• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 1

Modul: 01

ANALISIS KEBUTUHAN

SISTEM PEMBELAJARAN

 240 Menit

Penulis

: Drs.Bambang Warsita, M.Pd

Pengkaji Materi : Dr. Purwanto, M.Pd

Pengkaji Media : Dra. Mariana Soemitro

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Jakarta 2011

(2)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 2

A. PENDAHULUAN

Halo, apa kabar? Mudah-mudahan Anda dalam keadaan sehat walafiat. Kami yakin Anda tentu sudah siap untuk mempelajari modul ini. Kali ini Anda akan mempelajari modul yang berjudul “Analisis Kebutuhan Sistem Pembelajaran”.

Modul ini membahas tentang: 1) konsep dan esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran, 2) prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran, mulai dari tujuan, strategi, media, dan evaluasi, 3) model-model analisis kebutuhan sistem pembelajaran, dan 4) langkah-langkah analisis kebutuhan sistem pembelajaran, yaitu mulai dari mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menyusun kisi-kisi instrumen, menyusun instrumen, mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data, serta menyusun laporan hasil.

Agar memudahkan untuk dipelajati modul analisis kebutuhan sistem pembelajaran ini dibagi menjadi 5 kegiatan belajar, yaitu:

a. Kegiatan belajar 1, membahas tentang konsep dan esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran.

b. Kegiatan belajar 2, membahas tentang prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran.

c. Kegiatan belajar 3, membahas tentang model-model analisis kebutuhan sistem pembelajaran.

d. Kegiatan belajar 4, membahas tentang penyusunan rancangan analisis kebutuhan sistem pembelajaran.

e. Kegiatan belajar 5, membahas tentang pelaksanaan analisis kebutuhan sistem pembelajaran.

Modul ini dapat Anda pelajari secara mandiri. Dalam mempelajari modul ini sebaiknya Anda pelajari secara bertahap, mulai dari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-1 yang membahas tentang konsep dan esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran dan mengerjakan soal-soal latihannya serta telah yakin memahaminya, barulah Anda diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari materi pembelajaran Kegiatan Belajar-2. Anda dapat melanjutkan mempelajari Kegiatan Belajar-2 setelah Anda memahami materi Kegiatan Belajar-1

(3)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 3

dan dapat menjawab soal-soal tugasnya dengan benar. Demikian seterusnya, Anda dapat melanjutkan ke kegiatan belajar selanjutnya. Jika Anda telah dapat menyelesaikan kegiatan belajar sebelumnya. Satu hal yang penting adalah membuat catatan tentang materi pembelajaran yang sulit Anda pahami. Cobalah terlebih dahulu mendiskusikan materi pembelajaran yang sulit dengan sesama peserta Diklat atau teman sejawat. Apabila memang masih dibutuhkan, Anda dianjurkan untuk mendiskusikannya dengan nara sumber Diklat pada saat kegiatan pembelajaran tatap muka.

Di dalam modul ini tersedia soal tugas dan hendaknya semua soal tugas ini Anda kerjakan dengan tuntas. Dengan mengerjakan semua soal tugas yang ada Anda akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau pemahamannya terhadap materi yang disajikan dalam modul dan dapat membantu Anda mengetahui bagian-bagian mana dari materi yang disajikan di dalam modul yang masih belum sepenuhnya dipahami. Oleh karena itu, apabila semua soal tugas di setiap Kegiatan Belajar sudah selesai Anda kerjakan, periksalah jawaban Anda dengan menggunakan Kunci Tugas yang disediakan pada bagian akhir dari modul ini. Kemudian hitunglah jawaban Anda yang benar, lalu gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi setiap Kegiatan Belajar.

Rumus

Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar x 100% 5

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90 % - 100 % = baik sekali

80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = cukup - 69 % = kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup memahami materi Kegiatan Belajar. Anda dapat meneruskan mempelajari Kegiatan Belajar selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80% Anda harus bersabar untuk mengulangi mempelajari materi Kegiatan Belajar, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai. Kemudian kerjakan kembali soal tugasnya.

(4)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 4

Manfaat mempelajari modul ini membantu Anda untuk dapat melakukan analisis kebutuhan sistem/model teknologi pembelajaran. Selain itu, Anda dapat memperoleh suatu pendekatan yang sistematis, efektif dan efisien dalam menentukan kebutuhan akan sistem atau model pembelajaran. Modul ini juga akan membantu Anda dalam menyusun rancangan analisis kebutuhan sistem pembelajaran mulai dari mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menyusun kisi-kisi instrumen, menyusun instrumen, mengumpulkan data, mengolah dan menganálisis data, serta menulis laporan hasil analisis kebutuhan sistem pembelajaran. Oleh karena itu, pentingnya atau kegunaan menguasai modul analisis kebutuhan sistem pembelajaran bagi Anda Pejabat Fungsional PTP adalah memudahkan tugas Anda merancang media pembelajaran, merancang model pembelajaran, merancang model Diklat, dan sebagainya.

Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 15 x 45 menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran secara tatap muka adalah 4 x 45 menit. Oleh karena itu, Anda dapat membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan selama kegiatan pembelajaran secara tatap muka.

