• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Media Flip Chart terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Pembelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy Palembang.[SKRIPSI]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Penerapan Media Flip Chart terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Pembelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy Palembang.[SKRIPSI]"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

(2)

(3)

(4) MOTTO DAN PERSEMBAHAN “Orang yang pintar bukanlah orang yang merasa pintar, akan tetapi ia adalah orang yang merasa bodoh, dengan begitu ia tak akan pernah berhenti untuk terus belajar” “Tanpa ilmu dan pengetahuan, kita seperti dilorong gelap yang dipaksa untuk berjalan “ “Impian besar menjadi nyata bila bermusuhan dengan rasa malas”’ Alhamdulillah dan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas anugrah dan karunia-Nya serta atas dukungan dan doa dari orang-orang tercinta sehingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan bangga dan bahagia saya haturkan rasa syukur dan terima kasih saya kepada: 1. Allah SWT karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Puji syukur. pada Allah penguasa alam yang. meridhoi dan mengabulkan segala doa. 2. Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Anoman Jm, S.Ag dan Ibunda Eka Dewi Kuncari, S.Ap. yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta doa tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah lantunan doa dan tiada doa yang paling khusuk selain doa yang terucap dari orang tua. 3. Saudara-Saudariku terutama Adikku yang terhebat M. Abu Dzhar Al-ghifari dan M. Naufal Nabhan, adindaku Nabila Fitria Agustin yang senantiasa memberikan dukungan, semangat dan doa untuk keberhasilan ini, terima kasih dan sayangku untuk kalian.. iv.

(5) KATA PENGANTAR. Puji dan Syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT karena akhirnya Skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.Skripsi yang Penulis buat dengan judul ”Pengaruh Penerapan Media Flip Chart terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Pembelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy Palembang”. Dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Dalam penyusunan skripsi ini banyak ditemukan kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan, namun berkat inayah Allah SWT, serta bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu, Penulis mengucapakan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. Drs. H. M. Sirozi, M.A., Ph.D. Selaku Rektor UIN Raden Fatah Palembang. 2. Bapak Prof. Dr. Kasinyo Harto, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang. 3. Ibu Hj. Mardiah Astuti, M.Pd.I. dan Ibu Tutut Handayani, M.Pd.I. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan Sekretaris Jurusan PGMI yang telah memberi arahan kepada saya selama kuliah di UIN Raden Fatah Palembang. v.

(6) 4. Bapak Drs. Ahmad Syariffudin, M.Pd.I. Selaku Pembimbing I, Ibu Dr. Yulia Tri Samiha, M.Pd.I. selaku Pembimbing II yang selalu tulus dan ikhlas untuk membimbing dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak/Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang yang telah sabar mengajar dan memberikan ilmu selama saya kuliah di UIN Raden Fatah Palembang. 6. Pimpinan Perpustakaan Pusat dan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan. 7. Ibu Munauwarah, S.Ag. selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy Palembang yang telah mengizinkan saya untuk meneliti di sekolahnya, beserta para stafnya yang telah membantu memberikan data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. 8. Ibu Mahmudah, S.Pd.I. Selaku guru mata pelajaran IPS kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy Palembang yang telah membantu saya mengajar dalam kelas V dan mengajari saya dalam mengajar. 9. Ayah, Ibu, dan Saudara-Saudaraku beserta keluargaku tanpa terkecuali yang telah mendukung dan mendoakan aku. 10. Sahabat-sahabatku (Eka Wahyuni,Desi Fitria Anggara,Apriliana Isti Herawati) selalu memotivasi dan sama –sama berjuang yang telah menyemangati saya dan memotivasi saya untuk tidak menyerah. 11. Sahabat PPL dan KKN yang telah membantu saya mencari buku mencari bahan untuk skripsi saya. vi.

(7) 12. Seseoarang yang saya cintai beserta keluarga besar 13. Rekan-rekan seperjuangan satu pembimbing senasib dan seperjuangan dan keluarga besar PGMI 01 Angkatan 2012 di UIN Raden Fatah Palembang. 14. Almamaterku. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dapat digunakan demi perbaikan skripsi ini nantinya. Penulis juga mengharapkan agar skripsi ini akan memberikan banyak manfaat bagi yang membacanya.. Palembang, Oktober 2016 Penulis,. Athiyyah Ranie Pratiwi. vii.

(8) DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv KATA PENGANTAR ..................................................................................... v DARTAR ISI .................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ........................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii ABTSTRAK .................................................................................................... xiii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................. B. Permasalahan ............................................................................... 1. Identifikasi Masalah ............................................................... 2. Pembatasan Masalah .............................................................. C. Rumusan Masalah ........................................................................ D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 1. Tujuan Penelitian .................................................................... 2. Kegunaan Penelitian............................................................... E. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 1. Kerangka Teori ...................................................................... 2. Penerapan .............................................................................. 3. Media Flip Chart .................................................................. 4. Hasil Belajar ........................................................................... 5. Pembelajaran IPS ................................................................... F. Variabel dan Definisi Operasional ............................................... 1. Variabel Penelitian ................................................................. 2. Definisi Operasional............................................................... G. Hipotesis Penelitian ..................................................................... H. Metodologi Penelitian .................................................................. 1. Jenis Penelitian ....................................................................... 2. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 3. Populasi dan Sampel ...................................................... ....... 4. Teknik Pengumpulan Data ..................................... ............... 5. Teknik Analisis Data .............................................. ............... I. Sistematika Pembahasan..................................................... .......... 1 6 6 7 7 8 8 9 10 14 14 15 17 20 23 23 24 25 25 26 27 29 30 32 35. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Siswa ...................................................................... B. Media Flip Chart .......................................................................... 34 41. viii.

(9) C. Mata Pelajaran IPS ...................................................................... D. Materi Pelajaran IPS ........................................................... ......... 44 51. BAB III. DESKRIPSI WILAYAH A. Profil Ma’had Islamy Palembang .............................................. B. Personal Ma’had Islamy Palembang............................................ 54 61. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Media Flip Chart terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Pembelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy Palembang................. ......... B. Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Pembelajaran IPS sebelum (Pree test)Sesudah (Post Test) di Terapkan Media Flip Chart di Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy Palembang........................................................................... .......... C. Pengaruh Penerapan Media Flip Chart terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Pembelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy Palembang..... .......... BAB V. PENUTUP A. Simpulan ...................................................................................... B. Saran ........................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. ix. 64. 68. 79. 90 91.

(10) DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Populasi Kelas V MI Ma’had Islamy Palembang Tahun 2015/2016 ................................................................................. 27 2. Rincian sampel ...................................................................................... 28 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ...................................... 50 4. Identitas MI Ma’had Islamy Palembang .............................................. 54 5. Daftar Sarana dan Prasarana MI Ma’had Islamy Palembang .............. 58 6. Keadaan Guru dan Pegawai ................................................................. 59 7. Daftar Pegawai MI Ma’had Islamy Palembang ................................... 60 8. Rincian Jenjang Pendidikan Guru & Pegawai MI Ma’had Islamy Palembang Tahun Pelajaran 2015/2016 ............................................... 60 9. Data Siswa Tahun 2015/2016 .............................................................. 59 10.Tabel Nilai ( Pree Test)........................................................................ 68 11.Penghitungan Mean Skor Jawaban Pree Test............................. ......... 69 12. Mencari Persentase TSR Variabel Y........................................... ....... 71 13. Tabel Nilai ( Post Test) ....................................................................... 72 14. Penghitungan Mean Skor Jawaban Post Test ..................................... 74 15. Mencari Persentase TSR Variabel X .................................................. 76 16. Hasil Belajar Pree Test dan Post Test ................................................. 80 17. Perhitungan Uji t Pengaruh Media Flip Chart ................................... 82 18. Mencari Daviasi Standar ..................................................................... 84. x.

(11) DAFTAR GAMBAR. Gambar Halaman 1. Pada Saat penggunaan Media Flip Chart................................... ...... 110 2. Siswa Sedang Memperhatikan Guru Menjelaskan Materi ............... 110 3. Peneliti Sedang Membagikan Soal Post test............................ ........ 111 4. Siswa Sedang Melaksanakan Post test Media Flip Chart................ 111. xi.

