• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN islam "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

Kelompok 1

1.

Bizar Adha Setiawan

2.

Candra Devi

3.

Gilang Alamsyah

4.

Malika Citra Amalia

5.

Sabila Nur Sabila

Fakultas Bahasa dan Seni

(2)

Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur marilah kita haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena telah

melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Pendidikan

yang berjudul “Manajemen Organisasi Lembaga Pendidikan”. Ucapan terima kasih kami

sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan, Bapak Setya Raharja,

M.Pd karena telah memberikan penugasan berupa makalah yang mengupas manajemen sebuah

organisasi pendidikan. Tak lupa kami sampaikan juga kepada orangtua kami masing-masing

yang telah mensupport kami secara moril.

Lembaga Pendidikan atau yang biasa kita kenal berwujud sekolah merupakan sebuah

lembaga yang mempunyai sistem pengorganisasian yang khas. Oleh karena itu, penting bagi kita

sebagai calon pendidik untuk mengerti bagaimana sistem organisasi di lembaga pendidikan.

Agar nantinya, diharapkan kami selaku calon pendidik mengerti dan paham benar mengenai

sistem organisasi di lembaga pendidikan apapun jenisnya.

Kami menyadari bahwa apa yang terdapat di dalam makalah ini mungkin terdapat

kesalahan yang tidak kami sadari. Oleh karena itu, kami meminta maaf atas kesalahan yang

terdapat di makalah ini.

Terima kasih

Wassalamualaikum wr.wb

Yogyakarta, 31 Oktober 2015

(3)

BAB 1

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Manajemen organisasi lembaga pendidikan adalah hal yang penting untuk diketahui oleh

setiap calon pendidik yaitu mahasiswa dengan platrform kependidikan ataupun tenaga pendidik

yaitu guru dan staf sekolah. Sayangnya, banyak diantara calon tenaga kependidikan yaitu

mahasiswa keguruan yang belum memahami organisasi lembaga pendidikan. Organisasi

kelembagaan pendidikan dibuat untuk memudahkan adanya pembagian dan transfer wewenang

antar elemen-elemen dan segenap pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan.

Organisasi lembaga pendidikan bukanlah suatu sistem yang sederhana. Karena organisasi

lembaga pendidikan memiliki jenjang-jenjang yang terbagi atas ruang lingkup geografis negara

Indonesia. Penting bagi kita untuk memahami struktur dan karakter serta pembagian wewenang

antar organisasi lembaga pendidikan untuk menghindari kesalahpahaman yang sering terjadi di

dunia pendidikan belakangan ini. Contohnya adalah seringkali perkara administrasi semuanya

menumpuk di Kantor Dinas Pendidikan tingkat kabupaten/kotamadya. Padahal tidak semuanya

dapat ditujukan untuk kantor dinas pendidikan tingkat kabupaten/kotamadya, ada beberapa hal

yang merupakan wewenang dari kantor wilayah Departemen Pendidikan tingkat Provinsi.

Untuk menghindari kesalahan ini terulang lagi, maka dari penting sekali bagi calon

pendidik untuk memahami struktur organisasi kependidikan di Indonesia mulai dari tingkat

tertinggi sampai tingkat terendah.

B.

Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari organisasi, manajemen, dan lembaga pendidikan?

2. Bagaimanakah bentuk manajemen organisasi lembaga pendidikan?

3. Mencakup apa sajakah lembaga pendidikan itu?

4. Apa kriteria sebuah lembaga pendidikan bisa dikatakan berhasil dalam menjalankan

(4)

C.

Tujuan

1. Memenuhi syarat pembelajaran mata kuliah Manajemen Pendidikan

2. Memberikan sekilas pandang mengenai tata sistem manajemen Organisasi Pendidikan.

3. Memberikan gambaran mengenai manajemen organisasi pendidikan

(5)

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Organisasi bisa didefinisikan dengan bermacam cara yang pada intinya adalah mencakup

berbagai faktor yang menimbulkan interaksi dari beberapa orang yang menimbulkan sebuah

kerjasama dengan menetapkan sebuah tujuan bersama yang telah ditetapkan untuk dicapai dalam

rentang waktu tertentu, dan merupakan sebuah sistem yang saling berkaitan satu dengan yang

lain. Menurut Sutarto (1998:40) bahwa organisasi adalah sistem yang saling pengaruh antar

orang dalam kelompok yang bekerja sama untuk saling mencapai tujuan tertentu.

Adapun istilah manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu management (yang diserap

ke dalam bahasa Indonesia) mengandung arti yaitu sebagai proses atau kegiatan mengatur.

Manajemen bermakna proses atau kegiatan pun juga terdapat dua macam arti, yaitu :

1. Menyelenggarakan atau melaksanakan sesuatu.

2. Mengontrol atau mengendalikan sesuatu.

Terkait dengan manajemen pendidikan ada yang disebut sebagai organisasi pendidikan.

Dalam membicarakan organisasi pendidikan, hendaknya tidak dikacaukan dengan definisi umum

organisasi sebagai “himpunan dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mengerjakan

sesuatu”. Organisasi pendidikan dalam hal ini dimaksudkan sebagai tatanan penyelenggaraan

pendidikan yang terbagi atas dua bentuk yaitu: (1) organisasi pelaksana pendidikan, dan (2)

organisasi pengelola dan penyelenggara pendidikan.

1. Organisasi pelaksana pendidikan

Adalah struktu pelaksana pendidikan . pelaksanaan pendidikan disusun ke dalam

jenis, jenjang dan bentuk (umum, kejuruan,agama, serta dasar, menengah dan tinggi).

Dasar dari pengorganisasian ini adalah karakteristik dan perkembangan pedidik dan

wawasan mengenai kebutuhan pembangunan bangsa. Jenjang pendidikan disusun

(6)

2. Organisasi pengelola dan penyelenggara pendidikan

Adalah organisasi atau lembaga yang melakukan kegiatan mengelola serta

menyelenggarakan kegiatan pendidika. Organisasi penyelenggara pendidikan

terwujudkan dalam bentuk pendidikan anak usia dini, taman kanak-kanak, sekolah,

perguruan tinggi. Termasuk di dalamnya berupa pondok pesantren, balai latihan kerja,

dan juga berbagai padepokan serta sejenisnya.

B. Bentuk Organisasi Pendidikan

Struktur organisasi merupakan bentuk dari organisasi secara keseluruhan dari berbagai

segmen dan fungsi organisasi yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, ukuran, jenis

teknologi, dan sasaran yang hendak dicapai. Biasanya struktur organisasi digambarkan dalam

peta atau skema organisasi, yang memberikan gambaran mengenai keseluruhan serta proses yang

terjadi organisasi.

Kaitannya dengan organisasi pendidikan adalah adanya tuntutan untuk kemandirian dari

desentralisasi pendidikan pada kabupaten/kotamadya dalam bidang kemandirian mengelola dan

memberdayakan sumber daya yang dimiliki untuk mengimplementasikan kebijakan yang sudah

ditetapkan oleh otoritas pusat dan provinsi. Tetapi, seringkali sumber daya antar daerah memiliki

perbedaan dalam menangani urusan kependidikan ini. Perbedaan akan terlihat dalam

mengorganisasikan instansi pengelola pendidikan, sedangkan untuk pengorganisasian lembaga

penyelenggara pendidikan tetap menganut ketentua nasional tentang jenis dan jenjang

pendidikan.

Dalam UU nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS)

yang dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Tahunan dinyatakan adanya perintisan

pembentukan Dewan pendidikan di setiap kabupaten dan kotamadya, serta pembentukan komite

(7)

Bagan 1

Garis Saluran Jenjang Organisasi Pendidikan 1. Dewan Pendidikan

Selanjutnya berkenaan dengan pengelolaan pendidikan dikeluarkan Keputusan Menteri

Pendidikan Nasional nomor 44 Tahun 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.

Dewan Pendidikan adalah badan yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka

meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelola pendidikan di kabupaten dan kota.

Dewan Pendidikan berperan sebagai

1. Pemberi perrtimbangan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

2. Pendukung baik berupa finansial, pemikiran mapun tenaga dalam penyelenggara

pendidikan.

3. Pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan

keluaran pendidikan.

4. Mediasi antara penyelenggaraan pemerintah dan DPRD dengan masyarakat.

Anggota Dewan Pendidikan maksimal 17 orang terdiri dari unsur masyarakat, birokrasi,

dan legislatif.

Bagan 2. Hubungan antara Dewan Pendidikan dengan Instansi terkait

(8)

Atau bisa digambarkan sebagai berikut.

Bagan 3. Model Hubungan Dewan Pendidikan dengan Instansi terkait 2. Komite Sekolah

Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam

rangka peningkatan mutu, pemerataan dan efisiensi pendidikan di satuan pendidikan. Adapun

peran komite sekolah adalah :

1. Pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di

sekolah.

2. Pendukung upaya penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan terkait dengan

dukungan berupa finansial, pemikiran ataupun tenaga.

3. Pengontrol dalam rangka transparansi pengelolaan pendidikan.

4. Mediator antara pemerintah dan DPRD dengan masyarakat di satuan pendidikan

tertentu.

Model struktur organisasi satu komite sekolah untuk satuan pendidikan dapat

digambarkan seperti bagan di bawah ini

Bupati/ Walikota

Komisi E DPRD Dewan

Pendidikan Dinas

Pendidikan

Sekwilda

DPRD

(9)

Bagan 4. Struktur komite sekolah C. Jenis, Jenjang, dan Jalur Pendidikan

Jenis, Jenjang dan Jalur Pendidikan dapat dilihat dan diwujudkan dalam satuan

pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat.

(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab IV Pasal 16).

1. Jenis Pendidikan

Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan

pendidikan suatu tujuan satuan pendidikan. Jenis pendidikan mencakup atas pendidikan

umum, pendidikan kejuruan, pendidikan vokasi, pendidikan akademik, pendidikan profesi,

pendidikan keagamaan, pendidikan khusus. (UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 15)

- Pendidikan umum

Pendidikan umum adalah merupakan pendidikan dasar dan menengah yang

berfokus pada perluasan pengetahuan yang diperlukan peserta didik guna

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya seperti sekolah dasar (SD),

sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).

- Pendidikan kejuruan

Pendidikan kejuaran adalah merupakan pendidikan menengah yang

mempersiapkan peserta didik untuk bekerja di bidang pekerjaan tertentu. Contoh

satuan pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK).

Ketua

Bendahara

Anggota

Sekretaris

(10)

- Pendidikan vokasi

Pendidikan vokasi adalah merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan

peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal

dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).

-

Pendidikan akademik

Pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana

yang diarahkan pada penguasaan bidang ilmu pengetahuan tertentu. Contohnya

Universitas, Institut, Akademi, Politeknik.

- Pendidikan profesi

Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang

mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang

profesional. Pendidikan kedinasan merupakan salah satu contoh pendidikan profesi

yang disiapkan oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.

Contohnya adalah STIN, AKMIL, AKPOL,STAN, IPDN

- Pendidikan keagamaan

Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang

mempersiapkan peserta didik dengan pengetahuan umum dan pengetahuan

keagamaan untuk dapat menjalankan peranan sebagai yang menuntut penguasaan

ilmu-ilmu keagamaan. Contohnya Pesantren, Seminari

- Pendidikan khusus

Pendidikan khusus merupakan pendidikan dasar dan menengah yang dipersiapkan

untuk peserta dengan kebutuhan khusus. Contohnya SLB.

2. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang telah ditetapkan berdasarkan tingkat

perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang akan

dikembangkan. Jenjang pendidikan formal terdiri atas jenjang pendidikan dasar, menengah dan

(11)

a. Jenjang pendidikan dasar

Jenjang pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang dilakukan selama 9

(sembilan) tahun pertama pada masa anak-anak yang melandasi pendidikan

menengah. Pendidikan dasar terbagi dua yaitu setingkat sekolah dasar (SD)/madrasah

ibtidaiyah (MI) selama enam tahun pertama, lalu dilanjutkan ke setingkat sekolah

menengah pertama (SMP)/madrasah tsanawiyah (MTs).

b. Jenjang pendidikan menengah

Jenjang pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan yang dilanjutkan

selama tiga tahun setelah menjalani jenjang pendidikan dasar selama sembilan tahun.

Adapun satuan pendidikan yang terdapat di jenjang pendidikan menengah adalah

Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah

Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

c. Jenjang pendidikan tinggi

Jenjang pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang dilanjutkan setelah

sekolah menengah. Adapun satuan pendidikan yang terdapat di pendidikan tinggi

berupa universitas, institut, akademi, dan lain-lain.

3. Jalur Pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi

peserta didik dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Ada tiga

jalur yang yang berperan dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia, yaitu

a. Jalur pendidikan formal

Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang diselenggarakan di

sekolah-sekolah. Jalur pendidikan ini yang mempunyai jenjang yang jelas, mulai dari

pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi. Pendidikan formal dapat

diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diadakan oleh pemerintah pusat,

(12)

Semua lembaga pendidikan formal diberikan hak untuk memberikan gelar akademik

untuk peserta didik yang menyelesaikan pendidikan di satuan pendidikan yang dilalui

oleh peserta didik yang bersangkutan.

b. Jalur pendidikan nonformal

Jalur pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan yang diadakan di luar pendidikan

formal yang dapat disusun secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal

diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang

berfungsi sebagai penambah, pelengkap, dan pengganti dari pendidikan formal dalam

rangka mendukung program pendidikan sepanjang hidup. Pendidikan nonformal

berfungsi sebagai wadah peserta didik untuk mengembangkan potensinya dalam

menekankan pada aspek pengetahuan dan keterampilan fungsional, serta

pengembangan sikap, karakter dan kepribadian profesional.

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia

dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan

keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja.

c. Jalur Pendidikan Informal

Jalur Pendidikan Informal merupakan jalur pendidikan yang dilakukan di lingkungan

keluarga dan masyarakat berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Penyelenggaraan

pendidikan informal tertuang pada pasal 27 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

dan juga di pasal 116 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010. Tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

D. Evaluasi dan Kriteria Keberhasilan Organisasi Pendidikan

Evaluasi organisasi pendidikan penting dilakukan karena hasil evaluasi tata manajemen

organisasi pendidikan merupakan rujukan yang penting untuk pembenahan tata kelola organisasi

pendidikan. Dalam pasal 78 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa, evaluasi pendidikan meliputi :

1. Evaluasi kinerja pendidikan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai bentuk

akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan;

2. Evaluasi kinerja oleh Pemerintah;

(13)

4. Evaluasi kinerja oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

5. Evaluasi kinerja oleh lembaga evaluasi mandiri yang dibentuk masyarakat atau

organisasi profesi untuk menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

Adapun evaluasi tersebut dilakukan untuk memberikan gambaran kepada stakeholder

terkait bidang kependidikan tentang dunia pendidikan. Evaluasi dilakukan terhadap pengelola,

satuan pendidikan, jenjang pendidikan, jalur pendidikan, dan jenis pendidikan, pada pendidikan

dasar dan menengah, serta pendidikan nonformal termasuk pendidikan anak usia dini, secara

berkala (Pasal 81 PP No 19 Tahun 2005).

Evaluasi organisasi pendidikan sekurang-kurangnya mencakup beberapa hal, yaitu :

1. Tingkat kehadiran peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan

2. Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kegiatan ekstrakulikuler

3. Hasil belajar peserta didik

4. Serapan dan realisasi anggaran.

Evaluasi juga dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh keberhasilan sebuah

organisasi pendidikan dalam rangka mencapai tujuannya. Pengorganisasian organisasi

pendidikan sebagai pembagian tugas dalam penugasan yang lebih kecil dan membebankan tugas

tersebut kepada orang yang kemampuannya sesuai dan mengalokasikan sumberdaya, serta

mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi. Oleh sebab itu,

diperlukan adanya kriteria keberhasilan dalam rangka pengukuran dan pencapaian tujuan

organisasi pendidikan tersebut.

Pengelolaan suatu lembaga pendidikan yang efektif dan efisien merupakan syarat mutlak

dalam keberhasilan sebuah organisasi lembaga pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan

formal memerlukan suatu sistem pengelolaan yang profesional. Sebagai komponen utama dalam

keberlangsungan jalannya pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas, sekolah harus dikelola dengan baik. Keberhasilan lembaga pendidikan (sekolah)

merupakan keberhasilan dari kepala sekolah dalam memahami sekolah sebagai organisasi yang

rumit dan kompleks. Pemahaman kepala sekolah tentang kondisi sekolah membuat kepala

sekolah melahirkan keputusan-keputusan efektif dan menimbulkan efek nyata yang baik di

(14)

Pembelajaran adalah inti dan muara segenap proses pengelolaan pendidikan. Kualitas

sebuah lembaga pendidikan juga pada hakikatnya diukur dengan adanya penilaian terukur dalam

hal kualitas pembelajaran yang berlangsung, selain diukur dari output dan outcome yang

dihasilkan oleh lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena itu, kriteria dan penilaian mutu

pembelajaran yang dibuat secara rinci sehingga benar-benar menjadi pengukuran yang dapat

diukur keakuratannya dan diobservasi secara nyata perkembangan (precise measureabling and

obvious observation).

Adapun kriteria keberhasilan sebuah lembaga pendidikan yaitu :

1. Objektivitas dalam setiap penyelenggaraan evaluasi terhadap sistem kependidikan;

2. Penyebaran pengaruh yang baik ke lingkungan sekitar lembaga pendidikan;

3. Menghasilkan ouput dan outcome yang memiliki kompetensi yang baik dan bersaing;

4. Penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang baik dengan proses yang menarik

dan dikemas dalam kreativitas pendidik;

5. Sinergi yang baik antar sesama komponen dalam lembaga pendidikan;

6. Pengelolaan keuangan yang baik;

7. Sarana dan prasarana yang dirawat dengan baik;

8. Mendapatkan pengakuan dari masyarakat/lingkungan sekolah;

9. Transparansi dan kredibilitas mengenai laporan penggunaan anggaran;

10.Peserta didik yang merasa bahagia dalam menjalani proses kegiatan belajar mengajar.

Dengan adanya penilaian yang dilakukan kepada sebuah lembaga pendidikan, harapannya

akan memacu sebuah lembaga pendidikan tersebut terus bertransformasi dan memperbaiki

kekurangan-kekurangan dalam proses jalannya kegiatan, baik kegiatan belajar mengajar,

(15)

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Organisasi pendidikan adalah suatu organisasi yang unik dan kompleks karena lembaga

pendidikan menyelenggarakan pendidikan yang mempunyai manajemen tersendiri.

Tujuannya adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki

kemampuan akademik dan/atau profesional yang menerapkan dan menambah khazanah

ilmu pengetahuan dan budaya, serta memberikan kontribusi positif terhadap

lingkungannya.

2. Jenis, Jenjang dan Jalur pendidikan

Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan dalam kekhususan tujuan

pendidikan dalam suatu satuan pendidikan. Jenis pendidikan mencakup pendidikan

umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.

Jenjang pendidikan terdiri atas jenjang pendidikan dasar, menengah dan dasar.

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik dalam mengembangkan

potensi diri dalam suatu proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

3. Evaluasi dan kriteria dalam keberhasilan sebuah organisasi lembaga pendidikan terdiri

(16)

Daftar Pustaka

Dosen, Tim AP. 2010. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press

Fattah, Nanang. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaran

Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disebut SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEKOLAH MENENGAH

Kompetensi inti ibaratnya adalah anak tangga yang harus ditapak peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang Sekolah Menengah Kejuruan

Untuk : melaksanakan tugas fungsional pengawas sekolah Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan prinsip transparansi

Sekolah di jenjang pendidikan dan jenis kejuruan dapat bernama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN SMA/MA/SMK/MAK PAKET KEAHILIAN : MULTIMEDIA MATA