Keberhasilan Anda dalam mempelajari modul ini tentunya tergantung pada keseriusan Anda. Hendaknya Anda tidak segan-segan untuk bertanya tentang materi yang belum Anda pahami kepada nara sumber pada saat kegiatan pembelajaran tatap muka, atau berdiskusi dengan rekan Anda serta berusaha menyelesaikan semua tugas yang ada dalam modul dengan baik. Yakinlah bahwa Insya Allah Anda akan berhasil dengan baik apabila memiliki semangat belajar yang tinggi. Jangan lupa berdoa kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan kemudahan belajar.

(5)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 5

B. B. MATERI PEMBELAJARAN

KE G I AT AN B E L AJ AR - 1

KONSEP DAN ESENSI

ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN

1. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Pembelajaran-1, Anda dapat menjelaskan:

a. pengertian analisis kebutuhan sistem pembelajaran, b. tujuan analisis kebutuhan sistem pembelajaran, dan c. esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran.

2. Uraian Materi Pembelajaran

a. Pengertian Analisis Kebutuhan Sistem Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran memiliki posisi strategis dalam pengembangan sumberdaya manusia Indonesia sebagaimana yang dicita-citakan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah usaha untuk membuat peserta didik belajar. Pembelajaran merupakan jantungnya aktivitas pendidikan, sehingga pembelajaran menempati posisi dan peranan yang sangat penting. Di dalam kegiatan pembelajaran inilah terjadi proses transmisi dan transformasi pengalaman belajar kepada peserta didik sesuai kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu, apabila sistem pendidikan nasional ingin lebih berorientasi kepada penyiapan sumberdaya manusia era informasi maka yang terlebih dahulu dilakukan adalah pengembangan sistem pembelajarannya.

Apa sistem pembelajaran itu? Menurut Gagne (1979) dalam Suparman (2004) sistem pembelajaran adalah suatu set peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sehingga terjadi proses belajar. Nah, suatu set peristiwa itu mungkin digerakkan oleh guru sehingga disebut pembelajaran,

(6)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 6

mungkin digerakkan oleh peserta didik itu sendiri dengan menggunakan buku, modul, siaran televisi pendidikan, siaran radio pendidikan, multimedia pembelajaran, e-learning, atau kombinasi dari berbagai media. Baik digerakkan oleh guru maupun peserta didik sendiri, kegiatan itu haruslah terencana secara sistematis untuk dapat disebut kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, bentuk nyata dari sistem pembelajaran adalah satu set bahan belajar atau strategi pembelajaran yang telah teruji secara efektif dan efisien di lapangan. Dengan kata lain, satu set peristiwa yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar atau memudahkan peserta didik belajar.

Pengembangan sistem pembelajaran diawali dengan kegiatan analisis kebutuhan. Apa kegiatan analisis kebutuhan itu? Kegiatan analisis kebutuhan (needs assessment) adalah suatu kegiatan ilmiah yang melibatkan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber informasi untuk mengetahui kesenjangan (gap) antara keadaan yang seharusnya terjadi (ideal) dengan keadaan yang senyatanya terjadi (reality).

Didalam ensiklopedia evaluasi yang disusun oleh Anderson,dkk. analisis kebutuhan diartikan sebagai suatu proses kebutuhan sekaligus menentukan prioritas. Need Assessment (analisis kebutuhan) adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui perbedaan antara kondisi yang diinginkan/seharusnya atau diharapkan dengan kondisi yang ada. Kondisi yang diinginkan seringkali disebut dengan kondisi ideal, sedangkan kondisi yang ada, seringkali disebut dengan kondisi riil atau kondisi nyata. Oleh karena itu, analisis kebutuhan adalah gambaran tentang kondisi yang terjadi saat ini (real condition) yang dibandingkan dengan kondisi seharunya dilengkapi dengan rekomendasi model solusi untuk mengatasi kesenjangan antara situasi yang senyatanya terjadi dengan kondisi yang seharusnya terjadi. Need Assessment dapat diterapkan pada individu, kelompok atau lembaga (institusi).

Roger Kaufman & Fenwick W. English (1979), mendefinisikan analisis kebutuhan sebagai suatu proses formal untuk menentukan jarak atau kesenjangan antara keluaran dan dampak yang nyata dengan keluaran dan dampak yang diinginkan, kemudian menempatkan deretan kesenjangan ini

(7)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 7

dalam skala prioritas, lalu memilih hal yang lebih penting untuk diselesaikan masalahnya. Maka analisis kebutuhan adalah alat atau metode untuk mengidentifikasi masalah guna menentukan tindakan atau solusi yang tepat. Dalam konteks pendidikan kebutuhan dimaksud diartikan sebagai suatu kondisi yang memperlihatkan adanya kesenjangan antara kenyaataan yang ada dengan kondisi yang diharapkan. “Kebutuhan” diartikan sebagai jarak antara keluaran yang nyata dengan keluaran yang diinginkan.

Gambar 1, Bagan pengertian analisis kebutuhan

Kesenjangan merupakan sebuah permasalahan yang harus dipecahkan. Oleh karena itu, kesenjangan dijadikan suatu kebutuhan dalam merancang sistem pembelajaran, sehingga sistem pembelajaran yang dikembangkan merupakan suatu solusi terbaik. Bila kesenjangan tersebut dapat menimbulkan akibat dan dampak yang besar, maka perlu diprioritaskan dalam pengatasan masalah (Dick and Carey,1990). Nah, apabila kesenjangan tersebut dianggap sebagai suatu masalah yang memerlukan pemecahan, maka kesenjangan tersebut dianggap sebagai suatu kebutuhan (needs).