(12) DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. RPP Penerapan Media Flip Chart............................................ 91 2. Lembar Observasi Guru Penerapan Media Flip Chart. ........... 99 3. Lembar Pedoman Dokumentasi. ............................................. 102 4. Lembar Soal Pree test . ............................................................ 108 5. Lembar Soal Post Test ............................................................ 109 6. Hasil Pree Test ........................................................................ 108 7. Hasil Post Test ......................................................................... 109 8. KTM Legalisir BAAK ........................................................... 112 9. SPP Legalisir .......................................................................... 113 10. SK Pembimbing .................................................................... 114 11. SK Perubahan Judul. ............................................................. 115 12. SK Penelitian. ........................................................................ 116 13. SK Mohon Izin Penelitian ..................................................... 116 14. SK Balasan Penelitian ........................................................... 117 15. Transkip Nilai ........................................................................ 118 16. SK Bebas Teori ..................................................................... 121 17. SK Tanda Terima ADM Ujian Kompre/Munaqosyah. ......... 122 18. SK Lulus Kompre. ................................................................. 123 19. SK Kelengkapan dan Keaslian .............................................. 124 20. Formulir Pendaftaran Munaqosyah ....................................... 125 21. Hasil Ujian Skripsi. ............................................................... 126 22. Sertifikat Ospek ..................................................................... 127 23. Sertifikat Puskom. ................................................................. 128 24. Sertifikat BTA. ...................................................................... 129 25. Sertifikat KKN ...................................................................... 130 26. Ijazah SMA ........................................................................... 131 27. Konsultasi Skripsi ................................................................. 132. xii.

(13) ABSTRAK Dalam melakukan proses pembelajaran, guru dapat memilih dan menggunakan beberapa strategi, metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui penerapan media flip chart pada siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy Palembang tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran IPS dalam penelitian ini, subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy Palembang berjumlah 21 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah dengan menggunakan tes “t” untuk data tunggal (Range-nya kurang dari 30). Penerapan media pembelajaran Flip Chart terhadap hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy Palembang sudah berjalan dengan baik dari setiap tahap pelaksanaannya, sehingga siswa mudah memahami materi yang disampaikan serta menjawab soal tes dengan baik dari guru. Proses pembelajarannya juga sudah berjalan secara efektif karena bisa dilihat dari keaktifan siswa di dalam kelas selama mengukiti proses pembelajaran. Hasil belajar siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy Palembang sebelum diterapakan media pembelajaran Flip Chart yaitu, 3 siswa (14%) termasuk kategori tinggi (nilai 64 ke atas), 15 siswa (72%) termasuk kategori sedang (nilai antara 36 – 64), dan 3 siswa (14%) dalam kategori rendah (nilai 36 ke bawah). Hasil belajar siswa setelah diterapkan media pembelajaran Flip Chart pada pembelajaran IPS kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy Palembang yaitu, 4 siswa (19%) termasuk kategori tinggi (nilai 87 ke atas), 16 siswa (76%) termasuk kategori sedang (nilai antara 59 – 87), dan 1 siswa (5%) dalam kategori rendah (nilai 59 ke bawah). Pengaruh hasil belajar siswa yang menggunakan media flip chart dengan yang Belum menggunakan media flip chart pada mata pelajaran IPS kelas V di Madrasah Ibtidiyah Ma’had Islamy Palembang, berdasarkan perbandingan persentasenya dilihat bahwa penggunaan media flip chart lebih besar dibandingkan yang belum menggunakan media, dan juga dilihat dari hasil perbandingan uji untuk media flip chart yaitu “t” yang terdapat pada to adalah lebih besar dari pada “t” table, baik pada taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1% 2,09 Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar siswa yang menggunakan media flip chart dengan yang belum menggunakan media flip chart pada mata pelajaran IPS kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy Palembang, dan dilihat dari hasil persentase menunjukan media flip chart terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa.. xiii.

(14) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 pasal 39 ayat 2 ditegaskan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat: (a) Pendidikan Pancasila; (b) Pendidikan Agama dan (c) Pendidikan Kewarganegaraan. Dari isyarat pasal tersebut dapat dipahami bahwa bidang studi pendidikan agama, baik agama Islam maupun agama lainnya merupakan komponen dasar atau wajib dalam kurikulum pendidikan nasional. Dalam hal ini pendidikan agama dipandang memiliki peran besar dalam menghasilkan peserta didik yang memilki budi pekerti dan akhlak yang baik. 1 Al-Qur’an dan Hadits merupakan sumber ajaran akhlak. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi umat manusia. Allah SWT berfirman:                   Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan. 1. Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2008) hlm. 21. 1.

(15) 2. (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah” .2 (QS. alAhzab: 21). Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yaitu:. ْ َ‫قَا ل‬.َ‫ض َي ا هَّللُ َع ْنها‬ َ‫ي ا هَّللُ َعلَ ْي ِه َو َسل ه َم كاَنَ ْالقُرْ اَن‬ َ ُ‫ت فَإ ِ هن ُخل‬ َ ِ‫ق َرسُوْ ِل ا هَّلل‬ ‫صل ه‬ ِ ‫ع َْن عا َ ئِ َشةَ َر‬ Artinya: “Dari ‘Aisyah ra. Berkata, Sesungguhnya akhlak Rasulullah SAW adalah al-Qur’an”.3 (HR. Muslim). Hadits tersebut menggambarkan bagaimana sempurnanya akhlak Rasulullah SAW. Hadits Rasulullah SAW meliputi ucapan dan tingkah laku beliau merupakan sumber ajaran akhlak setelah al-Qur’an. Beliau merupakan contoh yang sempurna bagi umat manusia dalam menerapkan akhlak luhur di kehidupan sehari-harinya. Maka Allah SWT pun memerintahkan agar selalu mengikuti jejak Rasulullah SAW, sebagaimana firman Allah SWT:                   Artinya: “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya”. 4 (QS. al-Hasyr: 7).. 2. Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Syamil Cipta Media, 2004), hlm. 420 3 Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin Jilid 5, (Semarang: CV. Asy Syifa’ 2011), hlm. 93 4 Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 595.

(16) 3. Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai “individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik maka sejahteralah lahir dan batinnya, apabila akhlaknya rusak maka rusaklah lahir batinnya”.5 Akhlak yang baik membawa manusia pada perbuatan yang baik sehingga ia selalu merasa tenang, aman serta menghindari perbuatan tercela yang berakibat buruk baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat disekitarnya. Namun, hal demikian tidak akan mampu tercapai apabila landasan-landasan budi pekerti seperti sikap bersyukur, menghindari perbuatan tercela, sabar dan takwa tidak ditanamkan dalam diri anak. Hal ini dapat dilihat kenyataanya sekarang sedang marak persoalan tentang dekadensi moral, pergaulan bebas, kenakalan remaja, konsumsi miras dan penggunaan obat-obatan terlarang, korupsi serta tindak kekerasan. Pendidikan akhlak pada dasarnya ditujukan untuk membersihkan manusia dari perilaku tercela. Firman Allah SWT dalam surah asy-Syams:           Artinya: ”Sungguh beruntung orang yang menyucikan (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya”. 6 (QS. asy-Syams: 9-10). Salah satu kebahagiaan ialah orang yang menyucikan dirinya, yakni suci dari sifat tercela seperti akhlak yang buruk yang mana akan mengahantarkannya pada 5. M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2007),. 6. Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 595. hlm. 1.

(17) 4. kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebaliknya, jiwa yang kotor dan akhlak yang buruk akan menghantarkannya pada kesengsaraan dunia dan akhirat. Orang yang baik akhlaknya memiliki jiwa yang tenang dan tentram, disukai orang banyak dan biasanya memiliki banyak teman. Dalam al-Qur’an surah al-Fajr Allah SWT berfirman:                  Artinya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jama’ah hambahamba-Ku. Dan masuklah kedalam surga-Ku”. 7 (QS. al-Fajr: 27-30). Ayat tersebut merupakan penghargaan Allah SWT terhadap manusia yang sempurna imannya. Orang yang sempurna imannya niscaya sempurna pula budi pekertinya. Orang yang tinggi budi pekertinya mampu merasakan kebahagiaan hidup. Ia merasakan dirinya berguna, berharga dan mampu menggunakan potensinya untuk membahagiakan dirinya dan orang lain. Pendidikan akhlak bertujuan untuk membentuk manusia yang insan kamil sesuai dengan akhlak mulia yang ada pada diri Rasulullah SAW yang patut diteladani semua umat Islam. Mengenal dan mencintai Rasulullah SAW sejak dini maka akan mudah bagi peserta didik dapat meneladani akhlak beliau, salah satunya dengan cara membaca kitab al-Barzanji. 7. Ibnu Katsir, Tafsir Juz ‘Amma, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2012), hlm. 193.

(18) 5. Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan yaitu Barzinj. Karya tesebut sebenarnya berjudul Iqd al-Jawahir (kalung permata) karangan Syekh Ja’far al-Barzanji yang membacanya tidak lain bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, meskipun kemudian kitab tersebut lebih dikenal dengan nama penulisnya. Kitab al-Barzanji ialah suatu doa-doa, pujian-pijian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad SAW yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada-nada yang beragam dari berbagai daerah-daerah tertentu yang biasa dilantunkan ketika kelahiran, aqiqah, khitanan, pernikahan dan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kitab tersebut berisi tentang peristiwa sejarah Rasulullah SAW, begitu pula nilai-nilai luhur dari kepribadian Rasulullah SAW yang menjadikan renungan bagi pembaca disetiap bait-bait al-Barzanji. Mengungkap nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam kitab al-Barzanji adalah tujuan utama peneliti dalam penelitian ini. Dengan demikian, peneliti ingin sekali mengkaji lebih jauh dengan sepengetahuan peneliti yang nantinya dikembangkan dengan merujuk referensireferensi yang ada. Penelitian yang secara spesifik membahas tentang kitab alBarzanji tersebut, diharapkan nantinya semoga bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi para pembaca. Berdasarkan paparan di atas, peneliti menganggap perlu untuk mengkaji secara lebih dalam tentang: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-BARZANJI KARYA SYEKH JA’FAR AL-BARZANJI..

(19) 6. B. Batasan Masalah Untuk memudahkan penelitian dan menjangkau persoalan secara lebih rinci dan objektif maka perlu adanya pembatasan masalah. Penelitian ini hanya membahas nilai-nilai pendidikan akhlak, tidak melebar pada nilai-nilai pendidikan yang lain. Fokus penelitian terbatas pada biografi penulis kitab al-Barzanji dan nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab al-Barzanji, meliputi: Nilai pendidikan akhlak kepada Allah SWT, akhlak kepada sesama manusia, akhlak kepada diri sendiri.. C. Rumusan Masalah 1. Apa saja nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab al-Barzanji karya Syekh Ja’far al-Barzanji? 2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab al-Barzanji karya Syekh Ja’far al-Barzanji di era globalisasi?. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: a. Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab alBarzanji karya Syekh Ja’far al-Barzanji. b. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab al-Barzanji karya Syekh Ja’far al-Barzanji serta relevansinya di era globalisasi..

(20) 7. 2. Kegunaan Penelitian a. Secara teoritis 1) Manfaat bagi penyelenggara pendidikan, sebagi bahan masukan dalam menentukan kebijakan sekolah terutama yang berkaitan erat dengan pendidikan akhlak atau budi pekerti di sekolah. Selain itu juga dapat memberikan sumbangan dalam menghadapi permasalahan akhlak yang ada di sekolah. 2) Untuk peneliti selanjutnya diharapkan lebih rinci dan khusus dalam membahas nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab al-Barzanji, karena penelitian ini masih membahas secara umumnya saja terkait dalam kehidupan sehari-hari. 3) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca atau pun peneliti. b. Secara praktis 1) Manfaat bagi pendidik, menjadi sumber rujukan dalam menghadapi masalah kenakalan peserta didik melalui perbaikan akhlak peserta didik dan juga menjadi sumber bagi pendidik dalam bersikap dan berperilaku agar sesuai dengan tujuan pembelajaran agama islam. 2) Bagi para orang tua, menjadi pedoman untuk menangani permasalahan kenakalan anak di rumah dan menjadi sumber atau pedoman perilaku orang tua sehingga mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya..

(21) 8. E. Kerangka Teori 1. Nilai Nilai secara bahasa “berarti sifat atau hal-hal yang penting dan berguna bagi manusia sebagai ukuran dari baik buruknya prilaku seseorang”. 8 Nilai secara etimologi berasal dari kata value, dalam bahasa Arab disebut alQiyamah, dalam bahasa Indonesia berarti: Nilai, dalam bahasa Latin (berguna, mampu, akan, berdaya, berlaku dan kuat). “Nilai adalah kadar, banyak sedikit isi, kualitas atau sifat-sifat yang bermanfaat atau penting untuk kemanusiaan”.9. Nilai merupakan standar tingkah laku atau prinsip atau kualitas yang dipandang bermanfaat dan sangat diperlukan sebagai dasar bagi sekelompok orang untuk memilih tindakannya atau menilai suatu yang bermakna bagi kehidupannya. Nilai dilihat secara istilah merupakan konsepsi (tersurat atau tersirat yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok) dari apa yang diinginkan yang mempengaruhi tindakan pilihan terhadap cara dari tujuan akhir.10. Nilai-nilai hidup dalam masyarakat sangat banyak jumlahnya sehingga pendidikan berusaha membantu untuk mengenali, memilih dan menetapkan nilai-nilai tertentu sehingga dapat digunakan sebagai landasan pengambilan keputusan untuk berperilaku secara konsisten dan menjadi kebiasaan sehari-hari dalam hidup bermasyarakat.11. 8. Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 1004 Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Palembang: IAIN Raden Fatah Perss, 2006), hlm. 6 10 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004), hlm. 113 11 Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan.(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm. 19 9.

(22) 9. Pendidikan nilai yang pada hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang ideal. Manusia ideal adalah manusia yang sempurna akhlaknya dan taat pada penciptanya dan selalu menjunjung tinggi sikap yang berjiwa sosial. Yang nampak dan sejalan dengan misi kerasulan Nabi Muhammad SAW, yaitu menyempurnakan akhlak yang mulia dan meningkatkan ketakwaan terhadap penciptanya.12. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sesuatu yang penting atau yang berharga bagi manusia sekaligus inti kehidupan dan diyakini sebagai standar tingkah laku, tanpa nilai manusia tidak akan memiliki arti dalam kehidupannya karena sebagai dasar dari aktivitas hidup manusia harus memiliki nilai baik yang melekat pada pribadi maupun masyarakatnya.. 2. Pendidikan Akhlak Pendidikan pada umumnya ditujukan untuk “menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam filsafat pendidikan”.13. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.14. 12. Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Angkasa, 2005), hlm. 10 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: LKIS, 2009), hlm. 17 14 Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 & Peraturan Menteri Pendi dikan Nasional RI No.11 Tahun 2011, Tentang Guru dan Dosen, (Bandung: Citra Umbara, 2012), hlm. 60 13.

(23) 10. Menurut Zuhairini, pendidikan adalah “bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama”.15 Azra menegaskan, bahwa pendidikan merupakan “suatu proses penyiapan sumber daya manusia untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien”.16 Adapun pengertian akhlak menurut Imam al-Ghazali akhlak adalah “sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan. gampang. dan. mudah,. tanpa. memerlukan. pemikiran. dan. pertimbangan”. 17 Sementara itu Ibnu Maskawih menegaskan bahwa akhlak adalah “suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yaitu berbuat dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran atau pertimbangan (kebiasaan seharihari)”.18 Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah suatu usaha sadar dan terencana dalam mendidik dan memberikan bimbingan yang bertujuan untuk menghasilkan manusia yang memilki budi pekerti luhur berdasarkan ajaran agama Islam.. 15. Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Refika Aditama, 2009), hlm. 1 16 Ibid, hlm. 2 17 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2007), hlm. 4 18 Ibid, hlm. 4.

(24) 11. 3. Biografi Syekh Ja’far al-Barzanji Sedikit mengulas siapa pengarang kitab al-Barzanji. Pengarang kitab alBarzanji adalah Sayyid Ja’far bin Husin ‘Abdul Karim bin Muhammad bin Rasul al-Barzanji, pengarang Maulid Barzanji, beliau adalah seorang ulama besar dan terkemuka yang terkenal dengan ilmu serta amalnya, keutamaan dengan kesalihannya. Syekh Ja’far bin Husin al-Barzanji adalah keturunan Nabi SAW dari keluarga Sadah al-Barzanji yang termasyhur, berasal dari Barzanji di Irak. Syekh Ja’far al-Barzanji bin Husin bin Abdul Karim lahir di Madinah, Kamis Dzulhijjah 1126 H, belajar pada Atho’illah al-Azhar Abdul Wahab alAntowi. Nama kitab al-Barzanji dinisbahkan kepada nama Syekh Ja’far alBarzanji atau yang dikenal dengan nama Syekh al-Barzanji. Syekh Ja’far adalah pengarang kitab Mulid yang termasyhur dan terkenal dengan nama Maulid alBarzanji. Sebagian ulama menyatakan nama karangannya sebagai ‘Iqd alJawhar fi Maulid an-Nabiyyil Azhar. Kitab Maulid karangan beliau ini termasuk salah satu kitab Maulid yang paling populer dan paling luas tersebar kepelosok negeri Arab dan Islam, baik di Timur maupun Barat. Syekh Ja’far al-Barzanji wafat pada hari selsa, selepas ashar pada tanggal 4 Sya’ban tahun 1177 H. “Beliau dimakamkan di kota Madinah tepatnya di.

(25) 12. pemakaman Jannah al-Baqi”. 19 Karangan beliau cukup banyak diantaranya adalah:. al-Birr al-‘Ajil bi Ijabat asy-Seikh Muhammad al-Ghafil, Jaliyat al-Kadr bi Asmai Ashbab Sayyid al-Malaik wa al-Basyar, Jaliyat al-Kurb wa alAhadiyyin bi Asma’ Sayyid al-‘Ajam wa al-‘Arab fi asma’ al-Badriyyin, al-Lujjainy ad-Daniy fi Manaqib as-Syaikh Abdil Qadir al-Jailany, ArRaudh al-Mu’thar fi maa Yuhaddi as-Sayyid Muhammad min al-Asy’al, asy-Syiqaq al-Attrijiyyah fi Manaqib al-Asyraf al-Barzanjiyyah, athTawali’ al-As’adiyyah min al-Mathalli’ al-Masyriqiyyah, al-‘Ariyn li Asma, as-Shabat al-Badriyyin, Fath ar-Rahman ‘ala Ajwibat as-Sayyid Ramadhan, al-Faidh al-Latif li Jawab Abi al-Ghaits, ‘Iqd al-Jauhar fi Maulid an-Nabiyyi al-Azhar (Maulid al-Barzanji).20. 4. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam kitab al-Barzanji Kitab al-Barzanji ditulis dengan tujuan untuk meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah SAW dan meningkatkan semangat umat beragama. Dalam kitab itu riwayat Rasulullah SAW dilukiskan dengan bahasa yang indah dalam bentuk puisi dan prosa (Natsr) dan kasidah yang sangat menarik. Secara garis besar, paparan al-Barzanji dapat diringkas sebagai berikut: 21 a. Silsilah Nabi adalah: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qusay bin Kitab bin Murrah bin Fihr bin Malik bin Nadar bin Nizar bin Maiad bin Adnan. b. Pada masa kecil banyak kelihatan luar biasa pada dirinya. c. Berniaga ke Syam (Suriah) ikut pamannya ketika berusia 12 tahun. d. Menikah dengan Khadijah pada usia 25 tahun. e. Diangkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun dan mulai menyiarkan agama sejak saat itu hingga umur 62 tahun. Rasulullah meninggal 19. Islambiografic.blogspot.com/biografi-syaikh-jafar-al-barzanjy (Diakses pada tanggal 26 September 2016, pukul 20.35 WIB). 20 al-habaib.blogspot.co.id/2012/09/biografi-singkat-as-sayyid-jafar-al (Diakses pada tanggal 26 September 2016, pukul 20.40 WIB). 21 Adekunya, Sejarah al-Barzanji, http//adekunya.wordpress.com (Diakses pada tanggal 27 Septembar 2016, pukul 20:10 WIB)..

(26) 13. dunia di Madinah setelah dakwahnya dianggap telah sempurna oleh Allah SWT. Nabi Muhammad SAW merupakan suri tauladan bagi manusia yang mana sikap dan ucapan beliau mendapat bimbingan dari Allah SWT. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an:                   Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. 22 (QS. al-Ahzab: 21). Mengenal dan mencintai Rasulullah SAW merupakan jalan untuk dapat meneladani akhlak beliau yang mulia. Bila peserta didik diajarkan sejak dini untuk mengenal dan mencintai Baginda Rasulullah SAW maka akan lebih mudah bagi peserta didik untuk dapat meneladani perilaku Rasulullah SAW. Bacaan shalawat dan pujian kepada Rasulullah SAW bergema saat kita membacakan Barzanji di acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. “Yaa Nabi salaam ‘alaika, Yaa Rasul salaam ‘alaika, Yaa Habib salaam. 22. Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Syaamil Cipta Media, 2004), hlm. 420.

(27) 14. ‘alaika, Shalawatullah ‘alaika”. 23 (Wahai Nabi salam untukmu, Wahai Rasul salam untukmu, Wahai Kekasih salam untukmu, Shalawat Allah kepadamu).. F. Kajian Pustaka Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, Skripsi yang ditulis oleh Endah Himmatul Ulya. Mahasiswa Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga pada tahun 2007 dengan judul: Pengembangan Seni Islam Pada Anak-Anak Melalui Pengajian alBarzanji di Dusun Papringan Desa Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta. Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama mengkaji kitab al-Barzanji. Sedangkankan perbedaannya terletak pada pengembangan seni Islam, wahana pembelajaran sekaligus pendidikan anak terutama penanaman nilai-nilai moralitas Islam serta sebagai ajang silaturrahmi anak-anak dengan teman sebayanya. Skripsi tersebut juga menyebutkan tentang tujuan dari pengajian al-Barzanji tersebut adalah supaya para santriwan dan santriwati dapat belajar bersosialisasi sekaligus mencerna materi yang bermuatan nilai-nilai seni dan akhlak Islam, yakni dengan mengunakan metode pengajian al-Barzanji tersebut.24. 23. Moh. Zuhri, Almaulidun Nabawi Barzanji, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1992), hlm.. 98 24. Endah Himmatul Ulya, Pengembangan Seni Islam Pada Anak-Anak Melalui Pengajian alBarzanji di Dusun Papringan Desa Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2007)..

(28) 15. Kedua, Skripsi yang ditulis oleh Eka Kartini. Mahasiswa Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga pada tahun 2013 dengan judul: Tradisi Barzanji Masyarakat Bugis di Desa Tungke Kecamatan Bengo Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama mengkaji kitab al-Barzanji. Sedangkan perbedaannya terletak pada tradisi Barzanji masyarakat Bugis di desa Tungke, khususnya mengenai Barzanji merupakan suatu ritual yang harus dilakukan disetiap upacara adat mereka.25 Ketiga, Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Irsyad Furqoni. Mahasiswa Fakultas Adab, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga pada tahun 2009 dengan judul: Rebana Panji Kinasih di Desa Kunto Anyar Kabupaten Temanggung. “Meneliti tentang Barzanji sebagai kegiatan rutin yang dilakukan oleh pemuda desa Kunto Anyar, dari kelompok Barzanji itu kemudian berubah menjadi kelompok Rebana yang diberi nama “Rebana Panji Kinasih”. Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama mengkaji kitab al-Barzanji meskipun kemudian Barzanji hanya ditulis sebagai awal kemunculan dari kelompok Rebana Panji Kinasih yang mula-mula dari kelompok Barzanj kemudian berubah menjadi kelompok Rebana. Sedangkan perbedaanya terletak pada kelompok Rebana Panji Kinasih, bukan pada Barzanjinya. Barzanji disini bukan sebagai suatu ritual, tetapi kegiatan rutin yang dilakukan oleh pemuda desa Kunto Anyar untuk menambah. 25. Eka Kartini, Tradisi Barzanji Masyarakat Bugis di Desa Tungke Kecamatan Bengo Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2013)..

(29) 16. ibadah dan mempererat kebersamaan jama’ahnya. Selain itu, isi dari kitab Barzanji dijadikan sebagai lagu oleh para grup Rebana Panji Kinasih.26 Berbeda dengan penelitian-penelitian di atas maka dalam penelitian ini Peneliti lebih memfokuskan pada pembahasan tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab al-Barzanji karya Syekh Ja’far al-Barzanji dan relevansinya di era globalisasi sekarang ini.. G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Berdasarkan sumber data, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan (library research) menurut Mestika Zed adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat, dan mengolah bahan penelitian.27 Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji berbagai sumber yang berkaitan dengan penelitian baik berupa buku, dokumen, majalah, artikel, dan media informasi lainnya. Penekanan penelitian kepustakaan adalah ingin menemukan berbagai teori, hukum, dalil, prinsip, pendapat, gagasan, dan lain-lainya yang dapat dipakai untuk menganalisis dan memecahkan masalah yang diteliti. Dengan kata lain penelitian ini merujuk pada buku-buku yang ada relevansinya dengan penelitian yang dibahas. 26. M. Irsyad Furkoni, Rebana Panji Kinasih di Desa Kunto Anyar Kabupaten Temanggung, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2009). 27 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), hlm. 3.

(30) 17. 2. Sumber Data Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini dengan menggunakan sumber data primer dan data skunder. Data primer adalah data-data yang diambil dari beberapa sumber buku inti, yaitu kitab al-Barzanji karya Syekh Ja’far al-Barzanji maupun terjemahannya. Data sekunder adalah data yang diambil dari beberapa pendukung seperti buku yang berhubungan dengan materi dan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, tambahan lainya berupa majalah, jurnal, buletin dan lain-lain. 3. Teknik Pengumpulan Data Penelitian yang dilakukan dalam hal ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian serta telaah dokumen. Metode dokumenter ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari sumber non-manusia. Dokumen berguna karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian.. 28. Dalam hal ini peneliti akan mencoba. mengumpulkan data dengan cara membaca, menelaah dan memahami dari berbagai buku-buku yang masih berkaitan dengan kitab al-Barzanji dan. 28. 141. Afifuddin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hlm. 140-.

(31) 18. pendidikan akhlak yang kemudian akan dilakukan analisis data sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti. 4. Teknik Analisis Data Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh peneliti dari berbagai macam sumber. Dalam penelitian ini setelah dilakukan pengumpulan data, maka data tersebut dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan. Teknik analisis data yang akan peneliti gunakan adalah teknik analisis isi (content analysis). Analisis isi (content analysis) adalah suatu teknik penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan dokumentasi yang lain.29 Data yang telah dikumpulkan dan telah dikelompokan kemudian dianalisis. Prosedur analisis data, yaitu:30 a. Mengorganisasi data. Cara ini dilakukan dengan membaca berulang-ulang data yang ada sehingga peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan penelitiannya dan membuang data yang tidak sesuai. b. Membuat kategori, menentukan tema, dan pola. Dalam hal ini, peneliti menentukan kategori yang merupakan proses yang cukup rumit karena peneliti harus mampu mengelompokkan data yang ada ke dalam suatu. 29 30. Ibid., hlm. 165 Ibid., hlm. 159-160.

(32) 19. kategori dengan tema masing-masing sehingga pola keteraturan data menjadi terlihat secara jelas. c. Mencari eksplanasi alternatif data proses berikutnya ialah peneliti memberikan keterangan yang masuk akal data yang ada dan peneliti harus mampu menerangkan data tersebut dengan didasarkan pada hubungan logika makna yang terkandung dalam data tersebut. d. Menulis laporan. Dalam laporan ini, peneliti harus mampu menuliskan kata, frase dan kalimat serta pengertian secara tepat yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan data dan hasil analisisnya. Setelah melakukan prosedur analisis data di atas, peneliti akan mencoba menguraikan secara menyeluruh bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab al-Barzanji karya Syekh Ja’far al-Barzanji. H. Sistematika Pembahasan Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh sehingga pembaca nantinya dapat memahami tentang isi penelitian ini dengan mudah, peneliti berusaha memberikan sistematika penelitian dengan penjelasan secara garis besar. Penelitian ini terdiri dari lima bab yang masing-masing saling berkaitan yaitu sebagai berikut: BAB I Pendahuluan. Terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, kajian pustaka, metodologi penelitian, sistematika pembahasan..

(33) 20. BAB II Landasan Teori. Pada bab ini akan dipaparkan secara khusus mengenai pengertian nilai, pendidikan akhlak dan kitab al-Barzanji. Serta landasan pendidikan akhlak, ruang lingkup pendidikan akhlak dan tujuan pendidikan akhlak serta signifikansi pendidikan akhlak. BAB III Biografi Syekh Ja’far al-Barzanji. Pembahasan pada bab ini berisi tentang biografi itelektual tokoh yang meliputi: a. Biografi Syekh Ja’far al-Barzanji b. Situasi keilmuan Islam Pada Masa Kehidupan Beliau c. Karya Pemikiran Syekh Ja’far al-Barzanji BAB IV Analisis Inti. Pada bab ini berisi tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab al-Barzanji karya Syekh Ja’far al-Barzanji dan relevansinya dengan era globalisasi sekarang ini. BAB V Penutup. Bab penutup yang memuat kesimpulan peneliti dari pembahasan penelitian ini, saran-saran dan kalimat penutup yang sekiranya dianggap penting dan daftar pustaka..

(34) BAB II LANDASAN TEORI. A. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak 1. Pengertian Nilai Nilai secara bahasa “berarti sifat atau hal-hal yang penting dan berguna bagi manusia sebagai ukuran dari baik buruknya prilaku seseorang”. 1 Nilai secara etimologi berasal dari kata value, dalam bahasa Arab disebut alQiyamah, dalam bahasa Indonesia berarti: Nilai, dalam bahasa Latin (berguna, mampu, akan, berdaya, berlaku dan kuat). “Nilai adalah kadar, banyak sedikit isi, kualitas atau sifat-sifat yang bermanfaat atau penting untuk kemanusiaan”.2. Nilai merupakan standar tingkah laku atau prinsip atau kualitas yang dipandang bermanfaat dan sangat diperlukan sebagai dasar bagi sekelompok orang untuk memilih tindakannya atau menilai suatu yang bermakna bagi kehidupannya. Nilai dilihat secara istilah merupakan konsepsi (tersurat atau tersirat yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok) dari apa yang diinginkan yang mempengaruhi tindakan pilihan terhadap cara dari tujuan akhir.3. Nilai-nilai hidup dalam masyarakat sangat banyak jumlahnya sehingga pendidikan berusaha membantu untuk mengenali, memilih dan menetapkan nilai-nilai tertentu sehingga dapat digunakan sebagai landasan pengambilan. 1. Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 1004 Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Palembang: IAIN Raden Fatah Perss, 2006), hlm. 6 3 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004), hlm. 113 2. 21.

(35) 22. keputusan untuk berperilaku secara konsisten dan menjadi kebiasaan sehari-hari dalam hidup bermasyarakat.4. Pendidikan nilai yang pada hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang ideal. Manusia ideal adalah manusia yang sempurna akhlaknya dan taat pada penciptanya dan selalu menjunjung tinggi sikap yang berjiwa sosial. Yang nampak dan sejalan dengan misi kerasulan Nabi Muhammad SAW, yaitu menyempurnakan akhlak yang mulia dan meningkatkan ketakwaan terhadap penciptanya.5. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sesuatu yang penting atau yang berharga bagi manusia sekaligus inti kehidupan dan diyakini sebagai standar tingkah laku, tanpa nilai manusia tidak akan memiliki arti dalam kehidupannya karena sebagai dasar dari aktivitas hidup manusia harus memiliki nilai baik yang melekat pada pribadi maupun masyarakatnya.. 2. Pengertian Pendidikan Akhlak Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata dasar didik dan diberi awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda berarti “sebuah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok yang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan”.6. 4. Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan.(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm. 19 5 Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Angkasa, 2005), hlm. 10 6 WJS. Poerdarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), hlm. 702.

