• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU 1 KTSP UPDATE 2017 LISTRIK.New

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BUKU 1 KTSP UPDATE 2017 LISTRIK.New"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan. Kualitas Kurikulum menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah keseluruhan program aktivitas pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi dengan rapi, digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna dan berdampak bagi peserta didik dan diatur oleh sekolah. Pengalaman belajar harus terprogram dan berpusat pada peserta didik “student is the central focus of the curriculum”. Keluasan dan kedalaman level kompetensi sebagai pengalaman dan aktivitas pembelajaran terstruktur dan terukur dengan baik.

Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) berisi seperangkat program pencapaian tujuan PMK yaitu terwujudnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL), kompetensi dasar dalam setiap Mata Pelajaran, dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Defnisi ini menunjukkan bahwa setiap satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) membutuhkan kurikulum implementatif yang relevan dan cocok dengan kebutuhan peserta didik dan seluruh stakeholders serta siap diimplementasikan oleh SMK/MAK guna memberi pengalaman belajar bermakna dan berdampak besar bagi peserta didik.

Memperhatikan kondisi riil SMK Tamansiswa Kota Sukabumi yang berada di tempat yang strategis di tengah jantung kota, depan jalan raya utama, berdekatan dengan beberapa SMP Negeri yaitu SMP 5, SMP 1 dan SMP 2 dan berada ditengah-tengah lingkungan penduduk yang sudah lebih maju dibanding dengan sebagian daerah lain di Kota Sukabumi, maka pengembangan kurikulum juga harus disesuaikan dengan kondisi tersebut. Kurikulum dikembangkan untuk memberi solusi tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal yang mendasar adalah: SMK Tamansiswa mempunyai fasilitas sarana dan prasarana yang cukup memadai dan untuk tahun pelajaran 2017/2018 mendapatkan tambahan peminat baru sebanyak  60 siswa yang ingin belajar di SMK Tamansiswa yang berasal dari beragam latar belakang keluarga. Keragaman tersebut harus diadaptasi dalam rangka peningkatan relevansi mutu PMK sebagai upaya mencerdaskan dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat di setiap daerah Sukabumi.

(2)

Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Terkait dengan pembangunan PMK, maka idealnya SMK Tamansiswa memerlukan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah atau potensi SMK. Kurikulum tersebut adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) implementatif. KTSP SMK Tamansiswa dengan jumlah kegiatan belajar dan pengalaman siswa di bawah arahan sekolah (the sum of the learning activities and experiences a student under directions of the school) perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara dinamis kontekstual dan auotentik untuk merespon kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pemerintah daerah, dan dunia kerja. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

1. Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifkasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

2. Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

3. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.

Dari amanat undang-undang tersebut dapat ditegaskan bahwa:

1. KTSP SMK Tamansiswa Kota Sukabumi dikembangkan dengan prinsip diversifkasi dengan maksud agar memungkinkan adanya kesesuaian program-program pendidikan di sekolah dengan situasi, kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah dan potensi sekolah, serta potensi peserta didik;

2. KTSP SMK Tamansiswa Kota Sukabumi dikembangkan, diterapkan, dimonitor dan dievaluasi secara terus menerus oleh pemangku kebijakan dan Dinas Pendidikan sebagai bentuk penjaminan mutu PMK; 3. KTSP SMK Tamansiswa Kota Sukabumi merupakan salah satu sekolah

yang sesuai dengan standar akreditasi BAN SM.

(3)

di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Economic Community (AEC), Asia-Pacifc Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN FreeTrade Area(AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Pendidikan Menengah Kejuruan ditantang turut memberi andil menyiapkan modal manusia kompeten untuk bersaing di pasar tenaga kerja global. Kurikulum implementatif dikembangkan dan dilaksanakan oleh SMK Tamansiswa Kota Sukabumi diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disebut dengan KTSP SMK Tamansiswa Kota Sukabumi yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) paling rendah setara dengan jenjang 2 KKNI untuk setiap Kompetensi Keahlian Program Pendidikan 3 tahun dan paling rendah setara dengan jenjang 3 KKNI untuk setiap Kompetensi Keahlian Program Pendidikan 4 tahun, Standar Isi (SI), Standar Proses (SPr), Standar Penilaian (SPn) setiap satuan pendidikan SMK sebagaimana diharapkan.

1.2. Landasan Hukum 1.2.1.Landasan Filosofs

Landasan flosofs penting kedudukannya dalam pengembangan kurikulum. Landasan flosofs memberi arah ideal dan pemikiran yang mendasar tentang isi suatu kurikulum, konsep pembelajaran yang tepat, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan kerja serta lingkungan alam di sekitarnya. KTSP SMK Tamansiswa dikembangkan dengan landasan flosofs sebagai berikut:

(4)

PMK diselenggarakan untuk maksud memenuhi seluruh kebutuhan individu peserta didik dalam mempersiapkan diri menjalani dan memecahkan permasalahan-permasalahan kehidupan sehari-hari di masyarakat dan keluarga.

2. KTSP SMK Tamansiswa disusun untuk membangun budaya tekno-sain-sosio-kultural yaitu suatu budaya masyarakat yang secara sosial baik di sekolah, dunia kerja, keluarga, maupun di masyarakat secara sinergi tumbuh budaya pemecahan masalah secara terencana, terprogram, produktif, terdesain dan dijelaskan atau diberi eksplanasi melalui proses inkuiri dan diskoveri. Budaya teknologi melakukan rekayasa pemecahan masalah kehidupan dan masalah pekerjaan melalui pengembangan disain dan temuan-temuan baru. KTSP SMK Tamansiswa mengembangkan kemampuan peserta didik sebagai pewaris budaya bangsa dan peduli terhadap permasalahan dunia kerja, masyarakat dan bangsa masa kini dan masa depan.

3. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif, belajar membangun pengalaman diri dalam memecahkan permasalahan-permasalahan secara kreatif. Untuk itu peserta didik SMK Tamansiswa perlu memiliki pengalaman belajar berpikir kreatif, bekerja kreatif sendiri-sendiri maupun dengan orang lain, dan menerapkan inovasi-inovasi dalam setiap pemecahan masalah kerja dan kehidupan. Menurut pandangan flosof ini, proses pendidikan kejuruan adalah suatu proses pemberian dan fasilitasipengalaman dan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan proses mind on, hands on, dan heart on secara seimbang melalui penguatan kemampuan milihat, mendengar, membaca, bertindak secara matang dan cermat.

