• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESELAMATAN PESAWAT ANGKAT (CRANE & LIFTING SAFETY)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESELAMATAN PESAWAT ANGKAT (CRANE & LIFTING SAFETY)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KESELAMATAN PESAWAT ANGKAT (CRANE & LIFTING SAFETY)

Dalam berbagai pekerjaan terkadang kita membutuhkan memindah benda berat dari tempat satu ke tempat yang lainnya atau ke tempat yang lebih tinggi, dimana biasanya memerlukan alat bantu untuk melakukan proses pemindahan itu, alat bantu yang ringan seperti chain block, pulley atau kita menggunakan alat bantu yang lebih komplek lagi yaitu crane.

Proses pengangkatan mempunyai resiko yang sangat besar untuk terjadinya ke gagalan dan tentunya dari kegagalan tersebut dapat menyebabkan kefatalan,kerusakan property atau bahkan pencemaran lingkungan. Adapun beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam proses pengangkatan yaitu :

1. Perencanaan yang kurang baik 2. Kegagalan dari peralatan

3. SDM yang tidak memenuhi persyaratan 4. Faktor alam (cuaca, bencana alam dll)

Nah..karena tulisan ini saya tujukan untuk orang-orang lapangan maka tulisannya untuk orang lapangan aja yaa…saya asumsikan perencanaan sebelum pengangkatan sudah cukup baik mulai dari pemilihan jenis crane, SWL, dokumen kelayakan crane dan sebagainya sudah beres..sekarang tinggal orang lapangan aja yang akan action memastikan proses lifting aman dan dijalankan sesuai dengan hasil perencanaan tadi.

Periksa kelayakan alat angkat, sesuaikan SWL (Safety Weight Load) dengan beban yang akan diangkat, Mintalah operator crane menunujukan safety device crane yang ada dan mintalah penjelasan mengenai fungsinya, berikut contoh safety device minimum yang ada di crane

1. Boom limit switch : pengaman pada crane untuk mencegah berlebihnya derajat angkat sehingga beam dari crane tersebut menabrak ke body utama dari crane dan dapat berakibat hilangnya ke stabilan saat proses lifting dan beban dapat jatuh atau menabrak pada beam crane itu sendiri (terdiri dari penunjuk derajat / pointer dan angle plate)

2. Hook Latch :pengaman pada hook crane yang berguna untuk mengunci beban yang dikaitkan pada hook agar tidak terlepas dari hook itu sendiri.

3. Over hoist Limit switch : Pengaman pada crane yang berfungsi untuk menahan ketika terjadi over height pada saat lifting yang dapat berakibat terlepasnya hook dan beban menjadi tidak stabil

Oh iya jangan lupa cocokan foto yang ada di SIO operator dan rigger sapa tau foto SIO berbeda dengan kenyataannya…lalu periksa kembali data-data yang diperlukan dalam proses pengangkatan. Data – data yang diperlukan pada saat sebelum dilakukan proses lifting adalah :

1. Dimensi dari peralatan : tinggi, panjang nya

2. Berat Beban yang akan di angkat : berat peralatan + lifting tackle (pengait / hook) + Hook block pengunci hook) + wire rope yang berada di bawah boom + fly jib dan hook block yang terpasang pada nya.

3. Radius dari peralatan yang akan diangkat

4. Derajat kemiringan dari peralatan yang akan di angkat, di mana crane tersebut juga bergerak atau berpindah tempat saat proses pengangkatan dengan membawa beban

5. Counter Weight (beban penyeimbang) 6. Arah angin secara spesifik

7. Kondisi ruang kemudi

8. Jarak antara boom dengan peralatan yang akan diangkat

(2)

10. SWL (Safety Weight Load) dari Lifting Tackles

11. Tempat yang akan dijadikan lay down atau tempat penurunan peralatan yang akan di pasang atau di pindahakan telah dalam kondisi aman dan sesuai dengan peralatan tersebut (untuk pemasangan pipa, beam,dll dipastikan apakah ukurannya telah sesuai dan dapat dilakukan pemasangannya

