• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan strategi pertumbuhan intensif (intensive growh strategy).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dengan strategi pertumbuhan intensif (intensive growh strategy)."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Rencana Ekspansi bisnis merupakan langkah penting yang perlu dilakukan perusahaan setelah bisnis yang diluncurkan berjalan. Perusahaan mengembangkan aktivitas usaha baik melalui konsentrasi didalam indutri yang sekarang ini dijalankan oleh perusahaan maupun melakukan diversifikasi dengan memasuki industri baru yang selama ini menjadi domain bisnis perusahaan. Terdapat tiga kelompok strategi untuk ekspansi bisnis yaitu (1)Ekspansi bisnis dapat dilakukan dengan mendorong pertumbuhan melalui penjualan pada bisnis saat ini yang dinamakan dengan strategi pertumbuhan intensif (intensive growh strategy). (2)Pertumbuhan bisnis diperoleh melalui strategi pertumbuhan integratif (integrative growh strategy) yaitu dengan membangun atau mengakuisi bisnis yang terkait dengan bisnis saat ini. (3)Ekspansi bisnis dilakukan dengan menambah bisnis yang tidak berhubungan dengan bisnis saat ini yang dikenal dengan strategi diversifikasi bisnis (diversification growth strategy) (Wijatno, 2009). Ada tiga macam strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik (concentric diversification), diversifikasi horizontal (horizontal diversification) dan diversifikasi konglomerasi (conglomerate diversification) (Wijatno, 2009).

(2)

Banyak pilihan strategi ekspansi yang dapat dilakukan perusahaan-perusahaan untuk tetap dapat bertahan dan secara aktif selalu mencari tantangan-tantangan untuk menciptakan produk-produk baru guna mencapai tingkat pemimpin pasar. Seperti halnya yang dilakukan oleh PT. XYZ perusahaan industri komponen elektronika yang sudah berdiri sejak tahun 2000 akan terus berusaha mewujudkan visinya yaitu menjadi The First Partner dalam dunia industri. Usia perusahaan yang sudah berusia sekitar 13 tahun dan ketatnya persaingan dalam dunia industri, mengharuskan perusahaan penghasil Tuner ini untuk tumbuh berkembang memperluas jaringan dan jenis produk yang dihasilkan perusahaan.

Formulasi strategi ekspansi yang dijalankan PT. XYZ adalah dengan melakukan strategi ekspansi melalui diversifikasi konsentrik dimana perusahaan melakukan diversifikasi ke indutri yang berhubungan dengan industri tempat perusahaan beroperasi saat ini dengan tujuan memperoleh sinergi dan memperkuat posisi perusahaan di pasar (Wheelen dan Hunger, 2004 :142). Power Supply Unit (PSU) adalah produk yang akan dikembangkan oleh perusahaan ini. Jenis produk komponen elektronika yang masih berhubungan dengan produk sebelumnya yaitu Tuner. Dimulai pada tahun 2011 perusahaan ini memperluas area pabrik sebesar 9 hektar sebagai prasarana awal memulai ekspansi perusahaan. Kemudian pada awal tahun 2012 memulai kegiatan produksi dan pemasaran. Tidak dapat dipungkiri bahwa memulai sebuah bisnis baru tidak terlepas dari hambatan-hambatan yang ada, salah satu yang menjadi

(3)

perhatian perusahaan ini adalah kualitas produk yang dihasilkan. Pada bulan pertama hasil produk dari ekpansi perusahaan ini sangat tidak memuaskan, banyak hasil produksi yang cacat bahkan jumlah produk cacat tersebut melebihi jumlah produksi yang sesuai standarisasi perusahaan.