4. Pendidikan menengah kejuruan membutuhkan penumbuhan atitude pokok (core attitudes) yaitu disiplin diri (self-discipline), keterbukaan terhadap pengalaman diri dan orang lain (openness to experience), kemampuan pengambilan resiko (risk-taking), toleran terhadap dualisme (tolerance for ambiguity), dan kepercayaan kelompok (group trust).

5. Pendidikan menengah kejuruan mengembangkan kecerdasan emosional-spiritual, sosial-ekologis, intelektual, kinestetis, ekonomika, teknologi, seni-budaya, dan kecerdasan belajar sebagai pusat pengembangan kecerdasan (Sudira, 2015). Filosof ini menentukan bahwa isi KTSP SMK Tamansiswa mencakup kecerdasan ganda dan bersifat kontekstual, memberi pengalaman belajar yang utuh dan menyeluruh dalam mengembangkan kecerdasan peserta didik.

(5)

untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).

(6)

1.2.2.Landasan Teoritis

Dua tokoh pendidikan kejuruan berbeda aliran sangat kuat mewarnai teori-teori pendidikan kejuruan dunia. Tokoh tersebut adalah Charles Prosser dan John Dewey. Teori Prosser menyatakan bahwa Pendidikan Kejuruan membutuhkan lingkungan pembelajaran menyerupai dunia kerja dan peralatan yang memadai sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan di dunia kerja. Agar efektif Pendidikan Kejuruan harus melatih dan membentuk kebiasaan kerja sebagai suatu kebutuhan yang harus dimiliki bagi setiap individu yang mau bekerja. Penguatan kemampuan dan skill kerja dapat ditingkatkan melalui pengulangan cara berpikir dan cara bekerja yang efsien. Pendidikan Kejuruan harus melakukan seleksi bakat dan minat. Guru Pendidikan Kejuruan akan berhasil jika telah memiliki pengalaman sukses dalam menerapkan skill dan pengetahuan sesuai bidang yang diajarkan. Kemampuan produktif sebagai standar performance dikembangkan berdasarkankebutuhan industri sesuai actual jobs. Pendidikan Kejuruan membutuhkan biaya pendidikan dan pelatihan yang harus terpenuhi dan jika tidak sebaiknya tidak diselenggarakan. Pendidikan Kejuruan dalam pandangan teori John Dewey menegaskan bahwa Pendidikan Kejuruan menyiapkan peserta didik memiliki kemampuann memecahkan permasalahan sesuai perubahan-perubahan dalam cara-cara berlogika dan membangun rasional melalui proses pemikiran yang semakin terbuka dalam menemukan berbagai kemungkinan solusi dari berbagai pengalaman. Dampak pokok dari TVET yang diharapkan oleh Dewey adalah masyarakat berpengetahuan yang mampu beradaptasi dan menemukan kevokasionalan dirinya sendiri dalam berpartisipasi di masyarakat, memiliki wawasan belajar dan bertindak dan melakukan berbagai perubahan sebagai proses belajar sepanjang hayat. Belajar berlangsung selama jiwa masih dikandung badan. Dewey juga mengusulkan agar Pendidikan Kejuruan dapat mengatasi permasalahan diskriminasi pekerjaan, diskriminasi kaum perempuan, dan minoritas. Dewey memberi advokasi modernisasikurikulum Pendidikan Kejuruan menjadi "scientifc-technical". Studi ini mengkaitkan cara-cara bekerja yang didukung pengetahuan yang jelas dan memadai.

(7)

adaptif terhadap perubahan lapangan kerja dan berbasis pengetahuan atau ide-ide kreatif.

Kurikulum Pendidikan Kejuruan menurut Dewey memuat kemampuan akademik yang luas dan kompetensi generik, skill teknis, skill interpersonal, dan karakter kerja. Kurikulum Pendidikan Kejuruan mengintegrasikan pendidikan akademik, karir, dan teknik. Ada artikulasi di antara pendidikan dasar, menengah, pendidikan tinggi, dandekat dengan dunia kerja. Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu membangun komunitas masyarakat secara bersama-sama menjadi anggota masyarakat yang aktif mengembangkan budaya. Menurut Dewey hanya pengalaman yang benar dan nyata yang dapat membuat peserta didik dapat menghubungkan pengetahuan yang dipelajari. Teori pendidikan demokratis Dewey cocok dengan tuntutan Pendidikan Kejuruan Abad XXI.

Selain dua teori induk Pendidikan Kejuruan yaitu Teori Efsiensi Sosial dari Charles Prosser dan Pendidikan Vokasional Demokratis dari John Dewey, adaTeori Tri Budaya sebagai pemikiran awal yang dapat digunakan untuk pengembangan kompetensi kevokasionalan (Sudira, 2011). Teori Tri Budaya menyatakan Pendidikan Kejuruan akan berhasil jika mampu mengembangkan budaya berkarya, budaya belajar, dan budaya melayani secara simultan. Pendidikan Kejuruan dalam melakukan proses pendidikan dan pelatihan harus membangun budaya berkarya, belajar, dan menerapkan hasil-hasil karya inovatif sebagai bentuk-bentuk layanan kemanusiaan. Karya sebagai hasil inovasi belajar harus digunakan untuk kesejahteraan bersama melayani orang lain.

Pendekatan pembelajaran yang diterapkan di SMK Tamansiswa adalah pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran yang membangun performa peserta didik “individual ability to perform” mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara terpadu. Pendekatan pembelajaran ini harus menganut pembelajaran tuntas (mastery learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude), pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai profesinya. Agar peserta didik dapat belajar secara tuntas, dikembangkan prinsip pembelajaran sebagai berikut.

1.Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, otentik, kontekstual yang memberikan pengalaman belajar bermakna), dikembangkan menjadi pembelajaran berbasis produksi, pembelajaran berbasis pemecahan masalah, pembelajaran berbasis kerja, pembelajaran berbasis inkuiri, pembelajaran berbasis diskoveri;

2.Individualized learning yakni pembelajaran dengan memperhatikan keunikan setiap individu dan dilaksanakandengan sistem modular.

(8)

menguasai kompetensi secara individu tetapi perlu belajar dalam kelompok.

Pendidikan Kejuruan sebagai pendidikan untuk dunia kerja sangat penting fungsi dan posisinya dalam memenuhi tujuan kebijakan ketenagakerjaan. Kebijakan ketenagakerjaan suatu negara diharapkan mencakup lima hal pokokyaitu: (1) memberi peluang kerja untuk semua angkatan kerja yang membutuhkan; (2) pekerjaan tersedia seimbang dan merata di setiap daerah dan wilayah; (3) memberi penghasilan yang mencukupi sesuai dengan kelayakan hidup dalam bermasyarakat; (4) pendidikan dan pelatihan mampu secara penuh mengembangkan semua potensi dan masa depan setiap individu; (5) matching man and jobs dengan kerugian-kerugian minimum, pendapatan tinggi dan produktif. Kebijakan ketenagakerjaan tidak boleh memihak hanya pada sekelompok atau sebagian dari masyarakatnya. Jumlah dan jenis-jenis lapangan pekerjaan tersedia, tersebar merata, seimbang, dan layak untuk kehidupan seluruh masyarakat. Pendidikan kejuruan menjadi tidak efsien jika lapangan pekerjaan tidak tersedia merata dan seimbang bagi lulusannya.

KTSP SMK Tamansiswa dikembangkan atas teori Efsiensi Sosial dan Pendidikan Demokratis, “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum), pembelajaran berbasis kerja, pembelajaran berbasis produksi, danpembelajaran berbasis pemecahan masalah. Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai standar minimal warga negara yang dirinci menjadi standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

KTSP SMK Tamansiswa menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori di kelas, pembelajaran pembuktian teori di laboratorium, pembelajaran skill di bengkel/studio/workshop/kebun dsb, pembelajaran ketrampilan kerja di tempat kerja (DU-DI, Teaching factory, Business centre); dan (2) pengalaman belajar langsung di dunia kerja untuk membangun kebiasan kerja. Demikian juga dengan pembelajaran langsung di masyarakat sesuai dengan latar belakang, karakteristik, kompetensi keahlian dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

(9)

Landasan yuridis pengembangan KTSP SMK/MAK antara lain:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Penilaian

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK-MAK

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstra Kurikuler Dasar dan Pendidikan Menengah

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstrakurikuler Wajib

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2014 tentang Peminatan Pada Pendidikan Menengah

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013 15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

(10)

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 114 tahun 2014 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan Penyelenggara Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional.

18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 158 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah 19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

20. Panduan Penilaian Hasil Belajar pada Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2014, 2015, 2016, dan 2017

21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan;

22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Menengah Kejuruan;

23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Menengah Kejuruan;

24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Menengah Kejuruan;

25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

26. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan;

27. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah.

28. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

(11)

Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2), dan Kompetensi Keahlian (C3).

29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2017 tentang tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, atau Bentuk Lain yang sederajat.

30. Kebijakan Pemerintah Provinsi Jaw Barat. 31. RKS dan RKAS Tahun Pelajaran 2017/2018

1.3. Tujuan Pengembangan

Kurikulum SMK Tamansiswa Kota Sukabumi disusun agar sekolah memiliki pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu pengembangan Kurikulum SMK Tamansiswa Kota Sukabumi memperhatikan unsur-unsur:

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia, ini menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. Khusus untuk peningkatan keimanan dan ketakwaan ini di SMK Tamansiswa dilaksanakan kegiatan pendalaman agama Islam yang diisi dengan kegiatan pengajian, akhlak dan budi pekerti. Selain itu peringatan hari-hari besar keagamaan dilaksanakan dengan mengundang penceramah yang kompeten atau memanfaatkan warga sekolah juga melaksanakan qurban dan bantuan sosial terhadap warga sekitar sekolah yang kurang mampu.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik. Kurikulum SMK Tamansiswa disusun dengan memperhatikan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik peserta didik agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(12)

Kompetensi Dasar pada kelompok mata pelajaran Muatan Kewilayahan, Produk Kreatif dan Kewirausahaan.

4. Tuntutan daerah dan nasional, untuk memperhatikan keseimbangan keduanya maka dilaksanakan Mulok Bahasa Sunda serta ICT yang merupakan kebutuhan dan ciri khas Sukabumi tetapi tidak melupakan kebutuhan Nasional dan global yang ditandai dengan adanya pembinaan ICT yang lebih praktis.

5. Tuntutan dunia kerja, yang memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta perubahan kurikulum yang berlaku.

7. Agama, untuk membekali perkembangan spiritual peserta didik agar mempunyai prilaku yang baik.

8. Dinamika perkembangan global, dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan minatnya.

9. Penerapan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifk dan penilaian autentintik dengan mancakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

10.Pengembangan kegiatan ekstra kurikuler, diharapkan dapat mengembangkan potensi diri peserta didik, serta pengembangan kegiatan pramuka sebagai ekstra kurikuler wajib yang harus diikuti.

11.Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, dikembangkan untuk mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional agar peserta didik dapat memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

12.Karakteristik sosial budaya masyarakat setempat, dikembangkan untuk menunjang kelestarian keragaman budaya

(13)

14.Karakteristik satuan pendidikan, agar sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas SMK Tamansiswa.

(14)

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN

Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Sesuai dengan bentuknya, sekolah menengah kejuruan menyelenggarakan program-program pendidikan yang disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja (Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990).

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat. Sekolah di jenjang pendidikan dan jenis kejuruan dapat bernama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat (Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003).

SMK memiliki banyak program keahlian. Program keahlian yang dilaksanakan di SMK menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja yang ada. Program keahlian pada jenjang SMK juga menyesuaikan pada permintaan masyarakat dan pasar. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama agar siap bekerja dalam bidang tertentu. Peserta didik dapat memilih bidang keahlian yang diminati di SMK. Kurikulum SMK dibuat agar peserta didik siap untuk langsung bekerja di dunia kerja. Muatan kurikulum yang ada di SMK disusun sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang ada. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak mengalami kesulitan yang berarti ketika masuk di dunia kerja. Dengan masa studi sekitar tiga atau empat tahun, lulusan SMK diharapkan mampu untuk bekerja sesuai dengan keahlian yang telah ditekuni.

Tujuan pendidikan menengah kejuruan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.

2.1. Tujuan Umum Pendidikan Menengah Kejuruan

(15)

1.meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2.mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga Negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab;

3.mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia; dan

4.mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efsien.

2.2. Tujuan Khusus Pendidikan Menengah Kejuruan

Tujuan Khususus Pendidikan Menengah Kejuruan adalah sebagai berikut:

1.menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya;

2.menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya;

3.membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi; dan

4.membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

2.3. Visi SMK Tamansiswa Kota Sukabumi

(16)

2.4. Misi SMK Tamansiswa Kota Sukabumi

1) Mengembangkan sikap dan prilaku peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Mengembangkan kurikulum dan menyelenggarakan pembelajaran berstandar nasional.

3) Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya kedisiplinan dan kesehatan kerja serta lingkungan yang bersih, dan sehat.

4) Menerapkan Teknologi Informasi (TI) dalam kegiatan manajemen sekolah dan kegiatan pembelajaran.

