• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN BEBAN KERJA BERDASARKAN JUMLAH ASUPAN KALORI DAN TINGKAT KELELAHAN KARYAWAN PADA STASIUN PENYORTIRAN BUAH KELAPA SAWIT (Study Khasus di PT. Karya Tanah Subur (KTS)Aceh Barat) - Repository utu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENENTUAN BEBAN KERJA BERDASARKAN JUMLAH ASUPAN KALORI DAN TINGKAT KELELAHAN KARYAWAN PADA STASIUN PENYORTIRAN BUAH KELAPA SAWIT (Study Khasus di PT. Karya Tanah Subur (KTS)Aceh Barat) - Repository utu"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

KALORI DAN TINGKAT KELELAHAN KARYAWAN PADA STASIUN PENYORTIRAN BUAH KELAPA SAWIT (Study Khasus di PT. Karya Tanah Subur (KTS)Aceh Barat)

Oleh MUZAWIR 08C10207035

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR

(2)

1 1.1. Latar Belakang

Tingkat kesehatan karyawan dan kenyamanan kerja dapat mencerminkan keseriusan suatu perusahaan dalam memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Ditinjau dari sisi ergonomi suatu pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang dikeluarkan harus seimbang dengan energi yang dimiliki (dikonsumsi).

Asupan kalori bagi tenaga kerja ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mengupayakan daya kerja yang optimal, untuk itu kebutuhan harus sesuai dengan beban kerjanya. Kesehatan dan daya kerja sangat erat hubungannya dengan tingkat gizi pekerja. Bila kekurangan gizi pada makanan yang dikomsumsi tenaga kerja sehari-hari akan membawa akibat buruk terhadap tubuh, seperti kemampuan fisik kurang, berat badan menurun, badan menjadi kurus, muka pucat, kurang bersemangat, kurang motivasi, beraksi lamban dan apatis, karena itu mendapatkan asupan gizi cukup yang sesuai dengan jenis dan beban kerja yang dilakukan, (Sudiarti, 2010).

(3)

Apabila asupan makanan dan lamanya waktu istirahat tidak sesuai dengan beban kerja yang diberikan akan menyebabkan pekerja berada dalam kondisi yang tidak optimal. Hal ini dapat dilihat pada penelitian sebelumnya di mana

Cardiovascular Loadpekerja rata-rata 33,24 % yang termasuk dalam katagori 30 % - 60 % dengan beban kerja diperlukan perbaikan (Yulanda, 2011).

Hal ini juga perlu di perhatikan pada PT. Karya Tanah Subur merupakan perusahaan industri yang bergerak dalam bidang pengolahan Fresh Fruit Bunch

(FFB) atau tandan buah segar menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel

(PK). Dimana dalam memproduksi ini semua banyak memerlukan tenaga manusia salah satunya pada bagian sortasi buah yaitu sangat mengutamakan tenaga pekerja dalam menyortir buah, dengan demikian peranan pekerja pada bagian sortasi buah ini menjadi salah satu dalam menentukan kualitas Crude Palm Oil (CPO). Sehingga perlu diperhatikan beban kerja pekerja agar tidak melebihi standar

Cardiovascular Load(CLV) diatas 30 %.

Adapun di pabrik ini pekerja melakukan pekerjaan dalam waktu yang sangat panjang yaitu selama 9 jam dengan waktu istirahat 2 jam dan menggunakan 2 (dua) Shift, dan memiliki jam lembur yang cukup panjang dari jam 01:00 sampai 07:00 pagi.

(4)

Hubungan antara waktu bekerja dan istirahat menentukan efisiensi dan produktivitas kerja. Pada suatu penelitian terhadap pekerjaan yang biasa, tidak terlalu ringan atau berat, produktivitas mulai menurun sudah 4 jam bekerja, (Suma’mur, 2009). Keadaan ini terutama sejalan dengan menurunnya kadar gula di dalam darah, untuk hal ini istirahat setengah jam sesudah 4 jam kerja terus-menerus sangat penting artinya.

Istirahat pendek sering dilakukan juga lebih baik dari pada melakukan istirahat satu kali dalam waktu yang panjang (Sedamayanti, 1996). Sejalan dengan penelitian ini menurut Tarwaka lamanya waktu kerja melebihi ketentuan yang ditetapkan (8 jam per hari atau 40 jam seminggu), maka perlu diatur waktu istirahat khusus agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani tetap dapat dipertahankan, (Tarwaka, 2004).

Merujuk dari hal diatas peneliti merencanakan melakukan penelitian dengan judul “Pengukuran Jumlah Kalori Yang di Komsumsi Untuk Menetukan Beban Kerja Karyawan pada Stasiun Penyortiran Buah Kelapa Sawit di PT. Karya Tanah Subur (KTS).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka ada beberapa rumusan masalah dalam penelitian adalah:

1. Apakah asupan makanan pekerja sudah mencukupi jumlah kalori yang dibutuhkan?

(5)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menentukan beban kerja berdasarkan klasifikasi beban kerja (%CVL) pada

pekerja.

2. Menentukan jumlah kandungan kalori pada asupan makanan pekerja.

3. Menentukan jadwal kerja pekerja yang disuaikan dengan waktu istirahat yang di butuhkan pekerja pada bagian penyortiran buah.

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi 1.4.1. Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penilaian jumlah kalori adalah dari makanan yang dikonsumsi pekerja setiap harinya.

2. Metode penentuan kebutuhan kalori menggunakan analisa denyut jantung sebagai penentu berat atau ringannya faal kerja.

3. Pengamatan dilakukan mulai pukul 07.00 sampai pukul 17.00 WIB.

4. Pekerja yang diamati adalah pekerja dengan tingkat kemampuan dan keterampilan rata-rata dalam menyelesaikan pekerjaannya.

1.4.2. Asumsi

Asumsi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kondisi fisik dan mental pekerja serta kondisi kerja dianggap dalam keadaan baik.

(6)

3. Data yang diperoleh dari perusahaan yang berhubungan dengan penelitian diangap benar.

4. Fasilitas – fasilitas yang mendukung jalannya produksi dapat bekerja dan berjalan dengan baik.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menganalisa penggunaan “energi kerja” dan peningkatan kesehatan kerja serta untuk

pengaturan jadwal kerja dan periode istirahat pekerja. 2. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman dalam menerapkan teori yang didapat di perguruan tinggi kedalam lingkungan industri secara nyata dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

3. Bagi Departemen Teknik Industri

Penelitian bermanfaat sebagai tambahan referensi yang dapat memperkaya laporan-laporan penelitian Teknik Industri serta dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

(7)

BAB I: Pendahuluan, diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi penelitian serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II: Landasan Teori, memuat penjelasan tentang konsep dan dasar untuk memecahkan masalah penelitian dan pedoman untuk pembahasan masalah, antara lain konsep ergonomi, beban kerja, perhitungan konsumsi kalori, perhitungan kalori yang dibutuhkan pekerja dan penentuan waktu istirahat dengan menggunakan metode pendekatan fisiologis.

BAB III: Metodologi Penelitian, menguraikan metode-metode yang dipakai untuk mencapai tujuan penelitian yang meliputi: metode pengumpulan data, metode pengolahan data dan tahapan penelitian secara lengkap.

BAB V: Pengumpulan dan Pengolahan Data, memuat data penelitian meliputi: denyut nadi, asupan makanan, berat badan dan umur, sedangkan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode fisiologis.

BAB VI: Analisis Pemecahan Masalah, memuat analisa terhadap hasil pengolahan data dan pemecahan dilakukan terhadap masalah yang dikaji.

(8)

7 2.1. Definisi Ergonomi

Ergonomi adalah ilmu seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala aktivitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik, (Tarwaka, dkk, 2004).

Menurut Eko Nurmianto (1996) definisi ergonomi adalah studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anantomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan serta evaluasi dari sebuah produk.

(9)

2.2. Tujuan Ergonomi

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi menurut Tarwaka, dkk (2004) adalah:

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas hidup yang tinggi.

2.3. Konsep Keseimbangan Dalam Ergonomi

Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya untuk menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan segala keterbatasan manusia, sehingga manusia dapat berkarya secara optimal tanpa pengaruh buruk dari pekerjaannya, (Tarwaka, dkk, 2004). Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performansi kerja yang tinggi.

