• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dr. J anprasetyo, SpKJ (K)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dr. J anprasetyo, SpKJ (K)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

C hildhood and

C hildhood and

the Anticipation of R oles

the Anticipation of R oles

(2)

• Seorang anak harus mengetahui mau

menjadi orang yang seperti apa DIRINYA

kelak. lalu ia meng-identifikasikan dirinya

dengan orangtuanya, yang tampak baginya

penuh kekuatan dan cantik, meskipun sering

unreasonable (tak masuk akal),

disagreeable (marah-marah) dan dangerous

(berbahaya).

(3)

• 3 macam perkembangan yg mendukung fase ini :

1) Anak belajar uNtUk bergerak bebas DAN lepas dENgAn tujuan-tujuan yANg tak

terbatas.

2) Kemampuan berbahasa anak meningkat sampai taraf mengerti dan bANyAk

bertanya tentang segala hal, tApI bisa disalahartikan oleh anak.

3) Bahasa dan lokomotor membuat anak dApAt mengembangkan imajinasinya dAlAm bANyAk peran, dimana HAL-HAL YANG MENAKUTKAN DIRINYA tIdAk dPt

(4)

• Hal ini merupakan a sense of initiative sEbAgAI

dasar uNtUk rasa ambisi dan tujuan yANg realistik. • KRITERIA S ense of initiative yANg utuh:

krisis mengalami resolusi ketika anak tAmpAk

“lebih menjadi dirinya”, lebih mencintai, lebih rIlEks dan LEBIH cerdas dAlAm pertimbanganNYA 

Anak tampak lebih aktif.

• Anak jUgA mempunyai energi lebih sehingga dENgAn cepat melupakan kegagalan dan

menghampiri daerah baru yANg diinginkanNYA, sekalipun tAmpAk berbahaya, dENgAn semangat yANg menyala-nyala dan peningkatan sense of direction.

(5)

• PAdA akhir tahun ke-3:

anak SUDAH DAPAT berjalan DENGAN

MUDAH.

ANAK mulai membuat perbandingan dan

mengembangkan suatu rasa ingin

tahuNYA tENtANg perbedaan-PERBEDAAN dAlAm ukuran, tERmAsUk perbedaan

tENtANg seksual dan usia.

ANAK mencoba uNtUk memahami peranan

masa dEpAn yANg memUNgkInkan dan menghubungkannya dENgAn usianya sendiri.

(6)

DibAwAh bimbingan anak yANg lebih

tua atau pembimbing wanita khusus, ANAK masuk dAlAm infantile politics di taman kanak-kanak, sudut jalan dan pekarangan.

ANAK belajar dENgAn intrusive dan giat yANg membuatnya terlepas dari

keterbatasannya dan menuju kePADA kemUNgkInan-KEMUNGKINAN di masa dEpAn.

(7)

The

Intrusive

Mode:

perilaku yANg mendominasi fase ini ditandai

dENgAn aktivitas dan fantasi yANg

“menyerupai”, TERMASUK:

1) intrusi pAdA ruang dENgAn gerakan yANg penuh semangat.

2) intrusi pAdA sesuatu yANg tIdAk

diketahui dENgAn penuh keingintahuan. 3) intrusi pada telinga dan pikiran orANg

(8)

4) intrusi pAdA tubuh dENgAn serangan pAdA fisik.

5) dan sering yANg paling menakutkan  pikiran phallus mengintrusi tubuh

DIsebut th e ph allic stag e dAlAm teori

seksual infantil  fase keingintahuan infantil terhadap eksitabilitas genital, preokupasi

dan kepedulian yANg berlebihan terhadap hal seksual seperti hilangnya penis pAdA anak perempuan.

(9)

• “Genital” disini tentu saja rudimenter,

bahkan sering tidak terlalu diperhatikan. Bila tidak secara spesifik diprovokasi ke dalam manifestasi prekoks terutama oleh praktik seduktif atau ditunjuk oleh larangan dan ancaman “cutting it off”  hal ini

mengarah tidak lebih dari suatu seri

pengalaman yang menarik yang dengan

segera akan menjadi menakutkan dan cukup tanpa makna untuk direpresi.

(10)

• Freud menyebutnya “Periode Laten” 

suatu penundaan panjang yang memisahkan seksualitas infantil dan maturasi seksual

secara fisik  disertai oleh pengenalan fakta bahwa walaupun telah berusaha dengan

imajinasi dirinya yang dapat menjadi

seorang ibu dan ayah  kelak akan menjadi ayah yang akan berhubungan seksual

dengan ibu, atau sebaliknya.

 Emosional yang sangat dalam memberi

konsekuensi dengan adanya insight dan magic fears  oleh Freud disebut O edipu s

(11)

• Berdasarkan pada logika perkembangan yang memutuskan bahwa anak laki-laki

melekatkan first genital affection-nya pada ibu (maternal adult) yang memberikan

kenyamanan pada tubuhnya dan anak laki-laki mengembangkan first sexual rivalry-nya melawan ayah.

• Anak perempuan kecil menjadi lengket dengan ayahnya dan laki-laki penting lainnya dan menjadi cemburu terhadap ibunya 

Perkembangan ini membuatnya menjadi sangat cemas.

(12)

• Anak perempuan sering mengalami

suatu perubahan pada fase ini

mereka mengobservasi secara cepat

atau lambat bahwa lokomotor, mental

dan intrusif sosial mereka sekuat anak

laki-laki

membuat mereka menjadi

“tomboy” yang sempurna, namun

mereka kekurangan satu hal yaitu

“penis”. Anak laki-laki memiliki organ

tsb yang tampak, dapat ereksi dimana

ia dapat meraih mimpinya seperti

(13)

• Klitoris anak perempuan hanya mimpi buruk tentang kesamaan seksual, dan bahkan ia

tidak memiliki payudara yang analog dengan ukuran masa depannya.

• Ibu yang mendominasi rumah tangga, anak laki-laki dapat mengembangkan rasa

inadekuatnya karena ia belajar pada fase ini bahwa dirinya dapat berbuat baik saat

bermain dan bekerja, ia tidak pernah

menjadi “boss” terhadap rumahnya, ibunya atau saudara-saudara perempuannya yang lebih tua

.

(14)

• Karena kepentingan kehidupan ekonomi dan sosial  membuat peran pria dan wanita

dapat dimengerti  memberikan sesuatu yang salah secara dini tentang perbedaan

seksual  lebih mudah terintegrasi ke dalam corak budaya untuk diferensiasi peran

seksual.

• Baik anak laki-laki dan perempuan 

mengapresiasi harapan secara luar biasa bahwa kelak mereka akan menjadi sebaik ayah atau ibunya – mungkin lebih baik.

(15)

• Pada fase ambulatory  bermain dan

infantil secara genital, menambah

penemuan modalitas sosial dasar pada

kedua jenis kelamin yang “membuat”

(“

making

”),

childlike sense of “being on the

make”.

• modalitas sosial dasar

kenikmatan pada

kompetisi, desakan pada tujuan,

(16)

• Anak mengembangkan cikal bakal

inisiatif maskulin atau feminin

sexual

self-images

menjadi bagian yang

penting dalam aspek positif dan negatif

identita s

s ek s ua l

di kemudian hari.

S ense of

guilt

yang dalam dibangkitkan

suatu rasa aneh, untuk menyiratkan

bahwa tiap manusia telah melakukan

perbuatan dan kejahatan.

(17)

• Sementara perjuangan untuk otonomi memburuk yang terkonsentrasi pada

persaingan  lebih pada suatu ekspresi jealous rage yang sering secara langsung melawan saudaranya yang lebih muda.

C em buru dan persaingan sering menyakiti hati  menjadi klimaks pada kontes akhir untuk mendapatkan posisi yang disayangi oleh ayah atau ibunya  kegagalan

(18)

Castration Com plex:

pada anak laki-laki : ketakutan kehilangan

penis.

pada anak perempuan : ia kehilangan

penis sebagai hukuman atau fantasi dan perbuatan rahasia.

• Pemimpin tertinggi dari initiative adalah suara hati (con scien ce).

(19)

• Seorang anak tidak hanya merasa takut tapi juga mendengar “inner voice”-nya terhadap self-observation, self-guidance, dan

self-punishment yang terbagi-bagi dalam dirinya

 merupakan dasar moralitas.