Apa kebutuhan itu? Kebutuhan adalah kesenjangan keadaan saat ini dibandingkan dengan keadaan yang seharusnya (Suparman, 2004). Dengan kata lain, setiap keadaan yang kurang dari yang seharusnya menunjukkan adanya kebutuhan. Apabila kesenjangan itu besar atau menimbulkan akibat lebih jauh sehingga perlu ditempatkan sebagai prioritas untuk diatasi, kebutuhan itu disebut masalah.

(8)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 8

Selanjutnya coba Anda berikan contoh! Misalnya di daerah-daerah terlihat meningkatnya kesadaran akan pentingnya pembelajaran Bahasa Inggris, terutama di daerah tujuan wisata dan daerah yang banyak memiliki industri Penanaman Modal Asing (PMA). Kesadaran tersebut dipicu oleh adanya kebutuhan kemampuan berkomunikasi dengan orang asing yang menyebabkan tingginya tuntutan penguasaan Bahasa Inggris bagi sebagian besar warganya. Oleh karena itu, berdasarkan adanya kebutuhan tersebut pada beberapa daerah telah mengajarkan Bahasa Inggris sebagai muatan lokal pilihan di jenjang SD. Beberapa studi empiris menunjukan bahwa pembelajaran dan pemerolehan bahasa asing akan lebih baik apabila dilakukan secara dini. Berdasarkan hal itu berkembang pemikiran bahwa pembelajaran Bahasa Inggris seyogyanya sudah dilakukan pada tingkat SD. Masalahnya beberapa sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran bahasa Inggris di SD banyak diantara guru yang mengajar tersebut belum mempunyai kompetensi sebagai pengajar bahasa Inggris, karena sebagian besar mereka adalah guru kelas dengan latar belakang pendidikan DII PGSD guru kelas. Di antara pendidik tersebut juga ada yang berlatar bahasa Inggris tetapi tidak punya kompetensi mengajar di SD. Untuk itu perlu pengembangan program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bahasa Inggris Guru SD sistem jarak jauh.

Selain itu, kebutuhan (need) dapat diartikan pula sebagai kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kondisi yang sebenarnya. Kebutuhan dapat dirumuskan pula sebagai jurang antara “apa yang ada” dan “apa yang seharusnya ada” dalam pengertian hasil (Kaufman,1972). Kemudian apa keinginan itu? Keinginan adalah harapan ke depan atau cita-cita yang terkait dengan pemecahan suatu masalah.

Namun, perlu Anda ingat tidak semua kebutuhan dan masalah dapat disebut kebutuhan pembelajaran, karena belum tentu memerlukan penyelesaian dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Coba Anda berikan contoh!. Misalnya peserta didik protes karena sukar membaca dan mempelajari buku pelajaran bahasa Inggris yang di cetak dan diterbitkan suatu penerbit. Setelah diteliti ternyata cetakan buku tersebut kurang bagus

(9)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 9

dan ada sebagian halaman yang rusak. Hal ini disebabkan karena mesin yang digunakan oleh pencetakan tidak dapat berfungsi dengan baik. Masalahnya adalah mesin percetakan kurang berfungsi dengan baik. Untuk itu perlu adanya perbaikan atau penggantian beberapa peralatan mesin tersebut.

Nah, sekarang apa kebutuhan pembelajaran itu? Kebutuhan pembelajaran adalah kebutuhan yang memerlukan penyelesaian dengan melaksanakan kegiatan instruksional/pembelajaran. Sebagai contoh! Anda perhatikan tabel analisis kebutuhan sebagai berikut:

Tabel 1, Analisis Kebutuhan Diklat Bahasa Inggris Guru Sekolah Dasar (Warsita, 2011) Masalah Indikator Masalah Penyebab Pemecahan Instruksional Manajemen (1) (2) (3) (4) (5) Rendahnya prestasi bel-ajar Bahasa Inggris pe-serta didik SD Peserta didik kurang mengu-asai empat keterampilan berbahasa Inggris Kemampuan menyimak (listening) rendah Meningkatkan kualitas pem-belajaran bahasa Inggris di SD dengan menye-diakan media audio/radio untuk pembelajaran bahasa Inggris Meningkatkan sarana dan pra-sarana pembel-ajaran bahasa Ing-gris, seperti labo-ratorium bahasa, program audio/-radio Kemampuan berbicara (speaking) rendah Meningkatkan kualitas pembel-ajaran bahasa Inggris di SD Meningkatkan sarana dan pra-sarana pembel-ajaran bahasa Ing-gris, seperti labo-ratorium bahasa Kemampuan membaca (reading) rendah Meningkatkan kualitas pembel-ajaran bahasa Inggris di SD Mengadakan bahan bacaan yang berbahasa Inggris Kemampuan menulis (writing) rendah Meningkatkan kualitas pembel-ajaran bahasa Inggris di SD Mengadakan berbagai lomba untuk meningkat-kan kemampuan berbahasa Inggris Peserta didik kurang mengu-asai unsur-unsur berbahsa Inggris Penguasaan kosa kata bahasa Inggris yang minim Meningkatkan pembelajaran yang terintegrasi antara keteram-pilan berbahasa dengan unsur bahasa Menyediakan fasilitas pembel-ajaran, seperti kamus, buku pela-jaran bahsa Ing-gris