Tabel 1.1

Kondisi kualitas hasil produksi Power Supply Unit PT. XYZ periode 2012 Period Item Input Defect Total Defect (%) Output (%) Insertion NG Part Damage Etc Jan 14,920 2,592 4,290 1,751 8,633 58% 6,287 42% Feb 12,488 3,829 1,762 2,765 8,356 67% 4,132 33% Mar 13,295 3,144 2,765 2,228 8,137 61% 5,158 39% Apr 13,602 3,102 2,180 3,228 8,510 63% 5,092 37% May 13,096 3,172 3,145 1,579 7,896 60% 5,200 40% Jun 14,450 3,032 2,598 2,583 8,213 57% 6,237 43% Jul 13,230 3,662 852 337 4,851 37% 8,379 63% Aug 12,200 3,560 580 220 4,360 36% 7,840 64% Sep 8,137 1,773 780 96 2,649 33% 5,488 67% Oct 7,068 1,015 52 57 1,124 16% 5,944 84% Nov 3,228 558 33 25 616 19% 2,612 81% Dec 1,579 301 27 89 417 26% 1,162 74% Total 127,293 29,740 19,064 14,958 63,762 44% 63,531 56% Sumber : Data kualitas Power Supply Unit PT.XYZ

Berdasarkan data diatas terlihat adanya kendala pada bagian produksi untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditentukan perusahaan. Pada bulan januari sampai dengan bulan desember persentase hasil produksi yang cacat sangat tinggi. Paling besar dapat kita lihat penyebab cacat produk adalah pada proses Insertation, dimana

(4)

insertion ini adalah penempatan komponen tidak sesuai dengan bagan produk oleh tenaga kerja. Artinya cacat produk dalam proses ini dikarenakan murni kesalahan sumber daya manusia penggeraknya. Yang kedua adalah Part Damage yaitu material yang digunakan kondisinya tidak baik atau kurang memenuhi kriteria yang dibutuhkan. Sisanya dikarenakan faktor lainnya disebabkan kinerja mesin yang kurang optimal, perencanaan produksi berubah-ubah dll. Hal itu semua perlu dicermati dengan benar oleh seluruh elemen perusahaan.

Hasil output yang dapat dijual tidak dapat menutupi biaya produksi yang telah dikeluarkan perusahaan, namun PT. XYZ ini masih tetap optimis terhadap perluasan bisnis yang dilakukannya, sehingga walaupun menderita kerugian yang cukup besar pada bulan bulan pertama bisnis ini tetap berjalan. Berbagai perbaikan-perbaikan dalam proses produksi secara terus menerus dilakukan oleh divisi Produksi dan divisi Quality Control guna mengurangi masalah kualitas yang ada. Namun sampai dengan genap satu tahun produksi berjalan pun tidak memberikan hasil yang signifikan dalam mengatasi masalah ini. Kondisi ini terjadi terus menerus setiap bulannya, sehingga besaran kerugian sampai dengan akhir tahun diakumulasikan sebesar USD 2,039,373.12 sekitar ±20 miliar rupiah.

(5)

Tabel 1.2

Laporan Laba Rugi Business Group PSU PT. XYZ Periode 2012

Currency : USD

Monthly Total IV10 Rate

(%) 2012-01 - 2012-12 Power BIZGR

1. Sales 27,161,970.88 100.00

2. Cost of goods sold 27,140,737.28 99.92

3. Gross Income on Sales 21,233.60 0.08

4. Selling expenses 1,946,896.24 7.17

5. General administrative expenses 241,891.36 0.89 6. Operating Income (2,166,109.20) (7.97) 7. Net non-operating incomes(expenses) (141,503.92) (0.52) 8. Ordinary Income (2,307,613.12) (8.50) 9. Net extraordinary gains & losses - - 10. Income before Income Taxes (2,307,613.12) (8.50)

11. Income tax expenses 268,240.00 0.99

12. Retained earnings current period (2,039,373.12) (7.51) Sumber : Laporan laba rugi Power Supply Unit 2012 PT.XYZ

Dapat diketahui dari data diatas bahwa perusahaan mengalami kerugian yang sangat besar, Hal ini menjadi evaluasi bagi perusahaan untuk membuat pertimbangan-pertimbangan kedepan apakah strategi perluasan ini efektif dilanjutkan oleh perusahaan atau tidak mengingat besarnya biaya bahan baku dan tenaga kerja yang dikeluarkan cukup tinggi namun produk yang dihasilkan jauh dari harapan perusahaan.

