• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

1

Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City

Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

(2)

2

A B S T R A K

Pada era globalisasi saat ini, pelayanan informasi yang cepat, tepat dan akurat sangat diperlukan. Karena masyarakat sekarang adalah masyarakat yang butuh akan informasi, di mana ruang dan waktu bukanlah penghalang untuk mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan.

Jakarta Smart City adalah penerapan konsep kota cerdas dengan pemanfaatan teknologi dan komunikasi untuk mewujudkan pelayanan masyarakat yang lebih baik. Konsep Smart City juga akan meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemerintahan dalam memanfaatkan data aplikasi, memberikan masukan maupun kritikan secara mudah.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, dan statistik inferinsial dengan korelasi, regresi linier dengan sumber data primer dari masyarakat yang berkunjung ke website Jakarta smart city.

(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, pelayanan informasi yang cepat, tepat dan akurat sangat diperlukan. Karena masyarakat sekarang adalah masyarakat yang butuh akan informasi, di mana ruang dan waktu bukanlah penghalang untuk mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, jenis informasi yang jelas dan sarana informasi yang memadai sangat dibutuhkan oleh semua orang. Jika dilihat dari perkembangan sarana informasi yang ada, perkembangan sarana informasi komputer jauh lebih cepat. Salah satu jenis teknologi komputer yang sering digunakan dan yang sangat diperlukan sekarang ini adalah aplikasi-aplikasi komputer yang berbasis web, yang lebih sering disebut dengan aplikasi internet.

Internet dapat diakses dan di manfaatkan untuk berbagai keperluan oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja. Berbagai macam teknologi internet dapat digunakan, salah satunya adalah mampu menyediakan informasi yang berkualitas dalam bentuk teks, gambar, suara, maupun gambar bergerak. Dengan kemampuan seperti ini website menjadi sangat terkenal dan perkembangannya sangatlah pesat.

Kota memiliki permasalahan yang terus bertambah dalam penataan ruangnya seiring waktu berjalan. Tidak jarang permasalahan yang muncul diakibatkan oleh pembangunan kotanya sendiri. Untuk dapat mencegah hal tersebut dibutuhkan manajemen kota melalui pendekatan konsep perencanaan yang berkelanjutan.

(4)

2 sehingga dapat memberikan pelayanan yang efektif dan murah kepada seluruh masyarakat yang tinggal di kota (Sudaryono,2014).

Kota-kota yang disebut smart city adalah kota yang pada awalnya memiliki terobosan baru dalam penyelesaian-penyelesaian masalah di kotanya, dan sukses meningkatkan performa kotanya (Widyaningsih,2013). Perkembangan konsep smart city memang membawa pemahaman yang lebih dikenal dalam hal teknologinya, ini tidak salah jika dalam penerapannya tetap melihat aspek lain yang juga dibutuhkan oleh sebuah kota pada umumnya, yang kemudian aspek-aspek tersebut diperhatikan sebagai satu kesatuan yang menyeluruh hingga dapat disebut sebagai kota cerdas.

Nijkamp et al (2009) dalam Widyaningsih (2013) mendefinisikan kota cerdas sebagai kota yang mampu menggunakan sumber daya manusia (SDM), modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat. Cohen (2011) menyebutkan bahwa kota cerdas diidentifikasikan pada 6 (enam) dimensi utama yaitu smart government (pemerintahan cerdas), smart economy (ekonomi cerdas), smart society (kehidupan sosial cerdas), smart mobility (mobilitas cerdas), smart environment (lingkungan cerdas), dan quality of live (hidup berkualitas). Pengertian dari dimensi mobilitas cerdas sebagai salah satu dimensinya yaitu mobilitas cerdas pada sebuah kota cerdas lebih menekankan pada pergerakan yang mudah. Hal tersebut dijamin oleh kemampuan inovatif dan berkelanjutan dari transportasi umum serta penggunaan kendaraan dengan dampak lingkungan yang rendah (Alberti,2011). Dari enam (6) dimensi tersebut dalam penerapannya setiap kota dapat memfokuskan pada salah satu dimensi saja tergantung dari karakteristik kota dan urgensi permasalahan kotanya.

(5)

3 yang jelas dan konsisten mengenai konsep smart city. Untuk itu penelitian ini akan lebih melihat pada konsep-konsep smart city yang telah berkembang di berbagai negara maju. Di Indonesia sendiri juga sudah banyak embrio terkait kecanggihan teknologi yang mendukung konsep smart city seperti yang ada di negara-negara maju. Salah satu contohnya di Kota Surabaya antara lain adanya sistem peringatan dini terhadap adanya bencana alam, sistem pengelolaan sampah dan pemantauan volume pembuangan sampah berbasis teknologi, sistem administrasi perijinan berbasiskan teknologi dan online untuk meningkatkan mutu layanan publik, system monitoring di area publik untuk meningkatkan keamanan lingkungan dan pemantauan lingkungan non stop ( Pratama, 2014).

Suatu hal yang sedang menjadi topik hangat di pemerintahan kota adalah penerapan sebuah sistem yang dikenal dengan nama smart city. Sistem ini adalah sebuah sistem yang menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan, serta untuk mengurangi biaya dan konsumsi sumber daya, juga untuk terlibat lebih efektif dan aktif dengan warganya.

Banyak kota di dunia yang telah menerapkan smart city ini, termasuk kota Jakarta.Pemprov DKI Jakarta telah resmi meluncurkan aplikasi “Jakarta Smart City” untuk memantau, memonitor dan menindaklanjuti keluhan warga, di Balai Agung, Jakarta, Senin (15/12/2014).Jakarta Smart Citymeliputi enam dimensi, yakni ekonomi, mobilitas, lingkungan, manusia, kehidupan, dan pemerintahan. Aplikasi ini secara langsung diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.

Jakarta Smart City adalah penerapan konsep kota cerdas dengan pemanfaatan teknologi dan komunikasi untuk mewujudkan pelayanan masyarakat lebih baik. Konsep Smart City juga akan meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam memanfaatkan data, aplikasi, memberikan masukan maupun kritikan secara mudah.

(6)

4 (menumbukan produktivitas dengan kewirausahaan dan semangat inovasi), Smart People (peningkatan kualitas SDM dan fasilitas hidup layak), Smart Mobility (penyediaan sistem transportasi dan infrastruktur), Smart Environment (manajemen sumber daya alam yang ramah lingkungan), dan Smart Living (mewujudkan kota sehat dan layak huni).

Propinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kota administrasi dan satu Kabupaten administratif, yakni: Kota administrasi Jakarta Pusat dengan luas 47,90 km2, Jakarta Utara dengan luas 142,20 km2, Jakarta Barat dengan luas 126,15 km2, Jakarta Selatan dengan luas 145,73 km2, dan Kota administrasi Jakarta Timur dengan luas 187,73 km2, serta Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dengan luas 11,81 km2. Di sebelah utara membentang pantai sepanjang 35 km, yang menjadi tempat bermuaranya 13 buah sungai dan 2 buah kanal. Di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, sebelah barat dengan Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, serta di sebelah utara dengan Laut Jawa.

Secara geologis, seluruh dataran terdiri dari endapan pleistocene yang terdapat pada ±50 m di bawah permukaan tanah. Bagian selatan terdiri atas lapisan alluvial, sedang dataran rendah pantai merentang ke bagian pedalaman sekitar 10 km. Di bawahnya terdapat lapisan endapan yang lebih tua yang tidak tampak pada permukaan tanah karena tertimbun seluruhnya oleh endapan alluvium. Di wilayah bagian utara baru terdapat pada kedalaman 10-25 m, makin ke selatan permukaan keras semakin dangkal 8-15 m. Pada bagian tertentu juga terdapat lapisan permukaan tanah yang keras dengan kedalaman 40 m.

(7)

5 tahun 2005, dengan tingkat kelembaban udara mencapai 73,0 - 78,0 persen dan kecepatan angin rata-rata mencapai 2,2 m/detik - 2,5 m/detik.

Sementara dalam beberapa waktu terakhir, isu tentang kepercayaan masyarakat (public trust) di negeri ini kembali merebak dan terus menjadi sorotan banyak pihak mulai dari para politisi, akademisi, sampai para pelaku bisnis professional. Sorotan mengenai kepercayaan publik pada awalnya memang seolah hanya tertuju pada kinerja pelayanan para petinggi negara saja. Tetapi dalam perkembangannya, ternyata perhatian mengenai hal itu juga merambah pada kepentingan pragmatis suatu korporasi. Tidak bisa dipungkiri lagi kalau kini banyak perusahaan, terutama yang sudah ‘Go Public’, mulai merasakan pentingnya menjaga image agar kepercayaan publik terkait dengan produknya, kinerja keuangannya, kepeduliannya pada lingkungan atau bahkan pada figur para pemimpinnya dapat terjaga.

Berdasarkan gambaran diatas maka penulis merasa penting untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul :Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

1.2 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang berkaitan dengan judul penelitian ini diantaranya adalah:

(8)

6 utama dari pembangunan sebuah “Kota Pintar” (Smart City) adalah bagaimana kita melestarikan lingkungan, meningkatkan daya saing ekonomi dan membangun masyarakat yang madani. Institut investasi Indonesia (3i) bersama Federasi Pembangunan Perkotaan Indonesia (FePPI), Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) berkepentingan untuk memulai kampanye pembangunan perkotaan di Indonesia agar menjadi lebih cerdas dan lebih sukses, sebuah “Kota Pintar” yang mampu mendukung masyarakatnya untuk hidup makmur, adil dan sejahtera.

2. Penelitian : Siti Mutia Nurcahyani Liputo (2015. ) dengan judul Penerapan E-Government Kelurahan Di Kantor Kelurahan Karampuang Kecamatan Panakukkang Kota Makassar Menyatakan hasil bahwa penerapan e-government kelurahan di Kantor Kelurahan Karampuang di ukur dengan segi efektivitas dengan menggunakan kriteria pengukuran efektivitas menurut Gibson yaitu Produksi, Efisiensi, Kepuasan, Keadaptasian dan Kelangsungan Hidup telah cukup efektif. Hal tersebut terbukti dengan terpenuhinya indikator tersebut di atas, saat ini pelayanan yang diberikan aparat Kelurahan Karampuang sudah cukup maksimal setelah adanya e-government kelurahan ini. Selain itu pelayanan yang diproses melalui e-government kelurahan lebih menghemat waktu dan biaya jika dibandingkan dengan manual. Masyarakat yang mendapatkan pelayanan cukup puas dengan penerapan program ini. Aparat kelurahan bisa beradaptasi dengan program yang berbasis IT ini,serta program ini kedepannya bisa lebih maksimal lagi.

(9)

7 kinerja aparatur pemkot administrasi Jakarta Utara menunjukkan semua indikator reliable, dan valid, serta memilik pengaruh yang signifikan tapi disisi lain kedua variabel tersebut masih menunjukkan deskripsi hasil yang baik dan masih bisa ditingkatkan ke sangat baik, artinya teknologi smart city serta kinerja aparatur pemkot adminitrasis Jakarta Utara masih perlu ditingkatkan ke sangat baik dan Penelitian ilmiah ini dilakukan melalui survei dimana yang menjadi subyek penelitian adalah warga masyarakat yang berkunjung dan membutuhkan pelayanan bisnis dikantor walikota Jakarta Utara maka dengan segala keterbatasan yang ada, seperti keterbatasan waktu, pengalaman penulis dalam meneliti, dan lain sebagainya maka disarankan untuk dapat dilakukan penelitian lanjutan yang bersifat lebih meluas dan lebih mendalam.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka rumusan masalah pada pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana deskripsi Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?

2. Bagaimana deskripsi Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?

3. Bagaimana pengaruh Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan seperti :

1. Untuk mengetahui deskripsi Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

(10)

8 3. Untuk mengetahui pengaruh Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan seperti :

1. Bagi Penulis dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan, dan pengalaman penelitian ilmiah dibidang pemanfaatan teknologi dan pemerintahan, khususnya mengenai Jakarta Smart City Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

(11)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teknologi Smart City

2.1.1 Definisi Smart City

Smart city atau secara harfiah kota pintar, merupakan suatu konsep pengembangan, penerapan, dan implementasi teknologi yang diterapkan untuk suatu wilayah (khususnya perkotaan) sebagai sebuah interaksi yang kompleks diantara berbagai sistem yang ada didalamnya. Disini digunakan kata city (kota) untuk merujuk kepada kota sebagai pusat dari negara atau wilayah, dimana semua pusat kehidupan berada (pemerintahan, perdagangan, pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan lain-lain) dan juga penduduk di kota relatif lebih banyak dibandingkan wilayah lain (misal desa/subkota). Kota menjadi daya tarik orang untuk menetap. Di Indonesia sendiri, urbanisasi mengacu kepada proses perpindahan masyarakat dari desa ke kota untuk memperoleh penghidupan (kerja) maupun pendidikan.

Beberapa para ahli mencoba mendifenisikan smart city dengan defenisi masing-masing berdasarkan bidang keilmuan masing-masing. Beberapa ahli mendefenisikan smart city sebagai berikut:

Tabel 2.3

Pengertian Smart City Menurut Para Pakar

No. Definisi Sumber

1. Smart City didefinisikan juga sebagai kota yang mampu menggunakan SDM, modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat.

Caragliu,A., dkk dalamSchaffers, 2010:3

2. Smart City merupakan hasil dari

pengembangan pengetahuan yang intensif dan strategi kreatif dalam peningkatan kualitas sosial-ekonomi, ekologi, daya kompetitif kota. Kemunculan Smart City merupakan hasil dari gabungan modal sumber daya

(12)

10

No. Definisi Sumber

manusia (contohnya angkatan kerja terdidik), modal infrastruktur (contohnya fasilitas komunikasi yang berteknologi tinggi), modal sosial (contohnya jaringan komunitas yang terbuka) dan modal entrepreuneurial (contohnya aktifitas bisnis kreatif).

Pemerintahan yang kuat dan dapat dipercaya disertai dengan orang-orang yang kreatif dan berpikiran terbuka akan meningkatkan produktifitas lokal dan mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu kota.

3. Smart City (Kota Pintar) sama dengan sebuah pendekatan yang luas, terintegrasi dalam meningkatkan efisiensi pengoperasian sebuah kota, meningkatkan kualitas hidup

penduduknya, dan menumbuhkan ekonomi daerahnya. Cohen lebih jauh mendefinisikan Smart City dengan pembobotan aspek lingkungan menjadi: Smart City

menggunakan ICT secara pintar dan efisien dalam menggunakan berbagai sumber daya, menghasilkan penghematan biaya dan energi, meningkatkan pelayanan dan kualitas hidup, serta mengurangi jejak lingkungan -

semuanya mendukung ke dalam inovasi dan ekonomi ramah lingkungan

Cohen Boyd, 2013

4. Smart city merupakan kota dengan investasi modal manusia dan sosial, dengan transportasi (tradisonal) dan infrastruktur komunikasi modern serta pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan kualitas hidup yangg tinggi, dengan manajemen sumber daya alam (SDA) yang bijaksana melalui tata pemerintahan yang partisipatif

Giffinger (2010) dalam Jung Hoon (2014)

5. Kota cerdas atau smart city, pada umumnya didasarkan pada 3 hal, pertama faktor

manusia, kota dengan manusia-manusia yang kreatif dalam pekerjaan, jejaring pengetahuan, lingkungan yang bebas dari kriminal. Kedua faktor teknologi, kota yang berbasis teknologi komunikasi dan informasi. Terakhir faktor kelembagaan, masyarakat kota (pemerintah, kalangan bisnis dan penduduk) yang

memahami teknologi informasi dan membuat keputusan berdasarkan pada teknologi informasi

(13)

11 Sedangkan dalam kasus Jakarta, pakar smart city ITB Bandung, Suhono Harso Supangkat, mengungkap bahwa smart city akan membuat kemacetan perlahan terurai (Liputan6, 1/9/2014). Perkembangan konsep smart city berbasiskan teknologi sebenarnya sudah berkembang dari tahun 1990-an dan sampai pada tahap pengembangan pada tahun-tahun berikutnya.

Gambar 2.1 Smart City Indikator

Sedangkan Smart sendiri berarti pintar, yang dapat diartikan showing mental alertness and calculation an resourcefullness, elegant and stylish, quicknees and ease in learning, quick and birsk, capable of independent and apperently intelegent action. Dengan berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan smart berupa memeliki mental yang awas, mampu bertindak cepat dalam mengambil keputusan dalam menghadapi masalah, mampu berdiri sendiri atau memiliki daya saing, elegan dan memiliki mode tersendiri dan yang terpenting memiliki intelegensi yang bagus.

(14)

12 dari tiga aspek utama kota: fisik, sosial dan ekonomi. Sebuah kota dapat dikatakan smart bila bisa memecahkan masalah dari ketiga aspek tersebut dengan menggunakan teknologi dan sumber daya yang ada pada kota tersebut secara efisien dan efektif. Pada intinya konsep smart city adalah bagaimana cara menghubungkan infrastruktur fisik, infrastruktur sosial dan infrastruktur ekonomi dengan menggunakan teknologi ICT, yang dapat mengintegrasikan semua elemen dalam aspek tersebut dan membuat kota yang lebih efisien dan layak huni.

Gambar 2.2 Skema Smart City

Dari berbagai definisi smart city dari berbagai para ahli dapat diambil benang merah unsur-unsur smart city diantaranya: 1) Tekonologi; 2) Sumber Daya (Alam, manusia, buatan); 3) Efisien; 4) Efektif; 5) Pintar; 6) Jaringan; 7) Berkelanjutan; 8) Kompetitif; dan 9) Partisipasi.

(15)

13 Dengan mendefinisikan smart city, maka dapat disusun juga urutan atau skema indikator smart city. Skema pada Gambar 2.2 ini berbasis pada smart people yang merupakan landasan atau dasar untuk sebuah kota yang cerdas, kota yang cerdas haruslah memiliki modal berupa sumber daya manusia yang cerdas, dan ditopang oleh kebijakan dan infrastruktur dari mobility, governance, economy dan environment yang juga cerdas sehingga mengkasilkan kualitas hidup yang cerdas seperti yang diinginkan.

2.1.2 Indikator Smart City

Ada enam indikator utama smart city seperti yang terlihat pada Gambar 2.2

Skema Smart City antara lain adalah:

1. Smart Living

Yaitu mengacu pada kualitas hidup dan kebudayaan masyarakat faktor yang paling mempengaruhi adalah tersedianya kebutuhan-kebutuhan, adanya keamanan, keselamatan, kemudahan dan kenyamanan hidup. 2. Smart Mobility

Sistem pergerakan yang memungkinkan terjadinya pemenuhan kebutuhan dengan pergerakan seminim mungkin dan secepat mungkin. 3. Smart Governance

Paradigma pemerintah yang mengeluarkan kebijakan dengan mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi, transparasi, profesionlitas, dan akuntabilitas serta efektifitas dan efisiensi kebijakan.

4. Smart Economy

Tingginya tingkat ekonomi dan kesejahteraan finansial masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan pendapatan perkapita tinggi.

5. Smart Environment

Lingkungan yang memberikan kenyamanan dimasa kini dan masa mendatang dengan kata lain keberlanjutan lingkungan baik dalam keadaan fisik maupun non fisik.

(16)

14 Modal manusia yang mempunyai pendidikan yang baik, baik secara formal maupun nonformal dan terwujud dalam individu atau komunitas-komunitas yang kreatif.

Ada 6 (Enam) poin penting di dalam menerapkan smart city pada suatu

kota/daerah/tempat, terdapat enam poin utama yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Pengembangan dan pemanfaatan arsitektur jaringan komputer; 2. Keterbukaan informasi serta stimulasi ekonomi dan keilmuan; 3. Pengembangan inovasi dan kreatifitas masyarakat;

4. Stimulasi terhadap sisi entreprise dan kewirausahaan;

5. Tatanan pemerintahan yang lebih partisipatif dan demokrasi; 6. Keseimbangan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. 2.1.3 Tiga Dimensi Pada Smart City

Ada 3 (tiga) dimensi utama yang sangat mendukung di dalam pada smart

city diantaranya adalah: 1) Technology; 2) People; dan 3) Community

2.1.4 Karakteristik Aplikasi Berbasis Smart City

Di dalam aplikasi berbasis smart city memiliki beberapa karakteristik antara lain adalah: 1) Sensible; 2) Connectable; 3) ; 5) ccessible; 6) Ubiquitos; 7) Socialable; 8) 8); 9) Sharable; 10 )Visible/Augmented

2.1.5 Tekonologi Pendukung Smart City

Ada beberapa tekonologi yang mendukung Smart City pada Pemprov DKI Jakarta seperti:

1. Cloud Computing

Cloud computing pada dasarnya adalah menggunakan Internet-based service untuk mensupport business process. Kata-kata “Cloud” sendiri merujuk kepada simbol awan yang di dunia TI digunakan untuk menggambarkan jaringan internet (internet cloud ).

1) Kelebihan Cloud Computing

Berikut kelebihan-kelebihan yang dimiliki cloud computing : a. Kemudahan untuk menggunakan aplikasi secara

(17)

15 b. Dapat diterapkan di jaringan lokal (intranet), publik (internet)

maupun ke duanya.

c. Penghematan biaya terkait poin1 dan poin 2.

d. Layanan penyimpanan data dan informasi secara online. e. Layanan komputasi dengan sistem tersebar.

f. Kemudahan untuk digunakan di sebanyak mungkin sistem operasi dan komputer.

g. Kemudahan di dalam pengembangan aplikasi secara bersama-sama sesuai kebutuhan.

h. Kemudahan di dalam berbagi dan menggunakan layanan infrastruktur, baik perangkat keras maupun perangkat lunak dan kombinasi keduanya.

Gambar 2.4 Cloud Computing

(18)

16 3) Model Layanan pada Cloud Computing

a. IAAS (Infrastruktur As a Service) b. PAAS (Platform As A Service) c. SAAS (Software As A Service)

Gambar 2.4

Layanan Cloud Computing

2.2.6 Hubungan Antara Cloud Computing dan Smart City

(19)

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sample Penelitian

3.1.1 Populasi

Menurut M. Hariwijaya & Bisri M. Djaelani (2005:46) ”Populasi adalah menunjuk pada keseluruhan jumlah subjek atau objek yang dilakukan observasi ”. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh warga masyarakat yang berkunjung ke website jakarta smart city utuk medapatka informasi baru untuk wilayah jakarta.

3.1.2 Sampel

Sampel adalah menunjuk pada sebagian dari populasi yang dipilih secara random guna memberikan data bagi populasi tersebut. Peneliti mengambil sampel masyarakat yang berkunjung ke website jakarta smart city selama satu hari kerja.

3.2 Operasional Variable Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mencari data yang berkaitan dengan dua variabel, yaitu variabel bebas (X) yang dalam hal ini adalah website jakarta smart citydan variabel terikat (Y) yaitu masyarakat. Guna memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut penulis menggambarkan kerangka pemikiran dalam bentuk skema yang dapat dilihat pada gambar berikut:

(20)

18

3.3 Model dan Hipotesis Penelitian

3.3.1 Model

Model korelasi menurut Husaini Usaman dan Purnomo Setiadi (2004: 5) yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi sejauh mana pengaruh dan hubungan antara dua variabel atau lebih, tergantung dari koefisien korelasinya. dan dalam penelitian ini penulis menggunakan model-model regresi linear sederhana dan korelasi diantara kedua variabel x dan y tersebut.

3.1.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yang paling spesifik. Dengan kata lain, hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti, yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukannya (Mudrajad Kuncoro, 2009:59).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan penelitian lapangan melalui jejaring sosial facebook dengan menyebar kuisoner online kepada masyarakat yang berkunjung ke grup Jakarta smart city yang berada di jejaring social facebook..

3.4.1 Penelitian Pustaka (Library Research)

Pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai literatur dan data pendukung baik melalui buku-buku referensi, jurnal ilmiah, majalah ilmiah, hasil penelitian yang relevan dengan penelitian dan berbagai informasi dari internet khususnya melalui internet khususnya E-Journal seperti EBSCO, Proquest, dan lain-lain.

3.4..2 Penelitian Lapangan (Field Research)

(21)

19 mengetahui seberapa up todate informasi yang di berikan. Melalui penyebaran kuesioner online kepada masyarakat yang butuh akan informasi jakarta.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah daftar dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2011). Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah dengan mengolah data statistik menggunakan alat bantu perangkat lunak SPSS 20.

3.5.1 Analisis statistik deskriptif

Analisis statistik deskriptif mengacu pada bagaimana menata atau mengorganisasi data, menyajikan, dan menganalisis data, menata, menyajikan, dan menganalisis data dapat dilakukan misalnya dengan menentukan nilai rata-rata hitung dalam prosentase. Statistik deksriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi, dan tanpa uji signifikansi (Sugiyono, 2010). Sehingga dapat dikatakan bahwa analisis statistik deskriptif adalah fasilitas yang menyediakan fungsi pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data suatu penelitian.

Dalam penelitian ini, beberapa analisis statistik deskriptif yang akan dilakukan website smart city dan masyrakat perovinsi Jakarta.

3.5.2 Analisis statistik inferensial

Analisis statistik inferensial adalah analisis yang berkenaan dengan metode penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan karakteristik atau ciri dari suatu populasi. Dengan demikian dalam statistik inferensial dilakukan suatu generalisasi (perampatan atau memperumum) dan hal yang bersifat khusus (kecil) ke hal yang lebih luas (umum).

