• Tidak ada hasil yang ditemukan

HALAMAN PENGESAHAN KORELASI ADENOSIN TRIFOSFAT TERHADAP TOTAL PLATE COUNT DI PT SORINI AGRO ASIA CORPORINDO – CARGILL INCORPORATED

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HALAMAN PENGESAHAN KORELASI ADENOSIN TRIFOSFAT TERHADAP TOTAL PLATE COUNT DI PT SORINI AGRO ASIA CORPORINDO – CARGILL INCORPORATED"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

i

HALAMAN PENGESAHAN

KORELASI

ADENOSIN TRIFOSFAT

TERHADAP

TOTAL

PLATE COUNT

DI PT SORINI AGRO ASIA

CORPORINDO – CARGILL INCORPORATED

Oleh:

RADITYA ARLAN ISWARA

NIM: 13.70.0197

Program Studi: Teknologi Pangan

Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan

di hadapan sidang penguji pada tanggal Oktober 2017

Semarang, Oktober 2017 Fakultas Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata

Pembimbing Lapangan, Pembimbing Akademik,

Taufik Saputra Dr. Ir. Ch. Retnaningsih, MP

Dekan,

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat dan penyelenggaraan- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek periode Juli- Agustus 2017 di PT. Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated. Laporan ini disusun untuk memenuhi prasyarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Kerja Praktek ini memberikan banyak manfaat bagi penulis karena bisa mendapatkan pengalaman kerja serta tambahan wawasan yang dapat menjadi bekal bagi masa depan.

Keberhasilan dan kelancaran penulis dalam menyelesaian laporan Kerja Praktek ini, tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari banyak pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu melindungi dan memberkati Penulis selama melakukan kerja praktek hingga laporan kerja praktek ini dapat disusun dengan baik dan diselesaikan tepat waktu.

2. Bapak Ade Alabi, selaku plant manager PT.Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan kerja praktek di PT.Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated.

3. Bapak Taufik Dwi Saputra, selaku QC supervisor yang telah menerima dan memberikan bimbingan kepada penulis selama kerja praktek.

4. Ibu Mintarsih, selaku FSQR manager yang membantu memberikan penjelasan mengenai informasi selama kerja praktek berlangsung.

5. Bapak Satria Ari Sasmita, selaku QA System Supervisor PT.Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated yang selalu menyediakan waktu untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan informasi yang dibutuhkan penulis selama kerja praktek berlangsung.

(3)

iii

7. Bapak Paulus Yuhanclesia, selaku HR manager yang selalu menyediakan waktu untuk membimbing, dan memberikan informasi yang dibutuhkan penulis selama kerja praktek berlangsung.

8. Bapak Carudin, selaku Production Head Spray Dryer yang selalu mendampingi, memberikan pengawasan kepada penulis selama kerja praktek berlangsung.

9. Seluruh karyawan PT.Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated yang telah membantu dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penulis dengan tulus.

10. Bapak R. Probo Y.Nugrahedi STP. Msc, selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

11. Ibu Dr. Ir. Ch. Retnaningsih, MP, selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan waktu kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

12. Keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan doa untuk keberhasilan penulis dalam menyelesaikan kerja praktek dan laporan kerja praktek ini.

13. Kepada pekerja Lab Mikro yakni Nasuhi, Devi Afriandini, dan Putri Noviyanti yang telah membantu serta menjadi teman selama kerja praktek berlangsung. 14. Semua pihak yang sudah membantu namun tidak dapat Penulis ucapkan satu

persatu

Akhirnya penulis berharap agar laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.Namun laporan kerja praktek ini, masih jauh dari sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan yang dilakukan secara tidak sengaja oleh penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, demi kebaikan dan kelancaran penulis di masa depan.

Semarang, Oktober 2017

Penulis,

(4)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Khusus Kerja Praktek ... 2

2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 3

2.1. Sejarah Perusahaan ... 3

2.2. Lokasi Perusahaan ... 3

2.3. Visi dan Misi ... 3

2.4. Struktur Organisasi ... 3

2.5. Ketenagakerjaan ... 4

2.6. Lokasidan Tata Letak Perusahaan ... 5

2.7. Macam – MacamProduk Perusahaan... 5

2.8. Adenosin Trifosfat ... 6

2.9. Total Plate Count ... 6

3. PROSES PENGUJIAN ADENOSIN TRIFOSFAT (ATP) TERHADAP TOTAL PLATE COUNT (TPC) ... 7

3.1. Alatdan Bahan Pengujian Adenosin Trifosfat (ATP)... 7

3.2. Alat dan Bahan Pengujian Total Plate Count (TPC) ... 8

3.3. Proses PengujianAdenosinTrifosfat (ATP) ... 8

(5)

v

3.5. Tempat Pengambilan Sampling ... 10

4. PEMBAHASAN ... 11

4.1. Hasil Sampel Cair ... 13

4.2. HasilSampel SWAB ... 16

4.3. HasilSampel Control ... 18

5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 19

5.1. Kesimpulan ... 19

5.2. Saran ... 19

6. DAFTAR PUSTAKA ... 20

(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

(7)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Uji Air Keran Lab Mikro. ... 14

Tabel 2. Hasil Uji Air Dispenser ... 14

Tabel 3. Hasil Uji Air Galon ... 15

Tabel 4. Hasil Uji Permukaan Tangan ... 16

Tabel 5. Hasil Uji Permukaan Basah ... 16

Tabel 6. Hasil Uji Permukaan Kering ... 17

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lokasi PT. Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated

(9)

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di dunia yang sudah semakin maju dan berkembang saat ini, teknologi berkembang dengan sangat pesat. Dengan perkembangan teknologi yang cepat, masyarakat dituntut untuk menyesuaikan diri serta mengembangkan pengetahuannya mengenai teknologi. Sebagai mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, saya dituntut untuk memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas terhadap teknologi dan globalisasi terutama dalam bidang pangan dan gizi. Dalam perkuliahan, kami mendapatkan pengetahuan mengenai pangan dan gizi secara garis besar melalui teori. Dalam mempraktekkan dan menerapkan ilmu tersebut, saya melakukan melalui berbagai kegiatan praktikum, serta KKL (Kuliah Kerja Lapangan). Namun saya menyadari bahwa ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan dan praktikum tidak cukup untuk memenuhi tuntutan perkembangan teknologi yang pesat terutama dalam dunia kerja industri pangan. Oleh sebab itu, kami membutuhkan praktek yang sesungguhnya melalui Kerja Praktek (KP) sehingga dapat mengetahui situasi riil di lapangan, mendapat tambahan pengalaman serta wawasan mengenai dunia kerja.

Kerja Praktek atau yang biasa disebut KP adalah salah satu mata kuliah dalam Program Studi Teknologi Pangan yang dilakukan pada semester IV/ V selama minimal 20 hari kerja. Dengan KP ini, mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang diharapkan dapat menerapkan segala teori dasar yang telah diperoleh selama perkuliahan, serta mampu mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja nantinya.

(10)

2

Corporindo sebagai tempat untuk kerja praktek, karena sangat cocok untuk dijadikan pembelajaran dalam teknologi pangan. Selain itu dengan kapabilitas perusahaan yang besar tersebut, kami yakin akan memperoleh ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan pengalaman dalam Kerja Praktek di PT. Sorini Agro Asia Corporindo ini.

1.2. Tujuan Khusus Kerja Praktek

• Menerapkan dasar-dasar teori yang telah didapatkan selama masa perkuliahan, khususnya .

• Menambah wawasan dan pengetahuan terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang pangan.

• Mendapatkan gambaran serta dapat mengenal baik situasi di dalam dunia kerja. • Mengetahui masalah-masalah terkait bidang pangan yang muncul di lapangan serta

(11)

3

2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk merupakan produsen Sorbitol terkemuka di dunia Perusahaan ini didirikan di Surabaya pada tahun 1983 dan saat memiliki dua pabrik Starch Sweetener dan tiga pabrik Starch di Jawa Timur dan Lampung. PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk memproduksi Starch dan Pemanis Starch termasuk Sorbitol cair dan bubuk, Maltitol, Dextrose Monohydrate, Maltose syrup, dan Maltodextrine. Produk-produk tersebut memainkan peran penting dalam proses Produk-produksi barang konsumen baik makanan – minuman hingga kosmetik dan produk farmasi. Selain memenuhi peningkatan permintaan di Indonesia, Sorini juga memasok produknya ke pelanggan yang berasal dari lebih dari 70 negara.

2.2. Lokasi Perusahaan

PT Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated terletak di Jl.Raya Serang Km. 68 Kawasan Industri Modern Cikande Blok BA no. 2 Cikande – Serang, Jawa Barat. Lokasi bangunan PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.3. Visi dan Misi

Visi:

• Untuk menjadi mitra pilihan pelanggan kami dalam menyediakan produk dan solusi di bidang starch, pemanis buatan serta turunannya.

Misi:

• Untuk menghasilkan nilai unik bagi para pemangku kepentingan.

2.4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT.Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated dikepalai oleh Plant Manager. FSQR Manager yang dibantu oleh QC Supervisor dan

(12)

4

Head Spray Dryer yang bertanggung jawab untuk kebersihan gedung produksi, dan

lain-lain.

2.5. Ketenagakerjaan

Sistem ketenagaan kerja PT. Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated memiliki tenaga kerja yang berjumlah sebesar 115 orang sebagai pekerja tetap dan sekitar 35 tidak tetap, serta dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

• Karyawan Tetap

Karyawan tetap adalah karyawan yang bekerja secara tetap dan terikat pada perusahaan. Karyawan tetap biasanya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi atau keahlian khusus, dengan sistem pembayaran gaji adalah pada akhir bulan.

• Karyawan Tidak Tetap dan Harian.

Karyawan tidak tetap meliputi karyawan yang bekerja berdasarkan kontrak atau jangka waktu tertentu. Lama kerja nya ditentukan oleh kontrak yang disepakati oleh kedua belah pihak. Perpanjangan kontrak dapat diperpanjang apabila karyawan tersebut tidak melakukan kesalahn. Sistem pembayaran gaji untuk karyawan tidak tetap, dilakukan setiap 2 minggu sekali.

Untuk pembagian jam kerja ada 2, yaitu shift dan non-shift. Penjelasan pembagian jam kerja seabagai berikut :

 Bagian Spray Dryer terdiri atas 3shift, yaitu shift pertama dimulai pada pukul

06.00- 14.00 dan shift kedua dimulai pada pukul 14.00- 22.00 kemudian, shift ketiga dimulai pada pukul 22.00- 06.00.

 Bagi pekerja non-shift, pekerja mulai bekerja pukul 08.00-17.00.

 Satpam bekerja penuh selama 24 jam, masing- masing shift 8 jam kerja terbagi

dalam 3 kelompok jaga.

(13)

5

raya, tunjangan jaminan sosial tenaga kerja (BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan), dan cuti.

2.6. Lokasidan Tata Letak Perusahaan

PT Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated terletak di Jl.Raya Serang Km. 68 Kawasan Industri Modern Cikande Blok BA no. 2 Cikande – Serang, Jawa Barat.Lokasi bangunan PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.7. Macam – Macam Produk Perusahaan

PT.Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated Maltodextrin dan Glucoce

syrup. Produk ini biasa digunakan oleh perusahan untuk dijadikan produk lain seperti

susu bubuk. Berikut produk yang dihasilkan oleh PT. Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated (Gambar 1).

a. Maltodextrin b. Glucose Syrup

Gambar 1.(a). Maltodextrin dan (b). Glucose Syrup

Setiap jenis produk dibedakan berdasarkan :

• Penggunaan

Untuk penggunaan Maltodextrin biasanya digunakan untuk pembuatan susu bayi dalam bentuk bubuk, sedangkan penggunaan Glucose Syrup biasa digunakan untuk pembuatan permen.

• Cara pengemasan

(14)

6

etiket sebagai label. Sedangkan pengemasan mesin digunakan untuk Glucose Syrup dengan botol plastic yang sudah ditempeli label.

• Pendistribusian

Nama produk dibedakan sesuai dengan tempat pendistribuan Maltodextrin dan

Glucose Syrup yang digunakan.

2.8. Adenosin Trifosfat

Adenosin trifosfat (ATP) adalah nukleotida, sejenis molekul yang membentuk asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA), bahan pembentuk materi genetik. Ketika itu bukan bagian dari molekul RNA atau DNA, ATP berfungsi untuk mengangkut energi kimia dalam sel untuk berbagai keperluan metabolisme. Beberapa mekanisme yang ATP penting adalah sintesis dari senyawa kimia seperti protein, motilitas sel atau gerakan, dan pembelahan sel.

Adenosin trifosfat terbuat dari nukleotida lain, adenosin difosfat (ADP) atau adenosin monofosfat (AMP), dan ketika itu mengambil bagian dalam fungsi metabolisme, itu akan beralih ke prekursor tersebut.Zat ini terdiri dari adenosin, terbuat dari adenin nukleobasa dan gula ribosa, dan tiga fosfat, alpha, beta, dan fosfat gamma. Pada tumbuhan, adenosin trifosfat diciptakan melalui fotosintesis, yang menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi dan mengubah karbon dioksida menjadi gula.

2.9. Total Plate Count

(15)

7

3. PROSES PENGUJIAN ADENOSIN TRIFOSFAT (ATP) TERHADAP TOTAL PLATE COUNT (TPC)

3.1. Alat dan Bahan Pengujian Adenosin Trifosfat (ATP)

Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian ADENOSIN TRIFOSFAT di PT.Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated seabagai berikut :

• Lumitester PD-30

Lumitester PD-30 merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi jumlah ATP

(Adenosine Triphosphate) pada sampel yang akan diuji. Penggunaan lumitester

PD-30 di PT.Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated yaitu sebagai tolak ukur apakah peralatan yang digunakan di dalam perusahan sudah bersih atau tidak, karena kebersihan ini sangat dijaga. Alat Lumitester ini dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2.Lumitester PD-30

• LuciPac Pen

LuciPac Pen merupakan alat bantu yang digunakan oleh lumitester PD-30, penggunaannya dengan cara kapas digores pada permukaan uji. Alat ini dapat dilihat pada gambar 3.

(16)

8

• Luminescent Reagent

Luminescent reagent merupakan larutan reagen yang terdapat pada Lucipac Pen, reagen ini nanti nya akan bercampur dengan sampel uji. Luminescent reagent ini menjadi bereaksi dan mulai memantulkan cahaya sehingga dapat dibaca oleh Lumistester PD-30.

3.2. Alat dan Bahan Pengujian Total Plate Count (TPC)

Alat dan bahan yang digunakan untuk pengujian TOTAL PLATE COUNT di PT.Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated sebagai berikut :

• Kapas basah yang sudah dibungkus dengan plastik dan sudah disterilisasi menggunakan autoclave suhu 121⁰C selama 15 menit..

• Kapas kering yang sudah bungkus dengan plastic dan sudah disterilisasi menggunakan autoclave suhu 115⁰C selama 15 menit.

Autoclave

• Media BPW (Buffered Pepton Water) 10 ml yang sudah disterilisasi menggunakan autoclave suhu 121⁰C selama 15 menit.

• Media PCA (Plate Count Agar) 200 ml yang sudah di sterilisasi menggunakan

autoclave suhu 121⁰C selama 15 menit.

3.3. Proses Pengujian Adenosin Trifosfat (ATP)

Proses pengujian ADENOSIN TRIFOSFAT (ATP) di PT.Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated sebagai berikut :

1. Buka stik kapas dari badan Lucipac Pen.

(17)

9

5. Tekan ENTER dan tunggu selama 10 detik.

6. Angka yang keluar pada layar lumitester PD-30 adalah jumlah ATP nya.

3.4. Proses Pengujian Total Plate Count (TPC)

Proses pengujian TOTAL PLATE COUNT (TPC) di PT.Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated dibagi menjadi dua SWAB test, yaitu sampling SWAB test basah dan sampling SWAB test kering, dimana kita harus membuat bahan – bahan untuk sampel nya. Prosesnya sebagai berikut :

• Metode pembuatan sampling

Berikut metode yang digunakan untuk pembuatan sampling :

1. Kapas diberi air dan diperas kemudian dimasukan ke dalam plastik sebanyak ±30 untuk SWAB test basah, dan kapas saja jika SWAB test kering.

2. Dijadikan satu didalam plastik dan dimasukan ke dalam autoclave 121℃ selama 15 menit untuk SWAB test basah, sedangkan untuk SWAB test kering di

autoclave 115⁰C selama 15 menit.

3. Ambil dan siap digunakan untuk sampling.

• Metode TPC

Metode ATP ini menggunakan ISO 4833. Pada uji TPC ini, ada 2 yaitu SWAB test kering dan SWAB test basah, pada dasar nya hal yang dilakukan sama hanya saja yang membedakan adalah jika SWAB test kering digunakan untuk sampel yang kering seperti produk yang keluar dari mesin, sedangkan SWAB test basah dapat digunakan untuk semuanya, metodenya sebagai berikut :

1. Kapas yang sudah disterilisasi digoreskan pada permukaan uji dan beri label (gunakan kapas SWAB test kering jika untuk produk berbentuk serbuk)

2. Masukan kapas ke dalam botol yang berisi BPW (1:10).

3. Ambil 1ml dan pindakan ke cawan petri menggunakan mikropipet.

4. Tuang Media PCA ke dalam petri sebanyak 10-15ml (Media PCA harus bersuhu antara 47−55𝑜𝑜𝐶𝐶)

5. Tunggu hingga menjadi agar.

(18)

10

7. Hitung koloni yang terbentuk menggunakan colony counter.

3.5. Tempat Pengambilan Sampling

Tempat pengambilan sampling dipilih sesuai dengan jenis nya, jenis dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Sampel Cair

Sampel cair merupakan sampel yang berbentuk cairan yang diambil menggunakan botol yang sudah disterilisasi. Sampel cair memiliki 3 tempat, yaitu keran lab mikro, air dispenser, air gallon yang masih disegel. Untuk sampel air keran lab mikro dibagi menjadi 5 titik, yaitu air keran Media Preparation Room, air keran Patogen Room, air keran Non Patogen Room, air keran Washing Room, air keran Sample Preparation Room. Untuk sampel air dispenser juga dibagi menjadi 5 titik, yaitu air dispenser kantin, air dispenser Office lantai 2, air dispenser Office lantai 3, air dispenser Dumping, air dispenser Logistic Room. Sedangkan untuk sampel air gallon di ambil secara acak.

2. Sampel SWAB

Sampel SWAB merupakan sampel yang dapat berbentuk cairan maupun kering, dimana sampel diambil dengan cara digores menggunakan kapas. Sampel SWAB memiliki 3 tempat, yaitu permukaan tangan, permukaan basah, dan permukaan kering. Untuk sampel permukaan basah dibagi menjadi 5 titik, yaitu permukaan pada Wastafel Patogen Room, Wastafel Non Patogen Room, Wastafel Media Preparation Room, Wastafel Spray Dryer, dan Wastafel KAmar Mandi. Untuk sampel permukaan kering dibagi juga menjadi 5 titik, yaitu permukaan Lantai Lab Mikro. Lantai Lab Kimia, Lantai Spray Dryer, LAF Non Patogen, dan Handle Spray Dryer. Sedangkan untuk sampel permukaan tangan dibagi menjadi 5, yaitu 3 orang yang bekerja di gedung Spray Dryer dan 2 orang dari Lab Mikro.

3. Sampel Kontrol

(19)

11

4. PEMBAHASAN

Mikroorganisme dibiakan di laboratorium yang terdiri dari bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bargantung pada banyak faktor seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung sema zat makanan yang diperlukan oleh mikroorganisme tersebut. Faktor lain seperti pH, suhu, dan pendimginan harus dikendalikan dengan baik. (Buckle, 2007) Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain seperti tempat untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan differensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium memiliki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba(Suriawiria, 2005).

Adenosin Trifosfat (ATP) merupakan salah satu sumber energi yang paling penting dan

utama tubuh. Hal ini digunakan di hampir semua fungsi dan diproduksi oleh dua proses utama, yaitu glikolisis dan siklus asam sitrat (Siklus Krebs). Menurut Elfiati, D (2005), ATP adalah suatu nukleotida yang terdiri dari basa nitrogen adenin, gulapentosa ribosa dan tiga rantai fosfat. Dua rantai fosfat yang terakhir dihubungkandengan bagian sisa molekul oleh ikatan fosfat berenergi tinggi yang sangat labilsehingga dapat dipecah seketika bila dibutuhkan energi untuk meningkatkan reaksi sel lainnya. Enzim-enzim oksidatif yang mengkatalis perubahan AdenosineDiphospate (ADP) menjadi ATP dengan serangkaian reaksi menyebabkan energy yang dikeluarkan dari pengikatan hidrogen dengan oksigen digunakan untukmengaktifkan ATPase dan mengendalikan reaksi untuk membentuk ATP dalam jumlah besar dari ADP. Bila ATP di urai secara kimia sehingga menjadi ADP akan menghasilkan energi sebesar 8 kkal/mol, dan cukup untuk berlangsungnyahampir semua langkah reaksi kimia dalam tubuh.

Total Plate Count (TPC) merupakan salah satu cara untuk mendeteksi atau menganalisis

(20)

12

tidak melebihi 1x108coloni forming unit / per ml (CFU/ml) (SNI,2008). TPC ini

membutuhkan larutan pengencer yaitu BPW (Buffered Peptone Water). Menurut Popovic and Skjerve (2004), Buffered Peptone Water ditimbang sebanyak 20 g dan dilarutkan ke dalam 1000 ml aquadest, kemudian diaduk hingga benar-benar larut.Lalu dimasukkan ke dalam tabung schoot duran sebanyak 180 ml kemudian ditutup.Setelah itu disterilisasi dengan autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit.

Menurut Fardiaz (2004), Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk mengetahui mutu bahan pangan tersebut. Beberapa cara dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik didalam suatu suspensi atau bahan, salah satunya yaitu perhitungan jumlah sel dengan metode hitung cawan. Prinsip dari metode ini adalah jika sel mikroba masih hidup ditumbuhkan pada medium agar maka sel tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung tanpa menggunakan mikroskop. Cara pemupukan kultur dalam hitungan cawan yaitu dengan metode tuang (pour plate) Jika sudah didapatkan hasil jumlah koloninya, kemudian disesuaikan berdasarkan SPC (Standard Plate Count).

Pengenceran bertingkat menurut (Wasteson and Hornes, 2009) bertujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.

Hal pertama yang dilakukan pada proses pengambilan sampel untuk proses analisa

Total Plate Count adalah mempersiapkan alat dan bahan yang harus disterilkan terlebih

dahulu sebelum digunakan kedalam autoclave selama 15 menit dengansuhu 121ºC. Kemudian ambil sampel dan masukan sampel ke dalam botol yang berisi Buffered

Peptone Water (BPW) yang sudah disterilkan dan dimasukan kedalam cool box.

(21)

13

masukan 180 ml campuran larutan peptone dan aquades ke dalam botol dan botol kemudian ditutup.

Kemudian ambil sebanyak 1 ml dari botol Buffered Peptone Water ke cawan petri menggunakan mikro pipet dan tuang media Plate Count Agar (PCA) kedalam cawan petri sebanyak 10 – 15 ml. Lalu goyangkan cawa petri membentuk angka 8 dan diamkan hingga menjadi agar.

Setelah menjadi agar, diinkubasi kedalam incubator 30ºC selama 3 hari. Hitung koloni yang ada pada media agar menggunakan Colony Counter. Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan. Dalam labotarium pembuatan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986).

Dalam penghitungan koloni, mikroba yang dihitung hanya yeast (khamir) dan mold (kapang). Beberapa bentuk khamir yaitu bulat, elips atau bulat telur dan batang. Khamir bersifat falkutatif artinya khamir dapat hidup dalam keadaan aerob maupun anaerob (Pratiwi, 2008). Menurut Radji (2010), pertumbuhan khamir mula – mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapangnya. Pertumbuhan kapang atau khamir pada bahan makanan maupun bahan baku dapat mengurangi kualitas karena kapan menghasilkan toksin yang berbahaya bagi tubuh manusia (Pratiwi, 2008).

4.1. Hasil Sampel Cair

(22)

14

Tabel 1.Hasil Uji Air Keran Lab Mikro.

AIR KERAN MIKRO

• TBUD = Tidak Bisa Untuk Dihitung (koloni > 200)

Data diatas merupakan data dari hasil uji Air Keran Labi Mikro, dimana dapat dilihat bahwa data cukup berkorelasi, karena sebanyak 73% data menunjukan kecocokan antara ATP dengan TPC, jika ATP menunjukan angka yang rendah maka TPC ikut menunjukan hasil yang rendah juga, begitu pula saat nilai ATP meningkat maka nilai TPC juga meningkat.

Tabel 2.Hasil Uji Air Dispenser

(23)

15

• TBUD = Tidak Bisa Untuk Dihitung (koloni > 200)

Data diatas merupakan data hasil uji Air Dispenser, dimana data yang didapat menunjukan bahwa ATP dan TPC tidak berkorelasi dikarenakan banyaknya data TBUD dari data TPC yang tidak dapat diketahui hasilnya. Banyaknya hasil TBUD ini dapat disebabkan karena terbuka nya botol yang sudah distrerilisasi terlalu lama, yang dapat menyebabkan kontaminasi pada botol.

Tabel 3.Hasil Uji Air Galon

GALON

• TBUD = Tidak Bisa Untuk Dihitung (koloni > 200)

(24)

16

4.2. Hasil Sampel SWAB

Sampel SWAB dibedakan menjadi 3, yaitu permukaan tangan, permukaan basah, dan permukaan kering. Hasil data uji dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.Hasil Uji Permukaan Tangan

TANGAN

• TBUD = Tidak Bisa Untuk Dihitung (koloni > 200)

Data diatas merupakan data dari hasil uji permukaan tangan, dimana dari data diatas dapat dilihat bahwa pada data ini, nilai ATP nya lebih besar dibanding dengan nilai TPC nya. Hal ini tidak dapat dikatakan berkorelasi. Tingginya nilai ATP dapat disebabkan oleh kurang bersihnya tangan saat cuci tangan.

Tabel 5.Hasil Uji Permukaan Basah

(25)

17 Wastafel preparatin room 15/9 15/9 2017 1902 TBUD

Wastafel WC 19/9 19/9 2017 2711 TBUD

• TBUD = Tidak Bisa Untuk Dihitung (koloni > 200)

Data diatas merupakan data hasil uji Permukaan Basah, dapat dilihat bahwa nilai ATP nya lebih besar dibandingkan dengan nilai dari TPC nya. Data diatas ini tidak bisa dikatakan berkorelasi. Tingginya nilai ATP ini dapat disebabkan karena pada saat penguji mengambil sampel pada permukaan wastafel, tidak diketahui apakah permukaan pada wastafel sudah dibersihkan atau belum, dimana hal ini berpengaruh pada hasil.

Tabel 6.Hasil Uji Permukaan Kering

PERMUKAAN KERING

• TBUD = Tidak Bisa Untuk Dihitung (koloni > 200)

(26)

18

dapat disebabkan oleh kurang bersihnya pekerja dalam mencuci tangan sebelum masuk ke dalam gedung Spray Dryer dan Lab Mikrobiologi.

4.3. Hasil Sampel Control

Sampel yang digunakan adalah deret standard cair E.Coli. Sampel control merupakan pengenceran. Menurut Wasteson and Hornes (2009), tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya. Data yang didapat dapat dilihat pada table 7 berikut:

Tabel 7.Hasil Uji Sample Kontrol

UJI SAMPLE KONTROL

• TBUD = Tidak Bisa Untuk Dihitung (koloni > 200)

(27)

19

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Dari data hasil uji yang sudah dilakukan, dapat dilihat bahwa data yang berkorelasi hanya pada uji sampel control (Table 7). Alat yang digunakan adalah Lumitester PD-30, dimana alat ini seharusnya digunakan untuk tes kebersihan alat yang sudah dibersihkan.Maka data yang sudah didapat tidak dapat menjadi pacuan korelasi ATP dengan TPC.

5.2.Saran

• Perusahaan perlu meningkatkan penerapan sanitasi untuk mesin dan peralatan

serta lingkungan sekitar produksi.

(28)

20

6. DAFTAR PUSTAKA

Elfiati, D. 2005. Pernanan Mikroba Pelarut Fosfat Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Usu repository. Sumatera

Fardiaz. 2004. Analisa Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Pelczar. J. Michael dan Chan E.C.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia : Jakarta.

Popovic, T, and Skjerve, E. 2004.Magnetic Separation Techniques in Diagnostic Microbiology. Clinical Microbiology Reviews, 7, 43-54.

Pratiwi, S.T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, pp. 38, 135-140, 206-207.

Radji, M., 2010, Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi dan

Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 125-127, 169-172.

SNI 2897. 2008. Sisni. Bsn .go.id / index. php / SNI_main / SNI / detail_SNI / 7779

Suriawiria U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Papas Sinar Sinanti.

(29)

21

7. LAMPIRAN

Lampiran 1. Lokasi PT. Sorini Agro Asia Corporindo – CARGILL Incorporated (Sumber: www.google.com/maps)

Gambar

Gambar 1.(a). Maltodextrin dan (b). Glucose Syrup
Gambar 2.Lumitester PD-30
Tabel 2.Hasil Uji Air Dispenser
Tabel 3.Hasil Uji Air Galon
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil terbaik yang didapatkan dalam penelitian ini adalah gelatin dengan perendaman NaOH konsentrasi 0,6 % dengan lama perendaman 4 hari, dengan kriteria mutu: kadar lemak 0,64

ABSTRAK Pengaruh Ekstrak Eleutherine bulbosa dan Cinnamomum burmanii terhadap Kadar Kolesterol, Trigliserida dan Gambaran Perlemakan Hepar Mus Musculus yang Diinduksi HFD

1) Letakkan poros belakang pada blok V dan ukur kebengkokan menggunakan meter pengukur (dial gauge). 2) Periksa keolengan pelek dengan menempatkan roda pada alat penyetel

Hasil penelitian kinerja pelayanan pemanduan di pelabuhan Tanjung Perak saat ini dinilai tidak sesuai dengan standar kinerja, terdapat sebanyak 5.883 kapal dari 8.956

Hasil ini menunjukkan bahwa skema pertama lebih baik dari skema kedua untuk pengenalan sinyal EKG menggunakan dekomposisi paket wavelet.. Kata Kunci— EKG, Dekomposisi paket

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan siswa dan sikap siswa dengan perilaku hidup bersih dan sehat di SD INPRES sukur

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dasar hukum yang digunakan Hakim dalam menjatuhkan hukum pidana terhadap terdakwa adalah pasal 83.. ayat (1) huruf b jo pasal

Film ini berdasarkan konten judul memang memiliki unsur Super Hero bukan berarti film yang kami bawakan merupakan film serius yang keren dan memiliki efek – efek seperti film –