• Tidak ada hasil yang ditemukan

BHINEKA TUNGGAL IKA AS THE STATE TO NATONAL DEVELOPMENT BASED ON THE PANCASILA. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BHINEKA TUNGGAL IKA AS THE STATE TO NATONAL DEVELOPMENT BASED ON THE PANCASILA. Oleh :"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

252

I Wayan Eka Artajaya, S.H.,M.Hum. Bhineka Tunggal Ika …

BHINEKA TUNGGAL IKA AS THE STATE TO NATONAL DEVELOPMENT BASED ON THE PANCASILA

Oleh :

I Wayan Eka Artajaya, S.H.,M.Hum.

Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar

Abstract

Bhineka Tunggal Ika as the basis of the State for national development based on Pancasila, it can be seen from various tribes in Indonesia that have different cultures and customs. The author takes the formulation of the problem How "BHINEKA TUNGGAL IKA" as the country's basis for national development based on Pancasila. Discussion Ideology of the state of Indonesia is Pancasila, where the pancasila is derived from the moral values, cultural customs and different ethnic groups called Bhineka Tunggal Ika (Unity in Diversity). In the administration of the Indonesian government, of course, Bhineka Tunggal Ika is the basic value to behave, respect the differences of customs and tribes, and become the direction and objectives of the state which is reflected in the national development based on Pancasila.

Key Note: Bhineka Tunggal Ika, Country, National development

Abstrak

Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar Negara untuk pembangunan nasional berdasarkan pancasila, hal ini bisa dilihat dari berbagai suku yang ada di indonesia yang memiliki perbedaan budaya dan adat istiadat. Penulis mengambil rumusan masalah Bagaimanakah “BHINEKA TUNGGAL IKA” sebagai dasar negara untuk pembangunan nasional berdasarkan Pancasila. pembahasan Ideologi dari negara Indonesia adalah Pancasila, dimana pancasila tersebut bersumber dari nilai moral, budaya adat istiadat dan suku bangsa yang berbeda-beda yang disebut dengan Bhineka Tunggal Ika. Dalam penyelenggaraan pemerintah Indonesia tentunya Bhineka Tunggal Ika menjadi nilai dasar untuk bertingkah laku, menghargai perbedaan adat istiadat dan suku bangsa, serta menjadi arah dan tujuan dari negara yang terepleksikan dalam pembangunan nasional yang berdasarkan pada pancasila.

Kata kunci: Bhineka Tunggal Ika, Negara, Pembangunan Nasional

A. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara senantiasa memiliki suatu

pandangan hidup, filsafat hidup serta

pegangan hidup agar tidak

terombang-ambing dalam kancah pergaulan masyarakat internasional. Setiap bangsa memiliki ciri khas

(2)

253

I Wayan Eka Artajaya, S.H.,M.Hum. Bhineka Tunggal Ika …

serta pandangan hidup yang berbeda

dengan bangsa lain 1. Hal ini agar

setiap bangsa memiliki ciri khas dari suatu bangsa itu sendiri. Indonesia merdeka pada tahun 1945 dan pada saat itu tokoh-tokoh pendiri bangsa Indonesia merumuskan jati diri bangsa Indonesia yang meliputi lima prinsip (sila) yang diberi nama Pancasila.

Pancasila sebagai dasar negara

republik Indonesia sebelum

disyahkan pada tanggal 18 agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, yang berupa nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai nilai relegius 2

. Nilai-nilai tersebut yang tumbuh dari masyarakat Indonesia yang kemudian diangkat oleh tokoh-tokoh pendiri bangsa untuk dijadikan dasar

filsafat dan jati diri bangsa

Indonesia. Nilai-nilai yang

terkandung didalam Pancasila yaitu

nilai Ketuhanan, kemanusiaan,

Persatuan, Kerakyatan, dan keadilan. Hal itulah yang menjadikan dasar bagi masyarakat Indonesia untuk

1

Kaelan, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta 2008, hlm 13

2

Ibid hlm 28

menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Negara Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam budaya adat istiadat, bahasa, ras, suku dan agama yang mampu mempersatukan berbagai keragaman atau perbedaan suku bangsa yang dimilikinya dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” Bhineka berarti berbeda, tunggal berarti satu dan ika berarti itu, jika diartikan menjadi berbeda-beda tetapi setap satu, serta Bhineka Tunggal Ika mampu menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang notabennya berbeda-beda dengan dasar negara pancasila. Hal inilah yang menjadikan dasar oleh setiap manusia dalam kehidupan

sehari-hari untuk hidup salang

menghargai antara masyarakat yang

lain dengan tidak memandang

Suku,Ras, maupun Agama.

Seiring dengan perkembangan jaman pada saat ini nilai-nilai yang ada pada masyarakat Indonesia tidaklah seperti dahulu yang dimana

masih mempertahankan ataupun

menghormati perbedaan adat istiadat, ras, agama dan suku-suku yang ada

(3)

254

I Wayan Eka Artajaya, S.H.,M.Hum. Bhineka Tunggal Ika …

di Indonesia, hal ini dilihat juga

setelah adanya revisi

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 3 tidak lagi menggunakan garis besar haluan negara (GBHN) sebagai visi dan misi dari pemerintah Indonesia untuk

pembangunan nasional yang

ditetapkan oleh Majelis

Permusyawaratan Rakyat. Hal ini

bisa dilihat dari kurangnya

pemahaman tentang budaya bangsa Indonesia yang menggunakan bahasa Sanskerta dimana bahasa tersebut merupakan warisan dari budaya asli Indonesia, dan kini beberapa daerah jelas sudah mulai meninggalkan bahasa Sanskerta sebagai budaya bangsa Indonesia.

Akhir-akhir ini Bhineka Tunggal Ika hanya sekedar semboyan saja sebagai pemersatu perbedaan yang ada di Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika sudah luntur, hal ini bisa di lihat dari banyaknya kasus-kasus yang terjadi belakangan ini yang berbau SARA. Dimana Bhineka Tunggal Ika merupakan sebagai dasar bagi masyarakat Indonesia untuk saling mmenghormati hak adat istiadat yang beraneka ragam di Indonesia. Ketika hal ini tetep di

biarkan oleh pemerintah maka tidak menutup kemungkinan akan timbul

konflik yang nantinya dapat

menyebabkan perpecahan bagi

masyarakat Indonesia serta akan

menghambat terbentuknya

pembangunan nasional bangsa

Indonesia yang berlandaskan negara Pancasila

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah “BHINEKA

TUNGGAL IKA” sebagai dasar negara untuk pembangunan nasional berdasarkan Pancasila.

1.3. Pembahasan

Ideologi merupakan suatu

gagasan pemikiran bagimana untuk memajukan suatu negara dari nilai-nilai ataupun kebiasaan-kebiasaan yang terkandung di dalam suatu negara untuk tercapainya suatu tujuan. Pengertian ideologi menurut Mc Lelland ideologi adalah hasil ciptaan yang khas yang dihasilakan

atas penyelidikan terhadap

masyarakat, budaya, dan pola

(4)

255

I Wayan Eka Artajaya, S.H.,M.Hum. Bhineka Tunggal Ika …

diaktualisasikan dalam masyarakat 3.

Ideologi dari negara Indonesia

adalah Pancasila, dimana pancasila tersebut bersumber dari nilai moral, budaya adat istiadat dan suku bangsa yang berbeda-beda yang disebut dengan Bhineka Tunggal Ika. Fakta yang terjadi saat ini di Indonesia, ideologi pancasila dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tidak terlaksana dengan baik sebagai suatu sistem pedoman tingkah laku bagi masyarakat. Pancasila sebagai dasar negara kehilangan rohnya dan jauh

menyimpang dalam pemahaman

maupun pelaksanaanya. Proses

pemahaman pancasila sebagai dasar dari bangsa Indonesia dan bhineka

tunggal ika sebagai semboyam

pemersatu perbedaan yang ada di Indonesia mengalami kemerosotan

dimasyarakat, pemerintah dan

generasi muda pada saat ini.

Dalam penyelenggaraan

pemerintah Indonesia tentunya

Bhineka Tunggal Ika menjadi nilai

dasar untuk bertingkah laku,

menghargai perbedaan adat istiadat dan suku bangsa, serta menjadi arah

3

Mc Lelland, David, 2005, Ideologi Tanpa Aghir, Kreasi Wacana Yogyakarta

dan tujuan dari negara yang

terepleksikan dalam pembangunan nasional yang berdasarkan pada pancasila. Namun dalam hal ini

implementasinya mengalami

berbagai hambatan, banyak

pelanggaran yang berbau SARA, serta banyak kebijakan pemerintah baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat yang sudah jauh melenceng dari semboyan Bhineka

Tunggal Ika. Segala bentuk

kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah merupakan suatu upaya

pemerintah untuk mencapai

kepentingan bersama agar tercipta kesejahtraan masyarakat, namun hal yang menarik adalah kebijakan pemerintah untuk merevisi Pasal 3 Undang-Undang Dasar 1945 dimana dulunya mengatur tentang GBHN, dan setelah di revisi GBHN atau garis-garis besar halauan negara sudah tidak ada lagi.

Maksud ditetapakan Garis-Garis Besar Haluan Negara adalah untuk memberikan arah bagi perjuangan bang-sa Indonesia dalam mengisi kemer-dekaan Republik Indonesia yang saat ini sedang giat-giatnya membangun dengan tujuan untuk

(5)

256

I Wayan Eka Artajaya, S.H.,M.Hum. Bhineka Tunggal Ika …

mewujudkan pembangunan yang

diinginkan, baik dalam waktu lima tahun berikutnya maupun dalam jangka panjang, sehingga secara bertahap cita-cita bangsa Indonesia dapat tercapai sesuai yang termaktup

dalam alania IV Pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 4.

Sejak dihapuskannya

kewenangan Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR)

dalam menetapkan GBHN, maka sejak saat itu pula, Bangsa Indonesia seolah kehilangan acuan dalam

menjalankan roda pemerintahan,

khususnya roda pembangunan.

Hilangnya GBHN telah

mengakibatkan hilangnya sarana

pemandu pelaksanaan pembangunan nasional yang telah terbukti mampu memandu pemerintahan orde baru

dalam melaksanakan kegiatan

pembangunan berturut-turut sejak

tahun 1973-19985. Salah satu acuan

atau fungsi dari GBHN yang hilang

4

Hasbi, Muhammad Arbi , UUD-1945 GBHN Sebagai Kendali Yuridis dan Politis dalam Pembangunan Nasional, Staf Pengajar FT universitas Almuslim Bireuen NAD, Vol 4, Juni 2013 hlm 7

5

Janpatar Simamora, Urgensi Keberadaan GBHN dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia.

Fakultas Hukum Universitas HKBP

Nommensen Medan. Vol 17.

yaitu GBHN sebagai tata cara perilaku, cara bertindak dan cara pemersatu di dalam pembangunan nasional tanpa melihat perbedaan ras, suku dan agama yang saat ini keras dengan isu SARA, serta GBHN sebagai arah dan pondasi kuat serta strategi pembangunan nasional yang bergotong royong demi tercapainya cita-cita yang berdaarkan pancasila.

Perubahan UUD 1945, Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 secara eksplisit

menyatakan bahwa kedaulatan

adalah di tangan rakyat dan

dilakukan sepenuhnya oleh MPR.

Sebagaimana dikemukakan

penjelasan UUD 1945, MPR

merupakan penyelenggara negara

yang tertinggi dan sekaligus

pemegang kuasa negara tertinggi (die gezamte staatgewalt liegi allein bei der Majelis).Penegasan posisi ini tak terlepas dari posisi MPR yang dianggap penjelmaan rakyat yang

memegang kedaulatan negara6. Hal

ini dapat dipahami bahwa

keberadaan GBHN dalam

pelaksanaan roda pemerintahan

6

http://nasional.kompas.com/read/201 6/01/12/15320071/Wacana.Menghidup kan.GBHN?page=all (diakses pada tanggal 15/3/17

(6)