2.5. Tujuan SMK Tamansiswa Kota Sukabumi

1) Menghasilkan peserta didik yang mempunyai sikap dan prilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Memiliki kurikulum dan menyelenggarakan pembelajaran berstandar nasional

3) Menghasilkan lulusan yang memiliki kesadaran tentang pentingnya kedisiplinan dan kesehatan kerja serta lingkungan yang bersih, dan sehat

4) Menghasilkan lulusan yang kompeten di bidangnya masing masing yang dapat bersaing dalam dunia kerja dan mampu menggunakan Teknologi Informasi sebagai penunjang profesionalisme di bidangnya 2.6. Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif

(TKRO) di SMK Tamansiswa Kota Sukabumi

Selaras dengan tujuan SMK Tamansiswa, maka Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif mempunyai tujuan :

1) Menghasilkan lulusan TKRO yang mempunyai sikap dan prilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Mempunyai kurikulum dan menyelenggarakan pembelajaran pada Kompetensi Kejuruan TKRO yang berstandar nasional

3) Menghasilkan lulusan TKRO yang mempunyai kesadaran tentang pentingnya kedisiplinan dan kesehatan kerja serta lingkungan yang bersih, dan sehat

4) Menghasilkan lulusan TKRO yang mampu menggunakan Teknologi Informasi sebagai penunjang profesionalisme dibidangnya

5)Membekali siswa TKRO dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam bidang :

a.perawatan dan perbaikan mesin otomotif; b.perawatan dan perbaikan chasis otomotif;

(17)

BAB III

STRUKTUR KURIKULUM DAN MUATAN KURIKULUM

Sejak tahun pelajaran 2017/2018 SMK Tamansiswa Kota Sukabumi menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai acuan untuk menghantarkan peserta didik agar memiliki kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang akan dicapai berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 tahun 2016.

Penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi 2 (dua) Tingkat Kompetensi, yang diartikan sebagai kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap program pendidikan dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan.

Lulusan SMK/MAK program pendidikan 3 (tiga) tahun dan 4 (empat) tahun memiliki kompetensi pada dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan, sebagaimana tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Tabel 1. Dimensi Sikap Kompetensi Lulusan

Program Pendidikan 3 Tahun

Kompetensi Lulusan Program Pendidikan 4 Tahun Berperilaku yang mencerminkan

sikap:

1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME;

2. jujur, disiplin, empati, dan pembelajar sejati sepanjang hayat;

3. bangga dan cinta tanah air, bangga pada profesinya, dan berbudaya nasional;

4. memelihara kesehatan jasmani, rohani, dan lingkungan;

5. berpikir kritis, kreatif, beretika-kerja, bekerja sama,

berkomunikasi, dan bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab

membimbing orang lain sesuai bidang dan lingkup kerja dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, negara, dan industri lingkup lokal, nasional, regional, dan internasional.

Berperilaku yang mencerminkan sikap:

1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME;

2. jujur, disiplin, empati, dan pembelajar sejati sepanjang hayat;

3. bangga dan cinta tanah air, bangga pada profesinya, dan berbudaya nasional;

4. memelihara kesehatan jasmani, rohani, dan lingkungan;

5. berpikir kritis, kreatif, beretika-kerja, bekerja sama,

(18)

Tabel 2. Dimensi Pengetahuan Kompetensi Lulusan

Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 TahunKompetensi Lulusan Berfkir secara faktual, konseptual,

operasional dasar, prinsip, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja pada tingkat teknis, spesifk, detil, dan kompleks, berkenaan dengan:

dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat lokal, nasional, regional, dan internasional.

Berfkir secara faktual, konseptual, operasional lanjut, prinsip, dan metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang dan lingkup kerja pada tingkat teknis, spesifk, detil, dan kompleks, berkenaan dengan:

dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat lokal, nasional, regional, dan internasional.

Tabel 3. Dimensi Keterampilan Kompetensi Lulusan

Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 TahunKompetensi Lulusan Bertindak produktif, mandiri,

kolaboratif, dan komunikatif dalam:

1. melaksanakan tugas dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang kerja, dan

2. menampilkan kinerja mandiri dengan pengawasan langsung atasan berdasarkan kuantitas dan kualitas terukur sesuai standar kompetensi kerja, dan dapat diberi tugas membimbing orang lain.

Bertindak produktif, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam:

1. melaksanakan tugas dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah kompleks sesuai dengan bidang kerja, dan

2. menampilkan kinerja mandiri dengan pengawasan tidak langsung atasan berdasarkan kuantitas dan kualitas terukur sesuai standar kompetensi kerja, serta bertanggung jawab atas hasil kerja orang lain.

3.1. Kerangka Dasar

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) adalah kriteria mengenai kualifkasi kemampuan lulusan yang mencakup dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan bidang dan lingkup kerja, yang diharapkan dapat dicapai setelah peserta didik menyelesaikan masa belajar. SKL dijabarkan dalam standar isi dan merupakan acuan utama dalam pengembangan Kompetensi Inti (KI), selanjutnya Kompetensi Inti dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD).

(19)

harus dicapai secara utuh oleh peserta didik pada setiap program pendidikan dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan.

Tabel 4. Tabel Program Pendidikan dan Kesetaraan Jenjang Kualifkasi Lulusan PMK

No. Program Pendidikan Kesetaraan Jenjang Kualifikasi

1. 3 Tahun Jenjang 2 pada KKNI

2. 4 Tahun Jenjang 3 pada KKNI

Kompetensi Inti merupakan tangga pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kelas tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran dirinci dalam rumusan Kompetensi Dasar. Kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar dicapai melalui proses pembelajaran dan penilaian yang dapat diilustrasikan dengan skema berikut:

Gambar 1. Skema Hubungan SKL, KI, KD, Penilaian dan Hasil Belajar

(20)

Tabel 5. Deskripsi Kompetensi Inti Program PMK KOMPETENSI

INTI 3 TahunDESKRIPSI KOMPETENSI 4 Tahun

Sikap Spritual

(KI-1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Sikap Sosial (KI-2)

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Pengetahuan (KI-3)

Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja pada tingkat teknis, spesifk, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

Memahami, menerapkan,

menganalisis, dan

mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional lanjut, dan metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang dan lingkup kerja pada tingkat teknis,

spesifk, detil, dan

kompleks, berkenaan

dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional. Keterampilan

(KI-4) spesifk,Melaksanakan tugasdengan

menggunakan alat,

informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan

serta menyelesaikan

masalah sederhana sesuai dengan bidang kerja.

 Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan

membiasakan gerak mahir,

 Melaksanakan tugas spesifk, dengan

menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah kompleks sesuai dengan bidang kerja.

 Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.

 Menunjukkan

keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah

(21)

KOMPETENSI INTI

DESKRIPSI KOMPETENSI

3 Tahun 4 Tahun

menjadikan gerak alami, dalam ranah konkret

terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifk di bawah pengawasan langsung.

gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret

terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu

melaksanakan tugas spesifk secara mandiri.

Hasil belajar untuk pencapaian kompetensi lulusan, KI dan KD juga dirumuskan dalam taksonomi meliputi ranah/dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pembagian taksonomi hasil belajar dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku peserta didik selama proses belajar sampai pada pencapaian hasil belajar yang dirumuskan dalam aspek perilaku (behaviour) tujuan pembelajaran. Umumnya klasifkasi perilaku hasil belajar yang digunakan berdasarkan taksonomi Bloom yang pada Kurikulum 2013 yang telah disempurnakan oleh Anderson dan Krathwohl dengan pengelompokan menjadi : (1) Sikap (afective) merupakan perilaku, emosi dan perasaan dalam bersikap dan merasa, (2) Pengetahuan (cognitive) merupakan kapabilitas intelektual dalam bentuk pengetahuan atau berpikir, (3) Keterampilan (psychomotor) merupakan keterampilan manual atau motorik dalam bentuk melakukan.

Ranah/dimensi sikap dalam Kurikulum 2013 merupakan urutan pertama dalam perumusan kompetensi lulusan, selanjutnya diikuti dengan rumusan ranah pengetahuan dan keterampilan.

a. Kompetensi Inti pada ranah sikap (sikap spiritual dan sikap social) merupakan kombinasi reaksi afektif, kognitif, dan konatif (perilaku). Gradasi kompetensi sikap meliputi menerima, merespon/menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.

Gambar 2. Gradasi dan Taksonomi Ranah Sikap

(22)

dari menerima, merespon/menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.

Tabel 6. Dimensi Afektif

Tingkatan Sikap Deskripsi

Menerima

(accepting) nilai Kesediaan menerima suatu nilai danmemberikan perhatian terhadap nilai tersebut

Menanggapi

(responding) nilai Kesediaan menjawab suatu nilai danada rasa puas dalam membicarakan nilai tersebut

Menghargai

(valuing) nilai Menganggap nilai tersebut baik;menyukai nilai tersebut; dan komitmen terhadap nilai tersebut

Menghayati (organizing/

internalizing) nilai

Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari sistem nilai dirinya

Mengamalkan (characterizing/ actualizing) nilai

Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri dirinya dalam berpikir, berkata, berkomunikasi, dan bertindak (karakter)

(sumber: Olahan Krathwohl dkk.,1964)

b.Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki dua dimensi dengan batasan-batasan yang telah ditentukan pada setiap tingkatnya.

1) Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan kognitif (cognitive process dimention) peserta didik: dimulai dari memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), hingga kemampuan evaluasi (C5).

2) Dimensi kedua adalah dimensi pengetahuan (knowledge dimention): berupa pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural atau operasional dasar/lanjut sampai metakognitif.

(23)

secara bersamaan ke dalam bentuk modifkasi atau mengorganisasikan elemen-elemen ke dalam pola baru (struktur baru).

Dimensi pengetahuan (knowledge dimention) terdiri atas:

Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail yang spesifk dan elemen. Contoh fakta bisa berupa kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, atau diraba. Seperti mesin mobil hidup, lampu menyala, rem yang pakem/blong. Contoh lain: Arsip dan dokumen.

Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk klasifkasi, kategori, prinsip dan generalisasi. Contohnya fungsi kunci kontak pada Mesin mobil, prinsip kerja starter, prinsip kerja lampu, prinsip kerja rem. Contoh lain: Pengertian Arsip dan dokumen, Fungsi Arsip dan dokumen.

Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu termasuk pengetahuan keterampilan, algoritma (urutan langkah-langkah logis pada penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis), teknik, dan metoda seperti langkah-langkah membongkar mesin, langkah-langkah mengganti lampu, langkah-langkah mengganti sepatu rem. Contoh lain: Langkah-langkah menyusun arsip sistem alphabet dan geografk.

Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang kognisi (mengetahui dan memahami) yang merupakan tindakan atas dasar suatu pemahaman meliputi kesadaran dan pengendalian berpikir, serta penetapan keputusan tentang sesuatu. Sebagai contoh memperbaiki mesin yang rusak, membuat instalasi kelistrikan lampu, mengapa terjadi rem blong. Contoh lain: Apa yang terjadi jika penyimpanan arsip tidak tepat?

Tabel 7. Dimensi Proses Kognitif

No

Perkembangan Berfikir

Taksonomi Bloom

Revised Anderson (Cognitive Process Dimension)

Keterangan

1. Mengingat (C1) Lower Order

Thinking Skills (LOTS)

2. Memahami/Menginterprestasi prinsip (C2) 3. Menerapkan (C3)

4. Menganalisis (C4) Higher Order

Thinking Skills (HOTS)

5. Mengevaluasi (C5) 6. Mengkreasi (C6)

Tabel 8. Dimensi Pengetahuan

No (Knowledge Dimension)Dimensi Pengetahuan Keterangan

1. Pengetahuan Faktual Lower Order

Thinking Skills (LOTS)

(24)

4. 6

.

Pengetahuan Metakognitif Higher Order Thinking Skills (HOTS)

Hubungan Dimensi Proses Kognitif (cognitive process dimention) dan Dimensi Pengetahuan (knowledge dimention) Pengembangan berfkir peserta didik yang dikenal dengan dimensi proses kognitif pada rumusan Kompetensi Dasar pengetahuan (KD-3) memiliki hubungan dengan bentuk pengetahuan (knowledge dimention). Sebagai contoh mengingat (C1) bentuk pengetahuannya adalah fakta, memahami (C2) berkaitan dengan konsep; menerapkan (C3) berkaitan dengan bentuk pengetahuan prosedural. Adapun perkembangan berfkir menganalisis (C4) sampai dengan mengkreasi (C6) memiliki hubungan dengan bentuk pengetahuan metakognitif. Lebih jelasnya hubungan tersebut di uraikan pada tabel di bawah ini.

c. Kompetensi Inti pada ranah keterampilan (KI-4) mengandung keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret. Keterampilan abstrak lebih bersifat mental skill, yang cenderung merujuk pada keterampilan menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental keterampilan berpikir. Sedangkan keterampilan kongkret lebih bersifat fsik motorik yang cenderung merujuk pada kemampuan menggunakan alat, dimulai dari persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan mahir, menjadi gerakan alami, menjadi tindakan orisinal.