Berbagai masalah – masalah yang muncul pada proses implementasi strategi perluasan bisnis PT. XYZ secara langsung berpengaruh terhadap kesuksesan bahkan kegagalan dari strategi tersebut. Namun ketidaksiapan dan kesanggupan perusahaan dalam mengolah permasalahan-permasalahan yang ada menyebabkan kerugian operasional

(6)

yang dialami perusahaan semakin membesar. Terkait besarnya modal yang dikeluarkan perusahaan untuk memulai investasi perluasan ini ditambah besarnya kerugian yang harus ditanggung perusahaan setelah bisnis ini berjalan maka manajemen mengambil keputusan pada awal tahun 2013 untuk tidak melanjutkan perluasan bisnis ini.

Dari penjelasan diatas dapat kita lihat faktor yang paling menonjol mempengaruhi kegagalan ekspansi bisnis PT. XYZ ialah berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkan. Tenaga kerja merupakan faktor utama dalam menjalankan proses produksi untuk menghasilkan suatu produk. Hal tersebut memperlihatkan bahwa tenaga kerja memberikan kontribusi terbesar terhadap terjadinya kecacatan produk.

Selain itu peneliti juga mewawancarai beberapa pimpinan dalam perusahaan ini untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan ekspansi ini, berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti merangkum menjadi 3 aspek utama menurut pandangan pimpinan-pimpinan perusahaan yaitu :

1. Terdapat pemisahan antara pihak perumus perencanaan strategis dan pelaksanaan strategi. Perencanaan strategis dirumuskan oleh Perusahaan Induk PT. XYZ di Korea tanpa melibatkan pelaksana strategi yaitu PT.XYZ sendiri, Seharusnya pelaksana strategi juga merupakan perumus strategi sehingga dapat memperhitungkan berbagai hambatan eksekusi strategi yang mungkin terjadi di masa mendatang.

(7)

2. Rendahnya produktifitas sumber daya manusia, terlihat dari hasil produksi yang tidak optimal tingkat kecacatan produk sangat tinggi, hal ini perlu dicermati bagaimana sistem pengelolaan sumber daya manusia dalam PT.XYZ.

3. Rendahnya kualitas produk yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kegiatan pengendalian kualitas perusahaan, seberapa efektif kegiatan ini sudah berjalan dan terkoordinasi dengan baik oleh bagian produksi. Kecacatan produk sangat berpengaruh terhadap kondisi finansial perusahaan, produk yang terus menerus mengalami penurunan kualitas sehingga tidak dapat diterima oleh konsumen akan mengakibatkan penurunan pendapatan yang diperoleh maka usaha tersebut mengalami kegagalan.

Faktor-faktor yang terindikasi secara langsung diatas, menjadi dasar yang digunakan peneliti dalam menentukan variable-variabel yang berpengaruh terhadap kegagalan ekspansi bisnis PT.XYZ.

David (2009) dalam bukunya mengatakan faktor yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan performance usaha adalah faktor internal karena faktor internal merupakan faktor penggerak perusahaan yang berhubungan dengan perencanaan, pengelolaan perusahaan dan sumber daya manusia yang ada.

(8)

Beal (2000) yang menulis tentang strategi bersaing dan pengorganisasian usaha menyatakan kemampuan strategi usaha akan sangat berpengaruh pada konsep pengembangan usaha, dimana konsep-konsep yang dipakai akan mengikuti perkembangan usaha tersebut dari mulai konsep yang paling sederhana pada saat usaha tersebut didirikan sampai konsep yang memerlukan analisa khusus dan intensitas perencanaan strategis yang matang pada saat usaha tersebut sudah berkembang. Intensitas perencanaan strategis yang tinggi didalam konteks ini adalah seberapa besar tingkat ketergantungan perusahaan melakukan perencanaan strategis terhadap penyusunan komponen-komponen penyusun rencana strategis seperti visi, tujuan, sasaran, taktik dan proyeksi.

