• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unjuk kerja kincir angin tipe propeler tiga sudu dari bahan pipa PVC berdiameter 6 inchi - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Unjuk kerja kincir angin tipe propeler tiga sudu dari bahan pipa PVC berdiameter 6 inchi - USD Repository"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

i

UNJUK KERJA KINCIR ANGIN TIPE PROPELER TIGA SUDU DARI

BAHAN PIPA PVC BERDIAMETER 6 INCHI

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Memperoleh gelar sarjana teknik

Program Studi Teknik Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Diajukan oleh :

WAHYU CATUR PAMUNGKAS

NIM : 095214002

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

THE PERFORMANCE OF HORIZONTAL AXES WINDMILL

PROPELLER TYPE WITH THREE-BLADE FROM PVC PIPE SIX INCH

IN DIAMETER

FINAL PROJECT

As partial fulfillment of the requirement

to obtain the SarjanaTeknik degree

Science and Technology Faculty

Mechanical Engineering Study Program

by

WAHYU CATUR PAMUNGKAS Student Number:095214002

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam Tugas

Akhir dengan judul :

UNJUK KERJA KINCIR ANGIN TIPE PROPELER TIGA SUDU DARI BAHAN PIPA PVC BERDIAMETER 6 INCHI

Yang dibuat untuk melengkapi persyaratan yang wajib ditempuh untuk

menjadi Sarjana Teknik pada Program Strata-1, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sejauh yang saya

ketahui bukan merupakan tiruan dari tugas akhir yang sudah dipublikasikan di

Universitas Sanata Dharma maupun di Perguruan Tinggi manapun. Kecuali

bagian informasinya dicantumkan dalam daftar pustaka.

Dibuat di : Yogyakarta

Pada tanggal : 23 Januari 2013

Penulis

(6)
(7)

vii INTISARI

Dewasa ini keberadaan energi fosil semakin berkurang. Dengan eksploitasi secara besar-besaran, maka dikawatirkan 25 tahun lagi tidak ada energi fosil yang bisa dimanfaatkan oleh manusia. Oleh karena itu perlu dikembangkan energi alternatif yang ramah lingkungan sekaligus mudah dalam pemanfaatannya sehingga dapat menggantikan energi fosil yang semakin berkurang. Salah satu energi yang dapat dikembangkan adalah energi angin yang sangat melimpah. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan membandingkan unjuk kerja kincir angin poros horisontal berbahan PVC.

Model kincir angin dibuat dalam tiga variasi sudut potong, yakni 60,75,dan 90 derajat. Semua model kincir angin yang diuji memiliki diameter rotor 80 cm. Data yang diambil dalam pengujian kincir angin adalah kecepatan angin, kecepatan putar kincir dan gaya pengimbang. Sehingga diperoleh daya kincir (Pout), koefisien daya (CP), dan tip speed ratio (tsr), kemudian dilakukan

perbandingan daya kincir (Pout), koefisien daya (CP), dan tip speed ratio (tsr)

untuk masing-masing variasi sudut potong kincir.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk kincir angin dengan sudut potong 60 derajat menghasilkan daya kincir sebesar 8,7 watt dengan CP 0,075 pada tsr

4,15. Kincir angin dengan sudut potong 75 derajat menghasilkan daya kincir sebesar 44,3 watt dengan Cp 0,37 pada tsr 4,19. Sedangkan kincir angin dengan

sudut potong 90 derajat menghasilkan daya kincir 36,4 watt dengan CP 0,30 pada

tsr 3,2. Sehingga dapat disimpulkan kincir dengan sudut potong potong 75 derajat menghasilkan daya kincir (Pout), koefisien daya (CP), dan tip speed ratio (tsr)

yang lebih besar dari pada kincir angin dengan sudut potong 60 dan 90 derajat.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat yang

diberikan dalam penyusunan Tugas Akhir ini sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Tugas Akhir ini merupakan sebagai salah satu syarat yang wajib untuk setiap

mahasiswa Jurusan Teknik Mesin. Tugas Akhir ini dilaksanakan dalam rangka

memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 pada Jurusan Teknik

Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Berkat bimbingan, dukungan dan nasihat dari berbagai pihak, akhirnya Tugas

Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini dengan segenap

kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ir. Rines, M.T. sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir.

4. Doddy Purwadianto, S.T., M.T., selaku Dosen pembimbing akademik.

5. Raden Benedictus Dwiseno Wihadi, S.T., M.Si., dan Ir. YB Lukiyanto, M.T.,

selaku Kepala Laboratorium Manufaktur.

6. Pudji Edi dan Partini selaku orang tua penulis, karena kebaikan dan kerendahan

hati memberikan semangat pada penulis. Keluarga penulis yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan

Tugas Akhir.

(9)

ix

8. Rekan sekelompok saya, yaitu Leonardo Bayu dan Hermansyah yang telah

membantu dalam perancangan, pembuatan, perbaikkan alat dan pengambilan

data.

9. Teman-teman Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma dan teman-teman

lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas segala

bantuanya.

Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari

sempurna. Segala kritik dan saran yang membangun akan sangat penulis

harapkan demi penyempurnaan dikemudian hari. Akhir kata seperti yang

penulis harapkan semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua.

