• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL ( Studi Kasus Pada BMT Surya Asa Artha Pada Tahun 2015-2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL ( Studi Kasus Pada BMT Surya Asa Artha Pada Tahun 2015-2016)"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA

KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN

SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

(Studi Kasus Pada BMT Surya Asa Artha Pada Tahun 2015-2016)

Oleh:

Putri Wahyuni 13061080

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

(2)

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA

KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN

SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

(Studi Kasus Pada BMT Surya Asa Artha Pada Tahun 2015-2016)

SKRIPSI

Diajukan kepada:

Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana Strata Satu (SI)

Oleh:

Putri Wahyuni 13061080

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan

hidayah-NYA sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada Koperasi Simpan Pinjam Dan

Pembiayaan Syariah Dengan Menggunakan Metode CAMEL (Studi Kasus

Pada BMT Surya Asa Artha Pada Tahun 2015-2016)” dengan baik.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai derajat Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Ekonomi Program

Studi Akuntansi Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Dalam penulisan

Skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan,

maka selayaknya peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Alimatus Sahrah, M.Si., MM selaku Rektor Universitas Mercu

Buana Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Raswan Udjang, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

3. Ibu Tutut Dewi Astuti, S.E., M.Si., Ak., CA., CTA selaku Ketua Prodi

Akuntansi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

4. Bapak Mushawir, S.E., M.M selaku Dosen Pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan serta masukan selama

penyusunan Tugas Akhir Skripsi.

5. Ibu Tutut Dewi Astuti, S.E., M.Si., Ak., CA., CTA dan Ibu Nugraeni,

(7)

untuk memberikan masukan dan perbaikan atas skripsi yang saya

pertanggungjawabkan.

6. Kedua orang tua yang senantiasa mendoakan, mendukung dan selalu

memberi motivasi.

7. Yahiko dan Pagan yang selalu bersama-sama untuk berbagi suka

maupun duka.

8. Sahabat-sahabat istimewa Siti Aisyah, Amelia Nur Arieani, Lisa Aini

Makhromah yang selalu menjadi motivasi untuk terus berjuang

bersama-sama.

9. Teman-teman satu angkatan Jurusan Akuntansi 2013.

10.Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu,

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir Skripsi ini masih jauh dari sempurna,

maka dari itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan untuk kebaikan penulis di masa mendatang. Semoga Tugas Akhir

Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, minimal bagi penulis sendiri.

Yogyakarta, Juli 2017

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Batasan Masalah ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 8

(9)

C. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kesehatan Bank ... 10

D. Pengertian BMT ... 12

E. Tingkat Kesehatan BMT ... 13

F. Penetapan Kesehatan ... 15

G. Pengertian CAMEL ... 17

H. Metode CAMEL ... 23

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya ... 34

B. Produk yang Ditawarkan ... 35

C. Struktur Organisasi ... 37

D. Tugas dan Wewenang ... 38

E. Jenis dan Sumber Data ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 43

G. Metode Analisis Data ... 43

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Terhadap Faktor Permodalan (Capital) ... 48

B. Analisis Terhadap Faktor Kualitas Aktiva Produktif (Asset) ... 49

C. Analisis Terhadap Faktor Manajemen (Management) ... 53

D. Analisis Terhadap Faktor Rentabilitas (Earning) ... 54

E. Analisis Terhadap Faktor Likuiditas (Liquidity) ... 58

F. Nilai Bersih Rasio CAMEL ... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Lembaga Keuangan Syariah dengan Lembaga Keuangan

Konvensional ... 10

Tabel 2.2 Prediksi Bank Sesuai Dengan Nilai Kredit ... 17

Tabel 2.3 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Menurut CAMEL ... 18

Tabel 2.4 Kriteria Penilaian Capital Adequency Ratio ... 25

Tabel 2.5 Kriteria Penilaian Kualitas Aktiva Produktif ... 26

Tabel 2.6 Kriteria Penilaian Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif ... 27

