PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
Laporan Keuangan
Halaman
Surat Pernyataan Direksi
i
LAPORAN KEUANGAN – Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Maret 2009 dan 2008.
•
Neraca konsolidasi
1 - 2
•
Laporan laba rugi konsolidasi
3
•
Laporan perubahan ekuitas konsolidasi
4
•
Laporan arus kas konsolidasi
5
Catatan 31 Maret 2009 31 Maret 2008
A S E T
Kas dan setara kas 2c; 4 21,844,172,696 18,185,339,171
Piutang lain-lain
Pihak ketiga 5a 325,213,532 257,227,169
Pihak hubungan istimewa 2m; 5b, 31 33,229,188,579 33,521,744,693
Persediaan 2f,h; 6 113,034,264,323 86,874,863,478
Tanah yang belum dikembangkan 2i; 7 29,602,206,700 53,188,338,034
Uang muka pembelian tanah 8 - 11,586,862,004
Uang muka dan biaya dibayar dimuka 2g; 9 2,547,265,894 1,559,936,284
Pajak dibayar di muka 2l; 17 608,799,465
-Aset pajak tangguhan 2l; 17 - 678,639,784
Aset tetap - bersih 2j; 10 1,842,408,492 935,573,873
Aset lain-lain
Goodwill - (setelah dikurangi amortisasi sebesar 2b,q; 11 17,586,036 -Rp 1.007.130 pada 31 Maret 2009)
Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya 12 5,460,249,938 8,556,325,011
Aset lainnya 13 208,842,151 230,710,280
JUMLAH AKTIVA 208,720,197,806 215,575,559,781 (Setelah dikurangi akumulasi penyusutan konsolidasi
masing-masing sebesar Rp.3.031.492.156 dan Rp.2.885.898.942 pada 31 Maret 2009 dan 2008)
Catatan 31 Maret 2009 31 Maret 2008
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN
Hutang
Hutang usaha - pihak ketiga 14 6,661,777,280 1,448,427,628
Hutang lain-lain - pihak ketiga 15 6,905,518,593 996,564,293
Biaya yang masih harus dibayar 16 1,710,988,512 1,513,008,014
Hutang pajak 2jl 17 1,647,936,849 1,613,094,294
Uang muka penjualan 2e; 18 32,945,911,261 55,270,045,292
Hutang bank 6, 19 36,000,000,000 35,857,748,929
Kewajiban imbalan pasca kerja 2k; 20 2,393,500,378 2,149,258,650
Jumlah Kewajiban 88,265,632,873 98,848,147,100
HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH
PADA ANAK PERUSAHAAN 2b; 21 2,400,727 2,496,168
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp.100,- per saham 23 75,437,590,000 75,000,000,000
Modal dasar - 2.000.000.000 saham; ditempatkan dan disetor penuh 754.375.900 lembar saham biasa pada periode 31 Maret 2009, dan 750.000.000 saham -nilai nominal Rp.100 per saham pada periode
31 Maret 2008.
Agio saham 25 5,956,104,449 5,693,550,449
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas 2n, 3a 2,919,855,063 2,926,993,171
sepengendali
Saldo laba 36,138,614,694 33,104,372,893
Jumlah Ekuitas 120,452,164,206 116,724,916,513
2009 2008 (tiga bulan) (tiga bulan) PENJUALAN 2e; 27 16,232,819,727 25,548,784,019 BEBAN POKOK PENJUALAN 2e; 6,28 8,196,338,348 16,211,142,555 LABA KOTOR 8,036,481,379 9,337,641,464
BEBAN USAHA 2e,j,k; 29
Biaya Penjualan 676,325,694 355,698,267
Biaya Umum dan administrasi 4,410,712,416 3,331,868,889
Jumlah Beban Usaha 5,087,038,110 3,687,567,156
LABA/(RUGI) USAHA 2,949,443,269 5,650,074,308 PENDAPATAN/(BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan bunga bersih 235,345,669 252,294,348 Pendapatan denda pembatalan dan pengalihan hak 30 73,957,620 112,331,391
Beban bunga bank 19 (1,260,030,000) (1,037,533,322)
Propisi dan beban administrasi bank (127,421,000) (96,695,809)
Lain-lain 103,673,638 196,329,229
Jumlah Pendapatan / (Beban) Lain-lain (974,474,073) (573,274,163)
LABA SEBELUM PAJAK 1,974,969,197 5,076,800,145
TAKSIRAN MANFAAT / (BEBAN) PAJAK 2l; 17
Pajak penghasilan / Pajak final (416,084,577) (1,434,346,267) LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS RUGI BERSIH
ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
HAK MINORITAS ATAS RUGI (LABA) BERSIH ANAK 2b PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
LABA BERSIH 1,558,905,530 3,642,458,469 LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2o; 22 2.07 4.86 LABA BERSIH PER SAHAM DILUSIAN 2o; 22 1.85 4.29
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Catatan
1,558,884,620 3,642,453,878 20,910 4,591
Ditentukan Tidak ditentukan penggunaannya penggunaannya
Saldo 1 Januari 2008 75,000,000,000 5,693,550,449 - 2,919,855,063 - 29,461,914,424 113,075,319,936 Selisih nilai transaksi restrukturisasi - - - 7,138,108 - - 7,138,108
entitas sepengendali (Catatan 2n,3a)
Laba bersih konsolidasi periode tiga bulan - - - - - 3,642,458,469 3,642,458,469 yang berakhir tanggal 31 Maret 2008
Saldo 31 Maret 2008 75,000,000,000 5,693,550,449 - 2,926,993,171 - 33,104,372,893 116,724,916,513
Koreksi selisih nilai transaksi restrukturisasi - - - (7,138,108) - - (7,138,108)
Pelaksanaan waran 437,590,000 437,590,000
Agio saham atas pelaksanan waran - 262,554,000 - - - - 262,554,000 Laba bersih Perusahaan periode sembilan - - - - 2,975,336,271 2,975,336,271
bulan dari 1 April s/d 31 Desember 2008
Deklarasi deviden (1,500,000,000) (1,500,000,000)
Saldo 31 Desember 2008 75,437,590,000 5,956,104,449 - 2,919,855,063 - 34,579,709,164 118,893,258,676
Laba bersih periode tiga bulan yang - - - - 1,558,905,530 1,558,905,530 berakhir tanggal 31 Maret 2009
Saldo 31 Maret 2009 75,437,590,000 5,956,104,449 - 2,919,855,063 - 36,138,614,694 120,452,164,206 Modal Saham Saldo Laba Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Agio saham
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Jumlah Keterangan setoran modalUang muka
(tiga bulan) (tiga bulan) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan 8,599,513,049 13,693,202,198 Pembayaran untuk :
Perolehan tanah, pemasok dan kontraktor (1,275,805,492) (3,267,561,692) Beban gaji dan tunjangan (2,628,423,376) (1,742,783,445) Beban usaha diluar beban gaji,upah dan tunjangan (3,685,613,596) (5,340,559,817) Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) operasi 1,009,670,585 3,342,297,244
Penerimaan dari (pembayaran untuk) :
Pendapatan bunga 235,345,669 252,294,348 Pendapatan denda pembatalan dan pengalihan hak 73,957,620 112,331,391
Beban bunga (1,260,030,000) (1,037,533,322)
Beban pajak (634,059,013) 100,128,463
Pendapatan (beban) lain-lain (23,747,362) 99,633,420 Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi (598,862,500) 459,010 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Deposito berjangka 227,026,579 1,045,932,445
Penambahan aktiva tetap (6,049,000) (140,993,700) Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi 220,977,579 904,938,745 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan Investasi tanah pada Anak perusahaan - (23,521,661,334) Penambahan/(pembayaran) piutang hubungan istimewa 4,754,718,175 1,005,000,000 Divestasi saham anak perusahaan - 7,138,867 Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan 4,754,718,175 (22,509,522,467) KENAIKAN / (PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS 4,376,833,254 (21,604,124,712) KAS DAN SETARA KAS AWAL 17,467,339,442 39,789,463,883 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 21,844,172,696 18,185,339,171
laporan keuangan secara keseluruhan.
1. UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1981.
b. Penawaran Umum dan Pencatatan Saham Perusahaan di Bursa Efek
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang jasa, pembangunan, dan perdagangan, terutama jasa pengelolaan gedung, pembangunan dan pengembangan perumahaan, dan perdagangan real estat.
Nama perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir perubahan nama Perusahaan dari PT Karya Cipta Putra Indonesia menjadi PT Cowell Development Tbk. tercantum dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H. No. 31 tanggal 27 Agustus 2007 dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. W7-09692 HT.01.04.TH.2007 tanggal 4 September 2007.
Perusahaan berdomisili di Jakarta, kantor pusat Perusahaan berlokasi di Graha Atrium, Lantai 6, Suite 6.01A, Jalan Senen Raya No. 135, Jakarta Pusat. Saat ini Perusahaan memiliki properti yang terletak di Kecamatan Serpong, Tangerang.
PT Cowell Development Tbk. (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Notaris Dian Paranita Tanzil, S.H., (Notaris pengganti Kartini Mulyadi, S.H.) No. 166 tanggal 25 Maret 1981 dengan nama PT Internusa Artacipta, Akta pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat No. YA 5/69/21 tanggal 27 Januari 1982 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 55 tanggal 9 Juli 1982 Tambahan N0. 870 Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn. No. 2 tanggal 6 Juni 2008 mengenai perubahan seluruh isi Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas.
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 57 tanggal 27 Juni 2007, pemegang saham memberikan persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Perusahaan berkenaan dengan peningkatan modal dasar dari semula Rp 10 miliar menjadi Rp 200 miliar dan modal ditempatkan dan disetor penuh dari semula Rp 9,9 miliar menjadi Rp 50 miliar dengan nilai nominal saham Rp 1.000.000. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. W7-07239 HT.01.04-TH.2007 tanggal 29 Juni 2007.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2007, para pemegang saham Perusahaan menyetujui pelaksanaan Penawaran Umum Saham Perdana dengan penerbitan 250.000.000 saham baru dan perubahan nilai nominal saham dari semula Rp 1.000.000 menjadi Rp 100. Perubahan tersebut tertuang dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 31 tanggal 27 Agustus 2007 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. W7-09692 HT.01.04.TH.2007 tanggal 4 September 2007.
Berdasarkan surat pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. S-6253/BL/2007 tanggal 10 Desember 2007, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat atas sejumlah 250.000.000 lembar Saham Biasa dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 130 per saham, yang seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 19 Desember 2007.
1. UMUM (Lanjutan)
b. Penawaran Umum dan Pencatatan Saham Perusahaan di Bursa Efek (lanjutan)
c. Struktur Perusahaan dan Anak perusahaan
Lokasi Persentase
Perusahaan Kepemilikan 31 Maret 2009 31 Maret 2008
PT Sandi Mitra Selaras Jakarta 99.99% 30,192,321,668 23968072061
d. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris :
Presiden Komisaris : Ny. Baby Noviani
Komisaris Independen : Nn. Vijay Perapti
Direksi:
Presiden Direktur : Tn. Sugiarto Santoso
Direktur : Tn. Ir. Harijanto Thany
Direktur : Tn. Hari Dhoho Tampubolon
Direktur Tidak Terafiliasi : Tn. Rickson Eduard Silitonga
Waran Seri I ini memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa atas nama yang bernilai nominal Rp 100 per saham dengan harga sebesar Rp 160 per saham selama periode pelaksanaan dari tanggal 19 Juni 2008 sampai dengan 17 Desember 2010.
Pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008, Perusahaan memiliki Anak perusahaan dengan kepemilikan langsung sebagai berikut :
Jumlah Aset
Berkenaan dengan Penawaran Umum Saham Perdana, Perusahaan juga menerbitkan 150.000.000 Waran Seri I menyertai Saham Biasa, dimana setiap 5 saham baru berhak memperoleh 3 Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan PT Sandi Mitra Selaras tanggal 11 April 2008 dengan Akta No. 04 dibuat dihadapan Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H., notaris di Jakarta, dimana Perusahaan memiliki saham PT Sandi Mitra Selaras sebanyak 47.000 saham dengan nilai nominal per lembar saham Rp. 500.000 sesuai Akta Jual beli Saham No. 48 tanggal 27 Maret 2008 dibuat dihadapan Notaris yang sama, jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 47.005 saham, jumlah persentase kepemilikan Perusahaan pada Anak perusahaan sebesar 99,99%.
Akta perubahan kepemilikan saham tersebut saat ini sedang dalam proses pengurusan penerbitan Surat Pemberitahuan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Surat Keterangan No. 10/NFI/CN/IV/2008 tanggal 11 April 2008 dari Kantor Notaris Nanda Fauz Iwan S.H., M.Kn.
Kegiatan usaha utama Anak Perusahaan PT Sandi Mitra Selaras adalah bergerak dalam bidang properti dan masih dalam tahap pengembangan.
Sesuai Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dengan Akta No. 03 yang dibuat dihadapan Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi pada periode 31 Maret 2009 adalah sebagai berikut :
1. UMUM (Lanjutan)
d. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi (lanjutan)
Dewan Komisaris :
Presiden Komisaris : Ny. Baby Noviani
Komisaris Independen : Nn. Vijay Perapti
Direksi:
Presiden Direktur : Tn. Sugiarto Santoso
Direktur : Tn. Ir. Harijanto Thany
Direktur Tidak Terafiliasi : Tn. Surjadi Lukito
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi mencakup akunakun keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kecuali Anak perusahaan yang pengendaliannya bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan Anak perusahaan untuk mengalihkan dananya kepada Perusahaan.
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan basis akrual dengan menggunakan konsep biaya perolehan, kecuali persediaan yang dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih.
Laporan arus kas konsolidasi menyajikan arus kas yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disajikan dengan menggunakan metode langsung.
Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan Anak perusahaan.
Berdasarkan Akta terakhir No.31 tanggal 27 Agustus 2007 dari Notaris Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, akta telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. W7-09692 HT.01.04.TH.2007 tanggal 4 September 2007, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi pada 31 Maret 2008 adalah sebagai berikut :
Jumlah karyawan Perusahaan dan Anak perusahaan pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008 masing-masing sebanyak 123 dan 63 karyawan (tidak diaudit).
Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAMLK) No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Surat Edaran No. SE 02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Real Estat.
Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasi (lanjutan)
c. Kas dan Setara Kas
d. Piutang usaha
e. Pengakuan Pendapatan dan Beban
i.
4. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.
Pendapatan dari penjualan bangunan rumah tinggal, rumah toko dan bangunan sejenis lainnya beserta kapling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi :
3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang. Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No.44 mengenai "Akuntansi Pengembangan Real Estat" sebagai berikut :
2. Harga jual akan tertagih
Hak minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak perusahaan tersebut.
