• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN EFEKTIFITAS PENAMBAHAN KATALIS DIBUTYLTIN DILAURATE (DBTDL) PADA APLIKASI CAT ACRYLIC BERBASIS SOLVENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENELITIAN EFEKTIFITAS PENAMBAHAN KATALIS DIBUTYLTIN DILAURATE (DBTDL) PADA APLIKASI CAT ACRYLIC BERBASIS SOLVENT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

8

PENELITIAN EFEKTIFITAS PENAMBAHAN KATALIS

DIBUTYLTIN DILAURATE (DBTDL) PADA APLIKASI CAT

ACRYLIC

BERBASIS SOLVENT

Oleh:

Ir. Parulian Leonard Marpaung, MM

Deni Martinus

Abstrak

Cat adalah sesuatu yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dimana pun kita berada kita pasti menemukan cat yang sudah melekat pada benda di sekitar kita. Cat merupakan suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective) bahan tersebut. Jenis cat pun beraneka ragam sesuai tujuan aplikasinya dan komponen cat itu sendiri. Cat acrylic adalah salah satu jenis cat yang banyak digunakan di bidang otomotif. Cat acrylic menghasilkan suatu lapisan film yang khas yaitu dengan penampilan yang lebih gloss yang banyak disukai oleh kebanyakan orang. Lapisan film cat terbentuk karena terjadi teaksi antara polyol dan isocyanate membentuk polyurethane. Agar reaksi berlangsung lebih cepat maka penambahan suatu katalis diperlukan, misalnya Dibutyltin Dilaurate (DBTDL) yaitu

salah satu jenis katalis

organologam yang banyak digunakan sebagai katalis untuk isosianat/reaksi

hidroksil

. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi penambahan katalis DBTDL yang tepat atau efektif pada aplikasi cat acrylic berbasis solvent untuk mendapakan hasil yang optimum baik dari segi waktu pengeringan cat maupun segi kualitas lapisan film melalui pengujian gloss (daya kilap) dan hardness(kekerasan).

Kata Kunci: Katalis, Polyol, Isocyanate, Polyurethane, Gloss, Hardness

1.

PENDAHULUAN

Industri cat adalah salah satu

industri tertua di dunia. Sekitar

20.000 tahun lalu, manusia yang

hidup di gua-gua menggunakan cat

untuk kegiatan komunikasi, dekorasi

dan proteksi. Mereka menggunakan

metrial-material yang tersedia di

alam seperti arang (karbon), darah,

susu, dan sadapan dari

(2)

tanaman-tanaman yang memiliki warna yang

menarik. Yang mengejutkan, cat-cat

ini mempunyai keawetan yang baik,

seperti

yang

ditunjukkan

pada

lukisan gua di Altamira Spanyol,

Lascaux Spanyol, cat batu orang

Aborigin di Arnhem Land Australia,

dan

lukisan-lukisan

prasejarah

lainnya yang ditemukan. Salah satu

cara meningkatkan nilai tambah

suatu bahan adalah dengan melapisi

permukaan bahan tersebut dengan

bahan lain yang lebih lebih tinggi

nilainya.

Pengetahuan

tentang

pelapisan permukaan bahan, secara

umum

dikenal

sebagai

surface

coating

knowledge

.

Bagian

ini

meliputi:

metal

coating

(

electro

coating,

galvanizing

)

,

plastic

coating, paper coating, powder

coating

dan tentang cat itu sendiri.

Jadi cat merupakan bagian kecil dari

sebuah ilmu yang jauh lebih besar,

yaitu ilmu tentang

surface coating

.

Cat adalah istilah umum yang

digunakan untuk keluarga produk

yang digunakan untuk melindungi

dan memberikan warna pada suatu

objek

atau

permukaan

dengan

melapisinya

dengan

lapisan

berpigmen. Cat dapat digunakan

pada hampir semua jenis objek,

antara lain untuk menghasilkan karya

seni (oleh pelukis untuk membuat

lukisan), salutan industri (industrial

coating), bantuan pengemudi (marka

jalan),

atau

pengawet

(untuk

mencegah korosi atau kerusakan oleh

air). Cat berisi bahan kandungan cat

dan

bahan

pewarna

berupa

campuran zat kimia padat dengan

medium cair, digunakan sebagai

lapisan

proteksi

atau

dekorasi

permukaan; akan mengering dengan

oksidasi, polimerisasi dan evaporasi.

Penambahan suatu katalis dalam

campuran cat akan mempercepat

waktu proses pengeringan cat yang

telah

diapikasi

pada

suatu

permukaan

substrat,

tanpa

memberikan perbedaan hasil yang

signifikan pada aplikasi cat tersebut.

Sehingga penambahan suatu katalis

menjadi hal yang juga dibutuhkan

dalam pengaplikasian cat agar lebih

efektif efisien terutama masalah

waktu. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui

seberapa

besar

efektifitas penambahan katalis yaitu

Dibutyltin Dilaurate (DBTDL) pada

aplikasi cat

acrylic

berbasis solvent

melalui pengukuran dengan variable

(3)

konsentrasi penambahan DBTDL

dan

waktu

pengeringan

cat

menggunakan

oven

(

stoving

).

Pengujian terhadap hasil aplikasi

juga dilakukan untuk mengetahui

efek penambahan katalis DBTL

terhadap kualitas lapisan film yang

terbentuk yaitu dengan uji

gloss

(daya kilap) dan

hardness

(nilai

kekerasan).

2.

LANDASAN TEORI

2.1 Cat Acrylic

Cat terdiri atas tiga komponen penting, yaitu:

a. Wahana (vehicle), terdiri dari pelarut (solvent) dan resin cat, yaitu zat cair yang menjadikan cat memiliki fluiditas dan bila

mengering atau menguap

meninggalkan selaput kering yang padat (dry film).

b. Pigmen yang tersuspensikan

dalam wahana. Pigmen

mengendalikan laju korosi atau laju difusi reaktan-reaktan pada selaput kering (dry film).

c. Aditif/katalis yang mempercepat

proses pengeringan atau

memungkinkan lapisan cat

kering lebih tahan terhadap lingkungan kerjanya.

Kemudian wahana akan menjadi kering melalui salah satu proses berikut :

 Penguapan solvent dalam

wahana.

 Perubahan kimia, terutama

oksidasi terhadap unsur cair dalam wahana. Cat mengering mulai dari permukaannya dan dioleskan atau disemprotkan selapis demi selapis hingga

mencapai ketebalan yang

dikehendaki.

 Polimerisasi, yaitu reaksi kimia

antara wahana dan agen

pengering (hardener) yang dicampurkan ke dalam cat tepat

sebelum digunakan yaitu

terjadinya reaksi antara

isocyanate dengan alkohol membentuk polyurethane.

Cat acrylic adalah cat dengan bahan dasar (resin) emulsi polymer acrylic yang memiliki sifat cepat kering. Cat acrylic umumnya ada yang berbasis air dan ada pula yang berbasis solvent. Penelitian ini menggunakan cat acrylic

berbasis solvent yaitu bahan cair yang mudah menguap. Cat berbasis solvent

(4)

saat aplikasi dan efisiensi waktu lebih baik dibandingkan cat berbasis air.

Struktur Kimia Resin Acrylic

2.2 Katalis Dibutyltin Dilaurate

(DBTDL)

Katalis adalah zat yang

meningkatkan laju reaksi tanpa zat itu sendiri diubah oleh reaksi. Katalis bekerja dengan mengubah mekanisme reaksi kimia dan tidak diubah oleh reaksi ataupun tidak digunakan selama reaksi.

Dalam pengecatan, katalis harus dapat mempercepat proses pengeringan cat bahkan pada konsentrasi rendah (ppm) dan stabil dengan aditif, pigmen dan kotoran yang mempengaruhi reaksi katalitik.

Beberapa alasan katalis sering digunakan dalam aplikasi cat, antara lain :

1. Untuk meningkatkan reaktivitas

kimia antara pengikat

dan isocyanate.

2. Untuk mengurangi waktu

pengeringan pada suhu kamar.

3. Untuk mengurangi waktu

stoving dan suhu stoving.

4. Untuk mengurangi suhu

isocyanate yang bereaksi.

5. Untuk meningkatkan sifat

mekanik dan kimia.

Katalis yang digunakan pada

penelitian ini adalah Dibutyltin

Dilaurate (DBTDL). DBTDL adalah salah satu jenis katalis organologam yang banyak digunakan sebagai katalis untuk isocyanate/reaksi hidroksil. Kelebihan katalis ini memiliki efek yang

sangat kuat pada pembentukan

polyurethane, tetapi memiliki efek lemah pada reaksi antara isocyanate dan air.

