• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI

GURU-GURU BAHASA INGGRIS SMA/SMK SE-KABUPATEN

BULELENG

Oleh:

Ni Putu Era Marsakawati, S.Pd., M.Pd (Ketua) NIP. 198303142008122002

Putu Ayu Prabawati Sudana, S.Pd., M.Hum (Anggota) NIP. 198401252008122003

Rima Andriani Sari, S.Pd., M.Hum (Anggota) NIP. 197605292005012002

Dibiayai Dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2014 Nomor: 023.04.2.552581/2014 Tanggal 5 Desember 2013

JURUSAN DIII BAHASA INGGRIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

(2)
(3)

Kata Pengantar

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan untuk guru-guru Bahasa Inggris SMA/SMK Se-kabupaten Buleleng yang dilaksanakan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini melibatkan sejumlah pihak, antara lain: tim pelaksana, Lembaga Pengabdian Masyarakat dan guru-guru Bahasa Inggris SMA/SMK Se-Kabupaten Buleleng. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih kepada mereka dan sangat mengapresiasi partisipasi mereka terhadap rampungnya kegiatan pelatihan dan tersusunnya laporan ini.

Demikian laporan pengabdian pada masyarakat ini, semoga atas segala bantuan yang diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan yang Maha Esa.

Singaraja, 1 September 2014 Penulis

(4)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi... ii

BAB I Pendahuluan 1.1 Analisis Situasi ... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Kegiatan ... 6

1.4 Manfaat Kegiatan ... 6

BAB II METODE PELAKSANAAN 2.1Kerangka Pemecahan Masalah ... 7

2.2Khalayak Sasaran ... 7

2.3Keterkaitan ... 7

2.4Metode Kegiatan ... 8

2.5Rancangan Evaluasi ... 8

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil ... 9

3.2 Pembahasan ... 9

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1Simpulan ... 11

4.2Saran ... 11

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang merupakan penyempurnaan dari pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan kurikulum berbasis satuan pendidikan (KTSP) yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (Faiq, 2013). Ini jelas tercantum dalam Kemendikbu (2012), Kurikulum 2013 merupakan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum ini diharapkan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.Pemberlakuan kurikulum baru ini menurut pihak kementerian dan kebudayaan bersifat urgen dan harus dilaksanakan secepatnya di tahun pelajaran 2013/2014 ini.

Terdapat beberapa pertimbangan kenapa kurikulum 2013 ini segera harus diberlakukan. Ini dikarenakan kurikulum-kurikulum yang sebelumnya dirasa kurang mampu membantu peserta didik untuk menjawab tantangan-tantangan di masa datang. Untuk menjadi generasi yang handal di masa depan, seorang peserta didik tidak hanya dibekali oleh kemampuan hard skill (pengetahuan dan keterampilan ) saja, tetapi juga aspek soft skill (sikap). Dengan kurikulum 2013 ini diharapkan akan terwujud generasi-generasi yang mampu memiliki sikap, keterampilan, pengetahuan yang baik, lebih kreatif, inovatif, dan produktif (Latifah, 2013).

Dalam pengimplementasiannya, sudah barang tentu masih banyak terdapat tantangan dan permasalahan. Salah satunya adalah kurang memadainya pemahaman guru-guru tentang kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini yang baru saja diimplementasikan tahun ini sudah pasti memberikan rasa kaget bagi para guru-gurunya. Mereka harus mulai lagi mencari tahu tentang apa itu kurikulum

(6)

2013, dan pelan-pelan mulai mengimplementasikannya dalam kegiatan pembelaran mereka di kelas.

Sesungguhnya, sukses atau tidaknya suatu pendidikan tidaklah ditentukan oleh bagus atau tidaknya sebuah kurikulum tetapi mampu atau tidaknya sang implementer (guru) mengimplementasikannya di kelas. Kurikulum tidak akan bermakna apabila tidak diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Dalam pembelajaran, guru memiliki peran penting karena guru yang berinteraksi langsung dengan peserta didik sehingga secara tidak langsung kesuksesan untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 tergantung pada keterampilan guru.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Kadarmanta Baskara Aji dalam Keswara (2013), "Kurikulum eksekusinya di tangan guru. Karenanya guru berperan besar dalam implementasinya,". Menurutnya, peran guru dalam mengaplikasikan kurikulum baru memang dibutuhkan saat ini. Sebab kurikulum yang diterapkan pada peserta didik dibuat tidak hanya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) namun juga banyak pihak, termasuk para guru. Maka dari itu, untuk mensukseskan penerapan kurikulum tersebut, guru menjadi faktor yang paling dominan untuk dilaksanakan. Para pendidik itulah yang mengetahui perkembangan ilmu dan perubahan materi kurikulum yang dibutuhkan.

Menurut Murray Print dalam Ro'iyatunisa (2013) peran guru dalam kurikulum adalah sebagai berikut : Pertama, sebagai implementers, guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada. Dalam melaksanakan perannya, guru hanya menerima berbagai kebijakan perumus kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum guru dianggap sebagai tenaga teknis yang hanya bertanggung jawab dalam mengimplementasikan berbagai ketentuan yang ada. Akibatnya kurikulum bersifat seragam antar daerah yang satu dengan daerah yang lain. Oleh karena itu guru hanya sekadar pelaksana kurikulum, maka tingkat kreatifitas dan inovasi guru dalam merekayasa pembelajaran sangat lemah. Guru tidak terpacu untuk melakukan berbagai pembaruan. Mengajar dianggapnya bukan sebagai pekerjaan profesional, tetapi sebagai tugas rutin atau tugas keseharian.

(7)

Kedua, peran guru sebagai adapters, lebih dari hanya sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi juga sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan kebutuhan daerah. Guru diberi kewenangan untuk menyesuaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal. Hal ini sangat tepat dengan kebijakan KTSP dimana para perancang kurikulum hanya menentukan standar isi sebagai standar minimal yang harus dicapai, bagaimana implementasinya, kapan waktu pelaksanaannya, dan hal-hal teknis lainnya seluruhnya ditentukan oleh guru. Dengan demikian, peran guru sebagai adapters lebih luas dibandingkan dengan peran guru sebagai implementers.

Ketiga, peran sebagai pengembang kurikulum, guru memiliki kewenangan

dalam mendesain sebuah kurikulum. Guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan isi pelajaran yang disampaikan, akan tetapi juga dapat menentukan strategi apa yang harus dikembangkan serta bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum sepenuhnya guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik, visi dan misi sekolah, serta sesuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan siswa.

Keempat, adalah peran guru sebagai peneliti kurikulum (curriculum researcher). Peran ini dilaksanakan sebagai bagian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam melaksanakan perannya sebagai peneliti, guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum, misalnya menguji bahan-bahan kurikulum, menguji efektifitas program, menguji strategi dan model pembelajaran dan lain sebagainya termasuk mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai target kurikulum. Metode yang digunakan oleh guru dalam meneliti kurikulum adalah PTK dan Lesson Study.

Jelas bahwa kesuksesan untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 tergantung pada keterampilan guru. Pasalnya, mereka mempunyai andil besar dalam menerapkan kurikulum tersebut. Kunci keberhasilan pendidikan terletak pada kualitas dan profesionalitas guru. Guru adalah transformer ilmu dan pamong bagi para siswa. Sebagai transformer ilmu pengetahuan maka di dalam dirinya harus ada mindset untuk melakukan yang terbaik bagi profesinya sebagai guru dan

(8)

sebagai pamong maka dia akan membimbing siswanya di dalam proses pencarian kebenaran yang berbasis pada ilmu pengetahuan.

Kurikulum bagaimanapun baiknya tentu masih sangat tergantung kepada para guru. Oleh karena itu perubahan mindset para guru tentu menjadi sangat penting sebagai prasyarat keberhasilan implementasi kurikulum. Dengan demikian, keberhasilan penerapan kurikulum 2013 juga sangat tergantung kepada perubahan mindset para guru di dalam mendidik para siswa.

Sayangnya sosialisasi dan pelaksanaan kurikulum 2013 ini dilakukan secara bertahap dan masih ditentukan oleh pusat. Sementara pada tahun 2014 diharapkan semua sekolah sudah menerapkan kurikulum 2014. Seperti misalnya di kabupaten Buleleng untuk tingkat SMA, baru enam sekolah dari total tiga puluh empat sekolah yang menggunakan kurikulum 2013, dan untuk tingkat SMK, baru tiga dari dua puluh dua sekolah yang menggunakan kurikulum 2013. Semua sekolah-sekolah tersebut rata-rata berlokasi di Singaraja, sementara sekolah-sekolah lain yang masih di daerah luar kota masih belum mengimplementasikan kurikulum 2013. Pihak dinas pendidikan sudah menyampaikan bahwa pada tahun 2014 diharapkan semua sekolah SMA/SMK di singaraja sudah bisa mengimplementasikan kurikulum 2013. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah mampukah pemerintah mewujudkan itu?

Untuk menjawab pertanyaan itu, semua kembali pada kita. Terlepas dari semua pro dan kontra tentang pemberlakuan kurikulum 2013 ini, seyogyanya kita harus mendukung upaya pemerintah untuk membuat Indonesia khususnya dunia pendidikan menjadi lebih baik. Salah satu upaya yang bisa kami lakukan adalah dengan membantu pemerintah dalam mengadakan dan memberikan sosialisasi dan pelatihan kurikulum 2013 bagi sekolah-sekolah yang belum menerapkan kurikulum ini. Dari wawancara yang kami lakukan dengan bapak Kabid Dikmen Dinas Pendidikan Singaraja, bapak Drs. Ketut Arjana, M.Pd, sosialisasi hanya baru dilakukan untuk tiga mata pelajaran yaitu mata pelajaran Sejarah, Bahasa Indonesia, dan Matematika. Sementara untuk mata pelajaran yang lain seperti Bahasa Inggris, guru-guru hanya diberikan contoh-contoh silabusnya saja, kemudian mereka diminta untuk mencari informasi secara otodidak. Menurut salah satu guru bahasa inggris yang mengajar di sebuah SMKN yang menerapkan

(9)

kurikulum 2013, upaya pemberian silabus dan belajar secara otodidak masih dirasa kurang mampu untuk memberikan mereka pemahaman tentang bagaimana seharusnya kurikulum 2013 itu dituangkan dalam pembelajaran.

Permasalahan yang muncul adalah kurang pahamnya guru terhadap kurikulum 2013. Ini memang tidak mudah dan tidak bisa benar-benar dilakukan secara sekejap seumpama membalikkan telapak tangan. Dengan latar belakang guru-guru yang beraneka ragam, dan dengan tingkat motivasi guru-guru dalam mensukseskan implementasi kurikulum 2013 yang juga bervariasi, sudah pasti diperlukan usaha yang lebih nyata dari berbagai pihak (tidak hanya semata-mata mengandalkan pusat) untuk turut ambil bagian dalam upaya mewujudkan terlaksananya kurikulum 2013 dengan baik dengan harapan tujuan dari dibuatnya kurikulum 2013 ini pun dapat tercapai secara optimal.

Dari total tiga puluh empat SMA yang tersebar di kabupaten Singaraja, baru enam sekolah yang mengimplementasikan kurikulum 2013 yaitu SMA N 1 Singaraja, SMAN 2 Singaraja, SMAN 3 Singaraja, SMAN 3 Singaraja, SMAN 1 Busung Biu, dan SMAN 2 Busung Biu. Sementara pada jenjang SMK baru tiga sekolah dari dua puluh sekolah yang ada yang mengimplementasikan kurikulum 2013. Sekolah tersebut adalah SMKN 1 Singaraja, SMKN 2 Singaraja, dan SMKN 3 Singaraja.

Kondisi ini masih sungguh dirasakan kurang dalam mewujudkan pengimplementasian kurikulum 2013 karena pada kenyataannya guru-guru sebagai implementer dari kurikulum tersebut masih meraba-raba dan menebak-nebak tentang isi dari kurikulum 2013. Walaupun kurikulum ini sejatinya merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) dan KTSP (2006), ada banyak hal prinsip yang harus diperhatikan dan benar-benar diubah pelaksanannya di kurikulum 2013 ini. Apabila guru-guru benar-benar komit untuk ikut membantu memperbaiki dunia pendidikan guna menghasilkan generasi yang lebih handal dan tangguh di masa depan maka mereka harus benar-benar paham isi dan cara pengimplementasiannya. Tanpa itu, kurikulum hanyalah sebuah kurikulum. Tanpa penggerak yang baik maka dunia pendidikan tetaplah sama, tidak akan mencapai perubahan yang signifikan.

(10)

Kurang memadainya sosialisasi dan pelatihan yang diberikan, bahkan pelatihan belum mencakup seluruh mata pelajaran benar-benar menjadi sebuah tantangan bagi kita semua. Benar-benar dibutuhkan sebuah usaha nyata dan perjuangan dari semua pihak untuk menjadikan dunia pendidikan menjadi lebih baik. Menurut pengakuan salah satu guru bahasa Inggris di salah satu sekolah yang mengimplementasikan kurikulum 2013, masih banyak dari mereka yang benar-benar buta dengan kurikulum 2013. Mereka baru sebatas belajar dari silabus-silabus yang didistribusikan tanpa ada pelatihan langsung tentang bagaimana sesungguhnya silabus itu kemudian dituang dalam pembelajaran riil di kelas.

Universitas Pendidikan Ganesha sebagai salah satu LPTK di Singaraja memiliki kewajiban untuk turut serta dalam pengimplementasian kurikulum 2013. Undiksha bisa bekerja sama dengan pihak dinas pendidikan untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan tentang kurikulum 2013. Seperti apa yang disampaikan oleh bapak Kabid Dikmen, bapak Drs Ketut Arjana, M.Pd bahwa masih banyak sekolah-sekolah jenjang SMA dan SMK ( 28 SMA dan 22 SMK) yang belum mengimplementasikan kurikulum 2013 serta masih belum adanya sosialisasi pada mata pelajaran bahasa Inggris, maka kegiatan sosialisasi dan pelatihan kurikulum 2013 bagi guru-guru Bahasa Inggris jenjang SMA/SMK sangatlah penting untuk segera dilakukan.

Dari situasi tersebut, kami kemudian mengambil sebuah inisiatif untuk ikut serta membantu terealisasikannya kurikulum 2013 dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada guru-guru bahasa Inggris di jenjang SMA dan SMK tentang kurikulum 2013. Bapak Drs. Ketut Arjana, M.Pd selaku Kabid Dikmen Dinas Pendidikan Singaraja juga mengamini bahwa kegiatan ini sangat perlu dan penting untuk segera dilakukan dan beliau berjanji untuk turut serta mendukung penuh kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi dan fakta di lapangan, maka dalam pengabdian kepada masyarakat ini dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: guru-guru bahasa Inggris SMA/SMK di Kabupaten buleleng belum

(11)

memiliki pemahaman dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Dengan demikian perumusan masalah yang bisa dirumuskan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah: apakah pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru-guru Bahasa Inggris SMA/SMK tentang pengimplementasian kurikulum 2013.

1.3 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan pelatihan ini adalah untuk membantu guru-guru bahasa Inggris SMA/SMK di kabupaten Singaraja dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 ke dalam pembelajaran.

1.4 Manfaat Kegiatan

Dari kegiatan pelatihan ini guru-guru akan secara langsung mendapatkan informasi tentang kurikulum 2013 dan yang terpenting lagi adalah mendapatkan cara bagaimana mengimplementasikan kurikulum tersebut ke dalam RPP.

(12)

BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka dasar dari pemecahan masalah dalam pengabdian pada masyarakat ini adalah memberikan pelatihan implementasi kurikulum 2013 bagi guru-guru Bahasa Inggris tingkat SMA/SMK di Kabupaten Buleleng. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaanya.

a. Persiapan

Tahap ini menyangkut: 1) penjajagan kepada Dinas Pendidikan dan instansi terkait tentang pelaksanaan kegiatan pelatihan, 2) pendataan peserta dan penyiapan instruktur yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Peserta berasal dari guru-guru bahasa Inggris tingkat SMA/SMK di kabupaten Buleleng, sementara instruktur berasal dari Universitas Pendidikan Ganesha, 3) penyiapan tempat kegiatan. Kegiatan dilakukan di Ruang Seminar Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha, dan 4) penjadwalan kegiatan.

b. Pelaksanaan

Pada tahapan ini, pelatihan dimulai dengan pemberian materi tentang kurikulum 2013 oleh istruktur dan kemudian dilanjutkan dengan workshop tentang cara pengimplementasiaannya ke dalam pembelajaran dalam bentuk pembuatan RPP.

c. Evaluasi

Pada kegiatan akhir, dilakukan evaluasi terhadap keseluruhan pelaksanaan kegiatan pelatihan. Tahapan ini juga menyangkut penilaian dan refleksi dari peserta terhadap kegiatan pelatihan.

2.2 Khalayak Sasaran

Anggota khalayak sasaran yang strategis yang dilibatkan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah guru-guru Bahasa Inggris tingkat SMA/SMK di Kabupaten Buleleng yang berjumlah 35 orang.

(13)

2.3 Keterkaitan

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, Universitas Pendidikan Ganesha bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Singaraja. Dinas Pendidikan Singaraja sangat menyambut baik pelaksanaan kegiatan pelatihan ini karena sosialisasi dan pelatihan kurikulum 2013 bagi guru-guru Bahasa Inggris tingkat SMA/SMK belum ada. Universitas Pendidikan Ganesha sebagai salah satu LPTK yang ada di Singaraja, sudah seyogyanya bisa turut serta dalam membantu Dinas Pendidikan dalam upaya bersama-sama memajukan dunia pendidikan, salah satunya dengan pemberian kegiatan pelatihan ini.

2.4 Metode Kegiatan

Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah metode ceramah dan pelatihan. Pada awal kegiatan, peserta pelatihan mendapat sosialisasi tentang kurikulum 2013, kemudian dilakukan workshop tentang pengimplementasiannya dalam pembelajaran. Disini peserta akan berlatih cara membuat RPP sesuai dengan kurikulum dan silabus yang ada. Kegiatan workshop ini akan didampingi oleh tiga orang pendamping.

2.5 Rancangan Evaluasi

Evaluasi dilakukan ketika kegiatan berlangsung dan pada akhir kegiatan. Evaluasi akan dilakukan pada pertemuan terakhir pelatihan. Secara specifik aspek, teknik, instrument, serta kriteria evaluasi yang dilakukan dapat disajikan pada tabel berikut.

(14)

Tabel 1 Rancangan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

No Aspek Evaluasi

Teknik Instrumen Kriteria

1 Program Kuesioner Angket/Kuesioner Kesesuaian dengan tujuan 2 Proses Observasi -Daftar presensi

-Lembar observasi - Kehadiran lebih dari 85% - Aktivitas peserta dalam kegiatan tinggi 3 Hasil Penugasan kepada peserta untuk membuat RPP

Rubrik nilai Peserta mampu membuat RPP sesuai dengan isi kurikulum 2013

(15)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN 3. 1 Hasil

Kegiatan pelatihan ini ditujukan kepada guru-guru Bahasa Inggris SMA /SMK Se-kabupaten Buleleng. Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 25-27 Agustus 2014 di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha. Pelatihan ini diikuti oleh 35 peserta dari guru-guru bahasa Inggris SMA/SMK se-kabupaten Buleleng. Pelatihan ini mendatangkan narasumber yang sudah ahli dibidang kurikulum yaitu Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A.

Pelatihan ini diawali dengan pemberian informasi tentang kurikulum 2013, tentang perubahan paradigma, alasan-alasan mengapa kurikulum ini harus dilakukan, pendekatan saintifik yang bisa dilakukan oleh guru-guru, serta rubrik penilaian. Setelah itu, dilanjutkan dengan workshop. Workshop dilakukan selama dua hari. Hari yang pertama, peserta melakukan self evaluasi tentang RPP yang sudah mereka buat sebelumnya. Hari yang kedua, mereka melakukan revisi RPP berdasarkan masukan yang diberikan oleh narasumber.

3.2. Pembahasan

Kegiatan pelatihan implementasi kurikulum 2013 bagi guru-guru Bahasa Inggris SMA/SMK Se-Kabupaten Buleleng dilaksanakan selama tiga hari, dari tanggal 25 Agustus 2014 sampai dengan 27 Agustus 2014. Adapun rincian kegiatan pada masing-masing tanggal tersebut adalah sebagai berikut.

a. Penyajian materi oleh narasumber

Sebelum melakukan pelatihan, terlebih dahulu peserta diberikan materi dan informasi terkait pelaksanaan kurikulum 2013. Narasumber, Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A, yang memang mendalami bidang ini benar-benar piawai dan apik dalam menyajikan materi. Materi yang disampaikan meliputi perubahan paradigma, pendekatan saintifik yang digunakan, dan rubrik penilaian. Para peserta pelatihan sangat antusias dalam mengikuti pemaparan dari narasumber. Ini terbukti dari banyaknya peserta yang bertanya terkait dengan implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran. Hasil evaluasi kegiatan yang

(16)

diberikan kepada peserta juga menunjukkan hal yang sama. Mereka menyampaikan bahwa mereka sangat tertarik dengan materi pelatihan karena materi tersebut sangat relevan dengan pekerjaan mereka. Materi yang disampaikan sangatlah bermanfaat bagi para peserta, terutama dalam hal mengintegrasikan pendekatan saintifik ke dalam pembelajaran. Sebelum mendapat pelatihan, mereka berasumsi bahwa sangat sulit untuk memasukkan saintifik dalam proses pembelajaran, karena mereka berpikir bahwa pendekatan saintifik hanya bisa dilakukan ada mata pelajaran IPA. Tetapi, setelah mereka mengikuti pelatihan, mereka paham tentang bagaimana memasukkan pendekatan saintifik ke dalam pembelajaran. Cakupan materi yang diberikan pada pelatihan ini juga dinilai sudah memadai. Materi mencakup pendekatan saintifik yang digunakan dan rubrik penilaian. Selain karena materi yang memadai, teknik yang digunakan oleh narasumber ketika menyajikan materi juga mampu memfasilitasi peserta untuk memahami materi dengan baik. Para peserta diberi banyak kesempatan untuk berdiskusi dan bertanya untuk lebih memperdalam pengetahuan mereka tentang kurikulum 2013.

b. Workshop 1

Kegiatan selanjutnya setelah pemberian materi adalah workshop 1. Pada kegiatan ini, para peserta diminta untuk melakukan self evaluasi terhadap RPP yang mereka telah buat sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok, dimana satu kelompok terdiri dari maksimal 5 orang guru. Guru-guru peserta pelatihan juga dibagi berdasarkan jenjang, yaitu SMA dan SMK. Mereka melakukan peer assesment dalam kelompok. Tiap kelompok diminta untuk menunjuk satu orang perwakilan untuk jadi ketua dan mempresentasikan hasil diskusi mereka. Kegiatan ini juga didampingi oleh tim pendamping dari tim pelaksana kegiatan. Kegiatan ini berlangsung dengan baik, dimana para peserta dengan aktif dan antusias mengikuti kegiatan, dan melakukan diskusi-diskusi kecil dalam kelompok.

(17)

Pada kegiatan workshop 2 ini, para peserta pelatihan melakukan kegiatan revisi terhadap RPP mereka yang sudah dikomentari. Mereka terlihat sangat aktif dalam merevisi RPP mereka.

Setelah kegiatan pelatihan selesai, kegiatan berlanjut pada tahap pendampingan. Pada tahap ini, tim pelaksana mendatangi guru-guru ke sekolah untuk mendapatkan informasi apakah kegiatan pelatihan bisa bermanfaat buat mereka atau tidak. Selain mendatangi secara langsung, tim pelaksana juga menghubungi mereka melalui email, telpon, dan media sosial facebook. Secara umum, hasil pendampingan menyatakan bahwa mereka sudah mampu mengimplementasikan kurikulum 2013, walaupun belum 100% sempurna.

(18)

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan implementasi kurikulum 2013 bagi guru-guru Bahasa Inggris SMA/SMK Se-kabupaten Buleleng sudah terlaksana dengan baik. Hasil kegiatan pelatihan ini dievaluasi berdasarkan tiga aspek, yaitu aspek program, aspek proses, dan aspek hasil. Pada aspek program, kegiatan sudah berjalan dengan baik. Hal ini dilihat dari tercapainya tujuan kegiatan yakni membantu para guru bahasa Inggris SMA/SMK Se Kabupaten Buleleng dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 ke dalam pembelajaran. Pada aspek proses juga terkategori baik. Hal ini terbukti dari daftar kehadiran peserta dan keantusiasan mereka dalam mengikuti pelatihan. Pada aspek hasil juga terkategori baik, dimana mereka telah mampu membuat RPP berdasarkan kurikulum 2013.

4.2 Saran

Setelah melakukan evaluasi kegiatan, maka disarankan untuk tetap melakukan kegiatan pendampingan untuk pelaksanaan kurikulum 2013, tidak hanya bagi guru-guru yang sudah mengikuti pelatihan namun juga bagi mereka yang belum mengikuti pelatihan. Hal ini dilakukan mengingat pelaksanaan kurikulum ini masih dirasakan baru dan ada elemen-elemen lain yang masih perlu untuk dipertimbangkan seperti pemilihan materi yang tepat dan pembuatan rubrik yang sesuai. Dengan demikian disarankan untuk mengadakan pelatihan terkait pembuatan bahan ajar dan pembuatan instrumen penilaian sehingga para guru memiliki pengetahuan dan keterampilan yang holistik dan integratif terhadap pelaksanaan kurikulum 2013.

(19)

Daftar Pustaka

Faiq, Abdullah. 2013. Fakta-Fakta tentang Kurikulum 2013. www. tribuners.com. Diakses pada tanggal 2 September 2013.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Dokumen Kurikulum2013. ---. 2013. Kurikulum2013: Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA) /

Madrasah Aliyah (MA).

Hasan, Hamid. 2013. Informasi kurikulum 2013. Dari Informasi Kurikulum 2013 - Prof. Dr. H. S. Hamid Hasan MA.pdf (application/pdf Object) . Diakses pada tanggal 3 September 2013.

Keswara, Ratih. 2013. “Guru jadi faktor utama kesuksesan Kurikulum 2013” dari http://nasional.sindonews.com/read/2013/04/01/15/733270/guru-jadi-faktor-utama-kesuksesan-kurikulum-2013 . Diakses pada tanggal 3 September 2013.

Latifah, Hj. 2013. Kurikulum 2013: Perubahan atau Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21. www.tribuners.com. Diakses pada tanggal 3 September 2013. Ro'iyatunisa, Anis. 2013. “Peranan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013”.

http://www.anisroiyatunisa.blogspot.com/2013/04/peranan-guru-dalam-implementasi.html). Diakses pada tanggal 1 September 2013.

Widhi K, Nograhany. 2013. “6 Perubahan pada Kurikulum 2013 Dibanding

Kurikulum Lama”. Dari

http://news.detik.com/read/2013/07/14/162017/2302125/10/6-perubahan-pada-kurikulum-2013-dibanding-kurikulum-lama. Diakses

(20)
(21)

Foto 2. Menyanyikan lagu Indonesia raya

(22)
(23)
(24)

Foto 5b. Pertanyaan dari peserta

(25)

Foto 7. Workshop

(26)

Foto 9. Pendampingan

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahaesa, atas rahmat dan ridho-Nya kami telah dapat melaksanakan kegiatan pelatihan dengan judul “Pendampingan Pembuatan Sistem Keuangan Di

Berdasarkan survey awal dan diskusi dengan pihak Komunitas Warga Lembur Madani Empang Wetan Tasikmalaya, yaitu Bapak Wawan sebagai Ketua Komunitas Lembur Madani Empangsari

Adapun satuan pendidikan yang terdapat di jenjang pendidikan menengah adalah. Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan

Berdasarkan wawancara dengan sejumlah guru penjasorkes diantaranya guru penjasorkes SMA Negeri 1 Amlapura (Ibu Dewi Adnyani, S.Pd) dan SMA Negeri 2 Amlapura (Bapak Drs. I

Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan

Nama Dosen Judul Kegiatan Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat Hasil atau Dampak Kegiatan 1 Zulhadjri Open laboratorium kimia material untuk siswa SMA/SMK/MA Guru dan siswa

Jadi Keluarga adalah anggota famili yang terdiri dari Ibu Istri, Bapak suami, dan anak yang tinggal dalam satu rumah tangga.. Dari bahsa Jawa Kuno disebutkan bahwa Keluarga terdiri dari

Pendekatan melalui pihak sekolah, khususnya guru dan kepala sekolah Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal November minggu keempat 2022 dengan metode yang digunakan berupa