• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN

MOJOKERTO

Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto

Jln. R A Basoeni No. 04 Sooko

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun

2015 ini dapat diterbitkan. Walapun melalui proses yang tidak mudah, dikarenakan

dalam pengumpulan data dan informasinya masih banyak kendala, salah satunya masih

adanya sistem manual yang belum berbasis teknologi informasi.

Profil ini merupakan bentuk pelaporan dari Dinas Kesehatan yang berisikan

uraian kegiatan yang dilaksanakan tahun 2015. Merupakan gambaran kinerja sektor

kesehatan

baik

pemerintah

maupun

swasta

selama

satu

tahun

dan

juga

membandingkan

pencapaian

tahun-tahun

sebelumnya.

Profil

Kesehatan

juga

merupakan salah satu indikator dari Renstra yaitu tersedianya buku Profil di tingkat

Kabupaten

dalam

upaya

mendukung

pelaksanaan

manajemen

kesehatan

dan

pengembangan upaya kesehatan melalui pemantapan dan pengembangan Sistem

Informasi Kesehatan.

Dengan

tersusunnya

Profil

Kesehatan

ini,

diharapkan dapat

bermanfaat

khususnya bagi pengelola program dalam melaksanakan evaluasi dan perencanaan

program kesehatan dimasa mendatang, maupun bagi petugas kesehatan pada

umumnya dan instansi terkait. Di tahun selanjutnya semoga dapat segera kami terbitkan

lebih awal dengan memuat data dan informasi yang berkualitas, serta juga dapat

memperhatikan konsistensi data dan analisa, sehingga buku profil ini dapat menjadi

rujukan penting bagi setiap pengambil keputusan dan pembangunan kesehatan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten

Mojokerto ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu untuk meningkatkan mutu

penyajian kami mengharapkan saran, tanggapan dan peran serta dari semua pihak,

khususnya untuk penyusunan pada tahun mendatang yang harus ditingkatkan secara

terus – menerus. Semoga Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto tahun 2015 ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak, baik di lingkungan pemerintahan, akademisi, organisasi

profesi,

swasta

serta

masyarakat

umum.

Kepada

semua

pihak

yang

telah

menyumbangkan fikiran dan tenaganya dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten

Mojokerto Tahun 2015 ini, kami mengucapkan terima kasih.

Mojokerto,

Mei 2016

KEPALA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN MOJOKERTO

DR. DIDIK KHUSNUL YAKIN, S.Sos, MSi

NIP. 19710427 199203 1 001

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………

I

DAFTAR ISI ………

II

BAB I

:

PENDAHULUAN………

1

BAB II

:

VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN ...

A. Visi ...

B. Misi ...

C. Tujuan ...

D. Sasaran ...

2

2

2

3

4

BAB III

:

GAMBARAN UMUM KABUPATEN

MOJOKERTO ...

A. Geografis ...

B. Keadaan Penduduk ...

6

6

6

7

BAB IV

:

SITUASI DERAJAT KESEHATAN ...

A. Angka Kematian ...

B. Morbiditas/ Angka Kesakitan ...

9

9

12

BAB V

:

UPAYA KESEHATAN ...

A. Pelayanan Kesehatan ...

B. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan ...

C. Perilaku Hidup Masyarakat ...

D. Keadaan Lingkungan ...

22

22

29

31

31

BAB VI

:

SUMBER DAYA KESEHATAN ...

A. Sarana Kesehatan ...

B. Tenaga Kesehatan ...

C. Pembiayaan Kesehatan ...

35

35

37

38

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

: Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur

Tahun 2015 Kab. Mojokerto

Gambar 2

: Jumlah Kematian Bayi Kabupaten Mojokerto Tahun 2011- 2015

Gambar 3

: Jumlah Kematian Ibu Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 - 2015

Gambar 4

: Penderita TB Paru BTA+ Di Kab. Mojokerto Tahun 2011 – 2015

Gambar 5

: Penderita Pnemonia ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun

2011 – 2015

Gambar 6

: Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 – 2015

Gambar 7

: Penderita Diare ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 –

2015

Gambar 8

: Kasus AFP di Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 – 2015

Gambar 9

: Penderita Kusta PB+MB di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Gambar 10

: Penderita DBD ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 –

2015

Gambar 11

: Penderita Malaria di Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 – 2015

Gambar 12

: Jumlah Kunjungan K4 di Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 – 2015

Gambar 13

: Pemberian Fe 1 dan Fe 3 Bumil di Kab. Mojokerto Tahun

2011-2015

Gambar 14

: Jumlah bayi yang diberi ASI Ekslusif Kab. Mojokerto Tahun 2011 –

2015

Gambar 15

: Jumlah Desa UCI Kab. Mojokerto Tahun 2011 – 2015

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1

: Luas

Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk,

Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut

Kecamatan, Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 2

: Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur,

Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 3

: Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Melek

Huruf dan Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin

dan Kecamatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 4

: Jumlah

Kelahiran

Menurut

Jenis

Kelamin

Kecamatan

dan

Puskesmas, Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 5

: Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabuaten Mojokerto Tahun

2015

Tabel 6

: Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan dan

Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 7

: Jumlah Kasus Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus Tb pada Anak

dan Case Notification Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut

Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto

Tahun 2015

Tabel 8

: Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus Tb Paru Bta+

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten

Mojokerto Tahun 2015

Tabel 9

: Angka Kesembuhan Dan Pengobatan Lengkap Tb Paru Bta+

Serta

Keberhasilan

Pengobatan

Menurut

Jenis

Kelamin,

Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 10

: Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 11

: Jumlah Kasus Hiv, Aids, Dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin

Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 12

: Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap Hiv Menurut Jenis

Kelamin Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 13

: Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan,

(6)

Tabel 14

: Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 15

: Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto

Tahun 2015

Tabel 16

: Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut

Tipe/Jenis,

Jenis

Kelamin,

Kecamatan,

Dan

Puskesmas

Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 17

: Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From

Treatment/RFT)

Menurut

Jenis

Kelamin,

Kecamatan,

Dan

Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 18

: Jumlah

Kasus

AFP

(Non

Polio)

Menurut

Kecamatan

Dan

Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 19

: Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

(PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas

Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 20

: Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

(PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas

Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 21

: Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan

Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 22

: Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 23

: Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan

dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 24

: Pengukuran Tekanan Darah Penduduk ≥ 18 Tahun Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto

Tahun 2015

Tabel 25

: Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan

Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 26

: Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode Iva

Dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut

Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 27

: Jumlah Penderita Dan Kematian Pada Klb Menurut Jenis Kejadian

Luar Biasa (KLB) Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 28

: Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani <

(7)

Tabel 29

: Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga

Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Kabupaten

Mojokerto Tahun 2015

Tabel 30

: Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun

2015

Tabel 31

: Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur

Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun

2015

Tabel 32

: Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tabelt FE1 dan FE3 Menurut

Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto

Tahun 2015

Tabel 33

: Jumlah Dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Dan

Komplikasi Neonatal

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan

Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 34

: Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan,

Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 35

: Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan,

Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 36

: Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Menurut Kecamatan Dan

Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 37

: Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 38

: Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan,

Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 39

: Jumlah Bayi Yang Diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 40

: Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 41

: Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun

2015

Tabel 42

: Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari Dan Bcg Pada Bayi

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten

Mojokerto Tahun 2015

Tabel 43

: Cakupan Imunisasi Dpt-Hb/Dpt-Hb-Hib,

Polio, Campak, Dan

Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

(8)