Struktur Kimia DBTDL

2.3 Reaksi

Terbentuknya

Polyurethane

Polyurethane adalah hasil reaksi antara polyisocyanate dengan alkohol atau gugus lainnya yang mempunyai atom hidrogen yang labil atau reaktif misal karboksilat (-COOH) atau air (HOH). Dalam campuran cat, resin dalam cat mengandung gugus alkohol

(5)

8

(polyol) dan agen pengering (hardener) mengandung polyisocyanate sedangkan

thinner hanya sebagai pengencer saja untuk mempermudah pengaplikasian cat. Reaksi yag terjadi pada campuran cat adalah sebagai berikut.

Namun sangat dihindari dalam pengecatan khususnya cat berbasis solvent yaitu reaksi isocyanate dengan air karena akan merusak pembentukan polyurethane. Reaksi antara isocyanate dengan air adalah sebagai berikut.

Dampak nyata akibat adanya air, antara lain

1. Terjadi kenaikan tekanan dan apabila disimpan dalam kaleng yang tertutup kaleng tersebut jadi menggembung.

2. Naiknya viscositas (kekentalan). 3. Penurunan kadar isocyanate. 4. Terbentuk endapan putih.

3.

PENELITIAN

DAN

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 selama 1 bulan di

Laboratorium Quality Control PT.

AkzoNobel Car Refinishes Indonesia

yang berlokasi di Jalan Pulo Gadung no.37 Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Timur. Penelitian ini dapat

dikatakan hampir tidak menemukan kendala yang begitu besar karena

Laboratorium QC PT. Akzonobel

memiliki instrumentasi yang cukup

lengkap yang mendukung

(6)

3.1 Tahapan Penelitian

3.1.1 Pengenceran

DBTDL

murni

Sebelum melakukan percobaan dan aplikasi cat, terlebih dahulu

dilakukan pengenceran DBTDL murni. Hal ini diperlukan karena seperti yang

diketahui yaitu pemakaian katalis

organologam seperti DBTDL dalam

aplikasi cat sangat sedikit.

Walaupun pemakaiannya hanya dalam ukuran ppm, memiliki dampak besar

dalam reaksi pembentukan

polyurethane.

Proses pengenceran dilakukan sebagai berikut.

1. DBTDL murni dipipet sebanyak 10 ml.

2. Kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 1000 ml.

3. Ditambahkan pelarut organik xylene

lalu ditandabataskan hingga 1000 ml.

4. Kocok labu hingga homogen dan

semua zat DBTDL larut sampai zat DBTDL yang berwarna kuning tidak terlihat lagi.

3.1.2 Tahapan aplikasi cat

Tahapan aplikasi cat yang

dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Dimasukan cat acrylic berbasis

solvent dalam beaker glass

sebanyak 100 ml.

2. Kemudian ditambahkan hardener

50 ml.

3. Ditambahkan thinner sebanyak 15 ml.

4. Campuran lalu diaduk

menggunakan mixer selama 2 menit dengan kecepatan 600 rpm.

5. Kemudian campuran cat

ditambahkan larutan katalis

DBTDL yang telah diencerkan sesuai dengan variabel yang akan diuji yaitu 0% (sebagai standar), 2%,4%,8% dan 10% (dari jumlah volume campuran cat).

6. Campuran lalu diaduk lagi

menggunakan mixer selama 2 menit dengan kecepatan 600 rpm sampai homogen.

7. Campuran cat kemudian

diaplikasikan pada substrat plat ukuran 10 x 15 cm menggunakan

mesin spray. Ukuran jarum

spraygun yang digunakan 1,5 mm, tekanan angin 3,5 bar, jarak

spraygun dengan substrat 10 cm dan jumlah lapisan cat yang akan diaplikasi sebanyak 2 lapis.

8. Kemudian didiamkan dengan waktu

flash off (waktu tunggu) 5 menit. 9. Setelah itu, plat dimasukkan ke

dalam oven yang telah diatur suhunya 60oC.

(7)

10. Selanjutnya plat dikeluarkan dari

oven sesuai variabel waktu

pengeringan yang akan diuji yaitu 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit, dan 60 menit.

11. Pada tiap-tiap variabel waktu

tersebut, panel hasil aplikasi cat

akan dilakukan uji tingkat

kekerasan menggunakan alat

hardness meter dan uji daya kilap menggunakan glossmeter.

