• Tidak ada hasil yang ditemukan

STABILITAS TANAH LEMPUNG PERBAUNGAN DENGAN CORNICE ADHESIVE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STABILITAS TANAH LEMPUNG PERBAUNGAN DENGAN CORNICE ADHESIVE"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

STABILITAS TANAH LEMPUNG PERBAUNGAN DENGAN

CORNICE ADHESIVE

Surta Ria N. Panjaitan, Ade Sapta, Deni kurniawan

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Medan, Jalan Gedung Arca No. 52, Telp (061) 7363771, Fax (061) 7347954, Medan, 20217,

Indonesia, Email : [email protected]

ABSTRAK

Tanah lempung mengembang merupakan tanah yang memiliki tingkat sensitifitas tinggi dan mempunyai sifat kembang susut yang dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan yang berdiri diatasnya, tanah ini juga memiliki potensi mengembang dan menyusut sangat tinggi akibat perubahan kadar air didalam tanah. Tanah lempug mengembang mempunyai daya dukung tanah yang cukup baik, bila dalam keadaan tidak jenuh air dan buruk bila dalam keadaan jenuh air.

Penambahan cornice adhesive pada tanah lempung akan meningkatkan nilai CBR dan menurunkan kembang susut untuk digunakan sebagai bahan konstruksi, pengujian dilakukan meliputi pengujian pendahuluan yaitu batas plastis, batas cair, batas susut, indeks plastis, specivic gravity, sieve analisis compaction. Untuk mendapatkan jenis tanah asli dan pengujian lanjutan dengan menambah persentase cornice adhesive dengan variasi penambahan: 3%,6%,9%,12%,15% dan dengan waktu perendaman 0,1,4,7,14 hari.

Perendaman menunjukan bahwa dengan bahan cornice adhesive dapat meningkatkan nilai CBR dan menghambat pengembangannya dengan cukup signifian. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebagaimana diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa stabilisasi dengan menggunakan cornice adhesive pada tanah lempung cukup dapat memperbaiki sifat fisis dan sifat mekanis tanah.

Kata Kunci : Kembang Susut, Cornice Adhesive, Nilai CBR, dan Waktu Perendaman.

ABSTRACT

Swell clay soils have a high sensitivity level and have properties which can cause shrinkage and development of damage to the buildings standing thereon, the land also has the potential to expand and shrink very high due to changes in soil water content. Clay inflate land has the carrying capacity of the soil is good enough, when in a state of saturated water and worse if the water saturation.

Increase cornice adhesive on a clay soil will increase the value of CBR and lower shrinkage flowers to be used as construction materials, including the testing conducted preliminary testing of the plastic limit, liquid limit, shrinkage limit, plastic index, specivic gravity, sieve analysis of compaction. To get the type of native soil and advanced testing by increasing the percentage of variation cornice adhesive with additions: 3%, 6%, 9%, 12%, 15% and with 0,1,4,7,14 day soaking time.

Immersion showed that the cornice adhesive material can increase the value of CBR and hinder its development with signifian enough. From the research that was conducted as described above, it can be concluded that the stabilization by using cornice adhesive on clays can considerably improve the physical properties and mechanical properties of soil.

(2)

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 2

1. PENDAHULUAN

Dalam pengertian teknik secara umum, Braja M. Das (1988) mendefenisikan tanah sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lainnya dan dari bahan-bahan organic yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut.

Menurut Craig (1997) yang dimaksud dengan tanah adalah akumulasi partikel mineral yang tidak mempunyai ikatan atau lemah ikatan antara partikel yang terbentuk karena pelapukan batuan. Yang memperlemah ikatan tersebut adalah pengaruh karbonat atau oksidasi atau pengaruh kandungan organic.

Menurut Karl Tarzaghi (1987) tanah adalah kumpulan (agregat) butiran mineral alami yang biasa dipisahkan oleh suatu cara mekanik bila agregat termasuk diaduk dalam air.

