• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUATAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. Otoritas Jasa Keuangan 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUATAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. Otoritas Jasa Keuangan 2017"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

P

ENGUATAN

K

ELEMBAGAAN

L

EMBAGA

K

EUANGAN

M

IKRO

Otoritas Jasa Keuangan 2017

(2)

Sekilas Tentang

(3)

Lembaga yang independen yang mempunyai

fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,

pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

(4)

Menjadi lembaga pengawas

industri jasa keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan

masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa

keuanganmenjadi pilar perekonomian nasional yang

berdaya saing global dan dapat memajukan kesejahteraan umum Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalamsektor jasa keuangan secara teratur, adil, transparan dan akuntabel Mewujudkan sistem keuanganyang tumbuh secara berkelanjutan dan adil Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat

(5)

PERBANKAN PERASURANSIAN PASAR MODAL LEMBAGA JASA KEUANGAN Pergadaian Lembaga Penjaminan LEMBAGA PEMBIAYAAN DANA PENSIUN LEMBAGA JASA KEUANGAN LAINNYA

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia

Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan

BPJS

OTORITAS JASA KEUANGAN

IKNB

(6)

Salah satu kendala masyarakat kecil dalam mengembangkan kegiatan

usahanya adalah pada keterbatasan akses pendanaan dari lembaga

keuangan, khususnya perbankan.

Kendala tersebut antara lain disebabkan adanya keterbatasan dalam

penyediaan agunan, yaitu:

tidak memiliki agunan;

memiliki agunan namun tidak mencukupi;

memiliki agunan namun tidak memenuhi aspek legalitas (misal:

tanah tidak bersertifikat).

Mengingat UMKM pada umumnya

Non Bankable,

maka perlu lembaga

keuangan yang mampu memenuhi kebutuhan pendanaan bagi UMKM.

(7)

Dalam mengatasi kendala pendanaan masyarakat kecil, pemerintah melalui

Kementerian/Lembaga termasuk Pemerintah Daerah telah mengalokasikan

anggaran untuk guliran dana masyarakat.

Dalam praktek, guliran dana tersebut dikelola oleh lembaga-lembaga,

antara lain:

UED SP

UPK PNPM

LKMA

KUB, Dll

Kendala yang dialami oleh lembaga-lembaga tersebut antara lain :

a. Permodalan

b. SDM

c. Pembukuan

d. Jaringan/Infrastruktur

e. IT

(8)

Mengapa Lembaga Keuangan

perlu memiliki

badan hukum

dan izin usaha ?

Aktivitas penghimpunan dana menjadi legal.

LKM akan memiliki aturan khusus dari sisi lembaga keuangan.

LKM akan dibina dan diawasi oleh regulator lembaga keuangan.

Mengurangi potensi terjadinya penyalahgunaan dana.

Pengembangan usaha akan menjadi lebih optimal.

Membuka peluang untuk dapat menjalin kerjasama dengan lembaga keuangan formal lain seperti perbankan, asuransi, dll.

(9)
(10)

Pasal 16 Ayat (1) UU No 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan jo. UU No 10 Tahun 1998

“Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari Pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur dengan Undang-Undang tersendiri”.

Pasal 58 UU No 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan jo. UU No 10 Tahun 1998

“Lembaga Dana Kredit Pedesaan (Bank Desa, Lumbung Desa), Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari, dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu) diberikan status sebagai Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan Undang-Undang ini dengan memenuhi persyaratan tata cara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah”.

(11)

Pasal 19 Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 1992 tentang BPR

“Lembaga-lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 yang belum memperoleh izin usaha sebagai BPR wajib mengajukan izin usaha selambat-lambatnya tanggal 30

Oktober 1997.”

Sampai dengan batas waktu tersebut, masih banyak LKM yang belum memenuhi syarat untuk dikukuhkan sebagai BPR, bahkan ada yang tidak ingin dikukuhkan

sebagai BPR seperti LPD Bali.

Dalam rangka memberikan landasan hukum yang kuat atas beroperasinya LKM yang belum berbadan hukum, pada tanggal 8 Januari 2013 telah diundangkan

(12)

Perbandingan Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan informal yang menghimpun dana masyarakat memiliki beberapa opsi untuk menjadi lembaga keuangan formal dan memperoleh status hukum sesuai ketentuan perundangan. Tabel berikut menyajikan beberapa alternatif dan perbandingan dari opsi tersebut:

12 BPR Koperasi Simpan Pinjam LKM Bumdes Izin usaha Badan hukum Pembinaan Pengawasan Nasabah yang dilayani OJK OJK PD, Koperasi, PT, atau bentuk lain

Kemenkop & UKM Koperasi

OJK OJK

Kemenkop UKM Kemenkop UKM

Masyarakat umum Anggota, calon anggota (Max 3 bulan),

Koperasi lain, dan anggota Koperasi lain

-Tidak wajib berbadan hukum Kemendes, PDT, & Transmigrasi Kemendes, PDT, & Transmigrasi Masyarakat umum PT atau Koperasi OJK OJK Masyarakat desa Cakupan Wilayah Usaha Provinsi sesuai dengan zona I,II,III, dan IV Tingkat Kabupaten/ Kota, Provinsi, Nasional Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota Desa

(13)

Dasar

Hukum

UU LKM

Peraturan

OJK

Peraturan

Pemerintah

POJK Nomor 12/POJK.05/2014 dan POJK Nomor 61/POJK.05/2015 Tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan LKM POJK Nomor 13/POJK.05/2014 dan POJK Nomor 62/POJK.05/2015 Tentang Penyelenggaraan Usaha LKM POJK Nomor 14/POJK.05/2014 Tentang Pembinaan dan Pengawasan LKM PP Nomor 89 Tahun 2014 Tentang Suku Bunga Pinjaman Atau Imbal Hasil Pembiayaan Dan Luas Cakupan Wilayah Usaha LKM

(14)

Lembaga Keuangan Mikro yang selanjutnya disingkat LKM adalah

lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan

jasa

pengembangan usaha

dan

pemberdayaan masyarakat

, baik melalui

pinjaman atau pembiayaan

dalam usaha skala mikro kepada anggota

dan masyarakat,

pengelolaan simpanan

, maupun pemberian

jasa

konsultasi pengembangan usaha

yang

tidak semata-mata mencari

(15)

Perseroan Terbatas Koperasi (Jasa)

Paling sedikit 60% dimiliki oleh Pemda Kab/Kota atau Badan

Usaha Milik Desa/Kelurahan

Sisa 40% saham dapat dimiliki oleh WNI

dan/atau Koperasi

Kepemilikan Saham *

BENTUK BADAN HUKUM LKM

Kepemilikan setiap WNI maksimal 20%

atau

Penyesuaian kepemilikan saham LKM hasil pengukuhan atau izin usaha setoran nontunai paling lama 5

tahun sejak POJK No.61/POJK.05/2015

berlaku, yaitu s.d. 29 Desember 2020.

(16)

LKM didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, melalui: Tidak semata-mata mencari keuntungan Jasa Pengembangan Usaha dan Pemberdayaan Masyarakat *

Pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat Pengelolaan Simpanan Jasa Konsultasi Pengembangan Usaha Kegiatan berbasis fee*

kegiatan berbasis fee*, antara lain:

a. memasarkan produk-produk jasa keuangan antara lain asuransi mikro.

b.pembiayaan penerusan (channelling) atau pembiayaan bersama (joint financing).

c. menjadi agen Lembaga Jasa Keuangan penyelenggara Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai).

(17)

Konvensional

Syariah

Kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah wajib dilaksanakan

sesuai dengan fatwa syariah yang dikeluarkan oleh DSN, MUI

LKM dapat melakukan kegiatan usaha secara :

(18)

Modal disetor LKM berdasarkan cakupan wilayah usaha

Sumber permodalan LKM disesuaikan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku (UU PT dan UU Perkoperasian beserta

Peraturan Pelaksanaannya)

LKM wajib memiliki izin usaha sesuai cakupan wilayah usaha

LKM yang bermaksud mengembangkan cakupan wilayah usahanya wajib

menyesuaikan izin usaha sesuai dengan cakupan wilayah usaha yang baru

Desa/Kelurahan

Rp50.000.000,-Kecamatan

Rp100.000.000,-Kabupaten/Kota

Rp500.000.000,-Pembiayaan/pinjaman kepada penduduk di 1 desa/kelurahan

Pembiayaan/pinjaman kepada penduduk 2 desa/kelurahan atau lebih dalam 1 wilayah kecamatan yang sama

Pembiayaan/pinjaman kepada penduduk di 2 kecamatan atau lebih dalam wilayah kabupaten/kota yang sama

(19)

1. Sebelum menjalankan kegiatan usaha, LKM harus memiliki izin usaha

dari Otoritas Jasa Keuangan.

