• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi otomatis ``Spectra Signature`` senyawa aktif dalam tanaman obat mempergunakan metode ``Dynamic Time Warping`` (DTW) - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Identifikasi otomatis ``Spectra Signature`` senyawa aktif dalam tanaman obat mempergunakan metode ``Dynamic Time Warping`` (DTW) - USD Repository"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

i

IDENTIFIKASI OTOMATIS “SPECTRA SIGNATURE” SENYAWA AKTIF

DALAM TANAMAN OBAT MEMPERGUNAKAN METODE “DYNAMIC TIME

WARPING”(DTW)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Jurusan Teknik Informatika

Oleh :

Wiliams Andrian

NIM : 065314050

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

AUTOMATIC IDENTIFICATION "SPECTRA SIGNATURE" ACTIVE COMPOUND IN MEDICINE PLANT USING "DYNAMIC TIME

WARPING" METHOD (DTW)

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

To Obtain the Sarjana Komputer Degree In Department of Informatics Engineering

By :

Wiliams Andrian

NIM : 065314050

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2012

(3)
(4)

iv

(5)

v

!

" # !

$ !

" % & ' (

(6)

vi

(7)
(8)

viii

ABSTRAK

Tugas akhir ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem yang dapat

mengidentifikasi secara otomatis “spectra signature” senyawa aktif dalam

tanaman obat (penelitian dilakukan dengan membandingkan “spectra signature

yang sama dengan yang ada didalam sistem). Identifikasi dilakukan dengan

mempergunakan metode “Dynamic Time Warping”(DTW). Penelitian ini

menggunakan data hasil analisis elusidasi struktur dengan spektrofotometri “Mass

Spectrometer” yang berjumlah 200 data. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan dengan mempergunakan metode DTW diperoleh akurasi 87,5%.

Kata kunci = “Spectra Signature”, “Dynamic Time Warping”(DTW), elusidasi

struktur, spektrofotometri,“MasSpectrometer”

(9)

ix

ABSTRACT

This thesis aims to build a system that can automatically identify "spectra

signature" active compounds in medicinal plant (research done by comparing

similar "spectra signature" in the system). Identification performed by using the

"Dynamic Time Warping" (DTW) method. This research uses data from the result

of elucidation structure analysis spectrophotometric "Mass Spectrometer" with

200 data. Based on the results of research conducted using the DTW method

obtained 87.5% accuracy.

Keywords = “Spectra Signature”, “Dynamic Time Warping”(DTW), elucidation

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Identifikasi Otomatis “Spectra Signature” Senyawa Aktif Dalam Tanaman Obat Mempergunakan Metode Dynamic Time Warping (DTW)”. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang turut memberikan dukungan, semangat dan bantuan hingga selesainya

skripsi ini:

1. Romo Dr. Cyprianus Kuntoro Adi, S.J., M.A., M.Sc. selaku dosen

pembimbing, terimakasih atas segala bimbingan dan kesabaran dalam

mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir

ini.

2. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si., M.Sc selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. selaku kaprodi Teknik Informatika.

4. Bapak Albert Agung Hadhiatma S.T., M.T. dan Bapak Eko Hari Parmadi

S.Si., M.Kom. selaku dosen penguji.

5. Seluruh staff pengajar Prodi Teknik Informatika Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Sanata Dharma.

6. Kedua orang tua dan adik saya yang tercinta, yang telah memberi

dukungan kepada penulis baik spiritual maupun material.

(11)
(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL (INGGRIS) ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

1.5 Sistematika Penulisan. ... 5

BAB II : LANDASAN TEORI ... 7

(13)

xiii

2.2. Mass Spectrometer ... 8

2.3. Knowledge Discovery in Database (KDD) ... 11

2.4. Dynamic Time Warping ... 13

2.5. Rumus menghitung nilai kemiripan spektra dan contoh penerapan nya 23 2.6. Kompleksitas Waktu. ... 26

BAB III : METODOLOGI ... 28

3.1. Data Mass Spectrometer. ... 28

3.2. Preprocessing... 29

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN ANALISA HASIL ... 34

4.1. Hasil dan Analisis. ... 34

4.2. Implementasi Antar-Muka yang Digunakan Dalam Sistem ... 39

4.3. Kompleksitas Waktu Asimptotik. ... 41

BAB V : PENUTUP ... 45

5.1. Kesimpulan ... 45

5.2. Saran ... 46

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. contoh grafik spektra massa ... 8

Gambar 2.2. Diagram hasil output Mass Spectrometer ... 10

Gambar 2.3. Proses KDD ... 11

Gambar 2.4 Node dalam batasan lokal ... 15

Gambar 2.5. Grafik vektor r... 17

Gambar 2.6. Grafik vektor t ... 17

Gambar 2.7. vektor r dan t setelah menggunakan forward DP ... 20

Gambar 2.8.Dynamic Time Warping ... 22

Gambar 2.9. Kelemahan DTW ... 23

Gambar 2.10. kemiripan dan perbedaan untuk atribut yang sederhana ... 24

Gambar 3.1. Diagram hasil output Mass Spectrometer ... 28

Gambar 3.2. Preprocessing ... 29

Gambar 3.3. Proses Modeling. ... 30

Gambar 3.4.Proses Testing menggunakan Algoritma dynamic time warping untuk identifikasi spectra signature senyawa aktif yang baru ... 32

Gambar 4.1. Spektra dengan kemiripan 100% ... 35

Gambar 4.2. Spektra dengan kemiripan 78,725% ... 36

Gambar 4.3. Spektra dengan kemiripan 55% ... 37

Gambar 4.4. Spektra dengan kemiripan 26% ... 38

Gambar 4.5.. Implementasi Halaman Depan ... 39

Gambar 4.6. Implementasi Halaman Pengenalan Spektra ... 40

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2 .1 Hasil perhitungan DTW menggunakan forward DP ... 20

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Indonesia kaya akan sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

megabiodiversity terbesar di dunia. Indonesia memiliki sekitar 17% jumlah

spesies yang ada di dunia (Hembing, 2007). Hutan tropis yang sangat luas beserta

keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya merupakan sumber daya alam yang

tak ternilai harganya. Indonesia juga dikenal sebagai gudangnya tanaman obat

(herbal) sehingga mendapat julukan live laboratory (Hembing, 2007). Kita boleh

berbangga dengan kekayaan herbal yang tidak dimiliki oleh negara lain. Sekitar

30.000 jenis tanaman obat dimiliki Indonesia (Hembing, 2007). Dengan kekayaan

flora tersebut, tentu Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan produk

herbal yang kualitasnya setara dengan obat modern. Akan tetapi, sumber daya

alam tersebut belum dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan masyarakat.

Baru sekitar 1200 species tanaman obat yang dimanfaatkan dan diteliti sebagai

obat tradisional (Hembing, 2007). Padahal tanaman obat mengandung senyawa

aktif tertentu yang bertanggung jawab terhadap efek farmakologis yang dapat

dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Senyawa aktif dalam tanaman obat

berperan penting dalam dunia kesehatan.

Obat yang berasal dari bahan alam memiliki efek samping yang lebih

rendah dibandingkan obat-obatan kimia, karena efek obat herbal bersifat alamiah.

(17)

ilmiah menunjukan bahwa tanaman-tanaman tersebut mengandung zat-zat atau

senyawa aktif yang terbukti bermanfaat bagi kesehatan (Hembing, 2007).

Tanaman obat memiliki beberapa kelebihan, antara lain : efek sampingnya

relatif rendah, dalam suatu ramuan dengan komponen berbeda memiliki efek

saling mendukung, pada satu tanaman memiliki lebih dari satu efek farmakologi

serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif .

Tanaman obat juga memiliki kelebihan dalam memberi efek komplementer

(saling melengkapi) beberapa zat aktif dalam satu tanaman, contohnya seperti

pada herba timi (Tymus serpyllum atau T.vulgaris) sebagai salah satu ramuan obat

batuk. Herba timi diketahui mengandung minyak atsiri (yang antara lain terdiri

dari : tymol dan kalvakrol) serta flavon polimetoksi. Tymol dalam timi berfungsi

sebagai ekspektoran (mencairkan dahak) dan kalvakrol sebagai anti bakteri

penyebab batuk; sedangkan flavon polimetoksi sebagai penekan batuk non

narkotik, sehingga pada tanaman tersebut sekurang-kurangnya ada 3 komponen

aktif yang saling mendukung sebagai antitusif. Demikian pula efek diuretik pada

daun kumis kucing karena adanya senyawa flavonoid, saponin dan kalium (Katno,

2008 ) .

Selama ini penelitian mengenai senyawa aktif dari tanaman obat sampai

dengan identifikasi struktur senyawa aktif dirasa masih kurang (Muhtadi, 2010).

Beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya penelitian mengenai senyawa

aktif yang terkandung dalam tanaman obat adalah keterbatasan alat, lamanya

(18)

3

Salah satu cara untuk mengidentifikasi senyawa aktif dari suatu tanaman obat

adalah dengan metode elusidasi struktur (Tim Penyusun Modul Fakultas Farmasi

USD, 2007). Elusidasi struktur dilakukan dengan menginterpretasi spektra yang

dihasilkan dari analisis spektroskopi senyawa tersebut. Elusidasi struktur sendiri

merupakan salah satu dasar dalam studi farmakologi, formulasi, dan kimia

medisinal yang membahas mengenai perbaikan sifat dan aktivitas suatu obat serta

interaksinya dengan senyawa lain dilihat dari struktur kimianya. Hasil yang

didapat dari elusidasi struktur senyawa aktif pada tanaman obat akan menjadi

dasar pemahaman molekuler bagi penelitian lebih lanjut untuk membangun bukti

ilmiah tentang efek farmakologis dan toksisitas tanaman obat (evidence based

herbal medicine). Proses analisis spektra sendiri membutuhkan banyak waktu dan

keahlian tertentu.

Spektrometri digunakan untuk identifikasi senyawa aktif dari tanaman obat

dengan cara melakukan interpretasi spektra sehingga dapat dilakukan elusidasi

struktur. Metode spektrometri yang digunakan untuk elusidasi struktur adalah

Spektrometri Massa, Spektrometri Infra Red, dan Spektrometri Nuclear Magnetic

Resonance (Fessenden,1986). Penelitian ini menggunakan spektra hasil

Spektrometer Massa untuk kemudian dibandingkan dengan database spektra

massa. Spektrometri Massa dipilih karena dapat memberi informasi tentang bobot

molekul suatu senyawa dan fragmen-fragmen dari senyawa tersebut. Dari

informasi tersebut dapat dielusidasi struktur senyawa yang bersangkutan.

Untuk memudahkan proses, menghemat biaya, dan mempersingkat waktu

(19)

metode “Dynamic Time Warping”(DTW) untuk identifikasi “spectra signature”

senyawa aktif. DTW telah banyak digunakan salah satu nya untuk mencocokkan

kata (Rath, Toni, dan Manmatha, 2002).

1.2 Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah dapat dirumuskan berikut :

1. Bagaimana pendekatan dengan metode Dynamic Time Warping (DTW)

dapat mengenali “spectra signature” senyawa aktif dalam tanaman

obat secara cepat?

2. Bagaimana cara menguji tingkat keberhasilan identifikasi senyawa aktif

dalam tanaman obat?

1.3 Tujuan Penelitian.

Sistem yang akan dibuat bertujuan untuk mempermudah identifikasi

“spectra signature” senyawa aktif dalam tanaman obat dengan

memperbandingkan data senyawa yang ada di database dan melihat efektifitas

Dynamic Time Warping (DTW) untuk identifikasi otomatis senyawa aktif dalam

tanaman obat.

1.4 Batasan Masalah.

Sistem yang akan dikerjakan, mempunyai beberapa batasan sebagai berikut :

1. Masukan data ke sistem hanya hasil analisis elusidasi struktur dengan

spektrofotometri “Mass Spectrometer” yang sudah digitalkan dan

mempunyai format data dengan extensi *.gif

(20)

5

3. Program dibuat dengan bahasa pemrograman Matlab

1.5 Sistematika Penulisan.

Untuk memudahkan dalam penyusunan dan pemahaman isi dari skripsi ini,

maka digunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN.

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan

masalah, tujuan, metode penulisan dan keterangan mengenai sistematika

penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI.

Bab ini berisikan berisikan tentang penjelasan tentang spectra dan spectra

signature, Mass Spectrometer, Knowledge Discovery in Database (KDD) dan

Dynamic Time Warping.

BAB III : METODOLOGI.

Bab ini berisi tentang data spektra massa, preprocessing, proses modeling

dan testing.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN ANALISA HASIL.

Bab ini berisi implementasi antarmuka sistem, analisa hasil pengujian

sistem, kompleksitas waktu algoritma Dynamic Time Warping

(21)

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang dapat dipertimbangkan

(22)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada landasan teori ini akan dijelaskan akan dijelaskan secara singkat hal –

hal yang berkaitan dengan spectra dan spectra signature, Mass Spectrometer,

Knowledge Discovery in Database, Dynamic Time Warping dan penghitungan

nilai kemiripan spectra signature.

