• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 028/PUU-IV/2006 DAN PERKARA 029/PUU-IV/2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RISALAH SIDANG PERKARA NO. 028/PUU-IV/2006 DAN PERKARA 029/PUU-IV/2006"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

irvanag

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH SIDANG

PERKARA NO. 028/PUU-IV/2006

DAN

PERKARA 029/PUU-IV/2006

PERIHAL

PENGUJIAN UU NO. 39 TAHUN 2004

TENTANG

PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

INDONESIA DI LUAR NEGERI TERHADAP UUD 1945

ACARA

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I)

J A K A R T A

(2)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

--- RISALAH SIDANG

Perkara No. 028/PUU-IV/2006 dan 029/PUU-IV/2006

PERIHAL

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri terhadap UUD 1945

Pemohon

• Jamilah Tun Sadian dkk. • Esti Suryani dkk.

ACARA

Pemeriksaan Pendahuluan (I)

Selasa, 9 Januari 2007 Pukul 11.00 WIB

Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Prof. Dr. H.M. LAICA MARZUKI, S.H., Ketua 2) MARUARAR SIAHAAN, S.H. Anggota

3) SOEDARSONO, S.H. Anggota

(3)

HADIR:

Kuasa Hukum Pemohon Perkara 028/PUU-IV/2006:

Soekitjo J. G. (Ketua Umum Indonesian Member Watch) Kuasa Hukum Pemohon Perkara 029/PUU-IV/2006:

Sangap Sidauruk, S.H. Harison Malau, S.H.

(4)

SIDANG DIBUKA PUKUL 11.00 WIB 1. KETUA : Prof. Dr. H.M. LAICA MARZUKI, S.H.

Sidang Panel dalam Perkara Nomor 028/PUU-IV/2006 tentang permohonan pengujian Pasal 35 huruf (a) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang PT TKI LN dengan ini dibuka dan dinyata terbuka untuk umum

Apakah yang hadir di sini dua perkara atau satu perkara? KETUK PALU 3X

2. KUASA HUKUM PEMOHON : SOEKITJO, J.G Dua perkara.

3. KETUA : Prof. Dr. H.M. LAICA MARZUKI, S.H.

Baik, Sidang Panel dalam Perkara Nomor 029/PUU-IV/2006 berkenaan dengan permohonan pengujian terhadap Pasal 35 huruf (a) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri atas nama Pemohon Esti Suryani dan kawan-kawan dengan ini juga dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

Para Saudara sebagaimana lazimnya maka pertama-tama Saudara diminta memperkenalkan diri, menyatakan identitasnya. Pertama-tama Perkara Nomor 028.

KETUK PALU 1X

4. KUASA HUKUM PEMOHON : SOEKITJO, J.G Assalamu’alaikum wr. wb.

Dan selamat pagi kepada semua, saya Soekitjo sebagai Ketua Umum dari Indonesian Member Watch dan kedua saya sebagai Kuasa dari PP TKI yang tidak diterima oleh PP TKIS karena di bawah umur, karena katanya tidak sesuai dengan Pasal 35 huruf (a) yaitu pekerja untuk perorangan harus dua puluh tahun umurnya.

(5)

5. KETUA : Prof. Dr. H.M. LAICA MARZUKI, S.H.

Kemudian Perkara Nomor 029 Saudara diminta untuk perkenalkan diri.

6. KUASA HUKUM PEMOHON : SANGAP SIDAURUK, S.H. Terima kasih Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi.

Bahwa nama saya Sangap Sidauruk, S.H. dan sebelah kanan Saya Harison Malau, S.H. kami adalah Kuasa Hukum dari Esti Suryani dan Martinah Septi Mayasari dan Dediyati dan Sumiyati. Mereka adalah warga Negara Indonesia yang dalam hal ini merasa dan menganggap kewenangan konstitusionalnya telah dirugikan dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 khususnya Pasal 35 huruf (a). 7. KETUA : Prof. Dr. H.M. LAICA MARZUKI, S.H.

Saudara Pemohon supaya menyampaikan pokok-pokok permohonannya.

8. KUASA HUKUM PEMOHON : SOEKITJO, J.G

Bapak ketua dan Majelis Hakim yang saya hormati.