Pada saat akuisisi, aktiva dan kewajiban Anak perusahaan diukur sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian perusahaan atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian perusahaan atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aktiva non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan
Kas terdiri dari kas dan bank yang tidak dibatasi penggunaannya. Setara kas adalah deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan.
1. Proses penjualan telah selesai.
Saldo dan transaksi, termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan terkonsolidasi dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Kas dalam pembatasan diklasifikasikan sebagai bukan kas dan dicatat dalam aset lain-lain “Dana dalam Pembatasan”.
Piutang usaha disajikan sebesar jumlah netto setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih. Penyisihan piutang tidak tertagih ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing piutang pada akhir tahun.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) e. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)
ii.
1. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli.
4. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kapling tanah yang dijual.
5. Hanya kapling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas kapling tersebut.
iii.
1. Proses kontruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi.
2. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli.
3. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal.
-- Piutang dari penjualan transaksi unit real estat tidak diakui
-M
Beban diakui pada saat terjadinya dengan metode akrual (accrual basis)
Pendapatan dari penjualan tanah, rumah tinggal dan rumah toko diakui dengan metode deposit (Deposit Method) dengan kriteria sebagai berikut :
2. Harga jual akan tertagih.
Pendapatan dari penjualan kapling tanah dimana tidak memerlukan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi :
Pendapatan dari penjualan unit bangunan apartemen yang belum selesai pembangunannya diakui dengan metode persentase penyelesaian (percentage-of-completion method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi :
3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang.
Apabila salah satu kriteria di atas tidak terpenuhi perusahaan akan mengunakan metode deposit (Deposit method), dimana dengan metode ini semua pembayaran yang telah diterima dari pelanggan akan dibukukan terlebih dahulu sebagai "Uang Muka Pelanggan" sampai semua kriteria di atas terpenuhi.
Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aktiva penjual, demikian juga dengan kewajiban yang terkait dengan unit real estat tersebut, walau kewajiban tersebut telah dialihkan kepada pelanggan.
Penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi penjualan unit real estat, penerimaan pembayaran dari pelanggan dibukukan sebagai uang muka.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) f. Biaya Pengembangan Proyek Real Estat
a. Biaya praperolehan tanah; b. Biaya perolehan tanah; c. Biaya langsung proyek;
d. Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat; dan e. Biaya Pinjaman.
g. Biaya dibayar di muka
h. Persediaan
i. Tanah yang belum dikembangkan
Tanah yang belum dikembangkan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value)
Biaya perolehan tanah sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan, biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada kegiatan pengembangan real estat serta biaya-biaya pinjaman. Tanah yang sedang dikembangkan dipindahkan ke tanah matang pada saat pengembangan tanah telah selesai. Semua biaya dialokasikan secara proporsional ke tanah yang dapat dijual berdasarkan luas area masing-masing.
Biaya yang berhubungan langsung dengan aktivitas pengembangan real estat dan biaya proyek tidak langsung yang berhubungan dengan beberapa proyek real estat dialokasikan dan dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat. Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan suatu proyek real estat diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Biaya pengembangan real estat yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat sebagai berikut :
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode identifikasi khusus (specific identification method). Dalam menghitung unit cost dari setiap unit rumah atau ruko yang selesai dibangun, biaya konstruksi yang telah dikapitalisasi ke persediaan proyek real estat dialokasikan ke setiap unit rumah atau ruko berdasarkan aktual biaya yang terjadi.
Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana area yang tidak dapat dijual lainnya, dialokasikan kepada luas area yang dapat dijual.
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
Biaya perolehan bangunan dalam penyelesaian dipindahkan ke rumah, rukan dan apartemen (strata title) tersedia untuk dijual pada saat pembangunan telah selesai.
Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan, yang terdiri dari biaya pra-perolehan dan perolehan tanah, dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pengembangan tanah akan dimulai.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) j. Aset Tetap
Estimasi umur dan persentase (%) penyusutan tahun dari aktiva tetap sebagai berikut :
Tahun % Penyusutan Prasarana kantor 8 12.50% Kendaraan 4 - 8 25% - 50% Peralatan kantor 4 - 8 25% Perabotan kantor 4 - 8 25% k. Imbalan Kerja
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK N0. 16 (Revisi 2007) mengenai “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) mengenai “Aset tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994) mengenai “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akutansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan dan Anak perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Anak perusahaan. Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset tetap atau meningkatkan manfaat ekonomis, dikapitalisasi dan disusutkan dengan tarif penyusutan yang sesuai.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya pemugaran dan penambahan dalam jumIah signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang tidak digunakan lagi atau dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian periode yang bersangkutan.
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja berdasarkan UU Tenaga Kerja No.13 ditentukan dengan menggunakan metode perhitungan aktuarial projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi bersih keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui untuk setiap program pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% nilai kini dari kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut dan selama rata-rata masa kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul akibat perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.
Sesuai dengan PSAK No. 47 mengenai “Akuntansi Tanah”, tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan (sebagai bagian dari aset lain-lain) dan diamortisasi sepanjang periode berlakunya hak atas tanah atau umur ekonomis hak atas tanah, periode mana yang lebih pendek.
Aset tetap yang dimiliki secara langsung diakui sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Semua aset tetap Perusahaan dan Anak perusahaan kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan saldo menurun berganda dan metode garis lurus.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) l. Pajak Penghasilan
m. Transaksi dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa
1)
2) Perusahaan asosiasi (associated company); 3)
4)
5)
Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga normal, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, diungkapkan dalam laporan keuangan.
Perusahaan memiliki transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang memiliki hubungan istimewa. Sesuai dengan PSAK No. 7 pihak yang memiliki hubungan istimewa didefinisikan sebagai berikut :
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara(intermediaries), mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries);
Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);
Beban pajak penghasilan tahun berjalan disajikan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui berdasarkan perbedaan temporer antara aktiva dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh terdapat cukup kemungkinan atas`realisasi dari manfaat pajak tersebut.
Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP) diakui sebagai beban lain-lain pada periode berjalan, kecuali apabila diajukan keberatan atau banding, jumlah tambahan pokok dan denda pajak tersebut ditangguhkan pembebanannya sampai keputusan atas keberatan atau banding tersebut telah ditetapkan.
Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang memiliki wewenang dan tanggungjawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut;
Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir 1 atau 2, atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) n. Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
o. Laba bersih per saham
p. Kewajiban Bersyarat
q. Goodwill
r. Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak perusahaan
s. Penggunaan Taksiran-taksiran
Laba bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih konsolidasi tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan setelah mempertimbangkan pengaruh semua saham yang berpotensi dilutif yang timbul dari pemberian waran karyawan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar atas dasar dilusi setara dengan845.645.384 saham dan392.391.086 saham pada periode yang berakhir tanggal 31 Maret 2009 dan 2008 (lihat Catatan 20).
Apabila terdapat sejumlah kewajiban serupa, kemungkinan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban tersebut ditentukan dengan mempertimbangkan kelompok kewajiban tersebut secara keseluruhan. Kewajiban diestimasi diakui walaupun kemungkinan arus kas keluar untuk masing-masing unsur dalam kewajiban tersebut kecil.
Selisih lebih antara harga perolehan dan nilai wajar aset bersih Anak perusahaan yang diakuisisi dari pihak ketiga dibukukan sebagai “Goodwill” dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun.
Kewajiban bersyarat diakui apabila Perusahaan dan Anak perusahaan mempunyai kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu dan besar kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya dan kewajiban tersebut dapat diestimasi dengan andal.
Penyajian laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontijen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode berjalan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
Hak minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak perusahaan tersebut.
Selisih antara harga pengalihan yang timbul dari pengalihan aktiva, hutang, saham atau bentuk instrumen kepemilikan lainnya dengan nilai buku dalam rangka restrukturisasi antara entitas sepengendali diakui sebagai “Seisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang ditempatkan dan disetor penuh, yang beredar selama tahun bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar adalah sejumlah 754.375.900 saham dan 750.000.000 saham untuk periode yang berakhir 31 Maret 2009 dan 2008.
3. AKUISISI DAN DIVESTASI ANAK PERUSAHAAN PT Sandi Mitra Selaras
4. KAS DAN SETARA KAS 31 Maret 2009 31 Maret 2008
Akun ini terdiri dari: Kas (Rupiah)
Kas kecil kantor 1,624,641 11,500,000
Kas kecil teknik 51,298,479 21,000,000
Jumlah 52,923,120 32,500,000
Bank (Rupiah)
PT Bank Central Asia Tbk. 16,998,697,202 6,745,146,142
PT Bank Panin Tbk. 1,379,802,446 534,030,794
PT Bank OCBC NISP Tbk. 108,492,827 1,808,376,301
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 11,069,191 118,473,634
PT Bank Permata Tbk. 420,719,030 16,718,234
PT Bank Victoria International Tbk. 17,628,880 919,851,195
PT Bank Halim - 10,242,871
Jumah 18,936,409,576 10,152,839,171
Deposito berjangka (Rupiah) :
PT Bank Victoria International Tbk. - 8,000,000,000
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 2,609,840,000
-PT Bank OCBC NISP Tbk. 245,000,000 -2,854,840,000
8,000,000,000
Jumlah 21,844,172,696 18,185,339,171
5. PIUTANG 31 Maret 2009 31 Maret 2008
Akun ini terdiri dari : a. Piutang lain-lain
Piutang karyawan 128,718,175 186,718,175
Lain - lain 196,495,357 70,508,994
Jumlah 325,213,532 257,227,169
b. Piutang hubungan istimewa
PT Karya Agung Putra Indonesia 33,229,188,579 33,521,744,693
Jumlah Piutang hubungan istimewa 33,229,188,579 33,521,744,693
Pada tanggal 27 Maret 2008, Perusahaan mengakuisisi 99,99% kepemilikan atau 47.000 saham pada PT Sandi Mitra Selaras (SMS), perusahaan yang didirikan di Jakarta, yang dibeli dari PT Kharisma Kusuma Bangsa sesuai dengan Akta Jual Beli Saham No. 48 oleh Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., pada tanggal yang sama. Harga akuisisi saham tersebut adalah Rp 23.500.000.000.
5. PIUTANG (Lanjutan)
6. PERSEDIAAN 31 Maret 2009 31 Maret 2008
a Persediaan tanah dan bangunan Akun ini terdiri dari :
Tanah dalam pengembangan Perusahaan
Serpong Park (SP) 37,319,684,909 43,545,552,389
Melati Mas Residence (MMR) 10,776,393,554 16,118,137,247
Serpong Terrace 17,866,671,182
Anak Perusahaan
Apartemen Concord 24,878,720,491
-Jumlah 90,841,470,136 59,663,689,636
Bangunan dalam penyelesaian Perusahaan
Rumah dan Ruko Serpong Park 7,796,071,594 13,419,691,761
Rumah dan ruko Melati Mas Residence 9,297,875,577 12,490,935,018
Rumah Serpong Terrace 533,025,130 1,300,547,063
Anak Perusahaan
Apartemen Concord 4,485,399,854
-Jumlah 22,112,372,155 27,211,173,842
b. Persediaan alat tulis kantor dan cetakan (Supplies kantor) 80,422,032
-Piutang karyawan merupakan pinjaman untuk kredit pemilikan rumah dan pembayarannya dengan pemotongan gaji.
Piutang hubungan istimewa kepada PT KAPI per 31 Maret 2008, merupakan piutang yang timbul dari pinjaman modal kerja pada periode sebelumnya dimana PT KAPI masih merupakan anak perusahaan. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 13 Oktober 2005 di Jakarta, dengan keputusan rapat menyetujui Direksi Perseroan untuk memberikan pinjaman kepada PT Karya Agung Putra Indonesia dengan jumlah maksimum sebesar Rp.40.000.000.000 (empat puluh milyar rupiah) untuk keperluan pembebasan Tanah yang berlokasi di Balikpapan, oleh PT KAPI di Balikpapan, Kalimantan Timur (Catatan 31).
Berdasarkan Perubahan Perjanjian Pinjaman (Addendum) tanggal 28 Juni 2007 mengenai perubahan pada Pasal 2 yaitu atas pinjaman tersebut tidak dikenakan bunga, namun pihak peminjam melakukan pengembangan perumahan proyek di Balikpapan, dari keuntungan penjualan tanah dan perumahan tersebut pihak Perusahaan mendapat 50%. Apabila setelah 60 (enam puluh) bulan proyek tersebut belum menghasilkan maka Perusahaan dapat menagih sekaligus atau mengambil seluruh aset tanah yang terletak di Balikpapan.
Manajemen berkeyakinan semua piutang usaha pihak ketiga akan teralisasi, semua piutang tersebut dijaminkan dengan unit rumah atau ruko yang dijual kepada Debitur, dan manajemen tidak melakukan penyisihan atas piutang tak tertagih.
Selanjutnya Perubahan Perjanjian Pinjaman (Addendum-2) tanggal 29 Oktober 2007 dalam Pasal 2, atas pinjaman tersebut pihak kedua (PT Karya Agung Putra Indonesia) akan dikenakan bunga sebesar 6% (enam persen) per tahun, denda keterlambatan 2% (dua persen) per bulan dari beban bunga dan apabila setelah 60 (enam puluh) bulan sejak perjanjian pinjaman dibuat belum dapat mengembalikan pinjaman tersebut, maka Perusahaan dapat menagih sekaligus kepada PT KAPI dengan pemberitahuan terlebih dahulu secara tertulis, atau menyerahkan seluruh Aset Tanah di Balikpapan yang dimiliki PT KAPI kepada perusahaan.
6. PERSEDIAAN (Lanjutan)
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
31 Maret 2009 1 Januari 2009 (Pembangunan) (Beban pokok) 31 Maret 2009
Perusahaan Serpong Park
Tanah
Harga pembebasan tanah 15,133,153,952 - 279,543,987 14,853,609,965
Pembangunan sarana dan prasara 12,491,153,983 24,661,503 181,877,526 12,333,937,960
Biaya cut fill 5,276,170,396 3,885,495 159,150,737 5,120,905,154
Biaya perijinan, sertifikat dan lain-l 5,061,037,442 41,244,459 91,050,071 5,011,231,830
Jumlah 37,961,515,773 69,791,457 711,622,321 37,319,684,909
Bangunan (kontruksi)
Biaya bangunan rumah 10,396,837,683 - 2,600,766,089 7,796,071,594
Jumlah Serpong Park 48,358,353,456 69,791,457 3,312,388,410 45,115,756,503
Melati Mas Residence Tanah
Harga pembebasan tanah 2,053,628,679 - 507,576,085 1,546,052,594
Pembangunan sarana dan prasara 5,939,200,693 130,570,762 1,109,232,678 4,960,538,777
Biaya cut fill 715,525,608 310,283,100 137,175,146 888,633,562
Biaya perijinan,sertifikat dan lain-la 3,726,257,665 40,000,000 385,089,044 3,381,168,621
Jumlah 12,434,612,645 480,853,862 2,139,072,953 10,776,393,554
Bangunan (kontruksi)
Biaya bangunan rumah dan ruko 7,814,389,946 4,228,362,616 2,744,876,985 9,297,875,577
Jumlah Melati Mas Residence 20,249,002,591 4,709,216,478 4,883,949,938 20,074,269,131
Komponen harga perolehan untuk bangunan dalam penyelesaian meliputi pembiayaan pembangunan untuk rumah tinggal dan rumah toko, biaya-biaya pengurusan perijinan, serta beban-beban lainnya. Dalam komponen harga perolehan tersebut belum dialokasikan harga pokok dari tanah matang (tanah dalam pengembangan).
Rekonsiliasi atas penambahan dan pengurangan/pelepasan atas tanah dalam pengembangan dan bangunan dalam penyelesaian, adalah sebagai berikut :
Komponen harga perolehan untuk tanah dalam pengembangan meliputi biaya pembebasan tanah, biaya pembangunan infrastruktur sarana dan biaya pengurusan pematokan, pengukuran, perijinan, dan sertifikat tanah serta beban-beban lainnya untuk pengembangan perumahan yang telah dikeluarkan oleh Perusahaan. Luas tersebut merupakan luas bersih, tidak termasuk untuk tanah sarana jalan, taman dan fasos serta fasum artinya luas persediaan tanah yang siap untuk dijual (Catatan 2f).
6. PERSEDIAAN (Lanjutan) Serpong Terrace
Tanah
Harga pembebasan tanah 10,835,564,000 - - 10,835,564,000
Pembangunan sarana dan prasara 1,280,882,568 1,131,528,386 - 2,412,410,954
Biaya cut fill 1,788,363,650 800,525,524 - 2,588,889,174
Biaya perijinan,sertifikat dan lain-la 1,619,666,840 410,140,214 - 2,029,807,054
Jumlah 15,524,477,058 2,342,194,124 - 17,866,671,182
Bangunan (kontruksi)
Biaya bangunan rumah 135,337,500 397,687,630 - 533,025,130
Jumlah Serpong Terrace 15,659,814,558 2,739,881,754 - 18,399,696,312
Anak Perusahaan Apartemen Concord
Tanah
Harga pembebasan tanah 18,866,000,000 - - 18,866,000,000
Pembangunan sarana dan prasara 844,963,268 - - 844,963,268
Biaya cut fill 88,150,000 - - 88,150,000
Biaya perijinan,sertifikat dan lain-la 5,150,754,209 - 71,146,986 5,079,607,223
Jumlah 24,949,867,477 - 71,146,986 24,878,720,491
Bangunan (kontruksi)
Biaya bangunan rumah 3,491,056,090 923,196,778 (71,146,986) 4,485,399,854
Jumlah Serpong Terrace 28,440,923,567 923,196,778 - 29,364,120,345
Jumlah - Persediaan 112,708,094,172 8,442,086,467 8,196,338,348 112,953,842,291
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
31 Maret 2008 1 Januari 2008 (Pembangunan) (Beban pokok) 31 Maret 2008
Perusahaan Serpong Park
Tanah
Harga pembebasan tanah 17,491,704,445 63,440,000 1,472,261,717 16,082,882,728
Pembangunan sarana dan prasara 15,607,186,183 485,931,021 1,314,717,844 14,778,399,360
Biaya cut fill 7,642,894,409 - 643,295,848 6,999,598,561
Biaya perijinan, sertifikat dan lain-l 5,792,691,769 378,370,925 486,390,954 5,684,671,740
Jumlah 46,534,476,806 927,741,946 3,916,666,363 43,545,552,389
Bangunan (kontruksi)
Biaya bangunan rumah 23,105,711,705 1,203,322,604 10,889,342,548 13,419,691,761
6. PERSEDIAAN (Lanjutan) Melati Mas Residence
Tanah
Harga pembebasan tanah 3,663,482,067 - 70,590,061 3,592,892,006
Pembangunan sarana dan prasara 7,812,230,112 107,309,425 106,708,449 7,812,831,088
Biaya cut fill 698,916,011 - 10,808,575 688,107,436
Biaya perijinan, sertifikat dan lain-l 4,012,744,211 73,741,467 62,178,961 4,024,306,717
Jumlah 16,187,372,401 181,050,892 250,286,046 16,118,137,247
Bangunan (kontruksi)
Biaya bangunan rumah 12,868,552,619 777,230,011 1,154,847,598 12,490,935,032
Biaya bangunan rumah toko 1,300,547,049 - - 1,300,547,049
Jumlah Melati Mas Residence 30,356,472,069 958,280,903 1,405,133,644 29,909,619,328
Jumlah - Persediaan 99,996,660,580 3,089,345,453 16,211,142,555 86,874,863,478
Beban Pokok Tanah Beban pokok Bangunan Beban Pokok Tanah Beban pokok Bangunan Perusahaan
Rumah Serpong Park 564,377,575 1,829,111,567 3,681,104,777 9,275,181,231
Rumah toko Serpong Park 147,244,746 771,654,522 235,561,586 1,614,161,317
Rumah Melati Mas Residence 689,699,640 2,405,425,284 250,286,046 1,154,847,598
Rumah toko Mealti Mas Residence 32,273,640 339,451,701
Kavling Melati Mas Residence 1,417,099,673 - - -
Jumlah 2,850,695,274 5,345,643,074 4,166,952,409 12,044,190,146
Persediaan rumah tinggal dan rumah toko telah di asuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya pada PT Asuransi Indrapura dan PT Zurich Insurance Indonesia, pihak ketiga, dengan jumlah nilai pertanggungan pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008 masing-rnasing sebesar Rp 8.603.771.785 dan Rp 6.083.576.557. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada penurunan nilai persediaan pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008. Di samping itu, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan juga berpendapat bahwa tidak terdapat hambatan dalam penyelesaian proyek yang masih dalam tahap penyelesaian.
Pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008, persediaan Perusahaan berupa tanah seluas 131.302 meter persegi yang terletak di Serpong Park blok 3 dan 5, Desa Lengkong Karya, Serpong, Tangerang - Banten, telah dijadikan jamin untuk pinjaman bank yang diperoleh dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Perusahaan menjaminkan tanah yang dimiliki PT Bukit Hijau Pratama, pihak hubungan istimewa, sebagai tambahan jaminan atas kredit yang diperoleh Perusahaan sehubungan dengan luas tanah yang telah dibangun dan dijual ke pelanggan (Catatan 19).
