• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI DISFUNGSI KELUARGA DALAM FILM REALITA CINTA DAN ROCK N ROLL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REPRESENTASI DISFUNGSI KELUARGA DALAM FILM REALITA CINTA DAN ROCK N ROLL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

REPRESENTASI DISFUNGSI KELUARGA DALAM FILM “REALITA CINTA DAN ROCK „N ROLL”

(Analisis Semiotika dalam Film “Realita Cinta dan Rock „N Roll) Fikri Rachmat

080904079 ABSTRAK

Penelitian ini mengenai representasi disfungsi keluarga dalam film “Realita Cinta dan Rock „n Roll”, di mana isinya merupakan hasil dari konstruksi realitas dengan dialog sebagai perangkat dasarnya dan diperjelas dengan gambar yang bergerak. Tujuan penelitian ini adalah melihat representasi representasi disfungsi keluarga. Penelitian ini memfokuskan pada adegan yang ada dan makna dari adegan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah semiotika Peirce sebagai model dengan paradigma interpretif. Interpretif itu sendiri bagaimana individu memiliki interpretasi sesuatu terhadap sesuatu hal dengan menggunakan logika. Peneliti berusaha melihat bagaimana representasi disfungsi keluarga dan membandingkannya dengan keadaan sebenarnya. Adegan dan makna adegan akan dilihat secara ikonis, indeks dan simbol. Dalam penelitian ini ditemukan sebanyak 19 leksia yang berupa adegan. Leksia yang dipilih mengandung kata atau kalimat yang bersinggungan dengan disfungsi keluarga. Dalam analisis paradigmatis kita dapat melihat representasi disfungsi keluarga itu secara lebih mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi disfungsi keluarga yang terdapat dalam film “Realita Cinta dan Rock „n Roll” merupakan gambaran dinamisme dalam beberapa keluarga yang sering terjadi dalam realita kehidupan di keluarga pada zaman modern ini. Terlepas dari semua itu, cinta dan kasih sayang merupakan jembatan untuk memperbaiki disfungsi yang ada.

Kata kunci : Interpretif, Semiotika, Representasi Disfungsi Keluarga. KONTEKS MASALAH

“Realita Cinta dan Rock „n Roll” merupakan salah satu film karya anak bangsa yang bergenre drama, yang bercerita tentang realita kehidupan, kisah cinta dan cita-cita menjadi musisi rock „n roll (http://www.indonesianfilmcenter.com). Para orang tua harus menyadari realita bahwa pergaulan seperti ini adalah keseharian yang kadang anak mereka hadapi dalam kenyataan yang belakangan ini terjadi di masyarakat. Sehingga para orang tua harus mulai menyusun strategi bagaimana cara yang baik untuk menanggulangi tantangan hidup di zaman globalisasi seperti yang ada pada saat ini.

(2)

Melalui film, penonton diajak untuk menerima data, fakta, pandangan dan pikiran dalam kemasan realitas sebuah film. Namun realita yang direpresentasikan dalam film merupakan realita yang telah dikonstruksi sebelumnya menggunakan dengan gaya tertentu. Konstruksi realita yang ditampilkan dalam tentunya sedikit banyak berakar dari realita yang benar terjadi di masyarakat.

FOKUS MASALAH

Berdasarkan konteks masalah yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Bagaimana representasi disfungsi keluarga dalam film Realita Cinta dan Rock „n Roll?”

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk:

1. Mengetahui representasi disfungsi keluarga dalam film “Realita Cinta dan Rock „n Roll”.

2. Mengetahui makna film melalui semiotika Peirce.

3. Mengetahui relevansi yang ada antara film dan realita yang terjadi di masyarakat.

PERSPEKTIF KAJIAN/PARADIGMA

Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, yang lebih menekankan pada pemahaman dan penafsiran suatu kenyataan.

KAJIAN PUSTAKA Semiotika Peirce

Sebuah tanda atau representamen memiliki relasi „triadik‟ langsung dengan interpretan dan objeknya (Wibowo, 2011: 13).

Tipologi tanda versi Peirce, yakni:

1. Ikon adalah hubungan antara representamen dan objeknya terwujud sebagai kesamaaan dalam beberapa kualitas. Contohnya sebagian besar rambu lalu lintas merupakan tanda yang ikonik karena „menggambarkan‟ bentuk yang memiliki kesamaan dengan objek yang sebenarnya.

2. Indeks adalah hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat konkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal. Contoh ketukan pintu merupakan indeks dari kehadiran seorang „tamu‟ di rumah kita.

(3)

3. Simbol merupakan jenis tanda yang bersifat abriter dan konvensional sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat. Salah satu contohnya adalah tanda seru dalam rambu lalu lintas.

Pemaknaan

(Littlejohn, 2009: 189-191) Pemaknaan adalah istilah bagaimana manusia memahami pengalamannya. Asosiasi terhadap sebuah pesan adalah konotasi terhadap istilah tersebut. Hubungan rangsangan respon (R-R) bertanggungjawab dalam pembentukan makna. Makna bersifat internal terhadap pengalaman seseorang dengan rangsangan alami, disebut sebagai konotatif. Pemaknaan bagi setiap tanda n terletak dalam sebuah ruang yang terdiri dari tiga dimensi utama: evaluasi, aktivitas dan potensi. Pemaknaan konotatif akan berada di suatu tempat dalam ruang hipotesis ini, bergantung pada respon anda terhadap ketiga faktor tersebut.

Representasi

Representasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan tanda (gambar, bunyi dan lain-lain) untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret atau mereproduksi sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu (Danesi, 2012: 20). Karena representasi tidak terhindarkan untuk terlibat dalam proses seleksi sehingga beberapa tanda tertentu lebih istimewa daripada yang lain, ini terkait dengan bagaimana konsep tersebut direpresentasikan dalam media berita, film, atau bahkan dalam percakapan sehari-hari (John Hartley, 2010: 265).

Disfungsi Keluarga

Menurut Ritzer (2009: 19) intisari pengertian keluarga, yaitu kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu dan anak. Hubungan sosial di antara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan/atau adopsi. Hubungan antar anggota keluarga dijiwai oleh suasana afeksi dan rasa tanggung jawab. Fungsi keluarga adalah memelihara, merawat dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.

Menurut Ritzer (2009: 21) dalam teori struktural fungsional, masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan. Konsep utama dalam teori ini adalah fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manisfest dan keseimbangan (equilibrium).

Tanda Visual

Seiring semakin singkatnya gerakan tangan yang digunakan untuk membuat representasi tersebut oleh nenek moyang kita yang bijak, gerakan tangan ini berevolusi

(4)

menjadi simbol visual yang lebih ringkas dan abstrak. Tanda visual dapat didefinisikan secara sederhana sebagai tanda yang dikonstruksi dengan sebuah penanda yang dapat dilihat (bukan didengar, disentuh, dikecap atau dicium) (Danesi, 2012: 75).

METODE PENELITIAN

Metode yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan analisis semiotika. Semiotika yang digunakan adalah semiotika Peirce.

OBJEK PENELITIAN

Objek dalam penelitian ini adalah scene dan makna yang ada dalam film “Realita Cinta dan Rock „n Roll”. Khususnya scene yang berkaitan dengan disfungsi keluarga.

SUBJEK PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini adalah representasi disfungsi keluarga dalam film “Realita Cinta dan Rock „n Roll”.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder, yaitu scene yang berkaitan dengan semiotika disfungsi keluarga dalam film “Realita Cinta dan Rock „n Roll”. Kemudian melalui penelitian kepustakaan (library research).

TEKNIK ANALISIS DATA

Penelitian ini memusatkan pada penelitian kualitatif dengan perangkat metode analisis semiotika Peirce. Yang dicari ialah yang mengandung kata-kata (dialog) dan gambar yang berkaitan dengan disfungsi keluarga dalam film “Realita Cinta dan Rock „n Roll”.

Dalam semiotika Peirce, membaca dan menstrukturkan tanda dapat melalui dari unsur ikon, indeks dan simbol di atas serta tetap menekankan logika dalam penyesuaiannya. Dari hal inilah pragmatisme bisa dituangkan dalam bentuk tulisan.

(5)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

No. Time Story Pembahasan

1. (25:32 - 27:06) Ikon: Ipang yang bajunya compang camping sehabis berkelahi ditegur Ayahnya. Ayahnya tidak suka dengan sikap Ipang yang hidup sesukanya tanpa memikirkan sekolah sehingga Ayahnya mengungkit segala aktivitas Ipang dan dinilai negatif olehnya sehingga membuat Ipang marah dan meninggalkan pembicaraan. Indeks: Ayah Ipang yang kesal karena tingkah Ipang yang sesuka hatinya jadi membuatnya menilai segala aktivitas Ipang di luar sekolah menjadi negatif dan membuat Ipang marah.

Simbol: Dari ikon dan tanda verbal yang ada terkandung makna seorang Ayah harus lebih bijaksana dalam memberikan nasehat dan sedikit memahami sifat anaknya dan juga seorang anak harusnya lebih mengahargai posisi dan kedudukan orang tua.

Representasi: Sudah sewajarnya orang tua memarahi anaknya ketika terlibat perkelahian dengan orang lain. Jelas perkelahian tidak menghasilkan sesuatu bagi yang menang maupun yang kalah, yang ada hanya memberikan kerugian kepada keduanya. Namun, orang tua juga tidak lantas langsung memarahi anaknya secara berlebihan dengan mengaitkan segala aktivitas yang dilakukan anaknya di luar akademi. Terlepas dari negatif atau positifnya kegiatan anak di luar, orang tua bisa memberikan nasihat kepada anaknya namun tidak langsung mengatur kehidupannya anaknya bagaikan robot yang mesti bergerak ketika diperintah oleh majikkannya. Di sisi lain, harusnya seorang anak memiliki sopan santun yang lebih kepada orang tuanya, baik ketika silang pendapat atau tidak. Tidak lantas meninggalkan percakapan ketika orang tuanya sedang menasihatinya.

2. (27:08 - 28:41) Ikon: Nugi yang sedang makan malam bersama Ibu dan pacar ibunya terlihat risih dengan keberadaan pacar ibunya. Karena tidak nyaman dalam situasi tersebut akhirnya Nugi meninggalkan meja makan.

Indeks: Nugi tidak senang dengan keberadaan pacar ibunya dalam makan malamnya sehingga ia meninggalkan meja makan.

(6)

ada terkandung makna nilai kesopanan harus tetap dijunjung tinggi terhadap orang lain apalagi terhadap orang yang lebih tua.

Representasi: Ibu Nugi berharap dengan cara makan malam, ia bisa mengenalkan calon pasangannya dan berharap anaknya dapat menerima hal tersebut dengan baik. Tidak mudah sebetulnya mengenalkan calon pasangan kepada anak yang jauh di lubuk hatinya sangat menginginkan kedua orang tuanya rujuk. Walaupun demikian, terlepas dari suka atau tidaknya kita terhadap seseorang kita harus menjunjung tinggi norma kesopanan apalagi ketika berada di meja makan. Sudah seharusnya tidak meninggalkan meja makan ketika makan malam sedang berlangsung. Tata letak lampu dan meja makan yang terlihat menunjukkan kebudayaan India yang sangat kental, yang mana Ibunya Nugi sangat menjiwai kebudayaan India tersebut. Walaupun kebudayaan India sudah hadir sejak lama, namun sangat sedikit masyarakat Indonesia yang betul-betul terpengaruh kebudayaan India. Sekalinya ada, biasanya memang keturunan dari orang India. 3. (34:24 - 35:26) Ikon: Nugi dan Ipang yang sedang kesal

mencurahkan hati untuk saling bercerita dan kemudian disambut oleh cerita kehidupan Sandra yang lebih pelik bahwa Ayahnya meninggal dengan cara bunuh diri.

Indeks: Dua sahabat ini saling mengungkapkan isi hatinya yang sedang kesal dan Sandra mencoba menenangkan keduanya. Simbol: Dari ikon dan tanda verbal yang ada terkandung pesan bahwa walaupun ada berbagai masalah yang merundung hati, kita harus tetap tegar karena inilah hidup.

Representasi: Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya, apalagi ketika sedang mengalami masalah sudah sewajarnya manusia membutuhkan orang lain untuk menjadi teman agar bisa menghibur dirinya. Pakaian yang dipakai Nadin yang memperlihatkan auratnya , sebetulnya di Indonesia yang notabene mayoritas pemeluk Islam tidak mudah untuk diterima. Ditambah lagi perempuan yang merokok yang dulu sangat jarang ditemui, sekarang sudah banyak dilihat di berbagai lapisan masyarakat.

(7)

KESIMPULAN

Sesuai dengan tujuan penelitian serta berdasarkan analisis dari 19 adegan yang terdapat dalam Film “Realita Cinta dan Rock „n Roll” serta interpretasi peneliti, maka berikut kesimpulan yang didapat yaitu:

1. Film “Realita Cinta dan Rock „n Roll” merupakan film drama yang menyuguhkan konsep ke dalam tiga fokus realita kehidupan keluarga, cinta dalam persahabatan dan cita-cita untuk bermain musik. Dengan secara dinamis digambarkan bahwa keluarga merupakan hal terbesar dalam hidup kemudian baru persahabatan dan yang terakhir merupakan cita-cita pribadi yaitu menjadi grup musik.

2. Berbagai tanda yang ada di dalam film Realita Cinta dan Rock „n Roll mulai dari ikon, indeks dan simbol baik berupa tanda verbal dan non verbal merupakan seluruh pemaknaan bahwa disfungsi keluarga memang ada, namun kita tidak harus lari dari hal tersebut dan harus tetap menghadapinya dengan baik.

3. Relevansi antara representasi yang ditampilkan dalam film sesuai pada keadaan masyarakat Indonesia yang menengah ke atas yang dihadapkan dengan gaya hidup musisi rock yang cenderung individualis. Keadaan seperti ini kerap terjadi di kota besar Indonesia yang sudah banyak menyerap kebudayaan asing dalam kehidupannya. SARAN

Penelitian semiotika merupakan interpretif sehingga dalam penelitiannya tidak terlepas dari subyektivitas peneliti, maka wawasan yang ditampilkan bisa lebih luas dan keterlibatan emosi terhadap objek penelitian merupakan sesuatu yang mendukung dalam kemajuan penelitian tersebut.

(8)

DAFTAR REFERENSI

Danesi, Marcel. 2012. Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS.

Hartley, John. 2010. Communication, Cultural and Media Studies. Yogyakarta: Jalasutra.

Littlejohn, Stephen W dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi : Theories of Human

Communication. Jakarta: Salemba Humanika.

Ritzer, George. 2009. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. 2011. Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian

dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sumber Lain:

Referensi

Dokumen terkait

  Keywords:  Pencarian Jati Diri, Film, Analisis Semiotik  ABSTRAK 

ini adalah adegan atau scene dalam film Ketika Cinta Bertasih 1 & 2 yang berkaitan dengan pesan non verbal pada proses komunikasi antar pribadi dalam

Hasil penelitian dapat disimpulkan pada novel Cinta Masih Ada terdapat beberapa penyebab disfungsi keluarga yaitu faktor pribadi, dan fakor situasi khusus dalam

Berdasarkan paparan data pada bab IV bahwa dalam film Cahaya Cinta Pesantren ditemukan karakter tanggung jawab kepada keluarga yang terdapat dalam penggalan dialog sebagai

Hasil dan Pembahasan Dari adegan-adegan yang telah dianalisis berdasarkan teori semiotika John Fiske bahwa citra wanita muslim yang direpresentasikan dalam film cinta subuh melalui

vii ABSTRAK Ivonny, Lydia.2009.Gaya Hidup Tokoh-tokoh dalam Novel Realita Cinta dan Rock ‘N Roll Karya Rudi Gunawan Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra.. Yogyakarta: Sastra

Teknik penelitian ini menggunakan data berupa film sehingga teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menonton secara keseleruhan film pendek Dunia Sempit untuk memperoleh

Representasi maskulinitas taruna dalam film Doea Tanda Cinta Teknik pengambilan gambar yang digunakan untuk menggambarkan sisi interpersonal Sersan Taruna Bagus adalah medium close up