Pokok-pokok yang kami kemukakan adalah mengenai Pasal 35 huruf (a) tentang “terkecuali bagi pekerja perorangan yang serendah-rendahnya harus berusia dua puluh satu tahun”. Itulah pokok yang kami tidak terima atau kami ajukan judicial review kepada Majelis Hakim. Alasan kami, bahwa pernah kami ajukan pada perkara yang lalu pernah kami ajukan, tapi karena kami dinyatakan NO, maka substansi daripada permohonan kami tidak diterima oleh Majelis Hakim, lalu kemudian karena adanya Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 6 Tahun 2005 bahwa di situ ada pasal yang menyatakan bahwa kami bisa mengajukan lagi asalkan sesuai dengan Konstitusi dan yang kedua ada perbedaan, ada kata-kata yang berbeda dengan maksud dari putusan yang kemarin itu Pak.

Jadi itulah saat itu kami mengajukan lagi permohonan ini. Dan ketiga, alasan kami bahwa dengan adanya pasal ini, ini sangat meresahkan masyarakat, sebab di lapangan telah terjadi kesewenangan dalam sistem pengiriman tenaga kerja ke luar negeri yang karena pasal itu telah menjadi objek daripada petugas untuk melakukan tindakan-tindakan yang merugikan kepada semua pihak.

(6)

9. KETUA : Prof. Dr. H.M. LAICA MARZUKI, S.H.

Suara tidak terekam karena tidak memencet mic...

…………..apa yang diterima itu, apakah juga Saudara mengemukakan permohonan, mengajukan permohonan terhadap Pasal 35 huruf (a) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004?

10. KUASA HUKUM PEMOHON : SOEKITJO, J.G. Bapak Ketua yang saya hormati.

Pada waktu itu memang kami awalnya sudah menyampaikan itu hanya dua pasal, yaitu Pasal 13 dan kemudian Pasal 35 huruf (a) tersebut, kemudian diputus oleh Mahkamah Konstitusi hanya mengenai pasal pendidikan yang dibawakan oleh rekan saya waktu itu yang diputus bahwa itu tidak diterima, tetapi yang Pasal 35 huruf (a) yang mengenai masalah umur, itu tidak dipertimbangkan oleh Majelis Hakim.

Adapun kata-kata dari konsideran putusan itu di sini akan kami bacakan Pak. Dalam halaman 106, “syarat usia tertentu adalah sangat tepat agar supaya dapat terhindarkan praktik mempekerjakan anak-anak di bawah umur”. Jadi itu pertimbangannya, tapi itu tidak mau menyangkut mengenai masalah umur dua puluh satu tahun tapi di bawah umur. Jadi pengertian kami yang dipertimbangkan Majelis Hakim adalah di bawah umur yaitu delapan belas tahun Pak, jadi bukan dua puluh tahun itu tidak digubris Pak, tidak dipertimbangkan Majelis Hakim.

Oleh sebab itu kami masih mempersoalkan persoalan ini, masalah ini pada kalimat, “kecuali bagi pengguna perseorangan sekurang-kurangnya berusia dua puluh satu tahun”.

Begitu Pak.

11. HAKIM KONSTITUSI : MARUARAR SIAHAAN, S.H.

Kalau saya sebenarnya melihat dari satu sisi, Saudara sebagai LSM dalam permohonan ini adalah Kuasa?

12. KUASA HUKUM PEMOHON : SOEKITJO, J.G Ya sebagai Kuasa juga.

13. HAKIM KONSTITUSI : MARUARAR SIAHAAN, S.H.

Oleh karena sebagai Kuasa dalam permohonan saudara sebenarnya argumen-argumen tentang standing organisasi sebenarnya tidak begitu relevan Saudara ajukan, sehingga Saudara mengutip juga beberapa tulisan yang kita ambil dari putusan-putusan sebelumnya mengenai standing organisasi. Barangkali ini beberapa hal yang diperbaiki.

(7)

Hal yang kedua, saya kurang tahu apakah sudah di dalam permohonan ini termuat argumen tentang keberatan konstitusinya atau pengujiannya terhadap Konstitusi, saya belum melihat Saudara ungkapkan dari tadi sehingga misalnya seandainya pun benar bahwa Mahkamah Konstitusi belum menguji Pasal 35 huruf (a) tentang batas berusia dua puluh satu tahun yang dipekerjakan oleh perorangan itu belum diuji atau mungkin hanya dinyatakan niet ontvankelijk verklaard mungkin argumen Saudara tentu harus diulang, argumen Konstitusinya apa? Bahwa Saudara meminta Pasal 35 huruf (a) itu diuji di sini, karena kita menguji tentu kepada Undang-Undang Dasar. Apakah bisa nanti kalau dua hal itu misalnya saya ingin disederhanakan yang di permohonan, argumen yang tidak relevan mengenai organizational standing karena Saudara menunjuk, mengatakan di sini Saudara adalah sebagai Kuasa, bukan sebagai Pemohon dan Kuasa dari bla, bla.