Peranan tanah sangat penting dalam perencanaan atau pelaksanaan bangunan, oleh karena itu tanah tersebut berfungsi untuk mendukung beban diatasnya. Oleh karena itu tanah tanah yang akan dipergunakan sebagai pendukung konstruksi haruslah dipersiapkan terlebih dahulu sebelum dipergunakan sebagai tanah dasar (subgrade).

2. METODOLODI

Penelitian laboratorium ini dimaksudkan untuk mengetahui komposisi tanah lempung dan Cornice Adhesive agar dapat memperoleh tingkat kekakuan. Semua percobaan ini dilakukan di laboratorium Institut Teknologi Medan (ITM), menurut Standard ASTM.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka akan diperoleh data-data tentang sifat-sifat fisis dan mekanis tanah sebelum dan sesudah dilakukan stabilisasi dengan Cornice

Adhesive. Persentase Cornice Adhesive diberikan sebesar 0%, 3%, 6%, 9%, 12%, dan

15% serta pengujian CBR.

Dari hasil pengujian akan didapatkan suatu gambaran tentang perubahan sifat-sifat fisik dan mekanis yang terjadi pada saat tanah distabilisasi dengan kandungan

Cornice Adhesive.

Pengambilan sampel tanah lempung Diambil dari kawasan Desa Melati Perbaungan. Pengambilan tanah lempung yang terganggu diambil dengan menggunakan cangkul dan yang kemudian dimasukkan kedalam karung untuk diangkut. Sedangkan

(3)

Gambar 1. Sampel Tanah Terganggu

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pengaruh Penambahan Cornice Adhesive Terhadap Nilai CBR Setelah Mengalami Proses Perendaman

Pada pengujian CBR dengan penambahan cornice adhesive dengan variasi waktu perendaman yang diuji di Laboratorium Mekanika Tanah Institut Teknologi Medan. Hasil CBR dapat dilihat pada tabel 1

Tabel 1. Hasil CBR Pada Penambahan Cornice Adhesive Dengan Waktu Perendaman Komposisi Campuran Waktu Perendaman (Hari) CBR 25x Pkln (%) 0 0,787 1 0,65 4 0,6 7 0,553 Tanah Lempung + 0% Cornice Adhesive 14 0,51 0 3,5 1 3,38 4 2,964 7 2,69 Tanah Lempung + 3% Cornice Adhesive 14 2,32

(4)

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 4 Komposisi Campuran Waktu Perendaman (Hari) CBR 25x Pkln (%) 0 3,76 1 3,6 4 3,24 7 2,87 Tanah Lempung + 6% Cornice Adhesive 14 2,44 0 5,7 1 4,6 4 4 7 3,6 Tanah Lempung + 9% Cornice Adhesive 14 3,2 0 10,2 1 6,42 4 5,6 7 5 Tanah Lempung + 12% Cornice Adhesive 14 4,7 0 13,8 1 10 4 7,93 7 6,64 Tanah Lempung + 15% Cornice Adhesive 14 5,7

Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai grafis CBR terus mengalami penurunan di karenakan bertambahnya waktu perendaman. Namun seiring dengan pertambahan kadar

cornice adhesive maka nilai CBR nya pun semangkin bertambah. Waktu perendaman

juga mempengaruhi nilai CBR yang diperoleh. Dengan adanya penambahan cornice

adhesive menyebabkan terjadinya pemadatan pada struktur tanah.

3.2. Hubungan Kadar Air Dengan Nilai CBR Perendaman

Dari hasil pengujian CBR dengan penambahan kadar cornice adhesive setelah mengalami proses perendaman dapat dilihat pada tabel 2.