Tabel 44

: Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten

Mojokerto Tahun 2015

Tabel 45

: Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 46

: Cakupan

Pelayanan

Anak

Balita

Menurut

Jenis

Kelamin,

Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 47

: Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan

Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 48

: Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten

Mojokerto Tahun 2015

Tabel 49

: Cakupan Pelayanan

Kesehatan

(Penjaringan)

Siswa

SD &

Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas

Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 50

: Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Kecamatan Dan

Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 51

: Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan

Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas

Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 52

: Cakupan Pelayanan

Kesehatan

Usia

Lanjut

Menurut

Jenis

Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto

Tahun 2015

Tabel 53

: Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan

Dan Jenis Kelamin Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 54

: Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, Dan Kunjungan

Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten

Mojokerto Tahun 2015

Tabel 55

: Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Kabupaten Mojokerto

Tahun 2015

Tabel 56

: Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Kabupaten Mojokerto

Tahun 2015

Tabel 57

: Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat

(Ber-Phbs) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten

Mojokerto Tahun 2015

Tabel 58

: Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas

(9)

Tabel 59

: Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum

Berkualitas

(Layak)

Menurut

Kecamatan

Dan

Puskesmas

Kabupaten Tahun 2015

Tabel 60

: Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang

Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten Tahun 2015

Tabel 61

: Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak

(Jamban

Sehat)

Menurut

Jenis

Jamban,

Kecamatan,

Dan

Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 62

: Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 63

: Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan

Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun

2015

Tabel 64

: Tempat Pengelolaan Makanan (Tpm)

Menurut Status Higiene

Sanitasi Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 65

: Tempat Pengelolaan Makanan Dibina Dan Diuji Petik Kabupaten

Mojokerto Tahun 2015

Tabel 66

: Persentase Ketersediaan Obat Dan Vaksin Kabupaten Mojokerto

Tahun 2015

Tabel 67

: Jumlah

Sarana Kesehatan

Menurut Kepemilikan

Kabupaten

Mojokerto Tahun 2015

Tabel 68

: Persentase

Sarana

Kesehatan

(Rumah

Sakit)

Dengan

Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level I Kabupaten

Mojokerto Tahun 2015

Tabel 69

: Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, Dan Puskesmas

Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 70

: Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Menurut Kecamatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 71

: Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Kabupaten Mojokerto

Tahun 2015

Tabel 72

: Jumlah

Tenaga

Medis

Di

Fasilitas

Kesehatan

Kabupaten

Mojokerto Tahun 2015

Tabel 73

: Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten

Mojokerto Tahun 2015

Tabel 74

: Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten

Mojokerto Tahun 2015

(10)

Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun

2015

Tabel 76

: Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto

Tahun 2015

Tabel 77

: Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten

Mojokerto Tahun 2015

Tabel 78

: Jumlah

Tenaga

Keteknisian

Medis

Di

Fasilitas

Kesehatan

Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 79

: Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten

Mojokerto Tahun 2015

Tabel 80

: Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan Di Fasilitas

Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 81

: Anggaran

Kesehatan

Kabupaten/Kota

Kabupaten

Mojokerto

(11)

Bab

1

Pendahuluan

Informasi kesehatan sangat dibutuhkan guna dalam mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai program berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan sosial. Sesuai dengan visi Kementerian Kesehatan “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan” dan dengan Misinya “1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; 2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan; 3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; 4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik” diperlukan suatu indikator.

Dalam mencapai itu semua maka diperlukan suatu perencanaan yang sistematis. Perencanaan yang baik dapat dilaksanakan dengan mengacu pada data-data kesehatan yang ada. Sumber data kesehatan yang akurat ditunjang dengan adanya sitem informasi kesehatan yang baik. Dalam Rencana Pokok Program Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RP3JPK) disebutkan bahwa Sistim Informasi Kesehatan perlu dimantapkan dan dikembangkan untuk menunjang sepenuhnya pelaksanaan manajemen dan pengembangan upaya kesehatan melalui penerapan teknologi dari yang sederhana sampai yang mutakhir.

Profil Kesehatan adalah salah satu bentuk sistem infomasi kesehatan yang berupa gambaran umum tentang keadaan kesehatan di suatu wilayah. Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu media informasi Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Mojokerto yang relatif lengkap, meliputi data tentang derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumberdaya kesehatan, data umum dan data lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan di wilayah Kabupaten Mojokerto. Di samping itu profil ini merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di bidang kesehatan di Kabupaten Mojokerto. Oleh karena itu Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto di susun guna untuk menyediakan data/informasi yang akurat, situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah Kabupaten Mojokerto. Selain itu akan lebih mudah dalam menentukan arah pengambilan kebijakan atau keputusan untuk pembangunan yang lebih intensif, merata dan berkesinambungan. Maka diharapkan derajat kesehatan masyarakat yang telah dicapai tersebut dapat semakin ditingkatkan serta dapat menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat.

(12)

Bab

2

Visi, Misi, Tujuan dan

Sasaran

A. Visi

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 1 ayat 12, Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Penetapan visi sebagai bagian dari proses perencanaan pembangunan merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di daerah. Pada hakikatnya membentuk visi organisasi adalah menggali gambaran bersama tentang masa depan ideal yang hendak diwujudkan oleh organisasi yang bersangkutan. Visi adalah mental model masa depan, dengan demikian visi harus digali bersama, disusun bersama sekaligus diupayakan perwujudannya secara bersama, sehingga visi menjadi milik bersama yang diyakini oleh seluruh elemen organisasi dan pihak-pihak yang terkait dengan upaya mewujudkan visi tersebut. Visi yang tepat bagi masa depan suatu organisasi diharapkan akan mampu menjadi akselerator bagi upaya peningkatan kinerja organisasi.

Dengan memperhatikan arti dan makna visi serta melalui pendekatan membangun visi bersama, maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 - 2015 yakni :

“Terwujudnya Masyarakat Mojokerto Mandiri Dalam Hidup Sehat”

Untuk dapat menangkap arti dan makna dari visi tersebut maka perlu diberikan penjelasan visi sebagai berikut :

Masyarakat yang mandiri dalam hidup sehat adalah suatu kondisi di mana masyarakat Mojokerto menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit ataupun termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

B. Misi

Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai satu organisasi instansi pemerintah harus memastikan agar visi yang telah ditetapkan bersama dapat diupayakan perwujudannya. Untuk kepentingan itu harus disusun suatu tahapan yang secara umum akan terbagi kedalam dua tahapan yakni apa yang hendak dicapai dan bagaimana upaya untuk mencapainya. Salah satu unsur dalam tahapan tersebut adalah penetapan misi organisasi yang dalam hal ini adalah misi Dinas Kesehatan.

Dalam rangka mewujudkan visi-nya maka ditetapkan misi yang diemban Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 - 2015 sebagai berikut :

(13)

2. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau;

3. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan;

4. Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan.

C. Tujuan

Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi organisasi yang mengandung makna :

1) Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu sampai tahun terakhir renstra;

2) Menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi;

3) Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah sasaran dan strategi organisasi berupa kebijakan, program operasional dan kegiatan pokok organisasi selama kurun waktu renstra.

Berdasarkan arahan arti dan makna penetapan tujuan organisasi tersebut maka dalam kedudukannya sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah, Dinas Kesehatan dalam mewujudkan misinya menetapkan tujuan sebagai berikut :

1) Untuk mewujudkan misi “Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat” maka ditetapkan tujuan :

a) Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

2) Untuk mewujudkan misi “Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau” maka ditetapkan tujuan :

a) Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Puskesmas dan jaringannya

b) Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat.

c) Menjamin ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan.

3) Untuk mewujudkan misi “Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan” maka ditetapkan tujuan :

a) Mencegah, menurunkan dan mengendalikan penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya.

4) Untuk mewujudkan misi “Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan” maka ditetapkan tujuan :

(14)

D. Sasaran

Sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara operasional. Oleh karenanya rumusan sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat memberikan fokus pada penyusunan program operasional dan kegiatan pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai.

Sasaran organisasi yang ditetapkan pada dasarnya merupakan bagian dari proses perencanaan strategis dengan fokus utama berupa tindakan pengalokasian sumber daya organisasi ke dalam strategi organisasi. Oleh karenanya penetapan sasaran harus memenuhi kriteria terinci, terukur, bertujuan, berorientasi dan tepat guna (specific, measurable, agresive

but attainable, result oriented and time bond).Guna memenuhi kriteria tersebut maka penetapan

sasaran harus disertai dengan penetapan indikator sasaran, yakni keterangan, gejala atau penanda yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan upaya pencapaian sasaran atau dengan kata lain disebut sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran.

Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut maka sampai dengan akhir tahun 2015, Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto menetapkan sasaran dengan rincian sebagai berikut :

1) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 1 “Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)” maka ditetapkan sasaran :

a. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta pemberdayaan masyarakat ke arah kemandirian

2) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 2 “Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Puskesmas dan jaringannya” maka ditetapkan sasaran :

a. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja dan lanjut usia serta kesehatan reproduksi

b. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta pelayanan kesehatan penunjang

3) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 2 “Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat” maka ditetapkan sasaran :

a. Meningkatkan keluarga sadar gizi dan perbaikan gizi masyarakat

4) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 2 “Menjamin ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan” maka ditetapkan sasaran :

a. Meningkatkan pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan makanan

5) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 3 “Mencegah, menurunkan dan mengendalikan penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya” maka ditetapkan sasaran :

(15)

a. Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular, tidak menular dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah, ancaman epidemi serta bencana

6) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 4 “Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar” maka ditetapkan sasaran :

(16)

Bab

3

Gambaran Umum

Kabupaten Mojokerto

A. GEOGRAFIS

1. Letak

Gambar 1. Peta Geografis Kabupaten Mojokerto

Kabupaten Mojokerto ditinjau dari astronomi dan geografis berada antara 7o 18’ 35” sampai dengan 7 o 39’ 47” Lintang Selatan dan 5 o52‘ 0” Bujur Timur, tepatnya 50 km sebelah barat Ibukota Kabupaten Mojokerto yaitu Surabaya, dengan batas-batas :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik b. Sebelah Timur : Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik c. Sebelah Selatan : Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan d. Sebelah Barat : Kabupaten Jombang dan Kabupaten Malang Dengan Pusat Pemerintahan terletak didalam wilayah Kota Mojokerto. 2. Iklim

Seperti wilayah Jawa Timur pada umumnya, Kabupaten Mojokerto beriklim tropik, namun dalam tiga tahun terakhir lama musim penghujan dan musim kemarau mulai tidak seimbang. Sehingga mengakibatkan pergantian musim yang tidak tentu.

(17)

B. KEADAAN PENDUDUK

Data kependudukan sangat penting dan mempunyai arti yang sangat strategis dalam pembangunan pada umumnya dan bidang kesehatan pada khususnya. Hampir semua kegiatan pembangunan kesehatan obyek sasarannya adalah masyarakat atau penduduk.

Kondisi data Kependudukan di Kabupaten Mojokerto sebagai berikut : 1. Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto menurut perhitungan proyeksi dari data pusdatin pada tahun 2015 sebanyak 1.080.389 jiwa. Dimana jumlah rumah tangga 383.397.

2. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Distribusi penduduk menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut :

 Laki-laki : 539.613 jiwa

 Perempuan : 540.776 jiwa

 Sex Ratio : 99,78

 Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) : 42,83

Gambar 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Tahun 2015 Kab. Mojokerto

Jumlah penduduk usia (0 – 4 tahun) sebesar 85.280 jiwa, usia (5 – 9 tahun) sebesar 85.499 jiwa, usia ( 10 – 14 tahun) sebesar 84.206 jiwa, usia (15 – 19 tahun) sebesar 88.240 jiwa, usia (20 – 24) sebesar 86.170 jiwa, usia (25 – 29) sebesar 82.961 jiwa, usia (30 – 34) sebesar 82.299 jiwa, usia (35 – 39) sebesar 87.883 jiwa, usia (40 – 44) sebesar 88.019 jiwa, usia (45 – 49) sebesar 80.418 jiwa, usia (50 – 54) sebesar 68.395 jiwa, usia (55 – 59) sebesar 52.853 jiwa, usia (60 – 64) sebesar 39.200 jiwa, usia (65 – 69) sebesar 29.178 jiwa, usia (70 – 74) sebesar 19.781 jiwa dan usia (75+ tahun) sebesar 20.007 jiwa (Tabel 2).

(18)

3. Kepadatan Penduduk

Luas wilayah Kabupaten Mojokerto adalah 692.15 km2, dengan jumlah penduduk 1.080.389 jiwa. Dimana terdapat 304 desa dan kelurahan, dengan 299 desa dan 5 kelurahan. Kepadatan penduduk per Km2adalah 1.560,92 (Tabel 1).

(19)

Bab

4

SITUASI DERAJAT

KESEHATAN

Gambaran derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator yang digunakan antara lain angka kematian, angka kesakitan serta status gizi. Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan (fasility based) dan dari masyarakat

(community based).

Perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dan kesakitan dalam masyarakat dari waktu kewaktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.

A. ANGKA KEMATIAN

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Kematian bayi yang dimaksud adalah kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun. Angka kematian bayi (AKB) atau Infan Mortality Rate adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab dari kematian bayi di Kabupaten Mojokerto paling banyak diakibatkan oleh BBLR (berat bayi lahir rendah), asfiksia, kongenital, diare, dan lain-lain.

Selama tahun 2015 dilaporkan terjadi 16.394 kelahiran. Dari seluruh kelahiran, tercatat 101 kasus lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 190, diantaranya laki-laki sebanyak 118 bayi dan sebanyak 72 bayi perempuan (Tabel 5). Jumlah kematian tertinggi ada pada Kecamatan Ngoro yaitu 15 bayi. Dibandingkan dengan tahun 2014 kasus kematian bayi sebesar 127 bayi, maka telah terjadinya peningkatan kasus kematian bayi. Dengan angka kematian bayi di tahun 2015 adalah 11,66 per 1000 kelahiran hidup. Peningkatan kasus kematian bayi ini dikarenakan beberapa sebab, diantaranya BBLR, asfiksi, kongenital dan lain-lain.

(20)

Berbagai upaya telah dilakukan dalam menurunkan angka kematian bayi, mulai dengan diakadakannya kelas ibu hamil, pertemuan bidan dengan narasumber yang berkompeten, pelatihan fasilitator kelas Ibu Balita.