(10)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 10

Kurang mengu-asai tata baha-sa bahasa Inggris Meningkatkan kualitas pembel-ajaran bahasa Inggris di SD Meningkatkan sarana dan prasa-rana pembelajaran bahasa Inggris Kurang

mengu-asai lafal dan ejaan bahasa Inggris, dalam berbagai teks lisan dan tertulis Meningkatkan kualitas pembel-ajaran bahasa Inggris di SD Meningkatkan sarana dan pra-sarana pembel-ajaran bahasa Inggris, seperti laboratorium bahasa Kurang mengu-asai aspek budaya yang terkandung dalam ekspresi dalam bahasa Inggris Meningkatkan kualitas pembel-ajaran bahasa Inggris di SD Meningkatkan sarana dan pra-sarana pembel-ajaran bahasa Inggris, seperti laboratorium bahasa Motivasi belajar peserta didik rendah Kesulitan dalam mem-pelajari bahasa asing Meningkatkan proses pembel-ajaran yang menarik dan bermakna Menyediakan fasilitas pembel-ajaran, seperti kamus, buku pela-jaran bahsa Inggris Perhatian dan minat peserta didik terhadap pelajaran kurang Pembelajaran nya tidak menarik dan kurang menye-nangkan Menggunakan strategi pembel-ajaran yang bervariasi dan menumbuhkan keper-cayaan diri peserta didik Menyediakan fasilitas pembel-ajaran, seperti kamus, buku pela-jaran bahsa Inggris Rendahnya dukungan dan perhatian terhadap pembelajaran bahasa Inggris di SD Kurangnya perhatian dan dukungan dari Pemda, masya-rakat, dan orang tua peserta didik terhadap pem-belajaran baha-sa Inggris di SD.

Miskin dan alokasi angga-ran yang minim

Sosialisasi dan pelatihan pem-belajaran bahasa Inggris terhadap orang tua peserta didik terhadap pembelajaran bahasa Inggris di SD

Regulasi dan kebi-jakan dalam pem-belajaran bahasa Inggris di SD Guru kurang kompeten dan profesi-onal dalam pembelajaran bahasa Inggris di SD Guru kurang menguasai materi bahasa Inggris Kurang mengu-asai empat keterampilan berbahsa Inggris Meningkatkan kemampuan dan penguasaan guru terhadap materi/-keterampilan bahasa Inggris Menugaskan guru untuk mengikuti Diklat /kursus bahasa Inggris Kurang mengu-asai unsur-unsur berba-hasa Inggris Meningkatkan kemampuan dan penguasaan guru terhadap unsur-unsur bahasa Inggris Menugaskan guru untuk mengikuti Diklat/kursus bahasa Ing-gris

(11)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 11 Kurang mengu-asai aspek budaya yang terkandung dalam ekspresi dalam bahasa Inggris Meningkatkan kemampuan guru dalam aspek budaya yang terkandung dalam ekspresi dalam bahasa Inggris Menugaskan guru untuk mengikuti Diklat/kursus bahasa Ing-gris Guru kurang menguasai pem-belajaran bahasa Inggris di SD Kurang mampu menyusun Rencana Pela-ksanaan Pem-belajaran (RPP) bahasa Inggris Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP mata pela-jaran bahsa Inggris Menugaskan guru untuk mengikuti Diklat pembel-ajaran bahasasa Inggris di SD Kurang mampu me-milih dan melaksanakan strategi pem-belajaran bahasa Inggris Meningkatkan kemampuan guru dalam penge-lolaan pembela-jaran bahasa Inggris di SD Menugaskan guru untuk mengikuti Diklat pembel-ajaran bahasa-sa Inggris di SD Kurang mampu mengembang-kan dan memi-lih media pem-belajaran bahasa Inggris Meningkatkan kemampuan guru dalam mengem-bangkan dan memilih media pembelajaran bahasa Inggris Menyediakan media pembel-ajaran bahasa Inggris di SD Kurang mampu memilih dan memanfaatkan sumber belajar yang tepat dalam pembel-ajaran bahasa Inggris Meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan meman-faatkan sumber belajar yang tepat dalam pembelajaran bahasa Inggris Menyediakan beraneka sumber belajar untuk pembelajaran bahasasa Inggris di SD Kurang mampu me-ngelola pembelajaran bahsa Inggris yang aktif, kreatif, komuni-katif, efektif dan menyenangkan Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran bahsa Inggris yang aktif, kreatif, komu-nikatif, efektif dan menyenangkan. Menugaskan guru untuk mengikuti Diklat pengelolaan pembelajaran bahasasa Inggris di SD Kurang mampu melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar bahasa Inggris Meningkatkan kemampuan guru dalam melak-sanakan evaluasi proses dan hasil belajar bahasa Inggris Menugaskan guru un-tuk mengikuti Diklat evaluasi pembelajaran bahasasa Inggris di SD

(12)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 12

Pembelajaran dilakukan oleh guru yang ku-rang kompeten

Guru SD seba-gai guru kelas secra akademik tidak disiapkan untuk mengajar bahasa Inggris di SD Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru SD dalam pem-belajaran bahasa Inggris di SD Menyelenggaran dan mengem-bangkan Diklat bahasa Inggris untuk guru SD.