2. Untuk dapat memperoleh izin usaha, permohonan disampaikan

melalui Kantor Regional, Kantor OJK, atau Direktorat LKM sesuai

tempat kedudukan LKM.

3. Sesuai POJK No.61/POJK.05/2015, permohonan izin usaha LKM dibagi

menjadi 2, yaitu:

a. Permohonan izin usaha dengan setoran modal secara tunai, berlaku

bagi pendirian LKM baru.

b.Permohonan izin usaha dengan setoran modal secara non tunai,

berlaku bagi LKM yang sudah berdiri dan beroperasi sebelum

tanggal 8 Januari 2015, namun belum memperoleh izin sesuai

perundang-undangan yang berlaku.

(20)

Permohonan

Cek Kelengkapan dan Kebenaran Dokumen

Analisis

maksimal 20 hari kerja maksimal 40 hari kerja

Surat Keputusan Izin Usaha LKM

1

2

Keterangan:

Dokumen permohonan izin usaha LKM disampaikan ke Kantor OJK sesuai tempat kedudukan calon LKM

(21)

Pemerintah Pusat Beberapa LKM Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Beberapa LKM Pemerintah Daerah

LPS LKM *

Beberapa LKM

(22)

Wajib Transformasi

Kriteria

LKM LKM

Kriteria:

• Kegiatan Usaha melebihi Wilayah Kabupaten/Kota; atau

• Ekuitas paling kurang 5x modal disetor minimum BPR/BPRS; dan Simpanan paling kurang 25x disetor minimum BPR/BPRS

BPR atau

BPRS

(23)

23

Dalam rangka mendukung proses perizinan usaha LKM, OJK telah

melakukan:

1. Memberikan asistensi kepada LKM yang akan mengajukan izin usaha

LKM

2. Penyusunan format Anggaran Dasar (AD) badan hukum LKM

(Koperasi & PT)

3. OJK memberikan pelatihan antara lain:

a. Penyusunan laporan keuangan dan bisnis proses;

b. Manajemen pengembangan usaha; dan

(24)

24

Badan Hukum dan Legalitas Usaha

Dengan telah memiliki badan hukum dan izin usaha dari OJK, maka simpanan nasabah penyimpan akan terlindungi.

Pembinaan dan Pengawasan LKM

❖ Pembinaan dan Pengawasan LKM dilakukan OJK dan didelegasikan kepada Pemda Kab/Kota atau Pihak lain yang ditunjuk.

❖ Pembinaan dan pengawasan bertujuan untuk memastikan bahwa LKM melaksanakan praktik penyelenggaraan usaha LKM yang sehat, sehingga keberlangsungan usahanya akan terjaga.

Manfaat Menjadi LKM (1)

Anggota LKM Masyarakat Umum

Pendanaan LKM

1

2

(25)

Peningkatan Kapasitas LKM (Capacity Building).

4

25

❖ Sebelum mendapatkan izin usaha dari OJK

❖ Setelah mendapatkan izin usaha dari OJK

Formal

Menghubungi Konsultan Ada Biaya Pelatihan

OJK memberikan pelatihan antara lain:

o Penyusunan laporan keuangan;

o Manajemen pengembangan usaha; dan

o tata kelola LKM yang baik.

TanpaBiaya Pelatihan

Butuh Pelatihan Informal

(26)

Sinergi dengan lembaga lainnya

5

26

Simpanan Pinjaman/Pembiayaan

Agen Laku Pandai*) Agen Asuransi Mikro**)

*) Laku pandai adalah program penyediaan layanan perbankan dan/atau layanan keuangan lainnya melalui kerjasama dengan pihak lain (agen bank) dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.

**) Asuransi Mikro adalah produk yang ditujukan untuk proteksi masyarakat berpenghasilan rendah, dengan premi yang ringan, seperti asuransi kesehatan untuk penyakit demam berdarah, tipus, asuransi kebakaran, asuransi kecelakaan, dan asuransi gempa bumi.

Jasa Konsultasi

Kerjasama Penyalur Program Kemitraan BUMN***) Kegiatan Usaha LKM Linkage Program

***) Permen BUMN No. Per-07/MBU/05/2015 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, yaitu Lembaga Keuangan Mikro dapat menjadi penyalur dana program kemitraan Badan Usaha Milik Negara (Pasal 8 ayat (2)).

(27)

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) LKM

6

❖ Sebelum mendapatkan izin usaha dari OJK

❖ Setelah mendapatkan izin usaha dari OJK

Kesulitan Likuiditas LKM ditutup Dana masyarakat hilang

Dana masyarakat Terjamin

Kesulitan Likuiditas Jika tidak berhasil, LKM ditutup

Upaya Penyehatan

(28)

28 1 2 3 4 LKM BANK PMT Poktan

(29)

Terima Kasih

DIREKTORAT LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

Jalan Budi Kemuliaan I No. 2 Gedung Menara Merdeka Lantai 21

Telepon: 02129600000 ext. 7872 Website: www.ojk.go.id

(30)

30

(31)

No DOKUMEN setoran modal tunai

setoran modal nontunai

1. Akta pendirian badan hukum dan anggaran dasar V V

2. Dokumen Direksi, Dewan Komisaris, dan DPS V V

3. Dokumen Pemegang Saham atau Anggota V V

4. Surat rekomendasi pengangkatan DPS atau sertifikasi

pelatihan DPS dari DSN-MUI (bagi LKM dengan prinsip syariah)

V V

5. Struktur organisasi dan kepengurusan V

-6. Sistem dan prosedur kerja V

-7. Rencana kerja 2 tahun pertama V

-8. Bukti pemenuhan modal disetor atau simpanan pokok, simpanan wajib dan hibah

V

-9. Bukti kesiapan operasional V

-10. Proyeksi laporan posisi dan kinerja keuangan 2 tahun pertama - V

11. Laporan keuangan tahunan 2 tahun terakhir - V

12. Laporan posisi keuangan penutupan dan pembukaan - V

(32)
(33)

Koperasi Jasa

UU LKM (UU No. 1/2013) Pasal 5 ayat (1) huruf a, di Penjelasan: Yang dimaksud dengan "koperasi" adalah koperasi jasa.

Lembaga

Keuangan Mikro

(34)

34

Koperasi LKM

tetap

memerlukan

pengesahan

Anggaran Dasar

sebagai Koperasi

dari Dinas

Koperasi

(35)

35

Koperasi ini adalah Koperasi Simpan Pinjam, BUKAN Koperasi LKM

Izin usaha Koperasi LKM diterbitkan oleh OJK, BUKAN Dinas Koperasi

(36)
(37)

(1) Maksud pendirian Koperasi adalah untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat.

(2) Koperasi bertujuan:

a. meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi anggota dan masyarakat,

b. membantu meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas masyarakat, dan

c. membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah.

(38)
(39)

(1) Untuk mencapai maksud dan tujuan sebagaimana dimaksud Pasal 4, maka Koperasi menyelenggarakan kegiatan usaha meliputi jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.

(2) Dalam melaksanakan kegiatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Koperasi wajib memiliki surat izin usaha sebagai Lembaga Keuangan Mikro.

(40)

40

PERHITUNGAN PERMODALAN LKM

SECARA NON TUNAI

(41)

41

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Penutupan

1. Berdasarkan laporan keuangan calon LKM dilakukan pengelompokan akun-akun sesuai dengan format OJK.

2. Menghitung Penyisihan penghapusan Pinjaman berdasarkan format OJK. 3. Penyisihan penghapusan pinjaman

sebagai pengurang ekuitas.

(42)

42

Berdasarkan laporan keuangan calon LKM dilakukan

pengelompokan akun-akun sesuai dengan format OJK.

Akun-Akun Akun LKM

ASET ASET

Kas Kas

Rekening Bank 1 (BRI) Tabungan Pada Bank Rekening Bank 2 (BKK) Tabungan Pada Bank Piutang / Pembiayaan

Pinjaman Yang Diberikan (Kepada Masyarakat)

Persediaan Pupuk/Obat Aset Lain-lain Persediaan Materai Aset Lain-lain

Barang Inventaris Aset Tetap dan Inventaris (ATI) Akumulasi Penyusutan Inventaris (Akumulasi Penyusutan ATI)

LIABILITAS LIABILITAS

Hutang dari BRI Pinjaman Yang Diterima Simpanan Berjangka Simpanan - Deposito Simpanan Sukarela Simpanan - Tabungan

Penyertaan Dana Pihak Lain Utang Yang Harus Segera Dibayar Simpanan Pokok Simpanan Pokok

Simpanan Wajib Simpanan Wajib Hibah BLM PUAP Hibah

Cadangan Promosi Liabilitas lain-lain Simpanan Gapoktan Simpanan - Tabungan Dana Sosial Liabilitas lain-lain Cadangan perbaikan Kantor & Pelatihan Liabilitas lain-lain Pemupukan Modal Gapoktan Cadangan

SHU Berjalan Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan

(43)

43

Menghitung Penyisihan penghapusan Pinjaman berdasarkan format OJK.