DIMENSI KI-4 (KETERAMPILAN)

DIMENSI KI-4 (KETERAMPILAN)

P-1 ImitasiP-1 Imitasi

P-2 ManipulasiP-2 Manipulasi

P-3 PresisiP-3 Presisi

P-5 NaturalisasiP-5 Naturalisasi

P-4 ArtikulasiP-4 Artikulasi

Persepsi, Kesiapan,

Meniru Persepsi, Kesiapan,

Meniru Membiasak

an Membiasak

an

Mahir Mahir

Alami Alami

(25)

Gambar 3. Dimensi Kompetensi Keterampilan

Ranah keterampilan pada Kurikulum 2013 yang mengarah pada pembentukan keterampilan abstrak menggunakan gradasi dari Dyers yang ditata sebagai berikut: (1) mengamati (observing); (2) menanya (questioning); (3) mencoba (experimenting); (4) menalar (associating); (5) menyaji (communicating); dan (6) mencipta (creating).

Pembentukan keterampilan kongkret menggunakan gradasi olahan Simpson dengan tingkatan: persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan, mahir, menjadi gerakan alami, dan menjadi gerakan orisinal.

Tabel 9. Perkembangan Keterampilan menurut Simpson dan Dave

No TaksonomiTingkat

Imitasi Meniru kegiatan yang telah

Melakukan gerakan

mekanistik. Manipulasi Melakukanpekerjaan dengansuatu sedikit percaya dan kemampuan melalui perintah dan

Melakukan gerakan kompleks dan

Menjadi gerakan

alami yang

diciptakan sendiri atas dasar gerakan yang sudah dikuasai sebelumnya.

Artikula

si Keterampilanberkem-bang dengan baik sehingga seseorang dapat mengubah pola gerakan sesuai dengan persyaratan khusus untuk dapat dan sukar ditiru oleh orang lain dan menjadi ciri khasnya.

Naturali-sasi Melakukankerja level tinggiunjuk secara alamiah, tanpa perlu berpikir

(26)

No TaksonomiTingkat

Simpson Uraian

Tingkata n Taksono mi Dave

Uraian

mengkreasi langkah kerja baru.

Kompetensi Inti sikap religius dan sosial memberi arah tentang tingkat kompetensi sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik, dibentuk secara tidak langsung melalui pembelajaran KI-3 dan KI-4. Kompetensi Inti pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4) memberi arah tentang tingkat kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik. KD memuat tingkatan kompetensi berdasarkan KI dan materi yang dikembangkan dari lingkup materi pada SI.

(27)

Tabel 10. Kemampuan Belajar Saintifk Kemampuan

Belajar Deskripsi

Mengamati Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati Menanya Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang

diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik)

Mengumpulkan informasi/menc oba/ mengolah

Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Menalar/

mengasosiasi/ mengolah informasi

Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori, mensintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antar berbagai jenis fakta-fakta/konsep/ teori/pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber.

Mengomunikasi

kan/ menyaji Menyajikan hasil kajian (dari mengamatisampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafs, media elektronik, multi media dan lain-lain.

Mencipta

(28)

3.2. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum SMK Tamansiswa meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 3 (tiga) tahun mulai kelas X sampai dengan XII. Untuk kelas X, menggunakan struktur Kurikulum 2013 edisi Revisi tahun 2016/2017. Sedangkan untuk kelas XI, XII masih mengunakan struktur kurikulum 2006, struktur kurikulum disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI) , serta Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai untuk semua mata pelajaran.

(29)

3.2.1.Struktur Kurikulum Pada Tingkat Nasional Tabel 11.

Bidang Keahlian :Teknologi dan Rekayasa Program Keahlian : Teknik Otomotif

Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif

MATA PELAJARAN ALOKASI

WAKTU A. Muatan Nasional

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212

3. Bahasa Indonesia 354

4. Matematika 424

5. Sejarah Indonesia 108

6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352

B. Muatan Kewilayahan

1. Seni Budaya 108

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144

Jumlah A dan B 2.020

C. Muatan Peminatan Kejuruan

C1. Dasar Bidang Keahlian

1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108

2. Fisika 108

3. Kimia 108

C2. Dasar Program Keahlian

1. Gambar Teknik Otomotif 144

2. Teknologi Dasar Otomotif 144

3. Pekerjaan Dasar Otomotif 180

C3. Kompetensi Keahlian

1. Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan 594

2. Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan 560

3. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 560

4. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 350

Jumlah C (C1, C2, dan C3) 2.856

TOTAL 4.876

Tabel 12. Pengaturan Jumlah Jam Pelajaran Per Pekan

MATA PELAJARAN

KELAS

X XI XII

1 2 1 2 1 2

A. Muatan Nasional

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3

(30)

5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing

Lainnya 3 3 3 3 4 4

B. Muatan Kewilayahan

1. Seni Budaya 3 3 - - -

-2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

Kesehatan 2 2 2 2 -

-Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16

C. Muatan Peminatan Kejuruan C1. Dasar Bidang

Keahlian

1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - -

-2. Fisika 3 3 - - -

-3. Kimia 3 3 - - -

-C2. Dasar Program Keahlian

1. Gambar Teknik Otomotif 4 4 - - -

-2. Teknologi Dasar Otomotif 4 4 - - -

-3. Pekerjaan Dasar Otomotif 5 5 - - -

-C3. Kompetensi Keahlian

1. Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan - - 8 8 9 9

2. Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan

- - 8 8 8 8

3. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan

Ringan - - 8 8 8 8

4. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 5

Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 29 29 30 30

(31)

3.2.2.Struktur Kurikulum Implementasi

Tabel 13. Pengaturan Jumlah Jam Pelajaran Per Pekan

MATA PELAJARAN

KELAS

X XI XII

1 2 1 2 1 2

A. Muatan Nasional

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3

4. Matematika 4 4 4 4 4 4

5. Sejarah Indonesia 3 3 - - -

-6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing

Lainnya 3 3 3 3 4 4

B. Muatan Kewilayahan

1. Seni Budaya 3 3 - - -

-2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

KesehatanJumlah A dan B 242 242 172 172 16- 16

-C. Muatan Peminatan Kejuruan C1. Dasar Bidang

Keahlian1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - -

-2. Fisika 3 3 - - -

-3. Kimia 3 3 - - -

-C2. Dasar Program Keahlian

1. Gambar Teknik Listrik 4 4 - - -

-2. Dasar Listrik dan Elektronika 4 4 - - -

-3. Pekerjaan Dasar Elektromekanik 5 5 - - -

-C3. Kompetensi Keahlian

1. Instalasi Penerangan Listrik - - 6 6 6 6

2. Instalasi Tenaga Listrik - - 6 6 6 6

3. Instalasi Motor Listrik - - 6 6 6 6

4. Perbaikan Peralatan Listrik - - 6 6 6 6

5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 5

Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 29 29 29 29

D. Mulok

1. Ketamansiswaan 1 1 1 1 1 1

2. Bahasa Sunda 2 2 - - -

-3. PLH 2 2

4.