Yogyakarta, 22 Januri 2013

(10)

x

(11)
(12)
(13)

xiii

(14)

xiv

ISTILAH PENTING

Simbol Keterangan

v Kecepatan angin (m/s)

n Kecepatan putar kincir (rpm)

F Gaya pengimbang (N)

A Luas penampang (m2)

T Torsi (N.m)

ω Kecepatan sudut (rad/sec)

P in Daya yang tersedia (watt)

P out Daya yang dihasilkan (watt)

tsr Tip speed ratio

CP Koefisien daya

r Jarak lengan torsi (m)

d Diameter kincir (m)

(15)

xv

DAFTAR GAM BAR

Gambar 2.2 Kincir Angin Poros Horisontal ………...….…….. 6

Gambar 2.2 Kincir Angin Poros Vertikal ...….….. …….. 8

Gambar 2.3 Grafik HubunganAntara Koefisien Daya (CP) Dengan Tip speed ratio (tsr) dari beberapa jenis kincir angin ……...….….. 11

Gambar 3.8 Poros penyambung dihubungkan ke sistem pengereman ....…... 17

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Data percobaan kincir dengan sudut potong 60° ...….….. 24

Tabel 4.2. Data percobaan kincir dengan sudut potong 75° ………. 25

Tabel 4.3. Data percobaan kincir dengan sudut potong 90° .….…………... 26

Tabel 4.3. Lanjutan tabel 4.3 ...….…….. 27

Tabel 4.4 - Tabel 4.8. Data hasil perhitungan untuk sudut potong 60°

………...….……… 30

Tabel 4.6 – Tabel 4.13. Data hasil perhitungan untuk sudut potong 75°

.….………. 31

Tabel 4.14 – Tabel 4.18. Data hasil perhitungan untuk sudut potong 90°

(17)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Grafik hubungan antara torsi dengan putaran poros kincir untuk

sudut potong 60° ...…………. 36

Grafik 4.2 Grafik hubungan antara daya kincir dengan torsi untuk sudut potong

60° ...……… 37

Grafik 4.3 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tip speed ratio untuk

sudut potong 60° ...……….. 38

Grafik 4.4 Grafik hubungan antara torsi dengan putaran poros kincir untuk

sudut potong 75° ...……… 39

Grafik 4.5 Grafik hubungan antara daya kincir dengan torsi untuk sudut potong

75° ...……….... 39

Grafik 4.6 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tip speed ratio untuk

sudut potong 75° ...…………... 40

Grafik 4.4 Grafik hubungan antara torsi dengan putaran poros kincir untuk

sudut potong 90° ...……….... 41

Grafik 4.5 Grafik hubungan antara daya kincir dengan torsi untuk sudut potong

90° ...……… 41

Grafik 4.6 Grafik hubungan antara koefisien daya dengan tip speed ratio untuk

(18)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Penggunaan energi listrik sangat diperlukan sekali oleh masyarakat.

Masyarakat yang maju atau berkembang umumnya memerlukan listrik dalam

jumlah besar dengan biaya serendah mungkin, maka dari itu banyak orang

melakukan eksperimen dengan mencoba energi alternatif untuk menghasilkan

listrik dengan biaya yang murah dan aman bagi lingkungan. Di indonesia

banyak sekali energi alternatif yang dapat dimanfaatkan seperti energi surya,

energi air, panas bumi, dan energi angin. Dari sekian banyak sumber energi

yang paling mudah dimanfaatkan adalah energi angin karena angin ada

dimana-mana sehingga mudah didapatkan dan biaya yang dibutuhkan tidak

begitu mahal, untuk menghasilkan listrik dengan tenaga angin dibutuhkan

kincir angin yang berguna untuk menangkap angin dan menggerakkan

generator yang kemudian menghasilkan energi listrik.

Ada banyak jenis kincir angin yang dikembangkan. Jenis-jenis kincir

angin diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu kincir angin dengan poros

vertikal dan kincir angin dengan poros horisontal, yang masing-masing jenis

mempunyai berbagai macam bentuk kincir angin.

Disini yang penulis buat adalah kincir angin poros horisontal dengan tiga

(19)

2

variasi sudut potongnya berbeda yang bertujuan untuk mengetahui sudu mana

yang lebih baik digunakan.

1.2.Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Mengetahui koefisien daya ( ) dan tip speed ratio (tsr) yang

dihasilkan kincir angin.

b. Membandingkan daya yang dihasilkan kincir angin untuk tiga variasi

sudut potong kincir dengan bentuk dan ukuran yang sama.

1.3.Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Menjadi sumber informasi mengenai unjuk kerja kincir angin propeler

tiga sudu berbahan PVC dengan variasi sudut potong yang berbeda.

b. Memberi manfaat bagi pengembangan teknologi energi terbarukan di

indonesia, khususnya energi angin.

c. Menjadi sumber refrensi bagi masyarakat di daerah dengan potensi

energi angin yang besar untuk memberdayakan energi tepat guna.

1.4.Perumusan masalah

Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

a. Indonesia adalah negara yang memiliki potensi energi angin yang

(20)

3

b. Diperlukan kincir angin yang mampu mengkonversi energi angin

tersebut dengan maksimal sehingga efisiensi yang diperoleh tinggi.

