52
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT Pegadaian (Persero)
Sejarah Pegadaian di mulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda
(VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang
memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di
Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda
(1811-1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat
diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari
Pemerintah Daerah setempat (
liecentie stelsel
). Namun metode tersebut
berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah
darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris).
Oleh karena itu, metode
liecentie stelsel
diganti menjadi
pacth stelsel
yaitu
pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak
yang tinggi kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode
pacth stelsel
tetap
dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak
ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya.
Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan
‘
cultuur stelsel’
dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang
dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh
53
pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar
bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia
Belanda mengeluarkan
Staatsblad (Stbl
) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang
mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal
1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat),
selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun
Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian
yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan
Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak
banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi
kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian
dalam Bahasa Jepang disebut ‘
Sitji Eigeikyuku’
, Pimpinan Jawatan Pegadaian
dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang
pribumi yang bernama M. Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan
Pegadaian sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang
yang kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor
Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang
kemerdekaan Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian
kembali dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini
Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara
54
(PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi
Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang
diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum
(PERUM). Kemudian pada tahun 2011, perubahan status kembali terjadi yakni
dari Perum menjadi Perseroan yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No. 51 tahun 2011.
Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin
dirasakan oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi
public service
obligation
, ternyata perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang
signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat
mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang tidak
menguntungkan.
4.2 Visi dan Misi PT Pegadaian (Persero)
Visi PT Pegadaian (Persero) adalah sebagai solusi bisnis terpadu terutama
berbasis gadai yang selalu menjadi
market leader
dan mikro berbasis fidusia
selalu menjadi yang terbaik untuk masyarakat menengah kebawah.
Misi PT Pegadaian (Persero) adalah:
1.
Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu
memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
55
2.
Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan
kemudahan dan kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan
diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat.
3.
Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka
optimalisasi sumber daya perusahaan.
4.3 Struktur Organisasi PT Pegadaian (Persero)
Struktur Organisasi PT Pegadaian (Persero) terdiri dari Direktur Utama,
dibantu oleh lima direktur lainnya yaitu Direktur Bisnis I, Direktur Bisnis II,
Direktur Bisnis III, Direktur Keuangan, dan Direktur Umum dan SDM. Setiap
anggota direksi dibantu oleh pegawai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
56
Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT Pegadaian (Persero)
Sumber : PT Pegadaian (Persero)
4.4 Kegiatan Usaha PT Pegadaian (Persero)
PT Pegadaian (Persero) adalah satu-satunya lembaga keuangan
pemerintah yang bergerak di bidang jasa penyaluran uang pinjaman kepada
masyarakat umum atas dasar hukum gadai dengan jaminan barang bergerak.
PT
Pegadaian (Persero) mempunyai kegiatan usaha diantaranya sebagai berikut :
57
1.
Penghimpunan Dana
Dana yang diperoleh oleh PT Pegadaian (Persero) untuk melakukan
kegiatan usahanya berasal dari:
1.
Pinjaman jangka pendek dari Perbankan
2.
Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya
3.
Penerbitan obligasi
4.
Modal sendiri
2.
Pengguna Dana
Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk
mendanai kegiatan usaha Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan
untuk hal-hal berikut ini:
1.
Uang kas dan dana likuid lain
2.
Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan
inventaris.
3.
Pendanaan kegiatan operasional
4.
Penyaluran Dana
Penggunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam
bentuk pembiayaan atas dasar hukum gadai. Lebih dari 50 % dana
yang telah dihimpun oleh Pegadaian tertanam dalam bentuk aktiva
ini, karena memang ini merupakan kegiatan utamanya. Penyaluran
dana ini diharapkan akan dapat menghasilkan penerimaan dari
bunga yang dibayarkan oleh nasabah. Penerimaan inilah yang
58
merupakan penerimaan utama bagi Pegadaian dalam menghasilkan
keuntungan.
5. Investasi lain
Kelebihan dana atau
idle fund
, yang belum diperlukan untuk
mendanai kegiatan operasional maupun penyaluran dana belum
dapat disalurkan kepada masyarakat, dapat ditanam dalam berbagai
macam bentuk investasi jangka pendek dan menengah. Investasi ini
dapat menghasilkan penerimaan bagi Pegadaian, namun penerimaan
ini bukan merupakan penerimaan utama yang diharapkan oleh
Pegadaian.
4.5 Produk dan Jasa PT Pegadaian (Persero)
Dengan perkembangan jaman dan teknologi, serta meningkatnya
kebutuhan masyarakat, PT Pegadaian (Persero) selalu memberikan alternatif
produk dan jasa yang bervariasi guna memberikan pelayanan yang terbaik
kepada nasabahnya. Saat ini pegadaian telah memiliki 17 jenis produk yang
ditawarkan kepada masyarakat, namun ada beberapa produk yang masih dalam
tahap coba, karena hanya ditawarkan pada beberapa lokasi yang memang
benar-benar sangat membutuhkan produk tersebut.
a. KCA (Kredit Cepat Aman)
Kredit gadai adalah pemberian pinjaman dalan jangka waktu tertentu
kepada nasabah atas dasar hukum gadai dengan jaminan barang bergerak.
Sasaran dari produk ini adalah masyarakat yang membutuhkan dana tunai
59
dalam waktu cepat. Barang jaminan yang dapat diterima sebagai barang
jaminan adalah barang jaminan emas perhiasan, kendaraan, elektronik,
barang rumah tangga dan kain.
b. RAHN
Pembiayaan RAHN dari Pegadaian Syariah adalah solusi tepat
kebutuhan dana cepat yang sesuai syariah. Barang jaminan yang dapat
diterima sebagai barang jaminan adalah barang jaminan perhiasan, barang
elektronik atau kendaraan bermotor. Lima belas menit dana pun cair.
Jangka waktu kredit ini adalah maskimal 120 hari atau 4 bulan dan dapat
diperpanjang sesuai dengan keinginan nasabah.
c. KREASI (Kredit Angsuran Sistem Fidusia)
KREASI adalah Kredit dengan angsuran bulanan yang diberikan
kepada Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) untuk
pengembangan usaha dengan sistem Fidusia. Sistem Fidusia berarti
agunan untuk pinjaman cukup dengan BPKB sehingga kendaraan masih
bisa digunakan untuk usaha. KREASI merupakan solusi terpercaya untuk
mendapatkan fasilitas kredit yang cepat, mudah dan murah. Sasaran
kredit kreasi ini adalah pengusaha mikro/kecil baik perorangan maupun
berbadan hukum yang membutuhkan modal. Kredit diberikan
berdasarkan analisis kelayakan usaha dan analisi barang jaminan, dengan
jangka waktu pelunasan 12, 18, 24 dan 36 bulan dan angsuran
flat
(tetap).
60
d. KRASIDA (Kredit Angsuran Sistem Gadai)
Krasida adalah suatu bentuk skim kredit bagi para pengusaha
mikro/kecil yang memerlukan bantuan kredit untuk keperluan usaha
produktif pada semua sector ekonomi dengan jaminan dikuasai oleh
pegadaian. Pada prinsipnya krasida ini hamper sama dengan kredit kreasi,
hanya saja agunan yang diserahkan (dijaminkan) dikuasai sepenuhnya
oleh pegadaian. Pelunasan pinjaman dengan cara angsuran tiap bulan
dengan sewa modal tetap dan jangka waktu 12,18,24 atau 36 bulan.
Keunggulan produk ini adalah proses cepat hanya dalam hitungan menit,
sewa modal ringan, pinjaman mulai dari 20 juta hingga 250 juta.
e. KRISTA (Kredit Angsuran Rumah Tangga)
Krista adalah pinjaman (kredit) lunak yang diberikan oleh PT
Pegadaian (Persero) kepada kelompok wanita pengusaha rumah tangga
yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman modal kerja dengan
pola tanggung renteng. Sistem tanggung renteng adalah suatu system
dimana setiap anggota kelompok harus saling bertanggung jawab
terhadap segala sesuatu yang akan mengganggu dan mengancam
keberlangsungan angsuran dari masing-masing anggota kelompok.
Sasaran produk ini adalah kelompok wanita pengusaha yang anggota
kelompoknya terdiri dari pengusaha sangat mikro dan memiliki seorang
ketua kelompok, seretaris dan bendahara.
61
Produk ini diberikan dengan jaminan agunan alat produksi dengan
nilai minimal 20% dari uang pinjaman, status agunan dikuasai oleh
nasabah, pelunasan dengan angusran tetap dan jangka waktu 12, 18, 24
dan 36 bulan.
f. AMANAH
Program AMANAH pembiayaan berprinsip syariah dari Pegadaian
melayani karyawan swasta atau pegawai negeri untuk memiliki motor
atau mobil idaman.
g. ARRUM
Pembiayaan ARRUM dari Pegadaian Syariah memudahkan para
pengusaha kecil untuk mendapatkan modal usaha dengan jaminan BPKB
dan emas. Kendaraan tetap pada pemiliknya sehingga dapat digunakan
untuk mendukung usaha sehari-hari.
h. KREMADA (Kredit Perumahan Rakyat)
KREMADA adalah pinjaman (kredit) lunak yang diberikan kepada
masyarakat berpenghasilan rendah untuk kebutuhan renovasi atau
pembangunan rumah.Nasabah yang tergolong masyarakat berpenghasilan
rendah adalah yang memiliki penghasilan kurang dari 2 juta perbulan.
Nasabah tergabung dalam suatu kelompok usaha.
i. KAGUM (Kredit Aneka Guna Untuk Umum)
KAGUM adalah kredit (pinjaman) angsuran bulanan dengan sistem
fidusia yang diperuntukkan bagi pegawai atau karyawan suatu instansi
62
yang telah memiliki penghasilan tetap. Layanan KAGUM dapat diperoleh
di perusahaan atau instansi yang telah menjalin kerjasama dengan
Pegadaian KAGUM dapat digunakan untuk membiayai berbagai
kegunaan seperti membangun dan merenovasi rumah, biaya sekolah,
biaya pengobatan, pernikahan dan lain sebagainya. KAGUM merupakan
solusi pembiayaan yang cepat dan tepat bagi karyawan.
j. INVESTA (Investasi Harta Berharga Milik Anda)
INVESTA adalah pinjaman dengan system gadai yang diberikan
kepada nasabah perseorangan maupun institusi dalam jangka waktu
tertentu dengan jaminan berbentuk saham dan obligasi yang tercatat dan
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Layanan INVESTA bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek para pelaku pasar
modal secara cepat, aman dan terpercaya
k. KTJG (Kredit Tunda Jual Gabah)
KTJG adalah pinjaman atau talangan dana cepat kepada petani saat
panen raya dengan jaminan gabah kering giling (GKG) untuk digunakan
menutup biaya hidup dan modal budidaya. Dengan penyediaan modal
budidaya yang cukup diharapkan para petani dapat memperoleh modal
lebih cepat untuk usaha pertanian pada periode musim tanam berikutnya.
Selanjutnya dengan usaha yang bersifat lindung nilai gabah ini,
diharapkan mereka dapat memperoleh daya saing dipasar domestik
sehingga memberikan peluang tambahan pendapatan dan sekaligus
63
memberikan pendidikan bagi para petani untuk menjadikan hasil panenan
sebagai komoditas bisnis.
l. MULIA
Layanan penjualan logam mulia kepada masyarakat secara tunai atau
angsuran dengan proses cepat dan dalam jangka waktu yang fleksibel
logam mulia bisa menjadi alternatif pilihan investasi yang aman untuk
mewujudkan kebutuhan masa mendatang seperti menunaikan ibadah haji,
mempersiapkan biaya pendidikan anak, memiliki rumah idaman serta
kendaraan pribadi.
m. Multi Pembayaran Online
Layanan pembayaran berbagai tagihan bulanan seperti Listrik,
Telepon, PDAM dan lain sebagainya secara online di outlet Pegadaian di
seluruh Indonesia. Merupakan solusi pembayaran cepat yang memberi
kemudahan nasabah dalam bertransaksi tanpa harus memiliki rekening di
bank.
n. Persewaan Gedung
Pegadaian memiliki Langen Palikrama yaitu auditorium yang dikelola
oleh Pegadaian untuk disewakan kepada masyarakat luas guna keperluan
berbagai kegiatan acara dan seremoni. Auditorium dengan arsitektur
Belanda yang dipadukan dengan interior elegan nan artistik serta
dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai, dapat menjadi tempat
ideal guna mensukseskan setiap momen berharga anda.
64
o. Jasa Sertifikasi Batu Mulia
Pegadaian
menyediakan
berbagai layanan professional untuk
sertifikasi keaslian dan identifikasi kualitas batu permata, dengan
dukungan gemologist dan peralatan gemologi berstandar internasional
dari Gemological Institute of America. Layanan ini dilakukan oleh unit
Pegadaian Gemologi Lab.
p. Jasa Taksiran
Layanan kepada masyarakat yang ingin mengetahui karatase dan
kualitas harta perhiasan emas, berlian dan batu permata, baik untuk
keperluan investasi ataupun keperluan bisnis. Dengan biaya yang relatif
ringan masyarakat dapat mengetahui tentang karatase dan kualitas suatu
barang berharga miliknya. Sehingga diharapkan masyarakat tidak
mengalami kebimbangan atas nilai pasti investasinya.
q. Jasa Titipan
Layanan kepada nasabah yang ingin menitipkan barang berharga yang
dimilikinya seperti perhiasan emas, berlian, surat berharga, maupun
kendaraan bermotor dengan biaya terjangkau. Dalam dunia perbankan,
layanan ini dikenal sebagai safe deposit box.
4.6
Kinerja Keuangan Perusahaan
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah diperoleh, baik berupa
data kuantitatif maupun kualitatif yang didukung oleh dasar teori dan metode
penelitian yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dilakukan analisis
65
kinerja aspek keuangan berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor 100
Tahun 2002 pada PT Pegadaian (Persero) dari tahun 2009-2012 untuk
menemukan jawaban atas rumusan masalah dan hipotesis yang telah
dikemukakan oleh penulis. Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor 100 Tahun 2002 menyatakan bahwa penilaian kinerja aspek
keuangan Badan Usaha Milik Negara dibagi menjadi delapan indikator, dimana
dalam hal ini analisis kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) yaitu dari tahun
2009 sampai dengan tahun 2012. Untuk lebih jelasnya akan disajikan sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Analisa Kinerja Aspek Keuangan 2009-2012
Tingkat Kesehatan Nilai Murni Nilai Ekuivalen Kinerja Aspek(%) (%) Keuangan (1) (2) (3) = 2 : 70% (4) 2009 56 80 A (Sehat) 2010 56,5 81 AA (Sehat) 2011 56 80 A (Sehat) 2012 56,5 81 AA (Sehat) Tahun
Penilaian Kinerja Aspek Keuangan
Sumber : Penelitian 2014
Berdasarkan hasil analisa yang terlihat pada Tabel 4.1 tersebut, diketahui
bahwa kesehatan keuangan PT Pegadaian (Persero) berdasarkan Keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 pada tahun 2009
& 2011 berada pada klasifikasi sehat predikat A sedangkan pada tahun 2010 &
2012 berada pada klasifikasi sehat predikat AA.
Selain itu juga disajikan hasil perhitungan kinerja keuangan PT Pegadaian
(Persero) pada Tabel berikut :
66
T
abel 4.2 Kinerja Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2009-2012
Skor Skor
Penilaian Maksimal
2009 2010 2011 2012 KEPMEN
ROE (%) 31,41 35,80 36,21 35,36 34,70 20 20Sangat Sehat
ROI (%) 15,86 16,12 15,01 16,15 15,79 13,5 15Sehat
Cash Ratio (%) 2,72 2,58 2,57 3,46 2,83 0 5Tidak Sehat
Current Ratio (%) 155,52 141,72 142,91 152,50 148,16 5 5Sangat Sehat
Collection Periods (hari) 63,19 62,2 66,23 60,32 62,99 4,5 5Sehat
Perputaran Persediaan (hari) 4,67 3,32 1,69 1,46 2,79 5 5Sangat Sehat
Total Asset Turn Over (%) 25,63 26,84 23,66 26,76 25,72 2 5Kurang Sehat
Total Equity to Total Asset (%) 16,01 16,25 14,45 18,33 16,26 6 10Kurang Sehat
Indikator Penilaian Nilai Persentase Rasio pada Tahun Rata-rata Kategori
Sumber : Penelitian 2014
Berdasarkan Tabel 4.2, menunjukkan bahwa
ROE
tahun 2009 adalah
sebesar 31,41 %. Itu artinya setiap Rp 1 modal pemilik akan menghasilkan laba
bersih sebesar Rp 0,3141. Pada tahun 2009 nilai
ROE
adalah 31,41%. Pada
tahun 2010 nilai ROE adalah 35,80% atau naik sebesar 4,39% dari tahun
sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai
ROE
adalah 36,21% atau naik sebesar
0,41% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai
ROE
adalah 35,36% atau
turun sebesar 0,85% dari tahun sebelumnya. Skor penilaian
ROE
selama tahun
2009-2012 adalah 20.
Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa
ROI
tahun 2009 adalah
15,86%, yang artinya setiap Rp 1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan laba
kotor sebesar Rp 0,1586. Pada tahun 2009 nilai
ROI
adalah 15,86%. Pada tahun
2010 nilai
ROI
adalah 16,12% atau naik sebesar 0,26% dari tahun sebelumnya.
Pada tahun 2011 nilai
ROI
adalah 15,01% atau turun sebesar 1,11% dari tahun
67
sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai
ROI
adalah 16,15% atau naik sebesar
1,14%. Skor penilaian
ROI
selama tahun 2009-2012 adalah 13,5.
Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa
cash ratio
tahun 2009 adalah
2,72% yang artinya setiap Rp 1 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp 0,0272
kas atau setara kas. Pada tahun 2009 nilai
cash ratio
adalah 2,72%. Pada tahun
2010 nilai
cash ratio
adalah 2,58 atau turun sebesar 0,14% dari tahun
sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai
cash ratio
adalah 2,57% atau turun sebesar
0,01% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai
cash ratio
adalah 3,46%
atau naik sebesar 0,89% dari tahun sebelumnya. Skor penilaian untuk
cash ratio
selama tahun 2009-2012 adalah 0.
Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa
current ratio
tahun 2009
adalah sebesar 155,52% yang artinya setiap Rp 1 hutang lancar telah dijamin
dengan Rp 1,55 aktiva lancar. Pada tahun 2009 nilai
current ratio
adalah
155,52%. Pada tahun 2010 nilai
current ratio
adalah 141,72% atau turun
sebesar 13,8% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai
current ratio
adalah 142,91% atau naik sebesar 1,19% dari tahun sebelumnya. Pada tahun
2012 nilai
current ratio
adalah 152,50% atau naik sebesar 9,59% dari tahun
sebelumnya. Skor penilaian untuk
current ratio
selama tahun 2009-2012 adalah
5.
Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa
collection period
tahun 2009
adalah 63,19 hari yang artinya penagihan piutang dilakukan setiap 63,19 hari
dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun 2009 nilai
collection period
adalah 63,19
68
hari. Pada tahun 2010 nilai
collection period
adalah 62.20 hari atau naik sebesar
0,99 hari dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai
collection period
adalah 66,23 hari atau turun sebesar 4,03 hari dari tahun sebelumnya. Pada
tahun 2012 nilai
collection period
adalah 60,32 hari atau naik sebesar 5,91 hari
dari tahun sebelumnya. Skor penilaian untuk
collection period
selama tahun
2009-2012 adalah 4,5.
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa perputaran persediaan pada
tahun 2009 adalah 4,67 hari yang artinya dana yang tertanam dalam persediaan
berputar setiap 4,67 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun 2009 nilai
perputaran persediaan adalah 4,67 hari. Pada tahun 2010 nilai perputaran
persediaan adalah 3,32 hari atau naik sebesar 1,35 hari dari tahun sebelumnya.
Pada tahun 2011 nilai perputaran persediaan adalah 1,69 hari atau naik sebesar
1.63 hari dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai perputaran persediaan
adalah 1,46 hari atau naik sebesar 0,23 hari dari tahun sebelumnya. Skor
penilaian untuk perputaran persediaan selama tahun 2009-2012 adalah 5.
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa
TATO
pada tahun 2009 adalah
25,63% yang artinya setiap Rp 1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan
pendapatan sebesar Rp 0,2563. Pada tahun 2009 nilai
TATO
adlah 25,63%.
Pada tahun 2010 nilai
TATO
adalah 26,84% atau naik sebesar 1,21% dari tahun
sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai
TATO
adalah 23,66% atau turun sebesar
3,18% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai
TATO
adalah 26,76% atau
69
naik sebesar 3,40% dari tahun sebelumnya. Skor penilaian untuk
TATO
selama
tahun 2009-2012 adalah 2.
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2009 rasio modal
sendiri terhadap total aset adalah 16,01% yang artinya modal yang dikelurakan
untuk Rp 1 aktiva perusahaan adalah sebesar Rp 0,16. Pada tahu 2009 nilai
rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 16,01%. Pada tahun 2010
nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 16,25% atau naik
sebesar 0,24% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 nilai rasio total modal
sendiri terhadap total aset adalah 14,40% atau turun sebesar 1,85% dari tahun
sebelumnya. Pada tahun 2012 nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset
adalah 18,33% atau naik sebesar 3,93% dari tahun sebelumnya. Skor penilaian
untuk rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 6.
4.7 Pembahasan
Pembahasan dari hasil analisis kinerja keuangan perusahaan berdasarkan
masing-masing rasio adalah:
4.7.1 Rasio
Likuditas
Berdasarkan Tabel 4.2, rata-rata nilai rasio lancar perusahaan periode
tahun 2009-2012 adalah sebesar 148,16. Bila diubah dalam skor penilaian maka
skor penilaian rata-rata rasio lancar perusahaan periode 2009-2012 adalah 5.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah sangat
sehat karena bobot nilai rasio lancar suatu perusahaan untuk dapat dikatakan
sangat sehat adalah sebesar 5. Skor nilai rasio lancar perusahaan tersebut
70
menunjukkan bahwa perusahaan mampu untuk membiayai hutang jangka
pendek atau hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar. Selama
periode tersebut, jumlah aktiva lancar lebih besar bila dibandingkan hutang
lancar. Ini berarti perusahaan memiliki aset lancar yang dapat segera diuangkan
untuk membayar kewajiban/hutang lancar perusahaan. Namun nilai rasio lancar
yang fluktuatif sebaiknya menjadi perhatian manajemen perusahaan agar dapat
lebih konsisten untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih
baik.