Selain konsep strategis manajerial faktor yang menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu bisnis adalah pengelolaan sumber daya manusia. Para peneliti seperti Pralahad, Collins dan Barney menunjukkan betapa pentingnya perusahaan memahami sumber daya manusia berikut kompetensi yang dimilikinya serta bagaimana masing-masing sumber daya organisasi tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap pembentukan berbagai kekuatan perusahaan dibandingkan pesaing.(Solihin, 2012)

Perusahaan mengelola sumber daya untuk menghasilkan sejumlah output (keluaran) dan outcome (hasil) dimana output maupun outcome yang dihasilkan dari pengelolaan sumber daya harus berkontribusi

(9)

terhadap pencapaian keunggulan kompetitif perusahaan. Kualitas output maupun outcome dari berbagai program yang dijalankan perusahaan sangat bergantung pada kualitas dari sumber daya maupun proses bisnis internal yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan demikian bila perusahaan memiliki kualitas output maupun outcome yang lebih rendah dibandingkan pesaing maka perusahaan akan berpotensi kehilangan daya saing.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah penelitian, peniliti tertarik untuk meniliti faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan ekspansi bisnis. Permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah perencanaan strategis berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kegagalan ekspansi bisnis

2. Apakah pengelolaan sumber daya manusia berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kegagalan ekspansi bisnis

3. Apakah pengendalian kualitas produk berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kegagalan ekspansi bisnis

4. Apakah perencanaan strategis, pengelolaan sumber daya manusia dan pengendalian kualitas produk berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kegagalan ekspansi bisnis.

(10)

1.3 Tujuan Penelitian

Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisisa apakah perencanaan strategis berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kegagalan ekspansi bisnis PT. XYZ. 2. Untuk menganalisisa apakah pengelolaan sumber daya manusia

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kegagalan ekpansi bisnis PT. XYZ.

3. Untuk menganalisisa apakah kualitas produk berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kegagalan ekpansi bisnis PT. XYZ.

4. Untuk menganalisisa apakah perencanaan strategis, pengelolaan sumber daya manusia dan pengendalian kualitas produk berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kegagalan ekpansi bisnis PT. XYZ.

1.4 Kontribusi Penelitian

1. Kontribusi Praktik

Dari penelitian ini diharapkan dapat memperkuat penelitian sebelumnya dan teori-teori Business strategy, perencanaan strategis, pengelolaan sumber daya manusia, kualitas produk dan keberhasilan serta kegagalan bisnis.

2. Kontribusi kebijakan

Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan strategis sebelum melakukan

(11)

perluasan bisnis atau program-program lain guna mencapai tingkat laba yang tinggi dan keunggulan dalam bersaing.

Referensi

Dokumen terkait

51 WAHYUDI SUTOPO 0025067701 Penelitian Dasar PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN RANTAI PASOKAN UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PASAR LELANG KOMODITAS FORWARD: STUDI KASUS 52

Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Program Neighborhood Upgrading And Shelter Project (NUSP) Menuju Pembangunan Berkelanjutan Di Wilayah Kumuh Kabupaten Tanjung

Evaluasi atau penilaian dilakukan secara terus-menerus dan kesinambungan dengan cara mengamati langsung perubahan-perubahan yang terjadi pada pasien, pada prinsipnya

Variabel bebas yaitu variabel kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

Sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, Dan Kompetensi Sosial Tenaga Akunan

Bentuk pembebanan Hak Tanggungan atas pemilikan rumah oleh orang asing di Indonesia, bahwa orang asing dengan izin tinggal dan berkedudukan di Indonesia dapat memiliki

Model GAB (Guggenheim–Anderson–deBoer) yang umum digunakan dalam analisis sorpsi isotherm tidak dimasukkan dalam pengujian ketepatan karena model ini biasa digunakan

Misalnya adalah sistem pemesanan produk atau jasa melalui website, atau aplikasi pelayanan purna jual (CRM), dan lain sebagainya. Value yang dituju pada tahapan