(44)

44

Penyisihan penghapusan pinjaman sebagai dasar

perhitungan ekuitas bersih LKM yang dituangkan dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Pembukaan LKM.

Ekuitas setelah memperhitungkan penyisihan penghapusan

pinjaman sebagai dasar

menghitung permodalan LKM.

No. Nama Akun Kode

Akun Jumlah A. Aset

1. Kas 110 Rp 25.321.323 2. Penempatan dana:

a. Tabungan Pada Bank 121 Rp 3.200.000 b. Deposito Berjangka Pada Bank 122 Rp -c. Sertifikat Deposito Pada Bank 123 Rp -3. Pinjaman Yang Diberikan:

a. Kepada Masyarakat 131 Rp 645.980.900 b. Kepada LKM Lain 132 Rp -(Penyisihan Penghapusan Pinjaman) 133 Rp (16.203.800) 4. Aset Tetap dan Inventaris (ATI) 140 Rp 28.370.000

(Akumulasi Penyusutan ATI) 141 Rp (15.628.296) 5. Aset Lain-Lain 150 Rp 7.240.000

678.280.127 Rp

B. Liabilitas

1. Utang Yang Harus Segera Dibayar 210 Rp 50.800.000 2. Simpanan:

a. Tabungan 221 Rp 45.259.139 b. Deposito 222 Rp 160.200.000 3. Pinjaman Yang Diterima 230 Rp 217.777.400 4. Liabilitas Lain-Lain 240 Rp 14.030.000 488.066.539 Rp C. Ekuitas Koperasi : 5. Modal a. Simpanan pokok 311 Rp 8.980.000 b. Simpanan Wajib 312 Rp 49.468.000 6. Hibah 320 Rp 100.000.000 7. Cadangan 330 Rp 16.200.700 8. Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan 342 Rp 15.564.888 190.213.588 Rp

678.280.127 Rp

Rasio Likuiditas 11% Kas & Setara Kas Rp 28.521.323 Liabilitas Lancar Rp 256.259.139 Rasio Solvabilitas 139% Total Aset Rp 678.280.127 Total Liabilitas Rp 488.066.539

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas a.

b.

KOPERASI LKM MUGI RAHAYU

LAPORAN POSISI KEUANGAN (PEMBUKAAN) PER 31 AGUSTUS 2015

Jumlah Aset

Jumlah Liabilitas

Jumlah Ekuitas

(45)

45

Dasar penentuan permodalan LKM

Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Hibah dan Cadangan sebagai dasar memasukkan nilai pada anggaran dasar

(46)

46

Laporan Neraca KUB (Kelompok Usaha Bersama)

(47)

47

Laporan Neraca PD. LPK (Perusahaan Daerah Lembaga Perkreditan Kecamatan Kab. Tangerang)

(48)

48

Laporan Neraca LKM Kemala Aman

(49)

49

Referensi

Dokumen terkait

Seorang yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir akan takut menyakiti saudaranya seiman atau melakukan hal yang menyebabkan saudaranya sakit serta menjauhi perbuatan

Jika persyaratan lengkap, maka Petugas FO memberikan tanda terima (Resi) penerimaan berkas permohonan kepada pemohon. Jika tidak lengkap akan dikembalikan kepada

Hasil survey dan observasi di lapangan menunjukkan bahwa tingkat literasi disebabkan oleh beberapa hal, yang di antaranya adalah sebagai berikut: (1) kemampuan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesalahan ejaan pada makalah mahasiswa STKIP Al Hikmah berjumlah 150 kesalahan yang terdiri: (1) kesalahan penggunaan huruf

Kondisi di cluster 1 lebih baik dibanding cluster 0, dimana 50,5% persentase rumah tangga menyatakan tiidak pernah mengalami banjir, sedangkan yang menagalami

Rapid-Re terdiri dari sejumlah teknik manajemen yang terdiri dari 5 (lima) tahap 54 (lima puluh empat) langkah yang akan memampukan organisasi untuk cepat

Pada dasarnya perangkat keras yang dibuat adalah sebuah wattmeter. Wattmeter ini berfungsi untuk mengukur daya yang dipakai oleh peralatan elektronik rumah tangga seperti

Mengingat pada kejuaraan remaja tahun 2011 keterlibatan klub hanya sebatas klub bola voli di Kabupaten Sleman, maka pada penyelenggaraan yang akan datang keterlibatan