Kematian balita yang dimaksud adalah Kematian yang terjadi pada balita sebelum usia 5 (lima) tahun (bayi + anak balita). Angka kematian balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian balita tahun 2015 sebanyak 214 anak, dengan jumlah laki-laki 133 anak dan perempuan 81 anak. Jumlah kematian anak balita tahun 2015 sebanyak 24 anak, dimana jumlah laki-laki 15 anak dan perempuan 9 anak (Tabel 5).

Kasus kematian bayi yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Gambar 4. Jumlah Kematian Bayi Kabupaten Mojokerto Tahun 2011- 2015

2. Angka Kematian Ibu (AKI)

Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian perempuan pada saat hamil dan atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll. Angka kematian ibu dihitung per 100.000 kelahiran hidup.

Jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2015 sebanyak 19 kasus yang terdiri dari 4 kasus pada Kematian Ibu Hamil, 6 kasus pada kematian pada Ibu Bersalin dan 9 kasus pada Kematian ibu Nifas. Jika dirinci menurut kelompok umur kesemua kasus kematian ibu tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut, kematian pada Ibu Hamil 4 orang meninggal pada usia 20-34 tahun. Kematian Ibu bersalin usia 20-34 tahun sebanyak 4 kasus, dan usia ≧35 tahun sebanyak 2 kasus. Pada kematian Ibu Nifas terdapat 8 orang yang meninggal pada usia 20-34 tahun, dan 1 orang pada usia ≥ 35 tahun (Tabel 6). Terjadi peningkatan kasus kematian Ibu dari tahun 2014 sebanyak 15 kasus. Hal ini dikarenakan :

a) Banyaknya wanita usia subur dengan resiko kehamilan tinggi tetapi tidak ber KB.

(21)

c) Aturan BPJS hanya berpatokan pada skor Puji Rochyati. Sementara itu banyak kasus seperti ketuban pecah dini (KPD), partus lama, riwayat pendarahan pada kehamilan yang lalu tidak masuk dalam skor Puji Rochyati, sehingga Bumil tidak dapat memanfaatkan fasilitas BPJS.

d) Peningkatan koordinasi dengan Rumah Sakit (dalam wilayah dan luar wilayah) tentang pelaporan kematian ibu dan bayi. Rumah Sakit melaporkan ke Dinas Kesehatan via telepon 1x24 jam, selanjutnya RMM (Rekam Medik Maternal) paling lambat dilaporkan 1 minggu sejak kejadian kematian.

Beberapa penyebab terjadinya kematian pada ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, keracunan kehamilan (Pre eklamsi), infeksi dan penyebab yang lainnya. Kasus kematian Ibu paling tinggi pada Ibu Nifas, dikarenakan pada masa nifas ibu sudah mulai jarang untuk memeriksakan diri ke pelayan kesehatan sehingga anggapan di masyarakat bahwa masa nifas kurang diperhatikan. Guna mencegah terjadinya peningkatan kematian pada Ibu, Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto memberikan dukungan berupa fasilitasi baik dari segi manajemen program KIA maupun sistem pencatatan dan pelaporan, peningkatan klinis keterampilan petugas di lapangan serta melibatkan multi pihak dalam pelaksanaan program KIA. Kasus kematian maternal yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dapat dilihat pada diagram dibawah ini (gambar 4).

Gambar 5. Jumlah Kematian Ibu Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 - 2015 Upaya Dinas Kesehatan untuk menurunkan AKI dan AKB :

1. Pendewasaan usia kawin dan Penyuluhan kesehatan reproduksi untuk siswa SMP dan SMA 2. Meningkatkan cakupan KB aktif

3. Pelayanan antenatal care (pelayanan sebelum melahirkan) yang berkualitas 4. KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) pada Bumil untuk KB pasca salin

5. Pemberdayaan masyarakat melalui P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) Desa Siaga

6. GEBRAK (Gerakan Bersama Amankan Kehamilan dan Persalinan) di wilayah Puskesmas Puri dan Gayaman bekerjasama dengan 4 Institusi Pendidikan (UNIM, PPNI, Poltekes Mojopahit, Dian Husada)

(22)

8. Pengkajian kasus kematian ibu dan bayi oleh Tim Pengkaji (Dokter Spesialis Terkait)

B. Morbiditas/ Angka Kesakitan

Morbiditas diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Angka kesakitan (Morbiditas) pada penduduk berasal dari community based data yang diperoleh melalui pengamatan (surveilans), terutama yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin serta insidentil. Sementara untuk kondisi penyakit menular, berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).

1. Tuberkulosis (TB)

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kasus baru TB BTA+ merupakan Pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu). TB BTA + yaitu penemuan pasien TB melalui pemeriksaan dahak sewaktu- pagi- sewaktu (SPS) dengan hasil pemeriksaan mikroskopis :

a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif

b. Terdapat 1 spesimen dahak SPS dengan hasil BTA positif dan foto toraks dada menunjukan gambaran tuberculosis

c. Terdapat 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya dengan hasil BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.

Pengendalian TB di Kabupaten Mojokerto memakai strategi Directly Observed

Treatment Shortcourse (DOTS). Dengan program ini kita berusaha mencapai target penemuan

penderita sebesar 70% dari perkiraan penderita TB BTA+ kasus baru dengan tingkat kesembuhan sebesar 85 %. Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut.

Jumlah Penderita TB BTA+ Paru Baru Kab. Mojokerto tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dapat dilihat dari diagram dibawah ini :

(23)

Jumlah kasus TB BTA+ sebesar 527dengan angka kematian selama pengobatan per 100.000 penduduk sebesar 0,47 dengan jumlah kematian sebesar 2 jiwa (Tabel 9). Angka keberhasilan pengobatan sebesar 99,47%. Terjadi peningkatan kasus TB BTA+, tetapi menurun jumlah kematian selama pengobatan dari 2014. Dan angka keberhasilan pengobatan meningkat dari tahun 2014.

Angka Kesembuhan pada tahun 2015 adalah 96,26% dengan jumlah BTA+ diobati sebanyak 562 (Tabel 9) dan yang mendapat pengobatan lengkap sebanyak 18 jiwa.

2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian balita yang utama, selain diare. Penyakit ini merupakan bagian dari penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Penemuan penderita pneumoni balita yaitu Balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun. Upaya pemberantasan penyakit ISPA dilaksanakan dengan fokus penemuan dini dan tata laksana kasus secara cepat dan tepat. Upaya ini dikembangkan melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Kasus penderita Pnemonia yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2011 – 2015, dapat dilihat dari diagram dibawah ini :

Gambar 7. Penderita Pnemonia ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 - 2015 Jumlah balita penderita pnemonia yang dilaporkan dan dapat ditangani di Kabupaten Mojokerto tahun 2015 sebanyak 5.708 penderita, terjadi penurunan dibandingkan pada tahun 2014 sebesar 5.879. Tahun 2015 dari 3.795 perkiraan penderita yang mendapatkan penanganan sebesar 5.708 penderita (150,41%) (Tabel 13). Persentase penanganan melebihi 100% dibanding jumlah perkiraan balita dikarenakan rumus perhitungan perkiraan penderita mengalami perubahan, yang semula 0,5 menjadi 4,45, sehingga target melebihi 100%.

3. HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)

HIV merupakan Human Immunodeficiency Virus adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyerang dan menghancurkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh tidak mampu melindungi diri dari penyakit lain. Sedangkan AIDS adalah Acquired Immune Deficiency

(24)

penyakit HIV-AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan.

Kasus penderita HIV-AIDS yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2011 – 2015, dapat dilihat dari diagram dibawah ini :

Gambar 8. Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 – 2015

Jumlah kasus HIV/AIDS tahun 2015 sudah dapat dilihat secara terpisah, jumlah kasus HIV sama dengan kasus AIDS dimana terdapat 69 kasus. Hal ini disebabkan karena sebagian penderita terdeteksi pada saat sudah terinfeksi AIDS, maka otomatis dapat dikatakan HIV. Tidak ada kasus kematian penederita AIDS pada tahun 2015. (Tabel 11)

Terjadi penurunan kasus dari tahun 2014 ke tahun 2015, hal ini menunjukkan bahwa adanya kesadaran dari masyarakat untuk memeriksanakan diri ke sarana kesehatan, selain itu pesatnya jumlah kasus juga didasarkan dengan adanya mobil layanan keliling untuk tes darah secara sukarela, sehingga penemuan penderita HIV cepat terdeteksi dan segera tertangani. Untuk penanganan kasus HIV/AIDS bekerjasama dengan klinik VCT RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari dan UPIPI RS Dr. Soetomo Surabaya.

Namun sangat disadari bahwa kasus AIDS tersebut masih jauh lebih sedikit dibandingkan kasus yang sesungguhnya mengingat tidak seluruh kasus AIDS yang ada atau baru sebagian kecil yang dilaporkan (under reported).

Hasil skrining yang dilakukan di unit transfusi darah PMI Kabupaten Mojokerto selama tahun 2015 menunjukkan jumlah pendonor sebesar 13.601 diantaranya 6.793 laki-laki dan 6.808 perempuan, dan sampel darah yang diperiksa 100%, dan yang positif HIV sebanyak 82. (Tabel 12)

4. Diare

Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih. Perkiraan Jumlah Kasus Diare adalah perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader adalah 10% dari angka kesakitan dikali jumlah penduduk di suatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun.

Penderita diare yang ditangani adalah Jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun. Jumlah

(25)

penderita diare yang ditangani di Kabupaten Mojokerto tahun 2015 sebesar 34.962 penderita, dengan jumlah target penemuan sebesar 23.120 penderita merupakan 10% dari jumlah penduduk tahun 2015 (Tabel 13). Jumlah kasus pada tahun 2015 menurun dari tahun 2014, hal ini dikarenakan sudah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk segera mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh diare tersebut, serta segera untuk berobat ke sarana kesehatan atau Puskesmas. Selain itu pengobatan dapat dilakukan sendiri dengan meminum oralit.

Kasus penderita Diare pada balita yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2011 – 2015 dapat dilihat dari diagram dibawah ini :

Gambar 9. Penderita Diare ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 – 2015

5. AFP (Acute Flaccid Paralysis)

AFP merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian berakibat pada kelumpuhan. Sedangkan Non Polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut yang diduga kasus Polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus Polio. AFP Rate Non Polio dihitung berdasarkan per 100.000 penduduk/populasi anak usia < 15 tahun.

Kejadian AFP pada saat ini diproyeksikan sebagai indikator untuk menilai program eradikasi polio (erapo). Upaya memantau keberhasilan erapo adalah dengan melaksanakan surveilans secara aktif untuk menemukan kasus AFP sebagai upaya mendeteksi secara dini munculnya virus polio liar yang mungkin ada di masyarakat agar dapat segera dilakukan penanggulangan, cakupan vaksinasi polio rutin yang tinggi dan sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan. Jumlah kasus AFP (non polio) di Kabupaten Mojokerto tahun 2015 sebanyak 20 kasus dari 254.985 jumlah penduduk < 15 tahun (Tabel 18). Terjadi penurunan kasus dari tahun 2014 yang terdapat 28 kasus AFP. Terjadinya peningkatan yang sangat signifikan dari tahun 2011 ke tahun 2014 dikarenakan dilakukan pemantauan dan pelacakan kasus di setiap tempat. Angka AFP Rate pada tahun 2015 ini telah mencapai target nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI sebesar minimal 2/100.000.

Kasus penderita AFP yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2011 – 2015, dapat dilihat pada diagram dibawah ini :

(26)

Gambar 10. Kasus AFP di Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 – 2015

6. Penyakit Kusta

Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteriMycobacterium

leprae. Jumlah penderita baru penyakit Kusta tahun 2015 yang dilaporkan sebanyak 116 orang

dimana kasus MB+PB laki-laki sebesar 76 orang dan perempuan sebesar 40 orang (Tabel 14). Yang mengalami cacat tingkat 2 sebanyak 6 orang (Tabel 15). Jumlah kasus kusta yang tercatat sebanyak 40 orang, PB sebesar 1 orang dan MB sebesar 39 orang, dengan angka prevalensi per 10.000 penduduk sebesar 0,37. (Tabel 16)

Gambar 11. Penderita Kusta PB+MB di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Penderita kusta yang selesai berobat atau menjalani pengobatan RFT sebanyak 50 orang. Dengan rincian RFT PB sebanyak 1 orang (100%), RFT MB sebanyak 49 orang (100%) (Tabel 17). Kasus Penderita Kusta belum bisa mencapai eliminasi. Tetapi ada kecenderungan menurun, dikarenakan upaya pencarian lebih intensif. Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto adalah penyuluhan kesehatan, penemuan penderita dan pengobatan penderita. Setelah kasus yang ditemukan semakin banyak dan diobati, maka diharapkan pada tahun – tahun berikutnya prevalensi kusta akan menurun sampai terjadi eliminasi.

7. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virusDenguedan ditularkan oleh nyamukAedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak berumur <

(27)

15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa. Kabupaten Mojokerto termasuk Kabupaten endemis DBD. Pada tahun 2015 penderita di Kabupaten Mojokerto 318 penderita, dengan rincian laki-laki sebanyak 174 penderita dan perempuan sebanyak 144 penderita. Penderita meninggal dunia sebanyak 14 orang (Tabel 21). Pada tahun 2014 penderita DBD sebanyak 49 penderita. Terjadi peningkatan kasus DBD dari tahun 2014 ke tahun 2015. Meningkatnya kasus DBD begitu signifikan karena terjadi KLB DBD pada awal tahun 2015, dikarenakan musim hujan yang intensitasnya mulai meningkat tanpa diimbangi oleh kebersihan lingkungan. Program DBD yang diterapkan di Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto adalah dengan melakukan Fogging dan dengan dibentuknya Bumatik (Ibu Pemantau Jentik) yang mana ibu rumah tangga melakukan pemantauan jentik di lingkungan rumahnya. Program ini merupakan program unggulan Dinkes Kabupaten Mojokerto.

Kasus penderita Demam Berdarah Dengue ( DBD ) yang terjadi selama 5 Tahun berturut-turut dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dapat dilihat pada diagram berikut :

Gambar 12. Penderita DBD ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 – 2015

Insiden rate (Incidence Rate) Kabupaten Mojokerto tahun 2015 sebesar 29,4 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Namun hal ini masih dibawah target nasional 51 per 100.000 penduduk. Angka kematian pada tahun 2015 berada di atas target, yakni mencapai 4,40 %. Ini menunjukkan bahwa perlu peningkatan diagnosa dini dan tata laksana kasus DBD di rumah sakit serta sosialisasi tentang penyakit DBD perlu ditingkatkan. Wilayah denganCase Fatality Ratemelebihi 1 % mencapai 11 Puskesmas.

8. Malaria

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Kasus malaria di Kabupaten Mojokerto berjumlah 5 penderita, dimana kasus terbanyak terjadi di Gondang sebanyak 3 orang. Semua penderita adalah laki-laki. Jumlah penderita Malaria di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015 dapat dilihat pada diagram berikut :

(28)

Gambar 13. Penderita Malaria di Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 – 2015

Penyakit malaria yang positif dengan pemeriksaan darah pada tahun 2015 sebanyak 5 orang dan tidak ada yang meningggal dunia (Tabel 22), terjadi penurunan kasus di tahun 2014 yang dinyatakan positif 11 penderita. Adanya kasus malaria di Kabupaten Mojokerto sendiri adalah berasal dari penderita yang bekerja di daerah endemis malaria seperti di daerah timur Indonesia yang mana kembali ke Mojokerto dengan membawa penyakit malaria tersebut. Antisipasi perlu dilakukan dengan memetakan vektor dan surveilans yang baik serta pembinaan pengendalian malaria dengan diagnosis dini penemuan malaria.

9. Penyakit Filariasis

Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah sekelompok cacing parasit nematoda yang menyebabkan infeksi sehingga berakibat munculnya edema. Jumlah kasus Filariasis di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2015 adalah sebanyak 2 orang yaitu di wilayah Puskesmas Modopuro (Tabel 23).

Pada tahun 2014 tidak ditemukan kasus penyakit filariasis, terjadi peningkatan penemuan kasus filariasis di Kabupaten Mojokerto. Dengan ditemukannya kasus filariasis maka akan dapat menekan penyebaran penyakit filariasis ke daerah lainnya. Selain itu diperlukan penanganan

10. Hipertensi/tekanan darah tinggi

Hipertensi/ tekanan darah tinggi adalah adalah Peningkatan tekanan darah yaitu keadaaan dimana tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg (Joint National Committee on

Prevention Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure VII/JNC-VII, 2003).

Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole).

Pengukuran tekanan darah adalah Penduduk yang berusia ≧18 tahun yang dilakukan pengukuran tekanan darah minimal satu tahun sekali di suatu wilayah. Pengukuran dapat dilakukan di dalam unit pelayanan kesehatan primer, pemerintah maupun swasta, di dalam maupun di luar gedung. Jumlah penduduk usia ≧ 18 di Kabupaten Mojokerto sebanyak 772.697 jiwa. Cakupan pemeriksaan tekanan darah tinggi di Kabupaten Mojokerto sebanyak

(29)

215.495, dan yang mengalami hipertensi sebanyak 46.981. Karena rata-rata semua yang diperiksa adalah pasien hipertensi.

11. Obesitas

Obesitas adalah Terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan pada tubuh yang dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Dikatakan obesitas apabila hasil pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) > 25. Pemeriksaan obesitas adalah Persentase pengunjung Puskesmas dan jaringannya berusia > 15 tahun yang dilakukan pemeriksaan obesitas dalam kurun waktu satu tahun. Cakupan pemeriksaan obesitas di Kabupaten Mojokerto tahun 2015 sebanyak 15.068, dimana jumlah pengunjung yang mengalami obesitas sebanyak 157 terbanyak di wialayah Mojosari.

12. IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun

IVA (Inspeksi Visual dengan asam asetat) adalah Pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%). Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut acetowhite epithelium. Deteksi dini yang dimaksud dapat dilakukan di puskesmas dan jaringannya, di dalam maupun di luar gedung. Cakupan pemeriksaan leher rahim dan payudara di Puskesmas Kabupaten Mojokerto tahun 2015 sebanyak 2.461, jumlah IVA Positif sebanyak 131 terbanyak di Dawarblandong dan Jetis. Dengan pemeriksaan sedini mungkin maka akan lebih mudah dalam pengobatannya.

13. Kejadian Luar Biasa (KLB)

Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dimaksud adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa /kelurahan dalam waktu tertentu. Kejadian luar biasa di Kabupaten Mojokerto tahun 2015 terjadi di 14 desa/kelurahan dari total 304 desa/kelurahan, dimana sudah ditangani 100% <24 jam (Tabel 28). Telah dilaksanakan SKD – KLB 1 sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa pada semester 1.

Jumlah penderita dan kematian pada KLB menurut jenis KLB di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015 dengan jenis KLB yaitu Difteri dan DBD. Kejadian Difteri di 8 kecamatan dan 12 desa, dimana jumlah penduduk yang terancam 158, laki-laki 80 dan perempuan 78. Jumlah penderita sebanyak 14 orang, laki-laki sebanyak 7 orang dan perempuan sebanyak 7 orang (Tabel 27). Jumlah penderita Difteri terbanyak pada usia 1 - 4 tahun sebanyak 7 anak. Pada rentang usia tersebut rentan terkena penyakit Difteri. Adapun kasus DBD sebanyak 318 kasus dengan jumlah kematian 14 orang.

14. Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) adalah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus non neonatorum, Tetanus neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B. PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit difteri, pertusis, tetanus, campak, polio dan hepatitis.

(30)

a) Difteri

Difteri adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphteriae, yang ditandai dengan pembentukan membran di kerongkongan dan aliran udara lainnya yang menyebabkan sulit bernafas. Termasuk Difteri pada mata, kulit, telinga, hidung dan vagina. Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah. Rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Jumlah kasus penyakit difteri di Kabupaten Mojokerto tahun 2015 yaitu sebanyak 14 kasus. Dimana difteri ini menjadi kasus KLB di Kabupaten Mojokerto (Tabel 19). Jumlah penderita Difteri terbanyak usia 1-4 tahun.

b) Pertusis

Pertusis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bardetella Pertusis dengan gejala batuk beruntun disertai tarikan nafas hup (whoop) yang khas dan mengalami muntah. Gejala pertusis demam ringan, bersin, hidung berair dan batuk kering. Disebut juga batuk rejan atau batuk seratus hari. Di Kabupaten Mojokerto tahun 2015 tidak ditemukan penderita pertusis (Tabel 19). Upaya pencegahan kasus pertusis dilakukan melalui imunisasi DPT+HB sebanyak 3 kali yaitu saat usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan atau usia yang lebih dari itu tetapi masih di bawah 1 tahun (usia sampai dengan 11 bulan).

c) Tetanus

Tetanus adalah penyakit infeksi akut dan sering fatal yang mengenai sistem saraf yang disebabkan infeksi bakteri dari luka terbuka. Ditandai dengan kontraksi otot Tetanik dan Hiperrefleksi, yang mengakibatkan Trismus (rahang terkunci), Spasme Glotis, Spasme otot umum, Opistotonus, Spasme Respiratoris, serangan kejang dan Paralisis. Tetanus dibedakan menjadi dua yaitu tetanus non neonatorum dan tetanus neonatorum. Di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2015 tidak ditemukan penderita tetanus (Tabel 19).