Saya pikir oleh karena itu banyak tidak relevan dan jangan seolah-olah kita berdebat lagi mengenai beberapa hal dalam putusan kita yang lalu, karena kesan saya ada seperti itu misalnya Saudara mempersoalkan ketidaksetujuan Saudara tentang beberapa hal yang diputus oleh Mahkamah Konstitusi dalam pendapatnya dan menyerukan beberapa pendirian yang harus diikuti oleh Mahkamah Konstitusi, kita tidak usah berdebat tentang itu. Hal yang kedua juga mengenai standing yang dipergunakan di peradilan umum tidak usah dipakai itu tidak relevan, itu soal kepentingan hukum saja di dalam peradilan umum, tetapi kita adalah mengenai kerugian konstitusional. Jadi agaknya bisa diubah sedikit argumennya ke arah yang sejajar dengan Undang-Undang Mahkamah Konstitusi.

Saya kira ini dua hal yang saya catat Pak Ketua. Terima kasih.

14. KETUA : Prof. Dr. H.M. LAICA MARZUKI, S.H.

Saudara sebagaimana dikemukakan oleh Hakim Konstitusi yang terhormat, Bapak Maruarar Siahaan. Saudara mencoba memperbaiki posita-nya, menyampingkan hal-hal yang dipandang tidak perlu. Langsung kepada permohonan Saudara.

Kemudian dalam perkara, oh maaf Pak Hakim Konstitusi Soedarsono, S.H. silakan Pak.

15. HAKIM KONSTITUSI :SOEDARSONO, S.H. Terima kasih Pak Ketua.

Tegas ya? Pak Soekitjo J.G., J.G. itu apa? Loh, kenapa ketawa? Itu apa gelar? Dalam permohonan Anda itu tadi, saya mengulang lagi ya apa yang ditanyakan oleh Pak Hakim Maruarar tadi supaya Anda itu menjelaskan ya, karena Sidang Panel ini itu untuk kejelasan daripada permohonan Saudara.

(8)

Di sini disebutkan dalam hal ini bertindak untuk diri kami dan sebagai Kuasa dari ini, berarti Anda ikut bukan? Tidak semata-mata sebagai Kuasa bukan? Nah, itu coba dipikirkan ya!

16. KUASA HUKUM PEMOHON : SOEKITJO, J.G

Tadi itu bisa diubah, saya bisa ubah Pak. Saya kembali kepada sebagai Kuasa daripada (…)

17. HAKIM KONSTITUSI :SOEDARSONO, S.H.

Jadi begini ya, proses di Mahkamah Konstitusi ini, Anda itu bebas mau menurut boleh dan tidak menurut juga tidak apa-apa.

18. KUASA HUKUM PEMOHON : SOEKITJO, J.G Ya.

19. HAKIM KONSTITUSI :SOEDARSONO, S.H. Tidak ada sanksi apa-apa.

20. KUASA HUKUM PEMOHON : SOEKITJO, J.G

Ya Pak.

21. HAKIM KONSTITUSI :SOEDARSONO, S.H.

Jangan nanti kalau sudah menurut terus permohonannya ditolak, “loh saya sudah nurut Bapak kok malah ditolak iya bukan?”

22. KUASA HUKUM PEMOHON : SOEKITJO, J.G Itu jadi beban pikiran saya.

23. HAKIM KONSTITUSI :SOEDARSONO, S.H.

Tidak usah rikuh-rikuh, yang tegar begitu. Yang penting adalah argumentasi, alasan-alasannya, kenapa? Saudara ini mohon supaya bagian daripada kalimat daripada ayat tersebut yang menyatakan “kecuali”, iya bukan? Bagi calon TKI yang dipekerjakan pada pengguna perorangan sekurang-kurangnya berusia dua puluh satu tahun. Apakah ini bertentangan dengan Undang-Undang Dasar? Argumentasinya apa? Jangan karena alasannya ini menimbulkan ketidaksewenangan, apa tadi Anda katakan dari petugas, itu tidak di sini tempatnya.

(9)

Jadi perbuatan daripada seorang aparat, petugas itu tidak di sini tempatnya, perbuatan ya! Tapi norma daripada ayat atau pasal itulah yang harus diuji, apakah bertentangan dengan Undang-Undang Dasar atau tidak? Kalau dulu sudah pernah dimuat, itu tadi seperti yang disarankan Pak Maruarar dimuat lagi dimana? Dan Anda hati-hati memakai Pasal 42 dari PMK 06 kalau itu ditolak, padahal Pasal 60 kalau sudah diperiksa yang diputus itu tidak bisa lagi diadili Pasal 60 dari UU Mahkamah Konstitusi, tapi masih bisa diajukan kalau dengan alasan konstitusional yang berbeda, itupun yang harus dijelaskan begitu, tidak cukup hanya disebutkan saja, itu namanya kejelasan daripada permohonan.