Tabel 2.7 Kriteria Penilaian Net Profit Margin ... 28

Tabel 2.8 Kriteria Penilaian Return On Assets... 30

Tabel 2.9 Kriteria Penilaian Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional ... 32

Tabel 2.10 Kriteria Penilaian Loan Deposit Ratio ... 33

Tabel 4.12 Perhitungan Capital Adequency Ratio (CAR) ... 48

Tabel 4.13 Nilai Kredit Faktor CAR ... 49

Tabel 4.14 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) ... 50

Tabel 4.15 Nilai Kredit Faktor KAP ... 51

Tabel 4.16 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) .. 52

Tabel 4.17 Nilai Kredit Faktor PPAP ... 52

Tabel 4.18 Perhitungan Net Profit Margin (NPM) ... 54

(11)

Tabel 4.20 Nilai Faktor Kredit ROA ... 56

Tabel 4.21 Perhitungan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ... 56

Tabel 4.22 Nilai Kredit Faktor BOPO ... 57

Tabel 4.23 Perhitungan Loan Deposit Ratio (LDR) ... 58

Tabel 4.24 Nilai Kredit Faktor LDR ... 59

Tabel 4.25 Nilai Bersih Rasio CAMEL Tahun 2015 ... 60

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko 2015 Lampiran 2 Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko 2016 Lampiran 3 Perhitungan Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan 2015 Lampiran 4 Perhitungan Aktiva Produktif 2015

Lampiran 5 Perhitungan Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan 2016 Lampiran 6 Perhitungan Aktiva Produktif 2016

Lampiran 7 Perhitungan Dana Pihak Ketiga 2015 Lampiran 8 Perhitungan Dana Pihak Ketiga 2016 Lampiran 9 Perhitungan Beban Operasional 2015 Lampiran 10 Perhitungan Beban Operasional 2016 Lampiran 11 Perhitungan Pendapatan Operasional 2015 Lampiran 12 Perhitungan Pendapatan Operasional 2016 Lampiran 13 Neraca KJKS BMT Surya Asa Artha 2015

Lampiran 14 Perhitungan Laba Rugi KJKS BMT Surya Asa Artha 2015 Lampiran 15 Neraca KJKS BMT Surya Asa Artha 2016

Lampiran 16 Perhitungan Laba Rugi KJKS BMT Surya Asa Artha 2016 Lampiran 17 Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Pahlawan, Novan, Firmansyah Ade dan Iswandriyanto, 2009. “ Lembaga Keuangan Syariah “. Makalah. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Anshori, Abdul, Ghafur. 2009. Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta Gajah Mada University Press.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah : Dari teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press.

Bank Indonesia, (2004), “Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum”, Jakarta.

Bank Indonesia, Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004. Perihal Tatacara Penilaian Kesehatan Bank Umum.

Buchori, N. S.2012. Koperasi Syariah Teori dan Praktek. Banten: Penerbit Pustaka Aufa Media (PAM Pres).

Dhanaeny Taufik. 2012. “Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan BPR Hasa Mitra Dengan Metode Camel (periode 2006-2010),” Skripsi. Universitas Hasanuddin Makasar.

Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tanggal 8 Oktober 2007 Tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi

Lucky Megalia. 2012. “Analisis Tingkat Kesehatan Lembaga Keuangan Syariah (studi pada BMT Bina Ihsanul Fikri tahun 2010-2011)”, Skripsi. Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(15)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian.

(16)

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko 2015

Keterangan Perhitungan

Aktiva 2.303.144.403

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (61.360.845)

Akm. Penyusutan Gedung (163.429.100)

Akm. Penyusutan Inventaris (27.523.315)

Akm. Penyusutan Pra Operasional (6.000.000)

Jumlah 2.044.831.145

LAMPIRAN 2

Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko 2016

Keterangan Perhitungan

Aktiva 2.410.842.604

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (84.316.245)

Akm. Penyusutan Gedung (10.000.000)

Akm. Penyusutan Inventaris (185.483.600)

Akm. Penyusutan Pra Operasional (38.773.315)