(22)

20 tersebut, statistik inferensial digunakan untuk menguji taraf signifikansi misalnya uji T pada tabel T, uji F pada tabel F (Sugiyono, 2010).

1. Analisis koefisien korelasi (R)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak. Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi seperti pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Intrepretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Lemah

0,20 – 0,399 Lemah

0,40 – 0,599 Cukup

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

2. Analisis determinasi (R2)

Analisis determinasi dalam regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

3. Signifikan hasil regresi

Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan didasarkan pada probabilitas menggunakan software SPSS 20 yang dilakukan 2 sisi dengan ketentuan dan tahap sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis:

H0: website Jakarta smart city Sangat Lemah . H1: website Jakarta smart city Kuat.

2) Kriteria pengujian:

Jika probabilitas (Sig. F Change) > 0,05 (α) maka H1 diterima Jika probabilitas (Sig. F Change) < 0,05 (α) maka H0 ditolak 3) Penarikan kesimpulan

(23)

21 Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh variabel X dengan satu variabel terikat variabel Y (Sugiyono, 2011). Uji normalitas

Uji normalitas data merupakan prasyarat kebanyakan prosedur statistika inferensial (Stanislaus S. Uyanto, 2009). Uji ini untuk mengetahui apakah populasi terdistribusi dengan normal atau tidak.

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian

3.6.1 Tempat Penelitian

(24)

22

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

1.1 Sejarah Jakarta

Sungai Ciliwung menjadi saksi bisu sejarah berdirinya Kota Jakarta dari masa ke masa. Di dekat bandar kali Ciliwung ini berdiri sebuah lokasi bernama Kelapa yang menjadi cikal bakal kota metropolitan di Indonesia ini. Kelapa mulai dikenal sejak abad ke lima dan ramai dikunjungi oleh pedagang dari berbagai penjuru dunia. Tidak heran jika Kelapa kemudian menjadi salah satu pusat perdagangan internasional kala itu.

Kejayaannya mulai diperoleh sekitar abad 14 pada masa pemerintahan di bawah Kerajaan Sundayang berpusat di Padjajaran. Ketika bangsa Eropa datang ke Indonesia, mereka menjadikan Sunda Kelapa sebagai tujuan utama untuk berdagang. Namun kejayaan yang pernah dirasakan Jakarta tidak bertahan lama.

Hal tersebut disebabkan karena Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa saat melakukan pertarungan sengit dan menguasai wilayah tersebut. Pada saat itulah ia mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Nama tersebut berarti kemenangan yang tercapai dan diubah pada tanggal 22 Juni 1527. Nah, tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari lahirnya Kota Jakarta.

Pada abad ke-16 penjajah Belanda masuk ke Indonesia dan menguasai seluruh wilayah. Jayakarta masuk ke dalam wilayah yang berhasil ditaklukkan oleh Belanda. Kala itu, namanya pun berubah menjadi Batavia. Tekstur tanah Jayakarta memiliki kontur yang sama dengan Belanda yakni berawa-rawa. Untuk melindungi Jayakarta dari ancaman banjir, mereka membangun kanal-kanal seperti yang mereka lakukan di negaranya.

(25)

23 memindahkan pusat kegiatan pemerintahan ke kawasan yang lebih tinggi. Wilayah tersebut diberi nama Weltevreden. Pada abad ke-20, semangat nasionalisme Indonesia mulai dicanangkan oleh para Mahasiswa di Batavia.

Ketika Jepang mulai memasuki Batavia, pada 8 Agustus 1942 nama Batavia diubah menjadi Jakarta Toko Betsu Shi. Akan tetapi, kepemimpinan Jepang tidak berlangsung lama di Indonesia. Mereka menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah mengalami kekalahan di Perang Dunia ke II lalu Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Selanjutnya, pada September 1945, pemerintah kota Jakarta mengikrarkan nama baru untuk wilayah ini yaitu Pemerintah Nasional Kota Jakarta.

Setelah kemerdekaan, Belanda berambisi untuk menguasai Indonesia melalui NICA. Tepatnya pada 20 Februari 2950, NICA mengubah nama Jakarta menjadi Stad Gemeente Batavia. Satu bulan kemudian, pada 24 Maret 1950 nama kota ini berubah menjadi Kota Praj’a Jakarta. Setelah kedudukan Jakarta dinyatakan sebagai daerah swatantra maka pada 18 Januari 1958 nama Jakarta berubah lagi menjadi Kota Praja Djakarta Raya. Di tahun 1961 dibentuklah Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya (dengan PP No. 2 tahun 1961 jo UU No. 2 PNPS 1961).

Jakarta memperoleh nama resmi Ibukota Republik Indonesia pada 1966. Setelah masa reformasi pada tahun 1999, melalui UU No.24 tahun 1999 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta, sebutan pemerintah daerah berubah menjadi Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan dengan otoniminya tetap berada ditingkat provinsi dan bukan pada wilyah kota, yaitu Provinsi DKI Jakarta.

Wilayah DKI Jakarta dibagi menjadi 6 wilayah yaitu 5 wilayah kotamadya dan satu wilayah kabupaten administrative, Kepulauan Seribu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700).

(26)

24 kemudian menimbulkan banyak problematika di kota metropolitan ini. Kekayaan budaya juga menjadi sumbangan penting bagi Jakarta menjadi salah satu metropolitan terkemuka pada abad ke-21.

Itulah sejarah berdirinya Kota Jakarta yang diiringi dengan cerita panjang serta banyaknya perubahan nama. Semoga informasi yang kami sajikan dapat menambah pengetahuan pembaca. Terimakasih telah membaca.

Gambar 4.1 Peta DKI Jakarta

4.3 Analisis Statistik Inferensial

(27)

25 juga sering disebut dengan sampel untuk kemudian diolah dan hasilnya sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data induknya (populasi).

4.3.1 Uji Reliabilitas

Suatu instrumen pengukuran (misalnya kuesioner) dikatakan reliabel bila memberikan hasil skor yang konsisten pada pengukuran, tetapi suatu pengukuran tidak bisa dikatakan valid bila tidak reliabel. Hal ini berarti reliabilitas merupakan prasyarat mutlak tapi tidak cukup untuk validitas (Stanislaus S. Uyanto, 2009).

1. Uji Reliabilitas Variabel Website Jakarta smart city

Menurut Nunnaly seperti yang dikutip oleh Imam Ghozali (2009) bahwa untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach’s Alpha (α) dimana suatu konstruk atau konsep variabel dikatakan reliabel (reliable) jika memberikan minimal nilai Cronbach Alpha> 0,60. Melalui output SPSS 20 mengenai Reliability Statistics pada Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai dari Cronbach’s Alphalebih dari 0,60 seperti yang dipersyaratkan yaitu tepatnya adalah 0,926sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen penilaian adalah layak atau reliabel. Sementara itu, bila melihat output tentang Item Total Statistics pada Tabel 4.8 kolom Cronbach's Alpha if Item Deleted dapat diperoleh pernyataan bahwa seluruh indikator memiliki instrumen penilaian yang lebih besar 0.60 Cronbach's Alpha yang dipersyaratkan maka dapat dikatakan seluruh indikator dari px1 sd px15 adalah layak atau tidak reliabel.

Tabel 4.8

Reliability Statistics & Item-total Statistics Website Jakarta Smart City

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.926 15

Sumber: Data diolah memakai SPSS20

2. Uji Reliabilitas masyarakat provinsi Dki Jakarta.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas kepuasan nasabah dari output SPSS 20 pada

(28)

26 sebesar 0,930dari nilai yang dipersyaratkan yaitu 0,60 sehingga instrumentpenilaian

pada Masyarakat pemrov Dki Jakarta adalah layak atau reliabel. Sedangkan bila

mengacu indikator pada instrumen dijabarkan seperti pada Item Total Statistics pada

Tabel 4.9 pada kolom Cronbach's Alpha if Item Deletedterlihat jelas bahwa hasil yang

ditampilkan py1 sampai dengan py15memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60

sehingga semua indikator dapat dinyatakan layak atau reliabel.

Tabel 4.9

Reliability Statistics & Item-total Statistics masyarakat pemrov Dki

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.930 15

Sumber: Data diolah memakai SPSS20

4.3.2 Uji validitas

Valid atau validitas berasal kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Sofian Yamin

& Herry Kurniawan (2009).

1. Uji validitas website Jakarta smart city

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 20 seperti yang terlihat pada Tabel 4.10 mengenai validitas website Jakarta smart cityterlihat bahwa nilai total korelasi antara masing-masing indikator terhadap skor konstruk atau konsep, dengan melihat pearson correlation menunjukkan hasil yang signifikan untuk seluruh indikator (px1 sampai dengan px15), menunjukkan hasil signifikan pada taraf kepercayaan 99% atauCorrelation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

2. Uji validitas masyrakat provinsi Dki Jakarta

Berdasarkan tampilan output SPSS 20 terlihat pada Tabel 4.11 validitas masyarakat provinsi Dki Jakarta bahwa nilai total korelasi antara

(29)

27 4.3.3 Analisis Regresi Pengaruh Website Jakarta Smart City terhadap Masyarakat

provinsi Dki Jakrta

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan dan pengaruh yang ada diantara dua variabel yakni variabel website Jakarta smart city dan variabel masyrakat provinsi Dki Jakarta.Dengan menggunakan analisis ini dapat digambarkan hubungan dua variabel yangdiinginkan dalam bentuk persamaan garis lurus (linear) dan dapat diketahui keeratan hubungan serta ramalan (predictions) dari dua variabel tersebut dalam bentuk pengaruh.

1. Angka Korelasi (R)

Tabel 4.12Model Summarybmerupakan output olah data menggunakan SPSS 20 mengenai variabel website Jakarta Smart City terhadap a. Predictors: (Constant), Total nilai x

b. Dependent Variable: Total nilai y

Sumber: Data diolah memakai SPSS20

(30)

28

 Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif (positive correlation), yaitu makin besar nilai variabel X makin besar pula nilai variabel Y, atau demikian juga sebaliknya, makin kecil nilai variabel X makin kecil pula nilai variabel Y.

 Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif (negative correlation), yaitu makin besar nilai variabel X makin kecil nilai variabel Y, atau demikian juga sebaliknya, makin kecil nilai variabel X maka makin besar pula nilai variabel Y.

 Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dan variabel Y.

 Jika nilai r = 1 atau r = -1, maka dapat dikatakan telah terjadi hubungan linier sempurna, berupa garis lurus, sedangkan untuk r yang makin mengarah ke arah angka 0 (nol).

Maka kesimpulan yang dapat diambil untuk korelasi website Jakartasmart city terhadap masyarakat provinsi Dki Jakarta menggunakan rumus Pearson Correlation dengan uji satu sisi (Sig. (1-tailed)) diperoleh angka

0,874seperti yang terlihat di Tabel 4.6. Hal ini berarti:

 Arah korelasi positif

 Besarnya koefisien korelasi yang diperoleh yaitu 0,874yang menurut Sugiyono (2007) seperti yang dijelaskan pada bab 3 bahwa pada interval koefisien korelasi 0,60–0,79 adalah memiliki hubungan yang positif dan baik.

2. Angka Determinasi (R2)

(31)

29 terhadap variabel masyarakat provinsi DKI Jakartasebesar 0,761atau sumbangan prosentase sebesar 76,3%. Dengan kata lain masih ada faktor lain sebesar 0,606 atau 60,60% yang turut berpengaruh terhadap variabel masyarakat provinsi DKI Jakarta.

3. Signifikan Hasil Regresi

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

Ho : Tidak Ada Pengaruh Website Jakarta smart city Terhadap masyarakat provinsi Dki Jakarta .

Ha : Ada Pengaruh Website Jakarta smart city Terhadap masyarakat provinsi Dki Jakarta.

Dasar pengambilan keputusan didasarkan pada probabilitas dengan uji statistik menggunakan software SPSS 20 yang dilakukan dua sisi maka:

 Jika probabilitas (Sig. F Change)>0,05 (α) maka H1 diterima

 Jika probabilitas (Sig. F Change)<0,05 (α) maka H0, ditolak

Hasil luaran (output) pengolahan data menggunakan program aplikasi SPSS 20 seperti diperlihatkan pada Tabel 4.12Model Summaryb pada kolom Sig. F Change = 0,000. Oleh karena Nilai Sig. F Change = 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05 maka H0 ditolak yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara Website Jakarta Smart City terhadap masyarakat provinsi Dki Jakarta.