31 Maret 2009 31 Maret 2008
Jumlah pengurangan mutasi Tanah dalam pengembangan dan Bangunan dalam penyelesaian dan dengan Beban pokok penjualan yang dibebankan dalam laba-rugi pada periode yang sama (Catatan 27), sebagai berikut :
7. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN 31 Maret 2009 31 Maret 2008
Akun ini terdiri dari : Perusahaan
Serpong Park (Blok 4) 29,602,206,700 29,665,646,700
Anak Perusahaan
PT Sandi Mitra Selaras - 23,522,691,334
Jumlah 29,602,206,700 53,188,338,034
Berikut ini mutasi untuk Akun tanah yang belum dikembangkan, sebagai berikut
Saldo Awal Penambahan dari Penambahan dari Saldo Akhir Biaya (Uang muka tanah)
Perusahaan 31 Maret 2009
Serpong Park (Blok 4) 29,602,206,700 - - 29,602,206,700
31 Maret 2008
Serpong Park (Blok 4) 29,602,206,700 63,440,000 - 29,665,646,700
Anak Perusahaan 31 Maret 2008
PT Sandi Mitra Selaras - 23,522,691,334 23,522,691,334
8. UANG MUKA PEMBELIAN TANAH
Tanah yang belum dikembangkan untuk periode yang berakhir tanggal 31 Maret 2009 dan 2008 seluas 109.105 m2 yang terletak di Blok 4 Serpong Park di desa Jalupang, Serpong-Tangerang, terdiri dari yang telah bersertifikat (SHGB) atas nama Perseroan seluas 65.642 m2 dan seluas 43.463 m2 masih dalam bentuk Girik (SPH), sampai akhir periode laporan Tanah tersebut belum dilakukan pengurukan. Komponen nilai perolehan tanah yang belum dikembangkan tersebut merupakan pembelian atau pembebasan tanah dan biaya pengurusan surat-surat serta biaya pengukuran.
Mutasi akun untuk tanah yang belum dikembangkan untuk Serpong Park (Blok 4)pada periode sampai 31 Maret 2008 sebesar Rp. 63.440.000 pengalihan hak serta biaya sertifikat. yang dikeluarkan untuk pembelian pembebasan tanah di Serpong Park di Blok 4, Serpong, Kab. Tangerang dengan luas 101.026 m2 yang berdiri tanah yang bersertifikat seluas 65.642 m2, dan tanah Girik seluas 35.384 m2.
Penambahan tanah yang belum dikembangkan pada periode laporan 31 Maret 2008, merupakan pengambil alihan saham PT Sandi Mitra Selaras atas akuisisi sebagai Anak perusahaan sesuai Akta jual beli saham No.48 tanggal 27 Maret 2008 yang dibuat Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H., notaris di Jakarta. dengan luas tanah 4.694 m².
Akun Uang muka pembelian tanah atas perolehan tanah yang berlokasi di Desa Buaran diperkirakan dengan luas tanah 210.000 M2, dengan total uang muka yang telah dibayar termasuk biaya-biaya pengurusan tanah sampai periode laporan yang berakhir 31 Maret 2008, pengeluaran untuk uang muka pembelian tanah tersebut masing-masing sebesar Rp.11.586.862.004.
9. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA 31 Maret 2009 31 Maret 2008
Akun ini terdiri dari :
Promosi 265,919,201
-Pengurusan surat 610,902,645
-PLN, PAM dan telepon 129,080,715 106,811,945
Pameran dan marketing 324,303,376 34,385,893
Asuransi 28,230,326 17,092,853
Sewa 207,539,629 1,504,800
Lain-lain 981,290,002 1,400,140,793
Jumlah 2,547,265,894 1,559,936,284
10. ASET TETAP
Rincian mutasi aset tetap Perusahaan dan Anak perusahaan adalah sebagai berikut:
31 Maret 2009 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Perusahaan Harga perolehan Pemilikan langsung Kendaraan 1,615,905,646 - 1,615,905,646 Peralatan kantor 2,510,633,713 6,049,000 - 2,516,682,713 Perabotan kantor 694,922,289 - - 694,922,289 Jumlah 4,821,461,648 6,049,000 - 4,827,510,648 Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung Kendaraan 1,407,710,143 17,272,875 - 1,424,983,018 Peralatan kantor 1,164,829,413 62,821,395 - 1,227,650,808 Perabotan kantor 339,948,623 20,592,313 - 360,540,936 Jumlah 2,912,488,179 100,686,583 - 3,013,174,762 Nilai Buku 1,908,973,469 1,814,335,886
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Anak Perusahaan (PT SMS) Harga perolehan Pemilikan langsung Perabotan kantor 46,390,000 - - 46,390,000 Jumlah 46,390,000 - - 46,390,000 Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Perabotan kantor 16,205,520 2,111,874 - 18,317,394 Jumlah 16,205,520 2,111,874 - 18,317,394 Nilai Buku 30,184,480 28,072,606 Jumlah 1,939,157,949 1,842,408,492
10. ASET TETAP (Lanjutan)
31 Maret 2008 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Perusahaan Harga perolehan Pemilikan langsung Kendaraan 2,122,525,646 - - 2,122,525,646 Peralatan kantor 1,083,492,355 58,875,000 - 1,142,367,355 Perabotan kantor 461,861,114 82,118,700 - 543,979,814 Jumlah 3,667,879,115 140,993,700 - 3,808,872,815 Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Kendaraan 1,715,694,996 49,895,704 - 1,765,590,700 Peralatan kantor 825,901,834 19,305,427 - 845,207,261 Perabotan kantor 249,473,637 13,867,344 - 263,340,981 Jumlah 2,791,070,467 83,068,475 - 2,874,138,942 Nilai Buku 876,808,648 934,733,873
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Anak Perusahaan (PT SMS) Harga perolehan Pemilikan langsung Perabotan kantor 12,600,000 - - 12,600,000 Jumlah 12,600,000 - - 12,600,000 Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Perabotan kantor 11,130,000 630,000 - 11,760,000 Jumlah 11,130,000 630,000 - 11,760,000 Nilai Buku 1,470,000 840,000 Jumlah 878,278,648 935,573,873
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berpendapat bahwa tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset.
Aset tetap telah diasuransikan terhadap risiko kecelakaan, pencurian dan risiko lainnya pada PT Asuransi AIU Indonesia dan PT Asuransi Umum Mega, pihak ketiga, dengan jumlah nilai pertanggungan pada tanggal 31 Maret 2009 dan 2008 masingmasing sebesar Rp 2.956.945.000 dan Rp 1.619.000.000. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Seluruh beban penyusutan aset tetap dibebankan sebagai akun “Beban Umum dan Administrasi” dalam laporan laba rugi konsolidasi.
11. GOODWILL 31 Maret 2009 31 Maret 2008
Akun ini terdiri dari
Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian aset bersih 18,593,166 -Anak perusahaan : PT Sandi Mitra Selaras
Dikurangi : Amortisasi (1,007,130)
-Nilai buku 17,586,036
-12. DEPOSITO BERJANGKA YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA 31 Maret 2009 31 Maret 2008
Rupiah :
PT Bank NISP Tbk. 3,880,733,052 4,482,484,272
PT Bank Permata Tbk. 520,487,887 622,923,086
PT Bank Lippo Tbk 628,211,038 878,781,406
PT Bank Panin Tbk - 1,257,073,500
PT Bank Victoria International Tbk. 309,536,758 895,675,799
PT Bank Index Selindo 88,282,389 332,597,935
PT Bank Buana Indonesia 32,998,814 86,789,013
Jumlah 5,460,249,938 8,556,325,011 31 Maret 2009 31 Maret 2008 PT Bank NISP Tbk. 6,50% - 8,00% 6,00% - 7,25% PT Bank Permata Tbk. 5,00% - 5,25% 6.00% PT Bank Lippo Tbk. 5.50% 5,75% - 6,25% PT Bank Panin Tbk. - 6.50%
PT Bank Victoria International Tbk. 9,00% - 9,50% 8.00%
PT Bank Index Selindo 7.00% 7,50% - 8,25%
PT Bank Buana Indonesia 5.25% 5.50%
Atas deposito tersebut diperhitungkan tingkat bunga per tahun dari masing-masing Bank untuk periode yang berakhir tanggal 31 Maret 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut :
Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya tersebut merupakan retensi atas penjualan melalui fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Dana tersebut akan segera dicairkan oleh pihak Bank setelah pemecahan sertifikat telah dilakukan dan diserahkan kepada Bank yang bersangkutan.
Akun ini merupakan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya (retensi dengan rincian sebagai berikut :
13. ASET LAIN-LAIN 31 Maret 2009 31 Maret 2008
Akun ini terdiri dari : Perusahaan
Uang jaminan 45,556,560 2,000,000
Anak Perusahaan
Biaya pra-operasional yang ditangguhkan 163,285,591 228,710,280 Jumlah 208,842,151 230,710,280
14. HUTANG USAHA 31 Maret 2009 31 Maret 2008
Akun ini merupakan Hutang usaha kepada pihak ketiga terdiri dari :
Hutang kontraktor 6,195,506,210 1,448,427,628
Hutang supplier 466,271,070 -
Jumlah 6,661,777,280 1,448,427,628
15. HUTANG LAIN-LAIN 31 Maret 2009 31 Maret 2008
Akun ini terdiri dari :
Hutang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 792,362,959 148,135,242
Hutang dana titipan 898,401,822 173,729,051
Uang jaminan / deposit 273,780,000 174,700,000
Lain-lain 4,940,973,812 500,000,000
Jumlah 6,905,518,593 996,564,293
16. BIAYA YANG MASIH DIBAYAR 31 Maret 2009 31 Maret 2008
Akun ini terdiri dari :
Pemeliharaan sarana jalan 697,094,887 240,505,269
Promosi 81,206,295 580,148,165
Gaji yang masih harus dibayar 381,189,100 4,567,900
Lain-lain 551,498,230 687,786,680
Akun ini merupakan hutang kepada pemasok bahan bangunan dan kepada kontraktor, sub kontraktor untuk pembangunan perumahan Serpong Park, Serpong terrace dan Melati Mas Residence untuk periode yang berakhir 31 Maret 2009, dan pada periode yang berakhir tanggal 31 Maret 2008 merupakan hutang kepada kontraktor dan sub-kontraktor untuk pembangunan Serpong Park dan Melati Mas Residence.
Hutang lain merupakan hutang untuk biaya-biaya pengalihan hak dan pengurusan sertifikat, perijinan atas tanah dan bangunan untuk pembangunan perumahan, serta hutang untuk pembebasan tanah, dan hutang lainnya kepada pihak ketiga selain hutang kepada pemasok, kontraktor dan sub kontraktor.
Akun ini merupakan biaya pra-operasional Anak perusahaan (PT Sandi Mitra Selaras) yang pada sampai periode laporan belum ada kegiatan komersial, dan pengeluaran untuk biaya-biaya perijinan dan pengurusan lainnya ditangguhkan pembebanannya ke laporan laba (rugi).
16. BIAYA YANG MASIH DIBAYAR (Lanjutan)
17. PERPAJAKAN 31 Maret 2009 31 Maret 2008
Uang muka pajak
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 608,799,465 -
Hutang pajak
PPh Pasal 21 108,615,805 19,267,220
PPh Pasal 23 10,456,342 3,364,530
Pajak Pertambahan nilai - 313,194,600
PPh Pasal 4 (2) final 78,609,066
-Hutang taksiran Pajak penghasilan (PPh pasal 29) 1,450,255,636 1,277,267,944
Jumlah 1,647,936,849 1,613,094,294
Taksiran Manfaat / (Beban) pajak
Pajak kini (1,434,346,267)
Pajak tangguhan
-Jumlah (1,434,346,267)
2008 (tiga bulan)
Laba sebelum pajak penghasilan 5,076,800,145
Rugi / (laba) investasi penyertaan saham pada anak perusahaan - 5,076,800,145
Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan
Sumbangan 650,000
Jamuan 8,042,166
Denda pajak 6,289,594
Penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final
Jasa giro dan bunga deposito (252,294,348)
Pendapatan kena pajak 4,839,487,557
Taksiran Beban (manfaat) Pajak kini 1,434,346,267
Kredit pajak :
Setoran PPh masa Pasal 25 157,078,323
Rekonsiliasi laba / (rugi) sebelum pajak menurut laporan keuangan dengan laba / (rugi) fiskal sbb :
Akun ini merupakan beban biaya-biaya yang telah di bebankan dalam laporan laba rugi yang belum dibayar oleh Perusahaan terdiri dari biaya pemeliharaan dan perbaikan sarana (infrastuktur) termasuk fasus dan fasos perumahan, biaya perijinan serta hutang biaya promosi untuk pemasaran seperti; papan reklame, spanduk-spanduk, iklan, bingkisan dan hadiah. Biaya lain-lain terdiri dari biaya listrik, telepon, air (PAM), gaji dan kesejahteraan karyawan yang terhutang dan beban biaya lainnya yang masih terhutang pada akhir periode laporan.
17. PERPAJAKAN (Lanjutan) Pajak tangguhan
Dibebankan
Saldo (dikreditkan) ke Saldo
31 Maret 2008 31 Desember 2007 Laporan laba rugi 31 Maret 2008
Perusahaan
Kewajiban Imbalan manfaat karyawan 644,777,595 - 644,777,595
Penyusutan aktiva tetap 33,862,189 - 33,862,189
Aktiva pajak tangguhan Perusahaan 678,639,784 - 678,639,784
Administrasi dan Perubahan Peraturan PerpajakanPajak tangguhan
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan dan Anak perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terhutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terhutangnya pajak.
Pada tanggal 23 September 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang “Perubahan Keempat atas Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan”. Peraturan ini mengatur perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun pajak 2009 dan 25% untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya. Undang undang ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan diterapkan.
Pada tanggal 4 Nopember 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2008 (PP No. 71/2008) tentang “Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 1984 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan”. Peraturan ini mengatur wajib pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, pembayaran pajak penghasilan bersifat final sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, kecuali atas pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh wajib pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dikenakan pajak penghasilan sebesar 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan. Peraturan Pemerintah ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009.
Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. rincian perbedaan temporer sebagai berikut :
17. PERPAJAKAN (Lanjutan)
18. UANG MUKA PENJUALAN 31 Maret 2009 31 Maret 2008
Akun ini terdiri dari : Perusahaan
Rumah Serpong Terrace 13,793,358,428
-Rumah toko Serpong Terrace 107,972,746
-Rumah Serpong Park 7,856,704,359 19,865,749,729
Rumah toko Serpong Park 3,293,974,999 2,991,775,718
Kavling Serpong Park 3,087,057,457
-Rumah Melati Mas Residence 3,778,542,225 19,322,913,864
Rumah toko Melati Mas Residence 67,272,727 3,748,018,189
Kavling Melati Mas Residence 961,028,320 9,292,765,292
Uang muka lainnya - 48,822,500
Jumlah 32,945,911,261 55,270,045,292
Pada tanggal 28 Desember 2007, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2007 (“PP No. 81/2007”) tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka”. Peraturan ini mengatur perseroan terbuka di Indonesia dapat memperolehpenurunan tarif pajak penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi pajak penghasilan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat 1 (b) dari Undang-undang Pajak Penghasilan, dengan memenuhi kriteria yang ditentukan yaitu perseroan yang saham atau efek bersifat ekuitas lainnya tercatat di Bursa Efek Indonesia yang jumlah kepemilikan saham publiknya 40% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 pihak, masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor.
Ketentuan sebagaimana dimaksud harus dipenuhi oleh perseroan terbuka dalam waktu paling singkat enam bulan dalam jangka waktu satu tahun pajak. Pada tanggal 31 Desember 2008, Perusahaan tidak berharap dapat memenuhi kriteria untuk memperoleh penurunan tarif pajak penghasilan, dan oleh karenanya tidak menerapkan penurunan tarif pajak ini terhadap aset dan kewajiban pajak tangguhan Perusahaan.
Akun ini merupakan penerimaan Uang muka pembelian rumah tinggal rumah toko, kios dan tanah kavling dari pelanggan yang sampai tanggal neraca proses penjualan yang belum selesai. Perusahaan akan melaporkan uang muka sebagai penjualan setelah diselesaikannya perikatan jual beli atau pengikatan kredit dan dilakukan serah terima kunci pada pelanggan.
19. HUTANG BANK
Perubahan Jaminan atas perpanjangan: a.
b.
c. d. e.
Sehubungan dengan pinjaman tersebut Perusahaan diwajibkan memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Current Ratio (CR) minimum 1 kali,
2. Debt to Equity Ratio (DER) maksimum 2,7 kali 3. Debt Service Coverage (DSC) minimum 100%
Berdasarkan perubahan terakhir dengan Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit No. 6 (7) tanggal 14 Oktober 2008, jumlah maksimal kredit menjadi Rp 36 miliar dengan jangka waktu sejak jatuh tempo tanggal 15 Oktober 2008 sampai dengan 14 Januari 2009. Pinjaman ini berbentuk Aflopend Kredit yaitu penurunan batas kredit per periodik, dengan jadwal angsuran pada bulan Desember 2008 sebesar Rp 16 miliar dan pada tahun 2009 sebesar Rp 20 miliar. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 14%.
Perjanjian kredit ini telah mengalami beberapa kali perpanjangan, antara lain berdasarkan Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit No. 3 (7) tanggal 25 Mei 2007 dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 42 miliar dan jangka waktu sejak jatuh tempo tanggal 15 Oktober 2006 sampai dengan 14 Oktober 2007, dan Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit No. 5 (7) tanggal 10 Desember 2007 dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 36 miliar dan jangka waktu sejak jatuh tempo tanggal 15 Oktober 2007 sampai dengan 14 Oktober 2008.
126 Bidang tanah kosong yang terletak di Serpong Park, Blok 3-5, desa Lengkong karya, Kec. Jelupa Serpong, Tangerang, dengan luas 105.009 m2 dengan bukti pemilikan berupa Girik, telah diikat secara PPJKP Np. 9 tanggal 15 Oktober 2004. Hutang kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., merupakan fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp.42 miliar berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 7 tanggal 15 Oktober 2004 dari Notaris Florina Chrysanthi, S.H., tanggal 15 Oktober 2004. Pinjaman tersebut jatuh tempo dalam 12 bulan dan dapat di perpanjang dengan persetujuan dari pihak PT BNI (Persero) Tbk dan digunakan untuk modal kerja pembangunan Serpong Park dan dijamin dengan :
37 Bidang tanah kosong yang terletak di Serpong Park, Blok 3-5, desa Lengkong karya, Kec. Jelupa Serpong, Tangerang, dengan luas 131.302 m2 sebagaimana telah diikat PPJPK No. 8 tanggal 15 Oktober 2004, dan saat ini yang belum terjual dan dipecah seluas 108.124 m2; terdiri dari 21 Bidang tanah yang belum dilakukan pemecahan sertifikat, dan 16 Bidang tanah yang masih dalam proses pemecahan sertifikat (Catatan 5).
Berdasarkan persetujuan kredit dari BNI No. KPI/2/221/R tanggal 13 Oktober 2008 yang menyetujui perubahan terakhir tersebut, Perusahaan harus menambah jaminan berupa tanah berikut bangunan sport club yang terletak di Klub Hijau Bilabong, desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat seluas 99.635 meter persegi atas nama PT Bukit Hijau Pratama, pihak hubungan istimewa.
Piutang dagang yang diaktakan dengan akta fidusia No. 10 tanggal 15 Oktober 2004 dan telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia No. W7-08825 HT.04.06.TH.2004/STD tanggal 14 Desember 2004.
Klaim Asuransi yang diaktakan dengan akta fidusia No. 13 tanggal 28 Februari 2005 dan telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia No. W7-002937 HT.04.06.TH.2005/STD tanggal 23 Maret 2005.
Jaminan Perusahaan atas nama PT Gama Nusapala sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris Florina Chrysanti, S.H., No. 1 tanggal 15 Oktober 2004.
Pada tahun 2007 fasilitas KMK diturunkan sehingga maksimum kredit menjadi sebesar Rp 36 miliar yang terdiri dari Rp 20 miliar dan Rp 16 miliar masing-masing untuk tahun 2008 dan 2007.
20. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA
Tingkat diskonto : Untuk 31 Desember 2008; 12%, tahun 2007; 10,5% pertahun, dan tahun
Tingkat kenaikan gaji : Untuk 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing 10% per tahun.
Tingkat kematian : Sesuai dengan Commissioners Standard Ordinary (CSO) - 58
Usia pensiun : Untuk tahun 2008, 54 tahun dan tahun 2007 55 tahun.
31 Desember 2008 / 31 Maret 2009
31 Desember 2007 / 31 Maret 2008
Perusahaan
a. Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi adalah:
Biaya jasa kini 711,543,028 315,904,335
Biaya bunga 268,854,982 338,699,852
Amortisasi atas kerugian aktuarial - 85,907,642
Jumlah 980,398,010 740,511,829
b. Kewajiban imbalan pasca kerja di neraca adalah sebagai berikut:
Nilai kini kewajiban imbalan kerja 2,601,015,283 2,240,458,184
Kerugian aktuarial yang belum diakui (207,514,905) (91,199,534)
Kewajiban bersih 2,393,500,378 2,149,258,650
c. Mutasi kewajiban bersih di neraca adalah sebagai berikut:
Saldo awal 2,149,258,650 1,679,920,116
Beban tahun berjalan 980,398,010 740,511,829
Pembayaran pesangon tahun berjalan (736,156,282) (271,173,295)
Saldo akhir 2,393,500,378 2,149,258,650
21. HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH PADA ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2009 31 Maret 2008
PT Sandi Mitra Selaras 2,400,727 2,496,168
Jumlah beban imbalan kerja yang diakui dalam laporan laba rugi dan kewajiban imbalan kerja yang disajikan dalam neraca pada tanggal-tanggal tersebut ditentukan dan dihitung oleh aktuaris independen yaitu PT Dian Artha Tama, dalam laporan tanggal 12 September 2007 , dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut (Catatan 32c);
Jumlah karyawan Perusahaan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut adalah 63 karyawan pada 31 Maret 2009 dan 2008 sama dengan untuk periode pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2008 dan 2007. Untuk periode laporan tanggal 31 Maret 2008 Perusahaan belum menghitung Imbalan pasca kerja, karena perhitungan oleh aktuaris independen setiap akhir tahun, Berikut ini perhitungan Imbalan pasca kerja karyawan oleh aktuaris independen PT Dian Artha Tama, sebagai berikut:
Perusahaan telah menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja. Perhitungan dilakukan berdasarkan Undang-undang Tenaga Kerja No.13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003.