Dalam kata lain, tuntutan tugas tidak boleh terlalu rendah (underload) dan juga tidak boleh terlalu berlebihan(overload). Karena keduanya, baik underload

(10)

Konsep keseimbangan antara kapasitas kerja dengan tuntutan tugas tersebut dapat diilustrasikan pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Konsep Dasar Keseimbangan dalam Ergonomi (Sumber: Manuaba, 2000 dalam Tarwaka, dkk 2004)

a. Kemampuan Kerja (Work Capacity) Kemampuan seseorang sangat ditentukan oleh:

1. Personal Capacity (Karakteristik Pribadi); meliputi faktor usia, jenis kelamin, antropometri, pendidikan, pengalaman, status sosial, agama dan kepercayaan. 2. Physicological Capacity (Kemampuan Fisiologis); meliputi kemampuan dan

daya tahan cardio-vaskuler, syaraf otot, panca indera.

3.iBiomechanical Capacity (Kemampuan Biomekanik) berkaitan dengan kemampuan dan daya tahan sendi dan persendian, tendon dan jalinan tulang. b. Tuntutan Tugas (Task Demand) Tuntutan tugas pekerjaan /aktivitas tergantung

pada:

(11)

2.Organization Characteristic: berhubungan dengan jam kerja dan jam istirahat, shift kerja, cuti dan libur, manajemen.

3.iEnvironmental Characteristic: berkaitan dengan teman setugas, kondisi lingkungan kerja fisik, norma, adat kebiasaan dan sosial-budaya.

c.iPerformansi (Performance) Permormansi atau tampilan seseorang sangat tergantung kepada rasio besarnya tuntutan tugas dengan besarnya kemampuan yang bersangkutan. Dengan demikian, apabila:

1. Bila rasio tuntutan tugas (Task Demand) lebih besar dari pada Kapasitas kerja (Work Capacity), maka hasil akhirnya berupa: ketidaknyamanan overstress, kelelahan, kecelakaan, cidera, rasa sakit dan tidak produktif.

2. Bila rasio tuntutan tugas (Task Demand) lebih rendah dari pada Kapasitas kerja (Work Capacity), maka hasil akhirnya berupa: undertress, kebosanan, kejemuan, kelesuan, sakit dan tidak produktif.

3. Agar penampilan menjadi optimal maka perlu adanya keseimbangan dinamis (Task Demand = Work Capacity) sehingga tercapai kondisi lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan produktif.

2.4. Kerja Fisik dan Aktivitas Kerja Manusia

(12)

ataupun kerja kasar, dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang memerlukan usaha fisik manusia yang kuat selama periode kerja berlangsung.Dalam hal kerja fisik ini maka konsumsi energi (energi consumption) merupakan faktor utama dan tolok ukur yang dipakai sebagai penentu berat ringannya kerja fisik tersebut.

Untuk menentukan berat ringannya aktivitas kerja manusia perlu dilakukan pengukuran aktivitas kerja fisik yaitu mengukur berapa besarnya tenaga kerja yang dibutuhkan oleh seorang pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya.

Dalam pencarian metode pengukuran mengenai keseluruhan kegiatan yang dialami pekerja selama pelaksanaannya dan penyebaran informasi-informasinya ke dalam bentuk angka-angka, diperlukan pendekatan secara ilmiah dan secara teknik.

Sebagaimana diketahui secara umum, kerja manusia ada yang bersifat mental dan ada yang bersifat fisik, dan masing-masingnya mempunyai tingkat intensitas yang berbeda-beda.

Tingkat intensitas yang terlalu tinggi memungkinkan pemakaian tenaga yang berlebihan, dan sebaliknya tingkatintensitas yang terlampau rendah memungkinkan timbulnya rasa jenuh dan bosan. Pada tingkat intensitas yang optimum ada di antara kedua batas ekstrim tersebut dan tentunya tidak sama untuk setiap individu. Berdasarkan perbedaan tingkat intensitas tersebut, usaha-usaha ergonomi harus diarahkan pada pencapaian tingkat intensitas yang optimum ini.

(13)

memiliki tingkat kesulitan tertentu karena terjadinya perubahan fisik yang keadaannya normal menjadi keadaan fisik yang aktif. Perubahan ini akan melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain, seperti tekanan darah, peredaran udara dalam paru-paru, jumlah oksigen yang digunakan, jumlah karbondioksida yang digunakan, temperatur atau suhu badan, banyaknya keringat yang dikeluarkan dan komposisi kimia yang terkandung dalam urine darah.

Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan jantung dan kecepatan pernafasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan lingkungan, atau tekanan akibat kerja keras, dimana ketiga tekanan tersebut tersebut memiliki pengaruh yang sama. Sehingga apabila kecepatan denyut jantung seseorang meningkat, akan sulit ditentukan apakah akibat kerja, akibat rasa takut atau akibat temperatur ruangan yang terlalu panas. Dengan demikian pengukuran berdasarkan kriteria Fisiologis dapat digunakan apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut kecil, atau situasi kerjanya harus dalam keadaan normal.

Pengukuran aktivitas berdasarkan kekuatan dan daya tahan tubuh pada hakekatnya tidak hanya ditentukan oleh kekuatan otot saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor subjektif lainnya, seperti besarnya tenaga yang dikeluarkan, kecepatan kerja, cara dan sikap melaksanakan kerja, kebiasaan olah raga, jenis kelamin, umur, daya reaksi, stabilitas, letak posisi beban dan arah gerakan dari anggota tubuh, dan lain-lain.

(14)

makin rendah dan sebaliknya. Bakuan internasional menetapkan bahwa seseorang membutuhkan 2400 kkal setiap harinya untuk kebutuhan kerja internal tubuh dan kebutuhan sehari-hari seperti kegiatan di rumah, di perjalanan dan sebagainya.Ini berarti energi yang tersisa untuk bekerja hanya 2400 kkal, bila dimasukkan kalorinya 4800 kkal. Bila pekerjaannya menghabiskan lebih dari ini, keadaannya akan bertambah buruk bila masukan kalorinya kurang dari 4800 kkal. Karena itu, tiga hal yang harus diperhatikan dalam merancang sistem kerja, yaitu :

1. Sistem kerjanya tidak membutuhkan energi tubuh lebih dari 2400 kkal.

2. Bila harus melebihinya, mesti ada makanan tambahan yang diberikan pada pekerja.

3. Walaupun tidak melebihi 2400 kkal, untuk berapapun energi kerja yang diperlukan hendaknya diperhatikan masukan kalori sehari-hari pekerja, agar kebutuhan 2400 kkal untuk aktivitas kerja tetap terpenuhi secara minimal. 2.5. Beban Kerja

(15)

Ketiga, beban kerja biomekanik yaitu beban kerja yang disebabkan terutama oleh kerja statis dan kerja dinamis yang berhubungan dengan sikap (posisi) tubuh atau bagian tubuh serta berat badan pada waktu kerja yang kurang tepat.

Faktor yang mempengaruhi beban kerja antara lain:

a. Jenis kelamin, laki-laki lebih kuat dibandingkan wanita karena ukuran otot lebih besar.

b. Usia, usia yang lebih muda tentu memiliki tenaga yang lebih banyak dibandingkan dengan usia yang lebih tua.

c. Kondisi tubuh, seseorang yang kondisi fisiknya pulih dari penyakit maka tenaganya jauh berbeda, begitu juga dengan wanita hamil.

d. Kegiatan atau aktifitas pekerjaan, semakin besar otot yang digunakan maka semakin banyak kerja, maka semakin lama akan mempengaruhi beban kerja selanjutnya.

(16)

2.6. Penilaian Beban Kerja Fisik

Metode penilaian beban kerja tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama bekerja (Tarwaka, dkk 2004). Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain

dengan metode 10 denyut , (Kilbon, 1992) dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:

= × 60 …..…………(2.1)

Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, efisien dan murah juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliabel dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa.

Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yaitu:

1. Denyut Nadi Istirahat (DNI) adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai.

2. Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerja. 3. Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan

denyut nadi kerja.

