• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman

Hasil pengamatan tinggi tanaman kacang hijau pada umur 2 MST sampai dengan umur 5 MST dan hasil sidik ragamnya, dapat dilihat pada lampiran 6a sampai dengan 6d. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pemberian abu ketel berpengaruh sangat nyata pada tinggi tanaman kacang hijau pada umur 2, 3,4,dan 5 MST.

Tabel 3. Rata –rata tinggi tanaman 2 MST sampai dengan 5 MST Perlakuan tinggi tanaman kacang hijau (cm)

2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

Kontrol 8,25a 11,23a 15,82a 25,59a

15 kg per petak 8, 63b 12,03b 16,08b 26,98ab 20 kg per petak 9,34c 12,87c 18,97c 30,11b 25kg per petak 9, 49c 13,28c 19,77d 34,14c 30 kg per petak 9,96d 14,07d 22,15e 34,81c

BNT 5% KK 0,19 2 0,51 3,701 1,31 6 3,83 12 Ket: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan hasil yang tidak

berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5%

Rata-rata tinggi tanaman kacang hijau pada umur 2 MST sampai dengan 5 MST dan hasil BNT disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 menujukan pada umur 2 sampai dengan 5 MST, pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau yang tertinggi adalah perlakuan pemberian abu ketel 30 kg per petak yang memiliki rataan 9,96; 14,07; 22,15; dan 34,81. Hal ini disebabkan abu ketel menggandung unsur N P K yang dibutuhkan tanaman kacang hijau yang diberi abu ketel, sehingga merangsang pertumbuhan baik ukuran morfologi, fisiologi maupun berat keringnya. Pemberian abu ketel kedalam tanah dapat memperbaiki struktur tanah, menambah kemampuan tanah untuk mengikat air dan menambah unsur hara nitrogen. Menurut Sigit dan Marsono (2001) dalam Evita (2008) menyatakan bahwa nitrogen berperan memacu pertumbuhan secara umum terutama pada fase vegetatif.

(2)

4.2 Jumlah Daun

Hasil pengamatan jumlah daun tanaman kacang hijau pada umur 2 MST sampai dengan umur 5 MST dan sidik ragamnya, dapat dilihat pada lampiran 7a sampai dengan 7d. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pemberian abu ketel berpengaruh sangat nyata pada jumlah daun tanaman kacang hijau pada umur 2 sampi dengan 5 MST.

Tabel 4. Rata – rata jumlah daun 2 MST sampai dengan 5 MST

Perlakuan Jumlah daun tanaman kacang hijau

2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

Kontrol 5, 50a 10, 20a 15, 53a 22, 77a 15 kg per petak 6, 40b 11, 30a 17, 80a 25, 43b 20 kg per petak 6, 90b 12, 90a 19, 83a 29, 70c 25kg per petak 7, 40c 13, 23b 18, 30a 33, 50d 30 kg per petak 8, 00d 14, 50b 23,73b 40, 07e

BNT 5% 0,21 3,76 2,42 2,81

KK 0,92 8,76 12 8,52

Ket: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5%

Rata-rata jumlah daun tanaman kacang hijau pada umur 2 MST sampai dengan 5 MST dan hasil BNT disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukan bahwa pada umur 2 sampai dengan 5 MST, jumlah daun kacang hijau yang tertinggi adalah perlakuan pemberian abu ketel 30 kg per petak yang memiliki rataan 8,00; 14,50; 23,73; dan 40,07. Hal ini disebabkan kandungan hara abu ketel dapat merangsang pertumbuhan daun tanaman kacang hijau. Mapegau (2007) menyatakan bahwa meningkatkan jumlah daun tanaman dipupuk dengan nitrogen dapat terjadi karena nitrogen meningkatkan efeksipitas nitroginase yang difiksasi lebih tinggi. Dengan terpenuhinya nitrogen tanaman maka tanaman dapat melakukan proses fisiologis dengan baik yang akan berdampak pada pertumbuhan organ tanaman seperti akar, batang dan daun tanaman.

(3)

4.3 Jumlah Polong

Hasil pengamatan jumlah polong tanaman kacang hijau dan sidik ragamnya, dapat dilihat pada lampiran 8. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pemberian abu ketel berpengaruh sangat nyata pada jumlah polong tanaman kacang hijau.

Tabel .5 Rataan jumlah polong

Perlakuan jumlah polong kacang hijau

Kontrol 49,50a

15 kg per petak 52,10a

20 kg per petak 60,00b

25kg per petak 62,80b

30 kg per petak 69,70c

BNT 5% 5,63

KK 9

Ket: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5%

Rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau dan hasil BNT disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukan bahwa jumlah polong tanaman kacang hijau yang tertinggi adalah perlakuan pemberian abu ketel 30 kg per petak yang memiliki rataan 69,70. Hal ini disebabkan karna unsur hara dalam abu ketel berperan dalam pembentukan polong tanaman kacang hijau (Vigna radiata L). Unsur hara yang berperan dalam pembentukan polong dan buah adalah N P K . Unsur fospor berpungsi sebagai bahan dasa protein, membantu asimilasi dan respirasi (Marsono dan Sigit, 2001) dalam Evita, (2008). Menurut Lingga, (2007), kalium berperan untuk membantu pembentukan protein dan karbohidrat juga berperan memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur. Menurut Sumamo dalam Evita (2008), jumlah polong ditentukan oleh pembungaan, ketersediaan air, dan unsur hara. Menurut Sugih ( 2011) bahwa fospor berpengaruh terhadap pembentukan polong dan buah. Dengan terpenuhinya ketiga unsur hara tersebut dan didukung kondisi lingkungan yang baik maka hasil fotosintesis akan meningkat, sehingga dapat digunakan pembentukan bunga dan buah fase geratif.

(4)

Hasil pengamatan tanaman berat basah 100 biji (g) pada kacang hijau dan sidik ragamnya, dapat dilihat pada lampiran 9. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pemberian abu ketel berpengaruh nyata pada berat basah 100 biji (g).

Tabel . 6 Rata –rata berat basah 100 Biji (g)

Perlakuan jumlah berat basah 100 biji (g)

Kontrol 6,38a 15 kg per petak 6, 52b 20 kg per petak 6, 54b 25kg per petak 6, 63c 30 kg per petak 6, 77d BNT 5% 0,09 KK 1

Ket: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5%

Rata-rata tanaman berat basah 100 biji (g) kacang hijau dan hasil BNT disajikan pada Tabel 6. Berat basah 100 biji (g) tanaman kacang hijau yang tertinggi adalah perlakuan pemberian abu ketel 30 kg per petak yang memiliki rataan 6,77. Hal ini disebabkan unsur yang terkandung dalam tanah dan abu ketel berperan dengan baik sehingga hasil biji baik. Menurut Rismunnandar (1991) dan adi sarwanto dalam Wisarja (2010) penambahkan unsur fospor mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukaan polong dan buah, mengurangi jumlah polong yang tidak berisi (hampa) meningkatkan hasil biji dan mempercepat masaknya biji serta memperkuat tubuh tanaman. Hal ini di perkuat oleh peryataan hakim, et al. (1989) dalam Ersita (2009), bahwa fospor berfungsi dalam pembentukan bunga, buah dan biji serta memperkuat tubuh tanaman, dapat meningkatkan produksi tanaman ataupun bahan kering serta memperbaiki kualitas hasil. Dalam mendukung fase generatif terutama terbentuknya perkembangan kuncup- kuncup bunga, buah, biji.

(5)

Hasil pengamatan tanaman berat kering 100 biji (g) pada kacang hijau dan sidik ragamnya, dapat dilihat pada lampiran 10. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pemberian abu ketel berpengaruh nyata pada berat kering 100 biji (g).

Tabel 7 . Rata –rata berat kering 100 biji (g)

Perlakuan jumlah berat kering 100 biji (g)

Kontrol 4, 63a

15 kg per petak 4,71b

20 kg per petak 4, 82c

25kg per petak 4, 94d

30 kg per petak 5, 10e

BNT 5% 0,02

KK 3

Ket: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5%

Rata-rata tanaman berat basah 100 biji (g) kacang hijau dan hasil BNT disajikan pada Tabel 7. Berat kering 100 biji (g) tanaman kacang hijau yang tertinggi adalah perlakuan pemberian abu ketel 30 kg per petek yang memiliki rataan 50 10. Hal ini dikarenakan unsur hara abu ketel perkontribusi dengan baik dan cahaya matahari merupakan sumber energi yang utama untuk fotosintesis yang menghasilkan fotosintat. Sundari (2005) fotosintat yang dihasilkan akan diedarkan keseluruh sel tubuh tanaman untuk memenuhi kebutuhan selnya. Sebagian fotosintat sebagian akan ditimbun didalam sel tanaman. Untuk mengoptimalkan tambunan hasil prosesfotosintesis tanaman, tanaman memerlukan asupan bahan organik yang cukup dari dalam tanah Suhartono (2008) pemberian abu ketel mampu memenuhi kebutuhan bahan organik. Hal ini terbukti hasil pengamatan bahwa berat kering 100 biji kacang hijau (g) berbeda nyata. Dalam penelitian Mardani (2004) menyatakan bahwa pemberian bahan organik 5 ton per hektar mampu meningkatkan produksi biji kacang hijau kering sebesar 36,55% yaitu setara kenaikan sebesar 0,6 ton per hektar.

Gambar

Tabel 3. Rata –rata tinggi tanaman  2 MST sampai dengan 5 MST  Perlakuan  tinggi tanaman kacang hijau (cm)
Tabel 4. Rata – rata jumlah daun 2 MST sampai dengan 5 MST
Tabel .5 Rataan jumlah polong
Tabel . 6 Rata –rata  berat basah 100 Biji (g)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Aku begitu menyayangi haiwan seperti kijang kerana dia berhasrat untuk memberikan wang hasil jualan jaket kulit kijang kepada mana-mana zoo yang mempunyai kandang kijang agar

Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya pada penggunaan sampel perusahaan yaitu perusahaan yang konsisten terdaftar di LQ45 Bursa Efek

Teknik untuk menganalisis dari akar permasalahan yang akan di pecahkan bersama masyarakat dan sekaligus program apa yang akan dilalui, pohon harapan adalah

Oleh karena itu proses transformasi nilai-nilai religius yang mengajarkan anak agar dapat menjalankan kewajiban sesuai tuntunan agama dan meninggalkan kemaksiatan yang dapat

Dipilihnya PeGI sebagai framework/ kerangka kerja dalam menyusun strategi pengembang e-government LAPAN adalah karena PeGI merupakan kerangka kerja yang digunakan

Pada aplikasi ini dibutuhkan sample data dari lokasi pelayanan kesehatan dan informasi lainnya sebagai akses yang mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan

Dengan demikian, pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan