• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENYIMPANAN BATERAI DAN PENDISTRIBUSIAN ENERGI LISTRIK PLTH PANDANSIMO BANTUL, D.I.YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENYIMPANAN BATERAI DAN PENDISTRIBUSIAN ENERGI LISTRIK PLTH PANDANSIMO BANTUL, D.I.YOGYAKARTA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Kerja Praktek PLTH Pandansimo, Bantul, D.I. Yogyakarta

1

Makalah Seminar Kerja Praktek

SISTEM PENYIMPANAN BATERAI DAN PENDISTRIBUSIAN ENERGI LISTRIK PLTH PANDANSIMO BANTUL, D.I.YOGYAKARTA

Tatas Ardhy Prihanto, Ir. Bambang Winardi

Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang

Email : tatasapex@yahoo.com Abstrak

Energi listrik merupakan jenis energi yang paling banyak digunakan oleh manusia karena energi listrik mudah dikonversi menjadi bentuk energi lain .Energi listrik merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat karena banyak digunakan pada alat-alat rumah tangga, seperti lampu, televisi, kipas angin, lemari es, dan lain-lain.

Wilayah Indonesia belum mendapatkan distribusi energi listrik yang merata, khususnya di daerah terpencil. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik didaerah terpencil salah satunya adalah dengan membangun Pembangkit listrik tenaga hybrid dengan system offgrid. Mengingat energi yang dihasilkan pada pembangkit hybrid tidak tetap dan sangat tergantung pada kondisi cuaca disekitar pembangkit. Energi listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit listrik tenaga hibrid ini perlu disimpan di dalam sebuah baterai sebelum didistribusikan ke beban- beban yang disuplay oleh pembangkit.

Baterai memiliki kapasitas yang berbeda beda, untuk mendapatkan kapasitas baterai yang diinginkan, maka perlu dilakukan penyusunan baterai hingga diperoleh kapasitas yang ditentukan. Untuk mendistribusikan baterai ke beban tentu harus menggunakan inverter jika beban yang disuplai beban AC dan bisa langsung disuplaikan jika yang disuplai adalah beban DC. Sistem Pendistribusian energi listrik di PLTH ini bersifat offgrid yang berarti tidak terkoneksi dengan jaringan PLN .

Kata kunci: Baterai, Penyimpanan baterai, pendistribusian, offgrid

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Energi hibrid merupakan perpaduan dua atau lebih sumber energi yang berbeda. Instalasi energi hibrid yang terletak di Pantai Baru Pandansimo ini menggunakan angin dan sinar matahari sebagai sumber energinya. Teknologi hibrid ini merupakan percontohan untuk dikembangkan ke daerah lain, terutama daerah terpencil guna memenuhi kebutuhan listrik masyarakat terpencil. Hal ini bertujuan agar kesejahteraan masyarakat di Indonesia dapat merata. Sehingga Kemenristek optimis bahwa teknologi hibrid dari Bantul ini bisa menyinari Indonesia.

Karena keterbatasan ketersediaan akan

energi angin dan cahaya matahari ( tidak

sepanjang hari angin dan matahari tersedia)

maka ketersediaan listrik pun tidak

menentu. Oleh karena itu digunakan alat

penyimpan energi yang berfungsi sebagai

back-up

atau cadangan energi listrik. Ketika

beban penggunaan daya listrik masyarakat

atau ketika kecepatan angin suatu daerah

sedang menurun dan tidak adanya cahaya

matahari ( mendung , malam hari ), maka

kebutuhan permintaan akan daya listrik

tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita

perlu menyimpan sebagian energi yang

dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya

pada saat turbin angin berputar kencang atau

saat penggunaan daya pada masyarakat

menurun.

Penyimpanan

energi

ini

diakomodasi dengan menggunakan alat

penyimpan energi yaitu baterai (aki)

sebelum selanjutnya didistribusikan ke

beban- beban.

1.2 Tujuan

Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui sistem penyimpanan baterai dan pendistribusian energi listrik yang dihasilkan PLTH Pandansimo, Bantul, D.I Yogyakarta.