Paham ya?

Terima kasih.

24. KETUA : Prof. Dr. H.M. LAICA MARZUKI, S.H.

Jadi sebagaimana dikemukakan oleh kedua Hakim Konstitusi yang terhormat tadi, Saudara di dalam posita perbaikan permohonannya harus jelas, cantelan konstitusionalnya Saudara itu. Pasal-pasal yang bersangkutan itu mengapa dipandang bertentangan dengan Konstitusi, itu yang Saudara jelaskan nanti.

Silakan Hakim Konstitusi Soedarsono. 25. HAKIM KONSTITUSI :SOEDARSONO, S.H.

Saya akan memberi nasihat saja ya, supaya hati-hati Saudara dalam mengutip juga. Anda di sini walaupun tadi sudah disinggung oleh Pak Hakim Maruarar di permohonan Saudara ini kutipan daripada Perkara 002 itu di sana ada advokasi kepentingan umum. Jadi ada advokasi publik di anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya, sedang di anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Anda tidak ada. Pasal 3 itu maksud dan tujuan tidak ada advokasi itu saya baca yang teliti ya! Hati-hati, justru karena advokasi itulah dianggap oleh Mahkamah Konstitusi dalam putusannya terdahulu itu oke tidak masalah.

Paham ya? Terima kasih.

26. KETUA : Prof. Dr. H.M. LAICA MARZUKI, S.H.

Jadi perhatikan betul-betul Saudara, yang menyangkut soal advokasinya itu, kewenangan advokasinya, kemudian untuk Perkara 029 sebagaimana tadi dalam Perkara 028 Saudara diminta mengemukakan pokok-pokok permasalahan, silakan.

(10)

Terima kasih Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi yang terhormat, Kami dari Kuasa Hukum Esti Suryani umur dua puluh tahun dan Martina Septimayasari umur sembilan belas tahun dan Deniyati umur dua puluh tahun dan Sumiyati umur dua puluh tahun, bahwa mereka adalah perorangan, warga negara Indonesia dalam hal ini telah menganggap kewenangan atau hak konstitusionalnya telah dirugikan dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 Pasal 35 huruf (a) yang mana berbunyi tentang pembatasan umur 18 -21 tahun, bahwa oleh karena mereka sudah berumur antara 19-20 tahun dengan adanya pembatasan umur sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 Pasal 35 huruf (a) , maka mereka telah ditolak untuk bekerja ditempatkan di luar negeri yang dalam hal ini mereka menganggap telah bertentangan dengan apa yang dimaksud dan diatur dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”, dan/atau Pasal 28D ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, “setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja”. Bahwa untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya manusia harus terpenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya tersebut salah satunya adalah terpenuhinya hak atas pekerjaan dan atau hak bekerja sebagaimana dimaksud Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28D ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945.

Oleh karenanya hak untuk bekerja yang berkaitan langsung dengan hak untuk mencari nafkah sangatlah erat hubungannya dengan hak untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya, lalu bahwa bentuk batasan usia diatur dalam Pasal 35 huruf (a) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 dengan pertimbangan atau dengan tujuan meminimalisir pelecehan seksual sebagaimana penjelasan Pasal 35 huruf (a) tersebut merupakan pertimbangan yang mengesampingkan fakta yang antara lain, akan tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

Pelecehan seksual kepada para TKI yang bekerja di luar negeri sebagian besar justru terjadi pada TKI yang telah berumur di atas dua puluh satu tahun, karena oleh pelaku dianggap sudah lebih matang. Lalu TKI yang bekerja pada pengguna perorangan tidak mutlak atau harus oleh jenis kelamin wanita. Selanjutnya sangat banyak calon TKI yang telah berusia antara 18-20 tahun akan tetapi tidak dapat ditempatkan untuk bekerja karena adanya ketentuan Pasal 35 huruf (a) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004. Kemudian Undang-Undang-Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1999 tentang pengesahan ILO Convention Nomor 138 tentang considering minimum age of admission to employment mengenai usia minimum untuk diperbolehkan bekerja, Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 56 dan tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3835 ditetapkan bahwa batas usia minimum untuk diperbolehkan bekerja adalah lima belas tahun dengan demikian bahwa

(11)

para Pemohon mengajukan pengujian materil ini karena merasa hak konstitusionalnya telah dilanggar.

Demikian Majelis, terima kasih.

28. KETUA : Prof. Dr. H.M. LAICA MARZUKI, S.H.

Saya persilakan hakim Konstitusi bapak Maruarar Siahaan mengemukakan pertanyaan dan kejelasan, terima kasih.

29. HAKIM KONSTITUSI : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Terima kasih Bapak Ketua,

Saudara Pemohon saya tertarik pada argumen yang ada dalam halaman lima ini, yang mengatakan bahwa pertimbangan Pasal 35 itu adalah meminimalisir pelecehan seksual tapi sebenarnya faktanya pelecehan seksual itu terjadi pada TKI yang berumur di atas dua puluh satu tahun tapi yang lebih menarik lagi bahwa pengguna perorangan tidak mutlak harus jenis kelamin wanita dan juga bahwa yang belum berusia dua puluh satu tahun itu juga kadang-kadang sudah menikah yang memiliki aspek-aspek kematangan kepribadian dan emosi.

Pertanyaan saya apakah dapat Saudara berikan nanti sebagai alat bukti dalam sebagai sample, misalnya pemeriksaan yang Saudara katakan pemeriksaan kesehatan itu dalam kepribadian dan pemeriksaan kesehatan dan psikologi ada yang menyangkut kesiapan mental, misalnya. Ada aspek pemeriksaan semacam itu? Jadi kalau misalnya sehat badan rohani mungkin ada rontgen, tidak sakit TBC, tidak sakit lever, tapi kalau untuk komponen kesehatan psikologi, kematangan mental kira-kira bagaimana? Bagaimana rujukannya yang dibuat dalam keterangan itu, kalau bisa dilampirkan.

Hal yang kedua, misalnya kalau Saudara mengatakan bahwa banyak yang yang dilecehkan secara seksual itu di atas dua puluh satu tahun. Apakah Saudara punya pendukung data-data empirik tentang itu? Yang bisa Saudara lampirkan di samping tentunya nanti mungkin Saudara mengatakan ada ahli di sini. Jadi ajukan ahli di sini dan juga tentu kita sebagai pendahuluan memerlukan juga suatu kalau ada statistik yang mungkin dikutip oleh Departemen Tenaga Kerja atau Saudara bawa dari kepolisian bahwa memang justru yang di atas dua puluh satu tahun itu yang merupakan korban pelecehan seksual. Saya pikir hanya melengkapi alat-alat bukti tetapi dalam substansi dalam permohonan saya tidak memberikan satu komentar kecuali tentunya kemungkinan argumen Saudara bahwa apakah putusan terdahulu dari Mahkamah Konstitusi belum mencakup Pasal 35 huruf (a) tersebut atau tidak.

Kalau sudah termasuk yang diputuskan, argumennya untuk masuk lagi kira-kira apa? Kalau belum termasuk bagaimana Saudara mau meyakinkan Mahkamah Kosntitusi bahwa memang Pasal 35 huruf

(12)

(a) itu khususnya mengenai frasa yang belum mencapai usia dua puluh satu dipekerjakan untuk perorangan. Apakah itu sudah termuat saya kurang paham karena di penjelasan Saudara belum dikemukakan, terima kasih Bapak Ketua.

30. KETUA : Prof. Dr. H.M. LAICA MARZUKI, S.H.

Saudara mencatatnya itu, apakah Saudara mau mengemukakan tanggapan?

31. KUASA HUKUM PEMOHON : SANGAP SIDAURUK, S.H.

Terima kasih Majelis soal masukan tentang tata cara pemeriksaan psikologi, apakah tadi aspek kesiapan mental apa sudah diperiksa, akan kami lampirkan, kami penuhi. Lalu mengenai mungkin belum ada studi dalam arti secara statistik, belum ada tetapi beberapa kasus akan kami sampaikan sebagai melengkapi, sedangkan selanjutnya mengenai sudah pernah diajukan atau belum Majelis, memang hal ini sudah pernah diajukan oleh pihak IMW, tetapi setelah kami pelajari NO (niet ontvankelijk verklaard) yang dijatuhkan kepada permohonan IMW adalah mengenai formalnya legalitas mereka Majelis.

Jadi tentang pasalnya belum dibahas pada saat itu diputuskan karena legalitas mereka atau IMW dianggap tidak berwenang mewakili pada saat itu, memang pernah dimohonkan Pasal 35 huruf (a) , akan tetapi kami lihat legalitas mereka waktu itu yang diputuskan itu Majelis. 32. HAKIM KONSTITUSI : MARUARAR SIAHAAN, S.H.

Jadi substansinya belum?

33. KUASA HUKUM PEMOHON : SANGAP SIDAURUK, S.H.

Belum Majelis hanya legalitas mereka, mungkin Bapak tadi lupa menerangkan secara singkat bahwa memang pernah dimohonkan dan diperiksa tapi tidak diterima akan tetapi pertimbangannnya adalah mengenai hanya legalitas, itu singkatnya Majelis.

34. KETUA : Prof. Dr. H.M. LAICA MARZUKI, S.H.

Ya, namun demikian dimana dikemukakan Hakim Konstitusi yang berhormat Bapak Maruarar itu Saudara di dalam perbaikan permohonannya perlu menjelaskan juga apakah putusan NO dari Mahkamah Konstitusi yang terdahulu itu berbeda dengan apa yang Saudara kemukakan sekarang ini dan Saudara juga pertegas cantelan konstitusionalitasnya Saudara, iya Saudara?

(13)

35. HAKIM KONSTITUSI : SOEDARSONO, S.H. Terima kasih Bapak Ketua.

Jadi Saudara Pemohon Nomor 029, Saudara mempermasalahkan mengenai substansi daripada Pasal 35 huruf (a) , Undang-Undang PP TKI di luar negeri. Saya mau minta kejelasan Saudara karena sidang ini sekali lagi saya katakan, saya ingatkan kepada Saudara sekalian untuk kejelasan permohonan dan untuk memberikan nasihat-nasihat.

Coba Anda pikirkan memang beracara di Mahkamah Konstitusi ini tidak mudah, karena ini institusi baru dan memang ini scoop-nya itu nasional. Coba Saudara baca itu yang Pasal 35 huruf (a) yang Anda inginkan untuk diuji terhadap Undang-Undang Dasar 1945. Coba saya bacakan, “berusia sekurang-kurangnya delapan belas tahun, kecuali bagi calon TKI yang akan dipekerjakan pada pengguna perseorangan sekurang-kurangnya berusia dua puluh satu tahun”. Kalau itu yang Anda masalahkan dan mohonkan untuk diuji dan mohon supaya dibatalkan, apakah Anda berpikir bahwa untuk calon TKI itu tidak perlu batasan umur? Coba jelaskan!

36. KUASA HUKUM PEMOHON : SANGAP SIDAURUK, S.H.

Terima kasih Majelis, maaf memang dalam bentuk pekerjaan atau apapun tentunya ada batasan Majelis tetapi di sini adalah batasan yang kami maksudkan karena ditentukan berumur dua puluh satu tahun. Contohnya Majelis, karena alasan dua puluh satu tahun ini adalah tentang pelecehan seksual contohnya (…)

37. HAKIM KONSTITUSI :SOEDARSONO, S.H.

Sebentar-sebentar sudah cukup, tapi itu dua puluh satu tahunnya, apakah termasuk delapan belas tahunnya?

38. KUASA HUKUM PEMOHON : SANGAP SIDAURUK, S.H. Tidak Majelis, memang.

39. HAKIM KONSTITUSI :SOEDARSONO, S.H.

Lha iya, tadi Anda kebetulan ini dijadikan satu memang sengaja begitu atau bagaimana?

40. KUASA HUKUM PEMOHON : SANGAP SIDAURUK, S.H. Pasalnya satu Majelis.

(14)

41. HAKIM KONSTITUSI :SOEDARSONO, S.H.

Lha itulah, cobalah tidak mudah bukan? Bukan salah Saudara sebetulnya kalau Anda ahli dalam perundang-undangan semestinya ini dua angka, sehingga tidak bisa dihilangkan sebagian-sebagian itu, inilah keadaannya. Inilah tugas dari Mahkamah Konstitusi untuk mengadilinya, untuk mengujinya. Kalau melihat petitum dari Saudara minta semua pasal itu dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat berarti kalau pasal ini dihilangkan apakah kerugian konstitusional itu menjadi bertambah besar atau malah hilang atau tidak ada kerugian konstitusionalnya?

42. KUASA HUKUM PEMOHON : SANGAP SIDAURUK, S.H.

Saya kira tidak ada hilang dan dalam arti pembatasan sebab pembatasan umur bekerja tetap ada di Undang-Undang Tenaga Kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja lainnya tentang pembatasan minimal umur, tetap ada Majelis.

43. HAKIM KONSTITUSI :SOEDARSONO, S.H.

Ini adalah undang-undang kalau memang sudah ada untuk apa luar negeri ini? Berarti ada undang-undang boleh dikatakan khusus TKI luar negeri, kalau tidak ada apa bisa menteri mengeluarkan peraturan tanpa dasar undang-undang? Jadi ini tidak berdebat, coba renungkan tidak perlu harus sekarang Anda renungkan, kalau saya minta ini semua dihapus terus bagaimana nanti tidak ada batasan? Artinya di bawah umur boleh bekerja ke luar negeri, lalu bagaimana? Ini undang-undang tersendiri ya? Ini untuk pegangan kebijakan Pemerintah dalam hal ini menteri bukan orang lain, kalau tidak ada bagaimana? Kalau yang Perkara 028 jelas yang diminta yang kecuali itu tadi, kecuali dan seterusnya. Ini renungkanlah, tidak perlu, ini tidak tanya jawab, hanya bagaimana kejelasannya, nasihat-nasihat yang diterima bagaimana? Kalau sesuai silakan, kalau memang Saudara tetap, tidak saya minta begini, ya monggo silakan. Karena apa? Hasil daripada sidang ini belum memutuskan apa-apa, melaporkan hasil dari sidang ini kepada Pleno. Mengerti belum?

Jadi tidak usah berdebat sekarang, Anda renungkan, ya boleh silakan.

(15)

Terima kasih Majelis, kebetulan ini adalah session dari petunjuk, jadi kami untuk mendapat petunjuk, apa boleh Majelis dimohonkan sebagian dari pasal?

45. HAKIM KONSTITUSI : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Periksa undang-undangnya.

46. HAKIM KONSTITUSI :SOEDARSONO, S.H.

Sebentar Pak Maru. Memang kelihatannya mudah, apalagi ini Pak Profesor Laica ini teliti sekali kalau apa namanya, ya maklumlah memang harus begitu ya Pak. Coba itu pasal berapa coba Saudara? Pasal 35 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi. Bukan Undang-Undang Mahkamah Konstitusi itu.

47. HAKIM KONSTITUSI : MARUARAR SIAHAAN, S.H. Hukum acaranya.

48. HAKIM KONSTITUSI :SOEDARSONO, S.H.

Hukum acaranya dari Mahkamah Konstitusi itu, Anda tidak tahu, tahu tidak? Apa-apa saja yang boleh dimintakan? Pasal berapa coba? Pasal 50 itu, Pasal 51 ke atas. Coba ya, makanya itu tidak mudah, terus terang saja, ada yang mengatakan bahwa beracara di Mahkamah Konstitusi ini seperti ujian disertasi, itu ada itu, baca saja bukunya pengacara senior itu. Coba baca dengan cermat dan hati-hati. Pasal 51 ayat (3) huruf B, materi muatan ayat, pasal, dan atau bagian undang-undang dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar. Jadi ini ada ayat, ada pasal, ada bagian daripada undang-undang. Contoh saja ini, yang saya baca itu termasuk pada bagian ketujuh dari Undang-Undang Mahkamah Konstitusi. Pertanyaan Saudara tadi bagus sekali, bagaimana apa bisa? Mohon bagian dari ayat, bukan begitu maksudnya? Itu pelajari saja putusan-putusan Mahkamah Konstitusi yang sudah-sudah, yang terakhir itu KPK, kata dapat, banyak di sana. Lalu Undang-Undang Nomor 32 mengenai Pemerintahan Daerah, itu banyak juga, termasuk pertanggung jawab publik bagi KPU, mengerti tidak? Sudah tahu?

Terima kasih.

(16)

Jadi Pemohon dari kedua perkara ini harap mencatatnya itu, mencatat betul-betul, diperhatikan, walaupun kedua beliau ini mengatakan bahwa apa yang dikemukakan itu tidak mengikat, bersifat nasihat, tetapi jangan memperlakukannya ibarat Qur’an tua, dibaca tidak, dibuang sayang. Saudara perhatikan baik-baik.

Kemudian apakah kedua Saudara ini, Perkara Nomor 028 atau 029 tidak ada lagi yang bakal dikemukakan? Sudah cukup ya? Karena kami akan mengesahkan bukti-bukti tertulis Saudara, siapa tahu Saudara masih mau menambah lagi setelah disahkan silakan dikemukakan dan perbaikan Saudara, perbaikan itu Saudara, itu batas waktunya paling lama empat belas hari kerja, tetapi lebih cepat lebih baik, supaya proses Saudara dapat cepat.

Baik, Perkara 028, Saudara menurut catatan di Kepaniteraan, Saudara mengajukan bukti tertulis. Bukti surat ada tiga belas, betul ya? Sekarang kami akan sahkan.

