KAJIAN
PERAN SERTA MASYARAKAT
DALAM PENATAAN RUANG WILAYAH PESISIR
STUDY KASUS :
KAB. KLUNGKUNG, KAB. BULUKUMBA, KAB. BERAU
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Staf Ahli Menteri PPN Bidang Tata Ruang dan Kemaritiman
Pokok Bahasan
LATAR BELAKANG
TUJUAN DAN SASARAN
LINGKUP KAJIAN
METODOLOGI
TEMUAN-TEMUAN KAJIAN
Latar Belakang
Adanya ruang yang diberikan oleh perundang-undangan atas peran
serta masyarakat dalam penataan ruang :
(UU No. 27 Tahun 2007, UU No. 26 Tahun 2007, dan PP Nomor 68
Tahun 2010, tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam
Penataan Ruang)
Pentingnya peran serta masyarakat dalam penataan ruang
Belum optimalnya peran serta masyarakat dalam penataan ruang
Kawasan pesisir sebagai kawasan penting di Indonesia
Perlunya peningkatan partisipasi masyarakat dalam penataan ruang
Tujuan
“Menyusun rekomendasi kebijakan dan
strategi untuk peningkatan kualitas dan
kuantitas peran serta masyarakat
Sasaran
Teridentifikasikannya permasalahan penataan ruang wilayah pesisir;
Teridentifikasikannya bentuk dan model peran serta masyarakat
dalam penataan ruang wilayah pesisir;
Teridentifikasikannya isyu, permasalahan, peluang dan tantangan
pelibatan masyarakat dalam penataan ruang wilayah pesisir;
Tersusunya rekomendasi bagi penyiapan kebijakan dan strategi untuk
peningkatan peran serta masyarakat dalam penataan ruang wilayah
pesisir
.
*
*
*
*
Lingkup Kajian (1)
Lingkup kajian peran serta masyarakat dalam penataan
ruang wilayah pesisir meliputi:
1. Studi literature dan peraturan perundang-undangan;
2. Identifikasi peran pemerintah dan pihak terkait;
3. Identifikasi bentuk dan model peran serta
masyarakat;
Lingkup Kajian (2)
4. Identifikasi isyu, permasalahan, peluang dan tantangan
pelibatan masyarakat dalam penataan ruang wilayah
pesisir;
6. Penyusunan rekomendasi bagi penetapan kebijakan dan
strategi untuk mendorong peran serta masyarakat dalam
penataan ruang wilayah pesisir.
5. Analisis model peran serta masyarakat dalam penataan
ruang wilayah pesisir;
Lokasi Kegiatan
Secara umum ruang lingkup wilayah adalah meliputi seluruh
wilayah Indonesia, dengan sample lapangan sebagai berikut :
•
Kawasan dengan basis utama kawasan perlindungan
lingkungan dan pariwisata: Kepulauan Derawan, Kab.
Berau
•
Kawasan dengan kegiatan ekonomi masyarakat wilayah
pesisir : Kab. Bulukumba, Sulawesi Selatan
•
Kawasan dengan kearifan lokal dan kegiatan ekonomi
tinggi : Kab. Klungkung, Bali
Metodologi
Pendekatan Kajian :
•
Eksploratif
Metodologi (Tahapan Kegiatan)
PERSIAPAN KAJIAN LITELATURE & PERUNDANGAN PERSIAPAN KUNJUNGAN LAPANGAN KUNJUNGAN LAPANGAN ANALISIS PERUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN Pemantapan Metodologi & Rencana KerjaKajian terhadap hasil studi, teori, dan peraturan
perundangan
Pemantapan metodologi pengumpulan data Penyiapan daftar
pertanyaan & responden Penetapan wilayah kajian
Observasi
Wawancara Mendalam Penyebaran Kuesionar Kunjungan Instansional
Bentuk dan Model Partisipasi
Hambatan dan Kendala Partisipasi
Alur Pemikiran
• Studi literatur: peraturan perundang-undangan, teori peran serta
• Hasil Seminar
Perancangan Metode dan Alat Ukur
Identifikasi:
• bentuk dan model peran serta masyarakat
• peran pemerintah dan pihak terkait
Pengumpulan Data
Pengolahan Data Analisis:
• identifikasi isyu, permasalahan, peluang dan tantangan pelibatan masyarakat
• Tahap dan Harapan Masyarakat
• model peran serta masyarakat dalam penataan ruang wilayah pesisir
Rekomendasi kebijakan dan strategi peran serta masyarakat dalam penataan
ruang wilayah pesisir. Pemerintah Masyarakat Performance-Importance Matrix • Kuesioner tertutup • Kuesioner terbuka/ wawancara Variabel Peran Serta
Metode Analisis
Tingkat Partisipasi Peran Komunitas Peran Pihak Luar Keterangan Tanpa Partisipasi Pengganti Keterlibatan Komunitas Tidak Ada
Atau Kecil.
Contoh : Pemeliharaan Jaringan Jalan. Tidak Langsung Pengganti Konsultatif Interest Group Advocate
Komunitas Berkepentingan Atas Hasil, Tapi Tidak Berwenang Untuk Memberi Keputusan.
Contoh : Pembuatan Jalan Lingkar
Kontrol Bersama
Stakeholder Stakeholder
Komunitas Dan Pihak Luar Berbagi Tanggung Jawab Serta Terlibat Dalam Perencanaan.
Contoh : Perbaikan Kampung
Kontrol Penuh
Principal Sumber Daya
Komunitas Bertanggung Jawab Penuh Atas Suatu Proyek Dan Bantuan Profesional Dilakukan Bila Diperlukan.
Responden
• Bappeda atau Dinas
PU
• BPSPL
• Dinas/Badan terkait
Pemerintah
Daerah
• Sampel masyarakat
pesisir / tokoh
masyarakat
• Lembaga Swadaya
Masyarakat
Masyarakat
• Potensi dan Masalah • Bentuk Partisipasi • Tahapan Partisipasi • Harapan • Strategi Peningkatan PartisipasiResponden
No Lokasi Pemangku Kepentingan Masyarakat
1. Kab. Klungkung - BPSPL Denpasar
- Bappeda Kab. Klungkung
- Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kab. Klungkung
- LSM Coral Triangle Center (CTC)
16 responden di pesisir darat kab. Klungkung dan di Nusa Lembongan
2. Kab. Bulukumba - BPSPL Makassar
- Bappeda Kab. Bulukumba - Dinas PU Kab. Bulukumba - Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kab. Bulukumba - LSM Yayasan Konservasi Lingkungan
14 responden di pesisir perkotaan Kab. Bulukumba dan pesisir desa Bira
3. Kab. Berau - Bappeda Kab. Berau
- Dinas Kelautan dan Perikan, Kab. Berau
- LSM Kehati, Kab. Berau
11 responden di Pulau
Temuan-Temuan Kajian (Deep Interview)
Kondisi Umum Perencanaan Tata Ruang
Kab. Klungkung Kab. Bulukumba
• RTRW Kabupaten sdh diperdakan melaui
Perda No. 1 Tahun 2013
• RZWP3K sedang dalam proses penyusunan
• Ada penyusunan Kawasan Konservasi Pesisir (KKP) di
Kecamatan Nusa Penida
• RTRW Kabupaten sdh diperdakan melaui Perda No. 21 Tahun 2012
• RZWP3K sedang dalam proses penyusunan
• Belum ada penyusunan rencana lain terkait dengan wilayah pesisir
Kab. Berau • RTRW Kabupaten sdh mendapatkan persetujuan substansi • RZWP3K sedang dalam proses penyusunan • Sebelum RZWP3K sudah disusun Rencana Kawasan Konservasi Laut(KKL) Berau
Temuan-Temuan Kajian (Deep Interview)
Kondisi Umum Peran Serta Masyarakat
• Pelibatan masyarakat masih sangat kurang dan tergantung dari inisiatif pemerintah atau fasilitator
• Pelibatan masyarakat semakin berkurang pada level perencanaan yang lebih makro
• Pelibatan dilakukan melalui kegiatan formal konsultasi publik dan sosialisasi
• Pelibatan umumnya melalui perwakilan elit- elit masyarakat tertentu
• Keberadaan kelompok masyarakat adat atau keagamaan cukup berperan dalam
Temuan-Temuan Kajian (Deep Interview)
Kondisi Umum Peran Serta Masyarakat
• Bentuk umum keterlibatan masyarakat adalah pemberian informasi dan usulan- usulan
• Bentuk lain yang teridentifikasi adalah pelaporan pelanggaran, namun terbatas pada pelanggaran yang bersinggungan dengan kepentingan individu atau kelompok saja.
• Untuk penyusunan KKP di Kab. Klungkung dan KKL di Kab. Berau ada keterlibatan yang cukup intens dari masyarakat dengan bimbingan dari LSM
• Ada metode pendekatan yang berbeda antara yang dilakukan oleh LSM dan pemerintah daerah.
Temuan-Temuan Kajian (Deep Interview)
Kendala Partisipasi (Masyarakat)
• Kualitas sumber daya masyarakat yang masih terbatas.
• Kurangnya informasi mengenai tata ruang
• Masyarakat tidak sepenuhnya paham mengenai tata ruang.
• Masyarakat merasa inferior dan memilih mewakilkan kepada elit di desa atau
kelompoknya
• Ada gap antara kelompok masayarakat biasa dan elitnya yang mengakibatkan keterwakilannya menjadi semu.
• Sifat pragmatisme karena ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi
Temuan-Temuan Kajian (Deep Interview)
Kendala Partisipasi (Masyarakat)
• Kearifan lokal masyarakat seringkali kalah dengan kepentingan ekonomi karena kondisi masyarakat yang berpendapatan rendah.
• Ada ketergantungan terhadap bantuan program
• Tingkat kepedulian masyarakat yang rendah atas tata ruang diperlihatkan dengan
menganggap urusan tata ruang bukan urusan masyarakat.
• Pelibatan masyarakat lebih kepada
formalitas, tidak menunjukkan peran serta sesungguhnya.
Temuan-Temuan Kajian (Deep Interview)
Kendala Partisipasi (Masyarakat)
• Kualitas sumber daya masyarakat yang masih terbatas.
• Kurangnya informasi mengenai tata ruang
• Masyarakat tidak sepenuhnya paham mengenai tata ruang.
• Masyarakat merasa inferior dan memilih mewakilkan kepada elit di desa atau
kelompoknya
• Ada gap antara kelompok masayarakat biasa dan elitnya yang mengakibatkan keterwakilannya menjadi semu.
• Sifat pragmatisme karena ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi
Temuan-Temuan Kajian (Deep Interview)
Kendala Partisipasi (Pemerintah)
•
Kuantitas dan kualitas SDM
•
Masih lemahnya koordinasi antar
instansi terkait
•
Keterbatasan anggaran
•
Kurang fleksiblenya proses dan
prosedur penyusunan dan
implementasi rencana tata ruang
•
LSM yang telah bekerjsama dengan
pemerintah terkendala dengan proses
administrasi yang sulit serta seringnya
rotasi pejabat.
Temuan-Temuan Kajian (Deep Interview)
Potensi
• Ada kearifan lokal dan tatanan budaya/adat/agama yang dimiliki masyarakat
• Ada kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan lingkungan
• Ada kelompok masyarakat yang mempunyai komitmen untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
• Ada kemauan masyarakat untuk berkelompok
• Ada komitmen yang bisa dibangun oleh pemerintah
Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner)
Profil Responden Kab. Klungkung
Responden
Jenis Kelamin Umur Pendapatan
Laki-Laki Perempu an Total < 17 17 -30 30 - 50 >50 >Rp 1jt < Rp 1jt Jumlah 10 5 15 1 3 8 3 5 10 Prosentase 66,67 33,33 100,00 7,00 20,00 53,00 20,00 33,33 66,67 Responden Pekerjaan Pelajar Nelayan/ Petani Rumput Laut-Garam Pedagang/ wirausaha wan Karyawan Jumlah 1 6 5 3 Prosentase 7,00 40,00 33,00 20,00 Responden Pendidikan Terakhir Tdk Sekolah SD SMP SMA S1 dst Jumlah 2 5 - 3 4 Prosentase 13,00 33,00 - 20,00 27,00
Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner)
Profil Responden Kab. Bulukumba
Responden
Jenis Kelamin Umur Pendapatan
Laki-Laki Perempuan Total < 17 17 -30 30 - 50 >50 >Rp 1jt < Rp 1jt
Jumlah 12 2 14 - 2 8 4 10 4 Prosentase 85,75 14,29 100,00 - 14,29 15,14 28,57 71,43 28,57 Responden Pekerjaan Pelajar Nelayan/Pet ani Rumput Laut-Garam Pedagan g/ wirausah awan Karyawan Jumlah - - 7 7 Prosentase - - 50,00 50,00 Responden Pendidikan Terakhir Tdk Sekolah SD SMP SMA S1 dst Jumlah 4 4 1 4 1 Prosentase 28,57 28,57 7,14 28,57 7,14
Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner)
Profil Responden Kab. Bulukumba
Responden
Jenis Kelamin Umur Pendapatan
Laki-Laki Perempuan Total < 17 17 -30 31 - 50 >50 >Rp 1jt < Rp 1jt
Jumlah 10 1 11 - 6 4 1 5 6 Prosentase 90,9 9,09 100,00 - 54,54 36,36 9,09 45,45 54,54 Responden Pekerjaan Ibu RT Nelayan Pedagan g/ wirausa hawan Karyawan / operator kapal /penyelam Jumlah 1 4 1 5 Prosentase 9,09 36,36 9,09 45,45 Responden Pendidikan Terakhir Tdk Sekolah SD SMP SMA S1 dst Jumlah 1 6 3 1 - Prosentase 9,09 54,55 27,27 9,09 -
Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner)
Persepsi Masyarakat Tentang Pengetahuan Mengenai Tata Ruang
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 RTRW RZWP3K Program Lain 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 RTRW RZWP3K Program Lain 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 RTRW RZWP3K Program Lain
Kab. Klungkung Kab. Bulukumba Kab. Berau
Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner)
Persepsi Masyarakat Mengenai Sosialisasi Tata Ruang
Kab. Klungkung Kab. Bulukumba Kab. Berau
Ada Tidak Ada Tidak Tahu
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 RTRW RZWP3K Program Lain 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 RTRW RZWP3K Program Lain 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 RTRW RZWP3K Program Lain
Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner)
Persepsi Masyarakat Mengenai Keterlibatan dalam Rapat Perencanaan Tata Ruang
Kab. Klungkung Kab. Bulukumba Kab. Berau
Pernah Tidak Pernah
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 RTRW RZWP3K Program Lain 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 RTRW RZWP3K Program Lain 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 RTRW RZWP3K Program Lain
Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner)
Persepsi Masyarakat secara Agregat
Pengetahuan Sosialisasi Keterlibatan dlm Rapat
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 RTRW RZWP3K Program Lain 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 RTRW RZWP3K Program Lain
Ada Tdk Ada Tdk Tahu
Tdk Tahu Pernah Mendengar Tahu Pernah Tdk Permah
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 RTRW RZWP3K Program Lain
Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner)
Alasan Ketidakikutsertaan dalam Kegiatan Penataan Ruang, Kab. Klungkung
8.33% 18.75% 6.25% 4.17% 27.08% 2.08% 6.25% 2.08% 2.08% 10.42% 2.08% 4.17% 4.17% 2.08% mewakilkan
tidak ada waktu/sibuk rencana/sosialisasi tdk jelas keterbatasan pemahaman hambatan sosial
tidak dilibatkan dianggap tidak mampu tidak ditindaklanjuti menuntut imbalan kondisi masyarakat kewenangan kondisi pemerintah keterbatasan lahan aturan
Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner)
Alasan Ketidakikutsertaan dalam Kegiatan Penataan Ruang, Kab. Bulukumba
3.33% 30.00% 20.00% 3.33% 10.00% 13.33% 16.67% 3.33% mewakilkan tidak ada waktu
rencana/sosialisasi tdk jelas kecewa dg pemerintah puas dg kondisi saat ini tidak mau
keterbatasan pemahaman hambatan sosial
Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner)
Alasan Ketidakikutsertaan dalam Kegiatan Penataan Ruang, Kab. Berau
3.33% 30.00% 20.00% 3.33% 10.00% 13.33% 16.67% 3.33% mewakilkan tidak ada waktu
rencana/sosialisasi tdk jelas kecewa dg pemerintah puas dg kondisi saat ini tidak mau
keterbatasan pemahaman hambatan sosial
Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner)
Kondisi dan Harapan Masyarakat dalam Partisipasi Tata Ruang
No Variabel Peran Serta
Jenis Tingkat Peran Serta
Tingkat Peran Serta Kab.
Klungkung Tingkat Peran Serta Kab. Bulukumba Tingkat Peran Serta Kab. Berau Rencana
Tata Ruang Program Pemb. Rencana Tata Ruang Program Pemb. Rencana Tata Ruang Program Pemb. Kondi
si Harapan Kondisi Harapan Kondisi Harapan Kondisi Harapan Kondisi Harapan Kondisi Harapan 1 memberikan informasi dalam penyusunan None v v v v v v v v v Indirect Consultative v Shared Control Full Control v v 2 bekerja sama dengan pemerintah atau pihak lain dalam penyusunan rencana tata ruang atau program sejenis None v v v v V v v v Indirect Consultative Shared Control v v Full Control v v 3 Melakukan kegiatan bersama dengan pemerintah atau pihak lain
None v v v v v v v Indirect Consultative v v Shared Control Full Control v v v
No Variabel Peran Serta
Jenis Tingkat
Peran Serta
Tingkat Peran Serta Kab.
Klungkung Tingkat Peran Serta Kab. Bulukumba Tingkat Peran Serta Kab. Berau Rencana
Tata Ruang Program Pemb. Rencana Tata Ruang Program Pemb. Rencana Tata Ruang Program Pemb. Kondi
si Harapan Kondisi Harapan Kondisi Harapan Kondisi Harapan Kondisi Harapan Kondisi Harapan
4 pemanfaatan ruang
yang sesuai dengan kearifan lokal & yang sesuai dengan rencana tata ruang
None v v v Indirect Consultative v v Shared Control Full Control v v v v v v v 5 kegiatan investasi sesuai dengan penataan ruang/rencana tata ruang/peraturan yang berlaku None v v v v v Indirect Consultative v v Shared Control Full Control v v v v v 6 memantau pelaksanaan rencana pengelolaan wilayah pesisir yg direncanakan pemerintah/ lembaga swadaya masyarakat/ pihak lain None v v v v v Indirect Consultative v v v Shared Control Full Control v v v v 7 melaporkan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang dan kondisi-kondisi kritis None v v v v v v Indirect Consultative v v Shared Control Full Control v v v v
Kondisi dan Harapan Masyarakat dalam Partisipasi Tata Ruang
No Variabel Peran Serta Jenis Tingkat Peran Serta
Tingkat Peran Serta pada
Rencana Tata Ruang Program Pemb. Kondisi Harapan Kondisi Harapan
1 memberikan informasi dalam penyusunan None v v v Indirect Consultative Shared Control v Full Control 2 bekerja sama dengan
pemerintah atau pihak lain dalam penyusunan rencana tata ruang atau program sejenis None v v Indirect Consultative Shared Control v v Full Control 3 Melakukan kegiatan bersama dengan pemerintah atau pihak lain None v v Indirect Consultative v v Shared Control Full Control 4 pemanfaatan ruang
yang sesuai dengan kearifan lokal & yang sesuai dengan rencana tata ruang None v v Indirect Consultative v v Shared Control Full Control
Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner)
Temuan-Temuan Kajian (Kuesioner)
Kondisi dan Harapan Masyarakat dalam Partisipasi Tata Ruang
No Variabel Peran Serta
Jenis Tingkat Peran Serta
Tingkat Peran Serta pada Rencana Tata Ruang Program Pemb.
Kondisi Harapan Kondisi Harapan
5 kegiatan investasi sesuai dengan penataan ruang/rencana tata ruang/peraturan yang berlaku None v v Indirect Consultative v v Shared Control Full Control 6 memantau pelaksanaan rencana pengelolaan wilayah pesisir yg direncanakan pemerintah/ lembaga swadaya masyarakat/ pihak lain None v Indirect Consultative v v v Shared Control Full Control 7 melaporkan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang dan kondisi-kondisi kritis None v v Indirect Consultative v v Shared Control Full Control
Kesimpulan
• Partisipasi masyarakat pesisir pada kegiatan penataan ruang masih sangat terbatas
• Umumnya tingkat partisipasi berada pada tingkatan ‘None’
• Umumnya masyarakat belum mempunyai kepedulian terhadap penataan ruang, hal ini juga seiring dengan pengetahuan masyarakat yang kurang atas penataan ruang
• Tingkat partisipasi semakin rendah seiring dengan semakin makro-nya lingkup penataan ruang
• Partisipasi dan pengetahuan yang cukup baik akan penataan ruang umumnya dilakukan/dimiliki oleh elit masyarakat atau yang mempunyai keterkaitan dengan program penataan ruang
• Sebagian besar masyarakat mewakilkan partisipasinya kepada elit masyarakat atau elit kelompok
Kesimpulan
• Ada peran yang cukup signifikan dari kelompok adat atau agama untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat
• Ada perbedaan tingkat dan kualitas partisipasi masyarakat yang pernah
mendapatkan pendampingan dan yang tidak mendapatkan pendampingan dari pihak ketiga
• Bentuk-bentuk partisipasi yang terjadi masih sebatas pada pemberian informasi atau usulan-usulan, terutama yang bersinggungan langsung dengan kegiatan ekonomi masyarakat
• Bentuk-bentuk partisipasi yang ada lebih untuk memenuhi kebutuhan formal karena tuntutan dalam proses penyusunan rencana.
• Harapan masyarakat cukup tinggi untuk ikut berpartisipasi, namun membutuhkan saluran, trigger, dan acuan yang lebih jelas.
Rekomendasi
• Peningkatan pemahaman dan pengetahuan masyarakat (khususnya masyarakat pesisir) mengenai penataan ruang
• Peningkatan sosialisasi kegiatan penataan ruang, terutama yang menawarkan partisipasi aktif masyarakat
• Pengembangan kelompok-kelompok masyarakat, terutama mengembangkan dan memperkuat peran kelompok adat atau agama yang sudah establish di daerah
• Pengembangan kerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat yang concern dengan isyu-isyu pembangunan, khususnya penataan ruang
• Pengembangan metode, tools, dan sistem partisipasi masyarakat dalam penataan ruang dan memperhatikan dengan tegas karakteritik masyarakat lokal
• Pengembangan inovasi dalam praktek-praktek perencanaan tata ruang sehingga bisa lebih flexible dan lebih mengakomodasi peranan masyarakat.