(5)

Gambar 2. Pengaruh Penambahan Cornice Adhesive Terhadap Nilai CBR

Tabel 2. Nilai CBR Dengan Kadar Air No. Penambahan Cornice Adhesive (%) Kadar Air Optimum (%) Nilai CBR (%) 1 0 24,36 0,62 2 3 22,7 2,97 3 6 22,35 3,18 4 9 20,4 4,12 5 12 16,5 6,38 6 15 13,9 8,81

Gambar 3. Hubungan Kadar Air Optimum Dengan Nilai CBR

Dengan nilai CBR 0,62% diperoleh nilai kadar air optimum sebesar 24,36%, tanpa adanya penambahan bahan stabilisasi. Pada penambahan cornice adhesive 3% diperoleh nilai CBR 2,97% dengan kadar air optimum 22,7%. Nilai CBR 3,18% dengan kadar air optimum 22,35% dengan penambahan cornice adhesive 6%. Pada penambahan

cornice adhesive 9%, kadar air optimum 20,4% dengan nilai CBR 4,12%. Penambahan cornice adhesive 12%, kadar air optimum 16,5% dengan nilai CBR 6,38%. Penambahan cornice adhesive 15%, kadar air optimum13,9% dengan nilai CBR 8,81%.

3.3. Hubungan Hasil Uji CBR Dengan Variasi Waktu Perendaman

Berdasarkan variasi waktu 0 hari, 1 hari, 4 hari, 7 hari, dan 14 hari perendaman pada pengujian CBR baik pada tanah asli maupun tanah yang sudah mengalami

(6)

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 6

penambahan cornice adhesive dapat dilihat pada grafik 4 Dengan kadar cornice adhesive 0%, 3%, 6%, 9%, 12%, dan 15% dapat diperhatikan adanya garis variasi beban yang dipikul terlihat titik-titik yang mengalami kenaikan dan penurunan.

Pada saat waktu perendaman 14 hari dengan penambahan 15% cornice adhesiv dapat dilihat bahwa garis grafiknya lebih rendah dari penambahan cornice adhesive yang lain karena beban yang dipikulnya lebih besar daripada yang lainnya.

Gambar 4. Grafik Hubungan Nilai CBR Dengan Waktu Perendaman

3.4. Hubungan Waktu Perendaman dengan Nilai SWELL

Dari tabel 3. dapat dilihat hasil waktu perendaman yang bervariasi. Semakin lama tanah direndam maka nilai SWELL semakin besar. Namun seiring dengan penambahan

cornice adhesive maka nilai SWELL nya semangkin kecil. Itu dikarenakan pori-pori

(7)

Tabel 3. Hasil nilai SWELL Pada Penambahan Cornice Adhesive Dengan Waktu Perendaman

Komposisi Campuran Waktu Perendaman

(Hari) Nilai SWELL

0 0 1 6.710 4 10.012 7 11.66 Tanah Lempung + 0% Cornice Adhesive 14 12.31 0 0 1 4.420 4 7.722 7 9.37 Tanah Lempung + 3% Cornice Adhesive 14 10.02 0 0 1 2.960 4 4.720 7 5.4157 Tanah Lempung + 6% Cornice Adhesive 14 6.2 0 0 1 1.04 4 3.35 7 4.47 Tanah Lempung + 9% Cornice Adhesive 14 4.83 0 0 1 0.38 4 2.422 7 3.23 Tanah Lempung + 12% Cornice Adhesive 14 4.088 0 0 1 0.076 4 0.98 7 1.66 Tanah Lempung + 15% Cornice Adhesive 14 2.76

(8)

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 8

Gambar 5 Grafik Hubungan Waktu Perendaman Terhadap Nilai Swell

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Berdasarkan klasifikasi Unified tanah lempung daerah Melati, Perbaungan, Serdang Bedagai, Sumatra Utara termasuk dalam golongan CH yaitu lempung anorganik dengan plastisitas tinggi, lempung gemuk. Berdasarkan sistem klasifikasi AASHTO termasuk dalam kelompok A-7-6 dan merupakan tanah lempung yang tidak baik untuk digunakan sebagai tanah dasar pondasi.

2. Pada uji batas-batas konsistensi dengan stabilisasi cornice adhesive tanpa proses pemeraman diperoleh nilai IP dengan campuran 15% cornice adhesive sebesar 6,272%, PL dari 27,817% menjadi 33,718%, LL dari 65,05% menjadi 39,99%, sementara nilai Gs dari 1,67 menjadi 2,11.

3. Pada perendaman 0 hari tanpa penambahan cornice adhesive dan Penambahan

cornice adhesive 3% sampai dengan 15% terjadi peningkatan nilai CBR. Tetapi

dengan dihubungkan terhadap waktu perendaman mulai dari 1 hari sampai dengan 14 hari nilai CBR semangkin menurun. Karena terjadi penambahan kadar air.

4. Pada perendaman 0 hari tidak terjadi pengembangan. Sedangakan dengan dilakukannya perendaman 1 hari sampai dengan 14 hari terjadi peningkatan nilai swelling. Sedangkan dengan penambahan cornice adhesive terjadi penurunan nilai swelling. Dan selisih peningkatan nilai swelling yang terbesar terjadi pada penambahan cornice adhesive antara 3% sampai dengan 6%.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J. E. 1984). ”Sifat–Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Edisi Kedua (Terjemahan), Penerbit Erlangga, Jakarta.

Chen, F.H. 1975. Foundation on Expansive Soils, Development in Geotechnical Engineering 12, Elsevier Scientific Publishing Company, New York.

Grim, R.E. 1962. Applied Clay Mineralogy, McGraw-Hill Book Company, New York. Hardiyatmo, Christady Hary. 2002. Mekanika Tanah I dan II, Penerbit Gramedia Pustaka,

Jakarta.

Holtz, W. G. and Gibbs, H.J. 1956. “Engineering Properties of Expansive Clays” Transactions of the American Society Of Civil Engineers–Paper n. 2814–

pp. 641–667.

Ingles, O. G. and Metcalf, J. B. 1972. Soil Stabilization Principles and Practice, Butterworths, Sidney.

Lambe, T. W. and Whitman, R. V. 1962. Soil Stabilization, Foundation Engineering, Ed. G. A., Leonards, Mc. Graw Hill, New York.

Gambar

Gambar 1. Sampel Tanah Terganggu
Tabel 2. Nilai CBR Dengan Kadar Air  No.  Penambahan  Cornice Adhesive  (%)  Kadar Air  Optimum (%)  Nilai CBR (%)  1  0  24,36  0,62  2  3  22,7  2,97  3  6  22,35  3,18  4  9  20,4  4,12  5  12  16,5  6,38  6  15  13,9  8,81
Gambar 4. Grafik Hubungan Nilai CBR Dengan Waktu Perendaman
Tabel 3. Hasil nilai SWELL Pada Penambahan Cornice Adhesive Dengan Waktu  Perendaman
+2

Referensi

Dokumen terkait

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SERAT SABUT KELAPA.. MELALUI UJI KUAT GESER LANGSUNG (

solusi yang dilakukan terhadap tanah lunak adalah dengan stabilisasi tanah, akibat.. sifat buruk yang dimiliki tanah lunak tersebut, sehingga stabilisasi tanah

Stabilisasi Tanah Lempung dengan Menggunakan Semen Portland Tipe I dan Abu Vulkanik dengan Pengujian Kuat Tekan Bebas.Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Stabilisasi tanah diterapkan pada kondisi tanah lempung lunak, hal tersebut disebabkan karena tanah lempung lunak mempunyai kategori yang bersifat materi yang berwujud

Untuk mengetahui perbandingan penggunaan limbah gypsum dengan semen sebagai bahan stabilisasi tanah lempung ditinjau dari parameter hasil uji konsolidasi,

Kajian ini bertujuan mengetahui manfaat dari garam dapur NaCl cap kapal api terhadap stabilisasi tanah lempung ekspansif yang meliputi perubahan fisik tanah tersebut

Penggunaan bahan campuran garam dapur (NaCl) sebagai bahan stabilisasi pada tanah lempung Ekspansif mampu menurunkan kadar air dari tanah asli sebesar 15,73% menjadi 4,63%

Racangan Benda Uji Stabilisasi tanah lempung yang membedakan dengan penelitian ini adalah memanfaatkan abu ampas tebu dan limbah karbit sebagai bahan stabilisasi tanah lempung