(17)

Cardiovaskuler (cardiovasculair load = % CVL) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

% = × 100 ………..(2.2)

Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah:

(220–umur) untuk laki-laki dan (200–umur) untuk perempuan

Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian di bandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut:

1. <30 % maka tidak terjadi kelelahan 2. 30 % - < 60 % maka diperlukan perbaikan 3. 60 % - < 80 % maka kerja dalam waktu singkat 4. 80 % - < 100 % maka diperlukan tindakan segera 5. > 100 % maka tidak diperbolehkan beraktivitas

Selain cara tersebut diatas cardivasculair strain dapat diestimasi menguunakan denyut nadi pemulihan (heart rate recovery) atau dikenal dengan Metode Brouha. Keuntungan metode ini adalah sama sekali tidak menganggu atau menghentikan pekerjaan, karena pengukuran dilakukan setelah subjek berhenti bekerja.

(18)

keseluruhan dari variabel bebastask(tugas), organisasi kerja dan lingkungan kerja yang menyebabkan beban kerja tambahan.

2.7. Kelelahan Kerja

Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat.Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiapindividu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh (Tarwaka, dkk, 2004).

Kelelahan otot merupakan tremorpada otot atau perasaan nyeri pada otot, sedangkan kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh monotoni (pekerjaan yang sifatnya monoton), intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, kondisi mental dan psikologis, status kesehatan, dan gizi, (Grandjean, 1993).

Pada kelelahan umum (general fatigue), gejala utama kelelahan umum adalah suatu perasaan letih yang luar biasa. Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena munculnya gejala kelelahan tersebut.Tidak adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya terasa berat dan merasa mengantuk.

2.8. Pemulihan Energi Saat Istirahat

(19)

Waktu istirahat dibutuhkan tidak hanya bagi kerja fisik, tetapi juga oleh jabatan yang menimbulkan tegangan mental dan saraf. Istirahat juga dibutuhkan untuk mempertahankan ketangkasan digital, ketajaman indera serta ketekunan konsentrasi mental.

Menurut Suma’mur (2009) menyatakan bahwa bekerja adalah anabolisme yakni mengurangi atau menggunakan bagian-bagian yang telah dibangun sebelumny. Dalam keadaan demikian, sistem syaraf utama yang berfungsi adalah komponen simpatis. Maka pada kondisi seperti itu, aktivitas tidak dapat dilakukan terus-menerus, melainkan harus diselingi istirahat untuk memberi kesempatan tubuhmelakukan pemulihan.Pada saat istirahat tersebut, maka tubuh mempunyai kesempatan membangun kembali tenaga yang telah digunakan (katabolisme).

Setiap fungsi tubuh manusia dapat dilihat sebagai keseimbangan ritmis antara kebutuhan energi dengan penggantian kembali sejumlah energi yang telah digunakan atau istirahat, (Grandjean, 1993). Kedua proses tersebut merupakan bagian integral dari kerja otot, kerja jantung dan keseluruhan fungsi biologis tubuh. Dengan demikian jelas bahwa untuk memelihara performansi dan efisiensi kerja, waktu istirahat harus diberikan secukupnya, baik antara waktu kerja maupun di luar jam kerja (istirahat pada malam hari).

(20)

a. Mencegah terjadinya kelelahan yang berakibat kepada penurunan kemampuan fisik dan mental serta kehilangan efisiensi kerja.

b. Memberi kesempatan tubuh untuk melakukan pemulihan atau penyegaran. c. Memberikan kesempatan waktu untuk melakukan kontak sosial.

2.9. Penentuan Konsumsi Energi dan Waktu Istirahat Dengan Pendekatan Fisiologis

Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan regresi kuadratis (Theresia, 2006 ) sebagai berikut:

= 1.80411 – 0.0229038 + 4,71733 × 10 ………..(2.3) Dimana:

E = Energi (Kkal/menit) X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit) Selanjutnya konsumsi energi dikonversikan kedalam kebutuhan waktu istirahat dengan menggunakan persamaan Murrel (Theresia, 2006) sbb:

= ( )

, ………...(2.4)

Keterangan :

RT = Istirahat yang dibutuhkan (menit) T = Durasi waktu kerja (menit)

K = Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja (kkal/menit)

S = Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan (S= 4 Kkal/menit untuk wanita dan S= 5 Kkal/menit untuk laki-laki)

2.10. Kebutuhan Kalori untuk Aktivitas Fisik

(21)

diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia mempunya ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang memungkinkan pemeliharaan aktifitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi.

Berikut ini adalah sebagai contoh pengelompokan jenis pekerjaan untuk menentukan kebutuhan akan kalori pada saat beraktifitas:

1. Pekerjaan Ringan, seperti : menulis, mengetik, pegawai kantor, menjaga toko, guru, dokter, pengacara, arsitek, dll

2. Pekerjaan Sedang, seperti : pekerja industri sedang, nelayan, pekerja perkebunan, petani, dll.

3. Pekerjaan Berat, seperti : buruh tani, buruh angkut, pekerja tambang dan baja, penebang pohon, penarik becak, kuli, tukang kayu, atlit, dll.

2.11. Gizi Kerja

Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu (Almatsier, 2004). Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan.

Ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh yaitu: 1. Memberi energi

(22)

2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh

Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh.Oleh karena itu

diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel

yang rusak.

3. Mengatur proses tubuh

Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh.

Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer

dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai

penangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang

masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur

dalam proses oksidasi, fungsi normal syaraf dan otot.

2.12. Pengujian Data

Pengujian data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang sudah diambil oleh peneliti layak/dapat digunakan sebagai bahan penelitian. Artinya data yang diambil benar-benar sudah merata atau tidak terdapat data yang ekstrim dan jumlah data tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengujian data ini terdapat dua pengujian yaitu yang pertama Uji Keseragaman Data dan kedua adalah Uji Kecukupan Data.

2.12.1. Uji Keseragaman Data

(23)

cara membuang data yang berada diluar batas kontrol tersebut dan melakukan perhitungan kembali.

Perhitungan uji keseragaman data, tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% dan tingkat ketelitian yang digunakan 5%. Dimana apabila tingkat kepercayaan ;

95% = k = 2

Untuk menguji keseragaman data digunakan peta kontrol,

di mana :

...(2.5)

Jika Xmin > BKB dan Xmax < BKA maka Data Seragam Jika Xmin < BKB dan Xmax > BKA maka Data Tidak Seragam Keterangan:

= Nilai rata-rata penganmatan

= Jumlah pengamatan yang dilakukan = Nilai data dikurangi nilai rata-rata

Dipangkat dua bagi jumlah data 2.13.1 Uji kecukupan Data

(24)

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

...(2.6) Keterangan:

N’ = Jumlah minimum data

N = Jumlah pengamatan yang dilakukan X = Data pengamatan

(25)

24 3.1. Jenis Penelitian

Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (Deskriptif Research), yaitu penelitian yang berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah terhadap suatu masalah yang ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. Jadi penelitian ini meliputi proses pengumpulan, penyajian, dan pengolahan data, serta analisis pemecahan masalah.

3.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan PT. Karya Tanah Subur (KTS) yang terletak di kabupaten Aceh Barat. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi direncanakan 6 (enam) bulan,time linepenelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini: Tabel 3.1.Time LinePenelitian

AKTIFITAS

BULAN

Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam

Studi Pustaka - - - -

-Penyusunan

Proposal - - -

-Pengumpulan data dan Penyusunan

- - - -

-Laporan - - -

(26)

3.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu rancangan pikiran dalam melakukan penelitian yang teratur dan terarah. Kerangka konseptual menguraikan konsep berpikir sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah dengan bentuk diagram yang memperhatikan hubungan antarvariabel keputusan untuk dapat dianalisis.

Adapun kerangka konsep untuk rancangan penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Sumber : Data Sekunder, 2013)

3.4. Tahapan Penelitian

3.4.1. Identifikasi Masalah, Penetapan Tujuan dan Manfaat Penelitian Identifikasi masalah merupakan langkah awal yang dilakukan. Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan pekerja sesuai dengan beban kerjanya dan jam kerja yang terlalu panjang. Dari permasalahan ini kemudian ditetapkan apa yang menjadi tujuan dan manfaat penelitian secara umum ataupun secara khusus.

3.4.2. Studi Pendahuluan

(27)

3.4.3. Pengumpulan Data

Data-data dalam penelitian dikumpulkan dengan cara: 1. Melakukan pengamatan langsung di lantai produksi.

2. Melakukan wawancara kepada pihak perusahaan yang berkaitan dengan informasi yang diperlukan.

3. Mengulas buku-buku laporan administrasi serta catatan-catatan pihak perusahaan yang berhubungan dengan data yang diperlukan.

Data yang dibutuhkan dalam laporan tugas sarjana ini terdiri atas data primer dan data sekunder, yaitu :

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan perhitungan secara langsung selama melakukan penelitian yaitu data-data waktu proses.

Data primer initerdiri dari :

1. Data asupan makanan pekerja.

Data asupan makanan pekerja diperoleh dari hasil pengamatan terhadap makanan yang di konsumsi oleh masing-masing pekerja setiap harinya.

2. Data denyut nadi pekerja.

(28)

berdenyut 10 kali. Pengukuran ini dilakukan selama jam kerja berlangsung dengan interval 1 jam.

3. Data berat badan pekerja.

Data berat badan pekerja di peroleh dari hasil penimbangan berat badan masing-masing pekerja.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Stopwatch untuk mengukur denyut nadi pekerja saat istirahat dan ketika bekerja di lapangan yang akan di analisis dan di evaluasi serta mencatat data yang dibutuhkan dengan menggunakan alat tulis.

b. Timbangan berat badan. 2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pimpinan atau karyawan untuk mendapatkan informasi dan data yang berhubungan dengan penelitian. Pengumpulan data sekunder berupa daftar kalori tiap makan sesuai dengan standar yang di keluarkan oleh Ikatan Gizi Indonesia pada tahun 2004, pencatatan historis perusahaan, proses produksi, umur, jam kerja pekerja dan jam istirahat yang diterapkan oleh perusahaan.

3.4.4. Pengolahan Data

Adapun pengolahan data dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menghitung denyut nadi pekerja

(29)

4. Menghitung beban kerja dengan metode tidak langsung. 5. Menghitung jumlah kalori yang terkandung dalam makanan. 6. Menghitung jumlah energi yang dikeluarkan pekerja.

7. Menghitung waktu istrihat yang diperlukan 3.5. Tahapan Penelitian

Dalam mengumpulkan informasi dan data-data yang diperlukan, maka peneliti melakukan serangkaian kegiatan dalam penelitian ini, untuk memperjelas maka dapat dilihat flowchart (langkah/tahapan penyelesaian Penelitian dapat dilihat pada gambar 3.2 di bawah ini :

Mulai

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Pengumpulan Data

Primer 1. Data Denyut Nadi

2. Data Menu Makanan Pekerja 3. Data Berat Badan Perkerja

Sekunder 1. Data Jam Kerja Karyawan 2. Data Umur Pekerja

(30)

Pengolahan Data

Uji Kecukupan Data

Cukup...? Tambah

Ya

Tidak

Uji Keseragaman Data

Seragam...?

Ya

Tidak Data

Ektrim di Buang

Pengukuran Kandungan Kalori Makanan Pekerja

Pengukuran Jumlah Kalori Yang di Keluarkan Pekerja

Penilaian Beban Kerja

Analisis Pemecahan Masalah

Usulan Menu Makanan

Pekerja Usulan Jadwal Kerja

Kesimpulan A

(Sumber : Data Sekunder, 2013)

(31)

3.6. Analisis Pemecahan Masalah

Pada tahap ini, hasil dari pengolahan data yang meliputi:

1. Menganalisis beban kerja dengan menilai beban kerja secara tidak langsung melalui beban kardiovaskuler diperoleh hasil dengan ketegori diperlukannya perbaikan terhadap jadwal kerja karyawan dan menu makanan pekerja.

2. Membandingkan jumlah kalori yang dikeluarkan dengan jumlah kalori yang terkandung dalam makanan dimana kalori yang terkandung dalam makanan lebih kecil dari kalori yang dikeluarkan.

3.7. Kesimpulan dan Saran

(32)

31 4.1. Pengumpulan Data

4.1.1. Data Denyut Nadi Pekerja

Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair straindengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992) dimana dengan metode ini dapat dilihat pada persamaan 2.1.

Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, dan murah juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliabel dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa.

Pengumpulan data denyut nadi dengan metode 10 denyut pada tanggal 02 s/d 07 September 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.1 sampai dengan Tabel 4.3.

Tabel 4.1. Waktu 10 Denyut Nadi Pekerja 1

HARI

JAM

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 DETIK

Senin 8,54 7,11 5,98 5,56 5,04 7,90 7,54 6,09 5,54 5,34 5,21 5,01

Selasa 8,66 7,14 5,76 5,43 5,23 8,10 7,88 6,42 5,12 5,00 4,98 4,86

Rabu 8,78 6,88 5,72 5,55 5,11 8,14 7,32 5,98 5,14 5,03 4,91 4,86

Kamis 8,76 6,79 5,87 5,21 5,16 8,00 7,22 5,91 5,56 5,21 5,02 4,99

(33)

Tabel 4.2. Denyut Nadi Pekerja 2

HARI

JAM

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 Senin 75 76 102 108 112 75 80 99 113 115 117 120

Selasa 72 76 102 107 115 75 76 89 106 110 120 123

Rabu 76 87 105 107 110 77 81 100 106 115 117 121

Kamis 72 77 110 112 115 74 83 102 108 115 120 120

Sabtu 76 79 103 117 112 77 82 88 108 115 111 113

(Sumber: PT. Karya Tanah Subur, 2013)

Tabel 4.3. Denyut Nadi Pekerja 3

HARI

JAM

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 Senin 68 74 88 101 108 71 77 88 111 113 114 122

Selasa 69 75 102 103 115 75 76 92 102 110 115 120

Rabu 72 83 101 110 113 75 81 100 105 115 117 122

Kamis 75 77 112 114 116 76 78 102 108 115 118 120

Sabtu 72 84 102 109 112 83 84 95 103 115 116 120

(Sumber: PT. Karya Tanah Subur, 2013)

4.1.2. Data Jadwal Kerja Karyawan

Ketentuan kerja pada PT. Karya Tanah Subur pada bagian penyortiran buah adalah sebagai berikut :

1. Waktu Kerja Pukul 07.00-17.00 2. Waktu Istirahat 1 jam

(34)

4.1.3. Data Umur Pekerja

Data berat badan pekerja diperoleh dari hasil penimbangan badan masing-masing pekerja pada bagian penyortiran buah. Data umur dan berat badan dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Umur Pekerja

Pekerja Umur

(Tahun)

Pekerja 1 27

Pekerja 2 37

Pekerja 3 53

(Sumber: PT. Karya Tanah Subur, 2013)

4.1.4. Data Asupan Makanan Pekerja

Asupan makanan masing-masing pekerja (makan pagi, siang dan malam) dicatat setiap harinya selama melakukan penelitian. Pekerja mengkonsumsi makanan yang dibawa dari rumah masing-masing. Jadi setiap pekerja memakan menu yang berbeda setiap harinya sesuai dengan tingkat ekonomi masing-masing. Data menu makanan masing-masing pekerja dapat dilihat pada Tabel 4.5. sampai dengan Tabel 4.7.

Tabel 4.5. Asupan Makanan Pekerja 1

Hari Makan Pagi Makan Siang Makan Malam

Senin 02/9/2013

Nasi putih Nasi putih Nasi putih Udang sambal Ikan tongkol Talur asin rebus

(35)

Tabel 4.5. Asupan Makanan Pekerja 1 (Lanjutan)

Nasi putih Nasi putih Nasi putih Sambal goreng

Nasi putih Nasi putih Nasi putih Sayur asam Mie istans rebus Cah kacang

panjang Ikan teri Telur dadar Ikan lele sambal Kopi (cangkir) Kuku bima

(saset) Bakwan

Kamis 05/9/2013

Nasi putih Nasi putih Nasi putih Cah kacang

panjang Ikan tongkol Ikan tongkol Ikan lele

sambal Kopi (cangkir) Kopi (cangkir) Kopi abc

Nasi putih Nasi putih Nasi putih Telur sambal Cah kacang

panjang Gulai pakis Gulai labu

siam Ikan lele sambal Telur mata sapi

Kopi (cangkir)

Kuku bima

(saset) Kopi abc (saset)

Bakwan Tape kentang

(36)

Tabel 4.6. Asupan Makanan Pekerja 2

Hari Makan Pagi Makan Siang Makan Malam

Senin 02/9/2013

Nasi putih Nasi putih Nasi putih Mie Instan Talur Asin

Rebus Ikan tongkol Telur dadar Gulai Cumi Kopi (Cangkir)

Kopi (Cangkir)

Nasi putih Nasi putih Nasi putih Tempe Goreng Telur dadar Gulai Pakis

Gulai Pakis Gulai bayam

Nasi putih Nasi putih Nasi putih Sayur asam Mie Istans

Nasi putih Nasi putih Nasi putih Telur dadar Gulai Pakis Telur Dadar

Galai labu Telur mata sapi Tumis kangkung

Kopi (Cangkir)

Kopi ABC (saset)

(37)

Tabel 4.6. Asupan Makanan Pekerja 2 (Lanjutan) Hari Makan Pagi Makan Siang Makan Malam

Sabtu 07/9/2013

Nasi putih Nasi putih Nasi putih Ikan tongkol Gulai bayam

(Sumber: PT. Karya Tanah Subur, 2013)

Tabel 4.7. Asupan Makanan Pekerja 3

Hari Makan Pagi Makan Siang Makan Malam

Senin 02/9/2013

Nasi putih Nasi putih Nasi putih Gulai bayam

rebus

Talur Asin

Rebus Gulai ayam

Ikan lele

goreng Gulai Cumi Kopi (Cangkir) Pisang Te'h (Cangkir)

(38)

Tabel 4.7. Asupan Makanan Pekerja 3 (Lanjutan) Hari Makan Pagi Makan Siang Makan Malam

Rabu 04/9/2013

Nasi putih Nasi putih Nasi putih Samal goreng

Nasi putih Nasi putih Nasi putih Cah kacang

panjang Gulai Pakis Tempe sambal Telur asin

Nasi putih Nasi putih Nasi putih Tumis kacang

(39)

Uji kecukupan data digunakan untuk untuk menguji apakah data yang diperoleh sudah cukup atau tidak. Apabila data tidak cukup, maka diperlukan penambahan data lagi. Penelitian ini menggunakan tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95% sehingga rumus yang digunakan pada persamaan 2.6. Dimana : Jika N’ < N, maka jumlah data pengamatan sudah mencukupi

Jika N’ > N, maka jumlah data pengamatan belum mencukupi

Contoh : Perhitungan uji kecukupan data denyut nadi pekerja 1 pada pukul 07.00 selama 5 hari pengamatan adalah:

= 70 + 69 + 68 + ⋯ + 67 = 23632

( ) = (70 + 69 + ⋯ + 67) = 118138

= 70 + 69 + ⋯ + 67 = 344

= 5(23632) − 118138

344

N’ = 0,57

(40)

Tabel 4.8. Hasil Uji Kecukupan Data Denyut Nadi Pekerja 1

HARI

Jumlah Denyut Nadi Per Menit

Waktu Pengamatan Pada Jam

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00

1 70 84 100 108 119 76 80 99 108 112 115 120

2 69 84 104 110 115 74 76 93 117 120 120 123

3 68 87 105 108 117 74 82 100 117 119 122 123

4 68 88 102 115 116 75 83 102 108 115 120 120

5 67 85 100 103 112 70 81 98 103 108 111 113

Ʃ x 344 429 511 544 580 369 401 492 553 575 588 600

Ʃ x2 23632 36861 52335 59324 67266 27238 32241 48458 61254 66161 69287 72003

(Ʃ x)2 118138 184233 261575 296204 336198 136094 161061 242100 305477 330304 346012 359636

N' 0,57 0,78 0,79 1,50 0,79 1,06 1,19 1,12 2,03 1,56 1,39 1,30

(41)

Tabel 4.9. Hasil Uji Kecukupan Data Denyut Nadi Pekerja 2

HARI

Jumlah Denyut Nadi Per Menit

Waktu Pengamatan Pada Jam

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00

1 75 76 102 108 112 75 80 99 113 115 117 120

2 72 76 102 107 115 75 76 89 106 110 120 123

3 76 87 105 107 110 77 81 100 106 115 117 121

4 72 77 110 112 115 74 83 102 108 115 120 120

5 76 79 103 117 112 77 82 88 108 115 111 113

Ʃ x 370 395 521 552 564 378 401 478 540 569 585 597

Ʃ x2 27416 31289 54435 60962 63743 28606 32244 45901 58404 64816 68452 71457

(Ʃ x)2 136998 156000 271931 304425 318635 142987 161071 228695 291862 323993 341995 356957

N' 0,97 2,14 1,20 1,43 0,64 0,69 1,21 2,38 0,93 0,66 1,11 1,21

(42)

Tabel 4.10. Hasil Uji Kecukupan Data Denyut Nadi Pekerja 3

HARI

Jumlah Denyut Nadi Per Menit

Waktu Pengamatan Pada Jam

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00

1 68 74 88 101 108 71 77 88 111 113 114 122

2 69 75 102 103 115 75 76 92 102 110 115 120

3 72 83 101 110 113 75 81 100 105 115 117 122

4 75 77 112 114 116 76 78 102 108 115 118 120

5 72 84 102 109 112 83 84 95 103 115 116 120

Ʃ x 356 394 506 538 564 380 395 476 529 567 580 604

Ʃ x2 25425 31092 51390 58036 63706 29005 31315 45510 56091 64327 67211 72955

(Ʃ x)2 126963 155005 255559 289598 318353 144647 156375 226903 280218 321548 336015 364735

N' 1,42 2,17 2,95 1,79 0,94 2,04 1,43 2,13 1,16 0,66 0,44 0,43

(43)

4.2.2. Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi. Apabila dalam satu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data tidak seragam maka data tersebut akan langsung ditolak dan dilakukan revisi data tidak seragam dengan cara membuang data yang berada diluar batas kontrol tersebut dan melakukan perhitungan kembali.

Perhitungan uji keseragaman data, tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% dan tingkat ketelitian yang digunakan 5%. Rumus untuk menghitung keseragaman data dapat dilihat pada persamaan 2.5.

Jika Xmin > BKB dan Xmax < BKA maka Data Seragam Jika Xmin < BKB dan Xmax > BKA maka Data Tidak Seragam

Contoh: Perhitungan uji keseragaman data waktu pengamatan Senin pukul 07.00 untuk pekerja I :

∑X = 70 + 69 + 68 + 68 + 67 = 324

= 324

5 = 68.74

= (70 − 68.74) + (69 − 68.74) + (68 − 68.74) + ⋯ + (67 − 68.74) 5

= 0.98

= 68.74 + 2(0,98) = 70.70

= 68.74 − 2(0,98) = 66.79

(44)

Tabel 4.11. Hasil Uji Keseragaman Data Denyut Nadi Pekerja 1

HARI

JAM

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00

DNI DNK DNK DNK DNK DNI DNK DNK DNK DNK DNK DNK

Senin 70 84 100 108 119 76 80 99 108 112 115 120

Selasa 69 84 104 110 115 74 76 93 117 120 120 123

Rabu 68 87 105 108 117 74 82 100 117 119 122 123

Kamis 68 88 102 115 116 75 83 102 108 115 120 120

Sabtu 67 85 100 103 112 70 81 98 103 108 111 113

Xrata 68,74 85,84 102,29 108,85 115,97 73,78 80,26 98,41 110,54 114,94 117,65 119,94 Stdev 0,98 1,67 2,01 4,09 2,29 1,96 2,39 2,76 5,62 4,48 4,10 3,90 BKA 70,70 89,19 106,31 117,02 120,55 77,71 85,04 103,92 121,78 123,91 125,85 127,74 BKB 66,79 82,50 98,27 100,68 111,38 69,85 75,49 92,90 99,30 105,98 109,44 112,14

DNIrata 71,26

DNKrata 105,47

(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Gambar 4.1. di bawah ini dapat dilihat pada tidak ada data yang diluar kontrol sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut sudah seragam, untuk peta kontrol denyut nadi pekerja 1 pada jam 07.00 wib.

Gambar 4.1. Peta Kontrol Denyut Nadi Pekerja 1

(45)

Hasil keseluruhan perhitungan uji keseragaman data untuk pekerja 2 dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12. Hasil Uji Keseragaman Data Denyut Nadi Pekerja 2

HARI

JAM

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00

DNI DNK DNK DNK DNK DNI DNK DNK DNK DNK DNK DNK

Senin 75 76 102 108 112 75 80 99 113 115 117 120

Selasa 72 76 102 107 115 75 76 89 106 110 120 123

Rabu 76 87 105 107 110 77 81 100 106 115 117 121

Kamis 72 77 110 112 115 74 83 102 108 115 120 120

Sabtu 76 79 103 117 112 77 82 88 108 115 111 113

Xrata 74,03 78,99 104,29 110,35 112,90 75,63 80,27 95,64 108,05 113,84 116,96 119,49 Stdev 1,79 4,23 3,13 3,93 1,80 1,31 2,42 5,69 2,52 1,89 3,25 3,61

BKA 77,62 87,46 110,55 118,22 116,49 78,24 85,11 107,02 113,08 117,61 123,45 126,71 BKB 70,44 70,53 98,03 102,48 109,30 73,02 75,42 84,27 103,02 110,07 110,47 112,27

DNIrata 74,83

DNKrata 104,08

(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Gambar 4.2. di bawah ini dapat dilihat pada tidak ada data yang diluar kontrol sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut sudah seragam, untuk peta kontrol denyut nadi pekerja 2 pada jam 07.00 wib.

Gambar 4.2. Peta Kontrol Denyut Nadi Pekerja 2

(46)

Hasil keseluruhan perhitungan uji keseragaman data untuk pekerja 3 dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13. Hasil Uji Keseragaman Data Denyut Nadi Pekerja 3

HARI

JAM

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00

DNI DNK DNK DNK DNK DNI DNK DNK DNK DNK DNK DNK

Senin 68 74 88 101 108 71 77 88 111 113 114 122

Selasa 69 75 102 103 115 75 76 92 102 110 115 120

Rabu 72 83 101 110 113 75 81 100 105 115 117 122

Kamis 75 77 112 114 116 76 78 102 108 115 118 120

Sabtu 72 84 102 109 112 83 84 95 103 115 116 120

Xrata 71,26 78,74 101,11 107,63 112,85 76,07 79,09 95,27 105,87 113,41 115,93 120,79 Stdev 2,54 4,27 7,46 4,82 2,66 3,89 2,84 5,08 3,08 1,88 1,27 1,29

BKA 76,33 87,28 116,02 117,28 118,17 83,84 84,76 105,42 112,03 117,17 118,47 123,36 BKB 66,19 70,21 86,19 97,98 107,52 68,29 73,42 85,11 99,72 109,65 113,39 118,22

DNIrata 73,66

DNKrata 103,07

(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

(47)

Gambar 4.3. Peta Kontrol Denyut Nadi Pekerja 3 4.2.3. Penilaian Beban Kerja

Cardiovascular Load adalah klasifikasi beban kerja dengan membandingkan peningkatan denyut nadi kerja dengan denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskuler. Adapun rumusnya dapat dilihat pada persamaan 2.2.

PerhitunganCardiovasculair strain(% CVL) untuk pekerja 1

% = 105,47 − 71,26

173 − 71,26 × 100

= 33,62 %

PerhitunganCardiovasculair strain(% CVL) untuk pekerja 2

% = 104,08 − 74,83

163 − 74,83 × 100

= 33,18 %

PerhitunganCardiovasculair strain(% CVL) untuk pekerja 3

% = 103,07 − 73,66

168 − 73,66 × 100

(48)

Setelah nilai %CVL diperoleh, bandingkan dengan klasifikasi yang ada, klasifikasi tersebut, berikut dapat dilihat pada Tabel 4.14. menunjukkan rekapitulasi % CVL dan tindakan yang diperlukan untuk setiap pekerja.

Tabel 4.14. Rekapitulasi %CVL dan Kriteria Tindakan Setiap Pekerja

Pekerja Umur DNI DNK DNMaks %CLV Katagori

1 27 71,26 105,47 173 33,62 Diperlukan Perbaikan

2 37 74,83 104,08 163 33,18 Diperlukan Perbaikan

3 53 73,66 103,07 147 40,09 Diperlukan Perbaikan

(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

4.2.4. Perhitungan Jumlah Kalori Makanan

Energi yang masuk dari makanan akan digunakan oleh tubuh untuk memenuhi kebutuhan energi pada saat bekerja. Perhitungan jumlah energi yang masuk sehari-hari pada pekerja 1 dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15. Perhitungan Jumlah Kalori dari Asupan Makanan Untuk Pekerja 1

Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350

udang

Ikan teri 50 213 Telur Dadar 50 167 Gulai Cumi 100 183

Kopi

(Cangkir) 1 18 Energen 1 113

Te'h (Cangkir) 1 0,4

Pisang goreng 2 pt 205

Jumlah : 641 Jumlah : 741 Jumlah: 854,4

(49)

Tabel 4.15. Perhitungan Jumlah Kalori dari Asupan Makanan Untuk

Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350

Sambal goreng ati

ayam

100 127 Telur dadar 50 167 Gulai bayam

rebus 50 18

50 18 Ikan lele goreng 60 57

Pepaya 100 46 Pisang 200 236

Kuku Bima

(Saset) 1 27

Kuku Bima

(Saset) 1 27

Jumlah : 505 Jumlah : 608 Jumlah : 688

Jumlah Kalori 1 hari : 1801 Kkal

Rabu 04/9/2013

Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350

Sayur asam 100 134 Mie Istans

rebus 50 168

Cah kacang

panjang 100 72 ikan teri 50 41 Telur dadar 50 167 Ikan lele sambal 60 122

Kopi

(Cangkir) 1 18

Kuku Bima

(Saset) 1 27 Bakwan 100 270

Jumlah : 543 Jumlah : 712 Jumlah : 814

Jumlah Kalori 1 hari : 2069 Kkal

Kamis 05/9/2013

Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350

Cah kacang panjang

100 72 Ikan

tongkol 100 111 Ikan tongkol 100 111

Ikan lele

sambal 60 122

Kopi

(Cangkir) 50 213 Kopi (Cangkir) 1 54

Kopi ABC

(saset) 1 75 18 Kacang rebus

1

porsi 89

Bakwan 100 270

Jumlah : 889 Jumlah : 692 Jumlah : 604

(50)

Tabel 4.15. Perhitungan Jumlah Kalori dari Asupan Makanan Untuk

Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350

Telur

sambal 50 134

Cah kacang panjang

100 72 Gulai Pakis 100 182

Gulai labu

siam 100 18

Ikan lele

sambal 60 122 Telur mata sapi 60 40 Kopi

Bakwan 100 270 Tape kentang 160 559 Jumlah

: 502 Jumlah : 841 Jumlah : 1206

Jumlah Kalori 1 hari : 2549 Kkal

(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Perhitungan jumlah kalori asupan makan untuk pekerja 2 dan 3 dapat dilihat pada lampiran III.

Hasil perhitungan jumlah kalori yang masuk setiap harinya dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16. Rekapitulasi Jumlah Kalori yang Masuk dari Makanan Pekerja Hari Tanggal

Jumlah Kalori (Kkal)

Pekerja 1 Pekerja 2 Pekerja 3

Senin, 02 September

(51)

4.2.5. Konsumsi Kalori Yang Dikeluarkan Pekerja

Penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan regresi kuadratis yang dapat dilihat pada persamaan 2.3.

Contoh : Konsumsi kalori yang dikeluarkan pekerja 1 pada jam 07.00 E = 1.80411–0.0229038 x 70 + 4.71733 x 0,001–4900

= 2,52 Kkal/menit

Hasil perhitungan konsumsi kalori pekerja pada waktu pengamatan dengan kecepatan denyut jantung, untuk hasil perhitungan pekerja 1 dapat dilihat pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17. Konsumsi Kalori yang Dikeluarkan Pekerja 1 Pada Waktu Pengamatan

HARI

Konsumsi Energi (Kkal/Menit) Jam

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 Senin 2,52 3,23 4,25 4,83 5,76 2,79 2,97 4,13 4,86 5,19 5,42 5,83

Selasa 2,48 3,21 4,54 5,03 5,39 2,70 2,80 3,78 5,60 5,85 5,89 6,17

Rabu 2,44 3,39 4,59 4,84 5,62 2,68 3,10 4,25 5,56 5,78 6,05 6,17

Kamis 2,45 3,46 4,39 5,42 5,52 2,74 3,16 4,34 4,83 5,42 5,81 5,87

Sabtu 2,40 3,28 4,22 4,42 5,19 2,52 3,02 4,10 4,42 4,83 5,07 5,22

Xrata 2,46 3,32 4,40 4,91 5,49 2,68 3,01 4,12 5,05 5,41 5,65 5,85 (Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Perhitungan konsumsi kalori yang dikeluarkan pekerja pada waktu pengamatan untuk pekerja 2 dan 3 dapat dilihat pada lampiran IV.

(52)

Tabel 4.18. Jumlah Kalori yang Dikeluarkan Tiap Jam Pada Pekerja 1

HARI

Konsumsi Energi Yang Dikeluarkan Pekerja (Kkal/Jam) Waktu Pengamatan Pada Jam

Jam

07.00- 08.00- 09.00- 10.00- 10.30- 11.00- 12.00- 13.00- 14.00- 15.00- 16.00-08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 12.45 14.00 15.00 16.00 17.00 Senin 193,84 255,30 289,56 345,78 167,14 178,12 247,59 291,41 311,17 325,14 349,62

Selasa 192,64 272,21 301,98 323,11 161,75 167,70 227,03 335,90 350,92 353,53 369,98

Rabu 203,66 275,52 290,48 337,11 160,73 185,77 255,30 333,51 347,05 362,97 369,98

Kamis 207,82 263,49 325,37 331,14 164,39 189,51 260,46 289,56 325,37 348,33 352,22

Sabtu 196,72 253,15 265,04 311,17 151,19 181,15 246,24 265,04 289,56 303,98 313,28

(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Perhitungan jumlah kalori yang keluar tiap jam pada pekerja dalam rentang waktu 1 jam untuk pekerja 2 dan 3 dapat dilihat pada lampiran V.

Tabel 4.19. Rekapitulasi Jumlah Kalori yang DiKeluarkan Tiap Hari Pada Pekerja

Hari Jumlah Kalori (Kkal)

Pekerja 1 Pekerja 2 Pekerja 3

Senin 2954,66 2943,97 2748,90

Selasa 3056,76 2878,01 2803,63

Rabu 3122,09 2971,50 2964,80

Kamis 3057,66 3031,53 3036,73

Sabtu 2776,51 2882,53 2946,17

Rata-rata 2993,53 2941,51 2900,05

(53)

4.2.6. Waktu Istirahat Yang Dibutuhkan Pekerja

Denyut nadi dipantau saat belum bekerja, saat bekerja dan setelah bekerja (istirahat), maka waktu pemulihan untuk beristirahat meningkat sejalan dengan beban kerja. Dalam keadaan yang ekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu istirahat yang cukup sehingga mengalami kelelahan yang kronis.

Metode untuk menentukan waktu istirahat yang dibutuhkan sebagai kompensasi dari pekerjaan fisik dapat dilihat pada persamaan 2.4.

Contoh:

Lamanya waktu istirahat untuk pukul 10.00 = ( , )

, ,

=

7,43 menit

Hasil perhitungan lamanya waktu istirahat yang dibutuhkan oleh para pekerja sepanjang jam kerja disajikan pada Tabel 4.20.

Tabel 4.20. Waktu Istirahat yang dibutuhkan Pekerja 1 Waktu Pengamatan

(54)

Perhitungan lamanya waktu istirahat yang dibutuhkan oleh para pekerja sepanjang jam kerja untuk pekerja 2 dan 3 dapat dilihat pada lampiran VI.

Tabel 4.21. Rekapitulasi Waktu Istirahat yang dibutuhkan Pekerja

Hari

Total Waktu Istrirahat (Menit)

Pekerja 1 Pekerja 2 Pekerja 3

Senin s/d

Sabtu 35,72 29 27,94

(55)

54 5.1. Penilaian Beban Kerja

Penilaian beban kerja secara tak langsung adalah dengan mengukur denyut nadi selama bekerja. Kategori beban kerja pada metode ini ditentukan melalui bebancardiovaskuler (% CVL), hasil pengolahan dengan metode tidak langsung didapat hasil perhitungan seperti disajikan pada Tabel 5.1. Dari table tersebut diperoleh hasil dengan kategori diperlukan perbaikan terhadap seluruh pekerja yang diamati.

Tabel 5.1. Hasil Penilaian Beban Kerja BerdasarkanCardiovaskuler

Pekerja Umur DNI DNK DNMaks %CLV Katagori

1 27 71,26 105,47 173 33,62 Diperlukan Perbaikan

2 37 74,83 104,08 163 33,18 Diperlukan Perbaikan

3 53 73,66 103,07 147 40,09 Diperlukan Perbaikan

(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Adapun perbaikan yang akan dilakukan yaitu dengan penambahan asupan makanan terhadap kalori yang dikeluarkan serta memberikan waktu istirahat pendek seluruh pekerja agar mengurangi bebancardiovaskuler(% CVL).

5.2. Waktu Istirahat Aktual Saat Ini

(56)

Waktu kerja yang diberikan pihak perusahaan tidak memiliki jadwal kerja yang tetap namun waktu istriahat yang diberikan oleh pihak perusahaan dapat disesuikan oleh pekerja sehingga pabrik tidak terhenti proses produksi CPO.

Hasil dari pengolahan data didapat waktu istirahat dibutuhkan pekerja untuk memenuhi kebutuhan energi yang hilang selama bekerja dan sekaligus menghilangkan rasa jenuh dan lelah.

5.3. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan Jumlah Kalori yang Terkandung Dalam Makanan

Masukan energi pekerja berasal dari makanan dan minuman yang dikonsumsinya setiap hari. Berdasarkan dari pengolahan data didapat jumlah energi yang masuk pada pekerja yang selanjutnya akan digunakan untuk aktifitas fisik sehari-harinya. Dari Tabel 5.2 sampai dengan Tabel 5.4 didapat jumlah kalori yang keluar lebih besar dari jumlah kalori yang masuk dalam tubuh pekerja yang berasal dari makan pagi, makan siang, dan makan malam. Kalori yang dihasilkan oleh makanan tidak dapat mencukupi kebutuhan energi yang dikeluarkan pekerja pada saat bekerja.

Tabel 5.2. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan Jumlah Kalori yang Terkandung dalam Makanan pada Pekerja 1

Hari Kalori yang Dikeluarkan

(57)

Tabel 5.3. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan Jumlah Kalori yang Terkandung dalam Makanan pada Pekerja 2

Hari Kalori yang Dikeluarkan

(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Tabel 5.4. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan Jumlah Kalori yang Terkandung dalam Makanan pada Pekerja 3

Hari Kalori yang Dikeluarkan

(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

(58)

Tabel 5.5. Rekapitulasi Rata-rata Perbandingan Jumlah Kalori Yang Dikeluarkan Dengan Jumlah Kalori Dalam Makanan Pekerja

Rata-rata Kalori (Kkal)

Kalori yang Dikeluarkan Kalori yang Terkandung Dalam Makanan

1 2993,53 2168,08

2 2941,51 2285,2

3 2900,05 2244,68

Rata-rata 2945,03 2232,65

(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Berikut dapat dilihat grafik 5.1. Perbandingan rata-rata kalori yang dikeluarkan dengan jumlah kalori dalam asupan makanan sebelum perbaikan usulan.

Gambar 5.1. Perbandingan Jumlah Kalori Sebelum Perbaikan Usulan Makanan (Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

5.4. Pemecahan Masalah

5.4.1. Usulan Menu Makanan Pekerja

(59)

agar usulan tersebut dapat mewakili hasil penelitian, adapun pertimbangan tersebut antara lain:

1. Unsulan menu makanan disesuaikan dengan standar yang dikeluarkan IGI (Ikatan Gizi Indonesia, 2004), dengan pertimbangan mepermudah mendapatkan menu makanan dengan nilai kalori yang telah terhitung.

2. Usulan menu makanan tidak memperhatikan kearifan makanan lokal daerah setempat, dengan pertimbangan sulitnya mendapatkan nilai kalori yang terdapat dalam makanan lokal tersebut.

3. Usulan menu makanan tidak memperhatikan penghasilan setiap pekerja, dengan pertimbangan setiap pekerja memiliki penghasilan yang berbeda– beda asalkan kalori yang terdapat dalam makanan pekerja dapat terpenuhi sesuai kalori yang dikeluarkan.

(60)
(61)
(62)
(63)

Menu makanan pada Tabel 5.6 di atas hanya sebatas usulan saja, boleh berbeda asalkan kalori yang dibutuhkan pekerja saat bekerja dapat terpenuhi. Pada Tabel 5.7. sampai Tabel 5.9. dapat dilihat perbandingan antara energi yang dikeluarkan pekerja dengan kalori yang dihasilkan dari menu makanan usulan. Dengan penambahan menu makanan dapat mencukupi kebutuhan energi yang dikeluarkan pekerja saat bekerja.

Tabel 5.7. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan Jumlah Kalori yang Terkandung dalam Makanan Usulan pada Pekerja 1 Hari

Jumlah Kalori (Kkal)

Kalori yang Dikeluarkan Kalori yang Terkandung Dalam Makanan Usulan

(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Tabel 5.8. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan Jumlah Kalori yang Terkandung dalam Makanan Usulan pada Pekerja 2 Hari

Jumlah Kalori (Kkal)

Kalori yang Dikeluarkan Kalori yang Terkandung Dalam Makanan Usulan

(64)

Tabel 5.9. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan Jumlah Kalori yang Terkandung dalam Makanan Usulan pada Pekerja 3 Hari

Jumlah Kalori (Kkal)

Kalori yang Dikeluarkan Kalori yang Terkandung Dalam Makanan Usulan

(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

Pada Tabel 5.10. dapat dilihat rekapitulasi rata-rata perbandingan jumlah kalori yang dikeluarkan masing – masing pekerja dengan jumlah kalori pada asupan makanan pekerja setelah dilakukan perbaikan usulan asupan makanan.

Tabel 5.10. Rekapitulasi Rata-rata Perbandingan Kalori Dikeluarkan Setelah Dilakukan Perbaikan Asupan Makanan

Pekerja

Rata-rata Kalori (Kkal)

Kalori yang Dikeluarkan Kalori yang Terkandung Dalam Usulan Makanan

1 2993,53 3350,80

2 2941,51 3350,80

3 2900,05 3350,80

Rata-rata 2945,03 3350,80

(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

(65)

Gambar 5.2. Perbandingan Jumlah Kalori Setelah Perbaikan Usulan Makanan (Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

5.4.2. Usulan Waktu Istirahat Untuk Menentukan Jadwal Kerja Karyawan Besarnya waktu istirahat yang dibutuhkan pekerja untuk dapat memulihkan kondisi fisiknya berbeda untuk masing-masing pekerja. Hal ini dapat dilihat dari denyut nadi pada saat bekerja. Semakin cepat denyut nadi pekerja maka waktu istirahat yang dibutuhkan semakin besar pula.

Berikut dapat dilihat rekapitulasi waktu yang dibutuhkan masing-masing pekerja pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11. Rekapitulasi Waktu Istirahat yang dibutuhkan Pekerja

Hari

Total Waktu Istrirahat (Menit)

Pekerja 1 Pekerja 2 Pekerja 3

Senin s/d

Sabtu 35,72 29 27,94

Sumber: Pengolahan Data Sekunder

(66)

Sehingga pekerja diusulkan mendapatkan penambahan waktu istirahat selama 40 menit termasuk waktu istirahat untuk melaksanakan shalat dzuhur maupun ashar. Sehingga waktu kerja usulan adalah:

1. Waktu Kerja 07.00-17.00 2. Waktu Istriahat 1,4 jam

Berikut dapat Tabel 5.12. dilihat jadwal kerja usulan yang yang disesuai dengan waktu kerja.

Jadwal Kerja Usulan

Jam Kerja Jenis Kegiatan

07.00-10.00 Sortasi Buah

10.00-10.30 Istrirahat

10.30-12.45 Sortasi Buah

12.45-14.00 Istrirahat Makan Siang dan Shalat Dzuhur

14.00-15.30 Sortasi Buah

15.30-16.00 Istrirahat Pendek dan Shalat Ashar

16.00-17.00 Sortasi Buah

(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)

(67)

66 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data maka dapat diambil beberapa kesimpulan : 1. Dari hasil perhitungan beban kerja (%CVL) dapat dilihat bahwa pekerja 1

(33,62%), Pekerja 2 ( 33.18 %) dan Pekerja 3 (40,09 %). Dimana semua pekerja dikategorikan diperlukan perbaikan.

2. Adapun jumlah kandungan kalori rata-rata pada asupan makanan pekerja adalah pada pekerja I 2168,08 kkal, pada pekerja II 2285,2 kkal dan pada pekerja III 2244,68 kkal.

3. Adapun waktu yang diperlukan pada masing-masing pekerja adalah pekerja I 35,72 menit, pekerja II 29 menit dan pekerja III 27,94 menit. Berdasarkan waktu kerja karyawan, waktu istirahat yang diberikan pihak pabrik terlalu singkat dibandingkan dengan jam kerja yang panjang ditetapkan pabrik.

6.2. Saran

Saran yang diberikan kepada PT. Karya Tanah Subur, adalah :

1. Pimpinan pabrik hendaknya lebih memperhatikan kondisi kesehatan pekerja. 2. Untuk dapat memenuhi asupan energi sehari – hari dari pekerja maka

sebaiknya pihak pabrik lebih memperhatikan penyediaan asupan energi yang sesuai dengan kebutuhan fisik pekerja seperti usulan makanan tambahan. 3. Sebaiknya dilakukan perubahan waktu kerja dengan penambahan waktu

(68)

Almatsier dan Sunita. 2004.Penuntun Diet, Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama Almatsier,S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi , Jakarta , Penerbit : PT Gramedia

Pustaka Utama

Anggara dan Radhy 2006. Pegukuran Produktivitas Berdasaran Beban Kerja . Universitas Guna Darma Grandjean et al ., 1983

Grandjean. E., 1993 ,Fitting the Task to the Man, Taylor & Francis Inc . London Ginting Surita, 2011.Pengaruh Beban Kerja Dan Asupan Kalori Terhadap Status

Gizi Pekerja Peternakan Ayam Broiler, USU. Medan

Herrianto , R., 2010 ,Kesehatan Kerja, Jakarta penerbit : Buku Kedokteran EGC Kilbon , A., 1992,Measurument and Assessment of Dynamic Workdalam Wilson J.R. & Corlet, E.N. eds Evaluation of Human Work: A Pratical Taylor & Francis Great Britain

Nurmianto, E. 1996, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya , Surabaya , PT Guna Widya

Sedarmayanti., Hidayat ,S.,2002 , Medetodologi Penelitian , Bandung , Penerbit : CV.Mandar Maju

Sudiarti, T ., Utari , D.M ., 2010 ,Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Edisi Revisi , Jakarta, Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada

Suma’mur , PK ,2009 . Higienie Perusahaan dan Kesehatan Kerja

(Hiperkes),Jakarta , Penerbit: Sagung Seto

Suma’mur . 1982 . Higenie Perusahaan dan Kesehatan Kerja . PT . Gunung Agung .Jakarta

Tarwaka , 2004 , Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Penerbit UNIBA Press , Universitas Islam Surakarta

Theresia L, Sudri N.M.2006. Penentuan Lamanya Waktu Istirahat Berdasarkan Beban Kerja. ITI

(69)

Gambar

Gambar 2.1 Konsep Dasar Keseimbangan dalam Ergonomi(Sumber: Manuaba, 2000 dalam Tarwaka, dkk 2004)
Gambar 3.2. flowchart Diagram Prosedur Penelitian
Tabel 4.1. Waktu 10 Denyut Nadi Pekerja 1
Tabel 4.5. Asupan Makanan Pekerja 1 (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait