• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES PEMBENTUKAN TANAH KELAS V SD PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 20132014 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES PEMBENTUKAN TANAH KELAS V SD PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 20132014 SKRIPSI"

Copied!
205
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI PROSES PEMBENTUKAN TANAH

KELAS V SD PANGUDI LUHUR SEDAYU

TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Agnes Hari Setyaningsih

NIM. 101134209

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)

i

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM

PADA PEMBELAJARAN IPA

MATERI PROSES PEMBENTUKAN TANAH

KELAS V SD PANGUDI LUHUR SEDAYU

TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Agnes Hari Setyaningsih

NIM. 101134209

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini dipersembahkan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberi nafas segar untuk menjalani hidup sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

 Keluarga yang telah memberikan dukungan baik dalam doa, semangat dan materiil sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.

(7)

v

MOTTO

With God, all things are possible. (Mark 10:27)

Semua orang adalah nomor satu. Jadi jangan pernah meletakkan orang lain di hati kita sesuai dengan apa yang kita pikirkan, melainkan biarkan mereka berkembang dengan cara yang lebih membahagiakan karena tanpa disadari

kita juga turut dalam kebahagiaan itu. -Agnes Hari Setyaningsih-

Berikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Juli 2014 Penulis,

(9)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Agnes Hari Setyaningsih

Nomor Mahasiswa : 101134209

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Modul Prakrikum Pada pembelajaran IPA Materi Proses Pembentukan Tanah Kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2013/2014.

Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 12 Juli 2014 Yang menyatakan

(10)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM PADA IPA MATERI PROSES

PEMBENTUKAN TANAH KELAS V SD PANGUDI LUHUR SEDAYU

TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh :

Agnes Hari Setyaningsih NIM : 101134209

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (Research and Development atau R&D). Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk prototipe berupa bahan ajar IPA yang mengutamakan keterampilan proses yang dikemas dalam bentuk modul praktikum khususnya pada materi proses pembentukan tanah kelas V SD .

Pengembangan Modul Praktikum ini menggunakan 7 tahap yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk (Prototype), (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa bahan ajar prototipe yang berupa modul praktikum IPA dengan materi proses pembentukan tanah kelas V SD. Validasi dilakukan oleh pakar pembelajaran IPA, pakar Bahasa Indonesia, dan Guru IPA kelas V SD. Uji coba terdiri dari dua tahap : uji coba kelompok kecil oleh 7 siswa dan uji coba lapangan oleh 26 siswa. Data yang dikumpulkan dengan kuisioner dan wawancara. Data berupa hasil penilaian mengenai kualitas produk dan saran untuk merevisi produk yang selanjutnya dianalis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk modul praktikum yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V SD. Hal ini ditunjukkan oleh : (1) Penilaian dari pakar pembelajaran IPA termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata skor sebesar 4,79. (2) Pakar Bahasa Indonesia menilai sebesar 4, 97 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. (3) Guru IPA kelas V SD memberikan nilai sebesar 4,14 degan kriteriabaik. (4) Hasil uji coba kelompok kecil menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata skor sebesar 4,37, (6) Hasil uji coba lapangan menunjukkan bahwa produk bahan ajar yang dikembangkan dalam bentuk modul praktikum termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata skor sebesar 4,36.

(11)

ix ABSTRACT

DEVELOPMENT MODULE PRACTICUM IN CREATIVE LEARNING SCIENCE FORMATION PROCESS OF LAND CLASS V PANGUDI

LUHUR SEDAYU ELEMENTARY SCHOOL SCHOOL YEAR 2013/2014

By:

Agnes Hari Setyaningsih Student Number: 101134209

This study is an expansion of research (Research and Development or R & D). The main purpose of this study was to produce a prototype product in the form of learning materials that emphasizes skills Science process packed in a practicum module specifically on the creative process of formation of V-class elementary school.

This practicum module expansion using 7 levels: (1) the potential and problems, (2) data collection, (3) product design (Prototype), (4) validation, (5) revisions design, (6) the trial design, (7) revision of the design, to produce a final product design in the form of teaching materials in the form of prototype modules science experiment with the formation of soil material class V ES. The Validaty was done by science education specialists, experts in Indonesia, and science teacher class V ES. The subjects of this research were the students of Pangudi Luhur Sedayu Elementary School. There were two steps for the trial: small group trial done by 7 students and field trial done by 26 students. The data were collected by questiomaires and interviews. The data were the test results on product quality and suggestions to revise the products, the analyzed descriptively. The results showed that the product was developed qualified practicum module used in science education class V ES. It is shown by: (1) evaluation of science education experts, stated that it was the category very well with the average score 4.79. (2) experts in Indonesia stated that the display was 4, 97, which was included in the ccategory very well. (3) V-class science teacher stated that it was the category well with the average score 4.14. (4) the small group trial showed that the developed product was in the category of very well with the average score 4.37, (6) the field trial showed that the learning product that was developed was in the category of very well with the average score 4.36.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Modul Praktikum Pada Pembelajaran IPA Materi Proses Pembentukan Tanah Kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2013/2014 dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.B.S.T.MA. selaku Kepala Program Studi PGSD.

3. Dra. Maslichah As’yari. M. Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Wahyu Wido Sari, S. Si., M. Biotech, selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 6. Anastasia Sri Lestari, S. Pd, selaku kepala sekolah SD Pangudi Luhur St.

(13)

xi

7. Maria Korpriati, S. Pd, selaku guru kelas V SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

8. Theresia Suratri selaku guru kelas V SDN Pedes yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

9. Apri Damai SK, S. S., M. Pd selaku validator Bahasa Indonesia yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

10.Seluruh siswa kelas V SD Pangudi Luhur St. Aloysius Sedayu tahun ajaran 2013/2014 yang telah membantu selama penelitian berlangsung. 11.Orang tuaku Valentinus Sardjono dan Fransiska Wantinem yang setia

memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Adik-adikku dan kaka-kakakku yang selalu memberi semangat dalam tawanya.