Gambar Diagram Percobaan

Dilakukan pengujian hardness dan gloss

Cat acrylic basis solvent 100 ml + hardener 50 ml + thinner 15 ml

Penambahan larutan DBDTL (4%)

Penambahan larutan DBDTL ( 10%)

Flash off 5 menit Pengadukan dengan mixer 600 rpm, 2 menit Dimasukkan ke oven 60oC Pengadukan dengan mixer 600 rpm, 2 menit Penambahan larutan DBDTL (2%) Penambahan larutan DBDTL (8%)

Ukuran jarum spraygun : 1,5 mm Jarak spraygun dan substrat : 10 cm Tekanan angin : 3,5 bar Jumlah lapisan film : 2 lapis

Setelah 20 menit Setelah 30 menit Setelah 45 menit Setelah 60 menit Tanpa penambahan

larutan DBDTL (0%)

Setelah 10 menit

Diaplikasikan ke plat ukran 10 x 15 cm dengan mesin spray

(8)

3.1.3 Pengujian

hardness

dan

gloss

Pengujian

hardness

dan

gloss

dilakukan

setelah

stoving

(pengeringan) menggunakan oven

pada suhu 60

o

C. Pengujian ini

dilakukan untuk menguji kualitas

lapisan

film

hasil aplikasi cat.

A.

Uji

hardness

(tingkat

kekerasan) berdasarkan ASTM -

D4366

Prinsip :

Reaksi sempurna pada cat yaitu

ditandai terbentuknya lapisan film

yang keras pada permukaannya.

Tingkat kekerasan (

hardness

) itu

dapat diuji dengan alat

hardness

meter. Semakin tinggi nilai

hardness

semakin tinggi tingkat kekerasan

lapisan film cat.

Alat :

Pendulum Hardness Tester

B.

Uji

gloss

(daya

kilap)

berdasarkan ISO 2813

Prinsip :

Salah satu sifat visual yang utama

dari

film

cat adalah

gloss

(daya

kilap).

Tingkat

gloss

memiliki

pengaruh besar pada kesan pertama

dari pengamat tentang cat. Dengan

metode ini

gloss

pada lapisan

film

cat

yang telah teraplikasi dapat diukur

pada sudut 20°. Semakin tinggi nilai

gloss

semakin baik pula daya

kilapnya.

Alat :

(9)

3.2

Hasil Penelitian

Tabel Hasil Penelitian

Kondisi ruang pada saat pengukuran Keterangan: GU = Gloss Unit

Suhu (T) : 23oC

Kelembapan (Rh) : 73%

Jika hasil pengukuran di atas diplotkan ke dalam bentuk grafik maka dapat digambarkan sebagai berikut.

C DBTDL

DBTDL

0 %

(STD)

DBTDL

2 %

DBTDL

4 %

DBTDL

8 %

DBTDL

10 %

10

Hardness (sec)

13

16

18

21

24

Gloss (GU)

86.9

86.9

86.8

86.0

85.5

20

Hardness (sec)

17

21

24

29

30

Gloss (GU)

86.7

85.5

85.4

83.9

80.7

30

Hardness (sec)

22

26

30

30

31

Gloss (GU)

86.2

85.4

85.1

83.8

80.6

45

Hardness (sec)

25

29

30

30

31

Gloss (GU)

85.8

84.5

84.3

83.7

80.3

60

Hardness (sec)

29

30

30

31

31

Gloss (GU)

85.3

84.4

84.3

83.4

80.3

t OVEN

(menit)

(menit

)

Uji

(10)

Hubungan Antara Konsentrasi Penambahan DBTDL dan Lama Pengeringan di Oven (Stoving) Terhadap Nilai Hardness

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai hardness tertinggi dan stabil yang dicapai sebesar 30 dan 31. Nilai tersebut didapatkan paling cepat pada lama

pengeringan 20 menit dengan

konsentrasi DBTDL 10%. Kemudian dilanjutkan pada lama pengeringan 30 menit dengan konsentrasi DBTDL 4% dan 8%. Maka dari sini terdapat 3 (tiga)

variabel konsenterasi penambahan

DBTL yaitu 4%, 8% dan 10% yang

sangat efektif mengurangi waktu

pengeringan dari waktu pengeringan standar (tanpa penambahan DBTDL). Selanjutnya ketiga variabel ini akan

dilihat nilai glossnya untuk

dibandingkan. 0 10 20 30 40 10 20 30 45 60 0% (STD) 2% 4% 8% 10%

Lama Pengeringan di Oven (menit)

Konsentrasi DBTDL N il ai H ar dnes s ( S ec )

(11)

Hubungan Antara Konsentrasi Penambahan DBTDL dan Lama Pengeringan di Oven (Stoving) Terhadap Nilai Gloss

Dari grafik di atas dilihat 3 (tiga) varibel yang ingin dibandingkan nilai glossnya yaitu konsentrasi DBTDL 4%, 8%, dan 10%. Kualitas lapisan film

cat yang baik ditunjukkan dengan nilai

gloss yang tinggi. Maka didapatkan nilai gloss tertinggi yang dicapai pada waktu pengeringan 20 dan 30 menit yaitu pada konsentrasi penambahan DBTL 4%.

4.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil penelitian yang didapat, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Nilai hardness dapat dijadikan indikator untuk mengukur tingkat

kesempurnaan reaksi antara

polyol dari resin cat dengan

polyisocyanate dari hardener

membentuk polyurethane. Nilai

hardness menunjukkan nilai kekerasan lapisan film yang terbentuk dari aplikasi cat, semakin tinggi nilai hardness

semakin baik aplikasi cat

tersebut.

2. Nilai gloss menunjukkan nilai dari daya kilap lapisan film yang terbentuk dari aplikasi cat,

semakin tinggi nilai gloss

semakin baik pula kualitas

aplikasi cat tersebut. 75 80 85 90 10 20 30 45 60 0% (STD) 2% 4% 8% 10% Konsentrasi DBTDL

Lama Pengeringan di Oven (menit)

N il ai G lo ss ( G U )

(12)

8

3. Nilai hardness pada lapisan film

cat meningkat seiring dengan bertambahnya konsentrasi DBTL dan lama pengeringan dalam

oven. Namun grafik

menunjukkan kestabilan nilai

hardness tercapai di angka 30 dan 31 yang hanya diperoleh dalam waktu yang cepat (20 dan 30 menit) pada konsentrasi 4%, 8% dan 10%.

4. Sebaliknya nilai gloss pada lapisan film cat menurun seiring

dengan bertambahnya

konsentrasi DBTDL dan lama pengeringan dalam oven. Kondisi stabil nilai gloss terlihat pada konsentrasi 4%, sedangkan untuk

konsentrasi 8% dan 10%

menunjukkan penurunan yang drastis.

5. Dari hasil pengujian kualitas didapatkan nilai optimum untuk

hardness dan gloss yaitu 30 sec dan dan 85.1 GU. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi

penambahan larutan katalis

DBTDL (pengenceran 1:100 dari DBTDL murni) yang optimum

untuk aplikasi cat acrylic

berbasis solvent sebesar 4% dari volume campuran cat dengan lamanya pengeringan di oven suhu 60oC 30 menit.

5.

DAFTAR PUSTAKA

Koleske, Joseph V. 1995. Paint and Coating Testing Manual. New York

Werner J. Blank, Z. A He, Maria E. Picci. 2005. Catalysis of Blocked Isocyanates with Non-Tin Catalysts

Bossert, Carol. 1992. Introduction to Organotin Chemistry and Application. Pennsylvania

AkzoNobel Technical Data Sheet. 2002. Lessonal 2K Topcoat 320. Jakarta

ASTM D4366-95.2003. Standard Test Methods for Hardness of Organic Coatings by Pendulum Damping Tests

ISO 2813. 1994. Determination of specular gloss of non-metallic paint films at 20 degrees, 60 degrees and 85 degrees

Gambar

Gambar Diagram Percobaan
Tabel Hasil Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu peneliti berinisiatif untuk membuat aplikasi sistem pendukung keputusan untuk membantu mahasiswa Teknik Informatika dalam memilih konsentrasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi hidrokoloid dan susu bubuk fullcream terhadap sifat fisik ( hardness , cohesiveness, springiness , dan

Untuk itu, tulisan ini akan menawarkan media baru berupa aplikasi berbasis Android dalam mempelajari kaligrafi dengan lebih efektif dengan cara menghadirkan

Penelitian ini bertujuan untuk membangun aplikasi penghitung kebutuhan energi atlet berbasis android, dengan mengetahui energi atau kalori yang dibutuhkan setiap

Untuk mengetahui kualitas video animasi dan dubing suara yang dihasilkan aplikasi banten Pejati berbasis android, maka pengujian dilakukan dengan memberikan

Perancangan aplikasi promosi songket palembang berbasis android merupakan sebuah perancangan yang dapat digunakan oleh para wisatawan yang berminat untuk mengetahui

Berdasarkan permasalahan di atas yang telah di uraikan maka penulis tertarik untuk membuat suatu aplikasi yang lebih efektif yang berjudul: “APLIKASI PERPUSTAKAAN BERBASIS DESKTOP DI

SKRIPSI IMPLEMENTASI FITUR KOLABORATIF DENGAN AHLI DATA UNTUK PENGELOLAAN DATA BISNIS YANG EFEKTIF DI APLIKASI BUSINESS INTELLIGENCE BERBASIS WEBSITE DAN APLIKASI MOBILE MAGANG