(36) 23. Dari definisi pendidikan di atas, ada satu hal penting dalam proses pendidikan yaitu upaya untuk melatih peserta didik. Pendidik perlu membiasakan. peserta. didik. untuk. senantiasa. terlatih. dalam. usaha. pengembangan kepribadiannya. Hal tersebut senada dengan Hadits Nabi Muhammad SAW :. ‫ال َرسُو ُل ه‬ ‫ ُمرُوا أَوْ ََل َد ُك ْم‬:‫صلهى َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل ه َم‬ َ ِ‫َّللا‬ َ َ‫عَن عمروبن ُش َعيْب ع َْن اَبِ ْي ِه ع َْن َج ِّد ِه ق‬ ‫ َوهُ ْم أَ ْبنَا ُء َع ْش ٍر َوفَرِّ قُوا بَ ْينَهُ ْم فِي‬،‫بِالص َهَل ِة َوهُ ْم أَ ْبنَا ُء َسب ِْع ِسنِينَ َواضْ ِربُوهُ ْم َعلَ ْيهَا‬ ‫اجع‬ َ ‫ْال َم‬ ِ ‫ض‬ Artinya: “Dari amru bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Rasulullah SAW berkata, Suruhlah anakmu mendirikan shalat ketika berumur 7 tahun dan pukullah mereka karena meninggalkannya ketika ia berumur 10 tahun. (Pada saat itu), pisahkan tempat tidur mereka”. 7 (HR. Ahmad dan Abu Dawud) Dalam Hadits tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan agar anak dilatih untuk mengerjakan shalat sejak kanak-kanak yakni pada usia 7 tahun. Kemudian dalam masa latihan si anak, bila telah berusia 10 tahun namun meninggalkan shalat maka orangtua dibolehkan untuk memukul anaknya (bukan memukul untuk melukai) untuk mengingatkan dan menjaga anak agar dalam latihannya merasakan bahwa shalat merupakan keharusan yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Dengan kata lain dalam mendidik diperlukan 7. Bukhari Umar, Hadits Tarbawi, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, (Jakarta: Amzah, 2012), hlm. 120.

(37) 24. pembiasaan sejak usia dini sehingga akan menimbulkan kebiasaan bagi anak dalam melaksanakan perintah agama. Sementara arti pendidikan dari segi istilah, Zuhairini mengemukakan, pendidikan. adalah. “bimbingan. secara. sadar. oleh. pendidik. terhadap. perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama”. 8 Sedangkan menurut Kingsley Price, pendidikan ialah “proses dimana kekayaan budaya non fisik dipelihara atau dikembangkan dalam mengasuh anak-anak atau mengasuh orang-orang dewasa”.9. Lebih lanjut Ahmad Tafsir menjelaskan bahwa pendidikan adalah sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap seorang (anak didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif. Usaha itu banyak macamnya, satu diantaranya dengan cara mengajarnya, yaitu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Selain itu ditempuh juga usaha lain, yakni memberikan contoh, (teladan) agar ditiru, memberikan pujian dan hadiah, mendidik dengan cara membiasakan agar terbentuk perkembangan yang maksimal dan positif.10. Pendidikan adalah proses mengajar dan belajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat berkenaan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan (tingkah laku) peserta didik yang bertalian dengan transmisi pengetahuan, sikap, keterampilan dan aspekaspek kelakuan yang lainnya kepada generasi muda.11. Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan ialah segala aktifitas yang dilaksakan secara sadar dengan melibatkan segala 8. Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Refika Aditama, 2009) hlm. 1 9 Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2013), hlm. 2 10 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 28 11 Ibid., hlm. 29.

(38) 25. komponen terkait demi mencapai suatu tujuan tertentu dan tidak terbatas hanya kepada anak-anak, namun mencakup segala usia. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:. ‫صلهى ه‬ ‫ال َرسُو ُل ه‬ ِّ‫ْضةٌ َعلَى ُكل‬ َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َسله َم طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِري‬ َ ِ‫َّللا‬ َ َ‫ال ق‬ َ َ‫َع ْن ُح َس ْين ْب ِن َعلِّي ق‬ ‫ُم ْسلِ ٍم‬ Artinya: “Husain bin Ali meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, menuntut ilmu wajib bagi setiap orang Islam”. 12 (HR. al-Baihaqi, ath-Thabrani, Abu Ya’a, al-Qudha’i dan Abu Nu’aim al-Ashbahani).. Sebagian ulama salaf juga berkata:. ْ ُ‫ا‬ ‫ب ْال ِع ْل َم ِمنَ ْال َم ْه ِد اِلَى اللهحْ ِد‬ ِ ُ‫طل‬ Artinya: “Carilah ilmu dari ayunan sampai liang kubur”.13 Sedangkan akhlak secara bahasa berarti budi pekerti 14 . Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu akhlaq yang merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya. Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlaq.15. 12. Bukhari Umar, Op. Cit., hlm. 7 Abdul Majid Khon, Hadits Tarbawi: Hadits-Hadits Pendidikan.( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 45 14 Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008) hlm. 28 15 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 1 13.

(39) 26. Menurut istilah, Ahmad Amin dalam Yatimin Abdullah menyebutkan bahwa akhlak ialah kebiasaan baik dan buruk. Contohnya, apabila kebiasaan memberikan sesuatu yang baik maka disebut “akhlaqul karimah dan bila perbuatan itu tidak baik disebut akhlaqul mazmumah”. 16 Menurut Imam alGhazali, akhlak adalah “sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. 17 Sementara itu Ibnu Maskawih menegaskan bahwa akhlak adalah “suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yaitu berbuat dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran atau pertimbangan (kebiasaan sehari-hari)”.18 Dari beberapa pengertian di atas, dapat dilihat bahwa akhlak memiliki lima ciri yang sangat menonjol yaitu, akhlak adalah perbuatan yang tertanam kuat di dalam jiwa manusia, dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran yang panjang, timbul dari dalam diri manusia itu sendiri, dilakukan dengan sesungguhnya dan dilakukan ikhlas karena Allah SWT semata (khususnya akhlak yang baik). Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar dalam mendidik dan memberikan bimbingan berdasarkan. 16. M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2007),. 17. Imam al-Ghazali, Ihya ‘Ulum Ad-Din, (Kairo: al-Masyhad al-Husain, tt), hlm. 56 Ibid, hlm. 4. hlm. 3 18.

(40) 27. ajaran agama yang bertujuan agar manusia berbuat baik dan mencegah perbuatan buruk.. 3. Landasan Pendidikan Akhlak Pendidikan akhlak tidak terlepas dari pembinaan kehidupan beragama peserta didik secara total. Di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 /1989 pasal 39 ayat 2 ditegaskan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat: (a) Pendidikan Pancasila; (b) Pendidikan Agama; dan (c) Pendidikan Kewarganegaraan.19 Dari isyarat pasal tersebut dapat dipahami bahwa bidang studi pendidikan agama merupakan komponen dasar dalam kurikulum pendidikan nasional. Al-Qur’an dan Hadits merupakan sumber ajaran akhlak. Sebagaimana diketahui oleh umat Islam bahwa al-Qur’an bukanlah hasil renungan manusia, melainkan firman dari Allah SWT, Tuhan yang Maha Bijaksana dan Maha Pandai. Nabi agung Muhammad SAW juga bukanlah manusia biasa, karena Tuhan Yang Maha Sempurna tidaklah menciptakan manusia biasa untuk menjadi utusan-Nya. Namun, Allah SWT menciptakan manusia mulia yang sempurna akhlaknya untuk menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia yaitu Nabi Muhammad SAW Allah SWT berfirman:. 19. Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2008) hlm. 21.

(41) 28.                   Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. 20 (QS. al-Ahzab: 21). Kesempurnaan akhlak Rasulullah SAW juga ditunjukkan dalam sebuah Haditst yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari ‘Aisyah ra. berkata: “Sesungguhnya akhlak Rasulullah itu adalah al-Qur’an”. 21 (HR. Muslim). Hadits tersebut menggambarkan bagaimana sempurnanya akhlak Rasulullah SAW. Hadits Rasulullah SAW meliputi ucapan dan tingkah laku beliau merupakan sumber ajaran akhlak setelah al-Qur’an. Allah SWT berfirman:.                   Artinya: “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada. 20. Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Syamil Cipta Media, 2004), hlm. 420 21 Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin Jilid 5, (Semarang: CV. Asy Syifa’ 2011), hlm. 93.

(42) 29. Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”.. 22. (QS. al-. Hasyr: 7). Dalam ayat tersebut, jelaslah bahwa Rasulullah SAW merupakan contoh yang sempurna bagi umat manusia dalam menerapkan akhlak luhur di kehidupan sehari-harinya. Maka Allah SWT pun memerintahkan agar selalu mengikuti jejak Rasulullah SAW.. 4. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak Pendidikan Akhlak adalah suatu usaha sadar dalam mendidik dan memberikan bimbingan berdasarkan ajaran agama yang bertujuan untuk membentuk budi pekerti yang baik dalam diri manusia dan menjauhkan dari perbuatan yang buruk. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa ruang lingkup pendidikan akhlak mencakup perbuatan-perbuatan manusia yang mana akan ditetapkan apakah perbuatan itu buruk sehingga harus dihindari dan apakah perbuatan itu baik sehingga perlu dibiasakan untuk dilakukan. Akan tetapi, tidak semua perbuatan manusia dapat dikategorikan kedalam perbuatan akhlaki. Sebagaimana telah disebutkan ciri-ciri akhlak yaitu akhlak adalah perbuatan yang tertanam kuat di dalam jiwa manusia, dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran yang panjang, timbul dari dalam diri manusia itu sendiri, dilakukan dengan sesungguhnya dan dilakukan ikhlas karena Allah SAW semata (khususnya akhlak yang baik) maka perbuatan alamiah manusia. 22. Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 595.