SLING

Sling merupakan alat bantu dalam pekerjaan lifting, terbuat dari material seperti rantai, kawat, baja atau bahan sistetis, yang diikatkan dan dieratkan pada benda atau beban yang akan diangkat dan dikaitkan pada hook crane pada saat proses lifting. Lakukanlah inspeksi singkat terhadap kelayakan crane terutama pada bagian sling, shackle (jika menggunakan), hook, pulley, dan periksa system hydroliknya pastikan tidak ada bocor dan rembesan oli, untuk memastikan SWL sling kita bisa menggunakan rumus sederhana berikut ini:

SWL = D X D X 8 Dimana ;

D = Diameter sling (inch)

SWL = beban angkat aman (tons)

Atau lebih lengkapnya bisa menggunakan table berikut, dan sedikit melakukan perhitungan agar lebih meyakinkan.

SAFE WORKING LOAD ( SWL ) - WIRE ROPR SLING ( TONES ) Factor of Safety ( FOS ) = 5 Construction 6 x 36 FC

Diameter Min. Break SAFE WORKING LOAD ( TONES ) LENGTH OF SOFT EYE of Rope Rope Single Two Leg Two leg Two Leg Two Leg Ferrules Splice

mm in Tones Leg Anggle

00 Anggle 30o Anggle 60o Anggle 90o mm in mm in 13 1/2 " 10 2,00 4,00 3,86 3,46 2,82 195 8 130 5 16 5/8 " 16.2 3.04 6,08 5,87 5,26 4,29 240 10 160 7 19 3/4 " 21.4 4.28 8,56 8,26 7,41 5,05 285 12 190 8 22 7/8 " 28.7 5.74 11.48 11,08 9,94 8,11 330 14 220 9 26 1 " 40.1 8.02 16,04 15,49 13,89 11,34 390 15 260 10 28 1 1/8 " 46.6 9.32 18,64 18,00 16,14 13,17 420 17 180 12 32 1 1/4 " 60.8 12.16 24,32 23,49 21,06 17,19 480 18 320 13 36 1 3/8 " 72.7 14.54 29,08 28,09 25,18 20,56 525 20 350 14 38 1 1/2 " 85.7 17.14 34,28 33,11 19.69 24,24 570 23 380 15 SWL CALCULATING FACTOR ' X ' X 1 X 0,968 X 0,866 X 0,707 Rope Dia , x 15 Rope Dia , x 10

(3)

Selain memastikan SWL dari sling, kita juga harus bisa memperkirakan berat beban yang akan diangkat, pastikan kapasitas crane sesuai dengan berat beban yang akan di angkat. berikut table estimasi masa jenis dari beberapa material,

Berat macam - macam bahan

Air = 1000 kg/m3 kongkrit = 2400 kg/m3 batu = 2560 kg/m3 besi baja = 7540 kg/m3 tanah liat = 2160 kg/m3 kayu keras = 880 kg/m3 pasir basah = 1920 kg/m3 pasir kering = 1760 kg/m3 plastik = 1600 kg/m3 batu bara = 2240 kg/m3 kerikil = 1760 kg/m3 kayu lunak = 640 kg/m3

Berat Plat dalam pounds / kaki m2

Ketebalan Berat 1/4" 10 lbs 3/8" 15 lbs 1/2" 20 lbs 3/4" 30 lbs 1" 40 lbs

Pada saat proses lifting tentunya akan terjadi ketegangan pada sling. Tegangan dari sling dapat dihitung dengan formula berikut. Hasil dari formula ini juga menentukan apakah lifting activity tersebut aman atau tidak aman pelaksanaannya.

