bernama Nailil Ula

mengatakan:

“Pengajian Griya Qur’an Tartiila dulunya hanya terdapat satu kelas yang kemudian dengan murid yang semakin bertambah dan datangnya murid tidak sama sehingga pembelajaran harus selalu diulang karena jika ditambah akan menyebabkan yang baru merasa tertinggal, namun para ustadzah juga memikirkan untuk peserta yang telah belajar lama akan terasa kasihan karena pelajaran yang diperoleh tidah bertambah sehingga ustadzah memutuskan untuk dibuat kelompok sehingga akan lebih mudah mengetahi saapai mana yang sudah mereka bisa. Pengelompokan ini terbagi atas lima kelas yaitu kelas I’dad, Makhraj, Tajwid, Gharib dan Takmili” (11 April 2017)

c. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh para

pendidik sebagai media untuk mempeoleh suatu tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan. Adapun metode yang digunakan di Griya Qur’an Tartiila

yaitu mengunakan metode Asy-Syafi’I yang pengarangnya adalah Abu Ya’la

Qurnaidi Al-hafidz sebagai rujukan untuk pembelajaran tajwid yang

Gambar

Gambaran-gambaran dan lokasi
Table 3 Sarana dan Prasarana

Referensi

Dokumen terkait