1.3 Batasan Masalah

Dalam Laporan Kerja Praktek ini, penulis membatasi masalah hanya pada penyusunan

(2)

Makalah Kerja Praktek PLTH Pandansimo, Bantul, D.I. Yogyakarta

2

konfigurasi baterai dan pendistribusian dari

masing-masing grup baterai. II. DASAR TEORI

2.1

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

HIBRID

Hybrid System atau Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (PLTH) merupakan salah satu alternatif sistem pembangkit yang tepat diaplikasikan pada daerah-daerah yang sukar dijangkau oleh sistem pembangkit besar seperti jaringan PLN. Pembangkit Listrik Hibrid memanfaatkan renewable energi sebagai sumber utama (primer) yang dikombinasikan dengan Diesel Generator sebagai sumber energi cadangan (sekunder).

Pada Pembangkit Listrik Hibrid , renewable energi yang digunakan dapat berasal dari energi matahari, angin, dan lain-lain yang dikombinasikan dengan Diesel-Generator Set sehingga menjadi suatu pembangkit yang lebih efisien, efektif dan handal untuk dapat mensuplai kebutuhan energi listrik baik sebagai penerangan rumah atau kebutuhan peralatan listrik yang lain seperti TV, pompa air, serta kebutuhan industri kecil di daerah tersebut, semisal Es Kristal. Dengan adanya kombinasi dari sumber-sumber energi tersebut, diharapkan dapat menyediakan catu daya listrik yang kontinyu dengan efisiensi yang paling optimal.

Gambar .1Sistem PLTH yang mengkombinasikan Tenaga Surya, Tenaga

Angin, dan Diesel Generator

Perancangan PLTH di Pantai Pandansimo Pandansimo dibagi menjadi dua grup, yaitu grup

1 dan grup 2. Grup 1 atau Grup Barat terdiri dari 21 unit Kincir Angin 1 kW dan Panel Surya 150 unit @ 15 kW. Grup 2 atau Grup Timur terdiri dari 1 unit Kincir Angin kapasitas maksimal 10 kW, 6 unit Kincir Angin dengan kapasitas maksimal per unit 2,5 kW, 4 unit Kincir Angin kapasitas maksimal per unit 1 kW, sedangkan Panel Surya dipasang di Grup Timur adalah sebesar 2 kW.

Sistem elektrik dari kedua grup tersebut diintegrasikan menjadi satu sistem. Keluaran dari PV dan Kincir Angin pada grup 1 dan 2 diubah menjadi tegangan DC oleh sistem kontrol untuk dimasukkan ke baterai. Namun untuk PV di grup 2 memiliki baterai dan inverter sendiri, sehingga terpisah dari sistem utama. Sistem utama memiliki baterai dan inverter yang menerima pasokan dari grup 1 yakni Kincir Angin kapasitas maksimal 21 kW dan Panel Surya 15 kW, serta grup 2 dari Kincir Angin kapasitas maksimal 29 kW, berupa 1x10 kW, 6x2,5 kW, 4x1 kW .

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengoperasian sistem hybrid antara lain karakteristik beban atau fluktuasi energi (load profile) yang tidak merata untuk setiap waktu, karakteristik pembangkitan daya terkait dengan potensi energi alam yang ingin dikembangkan dan karakteristik kondisi alam.

2.2 Baterai

Baterai adalah suatu alat penyimpan energi listrik yang dapat diisi (charge) setelah energi digunakan. Kapasitas atau kemampuan menyimpaan energi ditentukan oleh semua komponen didalam baterai seperti jenis material yang digunakan dan jenis elektrolitenya sehingga dikenal baterai asam dan baterai alkali.

Alat untuk mengisi energi listrik ke dalam baterai dinamakan rectifier (charging) yang berfungsi mengubah arus bolak-balik menjadi searah dan tegangan outputnya sesuai dengan tegangan baterai. Kapasitas rectifier ini ditentukan oleh kapasitas baterai, sehingga besarnya arus dan tegangan pengisian serta waktu sangat menentukan kondisi baterai. Jika

(3)

Makalah Kerja Praktek PLTH Pandansimo, Bantul, D.I. Yogyakarta

3

tegangan baik dan sesuai (lebih tinggi dari pada

tegangan baterai) sehingga arus pengisian dapat mengalir mengisi baterai tersebut.

Untuk mengetahui apakah baterai sudah terisi penuh dan dapat menyimpannya dengan baik maka perlu dilakukan pengukuran kondisi baterai dengan cara menguji secara simulasi beban yang dapat diatur sehingga arusnyapun dapat diatur pada arus yang tetap maka tegangan baterai akan turun dari nominalnya. Waktu penurunan tegangan dibandingkan dengan karakteristik baterai tersebut maka dapat diketahui kondisi baterai tersebut, apakah mempunyai kapasitas yang baik atau buruk < 40 %.

2.2.1 Proses Pengosongan Baterai

Bila baterai dihubungkan dengan beban maka, elektron mengalir ke elektroda positif (PbO2) melalui beban dari elektroda negatif (Pb), kemudian ion-ion negatif mengalir ke elektroda positif dan ion-ion positif mengalir ke elektroda negatif. Arus listrik dapat mengalir disebabkan adanya elektron yang bergerak ke dan/atau dari elektroda sel melalui reaksi ion antara molekul elektroda dengan molekul elektrolit sehingga memberikan jalan bagi elektron untuk mengalir.

Reaksi kimia yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut:

Setiap molekul cairan elektrolit Asam sulfat (H2SO4) dalam sel tersebut pecah menjadi dua yaitu ion hydrogen yang bermuatan positif (2H+) dan ion sulfat yang bermuatan negatif (SO42-)

Bila baterai dibebani, maka tiap ion negatif sulfat (SO42-)akan bereaksi dengan plat timah murni (Pb) menjadi timah sulfat (PbSO4) sambil melepaskan dua elektron. Sedangkan sepasang ion hidrogen (2H+ ) akan bereaksi dengan plat timah peroksida (PbO2) menjadi timah sulfat (PbSO4) sambil mengambil dua elektron dan

bersenyawa dengan satu atom oksigen untuk membentuk air (H2O). Pengambilan dan pemberian elektron dalam proses kimia ini akan menyebabkan timbulnya beda potensial listrik antara kutub-kutub sel baterai.

Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis alias dalam keadaan discharge.

2.2.2 Proses Pengisian Baterai

Proses ini adalah kebalikan dari proses pengosongan dimana arus listrik dialirkan yang arahnya berlawanan dengan arus yang terjadi pada saat pengosongan. Pada proses ini setiap molekul air terurai. Ion oksigen yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada plat positif membentuk timah peroxida (PbO2). Sedangkan tiap pasang ion hidrogen (2H+) yang dekat plat negatif bersatu dengan ion negatif Sulfat (SO4--) pada plat negatif untuk membentuk asam sulfat. Akibatnya berat jenis cairan elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi penuh).

Proses reaksi kima yang terjadi adalah sebagai berikut :

2.2.3 Konfigurasi Baterai

Beberapa contoh konfigurasi dalam bentuk gambar, dimulai dari konfigurasi yang paling sederhana.

1. Sambungan Seri

Pada sambungan seri, tegangan total adalah hasil penjumlahan dari tegangan pada masing-masing baterai. Namun kapasitas total baterai (Ah) adalah sama seperti pada masing-masing baterai (tidak dijumlahkan). Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat contoh berikut :

(4)

Makalah Kerja Praktek PLTH Pandansimo, Bantul, D.I. Yogyakarta

4

Contoh 1 :

Untuk contoh 1, dapat dihitung sebagai berikut. a. Tegangan total adalah 12 + 12 = 24 Volt b. Kapasitass total adalah 100 Ah.

Contoh 2 :

Pada contoh 2 diatas bisa disimpulkan: a. Total tegangan = 12+12+12+12 = 48 Volt b. Kapasitas total = 100Ah (sama dengan kapasitas masing-masing Baterai) 2. Sambungan Paralel

Pada sambungan paralel, berlaku rumus sebagai berikut:

a. Total tegangan sama dengan masing-masing baterai

b. Kapasitas total= Penjumlahan kapasitas dari semua baterai yang disambung.

Perhatikan contoh berikut; Contoh 1:

Sehingga hasil akhir dari sambungan diatas adalah

a. Total tegangan = 12 V (sama dengan tegangan pada masing-masing baterai)

b. Kapasitas total = 100 + 100 = 200 Ah Contoh 2:

Didapat nilai sebagai berikut;

a. Total tegangan = Tetap 12 V (sama dengan tegangan pada masing-masing baterai) b. Kapasitas total = 100 + 100 + 100 + 100 = 400 Ah

3. Gabungan ( Seri - Paralel )

Pada pola sambungan ini, total tegangan merupakan hasil penjumlahan semua nilai tegangan dari baterai yang disambung seri, sedangkan kapasitas total merupakan hasil penjumlahan semua baterai yang dipasang secara paralel. untuk lebih jelasnya, silahkan dilihat beberapa contoh sebagai berikut:

Contoh 1:

Asumsi masing-masing baterai mempunyai tegangan 12V dan kapasitas 100 Ah

(5)

Makalah Kerja Praktek PLTH Pandansimo, Bantul, D.I. Yogyakarta

5

Total tegangan adalah 12+12 = 24 V, dan

Kapasitas total adalah 100 Ah

Contoh 2: ( asumsi sama dengan contoh 1)

Total tegangan = 12+12 V = 24 V Kapasitas Total = 100 + 100 = 200Ah Contoh 3: Total tegangan = 24 V Kapasitas Total = 300 Ah Contoh 4: Total tegangan = 24 V Kapasitas total = 400 Ah

2.3 Inverter

Inverter merupakan alat untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Alat ini menjadi sangat penting pada instalasi sel surya, karena daya yang dihasilkan oleh sel surya adalah searah, yang kemudian disimpan dalam baterai, dan keluaran baterai pun berupa arus searah. Sedangkan peralatan elektronik rata-rata menggunakan daya AC. Hal inilah yang mejadikan inverter sangat penting pada instalasi sel surya.

Gambar 2. Inverter 3 Kw untuk mensuplay beban lampu penerangan kantor

(6)

Makalah Kerja Praktek PLTH Pandansimo, Bantul, D.I. Yogyakarta

6

Gambar 3. Inverter 2 KW untuk mensuplay

beban grup barat

2.4 Off Grid Sistem

Merupakan sistem pembangkit listrik tenaga surya untuk daerah-daerah terpencil/pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan PLN. Off Grid System disebut juga Stand-Alone PV system yaitu sistem pembangkit listrik yang hanya mengandalkan energi matahari sebagai satu-satunya sumber energi utama dengan menggunakan rangkaian photovoltaic modul (Solar PV) untuk menghasilkan energi listrik sesuai dengan kebutuhan

.

III. SISTEM PENYIMPANAN BATERAI DAN PEMDISTRIBUSIAN ENERGI LISTRIK PLTH PANDANSIMO.

3.1 Instalasi Rumah Daya Induk

Dirumah daya induk inilah seluruh output dari pembangkit terintegrasi dan masuk ke panel-panel control. Pada rumah daya induk terdapat beberapa komponen, antara lain: panel tegangan, box integrasi, PV kontroler, inverter 1 fase 10kW/240V, inverter 3 fase 15 kW/240V, panel beban/KWh meter 1 fasa, KWh meter 3 fasa, panel indicator beban, dan ruang penyimpanan/ ruang aki. Box integrasi