(4)
(5)

Adapun Hal – hal yang dapat menyebabkan gagalnya proses pengangkatan yaitu: 1. Buruknya kondisi mesin / crane

2. Konfigurasi mesin tidak sesuai dengan spesifikasi 3. Penggunaan / pemasangan outriggers yang tidak tepat 4. Lantai / tanah pijakan yang lembut / berlumpur

5. Crane tidak sesuai dengan beban yang akan nya) tidak sesuai dengan beban yang akan diangkat (dari segi SWL, jenis dan kapasitas angkat

6. Pengangkutan dari sisi samping 7. Pengayunan berulang – ulang

8. Dampak dari naik – turunnya akselerasi saat pengangkatan dalam waktu yang singkat dan cepat.

9. Tinggi nya kecepatan angin

Sembilan hal diatas harus diwaspadai oleh seorang safety personel yang bertugas dilapangan, agar tidak terjadi kecelakaan dalam proses lifting

(6)

Kecepatan Angin

Faktor cuaca terutama kecepatan angin juga sangat berpengaruh pada proses pengankatan dimana Kecepatan angin yang di ijinkan untuk proses pengangkatan 20-35 knot tergantung pada standard yang dipakai atau yang tertera di manual book crane, nah saat kita berada dilapangan tentunya kita akan sedikit kebingungan untuk menentukan kecepatan angin, nah berikut ada ilmu yang saya dapat dari buku manual sniper us army untuk memperkirakan kecepetan angin disuatu tempat. Pertama-tama kita harus mencari bendera yang berkibar lalu kita amati pergerakan bendera tersebut. Selanjutnya gunakan rumus dibawah ini hasil dari perhitungan adalah Mill/hour

Akibat tidak berfungsinya safety device crane

Dengan tidak dipasanganya boom limit switch, maka ketika proses pengangkatan, tidak ada pengontrol untuk derajat pengangkatn dari boom sehingga dapat berakibat boom mengalami over degree dan dapat menabrak pada main body dari crane atau bahkan dapat mencederai operator yang ada pada control room dalam crane.

(7)

Apabila hoist limit switch tidak berfungsi atau tidak terpasang maka dapat berakibat terlepasnya hook.

Tentunya sebelum dilakukan pekerjaan dengan menggunakan segala jenis peralatan teruatama alat alat berat seperti crane ini, pastikan dulu seluruh safety devices terpasang dan dalam kondisi yang layak pakai, untuk melindungi operator dan orang lain ketika terjadi penyimpangan pada mesin saat beroperasi

(8)

Ayunan boom

pada pengoperasian crane ini perlu diperhatikan juga kecepatan pengayunan boom saat mengangkat muatan. Jika operator tidak memperhatikan kecepatan pengayunan tersebut, maka benda yang diangkat dapat terayun dengan kencang dengan radius di luar radius aman dan dapat sangat berbahaya ketika dalam radius tersebut terdapat pekerja atau bangunan lain yang dapat menimbulkkan incident yang sangat parah.

(9)

Menyangga boom

Kesalahan dalam proses penyangga boom saat pemasangan atau pembongkaran dari beam crane ini dapat mengakibatkan robohnya beam crane dan tentu saja dampak nya sangat besar terutama cedera pada manusia yang ada di sekitar nya, bisa sangat parah atau bahkan kematian

Bekerja didekat peralatan listrik Bekerja dekat transmisi listrik/ aguide crane safety NCDOL Pada kondisi khusus, crane dapat beroperasi di area yang dekat dengan power line dengan tegangan yang sangat tinggi. Hal ini merupakan resiko yan sangat besar bagi operator jika terjadi kelalaian sedikit saja maka boom crane dapat menabrak power line dan operator di dalamnya dapat tersengat listrik ribuan volt dan dapat juga menyebabkab kematian bagi operator tersebut. Table di bawah ini menjelaskan tentang berapa jarak yang aman ketika crane beroperasi di area dekat dengan power line tegangan tinggi.

(10)
(11)

Swing radius crane

Pada saat pengoperasian crane yang di sekitar nya terdapat bangunan, tumpukan barang atau kendaraan lain, pastikan ada jarak aman yang tidak terisi oleh benda apapun sehingga crane yang sedang beroperasi dapat melakukan putaran dengan aman tanpa ada nya hambatan apapun. Jarak minimum untuk area berputar nya crane tersebut sekitar 600 – 1000 mm dari body crane ke material – material yang ada di sekitar nya.