Berdasarkan contoh analisis tabel 1 di atas, apa rekomendasi Anda untuk mengatasi masalah tersebut? Sebab hasil akhir atau final dari suatu analisis kebutuhan sistem pembelajaran adalah sebuah rekomendasi atau saran solusi untuk pembelajaran (meningkatkan kompetensi). Tentu saja rekomendasi tersebut memberikan alternatif pilihan yang paling mungkin untuk dilaksanakan atau ditindaklanjuti, dan dipilih yang bisa mengatasi masalah yang paling urgen, mendesak atau berpotensi menjadi masalah besar.

Berdasarkan tabel1 di atas, menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Inggris di SD merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dielakkan atau ditunda lagi. Namun, mengingat keberhasilan pembelajaran Bahasa Inggris akan berhasil apabila dilakukan oleh tenaga pendidik yang profesional dan berkompeten, didukung dengan strategi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, serta tersedianya bahan belajar, sumber belajar dan media pembelajaran yang memadai dan berkualitas. Oleh karena itu, rekomendasi yang dapat Anda berikan adalah perlu dilakukan serangkaian kegiatan yang mengarah pada upaya-upaya agar guru SD mempunyai kompetensi/kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran Bahasa Inggris di SD. Mengingat kondisi dan karakteristik guru SD, alternatif yang memungkinkan untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru SD dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah melalui Diklat bahasa Inggris sistem jarak jauh. Jadi alternatif solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah mengembangkan dan menyelenggarakan Diklat Bahasa Inggris untuk guru SD sistem jarak jauh.

Selain itu ada beberapa pertimbangan yang menjadi landasan mengembangkan dan menyelenggarakan Diklat Bahasa Inggris guru SD sistem jarak jauh (Warsita, 2011), antara lain:

(13)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 13

1) Tekad pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD melalui peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Inggris.

2) Pembelajaran dan pemerolehan bahasa asing akan lebih baik apabila dilakukan secara dini, pembelajaran Bahasa Inggris seyogyanya sudah dilakukan sejak tingkat SD.

3) Adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan Bahasa Inggris, terutama di daerah tujuan wisata dan daerah yang memiliki industri Penanaman Modal Asing (PMA).

4) Pembelajaran Bahasa Inggris di SD merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dielakkan dan perlu diikuti dengan penyiapan tenaga guru yang profesional dan berkompeten melalui serangkaian Diklat.

5) Keberhasilan pembelajaran Bahasa Inggris di SD akan terealisasi apabila dilakukan oleh guru yang berkompeten, didukung dengan metode pembelajaran yang komunikatif dan tersedianya bahan ajar yang cukup serta berkualitas

6) Mengingat keanekaragaman kondisi dan karakteristik guru SD, maka perlu Diklat yang dapat diikuti oleh guru SD yang memerlukan, tanpa harus meninggalkan tugas mengajar dan biaya relatif murah.

7) Banyak guru SD yang sudah mengajar Bahasa Inggris, pada hal belum pernah dilatih atau mengikuti Diklat Bahasa Inggris.

Bagaimana menganalisis kebutuhan itu? Analisis kebutuhan adalah alat untuk mengidentifikasi masalah guna menentukan tindakan yang tepat (Morrison, 2001). Sedangkan menurut Burton dan Merrill, analisis kebutuhan adalah suatu proses yang sistematis dalam menentukan sasaran, mengidentifikasi kesenjangan/ketimpangan antara sasaran dengan keadaan nyata, serta menetapkan prioritas tindakan. Dengan demikian, menganalisis kebutuhan pembelajaran dan analisis pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam pengembangan sistem pembelajaran, ketika menghadapi masalah tentang pembelajaran. Apakah analisis kebutuhan sistem pembelajaran itu? Analisis kebutuhan sistem pembelajaran adalah suatu pendekatan yang sistematis dan sistemik dalam memecahkan kesenjagan dalam sistem pembelajaran.

(14)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 14

Selain itu dalam bidang pendidikan dan pelatihan (Diklat), analisis kebutuhan adalah suatu proses untuk menentukan apa yang seharusnya diajarkan. Kebutuhan Diklat dapat diketahui sekiranya terjadi kesenjangan atau ketimpangan antara kondisi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang senyatanya ada dengan tujuan-tujuan /kinerja yang diharapkan tercipta pada suatu organisasi. Oleh karena itu, analisis kebutuhan Diklat adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk menemukan dan mengenali adanya suatu kesenjangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dapat ditingkatkan melalui Diklat.

Jika demikian, apakah hasil yang diperoleh dari kegiatan analisis kebutuhan sistem pembelajaran itu? Anda tahu? Hasil yang diperoleh dari analisis kebutuhan sistem pembelajaran adalah kompetensi-kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran tertentu dalam suatu mata pelajaran yang potensial untuk disampaikan (delivered) melalui sistem atau model pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, hasil analisis kebutuhan ialah berbagai kompetensi . Misalnya pembelajaran dengan memanfaatkan media dan sumber belajar. Kompetensi-kompetensi dasar inilah yang akan menjadi acuan tahap selanjutnya yaitu penyusunan Garis Besar Isi Media (GBIM) dan pemilihan/penentuan model dan format media dan bahan belajar yang tepat untuk mencapai kompetensi dasar tersebut. Dengan demikian, langkah pertama dalam merancang GBIM ialah analisis kebutuhan (needs

assessment).

Selain itu, salah satu cara yang khusus digunakan untuk mengetahui kebutuhan jenis media dan bahan belajar dalam suatu kurikulum yaitu melalui identifikasi kurikulum. Dari kegiatan identifikasi ini akan diketahui materi mana yang membutuhkan media video dan materi mana yang membutuhkan media dan bahan belajar lain untuk mencapai kompetensinya. Dengan demikian, tidak lagi terjadi kesalahan dalam pemilihan media dan bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhan materi pembelajaran tertentu. Misalnya ada sub-pokok bahasan yang efektif dicapai dengan media audio, sedangkan sub-pokok bahasan lain-nya menggunakan media televisi atau video, atau menggunakan jenis media lainnya.

(15)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 15

Sebelum Anda melanjutkan pada uraian materi berikutnya, pastikan bahwa Anda sudah memahami uraian materi yang baru saja Anda pelajari.

b. Tujuan analisis kebutuhan sistem pembelajaran

Coba Anda perhatikan contoh kasus berikut! Bila Anda sebagai pengembang sistem pembelajaran atau pendidik hendaknya mengajukan suatu pertanyaan kepada diri sendiri. Apakah pemberian pembelajaran itu dapat memecahkan masalah? Pertanyaan- pertanyaan senada secara rinci antara lain: 1) apa kebutuhan yang dihadapi? 2) apakah kebutuhan tersebut merupakan masalah? 3) apa penyebabnya? 4) apakah pemberian pembelajaran merupakan cara yang tepat untuk memecahkan masalah? 5) apakah pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang Anda sampaikan itu benar-benar belum dikuasai oleh peserta didik dan kompetensi itu penting bagi peserta didik?

Nah, bagaimana jawaban Anda? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu tidak dapat Anda jawab dengan cermat bila Anda tidak melakukan suatu kegiatan analisis kebutuhan sistem pembelajaran. Artinya apabila Anda sebagai guru/pendidik, pengelola program pendidikan atau pengembang sistem pembelajaran pertama-tama yang harus Anda lakukan adalah kegiatan analisis kebutuhan sistem pembelajaran.

Selanjutnya apakah tujuan kegiatan analisis kebutuhan sistem pembelajaran? Secara ringkas tujuan analisis kebutuhan sistem pembelajaran adalah:

1) Menginventaris atau mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran. Identifikasi masalah merupakan proses membandingkan keadaan sekarang dengan keadaan yang diharapkan atau seharusnya. Hasilnya akan menunjukkan kesenjangan antara kedua keadaan tersebut. Kesenjangan ini disebut dengan kebutuhan. Bila kesenjangan kedua keadaan tersebut besar, kebutuhan itu perlu diperhatikan atau diselesaikan. Kebutuhan yang besar dan ditetapkan untuk diatasi itu disebut masalah. Oleh karena itu, kebutuhan yang lebih kecil mungkin untuk sementara waktu atau seterusnya diabaikan. Artinya kebutuhan

(16)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 16

yang tidak dianggap sebagai masalah. Hasil akhir dari identifikasi masalah adalah perumusan tujuan pembelajaran umum.

2) Menyusun skala priotitas pemecahan masalah

Setelah Anda mengetahui masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi, maka Anda perlu mencari alternatif pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan skala prioritas pemecahan masalah. Adapun beberapa pertimbangan yang perlu Anda perhatikan dalam menilai atau menentukan skala prioritas pemecahan masalah, yaitu: a) tingkat signifikansi pengaruhnya, b) luas ruang lingkupnya, dan c) pentingnya peranan kesenjangan tersebut terhadap masa depan lembaga atau program.

3) Merumuskan tujuan umum yang akan dicapai dari proses pemecahan masalah.

Hasil kegiatan analisis kebutuhan pembelajaran yaitu daftar pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang masih belum dikuasi peserta didik dan perlu dikuasi peserta didik (Suparman, 2004). Dengan kata lain, kegiatan analisis kebutuhan ini akan menghasilkan kompetensi-kompetensi yang masih belum dikuasai dan perlu dikuasai peserta didik. Kompetensi dasar inilah yang akan menjadi dasar acuan tahap selanjutnya yaitu perumusan Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Pembelajaran Umum (TPU).

Nah, selanjutnya apa fungsi analisis kebutuhan sistem pembelajaran? Secara ringkas fungsi analisis kebutuhan sistem pembelajaran adalah untuk: a) Mengidentifikasi kebutuhan yang relevan dengan pekerjaan atau tugas

sekarang, yaitu masalah yang mempengaruhi hasil pembelajaran.

b) Mengidentifikasi kebutuhan mendesak yang terkait dengan finansial, keamanan atau masalah-masalah lain yang menggangu pekerjaan atau lingkungan pendidikan

c) Menyajikan skala prioritas untuk memilih tindakan yang tepat dalam mengatatasi masalah-masalah pembelajaran.

d) Memberikan data basis untuk menganalisis efektifitas kegiatan pembelajaran (Morrison, 2001).

(17)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 17

c. Esensi Analisis Kebutuhan Sistem Pembelajaran

Langkah permulaan dalam proses pengembangan sistem pembelajaran adalah analisis kebutuhan pembelajaran. Anda ingat, langkah ini sangat penting dan strategis dalam proses pengembangan sistem pembelajaran. Mengapa demikian? Langkah ini merupakan titik tolak dan sekaligus sumber untuk langkah-langkah berikutnya. Oleh karena itu, kebingungan pada langkah permulaan ini tentu akan menyebabkan seluruh kegiatan pengembangan sistem pembelajaran kehilangan arah (Suparman, 2004). Maka esensi dari kegiatan analisis kebutuhan sistem pembelajaran adalah agar Anda dapat memperoleh suatu pendekatan yang sistematis, efektif dan efisien dalam menentukan kebutuhan akan sistem pembelajaran. Dengan demikian, esensi analisis kebutuhan sebenarnya adalah menemukan rekomendasi yang dapat menjadi soulsi permasalahan.

Nah, sekarang untuk melatih penguasaan materi Anda, coba buatlah resume materi analisis kebutuhan sistem pembelajaran dan tujuan penerapannya di bidang pengembangan media pembelajaran. Apabila Anda menemui kesulitan jangan segan-segan Anda diskusikan dengan teman sejawat.

Rangkuman

Kegiatan analisis kebutuhan adalah suatu kegiatan ilmiah yang melibatkan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber informasi untuk mengetahui kesenjangan (gap) antara keadaan yang seharusnya terjadi (ideal) dengan keadaan yang senyatanya terjadi (reality).

Kebutuhan adalah kesenjangan keadaan saat ini dibandingkan dengan keadaan yang seharusnya. Apabila kesenjangan itu besar atau menimbulkan akibat lebih jauh sehingga perlu ditempatkan sebagai prioritas untuk diatasi, kebutuhan itu disebut masalah pembelajaran. Tidak semua kebutuhan dan

(18)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 18

A. B.

C.

masalah dapat disebut kebutuhan pembelajaran, karena belum tentu memerlukan penyelesaian dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Analisis kebutuhan sistem pembelajaran adalah suatu pendekatan yang sistematis dan sistemik dalam memecahkan kesenjagan dalam sistem pembelajaran. Tujuan analisis kebutuhan sistem pembelajaran adalah: a) untuk menginventaris atau mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran, b) menyusun skala priotitas pemecahan masalah pembelajaran, dan c) merumuskan tujuan umum yang akan dicapai dari proses pemecahan masalah pembelajaran. Esensi dari kegiatan analisis kebutuhan sistem pembelajaran adalah agar Anda dapat memperoleh suatu pendekatan yang sistematis, efektif dan efisien dalam menentukan kebutuhan akan sistem pembelajaran.

GLOSARIUM

Analisis kebutuhan

suatu kegiatan ilmiah yang melibatkan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber informasi untuk mengetahui kesenjangan antara keadaan yang seharusnya terjadi dengan keadaan yang senyatanya terjadi Analisis kebutuhan sistem pembelajaran

pendekatan yang sistematis dan sistemik dalam memecahkan kesenjagan dalam sistem pembelajaran

Analisis pembelajaran

Proses menjabarkan prilaku umum menjadi prilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis

Esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran

suatu pendekatan yang sistematis, efektif dan efisien dalam menentukan kebutuhan akan sistem pembelajaran

Identifikasian masalah

upaya memetakan masalah-masalah serta menyusunnya berdasarkan skala perioritas, sehingga proses pemecahan masalah menjadi sitematis dan tepat sasaran

Implementasi

langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran di lapangan Kebutuhan

(19)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 19

Kebutuhan pembelajaran

kebutuhan yang memerlukan penyelesaian dengan melaksanakan kegiatan instruksional/pembelajaran

Model adalah seperangkat prosedur yang sistematis untuk mewujudkan suatu proses

Pengembangan

proses menerjemahkan spesifikasi desain menjadi kenyataan (bentuk fisik) Pembelajaran

proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lengkungan belajar atau usaha untuk membuat peserta didik belajar

Sistem pembelajaran

suatu set peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sehingga terjadi proses belajar

Sumber Acuan

Abidin, zaenal, Analisis Kebutuhan Pembelajaran dan Analisis Pembelajaran dalam

Desain Sistem Pembelajaran, Jurnal Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2007 (website: http// www.ums.ac.id)

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan ke 10 , Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta, 1996

Cronbach, Lee J., Educational Psychology 3rd Edition. New York: Harcourt Brace Jovanovich Inc., 1977

Degeng, Nyoman.S, Paradigma Pendidikan:dari Behavioristik ke Konstruktivistik, Bahan presentasi, Univ. Negeri Malang, 2007.

DePorter, Bobbi, & Hermacki, Mike, Quantum Learning, Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan, Terj. Alwiyah Abdurrahman, Bandung,

Penerbit Kaifa, 1992.