13.Teman-temanku kelas C angkatan 2010, dan Chriyenelis Damayanti yang setia menemani, memberi semangat dan menyempatkan waktu untuk berbagi dan bertukar pikiran sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

14.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

15.Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 12 Juli 2014 Penulis

(14)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

1.5 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 7

1.6 Definisi Operasional ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ... 9

(15)

xiii

2.1.1.1.1 Modul Praktikum ... 9

2.1.1.1.2 Lembar Kerja Siswa ... 11

2.1.1.2 Pembelajaran ... 12

2.1.1.2.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 12

2.1.1.2.2 Ciri-ciri Pembelajaran ... 15

2.1.1.2.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran ... 15

2.1.1.3 Ilmu Pengetahuan Alam ... 18

2.1.1.3.1 Definisi dan Hakikat Pembelajaran IPA ... 18

2.1.1.3.2 Tujuan Pembelajaran IPA ... 21

2.1.1.3.3 Kedudukan Praktik dalam Pembelajaran IPA ... 22

2.1.1.3.4 Kompetensi Dasar ... 24

3.4.3 Instrumen Penelitian ... 38

3.4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

4.3.1 Data Validasi Pakar Pembelajaran IPA dan Revisi Produk ... 51

4.3.2 Data Validasi Pakar Bahasa Indonesia dan Revisi Produk ... 53

(16)

xiv

4.3.4 Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 55

4.3.5 Data Uji Coba Lapangan dan Revisi Produk ... 58

4.3.6 Analisi Data ... 73

4.3.6.1 Analisis Data Penilaian Pakar Pemelajaran IPA ... 73

4.3.6.2 Analisis Data Penilaian Pakar Bahasa Indonesia ... 74

4.3.6.3 Analisis Data Penilaian Guru IPA kelas V SD ... 75

4.3.6.4 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 76

4.3.6.5 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan ... 88

4.3.7 Kajian Produk Akhir ... 101

4.3.8 Pembahasan ... 104

BAB V PENUTUP ... 108

5.1 Kesimpulan ... 108

5.2 Keterbatasan Produk ... 109

5.3 Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111

LAMPIRAN ... 114

(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Analisis Kebutuhan ... 114

Lampiran 2. Hasil Survei Kebutuhan ... 115

Lampiran 3. Lembar Penilaian untuk Ahli Materi ... 116

Lampiran 4. Lembar Penilaian untuk Ahli Bahasa ... 120

Lampiran 5. Lembar Penilaian Perangkat Pembelajaran ... 124

Lampiran 6. Lembar Penilaian untuk Peserta Didik ... 126

Lampiran 7. Silabus ... 128

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 133

Lampiran 9. LKS 1 ... 140

Lampiran 10. LKS 2 ... 144

Lampiran 11. Soal Evaluasi ... 146

Lampiran 12. Lampiran Materi ... 147

Lampiran 13. Hasil Penilaian Pakar Pembelajaran IPA... 149

Lampiran 14. Hasil Penilaian Pakar Bahasa ... 152

Lampiran 15. Hasil Penilaian Guru Kelas V SD... 156

Lampiran 16. Hasil Penilaian Perangkat Pembelajaran ... 159

Lampiran 17. Contoh Penilaian Siswa Uji Coba Kelompok Kecil ... 161

Lampiran 18. Contoh Penilaian Siswa Uji Coba Lapangan ... 167

Lampiran 19. Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 173

Lampiran 20. Hasil Penilaian Uji Coba lapangan ... 174

Lampiran 21. Daftar Peresensi Uji Coba Kelompok Kecil ... 175

Lampiran 22. Daftar Presensi Uji Coba Lapangan ... 176

Lampiran 23. Surat Izin Penelitian... 177

Lampiran 24. Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 178

Lampiran 25. Foto Uji Coba Kelompok Kecil ... 179

(18)

xvi

Tabel 4.1 Komentar Pakar Pembelajaran IPA dan Revisi ... 51

Tabel 4.2 Komentar Guru IPA kelas V SD serta Revisi ... 52

Tabel 4.3 Contoh Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 56

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 57

Tabel 4.5 Contoh Penilaian Uji Coba Lapangan ... 59

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan ... 60

Tabel 4.7 Analisis Data Penilaian Pakar Pembelajaran IPA ... 73

Tabel 4.8 Analisis Data Penilaian Pakar Bahasa Indonesia ... 74

Tabel 4.9 Analisis Data Penilaian Guru IPA kelas V SD ... 75

Tabel 4.10 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 1 ... 76

Tabel 4.11 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 2 ... 78

Tabel 4.12 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 3 ... 79

Tabel 4.13 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 4 ... 80

Tabel 4.14 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 5 ... 81

Tabel 4.15 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 6 ... 82

Tabel 4.16 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 7 ... 83

Tabel 4.17 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 8 ... 84

Tabel 4.18 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 9 ... 85

Tabel 4.19 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 10 ... 86

Tabel 4.20 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Secara Keseluruhan ... 87

Tabel 4.21 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 1 ... 89

Tabel 4.22 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 2 ... 90

(19)

xvii

Tabel 4.24 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 4 ... 92

Tabel 4.25 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 5 ... 93

Tabel 4.26 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 6 ... 94

Tabel 4.27 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 7 ... 95

Tabel 4.28 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 8 ... 96

Tabel 4.29 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 9 ... 97

Tabel 4.30 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 10 ... 98

Tabel 4.31 Rekapitulas Uji Coba Lapangan ... 99

(20)

xviii

Gambar 4.8 Tampilan langkah kerja materi 1 sebelum revisi ... 62

Gambar 4.9 Tampilan langkah kerja materi 1 sesudah revisi ... 63

Gambar 4.10 Tampilan langkah kerja materi 1 sesudah revisi ... 63

Gambar 4.11 Tampilan langkah kerja materi 2 halaman 5 sebelum revisi ... 64

Gambar 4.12 Tampilan langkah kerja materi 2 halaman 5 sesudah revisi .... 64

Gambar 4.13 Tampilan langkah kerja materi 2 halaman 6 sebelum revisi ... 65

Gambar 4.14 Tampilan langkah kerja materi 2 halaman 6 sebelum revisi .. 65

Gambar 4.15 . Tampilan langkah kerja materi 2 halaman 7 sebelum revisi ... 66

Gambar 4.16 . Tampilan langkah kerja materi 2 halaman 7 sesudah revisi .... 66

Gambar 4.17 . Tampilan langkah kerja materi 3 percobaan 1 sebelum revisi ... 67

Gambar 4.18 . Tampilan langkah kerja materi 3 percobaan 1 sesudah revisi... 67

Gambar 4.19 . Tampilan langkah kerja materi 3 percobaan 2 sebelum revisi ... 68

Gambar 4.20 . Tampilan langkah kerja materi 3 percobaan 2 sesudah revisi... 68

Gambar 4.21 . Tampilan langkah kerja materi 4 sebelum revisi ... 69

(21)

xix

Gambar 4.22 (b) Tampilan langkah kerja materi 4 sesudah revisi ... 69

Gambar 4.23 . Tampilan langkah kerja materi 4 pada tabel sebelum revisi ... 70

Gambar 4.24 . Tampilan langkah kerja materi 4 pada tabel sesudah revisi .... 70

Gambar 4.25 . Tampilan langkah kerja materi 6 pada tabel sebelum revisi .... 71

Gambar 4.26 . Tampilan langkah kerja materi 6 pada tabel sesudah revisi ... 71

Gambar 4.27 . Tampilan langkah kerja materi 7 sebelum revisi ... 72

Gambar 4.28 . Tampilan langkah kerja materi 7 sesudah revisi ... 72

Gambar 4.29 Diagram batang penilaian pakar pembelajaran IPA ... 74

Gambar 4.30 Diagram batang penilaian pakar Bahasa Indonesia ... 75

Gambar 4.31 Diagram batang penilaian guru IPA kelas V SD... 76

Gambar 4.32 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 1 ... 77

Gambar 4.33 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 2 ... 78

Gambar 4.34 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 3 ... 79

Gambar 4.35 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 4 ... 80

Gambar 4.36 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 5 ... 81

Gambar 4.37 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 6 ... 82

Gambar 4.38 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 7 ... 83

Gambar 4.39 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 8 ... 85

Gambar 4.40 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 9 ... 86

Gambar 4.41 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 10 ... 87

Gambar 4.42 Diagram batang rekapitulasi penilaian uji coba kelompok kecil item 10 ... 88