(17)

LAMPIRAN 3

Perhitungan Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan 2015

Keterangan Perhitungan

50% x Pembiayaan Kurang Lancar (50% x 37.729.824)

18.864.912

75% x Pembiayaan Diragukan (75% x 34.376.062)

25.782.046,5

100% x Pembiayaan Macet (100% x 20.961.013)

20.961.013

Jumlah 65.607.971,5

LAMPIRAN 4

Perhitungan Aktiva Produktif 2015

Keterangan Perhitungan

Antar Bank Aktiva 315.711.553

Penyertaan 64.740.000

Jumlah 380.451.553

LAMPIRAN 5

Perhitungan Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan 2016

Keterangan Perhitungan

50% x Pembiayaan Kurang Lancar (50% x39.832.264)

19.916.132

75% x Pembiayaan Diragukan (75% x 35.406.170)

26.554.627,5

100% x Pembiayaan Macet (100% x 38.056.899)

38.056.899

(18)

LAMPIRAN 6

Perhitungan Aktiva Produktif 2016

Keterangan Perhitungan

Antar Bank Aktiva 301.760.001

Penyertaan 71.750.000

Jumlah 373.510.001

LAMPIRAN 7

Perhitungan Dana Pihak ketiga 2015

Keterangan Perhitungan

Simpanan 449.682.029

Deposito Mudharabah 478.277.278

Modal Anggota 397.931.742

Modal Penyertaan 350.003.673

Equitas 953.584.596

Jumlah 2.629.479.318

LAMPIRAN 8

Perhitungan Dana Pihak ketiga 2016

Keterangan Perhitungan

Simpanan 690.290.424

Deposito Mudharabah 300.277.278

Modal Anggota 397.931.742

Modal Penyertaan 350.003.673

Equitas 663.356.229

(19)

LAMPIRAN 9

Perhitungan Beban Operasional 2015

Keterangan Perhitungan

Bagi Hasil 171.325.377

Tenaga Kerja 250.940.930

Cadangan Penghapusan Pembiayaan 11.500.000

Pemeliharaan dan Perbaikan 2.750.000

Biaya penyusutan 81.594.100

Barang dan Jasa 53.046.500

Biaya Operasional Lainnya 127.890.405

Jumlah 699.047.312

LAMPIRAN 10

Perhitungan Beban Operasional 2016

Keterangan Perhitungan

Bagi Hasil 273.841.168

Tenaga Kerja 273.411.187

Biaya Penyisihan & Penyusutan 43.477.982

Barang dan Jasa 27.827.400

Biaya Operasional Lainnya 175.987.000

Jumlah 758.544.737

LAMPIRAN 11

Perhitungan Pendapatan Operasional 2015

Keterangan Perhitungan

Pendapatan Operasi Utama 656.031.800

Pendapatan Operasi Utama Lainnya 84.429.910

Jumlah 740.461.710

LAMPIRAN 12

Perhitungan Pendapatan Operasional 2016

Keterangan Perhitungan

Pendapatan Operasi Utama 781.742.096

Pendapatan Operasi Utama Lainnya 71.770.000

(20)
(21)
(22)
(23)
(24)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004

TENTANG

SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank dan Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank; b. bahwa dengan pesatnya perkembangan yang terjadi dibidang

perbankan berpengaruh pada meningkatnyakompleksitas usaha bank dan profil risiko yang dimiliki bank;

c. bahwa perubahan kompleksitas usaha dan profil risiko bankserta perubahan metodologi penilaian kondisi bank yang diterapkan secara internasional akan mempengaruhi sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang saat ini berlaku;

d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut dipandang perlu untuk mengatur kembali Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dalam suatu Peraturan Bank Indonesia; Mengingat …

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3472) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3790);

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang BankIndonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3843) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4357);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

(25)

1. Bank adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, termasuk kantor cabang bank asing.

2. Direksi:

a. bagi Bank berbentuk hukum Perseroan Terbatas adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas;

b. bagi Bank berbentuk hukum Perusahaan Daerah adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 5 Tahun1962 tentang Perusahaan Daerah;

c. bagi Bank berbentuk hukum Koperasi adalah pengurus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

3. Komisaris:

a. bagi Bank berbentuk hukum Perseroan Terbatas adalah komisaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas;

b. bagi Bank berbentuk hukum Perusahaan Daerah adalah pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah;

c. bagi Bank berbentuk hukum Koperasi adalah pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

4. Tingkat Kesehatan Bank adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu Bank melalui Penilaian Kuantitatif dan atau Penilaian Kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar.

5. Peringkat Komposit adalah peringkat akhir hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank.

6. Penilaian Kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan, dan proyeksi rasio-rasio keuangan Bank.

7. Penilaian Kualitatif adalah penilaian terhadap faktor-faktor yang mendukung hasil Penilaian Kuantitatif, penerapan manajemen risiko, dan kepatuhan Bank.

Pasal 2

(26)

2) Komisaris dan Direksi Bank wajib memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar Tingkat Kesehatan Bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dipenuhi.

Pasal 3

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor

sebagai berikut:

a. permodalan (capital); b. kualitas aset (asset quality); c. manajemen (management); d. rentabilitas (earning); e. likuiditas (liquidity); dan

f. sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk). Pasal 4 …

1) Penilaian terhadap faktor permodalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

a. kecukupan, komposisi, dan proyeksi (trend ke depan) permodalan serta kemampuan permodalan Bank dalam mengcover aset bermasalah;

b. kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan, rencana permodalan Bank untuk mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan, dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan Bank.

2) Penilaian terhadap faktor kualitas aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

a. kualitas aktiva produktif, konsentrasi eksposur risiko kredit, perkembangan aktiva produktif bermasalah, dan kecukupan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP);

b. kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang (review) internal, sistem dokumentasi, dan kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.

3) Penilaian terhadap faktor manajemen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

a. kualitas manajemen umum dan penerapan manajemen risiko;

(27)

4) Penilaian terhadap faktor rentabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

a. pencapaian return on assets (ROA), return on equity (ROE), net interest margin (NIM), dan tingkat efisiensi Bank;

b. perkembangan laba operasional, diversifikasi pendapatan, penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya, dan prospek laba operasional.

5) Penilaian terhadap faktor likuiditas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

a. rasio aktiva/pasiva likuid, potensi maturity mismatch, kondisi

Loan to Deposit Ratio (LDR), proyeksi cash flow, dan konsentrasi pendanaan;

b. kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities management/ALMA), akses kepada sumber pendanaan, dan stabilitas pendanaan.

6) Penilaian terhadap faktor sensitivitas terhadap risiko pasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf f meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

a. kemampuan modal Bank dalam mengcover potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga dan nilai tukar; kecukupan penerapan manajemen risiko pasar.

Pasal 5

Dalam rangka menetapkan peringkat setiap komponen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan perhitungan dan analisis dengan mempertimbangkan indikator pendukung dan atau pembanding yang relevan.

Pasal 6

1. Berdasarkan hasil penetapan peringkat setiap komponen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ditetapkan peringkat setiap faktor.

2. Proses penetapan peringkat setiap faktor sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) dilaksanakan setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari setiap komponen yang dinilai.

(28)

1. Berdasarkan hasil penetapan peringkat setiap faktor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ditetapkan Peringkat Komposit (composite rating).

2. Peringkat Komposit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan

sebagai berikut:

a. Peringkat Komposit 1 (PK-1), mencerminkan bahwa Bank tergolong sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan;

b. Peringkat Komposit 2 (PK-2), mencerminkan bahwa Bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan namun Bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin; c. Peringkat Komposit 3 (PK-3), mencerminkan bahwa Bank tergolong

cukup baik namun terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat kompositnya memburuk apabila Bank tidak segera melakukan tindakan korektif;

d. Peringkat Komposit 4 (PK-4), mencerminkan bahwa Bank tergolong kurang baik dan sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan atau Bank memiliki kelemahan keuangan yang serius atau kombinasi dari kondisi beberapa faktor yang tidak memuaskan, yang apabila tidak dilakukan tindakan korektif yang efektif berpotensi mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya.

e. Peringkat Komposit 5 (PK-5), mencerminkan bahwa Bank tergolong tidak baik dan sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan serta mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya.