Berdasarkan Tabel 4.2, rata-rata nilai rasio kas perusahaan periode tahun
2009-2012 adalah sebesar 2.83. Bila diubah dalam skor penilaian maka skor
penilaian rata-rata rasio kas perusahaan periode 2009-2012 adalah 0. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah tidak sehat
karena bobot nilai rasio kas suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat
sehat adalah sebesar 5. Skor nilai rasio kas perusahaan tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan tidak memiliki banyak kas atau setara kas untuk melunasi
kewajiban lancar perusahaan. Salah satu alasan mengapa hal ini terjadi adalah
karena
core
bisnis PT Pegadaian (Persero) adalah gadai yaitu memberikan
pinjaman kepada masyarakat sehingga kas yang dimiliki banyak digunakan
untuk pemberian gadai. Tidak memiliki modal yang banyak juga menjadi salah
satu penyebab sedikit nya kas yang dimiliki perusahaan. Manajemen harus
mencari cara agar jumlah kas atau setara kas yang dimiliki perusahaan tidak
terlalu kecil untuk berjaga-jaga apabila ada kewajiban yang harus segera
71
dibayar oleh perusahaan. Salah satu cara untuk menaikkan rasio kas adalah
menaikkan jumlah kas yang dimiliki. Untuk menaikkan jumlah kas ini bisa
dilakukan dengan cara mengatur ulang jangka waktu gadai menjadi lebih
singkat agar pengembalian pinjaman dari nasabah bisa cepat menjadi kas
kembali. Selain itu juga barang jaminan gadai yang telah jatuh tempo agar
segera dilelang sehingga hasil penjualan lelang tersebut dapat menambah
jumlah kas yang dimiliki.
Jadi, kinerja keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan periode
tahun 2009-2012 bila diukur menggunakan rasio lancar menunjukkan kinerja
keuangan yang sangat sehat. Bila diukur menggunakan rasio kas, kinerja
keuangan perusahaan menunjukkan kinerja yang tidak sehat.
4.7.2 Rasio
Profitabilitas
Berdasarkan Tabel 4.2, rata-rata nilai
ROE
perusahaan periode tahun
2009-2012 adalah sebesar 34.72. Bila diubah dalam skor penilaian maka skor
penilaian rata-rata
ROE
perusahaan periode 2009-2012 adalah 20. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah sangat sehat karena
bobot nilai
ROE
suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat baik adalah
sebesar 20. Skor nilai
ROE
perusahaan tersebut menunjukkan bahwa
manajemen perusahaan mampu mengelola modal sendiri yang dimiliki secara
efisien sehingga dapat memberikan laba yang besar. Jumlah penyertaan modal
dari pemerintah yang sedikit tidak terlalu berpengaruh karena perusahaan
72
menempatkan banyak saldo laba sebagai salah satu pos penyusun modal
sendiri.
Berdasarkan Tabel 4.2, rata-rata nilai
ROI
perusahaan periode tahun
2009-2012 adalah sebesar 15.79. Bila diubah dalam skor penilaian maka skor
penilaian rata-rata
ROI
perusahaan periode 2009-2012 adalah 13.5. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah sehat karena bobot
nilai
ROI
suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar
15. Skor nilai
ROI
perusahaan tersebut menunjukkan bahwa manajemen
perusahaan cukup efisien dan produktif dalam mengelola aktiva yang dimiliki
untuk dapat menghasilkan laba bagi perusahaan. Walaupun begitu, manajemen
perusahaan diharapkan agar terus mengelola aktiva agar lebih efektif dan
efisien agar pencapaian laba perusahaan semakin meningkat.
Jadi, kinerja keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan periode
tahun 2009-2012 bila diukur dengan menggunakan
ROE
menunjukkan kinerja
yang sangat sehat. Begitu juga bila diukur dengan
ROI
, kinerja keuangan
perusahaan menunjukkan kinerja yang sehat.
4.7.3 Rasio Akivitas
Berdasarkan Tabel 4.2, rasio aktivitas yang digunakan adalah rasio
total
asset turn over (TATO)
. Rata-rata nilai
total asset turn over
perusahaan periode
tahun 2009-2012 adalah sebesar 25.72. Bila diubah dalam skor penilaian maka
skor penilaian rata-rata
total asset turn over
perusahaan periode 2009-2012
adalah 2. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah
73
kurang sehat karena bobot nilai
total asset turn over
suatu perusahaan untuk
dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5. Lebih dari 80% dari sebagian
besar aktiva perusahaan adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah
dengan jangka waktu 4 bulan. Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa
nilai perputaran rendah. Membuat produk gadai dengan jangka waktu yang
lebih singkat dapat menjadi salah satu solusi meningkatkan nilai perputaran
aktiva. Selain itu, membuat produk baru diluar
core
bisnis pegadaian yaitu
dengan mengoptimalkan aktiva lainnya seperti tanah, bangunan, kendaraan
guna menghasilkan laba bagi perusahaan juga dapat menjadi solusi untutk
meningkatkan nilai perputaran aktiva. Jadi, kinerja keuangan perusahaan
berdasarkan laporan keuangan periode tahun 2009-2012 bila diukur dengan
menggunakan
total asset turnover
menunjukkan kinerja yang kurang sehat.
Perputaran piutang menunjukkan berapa kali waktu yang diperlukan
perusahaan untuk melakukan penagihan terhadap piutangnya dalam suatu
periode atau juga waktu atau hari yang diperlukan untuk mengubah piutang
menjadi uang kas. Berdasarkan Tabel 4.2, secara keseluruhan rata-rata
perputaran piutang periode 2009-2012 adalah 62.99. Bila diubah dalam skor
penilaian maka skor penilaian rata-rata
collection periods
perusahaan periode
2009-2012 adalah 4,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan dapat dikatakan sehat karena hampir mencapai nilai maksimal yaitu
5. Hal ini disebabkan karena cukup tingginya jumlah piutang yang diterima
74
perusahaan karena beberapa produk perusahaan penjualannya dilakukan secara
kredit.
Tingkat perputaran persediaan digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memutarkan produknya. Selain itu indikator ini juga
digunakan untuk menunjukkan efisiensi pengelolaan persediaan produk yang
dilakukan perusahaan. Berdasarkan Tabel 4.2, secara keseluruhan rata-rata
perputaran persediaan periode 2009-2012 adalah 2,79. Bila diubah dalam skor
penilaian rata-rata perputaran persediaan perusahaan periode 2009-2012 adalah
5. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah sangat
sehat karena bobot nilai rasio lancar suatu perusahaan untuk dapat dikatakan
sangat sehat adalah sebesar 5. Tingkat perputaran yang semakin tinggi atau
lama hari penyimpanan persediaan yang semakin rendah menunjukkan semakin
efisiennya kegiatan operasi perusahaan karena modal kerja yang tertanam (
idle
money)
dalam persediaan semakin sedikit.
Jadi, kinerja keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan periode
tahun 2009-2012 bila diukur menggunakan rasio
total asset turn over
menunjukkan kinerja keuangan yang kurang sehat. Bila diukur menggunakan
collection periods
menunjukkan kinerja keuangan yang sehat. Bila diukur
menggunakan perputaran persediaan menunjukkan kinerja keuangan
perusahaan menunjukkan kinerja yang sangat sehat.
75
4.7.4 Rasio
Solvabilitas
Berdasarkan Tabel 4.2, rasio solvabilitas yang digunakan adalah rasio
total modal sendiri terhadap total aktiva. Rata-rata nilai rasio total modal sendiri
terhadap total aktiva perusahaan periode tahun 2009-2012 adalah sebesar 16.26.
Bila diubah dalam skor penilaian maka skor penilaian rata-rata rasio kas
perusahaan periode 2009-2012 adalah 6. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kinerja keuangan perusahaan adalah kurang sehat karena bobot nilai rasio total
modal sendiri terhadap total aktiva suatu perusahaan untuk dapat dikatakan
sangat sehat adalah sebesar 10. Skor nilai rasio total modal sendiri terhadap
total aktiva perusahaan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar jumlah
aktiva perusahaan dibiayai dengan modal dari pihak luar yaitu berupa pinjaman
dari debitur. Banyak memiliki pinjaman tidaklah buruk asal tingkat
perolehannya lebih besar dari beban bunga pinjaman. PT Pegadaian (Persero)
merupakan salah satu BUMN. Modal yang dimiliki berasal dari pemerintah.
Jumlah modal yang diberikan pemerintah setiap tahunnya kecil, ini menjadi
salah satu alasan mengapa nilai rasio modal sendiri terhadap total aktiva kecil.
Meningkatkan laba perusahaan bisa menjadi salah satu cara meningkatkan
modal perusahaan. Selain itu juga penghematan pada pos aktiva juga dapat
menjadi salah satu solusi meningkatkan rasio total modal sendiri terhadap total
aktiva . Jadi, kinerja keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan
periode tahun 2009-2012 bila diukur dengan menggunakan rasio modal sendiri
terhadap total aktiva menunjukkan kinerja yang kurang sehat.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.
Kinerja keuangan rasio likuiditas berdasarkan laporan keuangan periode
tahun 2009-2012 bila diukur menggunakan rasio lancar menunjukkan
kinerja keuangan yang sangat sehat. Bila diukur menggunakan rasio kas,
kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kinerja yang tidak sehat.
2.
Kinerja keuangan profitabilitas berdasarkan laporan keuangan periode
tahun 2009-2012 bila diukur dengan menggunakan
return on equity ratio
menunjukkan kinerja yang sangat sehat. Begitu juga bila diukur dengan
return on investment ratio
, kinerja keuangan perusahaan menunjukkan
kinerja yang sehat.
3.
Kinerja keuangan rasio aktivitas berdasarkan laporan keuangan periode
tahun 2009-2012 bila diukur dengan menggunakan
total asset turnover
menunjukkan kinerja yang kurang sehat. Bila diukur dengan
menggunakan perputaran persediaan menunjukkan kinerja yang sangat
sehat dan
bila diukur dengan menggunakan
collection periods
meenunjukkan kinerja yang sehat.
4.
Kinerja keuangan rasio solvabilitas berdasarkan laporan keuangan
periode tahun 2009-2012 bila diukur dengan menggunakan rasio modal
sendiri terhadap total aktiva menunjukkan kinerja yang kurang sehat.
77
5.2 Saran
1.
Untuk meningkatkan jumlah kas serta meningkatkan jumlah modal
sendiri yang dimiliki oleh perusahaan, disarankan agar manajemen
mengatur ulang jangka waktu gadai yang selama ini 4 bulan (120 hari)
menjadi lebih singkat agar pengembalian pinjaman dari nasabah cepat
menjadi kas kembali. Selain itu juga untuk barang jaminan gadai yang
telah masuk periode lelang agar segera dilakukan penjualan lelang agar
hasil penjualan lelang tersebut bisa menjadi kas.
2.
Perusahaan diharapkan dapat mengelola seluruh sumber daya yang ada
agar keuntungan yang didapat besar sehingga jumlah laba ditahan juga
akan besar. Dengan besarnya laba ditahan maka akan meningkatkan
jumlah modal sendiri yang nantinya akan meningkatkan nilai rasio modal
sendiri terhadap total aktiva.
3.
Membuat produk gadai dengan jangka waktu yang lebih singkat menjadi
salah satu solusi meningkatkan nilai perputaran aktiva. Selain itu,
membuat produk baru diluar
core
bisnis Pegadaian (Gadai dan
Pembiayaan) yaitu dengan mengoptimalkan aktiva lainnya seperti tanah,
bangunan, kendaraan guna menghasilkan laba bagi perusahaan juga
dapat menjadi solusi untuk meningkatkan nilai perputaran aktiva.
4.
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah tahun serta
menambahkan peggunaan rasio-rasio keuangan yang lain untuk
78
mengukur kinerja keuangan perusahaan agar hasil analisa yang diperoleh
dapat lebih baik.
79
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim dan Sarwoko, 2008. Manajemen Keuangan (Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan). Cetakan Ketiga. Yogyakarta BPF. Yogyakarta.
Astuti, Dewi, 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Pertama.
Penerbit : Ghalia Indonesia. Jakarta.
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. PT Gelora
Aksara Pratama.
Darsono, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Edisi Pertama.
Andi. Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafrie. 2008. Analisa Kasus Atas Laporan Keuangan. Edisi
Pertama. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit :
Salemba 4. Jakarta.
Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. PT Bumi Aksara.
Jakarta.
Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, edisi pertama, cetakan pertama,
Penerbit : Rajawali Pers. Jakarta.
Kementrian BUMN. Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002
Munawir, 2007. Analisis Laporan Keuangan. 1 Ed, cetakan keempat belas, BPFE.
Yogyakarta.
Muslich, Muhammad. 2003. Manajemen Keuangan Modern. Bumi Aksara.
Jakarta.
Natalia, Desy. 2003. Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio
Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. KUD Kopta Unit Tambang di Samarinda (2009-2011). Skripsi Universitas Mulawarman
Nawan, Ilham Nugroho Hanung. 2011. Analisis Kinerja Keuangan PT Pos
Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 (2009-2010). Skripsi Universitas Sebelas Maret.
80
Pribadi, Toto. 2008. Deteksi Cepat Kondisi Keuangan : 7 Analisis Rasio
Keuangan. Caetakan I. PPM. Jakarta
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE.
Yogyakarta.
Rosidin, Ogi Widana. 2011. Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda. Skripsi Universitas Mulawarman.
Sawir, 2005. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. PT
Gramedia. Jakarta.
Senhati, 2008. Analisis Rasio Likuiditas dan Profitabilitas pada PT. Graha
Sarana Duta di Makassar (2005-2007). Skripsi STIE LPI Makassar.
Sutrisno, 2008, Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi, edisi pertama,
cetakan ketiga. Ekonesia. Yogyakarta.
Sutrisno, 2009. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Catatan
Ketujuh. Ekonisia. Yogyakarta.
Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi
Dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. PT : Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Theresia, Christie. Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas pada
PT Kalbe Farma.
Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Buku I. Edisi Ketiga. Bayumedia. Malang.
Wijaya Tunggal, Amin. 1996. Kamus Akuntansi. Rineka Cipta. Jakarta.
