• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Obesitas Dengan Risiko Menderita Obstructive Sleep Apnea (OSA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan Antara Obesitas Dengan Risiko Menderita Obstructive Sleep Apnea (OSA)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan antara Obesitas dengan Risiko Menderita

Obstructive Sleep Apnea (OSA)

Oleh :

Belliana

090100152

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Hubungan antara Obesitas dengan Risiko Menderita

Obstructive Sleep Apnea (OSA)

Karya Tulis Ilmiah

Oleh :

Belliana

090100152

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul

:

Hubungan antara Obesitas dengan Risiko Menderita

Obstructive Sleep Apnea

(OSA)

Nama

: Belliana

NIM

: 090100152

Pembimbing

Penguji I

dr. Aliandri, Sp. THT-KL

dr. Nelly Elfrida Samosir, Sp. PK

NIP: 19660309 200012 1 007

NIP: 19690906 200501 2 002

Penguji II

dr. Cut Aria, Sp.S

NIP: 19781109 200312 1 001

Medan, 17 Desember 2012

Dekan

Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

(4)

Kata Pengantar

Puji dan Syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan program pendidikan S1 fakultas kedokteran USU.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pembimbing penulisan karya tulis ilmiah, dr. Aliandri, Sp.THT-KL, yang dengan sepenuh hati telah mendukung, membimbing, dan mengarahkan penulis mulai dari perencanaan penulisan sampai selesainya penelitian ini. Serta untuk dosen penguji yakni dr. Nelly Elfrida Samosir, Sp.PK dan dr. Cut Aria, Sp.S yang telah memberi kritik dan saran bagi penelitian ini. Ucapan terimakasih juga tidak lupa penulis ucapkan kepada keluarga yang selalu mendukung dan memberikan semangat demi kelancaran pembuatan hasil penelitian ini. Kepada teman-teman yang telah membantu penelitian ini, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuannya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan terbaik kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan hasil penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan laporan hasil penelitian ini.

Medan, 6 Desember 2012

(5)

ABSTRAK

Latar Belakang: Obstructive Sleep Apnea (OSA) merupakan salah satu tipe gangguan pernapasan saat tidur yang paling sering dan ditandai dengan episode kolapsnya saluran napas atas saat tidur yang berulang. Meningkatnya prevalensi obesitas berhubungan dengan meningkatnya risiko menderita OSA. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan risiko menderita Obstructive Sleep Apnea (OSA).

Metode: Metode penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional study. Sampel penelitian ini adalah para staf dan guru Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda dan diambil dengan metode consecutive sampling sebanyak 52 orang, di mana 26 orangnya obesitas dan 26 orangnya lagi tidak obesitas. Data risiko menderita Obstructive Sleep Apnea (OSA) diambil dengan menggunakan kuesioner penelitian yang diadaptasi dari kuesioner Berlin dan pengukuran indeks massa tubuh (IMT). Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer.

Hasil: Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa 34.6% dari total responden adalah obesitas dan memiliki risiko tinggi menderita Obstructive Sleep Apnea (OSA). Berdasarkan hasil uji chi-square, terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan risiko menderita Obstructive Sleep Apnea (OSA) (p= 0.000) (p< 0.05).

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara obesitas dengan risiko menderita

Obstructive Sleep Apnea (OSA). Tingginya risiko menderita Obstructive Sleep Apnea

(OSA) dan berbagai macam penyakit pada orang yang obesitas dapat mengurangi usia harapan hidup dan kualitas dari kehidupan itu sendiri. Oleh karena itu, disarankan bagi pembaca untuk menjaga agar berat badan tetap ideal dengan mengatur pola hidup yang sehat.

(6)

ABSTRACT

Backgrounds: Obstructive Sleep Apnea (OSA) is the most common type of Sleep Disordered Breathing (SDB) and is characterized by recurrent episodes of upper airway collapse during sleep. Increased in the prevalence of obesity associated with the increased in the prevalence of OSA risk. For that reason, the aim of the study is to find out if there is a relationship between obesity with the risk of Obstructive Sleep Apnea (OSA).

Methods: This is an analytical research with cross-sectional approach. The sample was stuffs and teachers from Yayasan Perguruasn Sultan Iskandar Muda. The sampling method was consecutive sampling with a sample size of 52 people, which 26 people are obese and 26 people are non-obese. The risk of Obstructive Sleep Apnea (OSA) data was taken using questionnaire that is adapted from Berlin Questionnaire and the measurement of Body Mass Index (BMI). Data analysis was performed using computer programme.

Result: The result showed that 34.6% of total respondents are obese and high risk for Obstructive Sleep Apnea (OSA). Based on the result of the chi-square test, obesity had a significant correlation with the risk of Obstructive Sleep Apnea (OSA) (p= 0.000) (p< 0.05).

Conclusion: There is a significant correlation between obesity with the risk of Obstructive Sleep Apnea (OSA). The high risk for Obstructive Sleep Apnea (OSA) and various disease in obese people can reduce life expectancy and quality of life itself. Because of that, it is recommended for readers to keep weight remains ideal by manage a healthy lifestyle.

(7)

DAFTAR ISI

2.3.2. Mekanisme Patofisiologi Obesitas Menyebabkan OSA ... 25

(8)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL .... 29

5.1.3. Perbandingan Berbagai Karakteristik Responden ... 40

5.1.4. Hasil Analisis Data ... 42

5.2. Pembahasan ... 44

5.2.1. Gejala Mendengkur ... 44

5.2.2. Gejala ExcessiveDaytime Sleepiness (EDS) ... 44

5.2.3. Hubungan antara Obesitas dengan Gejala Mendengkur dan Risiko Menderita Obstructive Sleep Apnea (OSA) ... 45

(9)

DAFTAR TABEL Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang

Dewasa Berdasarkan IMT dan Lingkar Perut Menurut Kriteria Asia Pasifik

4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian ... 37 ... 6

5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 5.2.

... 38 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori

Indeks Massa Tubuh (IMT) 5.3.

... 39 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala

Mendengkur 5.4.

... 39 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala

Excessive Daytime Sleepiness (EDS) 5.5.

... 39 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Risiko

Menderita Obstructive Sleep Apnea (OSA) 5.6.

... 40 Perbandingan Jenis Kelamin Berdasarkan Kategori Indeks

Massa Tubuh (IMT) 5.7.

... 40 Perbandingan Risiko Menderita Obstructive Sleep Apnea

(OSA) Berdasarkan Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) 5.8.

... 41 Perbandingan Gejala Mendengkur Berdasarkan Kategori

Indeks Massa Tubuh (IMT) 5.9.

... 41 Perbandingan Gejala Excessive Daytime Sleepiness (EDS)

Berdasarkan Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) 5.10.

... 41 Hasil Uji Tabulasi Silang antara Obesitas dengan Risiko

Menderita Obstructive Sleep Apnea (OSA) 5.11.

... 42 Hasil Uji Tabulasi Silang antara Obesitas dengan Gejala

Mendengkur 5.12.

... 42 Hasil Uji Tabulasi Silang antara Obesitas dengan Risiko

Menderita Excessive Daytime Sleepiness (EDS) 5.13.

... 43 Hasil Uji Tabulasi Silang antara Gejala Mendengkur dengan

(10)

DAFTAR GAMBAR Persentase Status Gizi Penduduk Dewasa Menurut IMT dan

Karakterisitik Responden Sleep Disordered Breathing Syndromes

2.5.

... 16 Epworth Sleepiness Scale

2.6.

... 21 Gambaran Pemeriksaan Polysomnography CSA dan OSA

2.7. Kerangka Konsep Hubungan antara Obesitas dengan Risiko

Menderita OSA 5.1.

(11)

DAFTAR SINGKATAN

AHI : Apnea/Hypopnea Index

Balitbangkes : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

BB : Berat Badan

CSA : Central Sleep Apnea

CT : Computerized Tomography

EDS : Excessive Daytime Sleepiness

EEG : Electroencephalogram

EMG : Electromyogram

EOG : Electrooculogram

ESS : Epworth Sleepiness Scale

IMT : Indeks Massa tubuh

LP : Lingkar Perut

MSLT : Multiple Sleep Latency Testing

NHLBI : National Heart, Lung, and Blood Institute

NREM : Non-Rapid Eye Movement

OSA : Obstructive Sleep Apnea

OSAH : Obstructive Sleep Apnea/Hypopnea

OSAHS : Obstructive Sleep Apnea/Hypopnea Syndrome

OSAS : Obstructive Sleep Apnea Syndrome

PPOK : Penyakit Paru Obstruktif Kronik

RDI : Respiratory Disturbance Index

REM : Rapid Eye Movement

SDB : Sleep Disordered Breathing

TB : Tinggi Badan

VLPO : Ventrolateral Preoptic Nucleus

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 53

2. Kuesioner Berlin ... 54

3. Lembar Penjelasan dan Informed Consent ... 56

4. Data Induk Responden 5. Kuesioner Penelitian Hubungan antara Obesitas dengan Risiko ... 59

Menderita OSA 6. Validitas ... 62

... 60

7. Reliabilitas 8. ... 63

Tabel Frekuensi 9. Crosstabs ... 67

... 65

10. Surat Izin Penelitian ... 72

11. Ethical Clearance ... 73

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dikemudian hari ditemukan data yang tidak benar, maka saya menerima keputusan panitia membatalkan keikutsertaan/ kelulusan saya pada seleksi CPNS

Penyelenggara pendidikan khusus wajib menerapkan standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru pendidikan khusus sebagaimana yang diatur dalam Peraturan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Bantul tentang Penyelenggaraan Tanggung Jawab

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Dengan demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu pengetahuan kewirausahaan, strategi pemasaran, manajemen permodalan dan keuangan,

Oksitosin, metergin, misoprostol, cairan kristaloid, cairan koloid, oksigen, produk darah, antibiotik, analgetik Luka jalan lahir Cairan kristaloid,.

An advanced feeding management of ruminant is defined as: (1) Processing feed ingredients to improve the nutritive value; (2) Supplementing the animal with substances into