1.5.Batasan masalah

Batasan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah :

a. Sebagai bahan uji dibuat kincir angin bahan sudunya dari pipa PVC

dengan diameter 6 inchi, dalam bentuk yang sama dengan sudut potong

60, 75, dan 90 derajat.

b. Kincir di uji pada terowongan angin dengan lima variasi posisi kecepatan

(21)

4

BAB 2

Tinjauan pustaka

2.1. Dasar teori

Angin adalah udara bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan adanya

perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Pada daerah yang bertemperatur tinggi,

udara akan memuai dan massa jenis udara akan turun, sehingga tekanan udara di

daerah tersebut akan rendah. Tekanan rendah ini akan diisi oleh udara yang datang

dari tekanan yang lebih tinggi.

Kecepatan angin sangat dipengaruhi oleh beberapa hal : pertama, oleh letak

tempat atau topografi, dimana jika angin menerpa pada topografi berupa gunung,

angin akan cenderung naik dan jika angin menerpa pada topografi berupa dataran,

maka angin akan cenderung lurus-lurus saja. Kedua, saat angin bergerak di atas

daratan dan lautan juga sangat berbeda. Walau bagaimanapun angin yang

bergerak di daratan akan cenderung mengikuti keadaan permukaan daratan,

berbeda jika angin yang berhembus di atas lautan maka ia akan ikut

mempengaruhi bentuk muka air laut, bahkan pergerakan arus di atas laut.

Sehingga ia lebih bebas bergerak di atas lautan daripada di daratan. Ketiga,

adanya pepohonan sangat berpengaruh jika pohon tersebut cukup tinggi, maka

akan menggangu laju angin.

Indonesia memiliki potensi angin yang cukup baik, karena sebagian pulau

(22)

5

angin, tentunya dengan bantuan alat yang kita sebut dengan kincir angin.

Kepulauan yang memiliki potensi tersebut diantaranya kepulauan Sumbawa,

Sumba, Lombok, dan Bali yaitu sebesar 4,5 sampai 5,8 m/s. ( Mulyani, 2008 ).

2.2. Kincir Angin

Kincir angin adalah sebuah alat yang digerakkan oleh tenaga angin sehingga

menghasilkan energi mekanik atau gerak. Kincir angin dulunya banyak ditemukan

di Belanda, Denmark, dan negara-negara eropa lainya yang pada waktu itu banyak

digunakan untuk irigasi, menumbuk hasil pertanian, dan penggilingan gandum.

Istilah yang dipakai untuk menamai kincir pada waktu itu adalah Windmill.

(Sumber : http://wikipedia.org/Kincir_angin, diakses 22 Februari 2012).

Berdasarkan posisi poros kincir angin dibedakan menjadi dua kelompok

utama, yaitu kincir angin poros horizontal dan kincir angin poros vertikal. Dalam

penelitian ini akan dikembangkan mengenai kincir angin poros horizontal.

2.2.1. Kincir Angin Poros Horizontal

Kincir Angi Poros Horizontal atau Horizontal Axis Wind Turbin (HAWT) adalah kincir angin yang memiliki poros utama sejajar dengan tanah dan arah

poros utama sesuai dengan arah angin. Kincir ini terdiri dari sebuah menara dan

kincir yang berada pada puncak menara tersebut. Poros kincir dapat berputar 360⁰

terhadap sumbu vertikal untuk menyesuaikan arah angin.

( Sumber : http://wikipedia.org/Kincir_angin, diakses 22 Februari 2012).

Beberapa jenis kincir angin poros horizontal yang telah banyak dikenal

(23)

6

a. Kincir angin American WindMill.

b. Kincir angin Cretan Sail Windmill.

c. Kincir angin Dutch four arm.

d. Kincir angin Rival calzoni.

a. Kincir angin American WindMill b. Kincir angin Cretan SailWindmill

c. Kincir angin Dutch four arm d. Kincir angin Rival calzoni

(24)

7

Kelebihan kincir angin poros horizontal adalah :

1. Mampu mengkonversi energi angin pada kecepatan tinggi.

2. Banyak digunakan untuk menghasilkan energi listrik dengan skala besar.

3. Material yang digunakan lebih sedikit.

4. Memiliki faktor keamanan yang lebih baik karena posisi sudu yang

berada diatas menara.

5. Kecepatan putar lebih besar dari pada kecepatan angin yang diakibatkan

gaya angkat atau lift force oleh angin.

Adapun kelemahan yang dimiliki oleh kincir angin poros horizontal adalah :

1. Kontruksi yang tinggi dapat menyulitkan dalam pemasangan kincir.

2. Perlu adanya mekanisme tambahan untuk menyesuaikkan denga arah

angin.

3. Biaya pemasangannya mahal.

2.2.2. Kincir Angin Poros Vertikal

Kincir angin poros vertikal adalah salah satu jenis kincir angin yang posisi

porosnya tegak lurus dengan arah angin atau dengan kata lain kincir jenis ini dapat

mengkonversi tenaga angin dari segala arah kecuali arah angin dari atas atau

bawah.Kincir jenis ini menghasilkan torsi yang besar daripada kincir angin poros

horisontal.

Kelebihan kincir angin poros vertikal adalah :

(25)

8

2. Memiliki torsi yang besar pada putaran rendah.

3. Dapat bekerja pada putaran rendah.

4. Tidak memerlukan mekanisme yaw. 5. Biaya pemasangan lebih murah.

Sedangkan kelemahan dari kincir angin poros vertikal adalah sebagai berikut :

1. Karena memiliki torsi awal yang rendah, diperlukan energi untuk mulai

berputar.