digunakan untuk menyatukan daya output dari seluruh pembangkit. Pada instalasi rumah daya induk terdapat panel DC voltage Transducer dan transmitter yang berfungsi sebagai voltage control. Dari output DC tranducer sinyal masuk ke box integrasi. Selain itu juga terdapat 2 buah inverter yaitu inverter 3 fase 15 kW dan inverter 1 fase 10kW. Penggunaan inverter ini disesuaikan dengan kebutuhan beban. Untuk kebutuhan beban dengan daya yang rendah menggunakan inverter 1 fase 10kW/240V. karena tegangan untuk kebutuhan beban adalah AC maka diperlukan inverter yang berfungsi mengubah tegangan DC dari pembangkit yang telah disearahkan menjadi tegangan AC. Inverter 1 fasa ini biasa digunakan untuk suplay tegangan kebeberapa beban, antara lain, daya untuk kebutuhan beban dikantor, warung-warung milik penduduk sepanjang pesisir pantai Pandansimo, penerangan jalan umum, dan 2 mesin untuk produksi es batu. Sedangkan inverter 3 fasa 15kW/240V digunakan menghidupkan mesin untuk produksi es balok.

Di rumah daya induk ini terdapat ruang penyimpanan baterai/aki. Baterai yang digunakan adalah jenis aki basah lead acid. Terdapat 2 jenis baterai dengan kapasitas arus dan tegangan yang berbeda , yaitu baterai dengan kapasitas 12V/105Ah dan 12V/113Ah. Masing masing baterai ini terdapat 80 unit, sehingga total batarai dirumah daya induk ada 160 unit. Sebanyak 20 unit baterai dirangkai secara seri sehingga diperoleh tegangan 240V untuk kapasitas penyimpanan. Kemudian dari 8 rangkaian seri tersebut disusun paralel. Sehingga total kapasitas arus dan tegangan baterai dirumah daya induk kurang lebih 870Ah/ 240V. 3.2 Sistem Penyimpanan Baterai

Penyimpanan Energi hasil dari pembangkit listrik di PLTH Pandansimo dibagi menjadi 3 Grup dengan beberapa bagian, yaitu:

3.2.1 Penyimpanan Energi/Baterai Aki Grup Timur

1. Penyimpanan Energi/Baterai Aki Grup Timur 105Ah/48 Volt

Pada Instalasi Penyimpanan Energi/Baterai Aki Grup Timur system 105Ah/48 Volt, terdiri dari 4 unit aki dengan

(7)

Makalah Kerja Praktek PLTH Pandansimo, Bantul, D.I. Yogyakarta

7

kapasitas perunit adalah 105Ah/12V. Dari 4

unit baterai ini dirangkai secara seri, sehingga total output dari baterai aki adalah 105Ah/48V.

Gambar 4. Bank Baterai Sistem 48 Volt Grup Timur

Spesifikasi baterai terdapat pada nameplate di bawah ini: Manufacturer : Exide Technologies Type : Powerfit FT110-12 Voltage : 12 V

Nominal Float Voltage : 2,27 ± 0,00 V/cell at 25ºC (77ºF)

2. Penyimpanan Energi/Baterai Aki Grup Timur 120Ah/240Volt

Pada Instalasi Penyimpanan Energi/Baterai Aki Grup Timur system 120Ah/240 Volt, terdiri dari 20 unit aki dengan kapasitas perunit adalah 120Ah/12V. Dari 20 unit baterai ini dirangkai secara seri, sehingga total output dari baterai aki adalah 120Ah/240V. 3.2.2 Penyimpanan Penyimpanan

Energi/Baterai Aki Grup Barat 1. Penyimpanan Energi/Baterai Aki

Grup Barat 420Ah/240Volt

Pada Instalasi Penyimpanan Energi/Baterai Aki Grup Barat system 420Ah/240Volt, terdiri dari 80 unit aki dengan kapasitas perunit adalah 105Ah/12V. Dari 80 unit baterai ini 20 unit dirangkai secara seri kemudian dari 4 rangakaian seri tersebut dirangkai secara paralel, sehingga total output dari baterai aki adalah 420Ah/240V.

2. Penyimpanan Energi/Baterai Aki Grup Barat 452Ah/240Volt

Pada Instalasi Penyimpanan Energi/Baterai Aki Grup Barat system 452Ah/240 Volt, terdiri dari 80 unit aki dengan kapasitas perunit adalah 113Ah/12V. Dari 80 unit baterai ini 20 unit dirangkai secara seri kemudian dari 4 rangakaian seri tersebut dirangkai secara paralel, sehingga total output dari baterai aki adalah 452Ah/240V.