4. Persamaan Linear

Untuk selanjutnya akan digunakan SPSS 20 untuk menghitung persamaan linear. Pada Tabel 4.13Coefficients dapat dibuatkan persamaan regresi linear sebagai berikut :

y = a + bx

dimana :

y = masyarakat pemrov Dki Jakarta

x = website Jakarta smart city

(32)

30 Jadi persamaan linearnya adalah sebagai berikut:

y = 5,392 + 0,899x

Keterangan persamaan tersebut adalah sebagai berikut:

 Nilai Konstanta sebesar 5,392menyatakan bahwa bilamana tidak ada wesite Jakarta smart city terhadap masyarakat provinsi Dki Jakartasebesar 5,392. a. Dependent Variable: Total nilai y

Sumber: Data diolah memakai SPSS20

 Nilai Koefisien Regresi sebesar 0,899menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) poin wesite Jakarta smart city maka akan menambah jumlah informasi masyarakat sebesar 6,291 { y = 5,392 + 0,899* (1) = 6,291}demikian pula sebaliknya, pengurangan 1 (satu) poin website Jakarta smart city maka akan mengurangi iformasi masyarakat provinsi Dki Jakarta sebesar 4,493 { y = 5,392 + 0,899* (-1) = 4,493}.

5. Uji Normalitas

(33)

31 website Jakarta Smart City Terhadap Masyarakat provinsi Dki Jakarta adalah berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

Gambar 4.2

(34)

32

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pengolahan statistif deskriptif, dan statistic inferensial atau induktif yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Deskripsi Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memiliki lima belas indikator pertanyaan secara statistik deskriptif responden menilai sudah baik. Untuk uji reliabilitas secara keseluruhan indikator bernilai lebih besar dari yang dipersyaratkan yang berarti reliable atua layak. Sedangkan bila mengacu pada kolom Item-Total Statistics secara keseluruhan indikator dalam variabel Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencapai nilai lebih besar dari yang dipersyaratkan berarti reliable atau layak. Untuk uji validitas menunjukkan hasil seluruh indikator menunjukan hasil yang signifikan pada taraf kepercayaan 99% atau significant at the 0.01 level (2-tailed) seluruhnya yang berarti sangat valid.

(35)

33 3. Pada kesimpulan terakhir mengenai pengaruh Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, diperoleh hasil analisis regresi linear sederhana dengan koefisien korelasi (R) positif dengan hubungan yang sangat kuat. Dengan nilai koefisien penentu yang dipengaruhi faktor luar masih cukup kecil. Sedangkan untuk penilaian hasil hipotesis diperoleh H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dinyatakan bahwa ada pengaruh Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan data yang terdistribusi normal. 5.2 Saran-saran

Sebagai bahan masukan untuk Jakarta Smart City, dari hasil kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran antara lain:

1. Pada variabel Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sangat baik, pengaruh tersebut harus terus dapat dipertahankan. Demikian pula pada variabel Kepercayaan Masyarakat Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diperoleh hasil baik yang berarti masih harus ditingkatkan agar dapat menjadi sangat baik. Dan lebih memperhatikan apa saja yang diharapkan dan dibutuhkan oleh masyarakat provinsi Dki Jakarta.

(36)

34

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, (2002). Pengenalan Sistem Informasi. Penerbit: Andi Offst, Yogyakarta

Abdul Majid (2008). Pengertian Masyarakat. Diakses pada 5 Agustus 2016

Agus, I putu, E.P. (2014). Smart city beserta Cloud Compunting dan Teknologi – Teknologi pendukung lainnya, Penerbit: Informatika, bandung.

Agustinus Darto Iwan Setiawan (2016). Sistem Informasi (Bagian1). Diakses pada 23 Juli 2016

Chris Rowley dan Keith Jackson (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia.

Penerbit: PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta

Dharma Setyawan Salam (2004). Manajemen pemerintahan Indonesia. Penerbit: Djembatan, Jakarta.

Elma Satriani (2015). Makalah Pengantar Teknologi Informasi. Diakses pada 2 Agustus 2016

Ghosali, Imam (2001). Aplikasi Multavariate Dengan Program SPSS, CetakanIV. Penerbit: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hasibuan H. Malayu (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Mohammad Agustiar (2016). Pengertian Sistem Informasi Berbasis Web. Diakses pada 5 Agustus 2016

Musyawarah, Rina (2005). Membangun Aplikasi Database Berbasis Web Untuk Pemula. Penerbit: Elex Media Komputindo, Jakarta

NAASHIR’S Personal Blog (2014). Smart City. Diakses pada 23 Juli 2016

Novi Iftiyani (2015). Pengaruh Teknologi Smart City Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara. Skripsi IBM ASMI.

Siti Mutia Nurcahyani Liputo (2015). Penerapan E-Government Kelurahan Di Kantor Kelurahan Karampuang Kecamatan Panakukkang Kota Makassar. Diakses pada 5 Agustus 2016

(37)

35 Supranto, J (2003) Statistik Teori dan Aplikasi. Penerbit:Erlangga, Jakarta

Tata Sutabri, (2014) Analisis Sistem Informasi. Penerbit:CV Andi Offset, OFFSET, Yogyakarta

Wardana, (2016). Aplikasi Website PROFISIONAL dengan PHP dan jQuery.

Penerbit: PT. Elex Medis Koputindo, Jakarta

Wibowo (2016). Manajemen Kinerja. Penerbit : PT Rajagrafindo Persada, Depok.

Wikipedia (2013). Statistik Deskriptif. Diakses pada hari Kamis, 14 Juli 2016.

Wikipedia (2013). Statistik Inferensial. Diakses pada Kamis, 14 Juli 2016.

Yamin, Sofian & Herry Kurniawan (2009). SPSS Complete: Teknik Analisis Statistik Lengkap Dengan Software SPSS. Penerbit: Salemba Infotek, Jakarta.

(38)

INSTITUT BISNIS & MULTIMEDIA ASMI

Fakultas Ilmu Komunikasi & Multi Media

Program Studi: Sistem Informasi

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.006/SK-Prodi/V/2014

1

Saya, Aristarkus Didimus Rumpak adalah Dosen Institut Bisnis dan Multimedia ASMI memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudari/i untuk dapat mengisi kuesioner ini dalam rangka penelitian ilmiah dengan judul: “Kajian Pemakai

Website Jakarta Smart City Terhadap Kepercayaan Masyarakat Pada

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta”.

Informasi yang Bapak/Ibu/Saudara isi akan diberlakukan dengan sangat rahasia, dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah dibidang akademis.

Isilah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda contreng (√) untuk jawaban yang paling sesuai menurut pendapat Bapak/Ibu/Saudara.