2. Bekerja pada putaran rendah, sehingga energi angin yang dihasilkan kecil.

3. Dari konstruksinya berat poros dan sudu yang bertumpu pada bantalan

merupakan beban tambahan.

Beberapa jenis kincir angin poros vertikal yang ada di sekitar kita diantaranya

seperti terlihat pada Gambar 2.2

a. Kincir angin Darrieus b. Kincir angin Savonius

Gambar 2.2 Kincir Angin Poros Vertikal (Sumber :

(26)

9

Dalam tugas akhir yang saya buat ini akan membahan mengenai kincir angin

poros horisontal tiga sudu dengan jenis American Wind Mill.

2.2.3. Kincir Angin American Wind Mill

Kincir angin jenis american wind mill merupakan salah satu dari kincir angin poros horisontal yang biasanya bersudu dua,tiga,empat,atau juga bersudu

banyak.Kincir jenis ini dapat bekerja pada putaran yang tinggi sehingga dapat

menghasilkan daya listrik yang besar.

2.2.4. Faktor yang mempengaruhi kincir angin

1. Energi potensial yang terdapat pada angin dapat memutarkan

sudu-sudu yang terdapat pada kincir angin tersebut.

2. Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda akibat

gerakan benda tersebut, yang dapat dirumuskan :

Energi kinetik = ½ m.V2 ………(1)

m = massa (kg)

V = kecepatan dari benda yang bergerak

3. Daya angin ( ) adalah daya yang dibangkitkan oleh angin pada tiap

luasan sudu, yang dapat dirumuskan :

= ½ .A.V3 ……….( 2)

= massa jeni s udar a ( kg)

(27)

10

V = kecepatan alir an angin ( m/ s)

4. Tip speed r atio (t sr) adalah per bandingan kecepatan pada

ujung-ujung sudu yang ber putar , tsr dapat dir umuskan :

=

. . .

. ………( 3)

r = jari jari lingkaran / penampang sudu kincir.

n = putaran kincir.

5. Daya yang dihasilkan kincir ( ) adalah daya yang dihasilkan kincir

akibat adanya angin yang melintasi sudu kincir. Sehingga daya kincir

yang dihasilkan oleh gerakkan melingkar kincir dapat dirumuskan :

= T . ω ………( 4)

sumbu poros kincir yang berputar, untuk perhitungan torsi dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

T = F . r ………( 5)

F = gaya (N)

(28)

11

7. Kecepatan sudut kincir adalah kecepatan putar kincir dalam satuan

radian per detik. Kecepatan sudut dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

= .

.….……….(6)

8. Power coefficient ( ) adalah bilangan tak berdimensi yang

menunjukkan perbandingan antara daya yang dihasilkan kincir dengan

daya yang dihasilkan oleh angin . Sehingga CP dapat dirumuskan :

=

………...(7)

Cp dari suatu kincir angin juga dapat ditentukan dengan grafik

Hubungan antara Cpdan tsr dari beberapa jenis kincir.

Gambar 2.3 Grafik Hubungan antara Cp dan tsr dari beberapa jenis kincir .

(29)

12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Diagram alir penelitian.

Langkah kerja dalam penelitian ini disajikan dalam diagram alir sebagai

berikut :

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian MULAI

Perancangan kincir angin poros horizontal.

Pembuatan kincir angin poros horizontal berbahan PVC. Variasi sudut potong 60,75, dan 90 derajat dengan bentuk yang sama.

Pengambilan data mencari kecepatan angin, nilai putaran poros kincir dan gaya pengimbang pada kincir angin.

Pengolahan data mencari daya angin, daya kincir, CP, dan tsr,kemudian membandikan

antara daya kincir, CP, dan tsr pada

masing-masing variasi sudut potong kincir angin.

Analisis serta pembahasan data dan pembuatan laporan.

(30)

13

3.2. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah kincir angin poros horizontal tiga sudu

berdiameter enam inchi dengan variasi sudut potong (60,75,dan 90 derajat),

dengan bentuk yang sama.

3.3. Waktu dan tempat penelitian

Proses pembuatan kincir, pengambilan data, dan penelitian dimulai pada

semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 di Laboratorium Konversi Energi Jurusan

Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3.4. Alat dan bahan

Model kincir angin dengan bahan bahan pipa PVC ukuran 6 inchi (15cm)

dapat dilihat pada Gambar 3.2

(31)

14

Kincir angin tersebut memiliki beberapa bagian penting yaitu :

1. Sudu Kincir

Sudu kincir berfungsi untuk menangkap angin yang datang, terbuat dari

pipa PVC ukuran 6 inchi dengan tebal 3 mm. Banyak sudu yang dipakai

tiga buah. Ada tiga macam variasi sudut potong yaitu sudut potong 60, 75,

dan 90 derajat, Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.3.

(32)

15

2. Piringan kincir

Piringan berfungsi sebagai dudukan sudu. Piringan terbuat dari plastik

dengan ukuran diameter 30 cm. Sudu ditempelkan pada piringan kincir

kemudian dibaut, seperti pada Gambar 3.4 dan Gambar 3.5

Gambar 3.4 Piringan kincir

(33)

16

3. Poros penopang kincir untuk menopang piringan kincir agar dapat berputar

Gambar 3.6 Poros penopang kincir

4. Poros penyangga berfungsi sebagai penyangga mekanisme kincir

keseluruhan.