Dick, Walter and Carey Lou, The Systematic Design of instruction 3rd Ed, Includes

(20)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 20

Kozma, Robert B., Lawrence W. Belle and George W. Williams. Instructional

Techniques in Higher Education . New Jersey: Educational Technology

Publications Inc., 1978

Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2004.

Morrison, Gary. R, Steven M, Ross, Jerrold E Kemp : Designing Effective

Instruction, Third Edition John Wiley and Sons, inc printed in the USA

2001.

Model Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Inggris Guru SD Sistem Jarak Jauh, Jakarta: Pustekkom-PPPPTK Bahasa, 2007.

Pribadi, Benny A., Model ASSURE Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses, Jakarta: PT. Dian Rakyat, 2011.

Seels, Barbara B. & Richey, Rita C., Teknologi Pembelajaran, Definisi dan Kawasannya, Terjemahan Dewi S. Prawiradilaga, R. Rahardjo, Yusufhadi

Miarso, Jakarta: Penerbit IPTPI & LPTK, 2000.

Smaldino, E. Sharon, Lowther, Deborah L, Russell, James D, Instructional

Technology and Media for Learning. Pearson: Prentice Hall, Inc., 2008

Singarimbun, Masri, & Effendi, Sofian, Metode Penelitian Survai, Jakarta: Penerbit LP3ES, 1989

Situmorang, Robinson, GBPP, Teknik Pengembangan dan Pemanfaatannya Untuk

Mencapai Kompetensi dalam Pembelajaran, Jakarta. Pustekkom

Depdiknas, 2007.

Sudirdjo, Sudarsono, Televisi sebagai suatu sumber belajar untuk menunjang

penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun,

Jakarta: Desertasi Program Pasca Sarjana IKIP Jakarta, 1995.

Suparman, M. Atwi, Desain Instruksional, Jakarta: Pusat Penerbitan universitas Terbuka, 2004.

Supriatna, Dadang, & Mulyadi, Mochamad, Konsep Dasar Desain Pembelajaran

(Bahan ajar untuk Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB), Bandung:

Penerbit PPPPTK TK & PLB, 2009

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D, Bandung: Penerbit Alpabeta, 2006.

Sudjana, Djudju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk Pendidikan

Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung: PT.

(21)

Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 21

Soekamto, Toeti, Evaluasi Hasil Belajar, Jakarta: Pelatihan PEKERTI Universitas Negeri Jakarta, 2004.

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Pustaka Ilmu, 2007

Trianto. Model Pembelajaean Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Surabaya: Pustaka Ilmu, 2007

Tri Wijaya, Agustina, Media Pembelajaran Huruf Hiragana dan Katakana untuk

Pemula Berbasis Multimedia Menggunakan Macromedia Flash,

Yogyakarta: Skripsi UNY, 2011

Uno, Hamzah B., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif, Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara, 2007.

Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya, Jakarta: Penerbit PT. Reneka Cipta, 2008.

Warsita, Bambang, Pendidikan Jarak Jauh: Perancangan, Pengembangan,

Implementasi, dan Evaluasi Diklat, Bandung: Penerbit PT. Remaja

Rosdakarya, 2011.

ADDIE Instructional Design Model. Retrived December 20 2006. Website:

http://itsinfo.tamu.edu/workshops/handouts/pdf_handouts/addie.pdf

Website: http://anrusmath.wordpress.com/2008/08/16/pengembangan, diunduh pada tanggal 9 Januari 2012

Website:

http://duniaroy.wordpress.com/2010/12/07/pengembangan-sistem-pembelajaran-model-dick-carey-dan-carey/ di unduh pada 31 Oktober 2011 Website: http://www.teknologipendidikan.net/2008/08/06/model-pengembangan-sistem-pembelajaran-bagi-penyiapan-sumberdaya-manusia-era-informasi Website:http://www.mediapendidikan.net/index.php?option=com_content&view=cat egory&id=31&Itemid=35 Website: http://fakultasluarkampus.net/mengembangak-sistem-pembelajaran-dengan-model-addie/ Website: http://www.ak-ishaq.com/2011/01/model-pengembangan-menurut-kemp.html

Referensi

Dokumen terkait

Diskusi itu sendiri tidak dapat dipandang sebagai sebuah bentuk dialog agama yang menghargai perbedaan di tengah perbedaan yang ada, tetapi lebih condong pada

Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai,

bagaimana perilaku untuk use case ekstensi dapat dimasukkan ke dalam perilaku yang ditentukan untuk use case dasar.. Use Case Modeling:

Berdasarkan hal tersebut, program acara televisi yang menghadirkan informasi seputar kesehatan dan olahraga sangat dibutuhkan sebagai acuan dalam menjalankan gaya hidup yang

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo). Hal ini dilatar belakangi karena banyaknya generasi muda khususnya Mahasiswa sering menunjukkan perilaku pembelian kompulsif.

ditemukan pada glabella dan dahi. Phymatous rosasea ditandai dengan orifisium patulosa folikular, penebalan kulit, dan kontur permukaan wajah yang irregular di

Bila terjadi bencana baik dari dalam maupun dari luar rumah sakit, dimana pasien yang datang lebih dari 10 orang dalam waktu yang bersamaan, maka kriteria