Namun ketika jalur ini tidak tersadia maka pada saat proses lifting activity berjalan, semua akses yang menuju area lifting activity dan dekat dengan crane harus ditutup

(12)

Ketika terjadi sebuah insiden, crane menabrak sebuah tiang listrik atau power lines, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan saat terjadi keadaan tersebut ialah bahwa jika operator harus benar – benar meninggalkan ruang kemudi crane maka :

1. Melompat lah dari dalam ruang kemudi.

2. Langkahkan kaki anda dengan jarak langkah yang sangat kecil arus dapat mengalir ke luar melalui tanah dalam bentuk gelombang dari peralatan yang mengalami kontak dengan power lines. Namun di rekomendasikan untuk tetap dalam ruang kemudi hingga memenuhi beberapa criteria berikut ini :

3. Operator crane harus tetap di dalam kemudi semua personil lainnya harus tetap di dalam kabin kemudi. lainnya harus menjauhkan diri dari crane, tali, dan beban, karena tanah di bermuatan listrik yang keluar dari crane yang terhubung dengan power lines.

4. Operator crane harus mencoba untuk memutuskan crane dari kontak dengan arah sebaliknya dari apa yang menyebabkan kontak.

5. Jika crane tidak bisa menjauh dari power line dan arus power line tidak bisa dimatikan, operator harus tetap dalam kabin kemudi, dan cegah menyentuh apapun yang dari logam. 6. Jika operator crane harus meninggalkan peralatannya dikarenakan factor bahaya di

sekitarnya, maka orang ini harus melompat keluar dari dalam kabin dengan langkah yang kecil.

7. Amankan area dan jangan biarkan siapapun kecuali anggota tim penyelamat area dan pralatan yang bermuatan listrik yang kontak dengan power lines.

Tekanan ban

Perhatikan juga tekanan ban dari crane (apabila menggunakan mobile crane beroda), karena tekanan ban yang tidak memadai dapat beresiko tinggi ketika crane mengangkat beban yang berat yang menyebabkan kesetabilan crane berkurang dan berakibat benda yang diangkat akan terayun-ayun.

Pree lift meeting

Safety officer/man/inspector atau apalah namanya…..Harus melakukan pre lift meeting sebelum dilakukan eksekusi dilapangan, lakukanlah meeting singkat dengan operator crane, rigger, dan semua pihak yang terkait misal supervisor area dan security. Dalam meeting ini berikanlah arahan-arahan mengenai prosedur keselamatan kerja dalam proses pengangkatan, himbau pada security untuk memberikan informasi pada setiap orang terkait dengan proses pengankatan di area tersebut atau bahkan menutup jalur masuk area lifting.

Sumber

http://kerja-safety.blogspot.com/2012/01/keselamatan-pesawat-angkat-crane.html

Copyright kerja-safety.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution

Referensi

Dokumen terkait

Fadly Ahmad Kurniawan Nasution : Analisis Perhitungan Dan Simulasi Tegangan Yang Terjadi Pada Twist Lock Rubber Tired Gantry Crane (RTGC) Kapasitas Angkat 40 Ton Dengan

Perhatikan gambar berikut, untuk membuat table seperti Nampak pada tampilan tersebut khususnya pada bar is nilai, menggunakan format …... Gambar berikut ini ditampilkan

Untuk melakukan analisis dimensi gording menggunakan metode distribusi momen, perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut:  perhitungan momen primer. (18) dimana

Berdasarkan perhitungan analisis risiko semi kuantitatif menggunakan AS/NZS 4360 (1999), pekerjaan yang memiliki nilai risiko kecelakaan kerja tertinggi adalah pekerjaan

keputusan penentuan prioritas perbaikan jalan dengan metode AHP-TOPSIS menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : melakukan perhitungan bobot tiap kriteria yang

Perseroan akan memastikan untuk menggunakan perhitungan dan penilaian harga atau biaya yang wajar serta penilaian yang sesuai sebelum perseroan melakukan pembelian

Langkah-langkah dan hasil yang diperoleh dalam melakukan perhitungan perencanaan produksi agregat dengan menggunakan metode hibrid adalah sebagai berikut:..  Menghitung

Untuk melakukan pemrosesan data hasil akuisisi LSA dapat menggunakan langkah sebagai berikut: Data Mentah Ekstraksi Bayer filter Mozaik dan Koreksi tegak Pengolahan