81
Lampiran I. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2009
Nilai Skor Rasio Kinerja
1 ROE Laba Setelah Pajak
Laba Bersih 798,195,518,921 Laba Penjualan Aset Tetap 583,803,400
Laba Setelah Pajak 797,611,715,521
Modal Sendiri 2,539,458,128,255
31.41% 20
2 ROI EBIT
Laba Sebelum Pajak 1,116,247,071,559 Bunga dan Provisi 1,347,960,331,708 Laba Penjualan Aset Tetap 583,803,400
EBIT 2,463,623,599,867
Penyusutan Aset Tetap 52,130,492,608
EBIT + Penyusutan Aset Tetap 2,515,754,092,475
Total Aktiva 15,859,464,128,255
15.86% 13.5
3 Cash Ratio Kas dan Bank 267,988,501,964
Hutang Lancar 9,842,086,469,647
2.72% 0
4 Current Ratio Aktiva Lancar 15,306,560,584,034
Hutang Lancar 9,842,086,469,647
155.52% 5
5 Collection Period Piutang Usaha 698,818,195,023
Pendapatan Usaha 4,036,386,891,017
63.19 4.5
6 Perputaran Persediaan Persediaan 51,649,546,698
Pendapatan Usaha 4,036,386,891,017
4.67 5
Cash Ratio = (K+B) : HL) x 100%
Current Ratio = (AL : HL) x 100%
Collection Periods = (PiU : PU) x 365 hari
Perputaran Persediaan = (P : PU) x 365 ROE = (LSP : MS) x 100%
ROI = ((EBIT+PAT) : TA) x 100%
No Keterangan Komponen Tahun 2009
Jumlah
7Total Asset Turn Over Total Pendapatan
(TATO) Pendapatan Usaha 4,036,386,891,017 Pendapatan Lain-Lain 29,208,429,706 Laba Penjualan Aset Tetap 583,803,400
Total Pendapatan 4,065,011,517,323
Total Aktiva 15,859,464,128,255
25.63% 2
8 Rasio Modal Sendiri Total Modal Sendiri 2,539,458,187,133
Terhadap Total Aktiva Total Aktiva 15,859,464,128,255
16.01% 6
Total Asset Turn Over = (TP : TA) x 100%
82
Lampiran I. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2009
Skor
Nilai Skor Maksimal
Rasio Kinerja KepMen
1ROE 31,41% 20 20 Sangat Baik
2ROI 15,86% 13,5 15 Baik
3Cash Ratio 2,72% 0 5 Tidak Baik
4Current Ratio 155,52% 5 5 Sangat Baik
5Collection Periods 63.19 hari 4,5 5 Baik
6 Perputaran Persediaan 4.67 hari 5 5 Sangat Baik
7 Total Asset Turn Over (TATO) 25,63% 2 5 Kurang Baik
8 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 16,01% 6 10 Kurang Baik
56 80
A
Kategori
Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2009
Keterangan No
2009
Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Tahun 2009
Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2009 = Total Nilai : 70%
83
Lampiran II. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2010
Nilai Skor Rasio Kinerja
1ROE Laba Setelah Pajak
Laba Bersih 1,179,788,385,692 Laba Penjualan Aset Tetap 134,523,087
Laba Setelah Pajak 1,179,922,908,779
Modal Sendiri 3,296,202,947,825
35.80% 20
2ROI EBIT
Laba Sebelum Pajak 1,616,726,799,654 Bunga dan Provisi 1,573,453,742,911 Laba Penjualan Aset Tetap 134,523,087
EBIT 3,190,315,065,652
Penyusutan Aset Tetap 79,859,739,674
EBIT + Penyusutan Aset Tetap 3,270,174,805,326
Total Aktiva 20,283,042,842,726
16.12% 13.5
3Cash Ratio Kas dan Bank 357,072,324,281
Hutang Lancar 13,845,159,783,249
2.58% 0
4Current Ratio Aktiva Lancar 19,621,785,026,807
Hutang Lancar 13,845,159,783,249
141.72% 5
5Collection Period Piutang Usaha 916,447,432,973
Pendapatan Usaha 5,378,292,906,586
62.20 4.5
6 Perputaran Persediaan Persediaan 48,904,163,073
Pendapatan Usaha 5,378,292,906,586
3.32 5
Cash Ratio = (K+B) : HL) x 100%
Current Ratio = (AL : HL) x 100%
Collection Periods = (PiU : PU) x 365
Perputaran Persediaan = (P : PU) x 365 ROE = (LSP : MS) x 100%
ROI = ((EBIT+PAT) : TA) x 100%
No Keterangan Komponen Tahun 2010
Jumlah
7Total Asset Turn Over Total Pendapatan
(TATO) Pendapatan Usaha 5,378,292,906,586
Pendapatan Lain-Lain 66,218,947,447
Laba Penjualan Aset Tetap 134,523,087
Total Pendapatan 5,444,646,377,120
Total Aktiva 20,283,042,842,726
26.84% 2.5
8 Rasio Modal Sendiri Total Modal Sendiri 3,296,202,947,825
Terhadap Total Aktiva Total Aktiva 20,283,042,842,726
16.25% 6
Total Asset Turn Over = (TP : TA) x 100%
84
Lampiran II. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2010
Skor
Nilai Skor Maksimal
Rasio Kinerja KepMen
1ROE 35,80% 20 20 Sangat Baik
2ROI 16,12% 13,5 15 Baik
3Cash Ratio 2,58% 0 5 Tidak Baik
4Current Ratio 141,72% 5 5 Sangat Baik
5Collection Periods 62.2 hari 4,5 5 Baik
6 Perputaran Persediaan 3.32 hari 5 5 Sangat Baik
7 Total Asset Turn Over (TATO) 26,84% 2,5 5 Kurang Baik
8 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 16,25% 6 10 Kurang Baik
56,5 81
AA
Kategori
Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2010
Keterangan No
2010
Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Tahun 2010
Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2010 = Total Nilai : 70%
85
Lampiran III. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2011
Nilai Skor
Rasio Kinerja
1ROE Laba Setelah Pajak
Laba Bersih 1,476,235,286,928
Laba Penjualan Aset Tetap 179,520,506
Laba Setelah Pajak 1,476,055,766,422
Modal Sendiri 4,076,363,090,622
36.21% 20
2ROI EBIT
Laba Sebelum Pajak 2,002,251,590,714
Bunga dan Provisi 1,842,906,719,748
Laba Penjualan Aset Tetap 179,520,506
EBIT 3,844,978,789,956
Penyusutan Aset Tetap 89,569,819,086 EBIT + Penyusutan Aset Tetap 3,934,548,609,042
Total Aktiva 26,219,352,956,584
15.01% 13.5
3Cash Ratio Kas dan Bank 459,112,641,756
Hutang Lancar 17,869,388,246,994
2.57% 0
4Current Ratio Aktiva Lancar 25,537,221,194,712
Hutang Lancar 17,869,388,246,994
142.91% 5
5Collection Period Piutang Usaha 1,197,665,961,512
Pendapatan Usaha 6,600,927,966,486
66.23 4.5
6 Perputaran Persediaan Persediaan 30,602,405,764
Pendapatan Usaha 6,600,927,966,486
1.69 5
Cash Ratio = (K+B) : HL) x 100%
Current Ratio = (AL : HL) x 100%
Collection Periods = (PiU : PU) x 365
Perputaran Persediaan = (P : PU) x 365 ROE = (LSP : MS) x 100%
ROI = ((EBIT+PAT) : TA) x 100%
No Keterangan Komponen Tahun 2011
Jumlah
7Total Asset Turn Over Total Pendapatan
(TATO) Pendapatan Usaha 6,600,927,966,486
Pendapatan Lain-Lain 75,592,358,839
Laba Penjualan Aset Tetap 134,523,087
Total Pendapatan 6,676,654,848,412
Total Aktiva 28,219,352,956,584
23.66% 2
8 Rasio Modal Sendiri Total Modal Sendiri 4,076,363,090,622
Terhadap Total Aktiva Total Aktiva 28,219,352,958,584
14.45% 6
Total Asset Turn Over = (TP : TA) x 100%
86
Lampiran III. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2011
Skor
Nilai Skor Maksimal
Rasio Kinerja KepMen
1ROE 36,21% 20 20 Sangat Baik
2ROI 15,01% 13,5 15 Baik
3Cash Ratio 2,57% 0 5 Tidak Baik
4Current Ratio 142,91% 5 5 Sangat Baik
5Collection Periods 66.23 hari 4,5 5 Baik
6 Perputaran Persediaan 1.69 hari 5 5 Sangat Baik
7 Total Asset Turn Over (TATO) 23,66% 2 5 Kurang Baik
8 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 14,45% 6 10 Kurang Baik
56 80
A
Kategori
Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2011
Keterangan No
2011
Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Tahun 2011
Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2011 = Total Nilai : 70%
87
Lampiran IV. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2012
Nilai Skor
Rasio Kinerja
1ROE Laba Setelah Pajak
Laba Bersih 1,904,822,565,902
Laba Penjualan Aset Tetap 13,276,627
Laba Setelah Pajak 1,904,809,289,275
Modal Sendiri 5,371,884,488,525
35.46% 20
2ROI EBIT
Laba Sebelum Pajak 2,577,445,346,104
Bunga dan Provisi 2,072,564,502,083
Laba Penjualan Aset Tetap 13,276,627
EBIT 4,649,996,571,560
Penyusutan Aset Tetap 84,753,627,576 EBIT + Penyusutan Aset Tetap 4,734,750,199,136
Total Aktiva 29,311,898,012,567
16.15% 13.5
3Cash Ratio Kas dan Bank 647,155,058,012
Hutang Lancar 18,720,492,208,323
3.46% 0
4Current Ratio Aktiva Lancar 28,548,901,879,167
Hutang Lancar 18,720,492,208,323
152.50% 5
5Collection Period Piutang Usaha 1,276,604,131,910
Pendapatan Usaha 7,724,569,543,708
60.32 4.5
6 Perputaran Persediaan Persediaan 30,794,362,329
Pendapatan Usaha 7,724,569,543,708
1.46 5
No Keterangan Komponen Tahun 2012
Jumlah
Cash Ratio = (K+B) : HL) x 100%
Current Ratio = (AL : HL) x 100%
Collection Periods = (PiU : PU) x 365
Perputaran Persediaan = (P : PU) x 365 ROE = (LSP : MS) x 100%