d) Campak

Campak adalah Penyakit akut yang disebabkan Morbili virus ditandai dengan munculnya demam tinggi (>38 C), bintik merah (ruam), disertai salah satu gejala seperti batuk, pilek dan mata merah. Untuk jumlah kasus campak di Kabupaten Mojokerto tahun 2015 mengalami penurunan yang drastis dari tahun 2013, hasil dari pelaporan Subdin P2PL untuk tahun 2014 dan tahun 2015 tidak terdapat kasus penyakit campak, hal ini berbeda dari tahun 2013 yang terdapat 24 kasus campak (Tabel 21).

e) Polio

Polio adalah Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Polio. Dapat menyerang semua umur, tetapi biasanya menyerang anak-anak usia kurang dari 3 tahun yang menyebabkan kelumpuhan sehingga penderita tidak dapat menggerakkan salah satu bagian tubuhnya. Gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dalam rangka Eradikasi Polio dan wujud dari kesepakatan global bertujuan membasmi penyakit polio. Keberhasilan dari program tersebut bisa dicapai dengan dilaksanakan surveilance secara aktif baik di Rumah Sakit dan di masyarakat setiap minggu. Untuk dapat menemukan kasus secara dini terhadap munculnya virus polio liar yang mungkin terdapat di masyarakat sehingga dapat segera dilakukan penanggulangan.

(31)

Kasus polio di tahun 2015 tidak ditemukannya penderita di Kabupaten Mojokerto. Sama halnya juga pada tahun 2014 yang tidak ditemukan kasus polio, sedangkan pada tahun sebelumnya seperti pada tahun 2009 terdapat 7 kasus polio dan tahun 2010 terdapat 5 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa penanggulangan yang dilakukan tepat sasaran dan sudah meratanya pemberian imunisasi polio di tiap kecamatan di Kabupaten Mojokerto (Tabel 21). Selain itu masyarakat juga sudah tergerak untuk mendapatkan imunisasi di Posyandu maupun sarana kesehatan.

f) Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati. Hepatitis B adalah penyakit infeksi, terutama mengenai hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B. Hepatitis B merupakan salah satu dari 5 jenis hepatitis, yaitu hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D dan hepatitis E. Hepatitis B dapat berupa infeksi akut (cepat timbul lalu pulih) dan juga kronik (berlangsung lama). Sebanyak 1%-5% dewasa, 90% bayi baru lahir, dan 50% bayi yang terinfeksi hepatitis B akut akan berkembang menjadi hepatitis kronik.

Kabupaten Mojokerto tahun 2015 cakupan penderita Hepatitis B nihil/tidak ada penderita. Hal ini menunjukkan pemberian imunisasi yang tepat sasaran dan pencegahan yang sudah baik.

(32)

Bab

5

UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN

Pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Kunjungan Ibu Hamil (K4)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.

Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ke tiga.

Gambar 14. Jumlah Kunjungan K4 di Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 – 2015

Jumlah seluruh ibu hamil sebanyak 18.732 orang, cakupan pelayanan K4 Kabupaten Mojokerto pada tahun 2015 sebesar 15.998 (85,4 %). Untuk tahun 2014 jumlah absolut K4 sebesar 16.037 (Tabel 29). Kunjungan K4 pada tahun 2015 mengalami penurunan. Walaupun mengalami penurunan dari tahun 2014, tetapi masih diatas target provinsi yaitu 80%.

(33)

2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Nifas

Pertolongan persalinan juga merupakan salah satu kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Hal ini dapat menggambarkan bahwa masyarakat mau dan tahu tentang pentingnya keamanan dalam pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional).

Jumlah ibu bersalin sebesar 17.880 orang, yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Mojokerto tahun 2015 sebesar 16.287 (91,1 %) (Tabel 29). Ibu yang telah melahirkan juga perlu ditangani saat masa nifas oleh tenaga kesehatan. Pelayanan kesehatan pada ibu nifas tahun 2015 yaitu sebesar 15.752 (88,1 %) (Tabel 29). Realisasi ibu bersalin di tolong oleh tenaga kesehatan tahun 2015 mengalami peningkatan dari tahun 2014, berkebalikan dengan ibu nifas ditangani oleh tenaga kesehatan yang menurun dari tahun 2014. Penurunan pelayanan ibu nifas oleh tenaga kesehatan dari tahun 2014 ke tahun 2015 dikarenakan pelaporan ibu nifas yang seharusnya di bulan Januari 2015 sudah dilaporkan di bulan Desember 2014, sehingga capaian di 2015 lebih rendah daripada tahun 2014.

3. Bumil Mendapatkan Fe

Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, selain pemeriksaaan kehamilan juga disertai dengan pemberian tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia besi pada bumil. Tablet Fe diberikan pada awal perikasa kehamilan dengan pemberian pertama tablet Fe 1 dan selanjutnya sampai tablet Fe 3.

Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah kekuranga Fe pada ibu hamil dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin yang dikandungnya. Ibu hamil yang menderita kekurangan zat Fe akan merasa, lemah, letih, lesu, dan tentu saja akan mengganggu janin yang dikandungnya.

Jumlah Ibu Hamil sebesar 18.732 orang, pemberian Fe 1 di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015 sebanyak 16.189 (86,42 %), sedangkan pemberian Fe 3 sebanyak 15.063 (80,41 %) (Tabel 32).

(34)

4. Imunisasi TT pada Bumil dan WUS (Wanita Usia Subur)

Imunisasi TT pada Ibu Hamil diartikan Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan) yang berguna bagi kekebalan seumur hidup. Untuk pencegahan terjadinya Tetanus Toksoid pada ibu hamil dilakukan imunisasi TT.

Pemberian TT2 diartikan selang waktu pemberian minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun. Pemberian TT3 diartikan selang waktu pemberian minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun. Pemberian TT4 diartikan selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun.

Pemberian TT5 diartikan selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun. Sedangkan pemberian TT2+ diartikan Imunisasi Tetanus yang diberikan minimal 2 kali saat kehamilan (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan). Imunisasi TT diberikan pada Bumil, jumlah ibu hamil yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2015 sebesar 18.732. Bumil yang mendapatkan Imunisasi TT-1 sebesar 370 (2 %), TT-2 sebesar 311 (1,66 %), TT-3 sebesar 862 (4,60 %), TT-4 sebesar 1.063 (5,67 %), TT-5 sebesar 12.260 (65,45 %), dan TT2+ sebesar 14.496 (77,39 %) (Tabel 30).

Sedangkan imunisasi TT pada WUS (wanita usia subur) diberikan pada kelompok usia 15 – 39 tahun. Jumlah WUS yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2015 sebesar 213.032. WUS yang mendapatkan Imunisasi TT-1 sebesar 420 (0,2 %), TT-2 sebesar 802 (0,32 %), TT-3 sebesar 1.544 (0,72 %), TT-4 sebesar 5.090 (2,39 %), TT-5 sebesar 102.806 (48,26 %) (Tabel 31).

5. Komplikasi Kebidanan Dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani

Jumlah dan persentase Komplikasi Kebidanan dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015 dari jumlah ibu hamil yaitu sebanyak 18.732, dimana untuk 20% ibu hamil sebesar 3.746. Komplikasi kebidanan yang ditangani dari 20% ibu hamil yaitu sebesar 4.042 (107,89 %) (Tabel 33). Dimana angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dari tahun 2014 yang penanganan komplikasi kebidanan sebesar 3.939. Hal ini dapat diartikan bahwa fungsi Puskesmas PONED telah berfungsi sebagaimana mestinya dalam penanganan komplikasi, sehingga dapat melebihi target 80%.

Penanganan komplikasi neonatal tahun 2015 sebesar 1.478 (60,48 %), dimana jumlah lahir hidup yaitu sebesar 16.293, perkiraan neonatal yang komplikasi (15% dari sasaran jumlah lahir hidup) sebesar 2.444 (Tabel 33). Terjadi penurunan dari tahun 2014, dimana pada tahun 2014 penanganan neonatal sebesar 1.661. Berbanding terbalik dengan penanganan komplikasi kebidanan pada ibu hamil.

6. Kunjungan Neonatus

Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari). Dalam melaksanakan

(35)

pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.

Kabupaten Mojokerto pada tahun 2015, cakupan kunjungan neonatus sebesar 16.010 (98,3 %), diantaranya laki-laki 8.214 dan perempuan 7.796 dari seluruh jumlah lahir hidup sejumlah 16.293. Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto telah melebihi target Provinsi sebesar 95%, hal ini dikarenakan telah dilakukan sosialisasi pada ibu melahirkan saat melahirkan untuk rutin memeriksakan bayinya minimal 4 kali (Tabel 38).

7. Pelayanan Keluarga Berencana

Peserta Keluarga Berencana terbagi menjadi peserta KB Baru dan Peserta KB Aktif. Dari jumlah PUS yang ada 221.904, jumlah Peserta KB Baru 14.648 (6,6 %) dan jumlah Peserta KB Aktif 166.400 (74,99 %) (Tabel 36).

Peserta keluarga berencana aktif dibagi menjadi peserta KB dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang jenisnya adalah, MOP/MOW, IUD, implant dan peserta KB Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yang jenisnya suntik, pil, kondom, obat vagina dan lainnya. Peserta KB Aktif di Kabupaten Mojokerto tahun 2015 yang paling banyak memilih Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) jenis IUD sebesar 7,1 %, sedangkan KB Non MKJP yang paling banyak dipilih adalah jenis suntik sebesar 65,6 % (Tabel 34). Peserta KB baru di Kabupaten Mojokerto tahun 2015 yang paling banyak memilih Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) jenis Implan sebesar 11 %, sedangkan KB Non MKJP yang paling banyak dipilih adalah jenis suntik sebesar 67,6 % (Tabel 35).

8. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Status gizi janin ditentukan oleh kesehatan ibu waktu hamil, sehingga akan berpengaruh pada berat badan waktu lahir, berat badan lahir bayi akan berpengaruh pada bayi. Setiap bayi yang baru lahir akan ditimbang berat badannya. Jumlah bayi baru lahir ditimbang berat badannya di Kabupaten Mojokerto tahun 2015 sebesar 16.601.

Berat bayi lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 katagori yaitu BBLR karena premature atau BBLR karena

intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya

kurang.

BBLR yang dilaporkan di Kabupaten Mojokerto dari 16.293 bayi lahir hidup yang ditimbang sebanyak 16.394 (100,6%). Yang mengalami BBLR sebanyak 537 (3,3 %), dimana jumlah laki-laki sebanyak 281 (3,3 %) dan perempuan sebanyak 256 (3,2 %) (Tabel 37). Terjadi peningkatan yang sangat drastis dari tahun 2014 yang mana BBLR berjumlah 8 anak.

9. ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi mulai 0 – 6 bulan dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat bagi bayi baik dari sisi/aspek gizi (kolostrum yang mengandung imunoglobulin A/IgA, whei-casein,

(36)

decosahexanoic/DHA dan arachidonic/AA dengan komposisi sesuai), aspek imunologik (selain IgA, terdapat laktoferin, lysosim dan 3 jenisleucosit yaitubrochus-associated lymphocyte/BALT,

Gut associated lymphocyte tissue/GALT, mammary associated lymphocyte tissue/MALT serta

faktor bifidus), aspek psikologik (interaksi dan kasih sayang antara anak dan ibu), aspek kecerdasan, aspek neurologik (aktifitas menyerap ASI bermanfaat pada koordinasi syaraf bayi), aspek ekonomik serta aspek penundaan kehamilan (metodeamenorea laktasi/MAL).

Jumlah bayi yang diperiksa di Kabupaten Mojokerto tahun 2015 sebesar 17.247 bayi, cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 8.913 (51,7 %) (Tabel 39). Terjadi penurunan dari tahun 2014, dalam meningkatkan pemberian ASI Eklusif maka Dinas Kesehatan melakukan sosialisasi ke desa-desa maupun Posyandu tentang pentingnya ASI Eksklusif yang diberikan pada bayi sampai usia 2 tahun.

Gambar 15. Jumlah bayi yang diberi ASI Ekslusif Kab. Mojokerto Tahun 2011 – 2015

10. Pelayanan Kesehatan Bayi, Anak Balita

Menurut juknis penyusunan profil kesehatan tahun 2015 definisi operasional pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, Campak), pemantauan pertumbuhan, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan, penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP ASI).

Jumlah bayi di Kabupaten Mojokerto sebanyak 17.247. Dimana yang mendapakan pelayanan kesehatan sebesar 14.802 (85,8 %). Laki – laki mendapatkan pelayanan kesehatan bayi sebanyak 7.649 dan perempuan mendapatkan pelayanan kesehatan bayi sebanyak 7.153 (Tabel 40).

Definisi operasional Pelayanan kesehatan anak balita menurut juknis penyusunan profil kesehatan tahun 2015 merupakan pelayanan kesehatan bagi anak umur 12 - 59 bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian vitamin A 2 x setahun.

Gambar

Gambar 1. Peta Geografis Kabupaten Mojokerto
Gambar 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Tahun 2015 Kab. Mojokerto
Gambar 3. Penyebab Kematian Bayi Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Gambar 4. Jumlah Kematian Bayi Kabupaten Mojokerto Tahun 2011- 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti tentang “ Profil interaksi sosial siswa yang aktif dalam kegiatan OSIS di SMP Muhammadiyah 3

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan etnografi pada materi geometri yang menjadi salah satu konten dari PISA.Tujuan dari penelitian ini untuk

dipaparkan dari bab sebelumnya, pada puisi tersebut data-data yang sesuai dengan kreteria penskoran sesuai dengan tabel pensekoran unsur fisik dan unsur batin, yang terdiri

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul ”Induksi Mutasi dengan Irradiasi Sinar Gamma pada Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Kultivar Slamet dan Lumut”

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan interaksi sosial, interaksi ini dapat terjadi apabila terdapat kontak dan komunikasi Penelitian ini menjelaskan

Benda yang terbang di udara akan menimbulkan muatan listrik statis yang diakibatkan karena gesekan antara benda tersebut dengan udara atau awan, atau hampir sama

Penelitian ini berupaya untuk mengetahui kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dengan menggunakan alat ukur rasio keuangan daerah, yang terdiri dari

Tugas pengajaran yang harus dilakukan orang tua kepada anak dalam ayat ini harus dilihat dalam hubungannya dengan seluruh rangkaian cerita tentang apa yang Allah perintahkan