.23 BK Jumlah D 3 3 3 3 32 32

TOTAL 52 52 52 52 51 51

3.3. Muatan Kurikulum 3.3.1. Mata Pelajaran

(32)

46 jam pelajaran per pekan. Beban belajar dapat pula dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks) yang diatur lebih lanjut dalam aturan tersendiri.

Mata pelajaran Kelompok A (Muatan Nasional), Kelompok B (Muatan Kewilayahan), Kelompok C1 (Dasar Bidang Keahlian), Kelompok C2 (Dasar Program Keahlian), dan Kelompok C3 (Kompetensi Keahlian), Ekstrakurikuler SMA/MA, SMK/MAK: Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dan lain-lain, diatur lebih lanjut dalam bentuk Pedoman Program Ekstrakurikuler. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dikembangkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan karakteristiknya.

3.3.1.1. Deskripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A)

A. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

(33)

KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL) 1.Menghayati dan mengamalkan ajaran

agama yang dianutnya 2.Menghayati dan mengamalkanperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan

pengkondisian secara

berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

1.1 Membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) adalah perintah agama

2.1 Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi perintah Q.S. al-Anfal (8):72, Q.S. al- Hujurat (49): 10 dan

12 serta Hadis terkait 1.2 Meyakini bahwa pergaulan bebas

dan zina adalah dilarang agama 2.2 Menghindarkan diri dari pergaulanbebas dan perbuatan zina sebagai pengamalan Q.S. al-Isra’ (17): 32, dan Q.S. an-Nur (24): 2, serta Hadis terkait

1.3 Meyakini bahwa Allah Maha Mulia, Maha Memberi Rasa Aman, Maha Memelihara, Maha Sempurna Kekuatan-Nya, Maha Penghimpun, Maha Adil, dan Maha Akhir

2.3 Memiliki sikap keluhuran budi; kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan adil sebagai implementasi pemahaman al-Asmau al-Husna: Karim, Mu’min, Wakil, Matin, Al-Jami’, Al-‘Adl, dan Al-Akhir

1.4 Meyakini keberadaan

malaikat-malaikat Allah swt. 2.4 Menunjukkan sikap disiplin, jujurdan bertanggung jawab, sebagai implementasi beriman kepada malaikat-malaikat Allah swt.

1.5 Terbiasa berpakaian sesuai dengan

syariat Islam 2.5 Menunjukkan perilaku berpakaiansesuai dengan syariat Islam 1.6 Meyakini bahwa jujur adalah ajaran

pokok agama 2.6 Menunjukkan perilaku jujur dalamkehidupan sehari-hari 1.7 Meyakini bahwa menuntut ilmu

adalah perintah Allah dan Rasul-Nya 2.7 Memiliki sikap semangat keilmuansebagai implementasi pemahaman

Q.S. at-Taubah (9): 122 dan Hadis terkait

1.8 Meyakini al-Qur’an, Hadis dan

ijtihad sebagai sumber hukum Islam 2.8 Menunjukkan perilaku ikhlas dantaat beribadah sebagai implementasi pemahaman terhadap kedudukan al-Qur’an, Hadis, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam

1.9 Meyakini bahwa haji, zakat dan wakaf adalah perintah Allah dapat memberi kemaslahatan bagi individu dan masyarakat

(34)

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR 1.10 Meyakini kebenaran dakwah Nabi

Muhammad saw di Makkah 2.10 Bersikap tangguh dan relaberkorban menegakkan kebenaran sebagai ’ibrah dari sejarah strategi dakwah Nabi di Makkah

1.11 Meyakini kebenaran dakwah Nabi

Muhammad saw di Madinah 2.11 Menunjukkan sikap semangatukhuwah dan kerukunan sebagai ibrah dari sejarah strategi dakwah Nabi di Madinah

1.12 Terbiasa membaca al-Qur’an

dengan meyakini bahwa taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, implementasi dari pemahaman Q.S. al Maidah (5): 48; Q.S. an-Nisa (4): 59; dan Q.S. at-Taubah (9): 105

serta Hadis yang terkait 1.13 Meyakini bahwa agama

mengajarkan toleransi, kerukunan, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan

2.13 Bersikap toleran, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan sebagai implementasi pemahaman Q.S. Yunus (10): 40-41 dan Q.S. al-Maidah (5): 32, serta Hadis terkait

1.14 Meyakini adanya kitab-kitab suci

Allah swt. 2.14 Peduli kepada orang lain dengansaling menasihati sebagai cerminan beriman kepada kitab-kitab Allah swt.

1.15 Meyakini adanya rasul-rasul Allah

swt. 2.15 Menunjukkan perilaku salingmenolong sebagai cerminan beriman kepada rasul-rasul Allah swt.

1.16 Meyakini bahwa Islam mengharus-kan umatnya untuk memiliki sifat syaja’ah (berani membela kebenaran) dalam mewujudkan kejujuran

2.16 Menunjukkan sikap syaja’ah

(berani membela kebenaran) dalam mewujudkan kejujuran

1.17 Meyakini bahwa hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai kewajiban agama

2.17 Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru sebagai implementasi pemahaman Q.S. al-Isra’ (17): 23

dan Hadis terkait 1.18 Menerapkan penyelenggaraan

jenazah sesuai dengan ketentuan syariat Islam

2.18 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kerja sama dalam penyelenggaraan perawatan jenazah di masyarakat

1.19 Menerapkan ketentuan khutbah, tablig, dan dakwah di masyarakat sesuai dengan syariat Islam

2.19 Menjaga kebersamaan dengan orang lain dengan saling menasihati melalui khutbah, tablig, dan dakwah

1.20 Menerapkan prinsip ekonomi dan muamalah sesuai dengan ketentuan syariat Islam

2.20 Bekerjasama dalam menegakkan prinsip-prinsip dan praktik ekonomi sesuai syariat Islam

1.21 Mengakui bahwa nilai-nilai Islam dapat mendorong kemajuan perkembangan Islam pada masa kejayaan

2.21 Bersikap rukun dan kompetitif dalam kebaikan sebagai implementasi nilai-nilai perkembangan peradaban Islam pada masa kejayaan

1.22 Mempertahankan keyakinan yang benar sesuai ajaran Islam dalam sejarah peradaban Islam pada masa modern

2.22 Bersikap rukun dan kompetitif dalam kebaikan sebagai implementasi nilai-nilai sejarah peradaban Islam pada masa modern

(35)

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR sebagai pengamalan dengan

meyakini bahwa agama

mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir kritis dan bersikap demokratis

sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran (3): 190-191 dan 159, serta Hadis terkait

1.24 Meyakini bahwa agama mewajibkan umatnya untuk beribadah dan bersyukur kepada

1.25 Meyakini terjadinya hari akhir 2.25 Berperilaku jujur, bertanggung jawab, dan adil sesuai dengan keimanan kepada hari akhir

1.26 Meyakini adanya qadha dan

qadar Allah swt. 2.26 Bersikap optimis, ikhtiar, dantawakal sebagai implementasi beriman kepada qadha dan qadar

Allah swt. 1.27 Meyakini bahwa agama

mewajibkan umatnya untuk bekerja keras dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari

2.27 Berperilaku kerja keras, dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari

1.28 Meyakini kebenaran ketentuan pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat Islam

2.28 Menunjukkan sikap bersatu dan kebersamaan dalam lingkungan masyarakat sebagai implementasi ketentuan pernikahan dalam Islam 1.29 Meyakini kebenaran ketentuan

waris berdasarkan syariat Islam 2.29 Peduli kepada orang lain sebagaicerminan pelaksanaan ketentuan waris dalam Islam

1.30 Meyakini kebenaran ketentuan dakwah berdasarkan syariat Islam dalam memajukan perkembangan Islam di Indonesia

2.30 Bersikap moderat dan santun

dalam berdakwah dan

mengembangkan ajaran Islam

1.31 Meyakini kebenaran bahwa dakwah dengan cara damai, Islam diterima oleh masyarakat di Indonesia

2.31 Menjunjung tinggi kerukunan dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari

1.32 Meyakini bahwa islam adalah

rahmatan lil-‘alamin yang dapat memajukan peradaban dunia

2.32 Menjunjung tinggi nilai-nilai Islam

rahmatanlil-alamin sebagai pemicu kemajuan peradaban Islam di masa mendatang

1.33 Meyakini bahwa kemunduran umat Islam di dunia, sebagai bukti penyimpangan dari ajaran Islam yang benar

2.33 Mewaspadai secara bijaksana terhadap penyimpangan ajaran Islam yang berkembang di masyarakat

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 3.Memahami, menerapkan,

menganalisis dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kajian pada tingkat teknis, spesifk, detail dan kompleks

berkenaan dengan ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri

4.Melaksanakan tugas spesifk, dengan menggunakan alat informasi dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan lingkup kajian.

(36)

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak alami, dalam ranah kongkrit terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah.

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR Alokasi

Waktu 3.1 Menganalisis Q.S. al-Anfal

(8):72, Q.S. al-Hujurat (49): 10 dan 12 serta Hadis tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs),

prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah)

4.1.1Membaca Q.S. al-Anfal (8):72, Q.S. al-Hujurat (49): 10 dan 12,

sesuai dengan kaidah tajwid dan

makharijul huruf

4.1.2Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-Anfal (8:72), Q.S. al-Hujurat (49): 10 dan 12 dengan fasih dan lancar

4.1.3 Menyajikan keterkaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Anfal (8:72), Q.S. al-Hujurat (49): 10

dan 12, serta Hadis terkait

12 JP

3.2 Menganalisis Q.S. al-Isra’ (17): 32, dan Q.S. an-Nur (24): 2, serta Hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina

4.2.1Membaca Q.S. al-Isra’ (17): 32, dan Q.S. an-Nur (24): 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan

makharijul huruf

4.2.2Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-Isra’ (17): 32, dan Q.S. an-Nur (24): 2 dengan fasih dan lancar 4.2.3 Menyajikan larangan pergaulan

bebas dan perbuatan zina dengan berbagai kekejian (fahisyah) yang ditimbulkannya sesuai pesan Q.S. al-Isra’ (17): 32, dan Q.S. an-Nur (24): 2

12 JP

3.3 Menganalisis makna al-Asma’u al-Husna: al-Karim, al-Mu’min, al-Wakil, al-Matin, al-Jami’, al-‘Adl, dan al-Akhir

4.3 Menyajikan hubungan makna Asma’u Husna: Karim, Mu’min, Wakil, Matin, al-Jami’, al-‘Adl, dan al-Akhir

dengan perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, rasa aman, tawakal dan perilaku adil

12 JP

3.4 Menganalisis makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah swt.

4.4 Mempresentasikan hubungan makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah swt dengan perilaku teliti, disiplin, dan waspada

12 JP

3.5 Menerapkan ketentuan berpakaian sesuai syariat Islam

4.5 Mempraktikkan tata cara

berpakaian sesuai syariat Islam 6 JP

3.6 Memahami manfaat

Gambar

Tabel 1. Dimensi Sikap
Tabel 3.  Dimensi Keterampilan
Gambar 1.  Skema Hubungan SKL, KI, KD, Penilaian dan Hasil Belajar
Gambar 2. Gradasi dan Taksonomi Ranah Sikap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdaharawan Khusus Penerima atau dengan sebutan lain adalah mereka yang diberi tugas, kewajiban dan tanggung jawab untuk menerima, menyimpan, membukukan dan menyetor

The current case study aimed to ind out the varying levels of the natural anticoagulant proteins and establish predictors for dengue infection using sophisticated tests such as

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah pertama, untuk menganalisis signifikansi pengaruh media iklan (X1) dan model iklan (X2) secara parsial terhadap variabel terikat

Sedangkan aplikasi yang digunakan untuk membangun web server adalah menggunakan Apache.selain aplikasi web server, diperlukan juga software database untuk penyimpanan

Maka, seorang hamba tidak akan selamat dari siksaan neraka kecuali jika dia benar-benar melaksanakan perintah Allah Azza wa Jalla (dalam ayat ini) kepada dirinya sendiri dan

Sudah jatuh tertimpa tangga// Mungkin itulah kata yang tepat jika dikaitkan dengan penderitaan berkepanjangan yang dialami oleh ibu Maryati// Awalnya hanyalah terjatuh dari

Based on all those facts that adding P wave dispersion (PWD) to a moderate risk DTS would yield higher sensitivity and specifi city for predicting severe stenosis in stable

Terdapat 3 jenis arus kas, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan, dimana arus kas operasi