1
KARAKTERISTIK LAHAN MARGINAL
DIKALIMANTAN TENGAH SERTA
POTENSINYA UNTUK KELAPA SAWIT
Oleh:
Salampak Dohong Nina Yulianti Yusuf Aguswan
(Universitas Palangka Raya)
SEMINAR SEHARI
TEKNOLOGI PEMUPUKAN KELAPA SAWIT PADA LAHAN MARGINAL SAMPIT, 12 DESEMBER 2017
Pembangunan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah dimulai pada tahun 1992.
Hingga tahun 2015 luas areal kelapa sawit 3.424.937ha (Dirjen Perkebunan, 2016)
PENDAHULUAN
LAHAN MARGINAL DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI LAHAN YANG MEMILIKI MUTU RENDAH KARENA MEMILIKI BEBERAPA FAKTOR PEMBATAS JIKA DIGUNAKAN UNTUK SUATU KEPERLUAN
TERTENTU.
SEBENARNYA FAKTOR PEMBATAS TERSEBUT DAPAT DIATASI DENGAN MASUKAN, ATAU
BIAYA YANG HARUS DIBELANJAKAN.
TANPA MASUKAN YANG BERARTI BUDIDAYA
PERTANIAN DI LAHAN MARGINAL TIDAK AKAN MEMBERIKAN KEUNTUNGAN
TANAH MARGINAL ADALAH TANAH SUB-OPTIMUM
YANG POTENSIAL UNTUK PERTANIAN BAIK UNTUK
TANAMAN KEBUN, HUTAN, ATAUPUN PANGAN. SECARA ALAMI KESUBURANAN TANAH MARGINAL INI TERGOLONG RENDAH YANG DITUNJUKKAN OLEH :
TINGKAT KEASAMAN YANG TINGGI, KETERSEDIAAN HARA YANG RENDAH, KEJENUHAN, DAN BASA-BASA DAPAT DIPERTUKARKAN RENDAH
Lahan marginal dijumpai baik pada lahan basah maupun lahan kering.
Lahan basah berupa lahan gambut, dan lahan sulfat masam
INTENSITAS FAKTOR PEMBATAS NO KARAKTERISTIK LAHAN
TANAH MINERAL SIMBOL Tanpa (0) Ringan (1) Sedang (2) Berat(3)
1 Curah hujan, mm h 1750-3000 1750-1500
>3000 1500-1250 <1250
2 Bulan kering, bl k <1 1-2 2-3 >3
3 Ketinggian ,m dpl l 0-200 200-300 300-400 >400
4 Bentuk wilayah, % w Datar-berombak,
<8 Berombak-bergelombang 8-15 Bergelombang -berbukit 15-30 Berbukit-bergunung >30 5 Batuan di permukaan& dlm tnh, % vol ume b <3 3-15 15-40 >40 6 Kedalaman efektif, cm s >100 100-75 75-50 <50 7 Tekstur tanah t Lempung berdebu,
lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat
Liat, liat berpasir, lempung berpasir, lempung Pasir berlempung, debu Liat berat, pasir 8 Kelas drainase d Baik, sedang Agak terhambat,
agak cepat Cepat, terhambar Sangat cepat, sangat terhambat, tergenang
INTENSITAS FAKTOR PEMBATAS N
O KARAKTERISTIK LAHAN GAMBUT SIMBOL Tanpa (0) Ringan (1) Sedang (2) Berat(3)
1 Curah hujan, mm h 1750-3000 1750-1500 >3000 1500-1250 <1250 2 Bulan kering, bl k <1 1-2 2-3 >3 3 Ketinggian ,m dpl l 0-200 200-300 300-400 >400 4 Kandungan bahan kasar, %vol b <3 3-15 15-40 >40 5 Ketebalan gambut,cm s 0-60 60-150 150-300 >300 6 Tingkat pelapukan
gambut t saprik Hemosaprik, saprohemik Hemik, fibrohemik, hemofibroh emik, terhambat
fibrik
7 Kelas drainase d Baik,
sedang Agak terhambat, agak cepat
Cepat,
terhambar Sangat cepat, sangat terhambat, tergenang 8 Kemasaman tanah, pH a 5,0-6,0 4,0-5,0 3,5-4,0 <3,5 Kriteria Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit (Tanah Gambut)
TANAH MARGINAL UMUM DI
KALIMANTAN TENGAH
*
Tanah pasir*
Tanah Liat Putih (Padat)*
Tanah Gambut9 Ciri khas tanah pasir :
*
ukuran butir fraksi tanah besar (>2 mm*
butirannya tidak kompak atau tercerai-berai.*
Dayanya menyimpan air rendah*
Kesuburan tanah rendahKendala tanah pasir :
1.Rendahnya unsur hara tersedia pada lahan pasir 2.Rendahnya koloidal tanah
3. Tingginya pencucian unsur hara
4. Tingkat erodibilitas yang tinggi, kemampuan menyimpan air rendah)
5. Defisit ait (Evapotranspirasi tinggi, 6. Kandungan bahan organik rendah
7.Zona perakaran dibatasi oleh lapisan hardpan
11
Pasir, yang memiliki ukuran kasar,
memiliki koloidal yang sangat rendah, sehingga kemampuan untuk
mempertukarkan kation/anion yang sangatlah rendah pula.