2.1. Spectra dan Spectra Signature.

Spektra massa adalah alur kelimpahan atau jumlah relatif fragmen

bermuatan positif yang berlainan (%T) dengan nisbah massa atau muatan (m/e

atau m/z) dari fragmen-fragmen itu. (Fessenden, 1986). Suatu spektra massa

dipaparkan sebagai suatu grafik batangan. Tiap peak menyatakan suatu fragmen

molekul. Fragmen tersebut disusun mulai dari m/e atau m/z kecil ke m/e atau m/z

besar. Itensitas puncak sebanding dengan kelimpahan negatif fragmen-fragmen

yang bergantung pada stabilitas relatif fragmen tersebut. Menurut perjanjian

puncak tertinggi dalam suatu spektrum disebut puncak dasar dan diberi nilai

intensitas 100%. Sedangkan puncak-puncak yang lebih kecil, intensitasnya diukur

relatif terhadap puncak dasar. (Tim Penyusun Modul Fakultas Farmasi USD,

2007). Spectra Signature adalah identitas dari suatu spektra dalam suatu senyawa.

Spectra signature dapat diperoleh dengan hasil analisis elusidasi struktur dengan

spektrofotometri Mass Spectrometer(MS), Nuclear Magnetic Resonation(NMR),

Infrared Resonation(IR) (Fessenden, 1986). Di bawah ini contoh grafik spektra

massa :

(23)

Gambar 2.1. contoh grafik spektra massa (http://webbook.nist.gov/chemistry)

2.2. Mass Spectrometer

Spektrometer massa adalah suatu alat yang dapat menyeleksi

molekul-molekul gas bermuatan berdasarkan massa atau beratnya. Umumnya spektrum

massa diperoleh dengan mengubah senyawa suatu sampel menjadi ion-ion yang

bergerak cepat yang dipisahkan berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan

(Khopkar, 1990). Proses ionisasi menghasilkan partikel-partikel bermuatan

positif, dimana massa terdistribusi adalah spesifik terhadap senyawa induk. Selain

untuk penentuan stuktur molekul, spektum massa dipakai untuk penentuan

analisis kuantitatif (Sastrohamidjojo, 2001).

Prinsip Spektroskopi Massa

Prinsip Spektroskopi Massa yaitu dengan menggunakan alat spektrometer;

suatu zat uji menghasilkan berkas ion, memilah ion tersebut menjadi spektrum

yang sesuai dengan perbandingan massa terhadap muatan dan merekam

(24)

9

dipelajari karena ion negatif yang dihasilkan dari sumber tumbukan umumnya

sedikit (Khopkar, 1990).

Analisis Kualitatif

Analisis kuantitatif adalah pekerjaan yang bertujuan untuk mengetahui

kadar suatu senyawa dalam sampel. Spektroskopi massa memungkinkan kita

mengidentifikasi suatu senyawa yang tidak diketahui, dengan mengkalibrasi

terhadap senyawa yang telah diketahui seperti uap merkuri atau perfloro kerosin

(Khopkar, 1990).

Analisis Kuantitatif

Analisis kualitatif adalah pekerjaan yang bertujuan untuk mengetahui

senyawa-senyawa yang terkandung dalam sampel uji. Spektroskopi massa dapat

digunakan untuk analisis kuantitatif suatu campuran senyawa-senyawa yang dekat

hubungannya. Analisis ini dapat digunakan untuk analisis campuran, baik

senyawa organik ataupun anorganik yang bertekanan uap rendah. Karena pola

fragmentasi senyawa campuran adalah aditif sifatnya, suatu senyawa campuran

dapat dianalisis jika berada dalam kondisi yang sama. Persyaratan dasar

analisisnya adalah setiap senyawa harus mempunyai paling tidak satu puncak

yang spesifik, kontribusi puncak harus aditif dan sensitif, harus reproducible serta

adanya senyawa referensi yang sesuai. Dengan spektrometer massa beresolusi

tinggi, senyawa polimer dengan berat molekul tinggi juga dapat

dianalisis(Khopkar, 1990).

(25)

Kegunaan Spektroskopi Massa:

i. Spektroskopi massa dapat digunakan untuk menentukan berat molekul dengan

sangat teliti sampai empat angka dibelakang desimal.

ii. Spektroskopi massa dapat digunakan untuk mengetahui rumus molekul tanpa

melalui analisis unsur

Sebuah spektrum massa biasanya akan ditampilkan sebagai grafik batang

vertikal, di mana setiap baris mewakili sebuah ion mempunyai massa

tertentu-untuk-rasio muatan (m/z) dan panjang bar menunjukkan kelimpahan relatif ion.

Ion yang paling intens diberikan kelimpahan 100, dan ini disebut sebagai puncak dasar. Sebagian besar ion terbentuk dalam spektrometer massa memiliki satu nilai, sehingga m/z nilai setara dengan massa itu sendiri. Misal nya pada gambar 2.2 nilai m/z adalah 39 dan mempunyai kelimpahan 100, maka nilai m/z adalah 100. Contoh diagram dari output Mass Spectrometer dapat dilihat di bawah ini :

(26)

11

2.3. Knowledge Discovery in Database (KDD)

Knowledge Discovery in Database adalah proses penting identifikasi yang

valid, baru, berguna dan pola yang sangat dimengerti dalam data (Sankar dan

Mitra, 2004).

Gambar 2.3 Proses KDD (Sankar dan Mitra, 2004)

Proses KDD dapat dijelaskan pada tahapan di bawah ini :

1. Data cleaning and preprocessing

Data cleaning and preprocessing meliputi proses dasar seperti pembersihan

noise dan penanganan data hilang.

2. Data condensation and projection

Data condensation and projection meliputi proses menemukan ciri-ciri dan

contoh yang berguna untuk menggambarkan data tersebut dan menggunakan

metode pengurangan dimensi atau transformasi.

(27)

3. Data integration and wrapping

Data integration and wrapping meliputi proses penggabungan beberapa,

beraneka ragam sumber data dan memberikan penjelasan tentang data

tersebut (pembukusan) untuk kemudahan penggunaan di masa depan.

4. Choosing the data mining function(s) and algorithm(s)

Choosing the data mining function(s) and algorithm(s) meliputi proses

memutuskan tujuan (misal klasifikasi, kemunduran, meringkaskan,

pengelompokkan, menemukan aturan gabungan dan fungsi ketergantungan,

atau gabungan dari tujuan yang sudah disebutkan diatas) dari model yang

akan ditemukan oleh algoritma penambangan data dan metode seleksi

(Misal neural networks, decision trees, statistical models, fuzzy model) yang

akan digunakan untuk mencari pola dari data.

5. Data mining

Data mining meliputi pencarian pola yang menarik dalam bentuk gambaran

tertentu atau sejumlah gambaran.

6. Interpretation and visualization

Interpretation and visualization meliputi proses menerjemahkan pola yang

telah ditemukan, serta gambaran yang mungkin dari pola yang sudah di

ekstrak.

7. Using discovered knowledge

Using discovered knowledge meliputi proses menggabungkan pengetahuan

yang ada kedalam performa sistem, sistem akan bekerja berdasarkan

(28)

13

Di dalam tugas akhir menggunakan pendekatan pengelompokkan.

Pengelompokkan digunakan ketika tidak diketahuinya bagaimana data harus

dikelompokkan. Jumlah kelompok diasumsikan sendiri tanpa ditentukan terlebih

dahulu. Keluaran pendekatan ini adalah data yang sudah dikelompokkan (Karl,

2007). Pengelompokkan dilakukan dengan menggunakan algoritma Dynamic

Time Warping.

2.4. Dynamic Time Warping

Dynamic time warping (DTW) merupakan metode yang dipergunakan untuk

menghitung jarak atau kemiripan dua sequence yang memiliki panjang berbeda

dalam waktu atau kecepatan. Dynamic Time Warping memperbolehkan komputer

untuk menemukan pencocokan yang optimal antara 2 buah sequence (deret

waktu) dengan berbagai pembatasan. Biaya total kemiripan dapat ditemukan oleh

algoritma ini yang menunjukkan indikasi bagus dari contoh data masukan dan

standar yang cocok, sehingga dynamic time warping dapat dipilih menjadi

pencocokan template yang baik.

Algoritma Dynamic Time Warping telah banyak digunakan dalam berbagai

hal yaitu pengenalan suara (Sakoe.dan Chiba, 1978), mengklasifikasikan 15 siulan

dolpin menjadi 5 kelompok (Buck dan Tyack, 1993). pencocokkan tulisan dan

tanda tangan online (Tappert, Suen, dan Wakahara, 1990), mencocokkan kata

(Rath, Toni, dan Manmatha, 2002). pengenalan bahasa isyarat (Kuzmanic dan

Zanchi, 2007), pengenalan gerak (Corradini, 2001), penambangan data dan

pengelompokkan time series (Niennattrakul dan Ratanamahatana, 2007),

(29)

Huang, dan Tan, 2006), sequence alignment protein dan teknik kimia (Vial, et. al.,

2008), pengenalan musik dan sinyal (Muller, Mattes, dan Kurth, 2006),

Di bawah ini akan dijelaskan bagaimana algoritma Dynamic Time Warping

bekerja (Jang, 2005) :

Jarak antara dua titik x = [x 1, x 2, ..., x n] dan y = [y 1, y 2, ..., y n] yang memiliki n-dimensi dapat dihitung melalui Euclidean distance :

dist( x , y ) = | x - y | = [ (x 1 - y 1 ) 2 + (x 2 - y 2 ) 2 + ... + (x n - yn) 2] 1 / 2 (2-1)

Namun, jika panjang x berbeda dari y, maka kita tidak dapat menggunakan rumus di atas untuk menghitung jarak. Sebaliknya, untuk menghitung jarak perlu

metode yang lebih fleksibel yang dapat menemukan pemetaan terbaik dari

elemen-elemen pada x ke y.

Tujuan dari dynamic time warping adalah untuk mencari pemetaan yang

terbaik dengan jarak minimum dengan menggunakan dynamic programming

(DP). Metode ini disebut "time warping" karena baik x dan y adalah vektor dari deret waktu dan perlu penciutan atau peregangan waktu untuk mencari pemetaan

terbaik (Jang, 2005).

Misalkan t dan r adalah 2 vektor dengan panjang m dan n. Tujuan DTW adalah untuk menemukan pemetaan {(p1, q1), (p2, q2), ..., (pk, qk)} sedemikian

sehingga jarak pada pemetaan Si = 1 k | t (p i) - r (q i) | minimal, DTW memiliki

(30)

15

1) Kondisi batas: (p1, q1) = (1, 1), (pk, qk) = (m, n).

2) Batasan lokal : Untuk setiap node (i, j), kemungkinan terhubungnya node

dibatasi oleh (i-1, j), (i, j-1), (i-1, j-1) . Batasan lokal ini menjamin bahwa

jalan pemetaan tidak berkurang secara tetap dalam argumen pertama dan

kedua. Selain itu, untuk setiap elemen dalam t, harus mampu ditemukan setidaknya satu unsur terkait di r, dan sebaliknya

Gambar 2.4 Node dalam batasan lokal (Jang, 2005)

Bagaimana dapat menemukan jalan pemetaan optimal di DTW? Pilihan

yang jelas adalah menggunakan forward DP, yang dapat diringkas dalam tiga

langkah berikut:

1) Fungsi nilai optimal : Tentukan D (i, j) sebagai jarak DTW antara t (1: i)

dan r (1: j), dengan jalan pemetaan dari (1, 1) ke (i, j).

2) Rekursi: D (i, j) = | t (i) - r (j) | + min (D (i-1, j), D (i-1, j-1), D (i, j-1 )),

dengan kondisi awal D (1, 1) = | t (1) - r (1) |.

3) Nilai akhir : D (m, n)

(31)

Dalam prakteknya, perlu dibangun sebuah matriks D dengan dimensi m × n

pertama dan isi nilai dari D (1, 1) dengan menggunakan kondisi awal. Kemudian

dengan menggunakan rumus rekursif, isi seluruh matriks satu elemen pada suatu

waktu, dengan mengikuti kolom demi kolom atau baris demi baris. Jawaban akhir

akan tersedia sebagai D (m, n), dengan kompleksitas komputasi O (mn).

Selain dapat digunakan dalam forward DP dapat juga digunakan untuk backward

DP, dapat diringkas dalam tiga langkah berikut :

1) Fungsi nilai optimal : Tentukan D (i, j) sebagai DTW jarak antara t (i: m)

dan r (j: n), dengan jalan pemetaan dari (i, j) untuk (m, n).

2) Rekursi : D (i, j) = | t (i) - r (j) | + min (D (i +1, j), D (i +1, j +1), D (i, j + 1

)), dengan kondisi awal D (m, n) = | t (m) - r (n) |

3) Nilai akhir : D (1, 1)

Dibawah ini akan dijelaskan contoh perhitungan DTW dengan menggunakan

forward DP yang sudah dimodifikasi oleh penelitian-penelitian sebelumnya:

Misalkan terdapat 2 buah vektor yaitu dengan vektor r dan vektor t, maka nilai

(32)

17

r=[2,4,7];

Gambar 2.5 Grafik vektor r t=[5,10,1,8];

Gambar 2.6 Grafik vektor t

1. Fungsi nilai optimal : Tentukan D (3, 4) sebagai jarak DTW antara t (1: 3)

dan r (1: 4), dengan jalan pemetaan dari (1, 1) ke (3, 4).

•Membuat 2 buah matrik dengan menggunakan fungsi repmat agar kedua

vektor dapat digunakan dalam perhitungan euclidean distance.

tes1=repmat(r',1,N)

tes1 =

2 2 2 2

4 4 4 4

7 7 7 7

(33)

tes2 = repmat(t,M,1)

tes2=

5 10 1 8

5 10 1 8

5 10 1 8

•Menghitung euclidean distance dengan menggunakan dua buah matrik

yang sudah dibuat diatas

•Membuat matrik kosong untuk menampung nilai dari forward DP

D=zeros(size(d));

•Inisialisasi awal yaitu membuat jalan pemetaan D(1, 1)

D(1,1)=d(1,1);

•Proses looping untuk mengisi nilai dari D(2,1) sampai D(3,1)

(34)

19

D(m,1)=d(m,1)+D(m-1,1);

end

D(2,1)=d(2,1)+D(1,1)=1+9=10

D(3,1)=d(3,1)+D(2,1)=4+10=14

•Proses looping untuk mengisi nilai dari D(1,2) sampai D(1,4)

for n=2:N

• Proses rekursi untuk mengisi nilai dari D(2,2) sampai D(3,4)

(35)

D(3,2)= d(3,2)+min(D(2,2),min(D(2,1),D(3,1)))=9+min(45,10,14)=19

D(3,3)= d(3,3)+min(D(2,3),min(D(2,2),D(3,2)))=36+min(54,45,19)=55

D(3,4)= d(3,4)+min(D(2,4),min(D(2,3),D(3,3)))=1+min(70,54,55)=55

Dibawah ini adalah tabel hasil perhitungan DTW dengan menggunakan

forward DP

9 73 74 110

10 45 54 70

14 19 55 55

Tabel 2.1 Hasil perhitungan DTW menggunakan forward DP

Gambar 2.7 vektor r dan t setelah menggunakan forward DP

(36)

21

Dengan menggunakan forward DP diperoleh nilai akhir yang optimum untuk

vektor t dan r yaitu 55. Berdasarkan penelitian yang telah ada sebelum nya

Dynamic Time Warping mempunyai kelebihan dan kekurangan yaitu :

a. Kelebihan DTW

DTW memiliki kelebihan yaitu pada perhitungan jarak antara input stream

dan template sehingga dipilih menjadi metode yang dipakai dalam tugas

akhir. Lebih dari membandingkan nilai input pada saat arus t untuk template

stream pada waktu t, sebuah algoritma pencarian digunakan bahwa ruang

pemetaan dari urutan waktu input stream untuk yang dari template stream,

sehingga total jarak diminimalkan. Jarak pada pemetaan yang tidak selalu

linier misalnya, ditemukan bahwa waktu t1 di input stream sesuai dengan

waktu t1+5 dalam template stream, sedangkan t2 dalam input stream sesuai

dengan t2-3 dalam template stream. Ruang pencarian dibatasi dengan

batas-batas yang wajar, seperti fungsi pemetaan dari input waktu ke waktu

template harus tetap dan tidak berkurang atau dengan kata lain, urutan

peristiwa antara masukan dan template yang tidak berkurang.

(37)

Gambar 2.8Dynamic Time Warping

(http://www.cse.unsw.edu.au/~waleed/phd/html/node38.html)

Gambar 2.8menunjukkan bahwa sumbu horizontal mewakili waktu input stream, dan sumbu vertikal menunjukkan urutan waktu dari template stream.

Jalan menunjukkan bahwa hasil dalam jarak minimal antara input dan

template stream. Di daerah yang diarsir merupakan ruang pencarian untuk

input waktu ke fungsi pemetaan template waktu .

Setiap jalan yang tetap dan tidak berkurang di dalam ruang adalah sebuah

alternatif untuk dipertimbangkan. Menggunakan teknik dynamic

programming, pencarian jarak minimum jalan dapat dilakukan dalam waktu

polinomial : O (N2V) di mana N adalah panjang urutan, dan V adalah

jumlah template yang harus dipertimbangkan (Kadous, 2002)

b. Kekurangan DTW

DTW mempunyai masalah ketika 2 sequence berbeda di sumbu Y.

(38)

23

seperti perbedaan rata-rata, perbedaan skala (skala amplitudo) atau

cenderung linear dapat secara efisien dihilangkan (Keogh and Pazzani 1998,

Agrawal et. al. 1995). Bagaimanapun juga 2 sequence dapat mempunyai

perbedaan local pada sumbu Y, misal nya lembah pada sequence pertama

lebih dalam daripada lembah sequence kedua. Pada gambar 2.9 terdapat 2 sequence mirip yang akan menghasilkan garis lurus satu ke satu. Jika

identitas lokal dalam hal ini lembah dirubah sedikit maka DTW akan

menerjemahkan perbedaan dalam time axis dan dan menghasilkan 2 garis

berbeda.

Gambar 2.9 Kelemahan DTW (Keogh dan Pazzani, 1998)

2.5. Rumus menghitung nilai kemiripan spektra dan contoh penerapan nya Dalam proses identifikasi spectra signature akan digunakan rumus untuk

(39)

Gambar 2.10 kemiripan dan perbedaan untuk atribut yang sederhana (Ning Tan, Steinbach, dan Kumar, 2006)

Pada gambar 2.10 untuk mencari nilai kemiripan atau s dapat menggunakan 3

jenis tipe atribut yaitu :

1. Nominal

Pada tipe atribut nominal nilai kemiripan atau s mempunyai kemiripan 1 atau mirip

jika p sama dengan q dan mempunyai kemiripan 0 atau tidak mirip jika p tidak

sama dengan q.

2. Ordinal

Tipe atribut ordinal nilai kemiripan atau s dapat dicari dengan menggunakan

rumus di bawah ini :

Dari rumus diatas nilai kemiripan atau s dapat dicari dengan memasukkan

nilai dari variabel-variabel yang dibutuhkan seperti p, q dan n dimana p dan

q adalah nilai atribut dari dua buah obyek data, dan n adalah bilangan

(40)

25

3. Interval atau rasio

Tipe atribut interval atau rasio dapat dicari dengan menggunakan rumus di

bawah ini :

Nilai kemiripan atau s dapat dicari dengan memilih salah satu dari rumus

diatas sesuai dengan kebutuhan dan memasukkan variabel-variabel yang

dibutuhkan seperti d, min_d, dan max_d. Variabel d adalah nilai perbedaan

atau ketidakmiripan, variabel min_d adalah nilai minimum perbedaan dan

variabel max_d adalah nilai maksimum perbedaan.

Penelitian ini menggunakan rumus dengan tipe atribut interval atau rasio.

Tipe atribut interval atau rasio dipilih karena paling cocok dan mewakili untuk

dipakai di dalam program. Di bawah ini adalah contoh pemakaian rumus di dalam

program :

Dimana s adalah nilai kemiripan yang ingin dicari, d adalah nilai masukan

user yang telah diolah oleh program dan menghasilkan nilai yang mendekati

dengan database yang ada, min_d adalah nilai minimum dari algoritma Dynamic

Time Warping, dan max_d adalah nilai maksimum yang dihasilkan program dari

uji coba 200 data dengan menggunakan algoritma Dynamic Time Warping. Dari

rumus diatas dapat diterapkan dalam data seperti contoh dibawah ini :

(41)

Misalkan nilai d adalah 3534, min_d adalah 0 dan max_d adalah 17673

maka akan menghasilkan nilai kemiripan sebagai berikut

Dari hasil diatas di dapatkan nilai kemiripan spectra signature sejumlah

0,801. Hasil tersebut akan dikalikan 100% sehingga menjadi 80,1%.

2.6. Kompleksitas Waktu.

Dalam praktek nya, kompleksitas waktu dihitung berdasarkan jumlah

operasi abstrak yang mendasari suatu algoritma, dan memisahkan analisisnya dari

implementasi (Suryadi, 1995). Kompleksitas waktu asimptotik biasanya diberi

dengan Notasi “O” disebut notasi “O-Besar” atau (Big-O). Dalam penelitian ini

analisa kompleksitas waktu hanya untuk algoritma Dynamic Time Warping,

karena Algoritma Dynamic Time Warping merupakan alogritma utama dalam

(42)

27

Keterangan :

1) Untuk n yang besar, pertumbuhan T(n) sebanding dengan n2. Pada

kasus ini, T(n) tumbuh seperti n2 tumbuh.

2) T(n) tumbuh seperti n2 tumbuh saat n bertambah. Kita katakan bahwa T(n) berorde n2 dan kita tuliskan T(n) = O(n2).

(43)

28

BAB III

METODOLOGI

Pada metodologi ini akan dibahas hal-hal mengenai data Mass

Spectrometer, preprocessing, proses modeling dan proses testing.

3.1. Data Mass Spectrometer.

Spektra dari Mass Spectrometer merupakan spektra yang menunjukkan

berat molekul dari suatu senyawa. Dari Mass Spectrometer diperoleh senyawa

berupa molekulnya dan fragmen-fragmen ion yang terjadi. Data yang mungkin

muncul berupa nilai berat molekul dari senyawa yang dimaksud,

fragmen-fragmen yang terbentuk dari Mass Spectrometer itu sendiri. Berdasarkan gambar 3.1 sumbu x menunjukkan berat molekul, sumbu y menunjukkan nilai dari kelimpahan, peak yang berada di awal sampai dengan satu peak sebelum terakhir

menunjukkan fragmen ion dari molekul, peak yang berada di akhir menunjukkan

berat molekul dari molekul.

(44)

29

Spektra dari Mass Spectrometer biasa digunakan untuk :

1. Menentukan struktur molekul

2. Menentukan isotop-isotop stabil dalam penelitian reaksi-reaksi biologi

3. Menentukan analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap komponen yang

telah diisolasi dan dimurnikan

Penelitian ini menggunakan 200 spektra dari hasil elusidasi struktur Mass

Spectrometer. Data spektra senyawa aktif dari tanaman obat diperoleh dengan

mengunduh gambar spektra yang berekstensi .gif dari database yang disediakan

oleh http://webbook.nist.gov/chemistry.

3.2. Preprocessing.

Preprocessing dilakukan untuk membersihkan noise dengan proses seperti

berikut :

Gambar 3.2 Preprocessing

(45)

Data yang diunduh dari http://webbook.nist.gov/chemistry berupa gambar

spektra yang berekstensi *.gif. Data tersebut di preprocessing untuk

menghilangkan noise atau bagian-bagian yang tidak diperlukan. Pada saat

preprocessing dilakukan pemotongan pada bagian kiri, kanan, atas dan bawah

gambar spektra serta dilakukan skala ulang pada gambar spektra agar skala

gambar spektra setelah preprocessing sama dengan skala sebelum preprocessing.

Dari hasil preprocessing menghasilkan data digital atau dalam bentuk matrik.

3.3. Proses Modeling dan Testing.

Proses modeling dibutuhkan untuk mempermudah dan mempercepat proses

identifikasi dari spectra signature. Proses modeling dilakukan dengan cara seperti

di lihat di gambar 3.3 di bawah ini :

(46)

31

Misalkan S adalah Spektra, NJ adalah Nilai Jarak dan M adalah Model maka

S1,S2,S3,…,S200 adalah spektra-spektra standar yang ada di dalam database,

NJ1,NJ2,NJ3,…,NJ200 adalah nilai jarak dari hasil perbandingan antar spektra

standar yang ada di dalam database dan M1,M2,M3,…,M10 adalah model dari

kelompok spektra-spektra standar pada database. Proses modeling merupakan

proses modifikasi dari K-Means Clustering menjadi K-Median Clustering. Proses

modeling dapat dijelaskan dengan langkah-langkah seperti dibawah ini :

1. Membandingkan 1 data dengan semua data untuk menghitung jarak

atau kedekatan atau kemiripan. Dari proses perhitungan didapatkan

output berupa nilai jarak atau kemiripan (DTW).

2. Mengurutkan jarak atau nilai kemiripan dari nilai terkecil sampai nilai

terbesar.

3. Membagi data jarak atau nilai kemiripan menjadi 10 kelompok.

4. Memilih wakil atau model untuk tiap kelompok. Dari proses

pemilihan wakil atau model didapatkan output berupa 10 spektra.

5. Proses iterasi

a. Menghitung kemiripan (DTW) seluruh data terhadap 10 model.

Dari proses perhitungan menghasilkan output berupa nilai

kemiripan atau jarak.

b. Mengelompokkan data dengan cara mengambil nilai yang paling

dekat dengan model kemudian data dikelompokkan dalam model

(47)

c. Mencari median dari tiap model. Dari proses pencarian median di

dapatkan spektra (wakil baru).

d. Lakukan proses a hingga keanggotaan tiap kelompok tidak berubah

atau tetap.

e. Memilih model untuk masing-masing kelompok.

Proses testing dibutuhkan untuk mengidentifikasi data yang baru. Dalam

mengenali suatu senyawa aktif baru, sistem akan menghitung kemiripan senyawa

aktif yang baru dalam hal ini adalah menghitung jarak dengan model-model yang

telah ada. Hasil perhitungan jarak yang paling dekat adalah yang dipilih untuk

menuju proses selanjutnya. Senyawa aktif baru yang telah diketahui kemiripannya

dengan suatu model, kemudian dibandingkan kembali dengan data-data senyawa

standar yang telah ada.

Proses perbandingan dilakukan dengan menghitung kemiripan (menghitung

jarak) dan menghitung indeks kemiripannya dengan senyawa-senyawa standar

yang telah ada.

(48)

33

Misalkan M adalah Model, S adalah Spektra dan Sm adalah spektra masukan yang

ingin dicari maka M1,M2,M3,…,M10 adalah model dari kelompok

spektra-spektra standar pada database dan S1,S2,S3,…,S20 adalah spektra-spektra-spektra-spektra

standar yang ada di dalam database. Berdasarkan gambar 3.3 maka dapat dijelaskan dalam langkah seperti di bawah ini:

1. Bandingkan senyawa aktif yang baru dengan 10 model yang ada dan hitung

jarak yang paling dekat

2. Mencari kemiripan senyawa yang di identifikasi dengan senyawa-senyawa

yang ada di dalam model dengan menghitung jarak yang paling dekat dan

indeks kemiripannya.

(49)

34

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN ANALISA HASIL

Pada bab ini akan dibahas hal-hal mengenai analisis hasil identifikasi dan

hasil tampilan antar muka sistem beserta penjelasan penggunaan tombol dan

keterangan untuk setiap bagian sistem yang penting.

4.1. Hasil dan Analisis.

Dalam proses identifikasi spectra signature senyawa aktif, dilakukan uji

coba dengan menggunakan 200 data di dalam database. Dalam proses pengujian

data menghasilkan 97 data yang mempunyai nilai kemiripan 100%, 78 data yang

mempunyai nilai kemiripan antara 80-99% dan 25 data lain nya menghasilkan

nilai kemiripan di bawah 80%. Dari perhitungan tersebut maka akurasi program

secara keseluruhan dapat di hitung menjadi : Akurasi = (175/200) * 100% =

87,5%.

(50)

35

1. Spektra dengan kemiripan 100%

Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa spektra Brucine mempunyai

tingkat kemiripan 100%

Gambar 4.1. Spektra dengan kemiripan 100%

(51)

2. Spektra dengan kemiripan 70%

Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa spektra Arginine mempunyai

tingkat kemiripan 78,725%

(52)

37

3. Spektra dengan kemiripan 50%

Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa spektra Amylester kyseliny

dusicne mempunyai tingkat kemiripan sebesar 55%

Gambar 4.3. Spektra dengan kemiripan 55%

(53)

4. Spektra dengan kemiripan 20%

Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa spektra Chlordane

mempunyai tingkat kemiripan sebesar 26%

(54)

39

4.2. Implementasi Antar-Muka yang Digunakan Dalam Sistem 1. Halaman Depan.

Halaman ini merupakan halaman pertama saat program dijalankan. Pada

halaman ini mempunyai 2 menu utama yaitu menu pengenalan spektra dan menu

bantuan. Implementasi halaman depan dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut ini.

Gambar 4.5Implementasi Halaman Depan

2. Halaman Pengenalan Spektra

Halaman ini merupakan halaman untuk mengubah masukan pengguna

berupa gambar yang berekstensi *.gif menjadi gambar yang paling mirip. Dalam

halaman ini terdapat sebuah axes area yang akan menampilkan masukan user

hasil dari load file dari tombol ambil data, sebuah axes area untuk menampilkan

hasil dari proses program, sebuah input area berupa text area yang akan

digunakan untuk mengambil nilai dari masukan pengguna, dua buah output area

berupa text area yang akan digunakan untuk menampilkan hasil dari proses

(55)

tombol proses yang berfungsi untuk mengolah data yang telah dimasukkan oleh

pengguna, satu tombol bersihkan yang berfungsi untuk membersihkan data yang

sudah diproses sebelumnya, satu tombol kembali befungsi untuk kembali ke

halaman awal, satu tombol tutup untuk menutup program. Implementasi halaman

depan dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut ini

Gambar 4.6 Implementasi Halaman Pengenalan Spektra

3. Halaman bantuan

Halaman bantuan digunakan untuk membantu pengguna agar dapat

mempergunakan sistem dengan lancar. Halaman ini menjelaskan tombol-tombol

yang digunakan dalam program. Implementasi Halaman Bantuan dapat dilihat

(56)

41

Gambar 4.7. Halaman Bantuan

4.3. Kompleksitas Waktu Asimptotik.

Dengan mengacu pada teorema dan aturan penghitungan kompleksitas

waktu asimptotik yang tertera pada Bab II, maka kompleksitas waktu asimptotik

algoritma Dynamic Time Warping adalah sebagai berikut :

[row,M]=size(r); O(1)

if (row > M) O(1)

M=row; O(1) O(1)

r=r'; O(1)

end;

[row,N]=size(t); O(1)

if (row > N) O(1)

N=row; O(1) O(1)

t=t'; O(1)

end;

(57)
(58)

43

Waktu kompleksitas dari algoritma Dynamic Time Warping adalah :

(59)

= O(mn)

(60)

45

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

a) Pada identifikasi “spectra signature” senyawa aktif dalam tanaman

obat mempergunakan metode Dynamic Time Warping, dengan jumlah

total sampel data 200 spektra. Proses modeling awal dilakukan dengan

membagi 200 data ke dalam 10 model. Setelah semua data masuk

kedalam model yang telah ada maka dilakukan proses iterasi yang

konvergen atau data tidak berubah.

b) Proses testing dilakukan dengan uji coba dengan 200 data dari dalam

database.

c) Dengan menggunakan algoritma DTW dapat diperoleh akurasi

program sebesar 87,5% dan kompleksitas waktu O(mn). Berdasarkan

hasil pengujian maka dapat disimpulkan bahwa Dynamic Time

Warping merupakan metode pengenalan pola yang baik untuk spectra

signature. Hal ini didukung dengan hasil-hasil pengujian yang telah

dilakukan.

(61)

5.2. Saran

Perlu penelitian lebih lanjut untuk memperbaiki sistem sehingga:

a) Sistem dapat mengenali masukan dari hasil elusidasi struktur dengan

Spektrofotometri “Nuclear Magnetic Resonance” dan “Infrared

Resonation”

(62)

47

DAFTAR PUSTAKA

Aberer,Karl.,http://lsirwww.epfl.ch/courses/dis/2007ws/lecture/week%2014%20D

atamining-Clustering-Classification-Wrap-up.pdf, 2007, diakses tanggal

10 Mei 2012.

Agrawal, R., Lin, K. I., Sawhney, H. S., & Shim, K., Fast similarity search in the

presence of noise, scaling, and translation in times-series databases.

1995. In VLDB, September.

Anonim, http://webbook.nist.gov/chemistry,diakses tanggal 17 Mei 2012

Corradini,A., Dynamic time warping for offline reconition of a small gesture

vocabulary, 2001, in RATFG-RTS '01: Proceedings of the IEEE ICCV

Workshop on Recognition, Analysis, and Tracking of Faces and Gestures

in Real-Time Systems (RATFG-RTS'01). Washington, DC, USA.

Ellis, Dynamic Time Warp (DTW) in Matlab,

http://www.ee.columbia.edu/~dpwe/resources/matlab/dtw, 2003, di

akses tanggal 14 September 2009.

Feng,Hao and Wah, Chan Choong, http://www.sciencedirect.com/science, 2002,

diakses tanggal 14 September 2009.

Fessenden,Ralp J., Fesseden, Joan S., Organic Chemistry, 1986, University of

Montana.

(63)

Jang, R., http://neural.cs.nthu.edu.tw/jang/books/audioSignalProcessing 2009,

diakses tanggal 14 September 2009.

J.Keogh, Eamon., J.Pazzani, Michael, Derivative Dynamic Time Warping, 1998.

K.Pal,Sankar., Mitra,Pabitra., Pattern Recognition Algorithms for Data Mining

:Scalability, Knowledge Discovery and Soft Granular Computing, 2004,

Chapman & HAll/CRC Press, Boca Raton,Florida.

Kadous, Mohammed Waleed,

http://www.cse.unsw.edu.au/%7Ewaleed/phd/html/node38.html, 2002,

di akses tanggal 14 September 2009.

Katno,S.Pramono,ObatTradisional,http://cintaialam.tripod.com/keamanan_obat%

20tradisional.pdf, 2008, diakses tanggal 13 September 2009.

Khopkar, S.M., Konsep Dasar Kimia Analitik, 1990, 275-286,389-400, UI Press,

Jakarta.

Kuzmanic,A and Zanchi,V., Hand shape classification using dtw and lcss as

similarity measures for vision-based gesture recognition system, in

EUROCON, 2007. The International Conference on "Computer as a

Tool", 2007, pp. 264-269.

Muhtadi, Menggali Potensi Tanaman Obat,

(64)

49

Muller,M., Mattes,H., dan Kurth,F., An efficient multiscale approach to audio

synchronization,2006, pp. 192-197.

Muller, M.,DTW-based motion comparison and retrival, 2007, pp.211-226.

Niennattrakul, V and Ratanamahatana, C. A., On clustering multimedia time

series data using k-means and dynamic time warping, in Multimedia and

Ubiquitous Engineering, 2007. MUE '07.International Conference on,

2007, pp. 733-738.

Ning Tan, P., Steinbach, M., Kumar, V., ,2006, Introduction to Data Mining,

Pearson Addison Wesley, Boston.

Sakoe, H dan Chiba, S., "Dynamic Programming algorithm optimization for

spoken word recognition," Accoustic, Speech and signal

Processing,1978.

Sastrohamidjojo, H., Spektroskopi, 2001,415, Liberty, Yogyakarta.

Silverstein, R.M., Penyelidikan Spektrometrik Senyawa Organik, 1991, Edisi 4,

diterjemahkan oleh Hartomo, 249-278, Erlangga, Jakarta.

Suryadi., Pengantar Analisis Algoritma,1995, Gunadharma, Jakarta.

R.Buck,John.,L.Tyack,Peter, A quantitative measure of similarity for tursiops

truncatus signature whistles, 1993, J.Acoust. Soc. Am.,Vol.94, No.5.

Rath, Toni M., Manmatha R., Word Image Matching Using Dynamic Time

Warping, 2002, University of Massachusetts.

(65)

Tappert, C.C., Suen, C.Y., Wakahara,T., The state of the art in online handwriting

recognition,"Pattern Analysis and Machine Intelligence,1990.

Tim Penyusun Modul Universitas Sanata Dharma, Spektroskopi, 2007,

Yogyakarta.

Vial,J., Nocairi,H., Sassiat,P.,Mallipatu,S., Cognon,G., Thiebaut,D., Teillet,B.,

dan Rutledge,D., Combination of dynamic time warping and

multivariate analysis for the comparison of comprehensive

two-dimensional gas chromatogramsapplication to plant extracts, Journal of

Chromatography A, September 2008.

Wijayakusuma, H., Kekayaan dan Pengembangan Tanaman Obat Indonesia, 2007.

Zhang, Z.,Huang, K dan Tan, T.,Comparison of similarity measures for trajectory

clustering in outdoor surveillance scenes, 2006,in ICPR '06:

Proceedings of the 18th International Conference on Pattern

Recognition (ICPR'06). Washington, DC, USA: IEEE Computer

Gambar

Tabel 2.2. Perbandingan pertumbuhan T(n) dengan n2 ......................................
Gambar 2.1. contoh grafik spektra massa
Gambar 2.2 Diagram hasil output Mass Spectrometer
Gambar 2.3 Proses KDD
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Sediaan diamati dalam pembesaran lensa objektif 10x dan okuler 100x dengan bantuan minyak imersi. b) Setelah di dapat lapang pandang, perhatikan latar belakang dari

Sesi jauh lebih beraneka ragam dibanding dengan Simposium Bangkok HIVNAT. Antara lain, ada sesi mengenai ilmiah dasar, peranan komunitas, kebijakan, masalah orang pribumi,

menggunakan kontrasepsi (kondom) dan hubungan seks tanpa menggunakan kontrasepsi (kondom) tidak sama dengan jumlah responden yang dikategorikan telah melakukan

Islam juga melarang kita mendekati perbuatan zina (melakukan hubungan seks bukan dengan isteri/suami) karena zina merupakan perbuatan keji dan buruk. Mendekati zina

Penyebab utama terjadinya overstemmed 41,94% dari seluruh data adalah ukuran kata yang dijadikan kriteria pemotongan. Misalnya pada akhiran -wan, terdapat 10 kata

Abstrak dalam Bahasa Indonesia, berkisar antara 200 – 250 kata, berisi ringkasan singkat dan kesimpulan dari manuskrip, dilengkapi dengan 3 – 5 kata kunci (keywords),

patan yang cukup tetapi memiliki balita berstatus gizi bu- ruk, kemungkinan disebabkan oleh faktor balita yang malas makan, pengetahuan ibu tentang gizi kurang, pem- berian makanan

PENEGAKAN HUKUM PIDANA DENGAN PENCANTUMAN SANKSI PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG KEPABEANAN DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN.. PEMBERANTASAN TINDAK