BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 20/POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan Rakyat dikeluarkan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung perkembangan usaha yang bersifat dinamis dengan perbankan nasional yang tangguh, termasuk industri Bank Perkreditan Rakyat yang sehat, kuat, produktif, dan memiliki daya saing agar mampu melayani masyarakat, terutama usaha mikro dan kecil Tujuan umum Bank Perkreditan Rakyat mengacu pada pasal 3 peraturan
tersebut yaitu: “Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak“. Sedangkan bentuk badan hukum Bank
Perkreditan Rakyat dapat berupa Perusahaan Daerah (PD), Koperasi,
Perseroan Terbatas (PT) dan bentuk lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya
pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta
lembaga keuangan untuk membiayai, karena pembangunan sangat
memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan lembaga
keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Lembaga
keuangan yang terlibat dalam suatu pembiayaan pembangunan ekonomi
keuangan non-bank (LKBB). Bank menurut Undang – undang perbankan
dibedakan menjadi dua jenis yaitu bank umum dan BPR (Bank Perkreditan
Rakyat). Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) menyimpulkan bahwa untuk
kondisi kesehatan perbankan khususnya Bank Perkreditan Rakyat di Jawa
Tengah pada saat ini dalam kondisi bagus. Sampai sekarang tidak ada yang
masuk dalam pengawasan khusus, secara keseluruhan kondisi perbankan
Indonesia saat ini masih terkendali.
Corporate governance pada umumnya merupakan salah satu topik utama yang banyak diperbincangkan dalam beberapa tahun ini. Secara umum,
kemampuan suatu negara untuk menarik modal asing sangat bergantung pada
sistem corporate governance yang mereka anut. Suatu sistem corporate governance yang efektif harus mampu memberikan insentif yang memadai bagi komisaris dan direksi untuk mencapai tujuan perusahaan demi
kepentingan perusahaan dan para pemegang sahamnya. Sistem ini juga harus
mampu memfasilitasi adanya pengawasan yang efektif, sehingga mendorong
perusahaan yang ada dengan lebih efisien.
Dalam konteks perusahaan, istilah corporate governance diasosiasikan dengan kewajiban direksi kepada perusahaan untuk menjamin bahwa dirinya
akan memenuhi semua kewajibannya sesuai dengan kewajiban yang
dibebankan kepadanya dan juga menjamin bahwa kegiatan bisnis perusahaan
Konsep corporate governance dikaitkan dengan kewajiban direksi terhadap perusahaannya, yang mengacu pada pengarahan dan pengendalian
yang berdasarkan pada sistem pertanggungjawaban dan akuntabilitas board
secara kolektif. Banyak pendapat para pakar hukum dalam bidang corporate
governance yang menyatakan bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengetahui bagaimana perusahaan, dimana mereka menginvestasikan
dananya, dan dalam menjalankan keuangannya. Dalam hal ini, merupakan
kewajiban direksi untuk membuka informasi selengkap-lengkapnya dan
akuntabilitasnya. Penerapan corporate governance merupakan upaya untuk
mengurangi adanya asimetri informasi. Lemahnya penerapan corporate
governance inilah yang menjadi pemicu utama terjadinya berbagai skandal keuangan pada bisnis perusahaan. Banyak pihak yang mulai berpikir bahwa
penerapan corporate governance menjadi suatu kebutuhan di dunia bisnis sebagai barometer akuntabilitas dari suatu perusahaan. Menurut Siagian
(2011) kinerja keuangan perbankan dapat dilihat dengan menggunakan
analisis laporan keuangan perbankan.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu perusahaan diperlukan
suatu penilaian atau pengukuran terhadap kinerja yang telah dilakukan oleh
perusahaan dalam melaksanakan strategi yang telah ditetapkan. Pengukuran
kinerja perusahaan di dunia perbankan yang kompetitif menuntut suatu
pengukuran kinerja berfokus pada aspek keuangan. Pengukuran kinerja yang
berdasarkan aspek keuangan mengacu pada laporan keuangan. Setiap
keuangan. Konsep Corporate Governance diajukan demi terciptanya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan
keuangan. Bila konsep ini diterapkan dengan baik maka diharapkan
pertumbuhan ekonomi akan terus menanjak seiring dengan transparansi
pengelolaan perusahaan yang semakin baik dan dapat menguntungkan banyak
pihak. Sistem Corporate Governance juga akan membantu menciptakan
lingkungan kondusif demi tercapainya pertumbuhan yang efisien dan
sustainable di sektor korporat (Nasution dan Setiawan, 2007).
Proporsi outside directors merupakan salah satu variabel yang digunakan pada penelitian ini. Semakin besar proporsi outside directors
semakin berkurang earnings management. Outside directors lebih
independen terhadap manajemen dibandingkan dengan inside directors, sehingga lebih efektif dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap
manajemen. Dalam hal ini proporsi outside directors mencakup komisaris independen dan direktur independen dimana mereka adalah bukan pemegang
saham.
Terdapat asumsi bahwa umur perusahaan yang lebih tua telah
mempunyai banyak pembelajaran dan pengalaman sehingga perusahaan yang
lebih tua dianggap lebih menguasai kondisi pasar yang mencakup
karakteristik dan dinamika yang terjadi di pasar tersebut (Tania, 2009).
Alasan peneliti melakukan penelitian ini yaitu untuk melengkapi penelitian
wilayah Jawa Tengah, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk
mendukung penelitian tersebut.
Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia mengenai kegagalan sistem
tata kelola perusahaan contohnya yaitu Bank Perkreditan Rakyat di daerah
Semarang Jawa Tengah yang bernama BPR Restu Artha Makmur pada tahun
2014 diduga melakukan tindakan pemalsuan data kredit, sehingga merugikan
aset nasabah. Penerapan corporate governance diharapkan dapat memberikan manfaat dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, serta lebih
meningkatkan pelayanan kepada stakeholder. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya melalui penerapan proses pengambilan keputusan
yang lebih baik dan perusahaan dapat meningkatkan corporate value dengan memperoleh dana pembiayaan yang lebih murah.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis bermaksud melakukan
penelitian dengan judul “PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK PERKREDITAN
RAKYAT DI JAWA TENGAH”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas terdapat beberapa masalah yang
muncul dalam penelitian ini, antara lain :
2. Apakah terdapat pengaruh positif jumlah Direksi terhadap kinerja
keuangan Bank Perkreditan Rakyat?
3. Apakah terdapat pengaruh positif dewan komisaris terhadap kinerja
keuangan Bank Perkreditan Rakyat?
4. Apakah terdapat pengaruh positif umur perusahaan terhadap kinerja
keuangan Bank Perkreditan Rakyat?
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas dan fokus pada permasalahan, maka
peneliti membatasi pengaruh corporate governance terhadap kinerja
keuangan Bank Perkreditan Rakyat di wilayah Jawa Tengah pada tahun
2012-2014.
Corporate Governance dibatasi pada Proporsi Outside Directors, Jumlah Direksi, Dewan Komisaris dan Umur Perusahaan.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan yang
dapat menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang sesuai dengan
rumusan masalah di atas. Maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah :
1. Untuk menguji pengaruh proporsi outside directors terhadap kinerja keuangan Bank Perkreditan Rakyat
2. Untuk menguji pengaruh jumlah direksi terhadap kinerja keuangan Bank
3. Untuk menguji pengaruh dewan komisaris terhadap kinerja keuangan Bank
Perkreditan Rakyat
4. Untuk menguji pengaruh umur perusahaan terhadap kinerja keuangan Bank
Perkreditan Rakyat
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini menjadi bukti dari penerapan teori yang diperoleh
selama perkuliahan, khususnya dibidang manajemen keuangan dan
Sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Purwokerto..
2. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan yang
bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai pengaruh corporate
governance terhadap kinerja keuangan Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Tengah.
3. Bagi Dunia Akademik
Sebagai hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan
referensi ataupun sebagai data pembanding sesuai penelitian yang akan
diteliti, memberikan sumbangan pemikiran, menambah wawasan
sebelumnya mengenai pengaruh corporate governance terhadap kinerja keuangan Bank Perkreditan Rakyat.
4. Bagi Perusahaan, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan
kepada manajemen untuk menghindari tindakan kinerja keuangan yang
dapat merugikan pribadi dan perusahaan di mata publik dan dapat