(43) 30. seperti berkedip, makan ketika lapar atau melakukan sesuatu dibawah tekanan, bukanlah termasuk perbuatan akhlaki. Sehubungan dengan ini, Ahmad Amin mengatakan, bahwa objek ilmu akhlak adalah “membahas perbuatan manusia yang selanjutnya perbuatan tersebut ditentukan baik atau buruk”.23 Sedangkan dalam definisi akhlak yang dikemukakan oleh Asmaran, yaitu akhlak adalah “ilmu yang mengajarkan manusia berbuat baik dan mencegah perbuatan jahat dalam pergaulannya dengan Tuhan, manusia dan makhluk sekelilingnya”. 24 Dalam definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup pendidikan akhlak dapat dibagi menjadi 2, yaitu: a. Akhlak terhadap Allah Akhlak terhadap Allah antara lain adalah: mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan siapa pun juga dengan mempergunakan firman-Nya dalam Al-Quran sebagai pedoman hidup dan kehidupan, melaksanakan segala perintah dan menjauhi segalah larangan-Nya, mengharapkan dan berusaha memperoleh keridhaan Allah, mensyukuri nikmat dan karunia Allah, menerima dengan ikhlas semua Qadha dan Qadar ilahi setelah berikhtiar maksimal (sebanyak-banyaknya, hingga batas batas tertinggi), memohon ampun hanya kepada Allah, bertaubat hanya kepada Allah dengan taubat yang paling tinggi adalah taubat nasuha dan tawakal (berserah diri kepada Allah).. 23 24. Abuddin Nata, Op, Cit., hlm. 7 Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak , (Jakarta: Raja Grafinfo Persada, 2002) hlm. 1.

(44) 31. b. Akhlak terhadap makhluk (semua ciptaan Allah) Akhlak terhadap makhluk dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Akhlak terhadap manusia Akhlak terhadap Rasullah (Nabi Muhammad SAW), antara lain: mencintai Rasullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya, menjadikan Rasulullah sebagai idola, suri tauladan dalam hidup dan kehidupan, dan menjalankan apa yang disuruhnya, tidak melakukan apa yang dilarangnya. Kemudian akhlak terhadap orang tua, antara lain: mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya, merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih sayang, berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat, mempergunakan kata-kata lemah lembut, berbuat baik kepada ibu-bapak dengan sebaiknya dan mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau keduanya telah meninggal dunia. Setelah itu, akhlak terhadap diri sendiri, antara lain: memelihara kesucian diri, menutup aurat, jujur dalam perkataan dan perbuatan, ikhlas rendah hati, malu melakukan perbuatan jahat, menjauhi dengki, menjahui dendam, berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain serta menjauhi segala perkataan dan perbuatan sia-sia..

(45) 32. Akhlak terhadap keluarga, kerabat karib, antaranya: saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti pada ibu bapak dan saudara lainnya. Kemudian. akhlak. terhadap. tetangga,. yaitu:. saling. mengunjungi, saling memberi, saling menghormati. Begitu pun akhlak terhadap masyarakat diantaranya: memuliakan tamu, menunaikan amalan lainya atau amana dengan jalan melaksanakan kepercayaan yang diberikan seseorang masyarakat kepada kita dan menepati janji. c. Akhlak terhadap bukan manusia (lingkungan hidup) antara lain: sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, fauna dan flora yang sengaja Allah ciptakan untuk kepentingan manusia dan makluk lainnya dan sayang pada sesama makhluk. Dari berbagai uraian di atas akhlak adalah segala sesuatu sikap yang tingkah laku seseorang yang mencangkup semua yang ditampilkan seseorang terhadap semua interaksi baik terhadap Allah maupun terhadap semua makhluk ciptaan Allah baik yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun bawaan seseorang tersebut..

(46) 33. 5. Tujuan Pendidikan Akhlak Pendidikan pada umumnya “ditujukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam filsafat pendidikan”.25. Berkenaan dengan hal tersebut, Ahmad Amin dalam Abuddin Nata mengatakan, tujuan mempelajari ilmu akhlak dan permasalahannya menyebabkan kita dapat menetapkan sebagian perbuatan lainnya sebagai baik dan sebagian perbuatan lainnya sebagai buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat dzalim termasuk buruk, membayar hutang kepada pemiliknya termasuk perbuatan baik, sedangkan mengingkari hutang termasuk perbuatan buruk.26. Keterangan tersebut memberi petunjuk bahwa akhlak meliputi segala hal mengenai bagaimana seharusnya manusia bermuamalah dengan sesamanya, yaitu dengan berbuat baik kepada sesama dan menghormati serta menjalankan nilai-nilai dan norma-norma yang ada di lingkungannya. Lebih luas lagi, melihat tujuan akhir dari setiap ibadah agar manusia bertakwa kepada Allah SWT, yaitu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ini berarti melakukan perbuatan-perbuatan baik (akhlaqul karimah) dan menjauhi perbuatan-perbuatan jahat (akhlaqul madzmumah). Dengan demikian, orang yang bertakwa pastinya adalah orang yang berakhlak mulia. Jadi, pendidikan akhlak meliputi segala perbuatan dalam. 25 26. Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: LKIS, 2009) hlm. 17 Abuddin nata, Op. Cit., hlm. 11.

(47) 34. kehidupan manusia disegala bidang, baik kepada sesama manusia maupun kepada Allah SWT. Dengan mempelajari ilmu akhlak, manusia dapat mengetahui ciri-ciri perbuatan baik dan perbuatan buruk. Sehingga dapat membedakan mana perbuatan yang tergolong baik dan mana perbuatan yang tergolong buruk. Kemudian dalam melakukan suatu hal akan dapat mempertimbangkan sekiranya perbuatan seperti apa yang tidak merugikan orang lain, untuk selanjutnya dilatih terus menerus sehingga akhlak luhur tertanam kuat dalam hatinya. Selain itu dalam beribadah kepada Allah SWT, akhlak luhur akan membawa manusia dekat kepada Allah SWT dan meninggikan derajatnya. Rasulullah SAW bersabda:. ‫صلهى ه‬ ‫ض َي ه‬ ‫عن َع ْب ِد ه‬ َ‫اح ًشا َوَل‬ َ ‫َّللاُ َع ْنهُما قَال لَ ْم يَ ُك ِن النهبِ ُّي‬ ِ َ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل ه َم ف‬ ِ ‫َّللاِ ب ِْن َع ْم ِرو َر‬ ‫اار ُك ْم اَحْ َسنَ ُك ْم اَ ْخ ََلقًا‬ ِ َ‫ُمتَفَحِّ ًشا َوكاَنَ يَقُو ُل اِ هن ِم ْن ِخي‬ Artinya: “Abdullah bin Amru Ra. Berkata, “Nabi SAW bukan orang yang keji dan tidak bersikap keji.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik akhlaknya”. 27 (HR. al-Bukhari). 27. Bukhari umar, Op. Cit., hlm. 43.

(48) 35. 6. Signifikansi Pendidikan Akhlak Pada saat ini kita menempati pada suatu ruang dimana informasi telah menemukan titik yang paling tinggi yaitu zaman reformasi. Reformasi yang sering diartikan salah oleh beberapa kalangan yaitu kebebasan tanpa batas. Modernisasi tidak perlu dijauhi karena kesalahan terletak pada pelaku. Berlatar belakang pengalaman sejarah pada masa orde baru, trauma terhadap kehidupan yang penuh dengan tekanan, segala sesuatu harus tunduk pada penguasa, maka reformasi menjadi kekutan bagi setiap individu untuk berani berusaha seolaholah masa sekarang adalah masa untuk menunjukkan siapa yang paling kuat, paling pintar dan siapa yang paling berkuasa. Hegemoni media telah menunjukkan bagaimana reformasi ilmu teknologi belum dapat menghindarkan sebuah solusi terhadap permasalahan yang berkembang di masyarakat. Sebagaimana teknologi multimedia, perubahan yang begitu cepat setelah reformasi, media mampu menghindarkan informasi menjadi lebih mudah didapat, kaya isi, tak terbatas raganya. Segalanya lebih mudah dan lebih enak untuk dinikmati. Namun dibalik itu semua menjadi jurang kehancuran bagi masyarakat yang sarat akan kekurangan. Kekurangan dalam bidang intelektual maupun dalam hal spiritual. Tatanan masyarakat, keluarga yang sebelumnya penuh dengan sarat norma sosial dan norma susila, menjelma menjadi masyarakat keluarga dengan cara pandang hidup yang berbeda..

(49) 36. Akhlak adalah sesuatu yang harus ada dalam proses pendidikan begitu pula pendidikan akhlak adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama, maka pendek kata pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam. Mempelajari akhlak setidaknya dapat menjadikan orang baik. Kemudian dapat berjuang di jalan Allah SWT demi agama, bangasa dan negara. Berbudi pekerti yang mulia akan terhindar dari sifat-sifat tercela dan berbahaya. Era millenium memerlukan manusia-manusia yang bermoral dan berakhlakul karimah tinggi demi menjaga keutuhan pamor kemanusiaan di bumi ini. Kehancuran akan datang apabila manusia tidak lagi bermoral dan tegaknya negara sangat ditentukan oleh moral para pemimpin dan rakyat negara tersebut.. B. Kitab al-Barzanji Kitab al-Barzanji merupakan karya tulis dari Syekh Ja’far al-Barznji yang berisi tentang doa-doa, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad SAW yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika kelahiran, khitanan, pernikahan dan Maulid Nabi Muhammad SAW. Isi Barzanji bertutur tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW yang disebutkan berturut-turut yaitu silsilah keturunanya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi Rasul. Di dalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi.

(50) 37. Muhammad SAW serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia.28 Ajaran Islam memperlihatkan hukum pertimbangan antara yang subut (tetap) dan tatawwur (berkembang). Hukum ibadah mahdah adalah subut, tidak boleh ada inovasi dan pembaharuan. Sedangkan hukum ibadah sosial atau muamalah kemasyarakatan adalah tatawwur, harus ada inovasi dan pembaharuan sesuai dengan perkembangan masyarakat. Sampai sekarang dunia Islam terbelah dua dalam menyikapi peringatan Maulid Nabi. Arab Saudi adalah pelopor negara yang tidak memperkenankan peringatan Maulid Nabi, sedangkan negara Islam lainnya seperti Maroko, Libya, Iran dan Indonesia mewakili dunia Islam yang setiap tahun memperingatinya. 29 Memperingati hari lahir Nabi sangat lekat dengan kehidupan warga NU. Hari senin 12 Rabi’ul Awal, sudah dihafal di luar kepala oleh anak-anak warga NU. Acara yang disuguhkan dalam peringatan itu amat variatif. Biasanya, ada yang mengirimkan masakan-masakan spesial untuk dikirimkan ke beberapa tetangga kanan dan kiri. Di dalam acara tersebut juga dibacakan tentang syair Barzanji atau Diba’. Barzanji adalah buku sastra yang memuat sejarah biografi. 28. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Berzanji (Diakses pada tanggal 26 Oktober 2016, pukul 20.35 WIB). 29 www.uin-alauddin.ac.id (Diakses pada tanggal 21 November 2016, pukul 20.35 WIB)..

(51) 38. Nabi Muhammad SAW. Ia ditulis sesuai dengan setting sosial di masanya. Sebagai karya sastra kitab Barzanji perlu mendapatkan apresiasi.30 Selanjutnya umat Islam Indonesia, tanggal 12 Rabi’ul Awal dipandang sangat penting, karena pada tanggal itulah Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Selain itu karena Nabi Muhammad SAW sendiri yang dijadikan Allah SWT sebagai pribadi yang menarik. Segi menariknya diantaranya sebagai berikut: 1. Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir, penutup sekalian Nabi dan Rasul. Dalam al-Qur’an surah al-Ahzab ayat 40 disebutkan:.                    Artinya: “Muhammad itu bukanlah bapak dari seorang diantara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”.31 (QS. al-Ahzab: 40). 2. Nabi Muhammad SAW dijadikan Allah SWT sebagi Uswah Hasanah atau teladan yang baik. Dalam al-Qur’an surah al-Ahzab ayat 21 disebutkan:.                  . 30. Abdul Fattah, Kisah Hidup Ulama Rabbani, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008), hlm.. 293-294 31. Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Syamil Cipta Media, 2004), hlm..

(52) 39. Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah” .32 (QS. al-Ahzab: 21). 3. Allah SWT dan para Malaikat bersholawat untuk Nabi Muhammad SAW dan Allah SWT memerintahkan umat manusia ikut bersholawat untuk Nabi Muhammad SAW. Hal ini disebutkan dalam al-Qur’an surah alAhzab ayat 56:.                Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang beriman, bersholawatlah kamu untuk. Nabi. dan. ucapkanlah. salam. dengan. penuh. penghormatan kepadanya”.33 (QS. al-Ahzab: 56). Hikmah yang dapat diambil dari memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sangatlah beraneka ragam. Dalam sejarah, ternyata Nabi Muhammad SAW adalah tokoh yang berhasil dan memiliki pengaruh yang cukup luas. Keteladanan Nabi Muhammad SAW adalah air penyejuk bagi jiwa-jiwa yang gersang khususnya generasi muda yang sering kehilangan jati diri dalam. 32 33. Ibid., hlm. 420 Ibid., hlm. 426.

(53) 40. mengimitasikan dirinya dengan orang lain. Pribadi Rasulullah SAW merupakan teladan yang wajib diikuti dan ditiru. Kita mengetahui bahwa seluruh aspek kehidupan beliau, yang dimulai dari kehidupan anak-anak, remaja, kehidupan rumah tangganya hingga kegiatannya di tengah-tengah masyarakatnya, merupakan teladan yang dapat kita ambil hikmahnya. Karena itu Allah SWT mengingatkan kita dalam al-Qur’an surah Ali Imran ayat 31:.                 Artinya: “Katakanlah (Muhammad), jika kamu mencintai Allah, ikulilah Aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha pengampun, Maha penyayang”.34 (QS. Ali Imran: 31). Ayat tersebut mengingatkan kalau kita (umat Islam) memang benar mencintai Allah SWT maka haruslah meneladani Nabi. Dengan kata lain orang yang tidak mau ber-uswah atau meneladani Nabi berarti kecintaannya kepada Allah SWT masih dipertanyakan. Kemudian untuk dapat meneladani Nabi, kita harus mengenal dan mengetahui bagaimana perjalanan hidup Nabi. Sebab mana mungkin kita dapat mencontoh dan meneladani pribadi Nabi Muhammad SAW kalau kita sendiri buta terhadap sejarah kehidupan beliau. Maka dari itu umat Islam harus belajar mengenali kehidupan Nabi lewat buku-buku sejarah atau kitab-kitab tarikh. 34. Ibid., hlm. 54.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, menurut Pasal 1892, perbuatan hukum yang dapat dibatalkan karena adanya cacat yang tidak berakibat batal demi hukum, masih dapat disahkan melalui penetapan ataupun

Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan

Hal tersebut karena Selat Makassar memenuhi kaidah OTEC, dimana termasuk kategori laut dalam dan berada di equator yang memiliki suhu permukaan yang hangat dan konstan, serta

WD menjamin bahwa Produk ini, jika digunakan secara normal, dalam jangka waktu yang disebutkan di bawah ini, akan bebas dari cacat, baik cacat material maupun produksi dan sesuai

1) Anak-anak menerima perilaku kekerasan dari orangtua, teman, kakak, adik, dan guru. Orangtua dan guru lebih sering melakukan kekerasan verbal kepada

Analisis Faktor-Faktor Prioritas Perbaikan Kinerja untuk Meningkatkan Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Pendaftaran Tanah Melalui

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui berapa besar pendapatan usaha pembesaran ikan nila pada kolam air tenang, dan mengetahui pengaruh harga benih,

SASARAN PERUBAHAN PARADIGMA SEHAT (2).. PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN a) Pemenuhan tenaga b) Peningk sarana pelayanan primer c) Pemenuhan prasarana pendukung d) Inovasi