Bukti P-1, UM Nomor 39 Tahun 2004, penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, apa betul?

Dua, Undang-Undang Dasar 1945, sebetulnya tidak perlu Saudara kemukakan bukti tertulis Undang-Undang Dasar 1945.

Tiga, pedoman beracara MK RI, betul P-3?

Surat Kuasa TKI.

P-5, surat pernyataan penolakan PPTKIS.

P-6, Keterangan LP3ES untuk IMW. KETUK PALU 1X

KETUK PALU 1X

KETUK PALU 1X

KETUK PALU 1X

(17)

P-7, Akta Notaris IMW.

P-8, Tanda Daftar Depdagri IMW.

P-9, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

P-10, Hukum Acara MK RI.

P-11, Intisari Hukum Acara Perdata.

P-12, Yurisprudensi Mahkamah Agung.

P-13, Putusan MK RI Nomor 19-20/PUU-III/2006.

Dengan ini bukti P-1 sampai P-13 disahkan.

Kemudian untuk Perkara 029, Saudara memasukkan tujuh bukti surat ya?

Bukti P-1, Saudara mengajukan Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri, benar?

KETUK PALU 1X KETUK PALU 1X KETUK PALU 1X KETUK PALU 1X KETUK PALU 1X KETUK PALU 1X KETUK PALU 1X

(18)

Bukti P-2, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi?

P-3nya tidak ada Saudara, coba? KETUK PALU 1X

KETUK PALU 1X

50. KUASA HUKUM PEMOHON : SANGAP SIDAURUK, S.H. P-3 kami surat Nomor 16/BM,

51. KETUA: Prof. Dr. H.M. LAICA MARZUKI, S.H.

Jadi belum dimasukkan? Ya, tapi Saudara belum masukkan, tidak ada di sini. Saudara petugas bagaimana? Tidak ada ya?

Bukti P-3, Surat Kepada Esti Suryani dari P.T. Bama Mapan Bahagia, tanggal 11 Desember 2006.

Bukti P-4, surat 007 tanggal 15 Desember 2006 dari divisi rekruitmen, perihal penolakan permohonan dari PT. TKIS, PT. Manpower Indonesia, benar Saudara?

Bukti P-5, Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 019, 020/PUU-III/2005 tanggal 28 Maret 2006, benar ya?

Bukti P-6, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1999 tentang Pengesahan ILO Convention Number 138 concerning minimum age for admission to employment, benar itu Saudara?

KETUK PALU 1X

KETUK PALU 1X

KETUK PALU 1X

(19)

Bukti P-7, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 dengan lampiran-lampirannya, benar itu Saudara? Lampirannya sebelas, oke.

Baiklah, dengan ini Sidang Panel pada pagi hari ini dinyatakan selesai dan kedua perkara diminta untuk mengajukan perbaikan permohonan dengan memperhatikan, mencatat baik-baik apa yang dikemukakan oleh Hakim Konstitusi, terima kasih.

Panel pada pagi hari ini dinyatakan telah selesai dan ditutup.

KETUK PALU 1X

KETUK PALU 3X

Referensi

Dokumen terkait

Kompresor dalam pengoperasian sering mengalami gangguan yang menyebabkan kompresor tidak bekerja secara optimal. Sehingga dalam memproduksi udara yang dihasilkan

Proses penyadaran dan pendampingan yang dilakukan kepada kelompok kebersihan pasar Desa Sekaran membutuhkan refleksi agar mengetahui keterkaitan antara teori yang

Kernel yang dapat dipakai adalah kernel filter lolos-tinggi dengan nilai di pusat diisi dengan nilai yang lebih besar daripada nilai pada posisi tersebut untuk

Satu faktor yang menjadikan kita mesti beradai pada tempat bersaing dengan masyarakat lain; mengapa universiti kita tidak boleh berada di Sintok, tidak boleh sahaja berada

Keberhasilan peningkatan prestasi belajar yang dicapai siswa antara lain dipengaruhi oleh faktor komunikasi yang dilakukan oleh guru. Komunikasi memiliki andil yang cukup besar

Kita bisa menemukan lingkaran pada alat musik, peralatan rumah, bagian mobil, benda logam, roda, dan beberapa istilah yang menggunakan kata

Dalam bahasa Inggris ada ungkapan-ungkapan yang digunakan untuk memperkenalkan diri sendiri dan seseorang atau orang lain, memberikan salam kepada orang yang

Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Earning per Share, Rerturn on Asset, Return on Equity, dan