BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Response
Rate
Dalam penelitian ini kuisioner dibagikan kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang menggunakan kartu seluler prabayar telkomsel, yang mudah ditemui atau yang kebetulan ditemui. Peneliti membagi kuesioner sejumlah 105 kuesioner, terdapat 5 kuesioner kembali tidak lengkap, terdapat 100 kuesioner yang lengkap dan dapat dianalisis. Dengan demikian response rate sebanyak (100/105)x100% sama dengan 95,24%. Untuk lebih jelasnya gambaran mengenai response rate penyebaran kuesioner dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner
No Keterangan Jumlah Presentase %
1 Kuesioner yang dibagikan 105 100
2 Kuesioner yang kembali tidak lengkap
5 4,76
3 Kuesioner kembali lengkap 100 95,24
Dari 100 responden dapat disusun deskripsi mengenai karakteristik responden sebagai berikut:
Tabel 4.2 Deskripsi Responden
No Keterangan Jumlah Prosentase
Responden dengan umur 18 - 19 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 48 orang atau 48%. Hal ini menggambarkan responden pada semester awal. Mayoritas responden adalah semester 1 yaitu sebanyak 29 orang atau 29%. Hal ini karena pada saat penyebaran kuesioner mahasiswa yang paling banyak ditemui adalah semester 1.
Responden terbanyak menggunakan kartu telkomsel selama kurang dari 1 tahun sebanyak 34 orang atau 34%. Hal ini menggambarkan bahwa responden cukup lama menggunakan kartu telkomsel. Mayoritas responden yang mengisi jenis kartu yang mereka gunakan adalah simpati yaitu sebanyak 62 orang atau 62%. Hal ini menggambarkan kartu simpati lebih banyak digunakan mahasiswa dari pada kartu AS. Mahasiswa terbanyak berasal dari Kabupaten Banyumas sebanyak 27 orang atau 27%. Hal ini menggambarkan mahasiswa yang menjadi sampel berasal dari Kabupaten Banyumas.
B. Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas
Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut terlihat bahwa semua item pertanyaan dapat dikatakan valid karena semua nilai signifikansi kurang dari 0,05.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur merupakan tingkat kemantapan hasil pengukuran suatu gejala. Semakin tinggi reliabilitasnya, maka semakin tinggi kemantapan hasil pengukuran. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah diperoleh koefisien reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.4:
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koefisien
reliabilitas
r tabel Keterangan
Atribut 0,781 0.197 Reliabel
Motivasi 0,823 0.197 Reliabel
Keputusan 0,594 0.197 Reliabel
Sumber : Lampiran 4
Berdasarkan Tabel 4.4 seluruh variabel diketahui bahwa nilai rhitung lebih dari rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa kuisioner dapat dikatakan reliabel.
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Untuk menggunakan data dengan alat analisis regresi, maka data perlu terdistribusi normal. Untuk itu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji kolmogorof smirnov dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kolmogorof Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Keterangan Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .38230999
Most Extreme Differences Absolute .132
Positive .132
Negative -.107
Asymp. Sig. (2-tailed) .061
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0,061 lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa error telah terdistribusi normal (Ghozali, 2007).
2. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Dengan menggunakan uji spearman’s rho, hasil uji
spearman’s rho dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Spearman’s Rho
Sig. (2-tailed) .
N 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan hasil ujis pearman’s rho diketahui bahwa nilai signifikan variabel atribut sebesar 0,657 dan variabel motivasi sebesar 0,834 semua nilai signifikan tersebut lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas (Priyatno, 2010).
3. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas diketahui bahwa nilai VIF semua variabel kurang dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi sudah terbebas dari multikolinearitas (Ghozali, 2005).
D. Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui pengaruh atribut produk dan motivasi konsumen terhadap keputusan pembelian dapat menggunakan regresi linear berganda, persamaan regresinya dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.279 .298 4.294 .000
Atribut .474 .096 .479 4.929 .000
Motivasi .180 .072 .242 2.491 .014
a. Dependent Variable: Keputusan
Sumber : Lampiran 6
Berdasarkan tabel tersebut dapat disusun persamaan regresi sebagai beriku:
Adapun interpretasi dari persamaan regresi tersebut adalah:
α = 1,279 artinya keputusan pembelian sebesar 1,279 satuan jika atribut produk dan motivasi konsumen bernilai tetap.
β1 = 0,474 artinya keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,474 satuan
apabila atribut produk naik satu satuan dengan asumsi motivasi konsumen bernilai tetap.
β2 = 0,180 artinya keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,180 satuan
apabila motivasi konsumen naik satu satuan dengan asumsi atribut produk bernilai tetap.
E. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis Pertama
pembelian kartu seluler prabayar telkomsel, dengan demikian hipotesis pertama diterima.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Untuk menguji hipotesis kedua yang menyatakan motivasi konsumen berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian kartu seluler prabayar telkomsel, dapat dilihat dalam tabel 4.8. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 2,491 lebih dari nilai t tabel sebesar 1,98422 serta nilai signifikan sebesar 0,014kurang dari 0,05, hal ini berarti motivasi konsumen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kartu seluler prabayar telkomsel, dengan demikian hipotesis kedua diterima.
4.5.3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Tabel 4.9 Hasil Uji F dengan ANOVA
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 36,826 lebih besar dari nilai F tabel sebesar 3,09 serta nilai signifikan sebesar 0.000 kurang dari 0.05. Hal ini berarti atribut produk dan motivasi konsumen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kartu seluler prabayar telkomsel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima.
Sumber : Lampiran 6
Berdasarkan tabel tersebut diketahui nilai R2 sebesar 0,432 (43,2%) hal ini berarti atribut produk dan motivasi konsumen dapat mempengaruhi keputusan pembelian kartu seluler prabayar telkomsel sebesar 43,2%, sedangkan sisanya sebesar 56,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
F. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh atribut produk dan motivasi konsumen terhadap keputusan pembelian kartu seluler prabayar telkomsel baik secara parsial maupun simultan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengujian asumsi klasik model regresi sudah terbebas dari permasalahan normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Dengan demikian model regresi sudah tepat digunakan dalam pengujian hipotesis dalam penelitian ini.
Atribut produk berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian kartu seluler prabayar telkomsel. Hal ini diduga konsumen menyukai atribut produk telkomsel seperti harga, kualitas, kelengkapan fungsi (fitur), layanan purna jual, dan lain-lain sehingga memutuskan untuk membeli kartu prabayar telkomsel.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Arifiana, Kumadji dan Fanani (2012) yang menyimpulkan bahwa atribut produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Motivasi konsumen berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian kartu seluler prabayar telkomsel. Hal ini diduga konsumen memiliki motivasi yang baik untuk membeli kartu telkomsel sehingga mempengaruhi keputusan pembeliannya.
Dalam bidang pemasaran motivasi pembelian adalah pertimbangan-pertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian (Sigit, dalam Akbar, 2010). Motivasi pembelian terbagi menjadi motivasi rasional dan emosional. Motivasi rasional adalah pembelian yang didasarkan kepada kenyataan-kenyataan yang ditunjukkan oleh produk kepada konsumen dan merupakan atribut produk yang fungsional serta objektif keadaannya misalnya kualitas produk, harga produk, ketersediaan barang, efisiensi kegunaan barang tersebut dapat diterima. Sedangkan motivasi emosional dalam pembelian berkaitan dengan perasaan, kesenangan yang dapat ditangkap oleh panca indera misalnya dengan memiliki suatu barang tertentu dapat meningkatkan status sosial, peranan merek menjadikan pembeli menunjukkan status ekonominya dan pada umumnya bersifat subyektif dan simbolik.
Aribut produk dan motivasi konsumen berpengaruh signifikan secara simultan terhadap keputusan pembelian kartu seluler prabayar telkomsel. Hal ini karena konsumen beranggapan bahwa atribut produk Telkomsel baik dan juga memiliki motivasi yang tinggi untuk mempunyai kartu Telkomsel sehingga mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli kartu Telkomsel.
Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat, sangat dibutuhkan informasi yang sangat cepat dan metode analisis yang akurat. Pada kondisi pasar yang terpilih-pilih menurut Tofler dalam Irvani, Sartono dan Kurnia (2002) pasar masal telah terpecah dan berubah menjadi pasar kecil yang menuntut berbagai spesialisasi model, warna, jenis produk, ukuran dan sebagainya. Untuk itu sangat diperlukan pemahaman yang sangat kongkret dan rinci mengenai sinyal pasar, perilaku maupun kebiasaan konsumen.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), Keputusan pembelian adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan.