• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Kabupaten Boalemo Hal XI - 1

BAB XI

ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BIDANG CIPTA KARYA KAB. BOALEMO

RPI2-JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal lingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negatif pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek lingkungan dan sosial meliputi acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting lingkungan dan sosial, analisis dengan instrumen, serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.

Pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal dalam mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu, alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya di daerah.

11.1. Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

(2)

Kabupaten Boalemo Hal XI - 2 pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama;

Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah

Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus.

Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

(3)

Kabupaten Boalemo Hal XI - 3 diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.

Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah

Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:

a. Total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD tahun sebelumnya;

b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5;

c. Persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;

d. Tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari pemerintah;

e. Pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD.

Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010)

Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur

Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri

Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2-JM bidan Cipta Karya meliputi :

(4)

Kabupaten Boalemo Hal XI - 4 2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana

lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional;

3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota;

4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR);

5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat;

6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

11.2. Profil APBD Kabupaten Boalemo

Realisasi pendapatan pemerintah daerah kabupaten Boalemo pada 2013 mengalami kecenderungan yang positif, yaitu ada peningkatan pendapatan sekitar 17,18% jika dibandingkan dengan pendapatan daerah pada 2011. Jika dilihat lebih detail maka peningkatan pendapatan tersebut bersumber dari peningkatan dana perimbangan dan pendapatan lain-lain yang dianggap syah. Untuk PAD sendiri terjadi penurunan 1,05% dari tahun 2011. Untuk pendapatan lain-lain daerah mengalami kenaikan sekitar 86,27% dari tahun 2011, namun untuk penerimaan pajak daerah yang semakin menurun.

(5)

Kabupaten Boalemo Hal XI - 5 kapasitas fiskal daerah untuk mendukung pembiayaan program-program pembangunan daerah.

Walaupun kondisi kapasitas fiskal kota masih jauh dari harapan untuk membiayai kebutuhan fiskal daerah (fiscal needs), namun secara umum perkembangan pendapatan APBD dalam kurun waktu Periode 2011-2013 menunjukkan trend yang meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 17,18%. Meskipun kurang signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan belanja daerah, namun kenaikan tersebut cukup berarti untuk membiayai beberapa program pembangunan daerah serta merupakan starting point yang berarti bagi perbaikan kapasitas fiskal daerah.

Capaian kinerja pendapatan asli daerah menunjukkan bahwa pada tahun 2011 PAD memberikan kontribusi sebesar 6,1 % terhadap total pendapatan daerah. Pada tahun 2012 memberikan kontribusi sebesar 5,8% dari total pendapatan daerah. Tahun 2013 menurun menjadi 4,9%.

Realisasi dana perimbangan dari tahun ke tahun relatif tidak tetap sebagaimana digambarkan pada tabel 11.1. Alokasi dana perimbangan dalam kurun waktu 2011 sampai dengan 2013mengalami dinamika sesuai perubahan faktor – faktor yang menjadi variabel perumusan besar kecilnya alokasi dana perimbangan ke daerah serta perkembangan penerimaan APBN khususnya penerimaan dalam negeri. Secara umum, realisasi dana perimbangan yang dialokasikan ke Kabupaten Boalemo dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 15,33%.

Berdasarkan komposisi alokasi dana perimbangan, Dana Alokasi Khusus (DAU) masih merupakan sumber pendapatan yang paling dominan yang besarannya berkisar antara 63% - 70% dari total alokasi dana perimbangan dalam 3 (tiga) tahun terakhir. Dalam penerimaan lain-lain terdapat dana penyesuaian dan dana otsus cukup besar yaitu 5% dari total dana penrimaan lain-lain. Dana Alokasi Khusus (DAK) berikut memberikan kontribusi terbesar dua terhadap total Dana Perimbangan atau berkisar antara 13,6%.

(6)

Kabupaten Boalemo Hal XI - 6 Tabel 11. 1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 3 Tahun Terakhir

Tabel 11. 2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 3 Tahun Terakhir

(7)

Kabupaten Boalemo Hal XI - 7

11.3. Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.

11.3.1.Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN dalam 5 Tahun Terakhir

Investasi pendanaan yang bersumber dari APBN untuk tahun 2010 sampai tahun 2014 cukup besar dimana jumlah dana yang untuk kecipta karyaan tahun 2010 sebesar Rp 69.380.146.000 dan tahun 2014 menjadi Rp. 112.056.797.000. ini menunjukkan trend positif peningkatan pembiayaan di sektor cipta karya (tabel 11.3).

Kabupaten Boalemo yang mendaptakan pendanaan dari APBN bidang cipta karyaan tahun 2010 sampai 2014 terus meningkat, dimana pada tahun 2010 jumlah dana APBN sebesar Rp. 8.131.185.000 meningkat menjadi Rp 30.666.497.000 pada tahun 2014. Jumlah pendanaan terbesar adalah pada sektor air minum, dimana total dana keseluruhan yang telah dimanfaatkan adalah Rp. 42.111.908.000 . Sektor terkecil adalah bidang penataan bangunan dan lingkungan. (tabel 11.4.).

Tabel 11. 3 Perkembangan Pendanaan APBN Sektor Cipta Karya Provinsi Gorontalo

(8)

Kabupaten Boalemo Hal XI - 8 Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di Kabupaten Boalmeo untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. 10.427.902.533 untuk lengkapnya dapat dilihat pada tabel 11.5.

11.3.2.Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD dalam 5 Tahun Terakhir

Pemerintah Kabupaten Boalemo memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta

(9)

Kabupaten Boalemo Hal XI - 9 Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada.

Data Menunjukkan proporsi alokasi APBD terhadap pembangunan cipta karya di Kabupaten Boalemo terbilang kecil, yaitu hanya 1,38% dari total APBD. Jumlah belanja daerah terserap pada sektor berbagai sektor lain. Alokasi terbesar adalah sektor PLP dan pengembangan air minum dan penyehatan lingkungan permukiman. Untuk lengkapnya dapat dilihat pada tabel 11.6.

11.4. Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya

Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

Gambar 1 Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya terhadap APBD

(10)

Kabupaten Boalemo Hal XI - 10 Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.

11.4.1.Proyeksi APBD 5

Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.

Berdasarkan hasil proyeksi tahun 2015 sampai tahun 2019 total ABPD sebesar Rp 1,44 trilyun, dengan rincian yang dapat dilihat pada tabel 11.7.

Sumber: Hasil Analisis tim 2014

Dari data proyeksi APBD tersebut, dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR).

Net Public Saving

Net Public Saving atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total penerimaan daerah

setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan kata lain, NPS merupakan sejumlah dana yang tersedia untuk pembangunan. Besarnya NPS menjadi dasar dana yang pat dialokasikan untuk bidang PU/Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi APBD, dapat

(11)

Kabupaten Boalemo Hal XI - 11 dihitung NPS dalam 3-5 tahun ke depan untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta Karya.

Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio/DSCR)

Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan untuk menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas. Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi).

Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt Service Cost

Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5. DSCR ini

menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah. Berdasarkan hasil perhitungan maka nilai DSCR Kab. Boalemo masih berada di atas 2,5 hal menunjukkan angka kemampuan keuangan pemerintah kabupaten cukup baik dalam melakukan pinjaman.

11.5. Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang

(12)

Kabupaten Boalemo Hal XI - 12 meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat.

11.5.1.Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan kegiatan yang ada dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan untuk pendanaan kegiatan di bidang cipta karya dimana kebutuhan anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 250,829,500 akan dapat

dipenuhi dengan pembagian pembiayaaan 10% alokasi APBD sebesar Rp.

144,314,804,425.52 dan. Dana anggaran ABPN berdasarkan hasil proyeksi sebesar Rp. 37.452.423.739 dan sisanya dari dana swasta dan CSR

Sumber: Hasil Analisis tim 2014

11.5.2.Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Secara umum rencana peningkatan pendaanaan dan pendapatan Boalemo yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1 Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penerimaan PAD melalui intensifikasi dan ekstensifikasi PAD;

2 Meningkatkan upaya optimalisasi pemanfaatan aset daerah ;

3 Meningkatkan efektifitas belanja daerah melalui perencanaan yang baik dan proporsional ;

4 Mengupayakan sumber-sumber pendapatan in-konvensional, misalnya melalui obligasi. 5 Meningkatkan regulasi untuk mendukung peningkatan kontribusi dari sektor jasa,

perdagangan, hotel, restoran, serta sektor pengangkutan dan komunikasi; 6 Penataan kelembagaan atau organisasi perangkat daerah;

(13)

Kabupaten Boalemo Hal XI - 13 7 Peningkatan daya tarik dan kualitas pengelolaan obyek wisata daerah serta potensi

ekonomi lainnya agar menunjang peningkatan PAD.

Gambar

Tabel 11. 1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 3 Tahun Terakhir
Tabel 11. 4  Perkembangan  Pendanaan APBN Sektor Cipta Karya  Boalemo
Gambar 1 Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya terhadap APBD
Tabel 11. 7 Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Melalui tahap awal atau beginning stage , konseli diarahkan untuk saling mengenali satu sama lain, ditumbuhkan rasa empati, diajarkan sikap respek, dikembangkan untuk memetakan

Penelitian ini mengeksplorasi sensitivitas etika dan moral Judgement pada mahasiswa akuntansi, dimana kelak akan akan menjadi akuntan yang harus mampu mengambil keputusan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kontribusi peserta, claim , dan hasil investasi secara simultan dan parsial terhadap surplus

Uang Leges adalah Biaya legalisasi yang dinyatakan dalam bentuk surat berharga berupa materai leges yang ditempelkan pada Surat-surat Izin, Surat

(1) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kelurahan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan

Hasil penelitian mengenai gambaran tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap keputihan yang dilakukan di SMA Negeri 2 Pontianak menunjukkan bahwa

Saat ini banyak perangkat yang bisa digunakan untuk berbagi Koneksi, tapi rata-rata pengguna setidaknya menguasai teknik pemrogaraman/konfigurasi yang pada orang

DIHASILKAN OLEH BALAI PENELITIAN DAN PEMULIA TANAMAN YAITU SEBAGAI PRODUSEN BENIH SUMBER PALAWIJA YAITU DARI BENIH PENJENIS KE BENIH DASAR DAN DARI BENIH DASAR KE BENIH POKOK (OLEH