• Tidak ada hasil yang ditemukan

Risiko terjadinya Obstructive Sleep Apnea (OSA) pada sopir Angkutan kota ditinjau dari Indeks Massa Tubuh, Lingkar Leher, dan Usia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Risiko terjadinya Obstructive Sleep Apnea (OSA) pada sopir Angkutan kota ditinjau dari Indeks Massa Tubuh, Lingkar Leher, dan Usia"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Pendahuluan : Profesi sebagai sopir angkutan umum berisiko tinggi mengalami kecelakaan lalu lintas. Sopir angkutan umum mengalami rasa mengantuk pada siang hari sekitar 15.3 % yang dikaitkan oleh tanda prediktif kecelakaan lalu lintas. Kondisi tersebut kemungkinan disebabkan oleh suatu ganguan tidur atau disebut Obstructive Sleep Apnea (OSA). Peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT), usia dan lingkar leher berhubungan dengan peningkatan risiko OSA. Untuk itu, penelitian ini dilakukan guna mencari tahu risiko tinggi terjadinya OSA berdasarkan IMT, lingkar leher dan usia pada sopir angkutan umum.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross- sectional yang dilakukan pada 46 sopir angkutan kota 130. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara dengan instrument kuesioner Berlin. Kuesioner tersebut berisi 10 gejala OSA, pengukuran IMT dan lingkar leher. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58.7 % dari total responden berisiko tinggi terjadinya OSA. Berdasarkan kelompok IMT yang berisiko tinggi terjadinya OSA adalah kelompok Obese II (23.9%). Kelompok lingkar leher <40 cm berisiko tinggi terjadinya OSA (39.1%) dan kelompok usia yang berisiko tinggi terjadinya OSA adalah usia 36-45 tahun (21.7%).

Kesimpulan : Pada penelitian ini ditemukan bahwa sebanyak 58.7% sopir angkutan kota mengalami risiko tinggi terjadinya OSA.

Kata kunci : Sopir angkutan umum, Obstructive Sleep Apnea (OSA), Kuesioner Berlin

(2)

ABSTRACT

Introduction: Profession as a public transport drivers are at high risk of traffic accidents. Public transport drivers experience drowsiness during the day around 15.3% are linked by signs predictive traffic accidents. The condition may be caused by sleep disorder called Obstructive Sleep Apnea (OSA). Increased Body Mass Index (BMI), age and neck circumference is associated with increased risk of OSA. To that end, research was conducted to find out the high risk of OSA based on BMI, neck circumference and age on public transport drivers.

Methods: This study is a descriptive cross-sectional design conducted in 46 urban transport driver in district 130. The data was collected through interviews with the Berlin questionnaire instrument. The questionnaire contains 10 symptoms of OSA, BMI and neck circumference measurement.

Results: The results showed that 58.7% of the total respondents high risk of OSA. Based on BMI groups at high risk of the occurrence of OSA is Obese group II (23.9%). Group of neck circumference <40 cm high risk of the occurrence of OSA (39.1%) and the high-risk age group is 36-45 age occurrence of OSA (21.7%).

Conclusion: This study found that as many as 58.7% of city transport driver experiencing a high risk of OSA.

Keywords: Public transport driver, Obstructive Sleep Apnea (OSA), Berlin Questionnaire

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatnya risiko OSA pada orang yang obesitas dan memiliki lingkar leher yang besar, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Indeks Massa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan penderita diabetes melitus dengan faktor risiko terjadinya OSA di Program Layanan

PPOK yang mempunyai risiko untuk terjadinya OSA sedangkan berdasarkan pemeriksaan polisomnografi pada 17 pasien tersebut didapatkan 5 pasien (31,25%) atau 7,35% dari 68

Insidens OSA di antara pasien obesitas adalah 12 sampai 30 kali lebih tinggi dibandingkan populasi lain, lingkar leher, merupakan prediktor kuat untuk sleep-

Berdasarkan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pada mahasiswa Program Studi Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura angkatan 2016 LP, LL dan

Data risiko menderita Obstructive Sleep Apnea (OSA) diambil dengan menggunakan kuesioner penelitian yang diadaptasi dari kuesioner Berlin dan pengukuran indeks massa tubuh

Tabel 5.4 Analisis bivariat hubungan obesitas dan risiko OSA Hasil penelitian prevalensi responden obese pada kategori high risk yaitu 24 orang 80,0% lebih besar daripada responden

METODE Metode penelitian yang dilakukan yaitu metode studi analitik cross-sectional yang bertujuan mengetahui korelasi Indeks Massa Tubuh dengan angka kejadian OSA berdasarkan beberapa