Gambar 5. bank bateraiGrup Barat Item Unit battery Spesifikasi Tegangan unit 12 VDC

Type Lead Acid, Deep

Cycle

Amper Hour 113AH

3.2.3 Penyimpanan Energi/Baterai Aki Grup KKP

Pada Instalasi Penyimpanan Energi/Baterai Aki Grup KKP terdiri dari 72 unit aki dengan kapasitas perunit adalah 1000Ah/2V. Dari 72 unit baterai ini 24 unit dirangkai secara seri, kemudian dari 3 rangkaian seri ini dirangkai secara parallel sehingga total output dari baterai aki adalah 3000Ah/48V.

(8)

Makalah Kerja Praktek PLTH Pandansimo, Bantul, D.I. Yogyakarta

8

Gambar 5. Bank Baterai Grup KKP

Pabrikan : Sacred Sun

Tipe : GFMU-C series /GFMU-1000C 2V1000Ah

Spesifikasi :

 Rated voltage : 2V

 Rated capacity at 25o (77 oF)

10 hours’ rate (100.0A,1.80V) 1000Ah

20 hours’ rate (50.3A, 1.85V) 1006Ah

120 hours’ rate (10.0A, 1.85V) 1200Ah

 Internal resistance : 0.17 mΩ for fully charged battery at 77°F (25℃)

 Self discharge rate : ≤1% per month at (25

o

C)

 Maximum discharge current : 5000A (5s) at 77°F (25 oC)

 Temperature range

Discharge : -20~+50 oC Charge : -15~+50 oC Storage : -15~+50 oC

 Charging method: constant voltage at 77°F(25 oC)

Maximum charging current: 150 A

Temperature compensation: -3.5mV/

o

C/cell Cyclic use: 2.34~2.38V/cell

Floating use: 2.24~2.28V/cell

Dimensi and Berat

• Panjang: 430,00 mm (16,93 inci) • Lebar: 173,0 mm (6,81 inci)

• Tinggi: 338,0 mm (13,31 inci) • TH: 347,0 mm (13,66 inci) • Berat: 59,5 kg (131,18 lbs)

Tabel 1. Penyimpanan energi listrik pada batterey No Batterey Jumlah Unit Jumlah (Ah) 1 Grup Timur 105 Ah/12V 120 Ah/12 V 4 20 105 Ah/48V 120 Ah/240V 2 Grup Barat 105 Ah /12V 113 Ah /12V 80 80 420 Ah/240V 452 Ah/240V 3 Grup KKP 1000 Ah /12V 72 3000 Ah/48 V

3.3. Pendistribusian Energi Listrik

Karena adanya kerusakan pada inverter di rumah daya induk akibat dari sambaran petir, maka pendistribusian daya untuk beban yang seharusnya disuplay oleh pembangkit grup barat dan grup timur untuk sementara di suplay dengan energi listrik yang dihasilkan oleh Photovolatic milik KKP. Berikut pembagian pendistribusiaannya :

3.3.1 Pendistribusian Energi Listrik Baterai Grup KKP

Batterei yang digunakan KKP berkapasitas 1000Ah/ 2V dengan jumlah 72 unit. Batteri ini diseri kemudian diparalel. Pertama 24 batterei dirangkai seri, kemudian 3 rangkaian yang telah diseri dirangkai secara parallel, sehingga didapatkan total kapasitas 3000Ah/ 48 V. Dari batterei ini, energi listrik disalurkan kebeban dengan melalui 3 buah inverter yang masing masing mempunyai kapasitas 2 KW. Sesuai dengan jumlah inverternya, beban dari batterei ini juga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu beban grup barat, beban grup timur dan beban grup tengah. Berikut adalah single line diagram untuk pendistribusian energi listrik yang tersimpan di batterei milik KKP:

(9)

Makalah Kerja Praktek PLTH Pandansimo, Bantul, D.I. Yogyakarta

9

Gambar 6. skema pendistribusian Grup KKP

3.3.2 Pendistribusian Energi Listrik Baterai Grup Barat

Pada saat kegiatan kerja praktek berlangsung, susunan baterai di grup barat banyak mengalami perubahan, pada grup ini terdiri dari battery 105Ah/ 12V 40 unit dan baterai113Ah/12V 60 unit. Dari baterrey 105Ah/ 12V ini disusun secara seri 20 unit, dan selanjutnya disusun secara parallel. Untuk baterrey 113Ah/ 12V, 20 unit baterrey disusun secara seri kemudian dari 3 susunan bateraiyang disusun secara seri ini disusun secara parallel, sehingga total energi yang dapat disimpan adalah 339Ah/240V. kemudian baterrey aki 105Ah/240V dan 339Ah/ 240V disusun secara parallel sehingga total energi listrik yang dapat disimpan adalah 549Ah/240V. Pemanfaatan dari grup bateraiini digunakan untuk pendistribusian/ mensuplay beban DC yaitu lampu indikator menara 50m dan lampu PJU sehingga tidak memerlukan inverter untuk proses pendistribusiannya.

Gambar 7. skema pendistribusian Grup Barat 3.3.3 Pendistribusian 2 grup baterai 2100

Ah/ 12 V

Pada grup ini ada dua macam beban yang disuplay yaitu lampu penerangan kantor dan pompa air. Ada 40 unit baterai aki 105Ah/ 12 V, dari 40 unit baterai tersebut, 20 unit disusun secar parelel dan kemudian di suplaykan ke beban. Sehingga diperoleh total kapasitas penyimpanan battery 2100Ah/12 V, dimana 2100Ah/12V pertama masuk ke inverter 3 KW digunakan untuk mensuplay pompa dan 2100Ah/12V kedua masuk ke inverter 3 KW digunakan untuk mensuplay lampu penerangan kantor.

Gambar 8. Suplay baterai2100Ah/ 12V untuk lampu penerangan kantor

Gambar 9. Suplay baterai 2100Ah/ 12V untuk pompa air

Dalam pendistribusian energi listrik PLTH Pandansimo ini, digunakan tiang PJU setinggi 7 meter sebagai tiang untuk menyalurkan listrik kepada beban. Dan kabel yang digunakan adalah SPLN 42-10 Apolo Cable NFA2X 2x15 . Baterai 3000 Ah/48V DC Bus AC Bus Lampu warung Lampu PJU Lampu warung Lampu PJU Lampu warung E MCB 10 A E MCB 10 A E MCB 10 A E MCB 4 A E MCB 4 A E MCB 4 A E MCB 4 A AC Bus Inverter 2 kW 1 phase 48V / 220 V 50 Hz Inverter 2 kW 1 phase 48V / 220 V 50 Hz Inverter 2 kW 1 phase 48V / 220 V 50 Hz Baterai 549Ah/ 240V DC Bus E MCB 1 A E MCB 4 A Lampu PJU

Lampu indikator menara 50 m Baterai 2100 Ah/12V Inverter 3 kW 1 phase 12 V/ 220V 50 Hz Lampu penerangan kantor Baterai

2100 Ah/12V pompa air Inverter 3 kW 1 phase

(10)

Makalah Kerja Praktek PLTH Pandansimo, Bantul, D.I. Yogyakarta

10

Gambar 10. Tiang PJU untuk pendistribusian

listrik IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari kerja praktek yang telah dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Pantai Pandansimo, Srandakan, Bantul DIY dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan Sistem Tenaga Hibrid Kincir Angin dan Panel Surya sangat tepat karena dengan adanya 2 sumber hibrid dapat menjaga ketersediaan energi di kawasan Pantai Pandansimo.

2. Sistem penyimpanan baterai di PLTH Pandansimo dibagi menjadi 3 grup utama yaitu Grup timur 105ah/48 volt dan 120 ah/240V, Grup Barat 420ah/240V dan 452ah/240V, serta Grup KKP.

3. Beban utana yang disuplay oleh PLTH Pandansimo dibagi menjadi 3 Grup yaitu Grup barat, Grup tengah, dan Grup timur. 4. Tiang yang digunakan untuk

pendistribusian energi listrik PLTH Pandansimo adalah tiang PJU.