ROI = ((EBIT+PAT) : TA) x 100%
7Total Asset Turn Over Total Pendapatan
(TATO) Pendapatan Usaha 7,724,569,543,708
Pendapatan Lain-Lain 119,745,432,260
Laba Penjualan Aset Tetap 13,276,627
Total Pendapatan 7,844,301,699,341
Total Aktiva 29,311,898,012,567
26.76% 2.5
8 Rasio Modal Sendiri Total Modal Sendiri 5,371,884,488,525
Terhadap Total Aktiva Total Aktiva 29,311,898,012,567
18.33% 6
Total Asset Turn Over = (TP : TA) x 100%
88
Lampiran IV. Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2012
Skor
Nilai Skor Maksimal
Rasio Kinerja KepMen
1ROE 35,46% 20 20 Sangat Baik
2ROI 16,15% 13,5 15 Baik
3Cash Ratio 3,46% 0 5 Tidak Baik
4Current Ratio 152,50% 5 5 Sangat Baik
5Collection Periods 60.32 hari 4,5 5 Baik
6 Perputaran Persediaan 1.46 hari 5 5 Sangat Baik
7 Total Asset Turn Over (TATO) 26,76% 2,5 5 Kurang Baik
8 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 18,33% 6 10 Kurang Baik
56,5 81
AA
Kategori
Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2012
Keterangan No
2012
Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Tahun 2012
Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Tahun 2012 = Total Nilai : 70%
Sumber : Penelitian 2014
KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
NOMOR : KEP-100/MBU/2002
TENTANG
PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN
BADAN USAHA MILIK NEGARA
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
Menimbang : a. bahwa perkembangan dunia usaha dalam situasi perekonomian yang semakin terbuka perlu dilandasi dengan sarana dan sistem penilaian kerja yang dapat mendorong perusahaan ke arah peningkatan efisiensi dan daya saing;
b. bahwa dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 198/KMK.016/1998 dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara/Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep.215/M- BUMN/1999 telah ditetapkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan/penilaian tingkat kinerja Badan Usaha Milik Negara;
c. bahwa dengan dialihkannya kedudukan, tugas dan wewenang Menteri BUMN pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM), dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara, maka dipandang perlu meninjau kembali keputusan sebagaimana tersebut pada huruf b, khususnya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 198/KMK.016/1998.
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c, perlu ditetapkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1969 (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 16; Tambahan Lembaran Negara Nomor 2890) tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan
(PERSERO) (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3731) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2001 (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4101);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1998 tentang Perusahaan Umum (PERUM) (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3732);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2000 tentang Perusahaan Jawatan (PERJAN) (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3928);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2001 tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan
(PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4137);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BADAN USAHA MILIK NEGARA.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan ini, yang dimaksud dengan:
1. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya dalam Keputusan ini disingkat BUMN, adalah Perusahaan Perseroan (PERSERO) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 dan Perusahaan Umum (PERUM) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1998.
2. Anak Perusahaan BUMN adalah Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas yang sekurang-kurangnya 51% sahamnya dimiliki oleh BUMN.
Pasal 2
1) Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN berlaku bagi seluruh BUMN non jasa keuangan maupun BUMN jasa keuangan kecuali Persero Terbuka dan BUMN yang dibentuk dengan Undang-undang tersendiri.
2) BUMN non jasa keuangan adalah BUMN yang bergerak dibidang infrastruktur dan non infrastruktur sebagaimana pada lampiran I.
3) BUMN jasa keuangan adalah BUMN yang bergerak dalam bidang usaha perbankan, asuransi, jasa pembiayaan dan jasa penjaminan.
BAB II
PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN Pasal 3
(1) Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN digolongkan menjadi : a. SEHAT, yang terdiri dari :
AAA apabila total (TS) lebih besar dari 95 AA apabila 80 <TS< =95
A apabila 65 <TS<= 80
b. KURANG SEHAT, yang terdiri dari : BBB apabila 50 <TS< =65
BB apabila 40 <TS< =50 B apabila 30 <TS< =40 c. TIDAK SEHAT, yang terdiri dari :
CCC apabila 20 <TS< =30 CC apabila 10 <TS< =20 C apabila TS< =10
(2) Tingkat Kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja Perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi penilaian :
a. Aspek Keuangan. b. Aspek Operasional. c. Aspek Administrasi.
(3) Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN sesuai keputusan ini hanya diterapkan bagi BUMN apabila hasil pemeriksaan akuntan terhadap perhitungan keuangan tahunan perusahaan yang bersangkutan dinyatakan dengan kualifikasi “Wajar Tanpa Pengecualian” atau kualifikasi “Wajar Dengan Pengecualian” dari akuntan publik atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan.
(4) Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN ditetapkan setiap tahun dalam pengesahan laporan tahunan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau Menteri BUMN untuk Perusahaan Umum (PERUM).
BAB III
BADAN USAHA MILIK NEGARA NON JASA KEUANGAN Pasal 4
(1) Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN yang bergerak dibidang non jasa keuangan dibedakan antara BUMN yang bergerak dalam bidang infrastruktur selanjutnya disebut BUMN INFRASTRUKTUR dan BUMN yang bergerak dalam bidang non infrastruktur yang selanjutnya disebut BUMN NON INFRASTRUKTUR dengan pengelompokan sebagaimana pada lampiran I. (2) Perubahan pengelompokan BUMN dalam kategori BUMN INFRASTRUKTUR dan BUMN
NON INFRASTRUKTUR sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara.
Pasal 5
(1) BUMN INFRASTRUKTUR adalah BUMN yang kegiatannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat luas, yang bidang usahanya meliputi :
a. Pembangkitan, transmisi atau pendistribusian tenaga listrik.
b. Pengadaan dan atau pengoperasian sarana pendukung pelayanan angkutan barang atau penumpang baik laut, udara atau kereta api.
c. Jalan dan jembatan tol, dermaga, pelabuhan laut atau sungai atau danau, lapangan terbang dan bandara.
d. Bendungan dan irigasi.
(2) Penambahan atau pengurangan bidang-bidang atau jenis-jenis kegiatan untuk menentukan kriteria BUMN INFRASTRUKTUR sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara.
(3) BUMN NON INFRASTRUKTUR adalah BUMN yang bidang usahanya diluar bidang usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Pasal 6
Indikator Penilaian Aspek Keuangan, Aspek Operasional, Aspek Administrasi BUMN yang bergerak di bidang usaha non jasa keuangan sebagaimana terdapat dalam Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN non jasa keuangan (Lampiran II).
BAB IV
BADAN USAHA MILIK NEGARA JASA KEUANGAN Pasal 7
Penilaian tingkat kesehatan BUMN jasa keuangan dibedakan antara BUMN yang bergerak dalam bidang usaha perbankan, asuransi, jasa pembiayaan dan jasa penjaminan.
Pasal 8
Pengelompokan BUMN yang bergerak dalam bidang usaha jasa keuangan dan indikator penilaian Hasil penilaian Aspek Keuangan, Aspek Operasional, Aspek Administrasi ditetapkan dengan Keputusan Menteri BUMN tersendiri.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP Pasal 9
BUMN wajib menerapkan penilaian Tingkat Kesehatan BUMN berdasarkan keputusan ini kepada Anak Perusahaan BUMN sesuai dengan bidang usaha Anak Perusahaan BUMN yang bersangkutan.
Pasal 10
Dengan berlakunya Keputusan ini, maka:
1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 198/KMK.016/1998 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara ;
2. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara/Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep.215/M- BUMN/1999 tentang Penilaian Tingkat Kinerja Badan Usaha Milik Negara,
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 11
Keputusan ini mulai berlaku untuk penilaian Tingkat Kesehatan BUMN tahun buku 2002.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal : 04 Juni 2002
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
t t d
LAKSAMANA SUKARDI
Salinan sesuai dengan aslinya,
Kepala Biro Hukum
ttd dan cap
Victor Hutapea
I. SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGAN
Bidang Industri Pupuk dan Semen
1. PT Pupuk Sriwidjaja 2. PT Asean Aceh Fertilizer 3. PT Semen Baturaja 4. PT Semen Kupang Bidang Niaga 5. PT Dharma Niaga 6. PT Pantja Niaga 7. PT Cipta Niaga 8. PT Sarinah
Bidang Industri Farmasi dan Aneka Industri
1. PT Bhanda Ghara Reksa 2. PT Berdikari 3. PT Indo Farma 4. PT Kimia Farma 5. PT Bio Farma
6. PT Rajawali Nusantara Indonesia 7. PT Garam
8. PT Industri Gelas 9. PT Industri Soda Indonesia 10. PT Sandang Nusantara 11. PT Cambrics Primisima
Bidang Pertambangan dan Energi
1. PT Sarana Karya 2. PT Batubara Bukit Asam 3. PT Konservasi Energi Abadi 4. PT Batan Tehnologi 5. PT Perusahaan Gas Negara
Bidang Kertas, Percetakan dan Penerbitan
1. PT Kertas Leces 2. PT Kertas Kraft Aceh
SALINAN TABEL KELOMPOK BUMN
INFRA STRUKTUR DAN NON INFRA STRUKTUR
Lampiran I : 1/4 Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-100/MBU/2002 Tanggal : 04 Juni 2002
TABEL KELOMPOK BUMN
INFRA STRUKTUR DAN NON INFRA STRUKTUR
Lampiran I : 2/4 Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-100/MBU/2002 Tanggal : 04 Juni 2002
No. BUMN INFRA STRUKTUR BUMN NON INFRA STRUKTUR Bidang Industri Strategis
1. PT Dirgantara Indonesia 2. PT DAHANA 3. PT Barata Indonesia 4. PT Boma Bisma Indra 5. PT Krakatau Steel 6. PT Industri Kereta Api
7. PT Industri Telekomunikasi Indonesia 8. PT Len Industri
Bidang Kawasan Industri
1. PT Kawasan Berikat Nusantara 2. PT Kawasan Industri Makasar 3. PT Kawasan Industri Medan 4. PT Kawasan Industri Wijaya 5. PT PDI Batam
Bidang Konstruksi Bangunan
1. PT Nindya Karya 2. PT Wijaya Karya 3. PT Waskita Karya 4. PT Adhi Karya 5. PT Brantas Abipraya 6. PT Hutama Karya 7. PT Istaka Karya 8. PT Pembangunan Perumahan
Bidang Konsultan Konstruksi
1. PT Bina Karya 2. PT Indah Karya 3. PT Indra Karya 4. PT Virama Karya 5. PT Yodya Karya
Bidang Penunjang Konstruksi dan Jalan Tol
1. PT Amarta Karya
2. PT Dok Perkapalan Kodja Bahari 3. PT Dok dan Perkapalan Surabaya
II. SEKTOR KAWASAN INDUSTRI JASA KONSTRUKSI DAN KONSULTAN KONSTRUKSI
Bidang Prasarana Perhubungan Laut
1. PT Pelabuhan Indonesia I 2. PT Pelabuhan Indonesia II 3. PT Pelabuhan Indonesia III 4. PT Pelabuhan Indonesia IV 5. PT Rukindo
6. PT Varuna Tirta Prakasya
Bidang Prasarana Perhubungan Udara
1. PT Angkasa Pura I 2. PT Angkasa Pura II
Bidang Sarana Perhubungan
1. PT Pelayaran Djakarta Lloyd 1. PT Pelayaran Nasional Indonesia 2. PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan 2. PT Garuda Indonesia
3. PT Pelayaran Bahtera Adiguna 3. PT Merpati Airlines 4. PT Kereta Api Indonesia
Bidang Pos
1. PT Pos Indonesia
Bidang Pariwisata
1. PT Hotel Indonesia dan Natour 2. PT Pengembangan Pariwisata Bali
3. PT TWC Borobudur, Prambanan & Ratu Boko
Bidang Penyiaran
1. PT Televisi Republik Indonesia
Bidang Perkebunan
1. PT Perkebunan Nusantara I 2. PT Perkebunan Nusantara II 3. PT Perkebunan Nusantara III 4. PT Perkebunan Nusantara IV 5. PT Perkebunan Nusantara V 6. PT Perkebunan Nusantara VI 7. PT Perkebunan Nusantara VII 8. PT Perkebunan Nusantara VIII
TABEL KELOMPOK BUMN
INFRA STRUKTUR DAN NON INFRA STRUKTUR
Lampiran I : 3/4 Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-100/MBU/2002 Tanggal : 04 Juni 2002
No. BUMN INFRA STRUKTUR BUMN NON INFRA STRUKTUR III. SEKTOR PERHUBUNGAN,
TELEKOMUNIKASI DAN PARIWISATA
IV. SEKTOR PERTANIAN, PERKEBUNAN KEHUTANAN PERDAGANGAN
10. PT Perkebunan Nusantara X 11. PT Perkebunan Nusantara XI 12. PT Perkebunan Nusantara XII 13. PT Perkebunan Nusantara XIII 14. PT Perkebunan Nusantara XIV Bidang Perikanan
1. PT Usaha Mina
2. PT Perikanan Samodra Besar 3. PT Tirta Raya Mina 4. PT Perikani Bidang Pertanian 1. PT Pertani 2. PT Sang Hyang Seri Bidang Kehutanan 1. PT Inhutani I 2. PT Inhutani II 3. PT Inhutani III 4. PT Inhutani IV 5. PT Perhutani 1. Perum Perumnas
2. Perum Jasa Tirta I 3. Perum Jasa Tirta II
4. Perum Prasarana Perikanan Samodra Besar 5. Perum PPD
6. Perum Damri
1. Perum Percetakan Negara RI 2. Perum Sarana Pengembangan Usaha 3. Perum Peruri
4. Perum Pegadaian 5. Perum PFN TABEL KELOMPOK BUMN
INFRA STRUKTUR DAN NON INFRA STRUKTUR
Lampiran I : 4/4 Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-100/MBU/2002 Tanggal : 04 Juni 2002
No. BUMN INFRA STRUKTUR BUMN NON INFRA STRUKTUR
Salinan sesuai dengan aslinya, MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA Kepala Biro Hukum
ttd ttd
SALINAN
TATA CARA PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BUMN NON JASA KEUANGAN I. ASPEK KEUANGAN
1. Total bobot
- BUMN INFRA STRUKTUR (Infra) 50 - BUMN NON INFRA STRUKTUR (Non infra) 70 2. Indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya.
Dalam penilaian aspek keuangan ini, indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya adalah seperti pada tabel 1 dibawah ini :
Tabel 1 : Daftar indikator dan bobot aspek keuangan
3. Metode Penilaian
a. Imbalan kepada pemegang saham/Return On Equity (ROE)
Rumus:
ROE : Laba setelah Pajak x 100% Modal Sendiri
Definisi :
- Laba setelah Pajak adalah Laba setelah Pajak dikurangi dengan laba hasil penjualan dari : • Aktiva tetap
• Aktiva Non Produktif
Lampiran II : 1/18 Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-100/MBU/2002 Tanggal : 04 Juni 2002
1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 15 20
2. Imbalan Investasi (ROI) 10 15
3. Rasio Kas 3 5
4. Rasio Lancar 4 5
5. Colection Periods 4 5
6. Perputaran persediaan 4 5
7. Perputaran total asset 4 5
8. Rasio modal sendiri terhadap total aktiva 6 10
Total Bobot 50 70
Indikator Bobot