Gambar 4.43 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 1 ... 89

Gambar 4.44 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 2 ... 90

Gambar 4.45 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 3 ... 91

Gambar 4.46 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 4 ... 92

Gambar 4.47 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 5 ... 93

Gambar 4.48 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 6 ... 94

Gambar 4.49 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 7 ... 95

Gambar 4.50 Diagram batang penilaian uji coba kelompok kecil item 8 ... 96

(22)

xx

(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan (1) Latar belakang masalah, (2) Rumusan masalah, (3) Tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Spesifikasi produk yang diharapkan, dan (6) Definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

(24)

2

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau yang lebih dikenal dengan pelajaran IPA merupakan suatu mata pelajaran yang berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, 2007:189). Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari dan mengembangkan diri-sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA harus terus digali untuk memperoleh fakta dan konsep yang baru, sehingga proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Oleh karena itu, pembelajaran IPA lebih baik jika melaksanakan pembelajaran praktek daripada teori. Pelaksanaan pembelajaran tersebut perlu adanya pengemasan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa di berbagai aspek, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hal ini sejalan dengan empat pilar pendidikan universal yang telah dirumuskan oleh UNESCO (Asy‟ari : 2006) yaitu

learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together yang menjadikan siswa harus banyak menggali kemampuan dirinya untuk dikembangkan.

(25)

3

Paolo dan Marten dalam Samatowa (2011 : 5) yakni : (1) mengamati, (2) mencoba memahami apa yang diamati, (3) mempergunakan pengetahuan baru untuk mencoba meramalkan apa yang terjadi, dan (4) menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut terbukti benar. Dalam proses pembelajaran kiranya juga memperhatikan kondisi pembelajaran, dimana pembelajaran yang berlangsung haruslah kondusif. Pembelajaran yang kondusif ini dalam arti pembelajaran harus bersifat aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan.

Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberikan peluang serta kewenangan kepada sekolah khususnya guru untuk lebih mandiri dan kreatif dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas, termasuk dalam berkreasi memanfaatkan media pembelajaran guna mendukung tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, peranan guru sangat penting dalam menciptakan bentuk pembelajaran yang sesuai dan situasi yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satunya cara yang dapat digunakan guru adalah dengan lakukan praktikum.

(26)

4

peserta didik dalam memahami kompetesi konsep pada materi IPA secara mandiri.

(27)

5

Dari hasil wawancara tersebut, peneliti menarik kesimpulan bahwa modul praktikum diperlukan guna mengembangkan pengetahuan siswa yang sesuai dengan materi ajar secara maksimal. Dengan dibuatnya modul praktikum mata pelajaran IPA yang sederhana dan menarik maka akan membantu guru dalam menyampaikan materi ajar serta sikap apa yang perlu dikembangkan pada aspek keterampilan proses, khususnya pada materi proses pembentukan tanah. Alasan peneliti memilih materi proses pembentukan tanah karena peneliti dan guru merasa bahwa materi tersebut sangat sulit dimengerti oleh siswa. Selain itu, guru merasa siswa mengalami kesulitan pada materi ini.

Melihat masalah tersebut maka peneliti akan membuat modul praktikum materi proses pembentukan tanah pada kelas V semester genap dimana di dalam modul praktikum tersebut menekankan pada aktivitas siswa pada proses pembelajarannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana langkah-langkah atau prosedur pengembangan modul praktikum pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi proses pembentukan tanah siswa kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2013/2014?

(28)

6

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian pengembangan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Menentukan langkah-langkah atau prosedur pengembangan modul praktikum pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi proses pembentukan tanah siswa kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2013/2014.

b. Mengetahui kualitas pengembangan modul praktikum pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi proses pembentukan tanah siswa kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2013/2014.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang positif bagi peneliti untuk mengembangkan dunia pendidikan khususnya dalam hal Pengembangan Modul Praktikum Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Proses Pembentukan Tanah Kelas V di SD Pangudi Luhur Sedayu.

1.4.2 Manfaat Praktis a. Sekolah

(29)

7 b. Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi serta masukan bagi guru, khususnya di kelas V SD agar dapat memilih, mengembangkan, serta menggunakan modul praktikum yang kreatif, menyenangkan, menarik perhatian siswa, mudah pelaksanaannya, dan terjangkau.

c. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan baru bagi siswa sehingga dapat meningkatkan minat serta motivasi siswa dalam belajar dan mempermudah siswa untuk memahami materi sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajarnya.

1.5 Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini berupa modul praktikum untuk pembelajaran IPA. Hasil produk pengembangan berupa modul praktikum yang berisikan materi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pokok bahasan proses pembentukan tanah. Dalam pembuatan modul praktikum ini, peneliti akan membahas tentang materi proses pembentukan tanah yang terdiri dari tanah, batuan dan proses pembentukan tanah melalui pelapukan. Dalam hal ini, peneliti akan memberikan petunjuk-petunjuk praktikum untuk memahami materi tersebut.

1.6 Definisi Operasional

(30)

8

b. Modul adalah unit kecil dari suatu pelajaran yang dapat beroperasi sendiri (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002 : 662).

c. Praktikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar peserta didik mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002 : 762).

d. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja (Sugandi, dkk, 2000: 25).

(31)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan (1) Kajian pustaka, dan (2) Kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang Mendukung

2.1.1.1Bahan Ajar

2.1.1.1.1 Modul Praktikum

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, modul adalah unit kecil dari suatu pelajaran yang beroperasi sendiri (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002 : 662). Sebuah modul terdiri dari dua komponen, yakni modul untuk siswa dan modul untuk guru. Modul untuk siswa, berisi kegiatan belajar yang dilakukan siswa dan modul Untuk Guru, berisi petunjuk guru, tes akhir modul, dan kunci jawaban tes akhir modul. Adapun Karakteristik Modul sebagai berikut : (a) Dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri, (b) Program pembelajaran yang utuh dan sistematis, (c) Mengandung tujuan, bahan/kegiatan dan evaluasi, (d) Disajikan secara komunikatif, dua arah, (e) Diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran pengajar, (f) Cakupan bahasan terfokus dan terukur, dan (g) Mementingkan aktifitas belajar pemakai.