Dengan kondisi seperti ini, pencucian
unsur hara akan sangat tinggi. Pupuk yang diberikan, sebagian besar akan hilang
tercuci atau menguap sebelum diserap akar tanaman.
Solusi mengatasi tanah pasir:
*
Pemberian bahan organik (jangkos/pelepah)*
Pemberian arang limbah pabrik (yang diperkaya)*
Penggunaan pupuk majemuk “slow/controlled release”*
Penambahan tanah mineral*
Penempatan pupuk13
Bahan organik :
•Janjang/pelepah (kompos)
•gambut
•Bahan organik juga berperan sebagai penyerap air, sehingga daya simpan air dari tanah pasir itu bisa meningkat.
Permasalahan defisit air pada tanah pasir:
-
pembuatan bak penampung berisi janjang kemudian ditutup tanah15
Tanah gambut secara umum dalam ilmu tanah disebut tanah organosol
atau histosol yaitu tanah yang memiliki lapisan bahan organik
Kabupaten/Kota
Luas (Ha) dan Kematangan Gambut
Grand Total % Organosol Hemik Organosol Fibrik Organosol Hemik Organosol Saprik Barito Selatan - - 161,279.2 69,091.5 230,370.7 9.7 Barito Timur - - 21,280.0 10,153.7 31,433.7 1.3 Barito Utara - - 5,923.3 - 5,923.3 0.3 Gunung Mas - - 2,825.4 - 2,825.4 0.1 Kapuas - - 377,434.9 43,688.9 421,123.8 17.8 Katingan - - 422,122.5 - 422,122.5 17.9 Kota Palangkaraya - - - 132,315.2 132,315.2 5.6 Kotawaringin Barat - - 23,250.5 20,110.2 43,360.8 1.8 Kotawaringin Timur - 18,251.9 120,453.0 - 138,704.8 5.9 Lamandau - - 95.5 - 95.5 0.0 Pulang Pisau - - - 589,298.4 589,298.4 24.9 Seruyan - - 291,040.7 - 291,040.7 12.3 Sukamara 50,816.1 - - 5,267.3 56,083.4 2.4
Kendala tanah gambut: •drainase jelek
•kesuburan tanah rendah
(kemasaman tinggi, KTK tinggi, KB rendah) •tingkat kesuburan rendah
•kerapatan lindak (kerapatan isi) rendah •porositas tinggi
Pengelolaan tanah gambut
•Pengelolaan air/drainase terkendali
•Pemupukan pupuk slow/controlled release
•Pemberian pembenah tanah (pemberian tanah mineral laterit dsb) efisiensi
pemupukan
•Penempatan pupuk •Waktu pemupukan
Pengelolaan gambut untuk untuk pertanian tidak mudah karena mengandung persoalan yang rumit terkait karakteristik gambut baik fisik, kimia, biologi, dan hidrologi, serta aspek lingkungan (gambut pasang surut dan gambut pedalaman).