257

I Wayan Eka Artajaya, S.H.,M.Hum. Bhineka Tunggal Ika …

sangatlah perlu dihidupkan lagi, karena sangat berdampak besar bagi

perkembangan pembangunan

nasional yang berdasarkan pancasila. Disamping itu melalui GBHN, maka

arah dan tujuan dari roda

pemerintahan lebih mudah dipahami untuk menentukan pencapaian yang dilakukan oleh suatu pemerintahan. Hal inilah yang menjadikan Bhineka Tunggal Ika menjadi sebuah dasar

bagi pembangunan nasional di

Indonesia, dimana semboyan dari Bhineka Tungal Ika itu dapat memersatukan perbedaan yang ada

di Indonesia yang berdasarkan

pancasila. Dalam sebuah acara debat politik di Jakarta Akhir maret 2014,

Presisden Indonesia ke 3,

B.J.Habibie mengingatkan kembali pentingnya Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) untuk dihidupkan kembali. Pandangan serupa juga sudah pernah didengungkan oleh B.J. Habibie pada akhir Januari 2014 dalam sebuah pertemuan kader Partai Golkar, Kita sadar tanpa adanya GBHN itu maka pembangunan di Indonesia tidak akan berjalan dengan

baik pada jangka panjang7.

7

Subkhan Imam , GBHN dan

1.4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa Dalam penyelenggaraan

pemerintah Indonesia tentunya

Bhineka Tunggal Ika menjadi nilai

dasar untuk bertingkah laku,

menghargai perbedaan adat istiadat dan suku bangsa, serta menjadi arah

dan tujuan dari negara yang

terepleksikan dalam pembangunan nasional yang berdasarkan pada pancasila, dan pentingnya garis-garis besar haluan negara (GBHN) untuk

dihidupkan kembali untuk

menjadikan sebuah landasan negara Indonesia untuk menjadi dasar bagi pembangunan nasional.

1.5. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan

tentang BHINEKA TUNGGAL

IKA” sebagai dasar negara untuk pembangunan nasional berdasarkan Pancasila. tersebut maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :

Pemerintah Perlu

mengamandemen Undang-Undang

Dasar 1945 Pasal 3 yang berkaitan

perubahan Perencanaan pembangunan di dindonesia, Vol 5, tahun 2014, hlm 1

(7)

258

I Wayan Eka Artajaya, S.H.,M.Hum. Bhineka Tunggal Ika …

dengan Garis-Garis Besar Halauan Negara (GBHN) untuk pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

DAFTAR PUSTAKA BUKU :

Kaelan, Pendidikan Pancasila,

Paradigma, Yogyakarta 2008,

Mc Lelland, David, 2005, Ideologi

Tanpa Aghir, Kreasi Wacana Yogyakarta

Hasbi, Muhammad Arbi , UUD-1945

GBHN Sebagai Kendali Yuridis dan Politis dalam Pembangunan Nasional, Staf Pengajar FT universitas Almuslim Bireuen NAD, Vol 4, Juni 2013

Janpatar Simamora, Urgensi

Keberadaan GBHN dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia. Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen Medan. Vol 17

Subkhan Imam , GBHN dan

perubahan Perencanaan pembangunan di dindonesia, Vol 5, tahun 2014, INTERNET : http://nasional.kompas.com/read/201 6/01/12/15320071/Wacana.Men ghidupkan.GBHN?page=all (diakses pada tanggal 15/3/17

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pula ajaran uzlah yang terdapat dalam tasawuf, yaitu usaha untuk mengasingkan diri dari terperangkap oleh tipu daya keduniaan, dapat pula digunakan

Private Sub ENABLEOBJ() For Each TAMPIL In Me.Controls If (TypeOf TAMPIL Is TextBox) Then TAMPIL.Enabled = True.

Berdasarkan uraian di atas, dari pendalaman terhadap 70 muzaki yang berzakat ke lembaga zakat, ternyata semuanya merasakan pentingnya alokasi dana untuk warga

Seperti yang telah dijelaskan dalam sub-bab Kumo no Ito Dalam Lirik Lagu Karya Mika Nakashima, secara keseluruhan bait ini menyatakan agar manusia hidup dengan

Perbedaan Pemberian Kombinasi Terapi Cermin Dan ROM (Mirror Therapy & Range Of Motion) Dengan ROM Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas Atas & Tahap Penerimaan Diri Pada

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel yang tersedia di Jawa Tengah Dalam Angka 2013 berjumlah 9 variabel prediktor yang mewakili faktor-faktor yang

Hasil dari penelitian tersebut diantaranya adalah sertifikasi belum banyak membawa dampak bagi peningkatan profesionalisme guru, program sertifikasi juga belum membawa dampak

Thailand memiliki nilai rata-rata RCTA yang negatif yaitu sebesar -6,37, artinya bahwa biji kopi Thailand tidak memiliki daya saing komparatif karena nilai lebih kecil