5. Poros pada ujung kincir dan poros pada sistem pengereman dihubungkan

dengan menggunakan poros penyambung, kemudian sistem pengereman

diberi beban berupa karet untuk mengetahui besarnya torsi dan putaran

kincir angin. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.7 dan Gambar

(34)

17

Gambar 3.7. Poros penyambung dihubungkan ke poros ujung kincir

Gambar 3.8. Poros penyambung dihubungkan ke sistem pengereman

Dalam pengambilan data digunakan beberapa peralatan penunjang,

diantaranya :

1. Terowongan Angin

Terowongan angin atau wind tunnel adalah sebuah lorong

berukuran 1,2 m × 1,2 m × 2,4 m yang berfungsi sebagai tempat dimana

(35)

18

pengujian kincir angin, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.9. Di dalam

lorong udara tekanannya dibuat lebih rendah dari tekanan lingkungan

sekitar, tujuannya agar udara bergerak dengan kecepatan tertentu.

Kecepatan angin dapat diatur dengan cara mengatur jarak antara wind

tunnel dan blower sesuai keinginan.

Gambar 3.9 Terowongan Angin atau Wind Tunel

2. Blower

Blower adalah alat yang digunakan untuk menurunkan tekanan di dalam

terowongan angin sehingga angin dapat berhembus dengan kecepatan

tertentu. Blower digerakkan oleh motor listrik berdaya 5,5 kW, dapat dilihat

(36)

19

Gambar 3.10. Blower

3. Takometer

Takometer (tachometer) adalah alat yang digunakan untuk mengukur putaran poros kincir angin sebagai data yang dibutuhkan. Jenis tachometer

yang digunakan adalah digital light takometer, prinsip kerjanya berdasarkan

pantulan yang diterima sensor dari reflektor, reflektor ini berupa benda warna

yang dapat memantulkan cahaya dan dipasang pada poros.Takometer

ditunjukkan pada Gambar 3.11.

(37)

20

4. Anemometer

Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan

angin sesuai dengan data yang dibutuhkan. Anemometer diletakkan didepan

terowongan angin, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.12.

Gambar 3.12 Anemometer

5. Neraca Pegas

Neraca pegas digunakan untuk mengukur gaya pengimbang torsi kincir

angin saat kincir berputar. Neraca pegas dihubungkan pada kopling dengan

jarak yang telah ditentukan. Neraca pegas ditunjukkan pada Gambar 3.13.

(38)

21

3. Variasi kecepatan angin dilakukan dengan 5 posisi variasi kecepatan angin

yang dilakukan di dalam terowongan angin.

3.6. Parameter yang diukur :

Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah :

1. Kecepatan angin, (m/s)

2. Gaya pengimbang, (N)

3. Putaran kincir, (rpm)

3.7. Langkah percobaan

Pengambilan data kecepatan angin, beban, dan kecepatan putar kincir

dilakukan secara bersama-sama. Hal pertama yang dilakukan adalah

memasang kincir angin pada terowongan angin. Selanjutnya untuk

pengambilan data memerlukan proses sebagai berikut :

1. Memasang neraca pegas yang dihubungkan ke sistem pengereman.

(39)

22

Gambar 3.14 Pemasangan neraca

pegas pada sistem pengereman

2. Menempatkkan anemometer dan takometer pada tempatnya.

3. Setelah semua siap blower siap untuk dihidupkan

4. Pengaturan kecepatan angin dilakukan dengan cara menggeser blower

dengan troli pada angka kecepatan angin yang diinginkan.

5. Setelah mendapatkan kecepatan angin yang konstan kemudian dimulai

mengukur kecepatan putaran, kecepatan angin, dan besarnya torsi.

6. Langkah tersebut diulangi sampai kondisi kincir berhenti, dengan lima

variasi kecepatan angin.

3.8. Langkah pengolahan data.

Dari data yang telah didapat, maka data tersebut dapat diolah dengan

(40)

23

1. Setelah diketahui kecepatan angin (V) dan luasan kincir (A), maka dapat dicari daya angin (Pin).

2. Dari pembebanan di dapat gaya pengimbang (F) yang dapat digunakan untuk mencari torsi (T).

3. Data putaran poros kincir (n) dan torsi (T) dapat digunakan untuk mencari daya kincir (Pout).

4. Dengan membandingkan kecepatan keliling diujung sudu dan

kecepatan angin, maka tip speed ratiodapat dicari.

5. Dari data daya kincir (Pout) dan daya angin (Pin) maka koefisien daya

(41)

24

BAB IV

PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data hasil percobaan.

Data hasil percobaan kincir angin untuk masin-masing variasi sudut potong dapat

(42)
(43)
(44)

27

Data dari hasil percobaan kincir tiga sudu dengan jarak pembebanan dari

sistem pengereman ke sumbu poros kincir adalah 0,1 m dan luas penampang

(45)

28

variasi sudut potong kincir yang berbeda. Percobaan dilakukan sampai kincir

berhenti berputar pada setiap variasi kecepatan angin.

4.2. Pengolahan data dan perhitungan.

1. Besarnya daya angin (Pin) yang diterima kincir dengan luas penampang 0,5 m

dengan kecepatan angin 6,95 m/s. Maka daya angin dapat dicari dengan

Persamaan 2 :

= ½ .A.V3

= 1,17 . 0,5 m . (6,95m/s)3

= 97,98 watt

Jadi daya yang tersedia pada angin adalah 97,98 watt

2. Besarnya daya kincir (Pout) dapat dicari dengan persamaan 4 dengan terlebih

dahulu mencari kecepatan sudut dan torsi, yang dicari dengan Persamaan 5 dan 6 :

= .

= .579,9

= 60,7 /

Maka kecepatan sudut yang didapatkan adalah 60,7 rad/s

T = F . r

= 6 N . 0,1 m

= 0,6 N.m

Sehingga torsi yang didapatkan adalah 0,6 N.m

Maka daya yang dihasilkan kincir adalah

(46)

29

= 0,6 N.m . 60,7 rad/s

= 36,42 watt

Sehingga daya yang dihasilkan oleh kincir adalah 36,42 watt.

3. Besarnya tsr (tip speed ratio) dapat dicari dengan Persamaan 3, jadi besarnya

Sehingga tsr yang didapatkan 3,5

4. Besarnya Koefisien daya (Cp) dapat dicari dengan Persamaan 7, jadi besarnya

Cp adalah :

Dari percobaan yang telah dilakukan dengan memvariasikan sudut potong

(47)

30

4.3.1. Data perhitungan kincir angin dengan variasi sudut pemotongan 60°.

Data perhitungan kincir angin dengan sudut pemotongan 60° dapat dilihat

pada tabel 4.4 sampai dengan tabel 4.8.

Tabel 4.4. Data perhitungan pada posisi pertama dengan kecepatan angin 7,19 m/s.

No V n F jarak ρ A r Torsi ω Pout Pin Cp t sr

Tabel 4.5. Data perhitungan pada posisi kedua dengan kecepatan angin 6,76 m/s.

No V n F jarak ρ A r Torsi ω Pout Pin Cp t sr

Tabel 4.6. Data perhitungan pada posisi ketiga dengan kecepatan angin 6,33 m/s.

No V n F jarak ρ A r Torsi ω Pout Pin Cp t sr

m / s rpm N m m m N.m rad/ s w at t w at t

1 6,41 758,70 0 0,1 1,17 0,5 0,4 0 79,41 0 77,04 0 4,96

2 6,45 723,33 0,3 0,1 1,17 0,5 0,4 0,03 75,71 2,27 78,31 0,02 4,70

3 6,14 607,10 0,8 0,1 1,17 0,5 0,4 0,08 63,54 5,08 67,71 0,07 4,14

(48)

31 Tabel 4.8. Data perhitungan pada posisi kelima dengan kecepatan angin 5,66 m/s.

No V n F jarak ρ A r Torsi ω Pout Pin Cp t sr

m / s rpm N m m m N.m rad/ s w at t w at t

1 6,23 646,43 0 0,1 1,17 0,5 0,4 0 67,66 0 70,73 0 4,34

2 5,30 525,57 0,6 0,1 1,17 0,5 0,4 0,06 55,01 3,3 43,55 0,07 4,15

3 5,44 428,53 0,75 0,1 1,17 0,5 0,4 0,08 44,85 3,36 46,96 0,07 3,3

4.3.2. Data perhitungan untuk kincir variasi sudut pemotongan 75°.

Data perhitungan kincir angin dengan sudut pemotongan 75° dapat dilihat pada

tabel 4.9 sampai dengan tabel 4.13.

Tabel 4.9. Data perhitungan pada posisi pertama dengan kecepatan angin 7,01 m/s.

No V n F jarak ρ A r Torsi ω Pout Pin Cp t sr

(49)

32

Tabel 4.11. Data perhitungan pada posisi ketiga dengan kecepatan angin 6,11 m/s.

No V n F jarak ρ A r Torsi ω Pout pin Cp t sr

Tabel 4.12. Data perhitungan pada posisi keempat dengan kecepatan angin 5.87 m/s

(50)

33

Tabel 4.13. Data perhitungan pada posisi kelima dengan kecepatan angin 5,52 m/s

No V N F jarak ρ A R Torsi ω Pout Pin Cp t sr

4.3.3. Data perhitungan untuk variasi kincir dengan sudut pemotongan 90°.

Data perhitungan kincir angin dengan sudut pemotongan 90°, dapat dilihat pada

tabel 4.14 sampai dengan tabel 4.18.

Tabel 4.14. Data perhitungan posisi pertama dengan kecepatan angin 6,9 m/s

(51)

34

Tabel 4.15. Data perhitungan posisi kedua dengan kecepatan angin 6,48 m/s

No V n F jarak ρ A R Torsi ω Pout Pin Cp t sr

Tabel 4.16. Data perhitungan posisi ketiga dengan kecepatan angin 6,15 m/s

(52)

35

Tabel 4.17. Data perhitungan posisi keempat dengan kecepatan angin 5,97 m/s

No V n F jarak ρ A R Torsi ω Pout Pin Cp t sr

(53)

36

Dari data perhitungan yang diperoleh, kemudian diolah kembali dalam

bentuk grafik untuk mengetahui hubungan antara putaran dan torsi, daya kincir

dan torsi, serta grafik hubungan antara koefisien daya (CP) dan tip speed ratio

(tsr).

4.4.1. Grafik untuk variasi pemotongan sudut kincir 60°

1. Grafik hubungan antara putaran poros kincir dan beban torsi.

Grafik 4.1 Grafik hubungan antara putaran poros kincir dan beban torsi

(54)

37

Grafik 4.1. menunjukkan kecepatan maksimal 863,63 rpm dengan torsi 0 N.m

pada posisi kecepatan angin 1 tanpa pembebanan. Pada posisi kecepatan angin 2

dan 3 kecepatan putaran dan torsi mulai berubah tetapi nilai perubahannya tidak

begitu jauh dengan posisi kecepatan angin 1. Pada posisi kecepatan angin 4 dan 5,

terjadi perubahan yang agak besar.Ini terjadi karena pada posisi kecepatan angin 4

dan 5 kecepatan angin menurun dan beban pengereman semakin besar hal ini

yang menyebabkan putaran menjadi rendah tetapi torsi yang dihasilkan cukup

tinggi.

2. Grafik hubungan antara daya kincir (Pout) dan beban torsi.

Grafik 4.2. Grafik hubungan antara daya kincir dan beban torsi

Grafik 4.2. menunjukkan pada posisi kecepatan angin 1 yaitu 7,19 m/s, daya

kincir maksimal 8,7 watt dan torsi maksimal 0,14 N.m. Pada posisi kecepatan

angin 2 hasil tidak beda jauh dengan posisi kecepatan angin 1, karena kecepatan

angin sekitar 6-7 m/s. Pada posisi kecepatan angin 3,4, dan 5 terjadi penurunan,

karena kincir berhenti pada dua pembebanan.Ini disebabkan karena kecepatan

(55)

38

variasi sudut pemotongan 60°, luas penampangnya kecil sehingga kurang baik

jika digunakan untuk kecepatan angin rendah.

3. Grafik hubungan antara koefisien daya (CP) dengan tip speed ratio (tsr).

Grafik 4.3 .Grafik hubungan antara CP dan tsr

Grafik 4.3. menunjukkan perbandingan antara CP dan tsr menunjukkan

nilai maksimal CP 0,075 pada tsr 4,1 pada posisi kecepatan angin 5. Jika CP

yang diperoleh tinggi maka tsr yang diperoleh rendah, begitupun sebaliknya

jika CP yang diperoleh rendah maka tsr yang diperoleh tinggi.

3.4.2. Grafik untuk variasi pemotongan sudut kincir 75°.

1. Grafik hubungan antara putaran poros kincir dan beban torsi

(56)

39

Grafik 4.4. Grafik hubungan antara putaran poros kincir dan beban torsi

Grafik 4.4. menunjukkan putaran maksimal 1170,67 rpm dengan torsi 0

N.M pada posisi kecepatan angin 1 tanpa pembebanan.Pada posisi kecepatan

angin 2, 3, 4, dan 5 terjadi penurunan putaran yang disebabkan oleh pembebanan

pada kincir dan kecepatan angin yang semakin menurun. Perbedaan yang terjadi

tidak begitu jauh, kemungkinan sudu kincir dapat menyapu / memaksimalkan

angin yang diterima dengan baik

2. Grafik hubungan antara daya kincir (Pout) dan beban torsi.

Grafik 4.5. Grafik hubungan antara daya kincir (Pout) dan beban torsi

Grafik 4.5 menunjukkan daya maksimal kincir 44,3 watt pada torsi 0,56

N.m pada posisi kecepatan angin 1 yaitu 7,01 m/s. Pada kecepatan angin 2,3,4,

dan 5 terjadi penurunan torsi yang disebabkan oleh turunnya kecepatan angin,

yang mengakibatkan turunnya daya kincir. Dengan kata lain jika torsi tinggi maka

0

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60

(57)

40

daya kincir akan tinggi begitu pula sebaliknya, jika torsi rendah maka daya kincir

juga akan turun.

3. Grafik hubungan koefisien daya (CP) dan tip speed ratio (tsr)

Grafik 4.6.Grafik hubungan antara CP dan tsr

Grafik 4.6 menunjukkan CP maksimal 0,37 pada tsr 4,19. Besarnya CP dan tsr

dipengaruhi oleh unjuk kerja kincir angin. Jika CP yang diperoleh tinggi maka tsr

yang diperoleh rendah, begitupun sebaliknya jika unjuk kerja kincir angin rendah

maka CP yang diperoleh rendah maka tsr yang diperoleh tinggi.

3.4.3. Grafik untuk variasi pemotongan sudut kincir 90°.

1. Grafik hubungan antara putaran poros kincir dan beban torsi

(58)

41

Grafik 4.7. Grafik hubungan antara Putaran poros kincir dan beban torsi

Grafik 4.7. menunjukkan putaran maksimal 858 rpm dengan torsi 0 N.m pada

posisi kecepatan angin 1 tanpa pembebanan. Pada posisi kecepatan angin 2,3,4,

dan 5 terjadi penurunan putaran dan peningkatan torsi.Ini disebabkan karena

beban pengereman yang semakin besar pada kecepatan angin yang semakin

rendah. Semakin rendah kecepatan angin maka akan menurunkan putaran kincir

sehingga torsi yang dihasilkan semakin besar.

2. Grafik hubungan antara daya kincir (Pout) dan torsi

(59)

42

Grafik 4.8. menunjukkan daya kincir maksimal 36,4 watt dengan torsi 0,6

pada posisi kecepatan angin 1 yaitu 6,9 m/s. Pada posisi kecepatan angin

2,3,terjadi penurunan torsi yang mengakibatkan turunnya daya kincir, tetapi

penurunannya tidak jauh berbeda dengan posisi kecepatan angin 1. Pada posisi

kecepatan angin 4 dan 5 terjadi penurunan torsi karena turunnya kecepatan angin

yang menyebabkan turunnya daya kincir.