Terkait dengan kondisi lingkungannya, maka pengelolaan air merupakan faktor kunci utama dalam pengelolaan gambut
Pengeringan yang berlebihan mengakibatkan terjadinya kekeringan yang tidak dapat balik, rentan terhadap kebakaran, subsiden dan emisi GRK
Pembasahan yang berlebihan mengakibatkan terbentuknya asam-asam organik yang bersifat racun bagi tanaman
TATA AIR GAMBUT
Takahashi, Usop dan Limin, 2007
• KEDALAMAN AIR TANAH GAMBUT TERGANTUNG KONDISI LINGKUNGAN
• KEDALAMAN AIR TANAH <40 CM MEMPUNYAI
KORELASI POSITIF
DENGAN TIDAK ADANYA KEJADIAN KEBAKARAN LAHAN GAMBUT
• KEBAKARAN GAMBUT BUKAN KESALAHAN GAMBUT
23
Solusi mengatasi tanah gambut:
*
Pemberian bahan organik (jangkos/pelepah)*
Pemberian arang limbah pabrik (yang diperkaya)*
Penggunaan pupuk majemuk “slow/controlled release”*
Penambahan tanah mineral*
Penempatan pupukTanah ini sangat padat dengan drainase yang sangat jelek (aerasi terhambat)
Hara tersedia rendah
Pengelolaan tanah liat putih (padat)
• Pengelolaan air/drainase / pembuatan rorak • Pemberian bahan organik
• Pemberian arang limbah pabrik (yg diperkaya)
• Pemberian air gambut • Pemberian kapur
LAHAN YANG MEMILIKI HORIZON SULFIDIK ATAU SULFURIK PADA KEDALAMAN 120CM DARI PERMUKAAN TANAH MINERAL.
PADA UMUMNYA LAHAN SULFAT MASAM
TERBENTUK PADA LAHAN PASANG SURUT YANG MEMILIKI ENDAPAN MARIN.
WIDJAJA ADHI (1986)
LAHAN SULFAT MASAM :
LAHAN SULFAT MASAM DAN LAHAN POTENSIAL. LAHAN SULFAT MASAM AKTUAL ADALAH
DENGAN LAPISAN SULFIDIK (PIRIT FeS2) < 50 CM SULFAT MASAM POTENSIAL MERUPAKAN LAHAN SULFAT MASAM YANG MEMILIKI KEDALAMAN
Menghambat kehidupan tanaman
dan organisme 2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O 2 Fe2+ + 4 H
2SO4
outotroph bacteria (Thiobacillus ferroxidants), Thiobacillus oxidizes Fe2+ to Fe3+
Unsur Besi Fero (Fe2+) akan mengikat oksigen menjadi unsur besi Feri (Fe3+) yang merupakan endapan pada dasar air atau tanah dengan warna kuning sampai kuning kecoklatan (yellow boy).
Kondisi air dan tanah yang asam tersebut akan sangat besar kemungkinannya untuk melarutkan beberapa mineral logam berat (Cu, Zn, Pb, Cd) yang mana logam berat tersebut sangat beracun bagi manusia, biota dan tumbuhan lainnya.
Asam sulfur (SO4) + komponen logam
besi (Fe) Menurunkan pH, salinitas tinggi dan logam
beracun alumuniun (Al), mangan (Mn).
Kadar Al, Fe, Mn dan SO4 sangat tinggi dan terjadi kekahatan unsur P.
Mengenal adanya pirit dalam tanah
Pirit di dalam tanah dapat ditandai dengan:
1) Adanya rumput purun atau rumput bulu babi, menunjukkan ada pirit di dalam tanah yang telah
mengalami kekeringan dan menimbulkan zat besi dan asam belerang.
2) Bongkah tanah berbecak kuning jerami ditanggul saluran atau jalan, menunjuk kan adanya pirit yang berubah warna menjadi kuning setelah terkena udara.
3) Adanya sisa-sisa kulit atau ranting kayu yang hitam seperti arang dalam tanah. Biasanya di sekitamya ada becak kuning jerami.
4) Tanah berbau busuk (seperti telur yang busuk), maka zat asam belerangnya banyak. Air di tanah tersebut harus dibuang dengan membuat saluran cacing dan diganti dengan air baru dari air hujan atau saluran.
Kendala tanah sulfat masam:
•pH rendah atau kemasaman tinggi •tingkat kesuburan rendah (kahat P) •Kandungan Al dan Fe tinggi
Pengelolaan tanah Sulfat masam
• Pengelolaan air/drainase / pembuatan rorak • Pemberian bahan organik
• Pencucian
• Pemberian arang limbah pabrik (yg diperkaya)
• Pemberian air gambut • Pemberian kapur
• Pupuk hayati memanfaatkan agen hayati atau mikroba untuk meningkatkan hara tanah
• Pupuk hayati bersifat alami dan ramah lingkungan
• Pemanfaatan mikroba penambat Nitrogen, terutama mikroba yang hidup bebas seperti
Azobacter sp. dll
• Pemanfaatan Mikoriza dan mikroba pelarut fospat
lainnya
• Pemanfaatan mikroba perombak bahan organik,
spt: Trichoderma sp,
• Pengembangan mikroba yang dapat memproduksi
hormon pertumbuhan tanaman secara alami
sehingga dapat meningkatkan daya serap unsur hara