• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Berpikir Kritis - BAB II SLAMET MUDHAKIR MATEMATIKA'13

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Berpikir Kritis - BAB II SLAMET MUDHAKIR MATEMATIKA'13"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Berpikir Kritis

Menurut Surya (2011) berpikir kritis sebagai sebuah proses aktif dan cara berpikir secara teratur atau sistematis dengan langkah yang tepat untuk memahami informasi secara mendalam, sehingga membentuk sebuah keyakinan kebenaran informasi yang didapat atau pendapat yang disampaikan. Proses aktif tersebut menunjukkan keinginan dan motivasi dalam diri orang yang berpikir kritis untuk menemukan jawaban dan mencapai pemahaman dari apa yang dipikirkan kemudian disampaikan dengan baik.

Menurut Surya (2011) seorang yang mempunyai pemikiran kritis menelaah proses berpikir sendiri atau memahami pemikiran sendiri dan proses berpikir orang lain untuk mengetahui proses berpikir yang digunakan sudah benar atau tidak, kemudian mengevaluasi pemikiran yang tersirat dari apa yang mereka dengar dan baca serta meneliti proses berpikir diri sendiri saat menulis, memecahkan masalah, membuat keputusan atau mengembangkan sebuah pemikiran dari dalam diri mereka.

(2)

sebagai kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan penuh percaya diri sesuai dengan keyakinan kita. Berpikir kritis adalah sebuah proses yang terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain untuk menemukan kebenaran dari apa yang dipikirkan.

Menurut Jhonson (2002) tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam dari apa yang didapatkan mengenai maksud dari sebuah ide dan permasalahan sehingga siswa mendapatkan hasil yang benar. Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk menemukan kebenaran dari hasil pengamatan secara mendalam ditengah permasalahan yang dihadapi siswa.

Menurut Ennis (dalam Mason,2008) konsep berpikir kritis didasarkan pada keterampilan, seperti mengamati, menyimpulkan, generalisasi, penalaran, mengevaluasi penalaran, dan sejenisnya. Menurut Ennis berpikir kritis adalah menilai sesuatu yang benar dari pernyataan berdasarkan data yang benar, tetapi juga mendefinisikannya secara lebih umum sebagai pemikiran reflektif yang wajar dan dapat dipahami. Ennis juga menambahkan bahwa keterampilan yang berhubungan dengan berpikir kritis dapat dipelajari secara mandiri disiplin ilmu tertentu, dan dapat ditransfer dari satu domain ke domain lain.

(3)

masalah untuk menggali kejelasan suatu informasi yang disampaikan sehingga ditemukan kebenaran dari informasi tersebut dan menghasilkan sebuah kesimpulan yang dapat dipahami dengan jelas oleh orang lain.

Tahapan Berpikir Kritis menurut Surya (2011) tahapan dalam berpikir kritis ada 5 yaitu : keterampilan menganalisis, keterampilan mensintesis, keterampilan mengenal dan memecahkan masalah, keterampilan mengevaluasi atau menilai. Secara lebih jelas tahapan berpikir kritis akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Keterampilan Menganalisis

Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut. Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep global dengan cara menguraikan atau merinci globalitas tersebut. Jadi pembaca akan menguraikan sebuah permasalahan agar menjadi lebih jelas dengan cara mengidentifikasi, menggabungkan, memilah, mengurutkan,membuat diagram, memilih alternatif untuk menghitung.

b. Keterampilan Mensintesis

(4)

mengorganisir dan mensistematis sebuah permasalahan sehingga ditemukan penyelesaian.

c. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah

Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru yang didapat dari memahami suatu permasalahan. Kemampuan pemecahan masalah membutuhkan pemahaman secara teoritik dan empirik. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar siswa mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru. Kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan kemampuan pemecahan masalah adalah dengan mengamati, mengenali, identifikasi, memprediksi dan membuat alternatif jawaban.

d. Keterampilan Menyimpulkan

Keterampilan menyimpulkan ialah kemampuan untuk menarik interpretasi (menafsirkan) hasil – hasil analisis data, fakta dan logika berupa temuan baru tentang jawaban dari permsalahan. Kegiatan yang dilakukan dalam keterampilan pemyimpulkan adalah menafsirkan hubungan sebab akibat dari beberpaa permasalahan, mengkaji faktor – faktor yang mempengaruhi serta menemukan hal – hal baru berdasarkan informasi yang dianalisis.

e. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai

(5)

Berdasarkan ulasan tentang berpikir kritis menurut para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dapat diukur dengan indikator diatas dalam hal ini peneliti mengambil 4 indikator saja sudah cukup yaitu kemampuan menganalisis, kemampuan mensintesis, memampuan memecahkan masalah, dan kemampuan menyimpulkan.

B. Pembelajaran Guided Discovery ( Penemuan Terbimbing)

(6)

secara langsung dalam pemahaman dan mengkonstruksi sendiri konsep atau pengetahuan tersebut. Model ini dilakukan secara perseorangan maupun kelompok ( Tim PPG Matematika:2006).

Langkah –langkah dalam penemuan terbimibing atau guide discovery (dalam TIM PPPG Matematika,2006) yaitu:

1) Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusan masalah harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.

2) Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisasi dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah kearah yang hendak dituju melaui pertanyaan-pertanyaan atau LKS.

3) Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.

4) Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat oleh siswa diatas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan dilakukan kebenaran prakiraan siswa sehingga akan menuju kearah yang hendak dicapai.

(7)

untuk menyusunnya. Disamping itu perlu juga bahwa induksi tidak menjamin 100% kebenaran konjektur.

6) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil pertemuan itu benar.

Kelebihan dari Model pembelajaran guide discovery atau penemuan terbimbing (dalam TIM PPPG Matematika, 2006) adalah sebagai berikut: a. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. b. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry

(mencari-menemukan)

c. Mendukung kamampuan problem solving siswa.

d. Memberikan wahana interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru. e. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi

dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya.

Kekurangan pembelajaran guide discovery atau penemuan terbimbing (dalam TIM PPPG Matematika,2006:) adalah sebagai berikut: a. Untuk materi tertentu waktu yang tersita lebih lama

(8)

c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umunya topik-topik dengan prinsip dapat dikembangkan dengan model penemuan terbimbing.

Berdasarkan ulasan tentang pembelajaran Guided Discovery dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Guided Discovery adalah pembelajaaran yang menekankan kepada kemampuan siswa dalam mencari sendiri, menganalisa sendiri suatu permasalahan serta menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan guru dimana guru hanya sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran tersebut.

C. Pokok Bahasan

Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) maka pokok bahasan yang akan digunakan peneliti untuk penelitian adalah:

a. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belahketupat dan layang-layang.

1) Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat persegi panjang, persegi, dan jajargenjang ditinjau dari sisi, sudut, sudut dan diagonalnya. 2) Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat trapesium, belah ketupat dan

layang-layang ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya

b. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah

(9)

2) Menghitung rumus keliling dan luas trapesium, layang-layang dan belah ketupat

3) Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas segi empat

D. Kerangka Berpikir

Indikator berpikir kritis : 1. Kemampuan analisis 2. Kemampuan sintesis

3. Kemampuan mengenal dan memecahkan masalah 4. Kemampuan menyimpulkan

5. Kemampuan menilai

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil tes awal kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan indikator diatas masih kurang

Dilakukan tindakan dalam kegiatan pembelajaran guidediscovery dikelas melalui tahapan sebagai berikut :

1. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dalam tahap ini siswa melakukan proses analisa permasalahan.

2. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisasi dan menganalisis data tersebut

3. Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis dalam tahap ini siswa mulai berpikir sendiri dalam menyelesaikan permasalahan hal ini melatih argumen siswa karena siswa menyelesaikan masalah sendiri. 4. Konjektur yang telah dibuat oleh siswa diatas diperiksa oleh guru.

5. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya. Dalam tahap ini argumen siswa disampaikan kemampuan berpikir kritis karena proses penyampaian hasil perkiraan jawaban.

(10)

Dalam pembelajaran guide discovery pola berpikir siswa diarahkan untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri, menggunakan ide, konsep dan keterampilan untuk menemukan pengetahuan baru melalui bimbingan dari guru. Untuk meningkatkan berpikir kritis siswa digunakan pembelajaran guided discovery karena pembelajaran ini menuntut siswa berpikir lebih keras dan sungguh-sungguh dengan cara siswa yang mencari penyelesaian dari permasalahan yang diberikan, dengan pemikiran mereka sendiri maka siswa akan lebih terlatih untuk menyampaikan jawaban mereka dengan argumentasi yang dituangkan dalam jawaban mereka dengan pemikiran yang didasarkan pada data yang diberikan oleh guru. Siswa juga akan lebih terlatih berpikir sendiri dengan soal LKS yang diberikan oleh guru.

Dengan demikian diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran guide discovery kemampuan berpikir kritis siswa akan meningkat.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir di atas, dengan menggunakan pembelajaran guided discovery kemampuan berpikir kritis siswa SMP 1 Cilongok meningkat.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan keandalan sistem elektrik, tahun anggaran 2005 telah dilakukan refungsionalisasi 3 unit motor cooling tower dan 2 unit ACB untuk panel BHB dan BHC..

Selain itu, sumbangan hasil kajian ini iaitu kajian berkaitan kecerdasan emosi dan personaliti terhadap budaya keselamatan dapat membantu pengkaji akan datang untuk

Kekhawatiran akan kehilangan pekerjaan atau terganggunya karir karena pekerjaan karyawan dilakukan terpisah oleh operasi perusahaan, karyawan dapat berpikiran bahwa semua orang

Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin yang khusus disediakan dan atau diberikan

Strategi yang dapat digunakan untuk pengembangan strategi pemasaran abon ikan UKM Sri Rejeki yaitu dengan menggunakan strategi SO dimana dapat menciptakan strategi

Tata Usaha pada UPTD Tindak Darurat Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda Eselon

Abdullah bin Mubarok berkata, “Sungguh mengembalikan satu dirham yang berasal dari harta yang syubhat lebih baik bagiku daripada bersedeqah dengan seratus ribu dirham”..

Hasil rekapitulasi di tingkat PPK Kecamatan Samarinda yang ditolak oleh para saksi dari partai-partai politik termasuk PDK, tidak pernah diperbaiki dan hal ini telah