• Suara hati anak dapat primitif, kejam dan tidak kompromi  yang dapat diobservasi pada kejadian dimana anak belajar untuk mengkonstriksi dirinya terhadap semua larangan; ketika mereka menjadi patuh seperti yang diharapkan orangtuanya;

(20)

ketika mereka regresi dan marah

karena orangtuanya tidak memperhati

kan suara hati mereka

salah satu

konflik terdalam dalam hidup disebab

kan oleh kebencian terhadap orangtua

nya yang pada awalnya sebagai model

dan eksekutor suara hatinya, tapi

kemudian mencoba untuk “meloloskan

diri” (“get away with”) dari pelanggaran

(21)

• Kecurigaan dan pengelakan yang

ditambahkan pada kualitas “

all-or- nothing”

dari superego membuat bahaya besar

yang potensial terhadap dirinya dan para

pengikutnya.

• Moralitas dapat menjadi sinonim dengan

“mendendam” dan supresi terhadap orang

lain.

(22)

• Konsekuensi patologis pada fase ini tidak

muncul sampai nanti ketika Konflik atas

inisiatif diekspresikan sebagai

Hysterical

Denial

atau

S elf

R estriction yang

mempertahankan seseorang untuk hidup

dengan kapasitas dalam dirinya atau

kekuatan imajinasi dan perasaannya, bila

tidak dalam hubungannya dengan impotensi

seksual atau frigiditas.

(23)

• Banyak orang dewasa yang merasa

“berharga sebagai orang” pada apa yang

mereka tuju di masa datang, bukan apa

yang mereka lakukan saat ini.

• Konsekuensinya

tubuh terus dipacu

sekalipun sedang istirahat

berkontribusi

besar dalam penyakit psikosomatis.

(24)

• Dalam perkembangan identitas  orang dewasa menceritakan contoh-contoh

tentang kehidupan yang hebat dan

kehebatan masa lalunya, menawarkan anak-anak ini tentang eth os of action dalam

bentuk tipe yang ideal dan teknik-teknik yang cukup menyenangkan untuk

menggantikan tokoh pahlawan yang ada di buku cerita atau dongeng.

• Permainan (play)  kapan dimulainya, kapan harus dihentikan, apa yang “tidak boleh”,

(25)

• Untuk anak  identifikasi baru yang

menjanjikan inisiatif yang luas tapi kurang menimbulkan konflik dan rasa bersalah

terhadap persaingan di rumah.

• Dalam hubungannya dengan kegiatan bermain dan bekerja  Persahabatan

(companionship) dapat berkembang antara ayah dan anak laki-laki, ibu dan anak

(26)

• Pada Fase Oedipal  tidak hanya moral

sense apa yang diperbolehkan atau tidak, tetapi juga mengatur arah apa yang

mungkin dan nyata yang melibatkan impian infantil dalam berbagai tujuan teknologi dan budaya.

(27)

“I am what I can imagine I will be”

Kekecewaan yang luas atas

kesenjangan antara infantile

ideals

dan

adolescent

reality

yang lepas menjadi

guilt

and violence

cycle yang berbahaya

untuk eksistensinya.

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

sebagai sampel dari keseluruhan mahasiswa PJKR STKIP Citra Bakti terutama yang berada pada semester 1 dan 3, sehingga secara umum pelaksanaan keiatan perkuliahan

Untuk penelitian selanjutnya yang akan menggunakan tumbuhan kayu apu (Pistia stratiotes L.) dengan logam jenis logam lain seperti krom, tembaga dan logam lainnya

Dengan menggunakan Google Apps tidak ada waktu yang akan terbuang untuk mencari email, dokumen, situs proyek, atau file yang sulit ditemukan.. Dengan Google Apps, semua

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 272 / Kpts.II / 2003 tanggal 12 Agustus 2003 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan dan Angka

Barang siapa menempuh metode membaca dan mendengarkan ini maka sungguh dia telah menempuh jalan kepada kebenaran, berapa banyak dari umat Islam yang dahulunya ada dari

Pelaksanaan analisis sistem direncanakan oleh analis sistem dari IAI dalam suatu dokumen tertulis yang disebut “Usulan pelaksanaan analisis sistem”. Hal ini

Dilakukan penelitian lanjutan tentang daerah jelajah Elang Brontok pasca rehabilitasi dengan waktu penelitian yang lebih lama untuk mengetahui letak sarang dan daerah