(32)

10

Selanjutnya, pada struktur kegiatan belajar meliputi tujuan, materi pokok, uraian materi yang berisi penjelasan yang berupa contoh, ilustrasi, aktivitas, tugas dan rangkuman, dan tes mandiri. Bentuk aktivitas belajar, antara lain berupa aktivitas mental atau pikiran, aktivitas membaca dan menulis, serta aktivitas melakukan tindakan lain yang bersifat memotivasi untuk melakukan kegiatan, penelitian, praktikum, demonstrasi, maupun tugas pekerjaan rumah. Yang terakhir yakni penutup, yang berisi : (1) salam, rangkuman, aplikasi, tindak lanjut, kaitan dengan modul berikutnya, (2) daftar kata penting, (3) daftar pustaka, dan (4) kunci tes mandiri, jika diperlukan.

Modul yang baik tentunya memperhatikan kecermatan, ketepatan, kecukupan materi yang diperlukan, keterbacaannya modul, bahasa, ilustrasi dan perwajahan dari modul tersebut. Bahasa dalam modul sangat diperhatikan. Dalam sebuah modul baik jika menggunakan bahasa yang komunikatif dan menggunakan sapaan akrab yang menyentuh secara pribadi (kata ganti). Pemilihan kalimat dalam modul haruslah sederhana, pendek, dan menghindari pemakaian istilah yang sangat asing dan terlalu teknis. Pemakaian bahasa dalam modul baiknya menghindari penggunaan kalimat pasif dan negatif ganda, dan bila ada pertanyaan haruslah pertanyaan retorik. Penyajian materi dalam modul, disajikan secara naratif, deskriptif, argumentatid dan ilustratif sehingga modul terkesan sebagai bahan yang hidup dan menarik bagi pemakainnya.

(33)

11

mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002 : 762).

Jadi berdasarkan dua pengertian diatas, definisi dari modul praktikum adalah unit kecil dari suatu pelajaran yang beroperasi sendiri, yang digunakan dalam pembelajaran dengan tujuan agar peserta didik mendapatkan kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori. Modul praktikum merupakan komponen penting dalam suatu proses praktikum, dalam bidang apapun. Adapun komponen modul praktikum secara umum adalah, judul, tujuan, materi pokok bahasan, percobaan dan tugas.

2.1.1.1.2 Lembar Kerja Siswa

LKS adalah selembar kertas untuk (1) menyusun skema pemecahan masalah atau membuat desain, (2) mencatat data hasil pengamatan, dan (3) lembar diskusi/latihan kerja siswa. Dahar (1992) menyatakan bahwa LKS adalah lembar kerja yang berisikan informasi dan interaksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu aktifitas belajar, melalui praktek atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai tujuan intruksional.

(34)

12

kegiatan siswa berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas-tugas yang yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori dan atau praktik.

LKS untuk SD biasanya sederhana dan bergambar. Hal itu disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak yang masih bersifat operasional konkrit. Untuk siswa sekolah menengah, LKS lebih abstrak sesuai dengan tingkat perkembangan mental mereka yang menurut Piaget sudah mampu berfikir formal.

Adapun langkah-langkah penulisan LKS sebagai berikut : (1) Melakukan analisis kurikulum; SK, KD, indikator dan materi pembelajaran. (2) Menyusun peta kebutuhan LKS. (3) Menentukan judul LKS. (4) Menulis LKS. (5) Menentukan alat penilaian. Sedangkan sruktur LKS secara umum adalah (1) Judul, mata pelajaran, semester, tempat. (2) Petunjuk belajar. (3) Kompetensi yang akan dicapai. (4) Indikator. (5) Informasi pendukung. (6) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, dan (7) penilaian.

Perbedaan antara LKS dengan modul yaitu LKS dibuat oleh perusahaan dan dikonsumsi untuk umum semua sekolah. Jika modul dibuat guru diperuntukan kepada siswanya karena tidak semua sekolah memiliki standar dan daya tangkap pengetahuan yang sama sehingga guru membuat bahan ajar berupa modul.

2.1.1.2Pembelajaran

2.1.1.2.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran

(35)

13

kegiatan membaca atau mengingat saja. Belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan seseorang yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Belajar bukanlah sekedar peristiwa mengumpulkan pengetahuan. Banyak pengertian-pengertian tentang belajar terutama belajar di sekolah, untuk memperoleh pengertian yang objektif maka perlu dirumuskan secara jelas pengertian dari belajar.

Slameto (2003 : 2) mengungkapkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selaras dengan pendapat diatas, Hakim (2000 : 1) juga menyakini bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut tampak dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan akan kecapakan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain. Haryanto dan Suryono (2011 : 9) menambahakan bahwa dalam belajar seseorang berproses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.

(36)

14

Dalam melaksanakan pembelajaran tentunya banyak faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran tersebut. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran dibedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar individu tersebut (Slameto, 2003: 54). Yang termasuk faktor internal, meliputi: (a) faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh), (b) faktor psikologis (intelligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan), dan (c) faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan rohani). Sedangkan yang termasuk dalam faktor eksternal, meliputi: (a) faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan), (b) faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, standar pelajajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah), dan (c) faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

(37)

15

2.1.1.2.2 Ciri–ciri Pembelajaran

Sugandi, dkk (2000: 25) mengemukakan bahwa ciri-ciri dari suatu pembelajaran, antara lain:

a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis. b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam

belajar.

c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.

d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.

e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.

f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.

2.1.1.2.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran

Sugandi, dkk (2000: 27) mengemukakan bahwa suatu pembelajaran mempunyai prinsip-prinsip, antara lain:

a. Kesiapan Belajar

(38)

16

mengurangi akibat dari kondisi tersebut dengan berbagai upaya pada saat membelajarkan siswa.

b. Perhatian

Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu obyek. Belajar sebagai suatu aktifitas yang kompleks membutuhkan perhatian dari siswa yang belajar. Oleh karena itu, guru perlu mengetahui barbagai kiat untuk menarik perhatian siswa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

c. Motivasi

Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif, saat orang melakukan aktifitas. Motivasi dapat menjadi aktif dan tidak aktif. Jika tidak aktif, maka siswa tidak bersemangat belajar. Dalam hal seperti ini, guru harus dapat memotivasi siswa agar siswa dapat mencapai tujuan belajar dengan baik.

d. Keaktifan Siswa

Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sehingga siswa harus aktif. Dengan bantuan guru, siswa harus mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya .

e. Mengalami Sendiri

(39)

17

sendiri, akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang lebih mendalam.

f. Pengulangan

Untuk mempelajari materi sampai pada taraf insight, siswa perlu membaca, berfikir, mengingat, dan latihan. Dengan latihan berarti siswa mengulang-ulang materi yang dipelajari sehingga materi tersebut mudah diingat. Guru dapat mendorong siswa melakukan pengulangan, misalnya dengan memberikan pekerjaan rumah, membuat laporan dan mengadakan ulangan harian.

g. Materi Pelajaran yang Menantang

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh rasa ingin tahu. Dengan sikap seperti ini motivasi anak akan meningkat. Rasa ingin tahu timbul saat guru memberikan pelajaran yang bersifat menantang atau problematis. Dengan pemberian materi yang problematis, akan membuat anak aktif belajar.

h. Balikan dan Penguatan

Balikan atau feedback adalah masukan penting bagi siswa maupun bagi guru. Dengan balikan, siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam suatu hal, dimana letak kekuatan dan kelemahannya. Balikan juga berharga bagi guru untuk menentukan perlakuan selanjutnya dalam pembelajaran.