5. Kabel yang digunakan untuk pendistribusian PLTH Pandansimo adalah jenis SPLN 42-10 Apolo Cable NFA2X 2x15 .

4.2 Saran

Saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Perlu adanya pemeliharaan berkala yang dilakukan pada masing – masing komponen pada PLTH Pantai Pandansimo dalam hal ini khususnya baterai, untuk menjaga lifetime dari sistem tersebut 2. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut

untuk memperbaiki kevalidan laporan KP ini.

DAFTAR PUSTAKA [1] Ramdhani,

Mohamad.2008.Rangkaian Listrik. Bandung : Erlangga

[2] Rashid, Muhammad H.1999.

Elektronika Daya. Jakarta: PT Prenhallindo

[3] Sulasno.2009.Teknik konversi energi listrik dan sistem pengaturan.

Yogyakarta:Graha Ilmu

[4] Wildi, Theodore. 2002. Electrical Machines, Drives, and Power systems. New Jersey: 2002

[5]

http://dunia-

listrik.blogspot.com/2008/12/battery-batere.html ( diakses 20 Oktober

2013)

[6] http://solarsuryaindonesia.com/siste

(11)

Makalah Kerja Praktek PLTH Pandansimo, Bantul, D.I. Yogyakarta

11

BIODATA

Tatas Ardhy Prihanto

21060110120039

Dilahirkan di Boyolali pada tanggal 2 Juni 1992. Riwayat pendidikan: SD Negeri 1 Bangak, SMP Negeri 1 Boyolai, SMA Negeri 3 Surkarta. Pada tahun 2010, penulis melanjutkan studi di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang, Konsentrasi Ketenagaan dan sampai saat ini masih menempuh pendidikan Strata-1 (S-1).

Mengetahui, Dosen Pembimbing

Ir. Bambang Winardi

NIP.

196106161993031002

Gambar

Gambar .1 Sistem PLTH yang  mengkombinasikan Tenaga Surya, Tenaga
Gambar 2. Inverter 3 Kw untuk mensuplay  beban lampu penerangan kantor
Gambar 5. bank bateraiGrup Barat  Item Unit battery  Spesifikasi  Tegangan  unit  12 VDC
Tabel  1.  Penyimpanan  energi  listrik  pada  batterey  No  Batterey  Jumlah  Unit   Jumlah (Ah)  1  Grup  Timur  105  Ah/12V  120  Ah/12 V  4  20  105  Ah/48V 120  Ah/240V  2  Grup  Barat  105  Ah /12V  113  Ah  /12V  80 80  420  Ah/240V 452 Ah/240V  3  Grup  KKP  1000  Ah /12V  72  3000  Ah/48 V
+2

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip kerja yang digunakan turbin angin sebagai pembangkit energi listrik adalah dengan mengubah energi kinetik dari angin menjadi energi mekanik pada poros generator

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu desain sistem hibrid antara pembangkit energi surya, angin dan generator sebagai energi pendukung (support) ketika terjadi

Dari hasil pembahasan serta analisa bebagai macam sumber-sumber energi terbarukan yang dapat digunakan sebagai pembangkit altenatif energi listrik, yaitu: energi angin, energi

Dari hasil pembahasan serta analisa bebagai macam sumber-sumber energi terbarukan yang dapat digunakan sebagai pembangkit altenatif energi listrik, yaitu: energi angin, energi

Dalam pembangkit listrik energi listrik ini menggunakan motor sebagai penggerak utamanya agar mampu menggerakkan generator sehingga menghasilkan energi listrik

Pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) dikombinasikan dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau yang disebut hibrida lebih unggul, karena pembangkit listrik

perkembangan teknologi di sisi lain, mulailah pembangkit-pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan skala besar terutama energi angin (bayu) dan matahari (surya)

Berdasarkan hasil perancangan sistem pembangkit listrik hibrid menggunakan potensi energi angin dan surya untuk unit pengolahan ikan skala kecil yang berlokasi di