3. Grafik hubungan koefisien daya (CP) dan tip speed ratio (tsr)

Grafik 4.6. Grafik hubungan antara CP dan tsr

Grafik 4.6 menunjukkan CP maksimal 0,30 pada tsr 3,2. Besarnya CP dan

tsr sama-sama dipengaruhi oleh unjuk kerja kincir angin. Jika CP yang diperoleh

tinggi maka tsr yang diperoleh rendah, begitupun sebaliknya jika CP yang

dihasilkan rendah maka tsr yang diperoleh tinggi.

(60)

43

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari pengujian kincir angin dari bahan PVC ukuran 6 inchi dengan tiga

variasi pemotongan sudut telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Telah berhasil dibuat kincir angin dari bahan PVC ukuran 6 inchi dengan

tiga variasi pemotongan sudut (60°,75°,90°) dalam bentuk yang sama.

2. Kincir angin dengan sudut potong 60° menghasilkan daya kincir 8,7 watt

pada kecepatan angin 7,19 m/s dan koefisien daya (CP) 0,075 pada (tsr)

4,1. Kincir dengan sudut potong 75° menghasilkan daya kincir 44,3 watt

pada kecepatan angin 7,01 m/s dan koefisien daya (CP) 0,37 pada (tsr)

4,19. Kincir dengan sudut potong 90° menghasilkan daya kincir 36,4 watt

pada kecepatan angin 6,9 m/s dan koefisien daya (CP) 0,30 pada (tsr) 3,2.

3. Besar kecilnya sudut potong mempengaruhi unjuk kerja kincir angin. Pada

kincir angin dengan sudut potong 75° daya kincir (Pout), koefisien daya

(CP) dan tip speed ratio (tsr) yang diperoleh lebih besar dibandingkan

(61)

44

5.2. Saran

Setelah dilakukan penelitian ternyata terdapat kelebihan dan kekurangan yang

perlu diperhatikan, untuk itu perlu adanya saran untuk pengembangan lebih

lanjut tentang kincir angin antara lain :

1. Untuk lebih meningkatkan unjuk kerja kincir angin perlu dilakukan

percobaan lebih lanjut tentang variasi sudut potong dengan mencoba

memvariasikan sudut potong antara 60° sampai dengan 90°, hingga

menemukan sudut potong yang dapat menghasilkan daya kincir (Pout),

(62)

45

DAFTAR PUSTAKA

Andika, N.M, Triharyanto, T.Y., Prasetya, O.R. 2008. Kincir Angin Sumbu

Horisontal Bersudu Banyak. Yogyakarta.

Daryanto. Y. 2007. Kajian Potensi Angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu.

BALAI PPTAGG-UPT-LAGG. Diakses : Tanggal 5 Agustus 2007.

Johnson, G.L. 2006. Wind Energy System. Manhattan. Diakses : Tanggal 12 Agustus 2012.

Johnson, G.L. 1997. The Search for A New Energy Source. Manhattan. Diakses : Tanggal 12 Agustus 2012.

Mulyani, 2008. Kajian Potensi Angin Indonesia. Central Library Institute

Technology Bandung. Diakses : Tanggal 28 Agustus 2012.

Sastrowijoyo, F. 2008. Permasalahan Yang Sering Terjadi Pada Sistem Wind

Turbine di Indonesia. Alamat web: http://konversi.wordpress.com.

Diakses : Tanggal 28 Agustus 2012.

Sutrisna, F. K. 2011. Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Alamat web

: http://indone5ia.wordpress.com. Diakses : Tanggal 28 Agustus 2012.

www. wikipedia.org/wiki/Kincir angin. : Diakses tanggal 22 Februari 2012

(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)

Gambar

Tabel 4.1. Data percobaan kincir dengan sudut potong 60°     ..............….…..   24
Grafik  4.1      Grafik hubungan antara torsi dengan putaran poros kincir untuk
Gambar 2.1 Kincir Angin Poros Horizontal (Sumber : www.fineartamerica.com,
Gambar 2.2  Kincir Angin Poros Vertikal (Sumber :
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi

langswtg memutuskandaerahmana yang menjadi tujuan wisatanya. Berangkat dari paparan di atas, maka sistem pengembangan kepariwisataan yang berbasis E-Tourism terdiri dari

Manfaat praktis penelitian pengaruh jus gel lidah buaya (Aloe vera L.) dalam menjaga kadar glukosa darah ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengobatan komplementer alternatif

MIPA (SAINS) mendasari berbagai kom petensi bidang yang lain, sehingga ada” kewajiban” bagi orang yang bergelut di bidang MIPA untuk melayani pembelajaran MIPA dengan baik.. MIPA

ATW : 1) sinkronisasi kurikulum sekolah dengan kebutuhan dunia usaha/ industri. Dalam hal ini wakil kepala sekolah urusan humas mengundang perwakilan dari

Berdasarkan realisasi penerimaan pajak hotel dikota padang pada tiga tahun terakhir yang selalu melebihi target dan merupakan potensi yang cukup besar dalam meningkatkan

Thesis Is Submitted as Partial of The Requirement For an Bachelor Degree In Management Depatment – Faculty Of Economics. Writer :