(40)

18

suatu perbuatan belajar. Dengan penguatan diharapkan siswa mengulangi perbuatan baiknya tersebut.

i. Perbedaan Individual

Masing-masing siswa mempunyai karakteristik baik dari segi fisik maupun psikis. Dengan adanya perbedaan ini, tentu minat serta kemampuan belajar mereka tidak sama. Guru harus memperhatikan siswa-siswa tertentu secara individual dan memikirkan model pengajaran yang berbeda bagi anak didik yang berbakat dengan yang kurang berbakat.

2.1.1.3Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

2.1.1.3.1 Definisi dan Hakekat Pembelajaran IPA

(41)

19

eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.

Sedangkan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau yang lebih dikenal dengan pelajaran IPA merupakan suatu mata pelajaran yang berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Kurikulum Tingkat Satuan Pendi dikan, 2007: 189). Menurut Iskandar (2004: 1-4) IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah sebagai penyelidikan yang teroganisir untuk mencari pola atau ketentuan dalam alam. Menurut Laksmi dalam Trianto, (2010:142) menambahkan, bahwa hakekatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Secara lebih jelas adalah sebagai berikut:

1. IPA sebagai Produk

(42)

20

yang lebih luas (paling tinggi) dari fakta, konsep, prinsip, dan hukum yang saling berhubungan. Teori dapat berubah jika ada bukti-bukti yang berlawanan dengan teori tersebut. Sedangkan Marsetio Donoseputro dalam Trianto, (2010:137), mengemukakan Bahwa IPA sebagai produk, berarti produk dalam IPA adalah hasil dari proses. Proses disini berarti segala kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun pengetahuan yang baru. Jadi adanya produk IPA berasal dari adanya proses dalam IPA.

2. IPA sebagai Proses

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses merupakan IPA yang bukan hanya kumpulan pengetahuan, fakta-fakta, pengetahuan tentang benda-benda dan makhluk-makhluk hidup tetapi merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah. Keterampilan proses IPA dipakai dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan berbagai macam masalah dialam. Iskandar (2001:1) juga berpendapat bahwa IPA sebagai proses dapat diartikan bahwa proses dalam mendapatkan IPA yaitu memahami bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan memahami bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk mewujudkannya.

3. IPA sebagai sikap Ilmiah

(43)

21

memecahkan masalah baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan. Contoh sikap ilmiah adalah jujur, teliti, terbuka untuk mempertimbangkan pendapat atau gagasan orang lain, tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan dan selalu ingin tahu atau menyelediki.

2.1.1.3.2 Tujuan Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA bertujuan untuk membantu setiap orang agar mempunyai sikap ilmiah. Beberapa sikap ilmiah (Iskandar, 2001:12) adalah sebagai berikut:

1. Objektif terhadap fakta

Tidak dicampuri oleh perasaan dalam mengungkapkan sesuatu dengan fakta dan tidak dibuat-buat.

2. Tidak tergesa-gesa dalam memngambil kesimpulan sebelum ada banyak bukti yang menguatkan data.

3. Berhati terbuka yaitu mempertimbangkan penemuan orang lain walupun pendapat orang lain bertentangan dengan peneluan diri sendiri.

4. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat. 5. Bersifat hati-hati.

6. Ingin menyelidiki.

Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP, 2006), yaitu:

(44)

22

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemehaman konsep IPA yang bermanfaat dan diterapkan dalam kehidupan.

3. Mengembangkan sikap ingin tahu, sikap positif dan kesadaran akan adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, tehnologi, lingkungan dan masyarakat.

4. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturanya sebagai salah satu ciptaan Tuhana.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan IPA di SMP.

2.1.1.3.3 Kedudukan Praktik dalam Pembelajaran IPA

(45)

23

ilmiah. Keempat, praktikum menunjang materi pelajaran. Keterampilan proses IPA sendiri meliputi: mengamati, menafsirkan, mengklasifikasikan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep,merencanakan percobaan, berkomunikasi dan mengajukan pertanyaan. Arifin et al. (2003) mengemukakan bahwa metode praktikum merupakan penunjang kegiatan proses belajar untuk menemukan prinsip tertentu atau menjelaskan tentang prinsip-prinsip yang dikembangkan.

Kegiatan praktikum akan memberikan makna apabila kegiatan tersebut direncanakan dengan baik, memberi kesempatan untuk memilih prosedur alternatif, merancang eksperimen, mengumpulkan data dan menginterpretasikan data yang diperoleh. Untuk dapat melaksanakan praktikum dengan tuntutan tersebut diperlukan keterampilan berpikir atau intelektual skill. Untuk mengembangkan keterampilan tersebut dalam praktikum, siswa perlu menggunakan prosedur yang logis dan strategis (Arifin et al., 2003).

Menurut Arifin (2003), keuntungan menggunakan metode eksperimen atau praktikum adalah sebagai berikut:

1. Dapat menggambarkan keadaan yang konkret tentang suatu peristiwa 2. Siswa dapat mengamati proses.

3. Siswa dapat mengembangkan keterampilan inkuiri. 4. Siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah.

(46)

24

2.1.1.3.4 Kompetensi Dasar

Kompetensi pada pelajaran IPA yang ingin dicapai siswa adalah mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan dan mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Semua batuan berasal dari magma yang keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi (Hermana, 2009). Batuan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

1. Batuan Beku

Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari proses pembentukan magma yang mengalir ke permukaan bumi yang mendingin dan membeku. Batuan beku memiliki ciri-ciri pada umumnya berkristal lebih dari satu warna dan berkilauan jika terkena cahaya. Jenis-jenis batuan ini adalah batu granit, basalt, andesit, batu apung , dan obsidian. 2. Batu Endapan Atau Batu Sedimen

(47)

25 3. Batuan Malihan Atau Metamorf

Batuan malihan atau metamorf adalah batuan beku dan endapan yang mengalami perubahan. Perubahan itu akibat dari pengaruh temperatur yang sangat tinggi oleh proses alam. Jenis batuan ini adalah batuan marmer, sekismika, batu sabak, dan geneis.

Proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan. Pelapukan terbagi dalam tiga jenis yaitu (Hermana, 2009) :

1. Pelapukan fisika. Pelapukan yang disebabkan oleh pengaruh iklim, cuaca, suhu, angin, dan air.

2. Pelapukan kimia. Pelapukan ini terjadi karena proses kimia.

3. Pelapukan biologi. Pelapukan terjadi karena adanya aktivitas tumbuh tumbuhan, hewan, dan manusia.

Tanah berbentuk lapisan-lapisan, Hermana membaginya sebagai berikut : 1. Tanah lapisan atas (tanah humus). Tanah yang berisi pelapukan tanaman

dan makhluk hidup. Tanah banyak mengandung humus, gembur, mengandung oksigen dan berwarna kehitam-hitaman.

2. Tanah lapisan bawah (tanah liat). Tanah ini kurang mengandung humus, sedikit padat, keras, dan berwarna lebih cerah. Lapisan tanah ini sulit dilalui air karena bersifat lengket dan padat.

(48)

26

4. Tanah lapisan batuan dasar. Tanah ini mengandung banyak batu-batuan dari berbagai jenis. Lapisan ini merupakan asal terbentuknya tanah.

Proses pembentukan tanah terjadi akibat adanya pelapukan batuan yang menjadi butiran-butiran halus atau debu. Butiran halus atau debu yang semakin banyak dan menumpuk akhrinya berbentuk lapisan-lapisan menjadi tanah.

Menurut butiran-butiran penyusunnya, tanah terdiri atas batu, kerikil, pasir, lumpur, tanah liat, serta debu. Batu kerikil merupakan penyusun tanah yang terbesar ukurannya. Butiran pasir berukuran lebih kecil daripada kerikil. Butiran lumpur lebih kecil daripada pasir dan bercampur dengan air. Butiran tanah liat lebih kecil daripada butiran lumpur. Butiran tanah yang paling kecil adalah debu. Butiran debu ini sangat halus dan ringan sehingga mudah diterbangkan angin.

Penyusun tanah sangat erat kaitannya dengan daya peresapan air. Tanah yang mengandung banyak debu atau butiran-butiran tanah liat sukar dilalui air. Sebaliknya, tanah yang mengandung banyak pasir mudah dilalui air.

a. Tanah Berhumus

Tanah ini mengandung banyak humus dan berwarna gelap. Tanah berhumus merupakan tanah yang paling subur.

b. Tanah Berpasir

(49)

27 c. Tanah Liat

Tanah liat sangat sulit dilalui air. Tanah ini sangat lengket dan mudah dibentuk ketika basah. Oleh karena itu, tanah liat sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan batu bata dan gerabah.

d. Tanah Berkapur

Tanah ini mengandung bebatuan. Tanah jenis ini sangat mudah dilalui air dan mengandung sedikit sekali humus. Oleh karena itu, tanah berkapur tidak begitu subur.

2.1.2 Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu:

Pertama, penelitian yang berjudul “Pengembangan Modul Praktikum Fisika Berbahasa Inggris Pokok Bahasan Pengukuran Besaran Panjang”, yang ditulis oleh Thihrah Fitriani dari IKIP PGRI Semarang (Fitriani, 2012). Dalam penelitian ini diutarakan bahwa tujuan dari penelitian ini yaitu, modul praktikum dengan bahasa Inggris ini membantu mahasiswa fisika mempelajari materi fisika dalam literatur bahasa Inggris, sekaligus memberikan keleluasaan bagi mahasiswa pendidikan fisika dalam melakukan praktikum karena dalam modul praktikum tersebut juga dicantumkan key word (kata kunci)nya. Berdasarkan hasil angket dan analisis didapatkan modul tersebut layak dengan kualifikasi valid dengan ahli fisika 82,6%, ahli bahasa Inggris 100% dan uji coba kelompok besar 95,65%.

(50)

28

Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal”, yang ditulis oleh Intan Reni Wulandari (Wulandari, 2013). Metode penelitian yang digunakan yaitu R&D, yang mengembangkan produk berupa bahan ajar. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan prosedur pengembangan dan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Kegiatan Hasil validasi menunjukkan bahwa kualitas bahan ajar yang dikembangkan menurut pakar pembelajaran Bahasa Indonesia memperoleh skor 3,74 dengan kategori “baik”, validasi pakar pendidikan karakter memperoleh skor 4,03 dengan kategori “baik”, validasi oleh dua orang guru

Bahasa Indonesia kelas IV SD memperoleh skor 4,34 dan 4,66 dengan kategori “sangat baik”, dan validasi lapangan oleh sepuluh siswa kelas IV SDN II

Prambanan Klaten memperoleh skor 4,56 dengan kategori “sangat baik”. Dari keseluruhan hasil validasi tersebut diperoleh rerata skor 4,26 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Dengan demikian, kualitas bahan ajar yang dikembangkan

sudah layak untuk digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan mendengarkan kelas IV semester gasal.

(51)

29

Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang relevan

2.2 Kerangka Berpikir

Sebagai seorang pengajar guru tidak hanya bertugas untuk mengajar siswa-siswanya, namun juga harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang menarik. Perangkat pembelajaran tersebut diantaranya adalah silabus, RPP, dan media pembelajaran. Kreativitas guru dalam merancang perangkat pembelajaran sangat berpengaruh pada tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Penelitian ini memilih siswa kelas V sebagai subyek penelitian. Peneliti memilih kelas V karena dalam penyampaian pembelajaran yang dilakukan di kelas masih kurang membangkitkan semangat siswa serta belum dapat memfokuskan siswa ketika mengikuti pembelajaran IPA. Permasalahan yang diangkat mengenai

Pengembangan Modul Praktikum Fisika Berbahasa Inggris Pokok Bahasan

Pengukuran Besaran Panjang

Menghasilkan produk berupa modul praktikum berbahasa Inggris untuk membantu mahasiswa fisika mempelajari

materi Fisika dalam literatur bahasa Inggris.

Penelitian I Thihrah Fitriani

Penelitian II Intan Reni Wulandari

Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Mendengarkan Pada Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal

Menghasilkan produk berupa bahan ajar yang terintregrasi dengan pendidikan karakter untuk ketrampilan mendengar..

Pengembangan modul praktikum pada pembelajaran IPA materi proses

(52)

30

pembelajaran yang dilakukan guru yang hanya menjelaskan materi kemudian diselingi dengan tanya jawab. Selain itu, belum banyak media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran IPA, terlebih modul praktikum. Guru dalam menjelaskan materi bersumber dari buku paket, sedangkan siswanya menggunakan LKS sebagai lembar kerja ataupun tugas.

(53)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III berisi paparan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu, (1) jenis penelitian, (2) prosedur pengembangan, (3) uji coba produk yang terdiri dari, (a) desain uji coba, (b) subjek uji coba, (c) instrumen penelitian, (d) teknik pengumpulan data, dan (e) teknik analisis data. Metode penelitian tersebut akan dijelaskan pada paparan di bawah ini:

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan, yang biasanya lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and Development). Research and Development merupakan sebuah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, yang nantinya produk tersebut akan diuji keefektifannya (Sugiyono, 2010:407). Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan berupa modul praktikum untuk pedoman dalam melaksanakan kegiatan praktikum pada materi proses pembentukan tanah untuk kelas V semester genap SD Pangudi Luhur Sedayu.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Subyek Penelitian

(54)

32

3.2.2 Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih SD Pangudi Luhur Sedayu yang beralamat di Gubug, Argosari, Sedayu, Bantul sebagai tempat penelitian.

3.2.3 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah pengembangan modul praktikum pada pembelajaran IPA materi proses pembentukan tanah untuk siswa kelas V semester genap SD Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2013/2014.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan selama tujuh bulan, terhitung mulai dari bulan Oktober 2013 sampai Mei 2014.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

(55)

33

No. Kegiatan

Bulan

Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun

7 Penyusunan laporan

3.3 Prosedur Pengembangan

(56)

34

Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan

Tahap I

Kajian Standar Kompetensi dan Materi Pembelajaran

Tahap III

Memproduksi Modul Praktikum Pembelajaran IPA

Konsep Pengumpulan Validasi dan Revisi Produk

Revisi Produk III

Prototype Pengembangan Modul Praktikum mata pelajaran IPA untuk kelas V SD Semester Genap Materi Proses Pembentukan Tanah

Pakar Pembelajaran IPA

Validasi Lapangan Analisis III Validasi II Validasi Kelompok kecil Analisis

II Tahap II

Analisis Kebutuhan & Pengembangan Program Pembelajaran

(57)

35

Produk final berupa modul praktikum untuk pedoman dalam melaksanakan kegiatan praktikum pada materi proses pembentukan tanah untuk kelas V semester genap. Ketujuh langkah tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

3.3.1 Potensi dan masalah

Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada siswa dan melakukan wawancara langsung kepada guru kelas V di SD Pangudi Luhur Sedayu. Penyebaran kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa membutuhkan sebuah modul praktikum guna mempermudah siswa dalam belajar. Sedangkan wawancara, bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan menyangkut ketersediaan modul praktikum yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Modul praktikum yang akan dikembangkan, disusun sesuai dalam upaya mencapai tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum KTSP. Selain itu analisis potensi dan masalah juga meliputi analisis siswa dan analisis tugas.

3.3.2 Pengumpulan Data

(58)

36

modul praktikum dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet, mengumpulkan bahan dari berbagai sumber.

3.3.3 Desain Produk

Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal bahan ajar. Desain awal dilakukan dengan menentukan kompetensi dasar dan standar kompetensi serta menentukan indikator dan tujuan yang akan dicapai. Langkah selanjutnya ialah menentukan isi, cakupan bahan ajar, urutan isi dari bahan ajar yang akan dibuat dan karakter apa yang akan dikembangkan. Dalam tahap ini peneliti akan menentukan strategi pengajaran yang akan digunakan untuk menyampaikan bahan ajar yang dikembangkan, lalu menentukan evaluasi instrumen pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tahap berikutnya adalah mengumpulkan bahan yang akan digunakan untuk pembuatan modul praktikum. Modul praktikum akan disusun secara sistematis berdasarkan desain yang telah dirancang

3.3.4 Validasi Desain

Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan modul praktikum.

Produk berupa modul praktikum yang telah dikembangkan akan divalidasi oleh 1 pakar tata bahasa Indonesia, 1 pakar Pendidikan Sains dan 1 guru IPA kelas V. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian terhadap produk yang dikembangkan dari para pakar. Dari kritik dan saran tersebut akan diketahui kelebihan dan kekurangan produk yang dikembangkan serta perbaikan yang harus dilakukan.

(59)

37

3.3.5 Revisi Desain

Setelah mendapatkan kritik dan saran, maka tahap selanjutnya adalah melakukan revisi produk yang dibuat berdasarkan hasil validasi pakar. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang sudah divalidasi oleh pakar.

3.4 Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan untuk mengumpulkan data dalam menentukan kualitas modul praktikum. Data yang diperoleh berasal dari validasi produk pakar tata bahasa indonesia, pakar Pendidikan Sains, dan guru IPA kelas V digunakan untuk memperbaiki dan penyempurnaan produk bahan ajar. Setelah divalidasi, produk diujicobakan kepada siswa kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu semester genap. Uji coba produk tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan kualitas produk yang telah dikembangkan peneliti.

3.4.1 Desain Uji Coba

(60)

38

kompetensi dasar “Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan

dan mengidentifikasi jenis-jenis tanah”.

3.4.2 Subyek Uji Validasi Lapangan

Subyek uji validasi lapangan dalam penelitian pengembangan ini adalah 26 siswa kelas V semester genap SD Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2013/2014.

3.4.3 Instrumen Penelitian

Pada penelitian pengembangan ini peneliti menggunakan daftar pertanyaan wawancara dan kuisioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan terhadap modul praktikum IPA , wawancara tersebut dilakukan dengan guru kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu.

Lembar kuisioner berisi pernyataan yang disusun berdasarkan indikator bahan ajar yang baik untuk melakukan validasi modul praktikum yang dibuat oleh peneliti. Lembar kuisioner tersebut diisi oleh 1 pakar Bahasa Indonesia, 1 pakar Pendidikan Sains, 1 guru IPA kelas V dan 10 siswa kelas V. Hasil validasi melalui kuisioner dapat digunakan sebagai masukan untuk melakukan revisi atas modul pembelajaran yang dibuat.

3.4.4 Teknik Pengumpulan Data

(61)

39

3.4.5 Teknik Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. a. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa komentar yang dikemukakan oleh pakar pembelajaran IPA/Sains, guru, dan siswa. Data dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan. Jumlah item pada kuisioner adalah 10 item.

b. Data Kuantitatif

Data berupa skor dari komentar pakar pembelajaran IPA/Sains, guru, dan siswa. Data dianalisis sebagai dasar dari kuesioner diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap bahan ajar yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2008:101) sebagai berikut:

Tabel 3.2 Konversi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

X > ̅i + 1,80 Sbi Sangat baik

̅i + 0,60 SBi< X ≤ ̅i + 1, 80Sbi Baik ̅i–0,60 SBi < X ≤ ̅i + 0,60Sbi Cukup ̅i–1,80 SBi < X ≤ ̅i– 0,60Sbi Kurang

(62)

40 Keterangan:

Rerata ideal ( ̅i) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Simpangan baku ideal (SBi) : (skor maksimal ideal - skor minimal ideal) X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal ( ̅i) : (5+1) = 3

Simpangan baku ideal (SBi) : (5-1) = 0,67 Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawaban:

Kategori sangat baik = X > ̅i + 1,80 SBi = X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21) = X > 4,21

(63)

41

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Lima

Interval Skor Kriteria

X > 4,21 Sangat Baik

3,40 < X ≤ 4,21 Baik

2,60 < X ≤ 3,40 Cukup

1,79 < X ≤ 2,60 Kurang

(64)

42

(65)

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini akan dipaparkan hasil analisis kebutuhan bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, deskripsi produk awal dan hasil uji coba produk serta revisi produk yang dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian dan pembahasannya akan dipaparkan sebagai berikut :

4.1 Analisis Kebutuhan

Berdasarkan langkah-langkah pengembangan pada bab III, maka langkah awal dalam melakukan penelitian pengembangan ini adalah melakukan analisis kebutuhan akan bahan ajar berupa modul praktikum IPA. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan guru kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan menyangkut ketersediaan modul praktikum yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Modul praktikum yang akan dikembangkan, disusun sesuai dalam upaya mencapai tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

4.1.1 Hasil Wawancara

(66)

44

Pertama, ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang pemahaman guru terkait keterampilan proses, guru menjawab bahwa keterampilan proses atau sikap ilmiah merupakan keterampilan anak untuk memahami, mencoba, melihat, mendemonstrasikan secara langsung. Guru tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai keterampilan proses atau sikap ilmiah dengan lebih jelas. Kedua, peneliti bertanya tentang pentingnya keterampilan proses sains dan sikap ilmiah dikembangkan pada anak SD. Beliau menjawab bahwa keterampilan proses sains dan sikap ilmiah itu perlu sekali dikembangkan pada diri anak, karena sangat dibutuhkan sebagai konsep pemahaman anak dan juga belajar IPA harus disertai dengan melihat dan mencoba.

Ketiga, pertanyaan tentang pemahaman guru terkait dengan bagimana cara meningkatkan keterampilan proses sains atau sikap ilmiah, guru menjawab bahwa setiap kali pembelajaran IPA anak diajak untuk belajar secara langsung atau praktik. Keempat, peneliti bertanya tentang usaha yang dilakukan guru dalam meningkatkan keterampilan proses sains atau sikap ilmiah pada siswa, beliau mengatakan kadang-kadang beliau mengajak siswa belajar dengan cara praktik.

(67)

45

Keenam, pertanyaannya tentang usaha untuk mengembangkan bahan ajar berupa modul praktikum guna menekankan keterampilan proses pada pembelajaran dan mengembangkan siakp ilmiah. Guru menjelaskan bahwa selama ini menerapkan keterampilan proses secara langsung saat proses pembelajarannya berlangsung tanpa membuat modul praktikum dahulu. Ketujuh, pertanyaan tentang kebutuhan modul praktikum untuk mata pelajaran IPA. Guru menjawab bahwa sebagai seorang guru sangat membutuhkan modul praktikum yang menekankan keterampilan proses sains dan mengembangkan sikap ilmiah pada siswa karena akan membantu guru dalam menyampaikan materi IPA dan dapat lebih variatif dalam mengemas pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan.

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara

(68)

46

4.2 Deskripsi Produk Awal

Penelitian pengembangan ini diawali dengan menentukan mata pelajaran kompetensi yang akan dikembangkan, yaitu IPA kelas V semester genap pada materi “Proses Pembentukan Tanah”, dengan kompetensi dasar “Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan dan Mengidentifikasi jenis-jenis tanah”. Langkah selanjutnya ialah melakukan proses desains silabus dan Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengkaji tujuan dan materi mata pelajaran tersebut. Setelah desain RPP selesai dilanjutkan dengan menyususn kerangka modul praktikum untuk mata pelajaran IPA kemudian barulah menyusun modul praktikum.

4.2.1 Silabus

(69)

47

meliputi teknik penilaian, bentuk instrument, contoh instrumen, dan contoh soal penilaian, (8) alokasi waktu, dan (9) sumber belajar (media pembelajaran dan buku sumber).

4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. RPP disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang sesuai dengan model pendekatan yang digunakan peneliti dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran. Komponen yang ada pada RPP ini adalah (1) identitas RPP yang berisikan satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu, (2) standar kompetensi, (3) kompetensi dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7) model pembelajaran, (8) kegiatan pembelajaran, (9) sumber belajar yang terdiri dari media, alat dan bahan serta buku sumber yang digunakan, dan (10) penilaian hasil belajar yang terdiri dari jenis penilaian, bentuk penilaian, teknik penilaian dan instrumen penilaian.

(70)

48

memahami konsep pembelajaran dan keterampilan serta sikap ilmiahnya berkembang.

4.2.3 Kerangka Modul Praktikum

Kerangka modul praktikum merupakan pedoman untuk membuat modul praktikum mata pelajaran IPA yang mengutamakan keterampilan proses pada siswa. Modul praktikum ini diperoleh dari beberapa sumber untuk materi pembelajaran seperti buku-buku pelajaran IPA yang relevan, dan lingkungan sekitar anak. Komponen yang terdapat dalam modul praktikum ini terdiri dari (1) judul, (2) tujuan, (3) bahan yang diperlukan, (4) langkah kerja, (5) kesimpulan, dan (6) daftar pustaka.

4.2.4 Pengembangan Modul Praktikum

Produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ini adalah modul praktikum IPA. Modul praktikum berisi praktik-praktik yang akan disampaikan oleh guru sesuai kompetensi dan tujuan yang telah dirancang dengan mengutamakan keterampilan proses.

Gambar

Tabel 4.24 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 4 ....................  92
Gambar 4.54 Diagram batang rekapitulasi uji coba keseluruhan ....................  101
Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang relevan
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian adalah bahwa minat baca masyarakat sekitar TBM timbul dari faktor internal dan faktor eksternal (faktor eksternal lebih berpengaruh karena masyarakat cenderung

Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan lamanya hemodialisis, baik penilaian status gizinya dengan Skinfold maupun LILA

Pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya, tumbuh 25,0% menjadi Rp19,6 triliun pada semester I 2014 dari Rp15,7

Intervensi dengan melaksanakan proses MPSC di RSNU Tuban disesuaikan dengan teori yang telah disusun Yuwono. Tahap interpersonal skill development dilaksanakan

A tal efecto, el libro se presenta como un manual que quiere servir de puente entre el pasado y el futuro de los estudios de comu- nicación en América Latina, mediante una

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh variabel waktu dan pH terhadap kadar karboksil, swelling power, solubility pada proses oksidasi, dan memperoleh kondisi

Substitusi amtabis pada level 2% dan 4% diperoleh nilai B/C ratio lebih kecil dari satu, sehingga ransum tersebut tidak layak digunakan dalam usaha ayam broiler.. Sedangkan

[r]