I Identitas Responden

1. Jenis Kelamin : 1 Pria 2 Wanita

2. Pekerjaan : _________________________________

3. Umur : _____ Tahun

4. Jumlah kunjungan : 1 > 1 x per hari 2 1 x per hari 3 1 x per minggu

4 1 x per bulan 5 lainnya

II Kajian Pemakai Website Jakarta Smart City

1. Website Jakarta Smart City relevan terhadap kebutuhan informasi masyarakat DKI Jakata.

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup;4 = Baik; 5 = Sangat Baik

2. Website Jakarta Smart City memberi informasi yang akurat dan berkualitas kepada masyarakat DKI Jakata

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

(39)

INSTITUT BISNIS & MULTIMEDIA ASMI

Fakultas Ilmu Komunikasi & Multi Media

Program Studi: Sistem Informasi

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.006/SK-Prodi/V/2014

2

6. Website Jakarta Smart City memiliki gambar berwarna yang dapat dipahami dengan jelas.

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup;4 = Baik; 5 = Sangat Baik

7. Website Jakarta Smart City menggunakan istilah (misalnya: Nama-nama Menu dan Item-item Menu tersebut) yang mudah dipahami.

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

8. Website Jakarta Smart City memiliki ikon (icon) yang mudah digunakan serta mudah dipahami fungsinya.

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

9. Website Jakarta Smart City mendukung pencarian informasi (information retrieval) lintas bidang pada Pemprov DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

10. Website Jakarta Smart City memiliki hypertext link yang dapat membawa pemakai ke bagian informasi yang lain di Pemprov DKI misalnya: dengan mengklik link tersebut. 1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

11. Website Jakarta Smart City memiliki dan memberikan fasilitas bantuan secara terpasang (online help)

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup;4 = Baik; 5 = Sangat Baik

12. Website Jakarta Smart City memberikan kenyamanan berselancar informasi kepada Warga Masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

(40)

INSTITUT BISNIS & MULTIMEDIA ASMI

Fakultas Ilmu Komunikasi & Multi Media

Program Studi: Sistem Informasi

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.006/SK-Prodi/V/2014

3

14. Website Jakarta Smart City memiliki informasi yang selalu diprbaharui dan terkini (up to date).

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

15. Website Jakarta Smart City memiliki teknologi Informasi yang sangat mendukung (state of the art)

1 = Sangat Tidak Baik; 2 =Tidak Baik; 3 = Cukup; 4 = Baik; 5 = Sangat Baik

III Kepercayaan (Trust) Masyarakat

1. Website Jakarta Smart City memiliki kejujuran di dalam memberikan informasi kepada Masyarakat DKI Jakata.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup;4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

2. Website Jakarta Smart City memberikan layanan informasi terbaik kepada Masyarakat DKI Jakata

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

3. Website Jakarta Smart City memiliki kepedulian akan informasi kepada Masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

4. Website Jakarta Smart City menyediakan jawaban dari pertanyaan yang paling sering ditanyakan (frequently ask qurstion = FAQ) oleh Masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

5. Website Jakarta Smart City diandalkan untuk memberi informasi kepada Masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

6. Website Jakarta Smart City bertanggung jawab atas informasi yang diberikan kepada Masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup;4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

7. Website Jakarta Smart City keberadaan (eksistensi) informasinya diakui oleh Masyarakat DKI Jakarta.

(41)

INSTITUT BISNIS & MULTIMEDIA ASMI

Fakultas Ilmu Komunikasi & Multi Media

Program Studi: Sistem Informasi

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.006/SK-Prodi/V/2014

4

8. Website Jakarta Smart City memiliki infrastruktur teknologi informasi yang memadai dan mendukung.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

9. Website Jakarta Smart City memenuhi janji dan kewajibannya memberi informasi kepada Warga Masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

10. Website Jakarta Smart City memberi informasi yang akurat dan berkualitas dalam memenuhi kebutuhan kepada Warga Masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup;4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

11. Website Jakarta Smart City tidak akan menyembunyikan informasi yang penting kepada masyarakat DKI Jakarta..

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

12. Website Jakarta Smart City akan selalu menjaga reputasinya di bidang teknologi inforfmasi.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

13. Website Jakarta Smart City merupakan pilihan informasi diantara pilihan lainnya bagi masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

14. Website Jakarta Smart City memiliki pengalaman dalam pengembangan teknologi informasi untuk kebutuhan masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

15. Website Jakarta Smart City memberikan jaminan keamanan berselancar dalam memcari informasi kepada Warga Masyarakat DKI Jakarta.

1 = Sangat Tidak Percaya; 2 =Tidak Percaya; 3 = Cukup; 4 = Percaya; 5 = Sangat Percaya

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak/Ibu/Saudara/i yang telah meluangkan waktu dan pendapatnya untuk dapat mengisi kuesioner ini.

Gambar

Tabel 2.3 Pengertian Smart City Menurut Para Pakar
Gambar 2.1 Smart City Indikator
Gambar 2.2 Skema Smart City
Gambar 2.4 Cloud Computing
+7

Referensi

Dokumen terkait

Performa kompor biomassa yang diuji sesuai dengan SNI Tungku Biomassa dalam hal laju konsumsi bahan bakar dan efisiensi termal, kecuali pada variasi gasifier 20 cm

Berdasarkan tabel 1 dari penyebaran kuesioner pada 23 responden di BPS Bidan Delima Tahun 2013, didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu hamil tentang emesis

Dari hasil perhitungan dengan Metode 10 Denyut berupa rekapitulasi penilaian beban kerja fisik terhadap operator utama dan operator pembantu mesin pemotong batu

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Pajak Pertambahan Nilai memungkinkan masih banyak Wajib Pajak yang belum paham dengan tata cara pemungutan, penyetoran, dan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Cilacap tentang Bentuk, Ukuran, Warna, Nomor, Seri Karcis dan Surat

Digunakan untuk mencatat Aset Lain-­lain yang berasal dari Piutang Jangka Panjang sesuai dengan SAP yang tidak termasuk jenis-­jenis Aset Lainnya

 Diketahui 2 buah titik A(2,1) dan titik B(8,5) bila titik A sebagai titik awal dan titik B sebagai titik akhir, tentukan titik-titik antara yang. menghubungkan titik A dan titik

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan yaitu: 1) Pelatihan tergolong dalam kategori baik dengan rata-rata 2,86. Artinya pelatihan yang pernah