3. Proses penetapan Peringkat Komposit sebagaimana dimaksud ayat (2) dilaksanakan dengan mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari masing-masing faktor.

BAB II

MEKANISME DAN TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN Pasal 8

(1) Bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia ini secara triwulanan untuk posisi bulan Maret, Juni, September dan Desember.

(29)

Pasal 9

(1) Dalam rangka melaksanakan pengawasan Bank, Bank Indonesia melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara triwulanan.

(2) Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan, laporan berkala yang disampaikan Bank, dan atau informasi lain yang diketahui secara umum seperti hasil penilaian oleh otoritas atau lembaga lain yang berwenang.

(3) Apabila terdapat perbedaan hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang dilakukan oleh Bank maka yang berlaku adalah hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia. (4) Berdasarkan hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Bank Indonesia dapat meminta Direksi, Komisaris, dan atau pemegang saham untuk menyampaikan action plan yang memuat langkah-langkah perbaikan yang wajib dilaksanakan oleh Bank terhadap permasalahan signifikan dengan target waktu penyelesaian selama periode tertentu.

(5) Apabila diperlukan Bank Indonesia meminta Bank untuk melakukan penyesuaian terhadap action plan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4). Pasal 10

(1) Bank wajib menyampaikan laporan pelaksanaan action plan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4) selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah pelaksanaan action plan.

(2) Dalam hal pelaksanaan action plan dilakukan secara bertahap, Bank wajib melaporkan pelaksanaan tahapan action plan dimaksud selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah pelaksanaan setiap tahapan action plan dimaksud.

Pasal 11

Apabila diperlukan Bank Indonesia melakukan pemeriksaan khusus terhadap hasil perbaikan yang telah dilakukan oleh Bank.

BAB III

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KANTOR CABANG BANK ASING

Pasal 12

Khusus bagi kantor cabang bank asing, penilaian Tingkat Kesehatan Bank hanya dilakukan atas faktor kualitas aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf (b) dan faktor manajemen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf (c).

Pasal 13

(30)

dimaksud dalam Pasal 12 ditetapkan Peringkat Komposit (composite rating) sebagai berikut:

a. Peringkat Komposit 1 (PK-1), mencerminkan bahwa kantor cabang bank asing memiliki kualitas aset yang sangat baik, memiliki dan menerapkan manajemen risiko dan pengendalian operasional secara efektif dan komprehensif, serta menerapkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan prosedur intern secara konsisten;

b. Peringkat Komposit 2 (PK-2), mencerminkan bahwa kantor cabang bank asing memiliki kualitas aset yang baik, memiliki dan menerapkan manajemen risiko dan pengendalian operasional secara memadai, serta menerapkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan prosedur intern secara konsisten namun terdapat sedikit kelemahan yang dapat segera diambil tindakan korektif;

c. Peringkat Komposit 3 (PK-3), mencerminkan bahwa kantor cabang bank asing memiliki kualitas asset yang cukup baik, memiliki dan menerapkan manajemen risiko dan pengendalian operasional secara cukup memadai, serta menerapkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan prosedur intern namun tidak sepenuhnya konsisten dan terdapat kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat kompositnya memburuk apabila Bank tidak segera melakukan tindakan korektif; d. Peringkat Komposit 4 (PK-4), mencerminkan bahwa kantor cabang

bank asing memiliki kualitas aset yang memburuk, memiliki dan menerapkan manajemen risiko dan pengendalian operasional yang lemah dan kurang diterapkan secara konsisten serta terdapat frekuensi pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku dan prosedur intern yang cukup signifikan;

e. Peringkat Komposit 5 (PK-5), mencerminkan bahwa kantor cabang bank asing memiliki kualitas aset yang terus memburuk, memiliki dan menerapkan manajemen risiko dan pengendalian operasional yang sangat lemah dan tidak diterapkan secara konsisten serta terdapat frekuensi pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku dan prosedur intern yang signifikan.

Pasal 14

Apabila diperlukan Bank Indonesia meminta data atau informasi terakhir dari kantor cabang bank asing mengenai peringkat kantor pusat bank asing secara berkala atau sewaktu-waktu.

BAB IV SANKSI Pasal 15

(31)

dikenakan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 berupa:

a. teguran tertulis;

b. pembekuan kegiatan usaha tertentu;

c. pencantuman pengurus dan atau pemegang saham Bank dalam daftar orang yang dilarang menjadi pemegang saham dan pengurus Bank.

BAB V

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 16

(1) Pelaksanaan sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia ini mulai diterapkan sejak posisi bulan Desember 2004.

(2) Dalam rangka persiapan penerapan secara efektif sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Bank wajib melaksanakan uji coba penilaian Tingkat Kesehatan Bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 sejak posisi bulan Juni 2004.

(3) Apabila diperlukan Bank Indonesia meminta hasil penilaian Tingkat Kesehatan yang dilakukan oleh Bank sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2).

(4) Sebelum diterapkannya secara efektif sistem penilaian Tingkat Kesehata Bank sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia ini, penilaian Tingkat Kesehatan Bank oleh Bank Indonesia dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/277/KEP/DIR tanggal 19 Maret 1998.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 17

Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Bank Indonesia ini akan ditetapkan dengan Surat Edaran Bank Indonesia.

Pasal 18

Dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia ini, maka:

(32)

dinyatakan tidak berlaku bagi Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional sejak penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi akhir bulan Desember 2004;

b. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/266/KEP/DIR tanggal 27 Februari 1998 tentang Pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian Yang Menyangkut Kewajiban Antar Bank, Pengambilalihan Tagihan, Suku Bunga Simpanan, dan Penyediaan Dana, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 19

Peraturan Bank Indonesia ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 12 April 2004

GUBERNUR BANK INDONESIA, BURHANUDDIN ABDULLAH LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2004 NOMOR 38 DPNP PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM

UMUM

(33)

maka perbankan perlu melakukan langkah-langkah persiapan dalam

Penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal Bank untuk mengcover eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa datang. Penilaian kualitas aset merupakan penilaian terhadap kondisi aset Bank dan kecukupan manajemen risiko kredit.

Huruf c

Penilaian manajemen merupakan penilaian terhadap kemampuan manajerial pengurus Bank untuk menjalankan usahanya, kecukupan manajemen risiko, dan kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya. Yang dimaksud dengan kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku antara lain kepatuhan terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit, Posisi Devisa Neto, dan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer).

Huruf d

Penilaian rentabilitas merupakan penilaian terhadap kondisi dan kemampuan rentabilitas Bank untuk mendukung kegiatan operasional dan permodalan.

Huruf e

Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan Bank untuk memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas.

Huruf f

(34)

Pasal 4

Peringkat setiap komponen terdiri dari peringkat 1, peringkat 2, peringkat 3, peringkat 4, dan peringkat 5. Urutan peringkat yang lebih rendah mencerminkan kondisi Bank yang lebih baik.

Pasal 6

Ayat (1) Peringkat setiap faktor terdiri dari peringkat 1, peringkat 2, peringkat 3, peringkat 4, dan peringkat 5. Urutan peringkat yang lebih rendah mencerminkan kondisi Bank yang lebih baik.

Ayat (2) Pertimbangan unsur judgement merupakan pengambilan kesimpulan yang dilakukan secara obyektif dan independen berdasarkan hasil analisis yang didukung oleh fakta, data, dan informasi yang memadai serta terdokumentasi dengan baik guna memperoleh hasil penilaian yang mencerminkan kondisi Bank yang sebenarnya.

Pasal 7 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2)

Urutan Peringkat Komposit yang lebih rendah mencerminkan kondisi Bank yang lebih baik.

Huruf a. Dalam peringkat ini Bank mampu mengendalikan usahanya apabila terjadi perubahan yang signifikan pada industri

perbankan.

Huruf b. Kelemahan minor dalam huruf ini dapat berupa kelemahan

administratif dan operasional yang tidak mempengaruhi kondisi Bank secara signifikan.

(35)

Huruf e. Cukup jelas Ayat (3)

Pertimbangan unsur judgement merupakan pengambilan kesimpulan yang dilakukan secara obyektif dan independen berdasarkan hasil analisis yang didukung oleh fakta, data, dan informasi yang memadai serta terdokumentasi dengan baik guna memperoleh hasil penilaian yang mencerminkan kondisi Bank yang sebenarnya.

Pasal 8

Dalam rangka memperoleh hasil penilaian Tingkat Kesehatan yang sesuai dengan kondisi Bank yang sesungguhnya, Bank Indonesia dapat meminta informasi dan penjelasan dari Bank. Bank Indonesia dapat melakukan penyesuaian terhadap penilaian Tingkat Kesehatan Bank apabila diketahui terdapat data dan informasi yang mempengaruhi kondisi Bank secara signifikan pada posisi setelah posisi penilaian (subsequent events).

Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4)

Bank Indonesia dapat meminta Direksi, Komisaris, dan atau pemegang saham untuk menyampaikan action plan apabila hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank menunjukkan bahwa satu atau lebih faktor penilaian memiliki peringkat 4 dan atau peringkat 5. Ayat (5)

Action plan yang disampaikan diperlakukan sebagai komitmen Bank kepada Bank Indonesia.

Pasal 10 Ayat (1)

Laporan pelaksanaan action plan yang disampaikan Bank antara lain memuat bukti pelaksanaan dan dokumen pendukung terkait.

(36)

Pasal 12

Komponen faktor kualitas aset mengacu kepada Pasal 4 ayat (2) sedangkan komponen faktor manajemen mengacu kepada Pasal 4 ayat (3).

Pasal 13

Proses penetapan Peringkat Komposit didahului dengan proses penetapan peringkat setiap komponen sebagaimana dimaksud Pasal 5 dan penetapan peringkat setiap faktor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

Pasal 14

Penilaian peringkat kantor pusat bank asing dilakukan oleh lembaga pemeringkat internasional antara lain Standard & Poor’s, Moody’s, dan Fitch.

Pasal 15 Cukup jelas

Pasal 16 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas

Pasal 17 Cukup jelas

Pasal 18 Cukup jelas

(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu Corey (2005) mengemukakan bahwa dalam konseling multikultural memiliki tiga dimensi kompetensi, yaitu : (1) Keyakinan dan sikap,hal ini berkaitan dengan keyakinan

Sasaran pelatihan gender adalah memungkinkan para peserta memahami peranan dan kebutuhan wanita dan pria yang berbeda dalam masyarakat, menentang perilaku dan struktur yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa r hitung 0,496 lebih besar dari r tabel = 0,244 pada taraf signifikansi 5% yang artinya bahwa ada hubungan yang positif

Tes ini berfungsi untuk mengidentifikasi kepribadian manusia yang pada dasarnya terdiri dari 9 jenis..  5

Dari hasil analisis penelitian dan uraian pembahasan yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat kecemasan

ternak yang paling banyak 2000 ekor burung puyuh menghasilkan telur sebanyak 80 kardus dalam satu kali panen, harga telur yang dibeli bakul Rp. Sedangkan ternak yang

Upaya yang dapat dilakukan terhadap hak tenaga kerja pada perusahaan yang dinyatakan pailit berdasarkan Undang-undang tentang Kepailitan dan penundaan kewajibanpembayaran

This study is aimed to analyze errors on the grammar accuracy of s tudents’ speaking production on the Critical Listening and Speaking, class B offered in semester four